• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYERAPAN TENAGA KERJA ANAK DALAM USIA SEKOLAH PADA HOME INDUSTRY KELOM GEULIS DI KELURAHAN SUKAHURIP KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYERAPAN TENAGA KERJA ANAK DALAM USIA SEKOLAH PADA HOME INDUSTRY KELOM GEULIS DI KELURAHAN SUKAHURIP KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENYERAPAN TENAGA KERJA ANAK DALAM USIA SEKOLAH

PADA HOME INDUSTRY KELOM GEULIS DI KELURAHAN SUKAHURIP

KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA

1

Tria Amelia(triaamelia27@yahoo.co.id) 2

Dr. Siti Fadjarajani (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

ABSTRACT

The problem that underlying this study is the number of children who prefer working at home industry kelom geulis than going school. They are instead preoccupid by working so that they lose their rights as the children in general .The purpose of this research was to determine the factors that lead to the school-age children work at home industry kelom geulis and the employment of school-age childrenat home industry kelom geulis to the socioeconomic conditions in the Village Sukahurip Tamansari District Tasikmalaya. The hypothesis of this study are the factors that lead to school-age children working at home industry kelom geulis Village Sukahurip Tamansari District Tasikmalaya were ; low economic factor and environmental factor. While the reason of employment school-age children at home industry kelom geulis toward the socioeconomic conditions in the Village Sukahurip Tamansari District Tasikmalaya would be: to reduce unemployment and may help ease the burden of their parents. The results showing that the factors that led the school-age children work at home industry kelom geulis in the Village Sukahurip Tamansari District Tasikmalaya were 53,3 % of respondents answered that the reason of low economic factors, as much as 66,7% respondents said their families are also working on home industry kelom geulis and 53,3% of respondents answered many peers who working there. Employment of school-age children in the home industry kelom geulis seemed to the socioeconomic conditions in the Village Sukahurip Tamansari District Tasikmalaya was as much as 48,8% of respondents found to reduce the level of unemployment and as many as 84,4% of respondents assumed it could help ease the burden on their parents.

Keywords: Employment School-Age Children in Kelom Geulis Home Industry

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketenagakerjaan di Indonesia merupakan salah satu masalah nasional yang berkepanjangan hingga saat ini, karena masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami. Faktor demografis sangat mempengaruhi jumlah dan komposisi angkatan kerja. Indonesia cukup berhasil

(2)

2 dalam menurunkan angka kelahiran dan kematian secara berkesinambungan. Hal ini jutru berdampak pada pertumbuhan penduduk usia kerja yang jauh lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk secara keseluruhan. Tenaga kerja menurut Udang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun masyarakat“. Dalam konteks ketenagakerjaan tidak terlepas dari pendidikan dan pelatihan, hal ini berarti bahwa pelatihan dan pendidikan pada hakikatnya bertujuan meningkatkan kemampuan kerja. Persoalan pendidikan muncul bersamaan dengan adanya manusia itu sendiri. Oleh karena itu manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang harus dididik dapat dan juga harus mendidik. Dengan demikian pernyataan tersebut memperluas arti pendidikan bahwa saat ini orientasi manusia dengan pendidikan adalah dunia sekolah. Masalah kemiskinan di Indonesia masih menduduki peringkat yang tinggi meskipun pada dasarnya pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi kemiskinan program pembangunan ekonomi tidak lain untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan mengatasi kemiskinan serta pengangguran.

Kota Tasikmalaya terkenal dengan sentra home industry. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. Home industry menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia dari mulai makanan, minuman, pakaian dan kebutuhan hidup lainnya. Adapun jenis home industry yang ada di Kota Tasikmalaya antara lain adalah bordir yang merupakan ciri khas daerah Kawalu, batik ciri khas daerah Cigeureung, tikar (mendong) ciri khas daerah Purbaratu, dan kelom geulis ciri khas daerah Tamansari (Gobras). Hal tersebut, tentu saja membuka peluang lapangan pekerjaan baru dan memberikan pengaruh pada penyerapan tenaga kerja pada usia kerja bahkan anak usia sekolah pun ikut serta dalam pekerjaan tersebut. Anak adalah generasi penerus bangsa, maka dari itu anak mempunyai hak untuk mendapatkan pengajaran yang layak untuk membawa dirinya kedalam pribadi sebagaimana minat dan bakat yang dimiliki sesuai kemampuannya. Anak sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mampu mengatasi masalah, baik dari segi masalah ekonomi, masalah sosial dan masalah budaya sehingga mereka mampu

(3)

