• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYULUHAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYULUHAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

PENYULUHAN PENGGUNAAN

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Tim Pengabdian

Ketua : Nur Lailatul Rahmah, S.Si, M.Si Anggota : Sang Norma Lintang Asmara

Mitra

UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu

Lokasi

(2)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Pendahuluan

Kota Batu merupakan salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang terus meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik mencatat bahwa jumlah penduduk Kota Batu pada tahun 2017 mencapai 203.997 jiwa. Kota Batu sebagai Kota Wisata tentunya membuka peluang lapangan pekerjaan yang cukup besar. Salah satu unggulan dari Kota Batu adalah keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Pertumbuhan UKM di Kota Batu menunjukkan angka yang pesat yakni mencapai 23.544 UKM pada tahun 2018. Jumlah tersebut terdiri dari 1047 UKM bidang industri pengolahan, 9789 UKM bidang pertanian, 9431 UKM bidang perdagangan termasuk hotel dan restoran, 1004 UKM bidang jasa transportasi, 61 UKM bidang konstruksi, 139 UKM bidang keuangan, dan 1994 UKM bidang jasa lainnya. Keberadaan UKM ini masih didominasi 90% merupakan usaha mikro.

Kelurahan Songgokerto merupakan salah satu dari empat kelurahan yang berada di Kota Batu, yang juga termasuk kedalam penyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Batu. Secara geografis, Kelurahan Songgokerto mempunyai ketinggian 925 – 1285 meter dari permukaan

(3)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan laut. Batas wilayah dari kelurahan ini adalah Kawasan Perhutani, Kawasan Songgoriti, Desa Sumberejo, dan Desa Pesanggrahan. Kelurahan Songgokerto. Kelurahan ini memiliki berbagai macam UKM, serta membantu kegiatan PKK untuk turut serta meningkatkan taraf hidup dengan membangun UKM. Guna mendukung kemajuan UKM di Kelurahan Songgokerto, Kota Batu serta meningkatkan produktifitasnya maka diperlukan pendampingan untuk memaksimalkan kualitas produk agar dapat bersaing.

Berdasarkan hasil diskusi dengan warga (Gambar 1) terdapat permasalahan yang muncul pada kelurahan ini, yakni Kegiatan PKK Songgokerto selama ini belum ada kegiatan yang produktif. Salah satu UKM yang terlibat dalam meningkatkan perekonomian di Kelurahan Songgokerto adalah UKM Sanggamitra. UKM Sanggamitra mengakomodir beberapa PKK dan kelompok Tani. Anggota UKM dari PKK sekitar 20 orang, sedangkan dari Kelompok Tani sebanyak 5 orang. Namun sampai saat ini yang aktif sebanyak 21 orang dengan berbagai produk makanan dan minuman seperti bandeng presto, keripik, kerupuk, jamu, sari alang-alang, bumbu instan dan makanan ringan lainnya. Selain produk makanan dan minuman terdapat pula yang mempunyai usaha kerajinan. Kelompok Tani

(4)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan berdiri tahun 2007. Kelompok Tani ini melakukan kegiatan penanaman dengan bibit sayuran dan pupuk diperoleh dari pemerintah. Hasil dari kegiatan penanaman sayuran ini dikonsumsi sendiri dan dijual. Anggota kelompok Tani ini juga mendapatkan pelatihan dari pemerintah. Untuk meningkatkan kinerja Kelompok Tani maka pada tahun 2016 bergabung dengan UKM Sanggamitra. Namun UKM Sanggamitra sendiri belum pernah mendapatkan pelatihan mengenai produksi dari pemerintah.

