• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani a. Hakikat Sarana Pendidikan Jasmani

Menurut Agus S Suryobroto (2004 : 4) Sarana adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan dibawa oleh pelakunya atau siswa. Contoh: bola, raket, pemukul kasti, tongkat balok, bad tenismeja, shuttlecock, dan masih banyak lagi. Sarana atau alat sangat penting untuk dalam memberikan motifasi dan media bagi peserta didik atau siswa untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktifitas dengan sungguh–sungguh dengan begitu tujuan aktifitas dan pembelajaran akan tercapai.

Menurut Sardjono (1989: 33) alat olahraga adalah benda yang dibutuhkan dalam pembelajaran olahraga, benda tersebut mudah untuk di pindahkan pada waktu latihan, misalnya gada , lembing, simpai, dll.

Alat olahraga merupakan hal yang mutlak harus dimiliki di setiap sekolah , tanpa di tunjang oleh hal itu pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan berjalan dengan baik. Sedangkan menurut Soepartono (1999: 6) sarana adalah terjemahan dari “facilities” yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sarana dapat juga diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan mudah dipindahkan bahkan dibawa oleh pemakai. sarana dapat dibedakan menjadi dua (2),

(2)

10 Yaitu:

1. Peralatan (apparatus) yaitu sesuatu yang digunakan. Contohnya: peti lompat, palang tunggal, palang sejajar 2. Perlengkapan(device) yaitu:

a. Semua yang melengkapi kebutuhan prasarana. contoh: net, bendera untuk tanda garis batas,.dll

b. Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki. Contoh: raket, pemukul, bolavoli,dll

Menurut Suharsimi Arikunto (1987: 5) fasilitas diartikan “ segala sesuatu yang memudahkan pelaksanaan tertentu” jadi bisa ditambahkan dan disimpulkan alat yang untuk memudahkan pelaksanan pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan beberapa pendapat para pakar ahli di atas sarana adalah: segala sesuatu yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik sifatnya statis maupun dinamis, mudah dipindahkan atau dibawa yang berfungsi untuk mempermudah atau mempersulit gerakan agar pencapaian pendidikan berjalan lancar, efektif, dan efisien. b. Hakikat Prasarana Pendidikan Jasmani

Definisi prasarana menurut W.J.S Purwadarminta (1976:74) menyatakan bahwa prasarana atau perkakas adalah sesuatu yang digunakan untuk bekerja atau mengerjakan sesuatu. Contoh: matras, meja tennis, bangku swedia, peti lompat.

Sedangkan menurut Agus S Suryobroto (2004: 4) prasarana di bedakan menjadi dua yaitu perkakas dan fasilitas. Perkakas adalah segala

(3)

11

sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bisa dipindahkan (semi permanen) tetapi berat dan sulit. Contoh: matras, peti lompat, kuda- kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, trampoline. Sedangkan fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat peramanen atau tidak dapat dipindah–pindahkan. Contoh: lapangan (sepakbola, bolavoli, bolabasket, bolatangan, bolakeranjang, tennis lapangan, bulutangkis, softball, kasti, kippers, rounders, slagball, hoki, hall, aula, kolam renang.

Sedang pengertian prasarana menurut Soepartono (1999: 5) bependapat bahwa prasarana adalah: sesuatu penunjang terselenggaranya suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani. Prasarana merupakan penunjang terselengaranya suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani, dalam pendidikan jasmani prasarana di definisikan sebagai sesuatu yang mempermudah dan memperlancar proses. salah sifatnya adalah yaitu relatif permanen atau susah untuk di pindahkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prasarana adalah segala sesuatu berupa benda yang sifatnya semi permanen atau permanen membantu, mepermudah dibutuhkan, digunakan sebagai penunjang, dan dapat memeperlancar proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sehingga menimbulkan adanya tuntutan bagi sekolah untuk mengadakan sarana dan prasarana.

(4)

12 c. Ketentuan sarana dan Prasarana

Ketentuan sarana dan prasaran menurut Agus S Suyobroto (2004 :16) adalah:

1. Aman

Merupakan sarat yang paling utama ,yaitu saran dan prasarana penjas harus terhindar dari unsur bahaya, missal: licin, roboh

2. Mudah dan murah

Sarana dan prasaran pendidikan jasmani mudah didapatkan, disiapkan ,diadakan dandan jika tidak mahal harganya, tetapi juga tidak mudah rusak.