3 memperbaiki kondisi saat ini dan masa yang akan datang. Akan tetapi pada kenyataan yang ada saat ini, keadaan anak malah dihadapkan pada masalah beban hidup yang berat, dimana mereka harus ikut bekerja untuk membantu beban orang tua, sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk menikmati masa anak-anak seperti halnya bermain dan belajar. Anak seharusnya tidak bekerja pada usia sekolah karena pendidikan sekolah merupakan dimensi utama menuju pilar kesuksesan Namun kenyataannya anak usia sekolah yang berada di Kelurahan Sukahurip lebih memilih untuk bekerja pada home industry kelom geulis. Kelom geulis merupakan jenis kerajinan home industry yang paling diminati dan menjadi ciri khas dari daerah Tamansari (Gobras). Kelurahan Sukahurip merupakan daerah yang menjadi pusat home industry kelom geulis yang berada di wilayah Tamansari (Gobras). Mayoritas penduduknyapun bekerja pada home industry ini, dari mulai pengrajin sampai dengan pengusaha. Sebagian pengajin didominasi oleh anak yang masih berada pada usia sekolah sehingga anak tersebut disibukkan oleh pekerjaannya dan tidak bisa menikmati sebagai mana anak usia sekolah lainnya. Ketidaksadaran orang tua akan pentingnya pendidikan membuat anak lebih mementingkan bekerja daripada belajar.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak dalam usia sekolah bekerja pada home industry kelom geulis dan untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja anak dalam usia sekolah pada home industry kelom geulis terhadap kondisi sosial ekonomi di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

2. METODE PENELITIAN

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif, Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 72), penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

(4)

4 diarahkan untuk memecahkan suatu masalah atau menentukan suatu tindakan melalui pengumpulan sejumlah informasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu : (1) sampel total (total sampling) yang digunakan kepada seluruh pengusaha home industry kelom geulis yang mempekerjakan anak usia sekolah yang berjumlah 14 orang pengusaha home industry kelom geulis. (2) sampel kuota digunakan kepada tenaga kerja anak dalam usia sekolah pada home

industry kelom geulis dan orang tua anak dalam usia sekolah yang bekerja pada home industry kelom geulis.

3. PEMBAHASAN

geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan hal ini berdasarkan Lokakarya di Smarang Tahun 1988. Studi geografi hakekatnya adalah studi keruangan tentang gejala-gejala geografi. Karena manusia merupakan salah satu unsur dari gejala geografi, maka studi geografi hakekatnya mengadakan studi tentang gejala-gejala yang nyata dalam kehidupan manusia.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan prinsip deskripsi, yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki/dipelajari. Deskripsi, selain disajikan dengan tulisan atau kata-kata, dapat juga dilengkapi dengan diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta. Pada interelasi gejala satu dengan gejala yang lain atau antara faktor yang satu dengan faktor yang lain, selanjutnya dapat dijelaskan sebab akibat dari interelasi tadi. Penjelasan atau deskripsi, merupakan suatu prinsip pada geografi dan studi geografi untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang dipelajari.

Aktifitas anak yang putus sekolah di Kelurahan Sukahurip rata-rata bekerja sebagai tenaga kerja di home industry kelom geulis. untuk mengisi waktu, mereka bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak tersebut lahir dari keluarga yang kurang berkecukupan sehingga mereka bekerja pada home industry kelom geulis. Meskipun pada dasarnya tenaga kerja anak ini tahu jika terdapat sekolah sampai jenjang SMP (sekolah menengah pertama) gratis atau tidak dipungut biaya namun mereka lebih mementingkan bekerja karena beranggapan bahwa biaya sehari-hari lebih besar dari pada biaya sekolah.

(5)

5 Tenaga kerja anak usia sekolah ini didominasi oleh anak laki-laki, mereka lebih mementingkan bekerja dibandingkan sekolah, karena bekerja dapat membiayai hidupnya. Selain orang tua anak yang dominan bekerja pada home industry kelom geulis keluarga anak termasuk paman dan bibinyapun rata-rata bekerja pada home

industry tersebut. Atas ijin orang tua, anak tersebut bekerja dari pagi hingga sore,

sebagian besar para pemilik pengrajin home industry kelom geulis memberi waktu istirahat (libur pada hari minggu), anak-anak hanya diberi pekerjaan yang ringan misalnya: memuluskan (menghampelas), mendempul membeningkan badan kelom dengan pengherang, memasangkan kelom agar tidak teganti dengan pasangannya, memasangkan karet di bagian bawah kelom, menjemur kelom setengah jadi, menempelkan muka ke badan kelom dengan paku/skrup, dan mengemas. Rata-rata upah dari pekerjaan tersebut di bayar Rp. 5.000/ 1 kodi.