Gambar 1. Diskusi Permasalahan UKM Sanggamitra Produk-produk yang dimiliki oleh UKM Sanggamitra (Gambar 2) masih melalui proses produksi yang sederhana. Salah satu contoh produk minuman yang dimiliki UKM Sanggamitra adalah jamu instan. Jamu yang semula merupakan minuman obat tradisional dari bahan

(5)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan alami kini hadir dalam inovasi baru berbentuk serbuk instan. Dengan dikemasnya jamu menjadi minuman instan diperlukan bahan tambahan pangan untuk mempertahankan penampilan, cita rasa, dan umur simpan. Namun, pemakaian bahan tammbahan pangan yang berlebihan juga dapat merusak kandungan yang ada pada produk. Sehingga, diperlukan takaran yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Gambar 2. Produk UKM Sanggamitra

Terkait dengan keamanan produk pangan UKM dan IRT, isu keamanan pangan yang masih sering muncul

(6)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan adalah penggunaan bahan kimia yang dilarang untuk pangan baik sebagai pengawet, maupun sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki mutu produk. Laporan Food Watch tahun 2004 menyampaikan bahwa dari hasil analisis sampel yang dikirim oleh laboratorium Balai POM pada periode tahun 2001-2003 ditemukan produk pangan yang mengandung bahan kimia yang tidak diperkenankan untuk pangan seperti formalin, borax dan rhodamin B. Pada dasarnya bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. BTP ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar kualitasnya meningkat. Pemakaian BTP merupakan salah satu langkah teknologi yang diterapkan oleh industri pangan berbagai skala. Sebagaimana langkah teknologi lain, maka risiko-risiko kesalahan dan penyalahgunaan tidak dapat dikesampingkan.

(7)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Bahan Tambahan Pangan

Definisi Bahan Tambahan Pangan

Bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, seperti menambah citarasa, warna, tekstur, dan penampilan makanan. Bahan tambahan tidak mengandung atau mengandung nutrisi sengaja ditambahkan untuk keperluan teknologi prosesing dan penyimpanan. Hanya boleh ditambahkan pada makanan bila memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan kesehatan

Berdasarkan Peraturan Menkes No. 033 Tahun 2012 Mengenai Bahan Tambahan Pangan didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Jenis bahan tambahan pangan yang diperkenankan dan yang dilarang serta batas penggunaan bahan tambahan yang diperkenankan aman bagi konsumen diatur dalam Peraturan Pemerintah (Permenkes RI Nomor 722/Menkes/IX/88). Komisi Codex Alimentarus mendefinisikan bahan tambahan pangan adalah bahan

(8)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan apapun yang biasanya tidak dimakan sendiri sebagai suatu makanan. Peraturan pemerintah lainnya juga diatur dalam SK Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (POM) No. 0259/B/SK/VIII/91 tentang penggunaan BTM, SK Dirjen POM No. 02593/B/SK/VIII/91 tentang Tata Cara Pendaftaran Produsen dan produk BTM; dan SK Dirjen POM No. 02594/B/SK/VIII/91 tentang Impor BTM.

Persyaratan Bahan Tambahan Pangan

• Telah mengalami uji dan evaluasi keamanan;

• Tak membahayakan konsumen pada kadar yang disetujui;

• Harus selalu diadakan pengamatan terus menerus dan evaluasi kembali jika perlu sesuai perkembangan teknologi;

• Harus selalu memenuhi persyaratan mutu dan kemurnian yang telah ditetapkan;

• Penggunaan hanya untuk tujuan tertentu dan bila cara lain tidak bisa;

• Sedapat mungkin penggunaan dibatasi untuk makanan tertentu, kondisi dan kadar tertentu

(9)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pertimbangan Evaluasi Bahan Tambahan Pangan

• Berdasar penelitian ilmiah mutakhir, BTP aman pada waktu tertentu dapat dinyatakan tak aman;

• Kadar yang diperkenankan dapat berubah lebih kecil atau lebih besar sesuai perkembangan teknologi; • BTP aman untuk makanan tertentu belum tentu aman

bila digunakan untuk makanan campuran atau makanan lain

Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Beberapa tujuan yang diperbolehkan untuk penggunaan BTP adalah sebagai berikut :

• Mempertahankan nilai gizi pangan

• Konsumsi sekelompok orang yang memerlukan makanan diet

• Mempertahankan mutu dan kestabilan makanan atau memperbaiki sifat organoleptis sehingga tak menyimpang dari sifat alami

• Keperluan pengolahan dan transportasi

Penggunaan BTP dilarang apabila dipergunakan untuk menyembunyikan cara pembuatan / pengolahan yang tak baik, mengelabuhi konsumen, dan mengakibatkab penurunan gizi pada makanan.