3. Menarik

Sarana dan prasaran pendidikan jasmani dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa merasa senang dalam menggunakannya.

4. Memacu anak untuk bergerak

Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut maka siswa akan lebih terpacu untuk gerak.

5. Sesuai dengan kebutuhan

Dalam penyedian seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan ataupun penggunaanya. Siswa SD berbeda dengan siswa SMP, siswa SMA dan seterusnya. Misal: bola SD harusnya lebih empuk dan ringan dibandingkan dengan bola sepak untuk siswa SMP dan SMA.

6. Sesuai dengan tujuan

Jika sarana dan prasarana akan di gunakan untuk mengukur keseimbangan maka akan berkaitan dengan lebar tumpuan dan tinggi tumpuan

7. Tidak Mudah Rusak

Sarana dan prasarana tidak mudah rusak meskipun harganya murah.

8. Sesuai dengan Lingkungan.

Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Misalnya sarana dan prasarana yang cocok untuk lapangan lunak tetapi di gunakan untuk lapangan keras, jelas hal ini tidak cocok.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang baik adalah harus memenuhi ke-8 sarat untuk bisa di gunakan dalam pembelajaran.

(5)

13 2. Hakikat Pendidikan Jasmani

a. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui jasmani, yaitu melalui gerak olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Depdiknas (2003: 1) Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik, bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu organic, neuromuskuler, intlektual, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Dalam bagian lain Depdiknas mengemukakan pendidkan jasmani dalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.

Sedangkan menurut Abubakar Muhammad (1981: 25) berpendapat bahwa pendidikan jasmani adalah: Usaha untuk menumbuhkan jasmani itu dan memelihara, sehingga mampu melaksnakan tugas yang bermacam –macam dan beban yang berat serta mampu mengahadapi berbagai penyakit yang bakal mengancamnya. Sedangkan Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 9) mendifinisikan pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.

Dari berbagai pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan dengan obyek sekaligus tujuan

(6)

14

adalah jasmani, namun demikian ranah intelektual dan emosional juga ada dan seimbang.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani

Tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar (SD) menurut Rusli Lutan (2002:17) adalah wahana untuk mendidik anak agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya pendidikan jasmani mengandung potensi yang besar dalam memberikan sumbangan yang besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Menurut Syarifudin (1997: 5) tujuan pendidikan jasmani mencakup organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional. Keempat komponen di atas mengambarkan kelengkapan dari keutuhan siswa sebagai manusia Indonesia yang kelak memiliki kesungguhan sabagai sumber daya manusia. Dari berbagai pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah pembelajaran pendidikan jasmani dengan aktivitas jasmani sebagai objek pembelajaran, dapat memberi kesempatan lebih luas pada siswa untuk meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani, keterampilan gerak dasar, keterampilan dasar cabang olahraga, serta mengembangkan Sumber daya manusia.

(7)

15

c. Materi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD

Menurut Dirjen Mendiknasmen Depdiknas (2006: 1) Materi Mata Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar permainan dan Olahraga: aktivitas pengembagan uji diri , seperti senam (aktivitas Ritmik), (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor) disajikan untuk memebantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaiman cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif.

Adapaun implementasinya perlu dilakukan secara terencana bertahap, dan berkelanjutan yang pada giliranya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang. Dengan demikian, akan terbentuk jiwa aportif dan gaya hidup aktif. Materi mata pelajaran jasmani dan kesehatan dijabarkan dalam kurikulum tingkat pendidikan (KTSP 2006). Kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan yang digunakan sekarang ini adalah kurikulum berbasis kopetensi (KBK) KTSP berisi proses kegiatan siswa yang disusun berdasrkan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.

Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani untuk jenjang sekolah dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( 2006 : 649) adalah sebagai berikut:

1. Permaianan dan olahraga meliputi: olahraga tradisionil, permainan, eksplorasi gerak, atletik, kasti, rounders, kipers, sepakbola, bolabasket, bolavoli, teni meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainya.

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, senam lantai, serta aktivitas lainnya.

(8)

16

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.