Dalam waktu 6 hari mereka mampu menyelesaikan pekerjaannya sebanyak 20-25 kodi, jadi para pekerja anak hanya mendapatkan upah dalam satu x gajian sebesar Rp. 100.000 - Rp. 120.000. upah tersebut biasanya digunakan untuk memenuhi keperluannya sendiri.

Cukup menguntungkan bagi anak usia sekolah ini dengan adanya home

industry kelom geulis, selain membuka lapangan pekerjaan juga dapat mengurangi

tingkat pengangguran sehingga tingkat pengangguran di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya cukup rendah.

Berikut adalah aktivitas anak yang sedang melangsungkan pekerjaan pada

(6)

6

Gambar 1 Gambar 2

Anak sedang Menyerut Kelom Geulis Anak sedang Mendempul Kelom Geulis

Gambar 3 Gambar 4

Anak sedang Menempelkan Muka Anak sedang Mengepak Barang

(7)

7 Berdasarkan hasil penelitian penulis di lapangan dari para pengusaha home

industry kelom geulis, orang tua tenaga kerja anak yang bekerja pada home industry

kelom geulis dan tenaga kerja anak dalam usia sekolah pada home industry keolm geulis mengenai penyerapan tenaga kerja anak dalam usia sekolah pada home

industry kelom geulis di kelurahan sukahurip kecamatan tamansari kota tasikmalaya.

3.1 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Anak dalam Usia Sekolah pada Home Industry Kelom Geulis di Keluraha Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya

Salah satu faktor yang menyebabkan anak bekerja adalah kemiskinan Menurut Suharto (2010: 132) dalam bukunya membangun masyarakat memberdayakan rakyat, kemiskinan merupakan konsep dan fenomena yang berwauh wajah, bermantra multidimensional. Kemiskinan memiliki beberapa ciri:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan).

2. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan tranfortaisi).

3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun masal. 5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumberdaya

alam.

6. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinan dan terpencil.

Kemudian perlakuan salah terhadap anak (PSTA) secara social (social

abose) dapat mencakup penelantaran anak dan eksploitasi anak. Penelantaran

anak adalah sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh-kembang anak. Misalnya, anak dikucilkan,

(8)

8 diasingkan dari keluarga, atau tidak dapat pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak. Eksploitasi anak menunjukan pada sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga ataupun masyarakat. Sebagai contoh, memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial atau politik tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan fisik, psikisnya dan status sosialnya. Misalnya anak dipaksa untuk bekerja di pabrik-pabrik yang membahayakan (pertambangan, sektor alas kaki) dengan upah rendah dan tanpa peralatan yang memadai, anak dipaksa untuk angkat senjata, atau dipaksa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga melebihi batas kemampuannya Suharto (2010: 160).

Pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil. Istilah pekerja anak dapat memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka, dengan gaji yang kecil atau pertimbangan bagi perkembangan kepribadian mereka, keamanannya, kesehatan, dan prospek masa depan.

Penggunaan anak kecil sebagai pekerja sekarang ini dianggap sebagai pelanggaran hak manusia, dan melarangnya, tetapi untuk sebagian keluarga miskin mungkin masih mengijinkan karena keluarga seringkali bergantung pada pekerjaan anaknya untuk bertahan hidup dan kadangkala merupakan satu-satunya sumber pendapatan.

Hasil penelitian dilapangan tentang jawaban responden yaitu pekerja anak dalam usia sekolah pada home industry kelom geulis Di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya mengenai faktor-faktor yang menyebabkan anak bekerja pada home industry kelom geulis, jawabannya adalah sebagai berikut:

a. faktor ekonomi yang rendah

Hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan menggunakan data secara kuisioner dapat menyimpulkan seluruh responden tentang faktor-faktor yang menyebabkan anak dalam usia sekolah bekerja pada home

industry kelom geulis di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota

Tasikmalaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.

(9)

9 Tabel 1

Jawaban Responden Tentang Memilih Bekerja pada Home Industry Kelom Geulis

No Jawaban Responden Frekuensi

(F)

Persentase (%)

a. Faktor ekonomi yang rendah 24 53,3

b. Karena keinginan sendiri 10 22,3

c. Karena disuruh orang tua 11 24,4

Jumlah 45 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Berdasarkan Tabel 1 pemaparan tentang jawaban responden alasan memilih bekerja pada home industry kelom geulis dapat terlihat bahwa sebagian besar responden menjawab faktor ekonomi yang rendah yang mencapai 24 orang anak atau 53,3% sehingga mendorong anak terpaksa bekerja agar dapat membantu perekonomian keluarga.

b. faktor lingkungan

Adapun jawaban responden tentang faktor keluarga bekerja pada home

industry kelom geulis dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2

Jawaban Responden Tentang Faktor Lingkungan Keluarga Bekerja pada Home Industry Kelom Geulis.