(10)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Jenis Bahan Tambahan Pangan

1. Antibuih (Anti Foaming Agent)

Antibuih adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau mengurangi pembentukan buih. Contoh: Kalsium alginat, mono dan digliserida asam lemak

2. Antikempal (Anticacking Agent)

Antikepal yaitu bahan tambahan pangan untuk mencegah mencegah mengempalnya produk pangan. Contoh: Kalsium karbonat, selulosa bubuk, natrium karbonat, trikalsium fosfat, asam miristat, natrium aluminosilikat, dll

3. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang dapat memperlambat oksidasi dalam bahan. Sifat antioksidan yang diinginkan adalah efektif dalam penggunaan, tidak beracun, mudah dan aman dalam penanganan.

• Alami

Contoh: jinten, kayu manis, bunga rosemari, kunyit, bunga pala, daun kemangi, dan lain-lain.

(11)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Contoh Antioksidan Alami • Sintetik / Buatan

Contoh : BHA (butil hidroksi aminol), BHT (butil hidroksi toluena)

Contoh Antioksidan Buatan 4. Bahan Pengkarbonasi (Carbonating Agent)

Bahan pengkarbonasi yaitu bahan tambahan pangan untuk membentuk karbonasi dalam pangan. Contoh: Karbon dioksida.

(12)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 5. Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt)

Garam pengemulsi yaitu bahan tambahan pangan untuk mendispersikan protein dalam pangan sehingga mencegah pemisahan lemak. Contoh: natrium dihidogen sitrat, gelatin, natrium glukonat, mononatrium fosfat, dll.

6. Gas untuk Kemasan

Gas untuk kemasan yaitu bahan tambahan pangan berupa gas yang dimasukkan dalam kemasan pangan sebelum, saat maupun setelah kemasan diisi dengan pangan untuk mempertahankan mutu pangan. Contoh: karbon dioksida dan nitrogen.

Contoh penggunaan gas untuk kemasan 7. Humektan

Humektan yaitu bahan tambahan pangan untuk mempertahankan kelembaban pangan. Contoh: natrium laktat, gliserol, triasetin, dll.

(13)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 8. Pelapis (Glazing Agent)

Pelapis yaitu bahan tambahan pangan untuk melapisi permukaan pangan sehingga tampak mengkilap dan memberikan efek perlindungan. Contoh: malam, lilin kandelia, lilin karnauba, dll

Contoh penggunaan pelapis 9. Pemanis

• Alami

Beberapa pemanis alami mengandung kalori.

Contoh : Gula tebu, gula stevia, licorrice, thaumatin

(14)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

• Sintetik / Buatan

Pemanis buatan memberikan rasa manis tanpa menambahkan kalori

Contoh:

 Garam Na dan Ca siklamat : 30 kali rasa manis sukrosa Hasil metabolisme siklamat membentuk senyawa siklohesamina yang bersifat karsinogenik.

 Na dan Ca sakarin

Penggunaan 5% sakarin dapat menimbulkan kanker kandung kemih.

Contoh Pemanis Buatan 10. Pembawa (Carrier)

Pembawa yaitu bahan tambahan pangan untuk memfasilitasi penanganan, aplikasi atau penggunaan bahan tambahan tambahan pangan lain dengan cara melarutkan, mengencerkan BTP lain tanpa mengubah

(15)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan fungsi dan tidak berefek pada teknologi pangan. Contoh: sukrosa asetat isobutirat, trietil sitrat, propilen glikol, polietilen glikol.

11. Pembuih (Foaming Agent)

Pembuih yaitu bahan tambahan pangan untuk membentuk atau memelihara homogenitas dispersi fase gas dalam pangan berbentuk cair atau padat. Contoh: gom xantan, selulosa mikrokristalin, etil metil selulosa.

12. Pengatur Keasaman

Pengatur keasaman yaitu bahan tambahan pangan untuk mengasamkan, menetralkan, atau mempertahankan derajat keasaman pangan. Contoh: kalsium karbonat, asam asetat, asam sitrat dan garamnya, asam laktat, dll.

(16)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 13. Pengawet (Preservative)

• Alami

Contoh: garam (produk asinan) dan gula (produk manisan)

Contoh Pengawet Alami • Sintetik / Buatan

a. Senyawa Organik : dalam bentuk asam atau garamnya

Contoh:

- Asam sorbat, garam Na dan K sorbat: mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri - Asam propionat, Garam Na dan K propionat :

Mencegah pertumbuhan kapang dan khamir - Asam benzoat, untuk makanan berasa asam,

(17)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

- Asam asetat (cuka) dengan konsentrasi 4% : mencegah pertumbuhan kapang, namun tidak mencegah pertumbuhan khamir

- Senyawa epoksida : Membunuh semua mikroba, termasuk spora dan virus.

b. Senyawa Anorganik

- Senyawa sulfit, nitrat dan nitrit

- Sulfit dapat bereaksi dengan asetaldehida (karbonil) menghasilkan senyawa yang tak dapat difermentasi bakteri.

- Garam nitrit/nitrat: menjaga warna daging tetap baik, mencegah pertumbuhan mikroba. - Na nitrit: berbahaya, karena dapat

menimbulkan nitrosamin yang bersifat racun. -

(18)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 14. Pengembang (Raising Agent)

Pengembang yaitu bahan tambahan pangan untuk melepaskan gas sehingga meningkatkan volume adonan. Contoh: natrium karbonat, dekstrin, natrium hidrogen karbonat, pati asetat, dll.

15. Pengemulsi (Emulsifier)

Pengemulsi adalah bahan tambahan pangan untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen dari dua fase yg tidak saling campur (misal: minyak dan air).

• Alami

Pengemulsi alami dihasilkan dari ekstrak sumber nabati atau hewani

Contoh: Garam empedu, fosfolipid, kholesterol, saponin, lecithin, mono dan di gliserida

(19)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

• Sintetik / Buatan

Contoh: Ester sukrosa, monoester gliserol, ester sorbitan, ester komplek (laktat, tartrat dll)

Contoh Pengemulsi Buatan 16. Pengental (Thickener)

Pengental yaitu bahan tambahan pangan untuk meningkatkan viskositas pangan. Contoh: kalsium asetat, natrium alginat, gliserol, dekstrin dll.

17. Pengeras (Firming Agent)

Pengeras yaitu bahan tambahan pangan untuk memperkeras jaringan buah dan sayur atau berinteraksi dengan bahan pembentuk gel utk memperkuat gel. Contoh: kalsium laktat, kalsium klorida, kalium klorida, kalsium sulfat, dll.

(20)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 18. Penguat Rasa

Peguat rasa adalah BTP untuk memperkuat atau memodifikasi rasa dan/atau aroma yang telah ada dalam bahan pangan tersebut tanpa memberikan rasa dan/atau aroma tertentu. Contoh: mononatrium L-glutamat, monokalium L-glutamat, asam guanilat dan garamnya, asam inosinate dan garamnya, garam-garam dari 5”-ribonukleotida, dll.

Contoh Bahan Penguat Rasa 19. Perisa (Flavouring)

Penguat rasa adalah bahan tambahan pangan untuk memperkuat atau memodifikasi rasa/aroma dalam makanan tanpa memberikan rasa/aroma baru.

• Alami

Contoh: Pala, merica, cabai, laos, ketumbar, daun salam, cengkeh, kayu manis.

(21)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Contoh Bahan Cita Rasa Alami • Sintetik / Buatan

Contoh:

 Essence (ester senyawa organik) : mempunyai aroma menyerupai aroma buah. Terdiri dari Amil asetat menyerupai aroma pisang, Amil kaproat menyerupai aroma apel dan nenas, Benzil asetat menyerupai aroma strawberry, Sitronelal menyerupai aroma bunga.

 Monosodium glutamat (MSG) : pembangkit cita rasa, menimbulkan rasa enak dan menekan rasa tidak enak.

(22)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 20. Peningkat Volume (Bulking Agent)

Peningkat volume yaitu bahan tambahan pangan untuk meningkatkan volume pangan. Contoh: natrium laktat, karagen, gom, metil selulosa, patidektrosa, dll

21. Penstabil (Stabilizer)

Penstabil yaitu bahan tambahan pangan untuk menstabilkan sistem dispersi yg homogen pada pangan. Contoh: kalsium karbonat, asam fumarat, kalsium asetat, lesitin, natrium kaseinat, dll.

22. Peretensi Warna

Peretensi warna yaitu bahan tambahan pangan untuk mempertahankan, menstabilkan, atau memperkuat intensitas warna pangan tanpa menimbulkan warna baru. Contoh: magnesium karbonat, magnesium hidroksida.

23. Perlakuan Tepung (Flour Treatment Agent)

Perlakuan tepung yaitu bahan tambahan pangan untuk memperbaiki warna, mutu adonan dan atau pemanggangan, termasuk bahan pengembnag adonan, pemucat dan pematang tepung. Contoh: ammonium klorida, kalsium sulfat, kalsium oksida, papain, protease dll

(23)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 24. Pewarna

• Alami

Pewarna alami berasal dari tanaman atau hewan. Berikut macam-macam zat pewarna alami makanan / minuman yang diijinkan di Indonesia.

(24)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

• Sintetik / Buatan

Berikut macam-macam zat pewarna sintetik makanan / minuman yang diijinkan di Indonesia.

(25)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Contoh Pewarna Alami

Contoh Pewarna Buatan Syarat penggunaan pewarna sintetik adalah: - Lolos sertifikasi

Sertifikasi zat warna sintetik dilakukan melalui pengujian kimia, biokimia, toksikologi, dan analisis media zat warna.

- Pewarna aman

(26)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Kandungan timbal < 0,001% Tidak mengandung logam berat - Memenuhi peraturan

Aturan FD&C color (food Drug and Cosmetic Act) Digolongkan menjadi 3:

a. FD & C color, diijinkan untuk makanan, obat dan kosmetik

b. D & C color , diijinkan untuk obat dan kosmetik c. Ext D & C , dilarang untuk bahan makanan

25. Propelan

Propelan yaitu bahan tambahan pangan berupa gas untuk mendorong pangan keluar dari kemasan. Contoh: nitrogen, dinitrogen monooksida, propane.

26. Sekuestran

Sekuestran yaitu bahan tambahan pangan untuk mengikat ion logam polivalen untuk membentuk kompleks sehingga meningkatkan stabilitas dan kualitas pangan. Contoh: kalsium dinatrium etilen diamin tetra asetat, isopropil sitrat, natrium glukonat, dan klaium glukonat.

(27)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Bahan yang Dilarang

1. Asam borat dan senyawanya 2. Asam salisilat dan

garamnya 3. Dietilpirokarbonat 4. Dulsin 5. Formalin 6. Kalium bromat 7. Kalium klorat 8. Kloramfenikol 9. Minyak nabati yang

dibrominasi 10.Nitrofurazon 11.Dulkamara 12.Kokain 13.Nitrobenzen 14.Sinamil antranilat 15.Dihidrosafrol 16.Biji tonka 17.Minyak kalamus 18.Minyak tansi 19.Minyak sasafras

Bahaya Bahan Tambahan Pangan

Beberapa contoh BTP yang dinyatakan berpeluang menyebabkan kanker, tumor atau penyakit lainnya jika berlebihan/pemakaian jangka panjang :

1. Sakarin untuk soft drink, permen, makanan ringan lainnya menimbulkan tumor kantong kemih, beracun bagi janin, kanker.

2. Siklamat untuk minuman beralkohol menimbulkan tumor.

(28)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

3. Nitrit/nitrat untuk makanan kalengan menimbulkan kanker.

4. Sulfit untuk jus buah, sosis, acar menimbulkan sesak nafas, sesak dada, gatal-gatal dan bengkak.

5. Butylated hydroxyanisole (BHA) and butylated hydroxytoluene (BHT) untuk makanan awetan menimbulkan kelainan kromosom sel, menurunkan antioksidan alami tubuh.

6. Benzoat untuk pengawetan minuman, makanan menimbulkan pembesaran ginjal dan hati, menurunkan berat badan.

7. Sulfit untuk makanan kalengan menimbulkan menurunkan daya guna protein dan lemak.

8. Pewarna merah/amaranth untuk makanan, minuman menimbulkan kanker.

Penutup

Kegiatan pelatihan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman bagi pelaku usaha. Selain itu, kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan umur simpan produk yang dimiliki oleh UKM Sanggamitra, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu.

(29)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pembukaan acara Gambar 2. Materi Penyuluhan

Gambar 3. Sesi Diskusi Gambar 4. Foto Bersama

(30)

Peningkatan Kualitas Produk UKM Sanggamitra, Songgokerto, Batu, Melalui Penyuluhan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Biodata penulis

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Nur Lailatul Rahmah, S.Si., M.Si. 2 Jabatan Fungsional Lektor

3 Jabatan Struktural -

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19840522 201212 2 002

5 NIDN 0022058403

6 Tempat dan Tanggal Lahir Situbondo, 22 Mei 1984 7 Alamat Rumah Perum PNS Tlogomas Blok E/02

Tlogomas Malang 8 Nomor Telepon/Faks/HP 087870895911 9 Alamat e-mail nur_laila@ub.ac.id 10 Lulusan yang telah Dihasilkan S-1 = 33 orang, S-2 = - orang, S-3 = -

orang

1 Nama Lengkap Sang Norma Lintang Asmara

2 NIM 165100301111056

3 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 15 September 1998 4 Alamat Rumah Perumahan Bukit Cemara Tidar M2/6

Malang

5 Nomor HP 085710663301

Gambar

Gambar 1. Diskusi Permasalahan UKM Sanggamitra  Produk-produk  yang  dimiliki  oleh  UKM  Sanggamitra  (Gambar  2)  masih  melalui  proses  produksi  yang  sederhana
Gambar 2. Produk UKM Sanggamitra
Gambar 3. Sesi Diskusi  Gambar 4. Foto Bersama

Referensi

Dokumen terkait

judul “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Memilih Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS (Studi Pada Angkatan 2014 dan 2015)”..

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh pelarut yang paling tepat untuk ekstraksi kurkuminoid yaitu aseton, karena kadar total kurkuminoid per gram

Hubungan antara pertumbuhan biomassa, aktivitas enzim selulase dan kadar gula reduksi yang dihasilkan pada proses hidrolisis batang pohon singkong dengan

Lingkup pekerjaan : Jasa Pemeliharaan Jaringan Data Dan Power, Ups, Genset, Air Conditioning, Fire Extinguishing, Access Control System Dan Perangkat Pendukungnya Di

Penelitian antarmuka ini digunakan untuk mempermudah melihat status suhu dari solar water heater dan mengontrol kebutuhan suhu air yang digunakan dari dalam rumah

Masing – masing Manajer bertanggung jawab atas segala tugas yang dibebankan serta langsung bertanggung jawab kepada Direktur Cabang melalui Wakil Manajemen.. Secara jelas

Berdasarkan dari peelitian yang telah dilakukan hasil penelitian inilah yang menjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Pasie Raja yang dibelajarkan

Untuk uji korelasi dan regresi : persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji linearitas data.. Untuk uji perbedaan (komparatif) : persyaratan yang harus dipenuhi