5. Aktivitas air meliputi: renang.

6. Pendidikan luar Kelas, meliputi: piknik/Karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

7. Kesehatan, Meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari–hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera , mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegitan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk dalam semua aspek.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan jasmani di sekolah dasar berpedoman yang berisi berurutan, materi yang akan diajarkan dalam kegiatn belajar mengajar yang harus diberikan guru pendidikan jasmani pada waktu telah ditentukan dengan hasil sesuai standar pencapaian yang telah ditetapkan bagi pesertadidik di SD.

Sedangkan ruang lingkup materi pelajaran pendidikan jasmani di SD se-Gugus IV Kecamatan Sentolo menggunakan KTSP 2006 dengan perincian yang di pilih dan kembangkan secara bersama oleh guru pendidikan jasmani se-Gugus IV Sentolo.

Perincian sebagai berikut:

1. Permainan dan pengembangannya:

a) Gerak dasar dalam permainan untuk kelas I dan II melalui: olahraga tradisional/permainan tradisional untuk aplikatif kegiatan jalan, lari, dan lompat, siswa di bawa dalam permainan tradisional yang menyenangkan.

(9)

17

b) Gerak dasar dalam permainan untuk untuk kelas III melalui olahraga tradisional dan pengembangan guru yang mengacu pada gerak lokomotor (gerak berpindah tempat), nonkomotor (gerak tidak berpindah tempat) dan gerak manipulatif seperti.

c) Gerak dasar dalam permainan dan atletik untuk kelas IV meliputi: Mempraktekan gerak dasar permainan bola kecil (kasti), kipers, sepakbola, voli. Sedangkan materi atletik meliputi: tolak peluru, lempar lembing/turbo, lompat jauh, dan cabang lari dengan cabang pilihan. d) Permainan bola kecil dan besar dalam bentuk

modifikasi untuk kelas V meliputi: Kasti, rounders, kipers, sepakbola, voli, sepak takraw, tenis meja, dan bulutangkis. Sedangkan materi atletik meliputi: tolak peluru, lempar lembing/turbo, lempar cakram, lompat jauh, lompat tinggi dan cabang lari.

e) Permainan bola kecil dan besar untuk kelas VI meliputi: Kasti, rounders, kipers, sepakbola, voli, sepak takraw, tenis meja, dan bulutangkis. Sedangkan materi atletik meliputi: tolak peluru, lempar lembing/turbo, lempar cakram, lompat jauh, lompat tinggi dan cabang lari.

(10)

18

2. Aktivitas Pengembangan meliputi:

a) Untuk kelas I dan II materi aktivitas pengembangan meliputi: sikap tubuh dalam posisi berdiri, dan sikap tubuh dalam berjalan, materi tersebut merupakan materi pokok yang perlu dikembangkan lagi.

b) Untuk kelas III materi aktivitas kebugaran jasmani meliputi: latihan kekuatan otot, latihan untuk meningkatkan daya tahan dan keseimbangan.

c) Untuk kelas IV materi aktivitas kebugaran jasmani meliputi materi pokok seperti: latihan daya tahan, latihan kekuatan, latihan daya tahan dan kekuatan otot. d) Untuk kelas V materi aktivitas kebugaran jasmani

meliputi materi pokok seperti: latihan kekuatan, dan latihan kecepatan.

e) Untuk kelas VI materi aktivitas kebugaran jasmani meliputi materi pokok seperti: latihan kebugaran, latihan untuk perbaiki cacat jasmani bukan cacat bawaan, dan mempertahankan dan memperbaiki postur tubuh.

3. Aktivitas Senam

a) Senam lantai tanpa alat materi pokok yang di pilih untuk kelas I dan II adalah: Gerak keseimbangan dinamis (contoh menirukan gerak bangau, menirukan

(11)

19

gerak pesawat), keseimbangan dinamis( contoh: berjalan di garis lurus ke depan).

b) Senam berirama materi yang dipilih untuk kelas I dan II: gerak bebas berirama tanpa musik ( contoh: melakukan gerakan 4 langkah ke depan dan kebelakang hitungan kaki kanan jinjit. Gerak bebas berirama dengan menggunakan musik.

c) Senam lantai untuk kelas III materi yang dipilih adalah: latihan tanpa alat (contoh gerak lompat-lompat ditempat, gerak lompat dan merubah arah.) Materi senam ketangkasan untuk kelas III: roll depan, roll belakang. Senam irama untuk kelas III: skj. Sbb.