No Jawaban Responden Frekuensi

(F) Persentase (%) a. Banyak 30 66,7 b. Sedikit 12 26,7 c. Tidak ada 3 6,6 Jumlah 45 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Berdasarkan Tabel 2 pemaparan jawaban responden tentang faktor lingkungan keluarga bekerja pada home industry kelom geulis dapat terlihat bahwa sebagian besar responden menjawab banyak keluarga mereka yang bekerja pada home industry kelom geulis yang mencapai 30 orang anak atau 66,7% sehingga anak terpengaruh dan ikut bekerja.

Selain faktor lingkungan keluarga termasuk paman atau bibi yang bekerja pada home industry kelom geulis, lingkungan bermain anak juga berpengaruh terhadap anak. karena dengan anak yang lain yang putus sekolah bekerja pada home

(10)

10 indutry kelom geulis secara otomatis akan menarik anak yang putus sekolah lain untuk ikut bekerja pada home indutry ini.

Berikut adalah jawaban responden tentang pengaruh teman sebaya yang bekerja pada home industry kelom geulis dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3

Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Bekerja pada Home Industry Kelom Geulis dari pada Home Industry Lain

No Jawaban Responden Frekuensi

(F)

Persentase (%) a. Karena banyak teman sebaya

yang bekerja pada home

industry kelom geulis

24 53,3

b. Karena pekerjaannya ringan 16 35,6

c. Karena pengusahannya baik 5 11,1

Jumlah 45 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Berdasarkan Tabel 3 pemaparan jawaban responden tentang alasan memilih bekerja pada home industry kelom geulis dari pada home industry lain dapat dilihat bahwa sebagian banyak anak menjawab karena banyak teman sebaya yang bekerja pada home industry kelom geulis yang mencapai 24 orang anak atau 53,3%. Hal tersebut membuat anak terpengaruh sehingga mengikuti pekerjaan yang ditekuni olah temannya tersebut.

3.2 Penyerapan Tenaga Kerja Anak dalam Usia Sekolah pada Home Industry Kelom Geulis Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasimalaya

Penyerapan dalam kaitan penulis disini adalah banyaknya anak yang di pekerjakan pada home industry kelom geulis di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 45 orang anak. Kata industri diambil dari bahasa latin industrial yang secara sederhana dapat diartikan sebagai buruh atau penggunaan tenaga keraja yang terus menerus, dalam bahasa inggris masih dipergunakan kata sifat ‘indutrious’ yang artinya kerja keras atau rajin (hard-working), sedangkan di Prancis kata industrie dipakai untuk menunjukan semua kegiatan pengolahan dan memproduksi barang atau kebutuhan, dan di Jerman istilah industrie hanya dipergunakan terbatas bagi usaha pengolahan (prosesing) yang dilakukan secara besar-besaran dan menggunakan cara dan mesin-mesin yang modern (Abdurachmat, 1983: 2-3).

(11)

11 Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang

Industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun

perusahaan. Singkatnya, home industry adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Dengan adanya home indutry kelom gulis di Keluraha Sukahurip Kecamatan Tatamnasari Kota Tasikmalaya secara otomatis membuka lapangan pekerjaan baru sehingga dapat menyerap tenaga kerja usia kerja ataupun anak dalam usia sekolah di Kelurahan Sukahurip.

Lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/ kantor dimana seseorang bekerja. Bekerja diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang dan atau barang, dalam kurun waktu (time reference) tertentu. (Bagoes Mantra, 2003:225).

Keberadaan home industry kelom geulis di Kelurahan Sukahurip Kecamtan Tamansari Kota Tasikmalaya secara otomatis juga berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi terhadap keluarga anak yang menjadi responden dalam penelitian ini diantaranya:

1. Dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Adapun jawaban respoden tentang adanya home industry kelom geulis di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasiklmalaya dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4

Jawaban Respoden Tentang Adanya Home Industry Kelom Geulis

No Jawaban Responden Frekuensi

(F) Persentase (%) a. Dapat memperlancar perekonomian 16 35,6

b. Dapat mengurangi tingkat pengangguran

22 48,8

c. Dapat menambah rasa solidaritas antar masyarakat

7 15,6

Jumlah 45 100

(12)

12 Berdasarkan Tabel 4 pemaparan tentang jawaban responden dengan adanya home industry kelom geulis dapat terlihat bahwa sebagian besar responden menjawab dapat mengurangi tingkat pengangguran yang mencapai 22 orang atau 48,8%. Hal ini tentu secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan sehingga menyerap tenaga kerja usia kerja maupun usia sekolah, lokal maupun interlokal. 2. Dapat membantu meringankan beban orang tua.

Adapun jawaban responden tentang keuntungan keluarga dengan responden bekerja pada home industry kelom geulis dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5

Jawaban Respoden Tentang Keuntungan Keluarga dengan Responden Bekerja pada Home Industry Kelom Geulis

No Jawaban Responden Frekuensi

(F)

Persentase (%) a. Dapat membantu meringankan

beban orang tua

38 84,4

b. Dapat menambah pengalaman 7 15,6

c. Dapat menambah pengetahuan

membuat kelom geulis - -

Jumlah 45 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Berdasarkan Tabel 5 pemaparan tentang jawaban responden mengenai keuntungan keluarga dengan responden bekerja pada home industry kelom geulis dapat terlihat bahwa hampir seluruh responden menjawab dapat membantu meringankan beban orang tua, yang mencapai 37 orang anak atau 84,4%. Hal tersebut tentu membuat orang tua responden tidak keberatan anaknya bekerja pada home industry kelom geulis karena dapat membantu perekonomian keluarga.

4. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di lapangan dan pembahasan yang telah penulis uraian, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: faktor-faktor yang menyebabkan anak dalam usia sekolah bekerja pada

home industry kelom geulis di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota

Tasikmalaya adalah: faktor ekonomi yang rendah dan faktor lingkungan, pengaruh lingkungan keluarga dan teman sebaya. Penyerapan tenaga kerja anak dalam usia sekolah pada home industry kelom geulis terhadap kondisi sosial

(13)

13 ekonomi di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya adalah: dapat mengurangi tingkat pengangguran dan dapat membantu meringankan beban orang tua. adapun saran dari penelitian yang telah penulis lakukan adalah: Pemerintah Kota Tasikmalaya agar memberikan kebebasan biaya pendidikan untuk keluarga miskin sarana dan prasarana pendidikan yang memadai agar keluarga miskin juga bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang layak untuk bekal dimasa yang akan datang terutama dalam dunia kerja. Para pengusaha agar tidak mempekerjakan anak dibawah umur karena dapat mempengaruhi perkembangan anak, juga melanggar undang-undang tentang perlindungan anak. Orang tua senantiasa mendukung anaknya agar terus belajar agar anak dapat mendapatkan pendidikan untuk bekal hidupnya di masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga banyak kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dan memberikan kesempatan kepada penulis lain untuk meneliti tentang penyerapan tenaga kerja pada home industry kelom geulis terhadap kondisi sosial ekonomi di Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurchmat, Idris.1983. Geografi Industri. Bandung: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Bagoes Mantra, Ida. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. [Online].

Tersedia:http://tianshit.wordpress.com/2008/07/03/uu-tenaga-kerja-untuk-perlindungan-anak-di-bawah-umur/. (30 maret 2013)

Suharto,eko. (2010). Membangun mayarakat memberdayakan rakyat. Bandung: PT Refika Aditama

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Gambar

Gambar 1           Gambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Demikian ini di karenakan spiritual adalah perasaan, pikiran, pengalaman, dan perilaku yang muncul dari pencarian yang suci yang menjadi pemicu individu-individu

Undang-undang Persamaan Pembayaran (Equal Pay Act) tahun 1963, yaitu suatu amandemen terhadap Undang-undang Standar Perburuhan yang Adil menentukan bahwa pekerjaan

Sedangkan pengaruh SPIP pada kualitas LK (laporan keuangan) Pemkot Bogor dikarenakan SPIP yang diimplementasikan dengan efektif dan juga diterapkan oleh pimpinan hingga

Jawaban S4 pada nomor 4 Pada soal ini, S4 belum paham dalam mengubah soal cerita menjadi bentuk matematika karena hal ini S4 tidak dapat menyelesaikan soal dengan

Hal ini dapat dilihat pada kekeliruan jenis pertama yaitu mahasiswa langsung menjumlahkan pembilang dan penyebut dari bilangan pecahan meskipun penyebutnya

The Internet is at the forefront of the evolving public sphere, and if the dispersion of public spheres generally is contributing to the already destabilized political

Perhitungan laba fiskal yang didasarkan pada undang-undang pajak memberikan batasan yang lebih ketat dalam pengukuran akrual dibandingkan dengan standar akuntansi sehingga

 The Secretariat, SEARD Community Safety and Resilience Unit, will provide necessary support in organizing SF-CSR/DM-TWG meetings as per request of the