d) Materi senam untuk kelas IV diantarnya untuk senam lantai roll depan, roll belakang, senam irama materi yang di pilih: SKJ, SBB. Senam tanpa musik materi meliputi: gerak lokomotor dan non lokomotor.

e) Materi senam untuk kelas V: senam ketangkasan materinya pola gerak peregangan, senam lantai materi yang diberikan gerak handstan, dan senam irama materi yang di berikan adalah kombinasi gerak jalan, lari dan lompat dengan irama musik.

f) Materi senam untuk kelas VI: senam lantai materi yang di berikan roll depan, roll belakang, dan sikap lilin,

(12)

20

senam irama adalah gerak lokomotor dan nonlokomotor dengan gerak senam SKj dan SBB.

4. Aktivitas air dilakukan di 1 minggu sekali untuk kelas IV,V, VI, materi yang ada dasar-dasar gerak gaya bebas. 5. Aktivitas luar kelas meliputi, karyawisata di akhir tahun

untuk siswa V dan VI, dan berkemah.

Dari uraian silabus dan KTSP diatas dapat sebagai acuan observasi peneliti dalam meneliti kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di Gugus IV Kecamatan Sentolo.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitianyang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Khoiruddin Dwi Nugroho (2011) yang berjudul “Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar se-Gugus V Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo”. Penelitian tersebut merupakan penelitian populasi dengan metode penelitian survey dan teknik pengumpulan data dengan lembar observasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: keadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang berupa peralatan mencapai 527 buah perkakas mencapai 23 buah dan fasilitas sebesar 38 buah, sedangkan status kepemilikan sarana dan prasarana pendidikan jasmani berupa peralatan dengan milik sendiri adalah 23 buah dan status fasilitas pendidikan jasmani dengan status milik sendiri 34 buah, dan status meminjam berjumlah 4 buah.

(13)

21

2. Sedangkan penalitian oleh Sigit Sutsanto (2006) yang berjudul : “Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri Se-Kabupaten Sleman masuk dalam katagori populasi, yaitu 18 SMP. Negeri yang ada di kabupaten SD Sleman.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ketersedian sarana dan prasarana di SMP Negeri Se-Kabupaten Sleman, Status kepemilikan masuk kategori milik sendiri serta dalam keadaan masuk dalam katagori baik.

C. Kerangka Berfikir

Pendidikan jasmani adalah pembelajran melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, perilaku hidup sehat, aktif, sportif, dan kecerdasan emosi. Sarana dan Prasarana merupakan kebutuhan yang harus ada didalam pembelajaran pendidikan jasmani. Tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi akan memperlancar proses pembelajaran, memberi peluang lebih banyak pada siswa untuk melakukan pengulangan latihan, menumbuhkan semangat, sehingga mampu meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan dalam pembelajaran permainan dan olahraga sebagai indikator keberhasilan proses pembelajaran. Untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran, usaha pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani diperlukan sensius.

Referensi

Dokumen terkait

Yang menjadi permasalahan baru adalah, guru hanya memahami intruksi tersebut hanya sebagai formalitas untuk memenuhi tuntutan kebuluhan yang sifatnya administratis Sehingga

Pengobatan alternatif ini, harus dilakukan dengan rutin namun juga harus terus meminum manfaat air putih untuk menyeimbangkan kadar rebusan daun binahong pada tubuh.. Selain

Pengambilan kayu dan pemanfaatan sumberdaya hutan yang dilakukan oleh komunitas lokal berlatar belakang sosial ekonomi dan budaya (kayu bakar dan membangun rumah

Hal ini dapat dilihat dari jarangnya permintaan kepada advokat oleh aparat penegak hukum baik polisi maupun jaksa untuk memberikan bantuan hukum ketika ada klien

Dihitung berdasarkan besarnya arus dan besarnya nilai ruang (space) pejalan kaki untuk pejalan kaki pada interval 15 menitan yang terbesar dan dicocokkan

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2006 tentang Desa, Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud dalam huruf

Terkait dengan kendala tersebut di atas Inspektorat Provinsi Riau sebagai salah satu Aparat Pengawasan Fungsional di Dae- rah Provinsi Riau berfungsi melaksanakan tugas

Metode Penelitian Kuanttatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi