• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug) Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug) Abstract"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

144 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

PERANAN PENGASUH ANAK (BABY SITTER) DALAM PEMBENTUKAN SIFAT DAN SIKAP ANAK (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampug)

Rezza Evana Rossi Utami 1 Paraswati DM 2

Abstract

Research problem is how the caregiver role in shaping the nature and attitude of the child, considering the role of mother urban communities largely supplanted by other institutions. Research objective is to determine the role of caregivers in shaping the nature and attitude of the child. This type of research uses qualitative research using primary data types obtained from in-depth interviews with informants. Informants in this study amounted to 6 people consisting of 2 people nannies, two mothers working women and housewives 2 people. Data analysis techniques using data reduction, data presentation, and conclusion. These results indicate the background of urban society where every family is working couples. As a result, the role of the mother who should provide care and treatment to children optimally replaced by others ie nanny. Caregivers who plays surrogate mother to establish the nature and attitude of his foster children because of the intensity of the child more time with caregivers. Children will be more interaction and communication with caregivers. Time together will create dependency relationship and the child will be closer to the nanny than with her birth mother. However, the use of caregivers are impact will be generated both positive and negative impacts.

Keywords: Caregiver's, role, attitudes of children

1. Pendahuluan

Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga adalah institusi pendidikan primer, sebelum seorang anak mendapatkan pendidikan di lembaga lain. Pada institusi primer inilah seorang anak mengalami pengasuhan. Keberhasilan seorang anak dalam hubungan sosialnya tergantung dari pola pengasuhan yang diterapkan orangtua dalam keluarga. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa keluarga terdiri dari orangtua dan anak, yang masing-masing anggota keluarga memiliki kewajiban dan peranannya masing-masing. Orangtua berkewajiban memberikan pengasuhan kepada anak balita 0-5 tahun, karena pada usia ini merupakan masa keemasan anak (golden age). Masa keemasan (golden age) merupakan waktu ideal bagi pertumbuhan anak untuk mempelajari keterampilan dasar, membentuk kebiasaan-kebiasaan, dan kepribadian, serta memperoleh konsep dasar yang berpengaruh pada masa kehidupan anak selanjutnya.

Agar masa keemasan (golden age) ini termanfaatkan secara optimal, maka orangtua diharapkan dapat melakukan proses pengasuhan dan pendidikan dengan cara yang optimal

1

Alumni program sarjana Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung 2

(2)

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2: 144-155 145 pula sehingga anak dapat tumbuh secara sehat jasmani dan rohani serta memiliki kepribadian yang baik. Karena kepribadian (karakter) seorang anak tergantung pada proses pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua atau pengasuh. Ahmad Fauzi (1997:121) mendefinisikan kepribadian adalah keseluruhan pola bentuk tingkah laku (sikap), sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk bahasa tubuh, serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang.

Dalam keluarga, upaya peningkatan kualitas anak terkait erat dengan masalah pengasuhan anak. Perkembangan anak pada tahap awal kehidupan merupakan masa kritis sehingga peran pengasuhan sebagai sarana perkembangan fisik, mental dan intelektual anak sangat penting dalam menggali potensi tumbuh kembang dan kecerdasannya. Mengasuh anak bukan hanya merawat, atau mengawasi anak, melainkan lebih dari itu yakni meliputi pendidikan sopan santun, dan disiplin. Apa yang diperolah anak dalam proses pengasuhan anak akan menentukan sifat dan sikap anak. Adapun pola pengasuhan adalah sebagai berikut :

1. Mendidik

Mendidik adalah sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

2. Membimbing

Membimbing adalah sebagai suatu kegiatan untuk menuntun anak dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arahan yang sesuai dengan tujuan hidupnya.

3. Mengasuh

Mengasuh anak adalah memberikan kebutuhan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

4. Mengawasi

Mengawasi adalah mengontrol semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Memberikan kasih sayang

Kasih sayang adalah suatu sikap mengasihi atau memberikan perhatian terhadap anak yang berlandaskan hati nurani yang luhur. Kasih sayang merupakan faktor penting dalam kehidupan dan perkembangan karakter (sifat dan sikap) anak..

Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga lain akan tetapi pada kenyataannya fungsi sosial keluarga dapat mengalami perubahan misalnya peranan ibu yang seharusnya memberikan pengasuhan serta perawatan kepada anak secara optimal pada saat ini peranan tersebut digantikan oleh orang lain yaitu pengasuh anak (baby sitter) hal ini dapat dilihat pada masyarakat perkotaan. Adapun alasan pasangan suami istri menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) yaitu karena si ibu merupakan wanita karir sehingga waktu untuk mengasuh anak terbagi oleh urusan pekerjaan atau keluarga tersebut memiliki kelebihan dalam segi ekonomi sehingga dapat membayar jasa pengasuh anak (baby sitter) untuk membantu dalam proses pengasuhan anak.

Pengasuh anak (baby sitter) yang berperan sebagai pengganti ibu kandung dapat membentuk sifat dan sikap anak yang ia asuh karena waktu intensitas anak lebih banyak dengan pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandung anak itu sendiri. Anak akan lebih banyak melakukan interaksi dan berkomunikasi dengan pengasuh (baby sitter).

(3)

146 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

Waktu kebersamaan antara pengasuh (baby sitter) dengan anak akan menimbulkan hubungan ketergantungan serta membuat anak akan lebih dekat dengan si pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandungnya sendiri. Penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) merupakan alternatif bagi pasangan suami istri pekerja pada masyarakat perkotaan. Fenomena penggunaan pengasuh anak (baby sitter) dapat dilihat dikota Jakarta, Bogor, Bandung, Lampung serta kota-kota besar lainnya. Karena mayoritas ibu dikota-kota besar khususnya Provinsi Lampung merupakan wanita karir yang dituntut untuk cepat dan professional dalam bekerja. Akan tetapi didalam penggunaan pengasuh anak (baby sitter) itu sendiri terdapat dampak-dampak yang akan ditimbulkan baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

Adapun dampak positif yang ditimbulkan yaitu proses pengasuhan anak bagi pasangan suami istri pekerja akan diambil ahli oleh pengasuh anak (baby sitter) sehingga ibu kandung tidak perlu khawatir untuk meninggalkan anak dirumah serta ibu dapat lebih fokus dalam urusan pekerjaan. Sedangkan dampak negatif anak akan cenderung lebih dekat dengan pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandungnya.

Jasa pengasuh anak (baby sitter) menjadi kebutuhan masyarakat kota yang saat ini tidak terelakkan lagi. Semakin meningkatnya jumlah ibu bekerja di luar rumah, menjadikan anak yang masih balita mendapatkan pengasuhan dari seseorang sebagai pengganti ibu kandungnya. Kebutuhan yang besar di masyarakat perkotaan akan jasa kepengurusan anak (baby sitter) dirumah sebagai pengganti orangtua khususnya ibu selain memberikan dampak positif, penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) pun akan menimbulkan dampak negatif yang timbul dari penggunaaan jasa pengasuh anak tersebut.

Berdasarkan pada apa yang dikemukakan pada latar belakang maka dipandang perlu untuk mengadakan suatu penelitian guna melihat bagaimana sebenarnya peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam pembentukan sifat dan sikap anak mengingat pada masyarakat perkotaan peranan ibu banyak digantikan oleh orang atau lembaga lain. Penelitian ini memberikan gambaran perihal peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam pembentukan sifat dan sikap anak.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Tinjauan tentang Peranan

Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Pentingnya peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu. Dengan demikian orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku dirinya dengan perilaku orang lain dalam kelompoknya. Sedangkan Soerjono Soekanto (2000:268) mengungkapkan bahwa peranan adalah aspek dimana dari kedudukan atau status, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya berarti ia menjalankan peranannya. Peranan lebih menunjukan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.

2.2. Tinjauan Pengasuh Anak (Baby Sitter) Pengertian Pengasuhan

Hastuti (2008:76) mengemukakan bahwa pengasuhan kerap didefinisikan sebagai cara mengasuh anak mencakup pengalaman, keahlian, kualitas, dan tanggungjawab yang

(4)

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2: 144-155 147 dilakukan orangtua dalam mendidik dan merawat anak, sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang diharapkan oleh keluarga dan masyarakat dimana ia berada atau tinggal.

Pengertian Pengasuh Anak (Baby Sitter)

Pengasuh anak (baby sitter) adalah tenaga kerja yang berperan sebagai pengganti ibu dan biasanya pengasuh anak (baby sitter) menggantikan peranan ibu yang sibuk bekerja untuk mendidik, mengasuh serta merawat anak. Banyak orangtua yang kuatir dalam menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter), karena anak akan cenderung menjadi lebih akrab dan punya ikatan emosional yang lebih dengan pengasuh (baby sitter) daripada dengan ibu kandung selaku orangtua yang melahirkan.

2.3. Kerangka Pikir

Anak adalah harapan keluarga, karena anak mempunyai banyak arti dan fungsi bagi keluarga. Oleh karena itu, pola tingkah laku anak ditentukan oleh bagaimana cara mengasuhnya. Perkembangan anak pada tahap awal kehidupan merupakan masa kritis, sehingga peran pengasuhan sebagai sarana perkembangan fisik, mental, dan intelektual anak sangat penting dalam potensi anak. Mengasuh anak bukan hanya merawat atau mengawasi anak melainkan lebih dari itu meliputi : pendidikan sopan santun, tanggung jawab, pengetahuan yang bersumber pada pengetahuan orangtua atau pengasuhnya. Apa yang dialami oleh anak dalam proses pengasuhan akan menentukan sifat dan sikap individu dalam bermasyarakat. Pola pengasuhan yang baik menjadikan anak bertingkah laku yang baik dan berkepribadian yang baik serta menjadi anggota masyarakat yang baik. Sedangkan pola asuh yang salah menjadikan anak tidak taat peraturan yang berlaku dalam masyarakat, tidak memiliki kepribadian yang baik.

Bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan terhadap anaknya sangat mempengaruhi pembentukan sifat dan sikap anak. Pola asuh yang tepat untuk mengarahkan dan membentuk anak kepada tujuan yang diinginkan yaitu ; melahirkan anak yang berkualitas, berpotensi, dan memiliki kepribadian baik, kuat dan tangguh. Pola asuh yang benar harus didasari oleh kasih sayang, dan kemesraan serta penerimaan anak sesuai dengan kemampuannya.

Pada masyarakat perkotaan, peranan orangtua khususnya peran ibu telah digantikan oleh orang lain yaitu pengasuh anak (baby sitter), adapun alasan pasangan suami istri menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) yaitu karena sang ibu merupakan wanita karir sehingga waktu untuk mengasuh anak terbagi oleh urusan pekerjaan atau keluarga tersebut memiliki kelebihan dalam segi ekonomi sehingga dapat membayar jasa pengasuh anak (baby sitter) untuk membantu dalam proses pengasuhan anak.

Pengasuh anak (baby sitter) pada saat ini sangat diperlukan dalam keluarga pekerja. Fungsi pengasuh anak (baby sitter) selain bekerja untuk mengasuh anak, mereka pun dituntut untuk berperan sebagai ibu. Pengasuh anak (baby sitter) yang berperan sebagai pengganti ibu kandung dapat membentuk sifat dan sikap anak yang ia asuh karena waktu intensitas anak lebih banyak dengan pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandung anak itu sendiri.

Anak akan lebih banyak melakukan interaksi dan berkomunikasi dengan pengasuh (baby sitter). Waktu kebersamaan antara pengasuh (baby sitter) dengan anak akan

(5)

148 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

menimbulkan hubungan ketergantungan serta membuat anak akan lebih dekat dengan si pengasuh (baby sitter) dibandingkan dengan ibu kandungnya sendiri.

Jasa pengasuh anak (baby sitter) menjadi kebutuhan masyarakat kota yang saat ini tidak terelakkan lagi. Semakin meningkatnya jumlah ibu bekerja di luar rumah, menjadikan anak yang masih balita mendapatkan pengasuhan dari seseorang sebagai pengganti ibu kandungnya. Kebutuhan yang besar di masyarakat perkotaan akan jasa kepengurusan anak (baby sitter) dirumah sebagai pengganti orangtua khususnya ibu selain memberikan dampak positif, disatu sisi penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) pun akan menimbulkan dampak negatif yang timbul dari penggunaaan jasa pengasuh anak tersebut.

Adapun peranan pengasuh anak (baby sitter) yaitu membimbing, mengawasi, mendidik, mengasuh, dan memberikan kasih sayang. Akibatnya dengan adanya peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam keluarga dapat dikatakan bahwa pengasuh anak merupakan bagian dari keluarga itu sendiri yakni selain tenaga kerja sekaligus pengganti peran orangtua khususnya peran ibu.

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

`

Peranan Pengasuh Anak (baby sitter)

1. Mendidik

 menanamkan budi pekerti

 mengajarkan sopan santun.

2. Membimbing

 menuntun anak dalam proses perkembangannya seperti dalam proses belajar dan bermain.

3. Mengasuh

 memberikan kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan kesehatan dan gizi dan kebutuhan stimulasi.

4. Mengawasi

 mengontrol kegiatan dan aktivitas anak.

5. Memberikan kasih sayang

 memberikan perhatian yang penuh

Sifat Dan Sikap Anak

Sifat Sikap

1. Sifat Pemalu 1. Cara berbicara 2. Sifat Pemarah 2. Bahasa Tubuh

3. Sifat Pendiam 3. Cara Bertingkah Laku 4. Sifat Manja 4. Cara Berjalan, dll 5. Sifat Penurut, dll

(6)

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2: 144-155 149

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang akan menghasilkan data deskriptif. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam pembentukan sifat dan sikap anak, mengingat pada saat ini peranan orangtua kerap kali digantikan oleh orang lain atau suatu lembaga. Lokasi penelitian yang akan dipakai adalah Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampung. Alasan memilih lokasi penelitian ini karena banyak dari orangtua yang tinggal di komplek perumahan Bukit Bakung indah Bandar Lampung merupakan orangtua pekerja yang menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter). Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik accident, dimana pemilihan informan dipilih sesuai dengan keadaan (situasi) lapangan ketika melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (Pengamatan), wawancara mendalam (Indepeth Interview), dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif. Analisa kualitatif digunakan yaitu reduksi data, display (penyajian data), dan verifikasi (menarik kesimpulan).

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian yang dilakukan di Kelurahan Bukit Bakung Indah Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana peranan pengasuh anak (baby sitter) dalam pembentukan sifat dan sikap anak yang ia asuh.

Peranan pengasuh anak (baby sitter) diantaranya seperti :

1. Mendidik yaitu menanamkan budi pekerti dan mengajarkan sopan santun kepada anak, adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal mendidik yaitu berupa:

 Menanamkan budi pekerti yaitu dengan cara mendidik anak untuk bertata krama yang baik, mengajarkan anak agar menggunakan bahasa-bahasa yang lembut, mendidik anak untuk mendengarkan perintah orangtua, dan mendidik anak untuk patuh dan taat.

 Mengajarkan sopan santun kepada anak dengan cara yaitu mendidik anak untuk mencium tangan kepada orangtuanya ketika ingin pergi dan pulang bekerja, mendidik untuk mengucapkan terima kasih ketika diberi sesuatu oleh orang lain, mendidik anak untuk ramah kepada orang lain, dan mendidik anak untuk selalu mengucapkan salam.

2. Membimbing anak dalam proses perkembangannya yaitu dalam proses belajar dan bermain, adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal membimbing yaitu berupa:

 Belajar seperti membantu anak dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya (PR), membantu anak dalam menyiapkan buku-buku sekolah, dan menemani anak ketika sedang belajar agar anak ada tempat bertanya ketika ia tidak tahu sesuatu.

 Bermain seperti menjadi teman bermain si anak, menemani anak ketika ingin bermain diluar rumah contohnya untuk bermain sepeda dan berkumpul dengan teman-teman sebaya anak yang diasuh.

3. Mengasuh yaitu memberikan kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan kesehataan gizi dan kebutuhan stimulasi. Adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal mengasuh yaitu:

(7)

150 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

 Kebutuhan kesehatan gizi yaitu berupa memberikan makan kepada anak yang diasuh dengan cara menyuapi si anak agar anak mau makan, memberikan susu ketika pagi dan malam hari, dan memberikan vitamin kepada anak agar anak memilki kekebalan tubuh sehingga anak tidak mudah terkena penyakit.

 Kebutuhan stimulasi yaitu berupa menyiapkan keperluan anak contohnya memandikan si anak, kemudian memakaikan pakaian setalah si anak mandi, mengasuh anak ketika ia rewel kemudian menagis dengan cara menggendong si anak, mengajak anak bermain, memberikan segala suatu yang diperlukan anak dan menidurkan si anak.

4. Mengawasi yaitu mengontrol segala kegiatan dan aktivitas anak, adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal mengawasi yaitu berupa:

 Memperhatikan apapun kegiatan anak, menjaga anak agar tidak jatoh atau menyentuh sesuatu yang dapat mencelakai si anak, menjauhkan anak dari benda tajam dan listrik, serta melarang anak untuk memasukan sesuatu kedalam mulutnya karena mengandung bakteri.

5. Memberikan kasih sayang yaitu memberikan perhatian penuh kepada anak, adapun peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal memberikan kasih sayang yaitu berupa:  Memberikan sentuhan lembut seperti membelai si anak yang diasuh karena melalui

sentuhan lembut si anak dapat merasakan kasih sayang, mengingatkan waktu makan si anak, menjaga anak, dan selalu menemani si anak agar tidak merasa sendiri.

Adapun sifat dan sikap anak yang dibentuk dari peran pengasuh anak (baby sitter) dalam hal mendidik, membimbing, mengasuh, mengawasi, dan memberikan kasih sayang yaitu :

1. Dengan cara mendidik yaitu menanamkan budi pekerti dan mengajarkan sopan santun kepada anak, maka sifat yang terbentuk adalah sifat penurut. Sifat penurut terbentuk karena dari kecil anak sudah ditanamkan kepribadian yang baik dan diajarkan untuk sopan santun kepada orang lain. Sedangkan sikap yang terbentuk yaitu anak mudah berinteraksi dengan orang lain yaitu tidak takut dan tidak cengngeng, memiliki tata bicara yang baik, dan bahasa tubuh yang sopan.

2. Dengan cara membimbing dan mengawasi segala kegiatan dan aktivitas anak maka sifat yang terbentuk yaitu sifat pemarah. Sifat pemarah terbentuk disebabkan si anak merasa tidak leluasa dalam melakukan segala aktivitas. Karena sang pengasuh (baby sitter) terlalu banyak melarang dan membatasi si anak, hal ini dilakukan agar tidak terjadi sesuatu kepada anak yang diasuh. Sedangkan sikap yang terbentuk yaitu si anak menjadi cengngeng, dan memiliki tingkah laku yang rewel.

3. Dengan cara mengasuh dan memberikan kasih sayang kepada anak maka sifat yang terbentuk yaitu sifat manja. Sifat manja terbentuk karena si anak merasa tergantung kepada pengasuh (baby sitter). Hal ini disebabkan karena segala keperluan dan kebutuhan anak telah disediakan oleh sang pengasuh (baby sitter) sehingga anak menjadi tidak mandiri. Sikap anak yang manja yaitu anak sulit berinteraksi kepada orang yang belum ia kenal.

(8)

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2: 144-155 151 Untuk mengetahui identitas informan dalam penelitian ini, maka akan disajikan berdasarkan nama dan umur informan, pendidikan informan, dan status informan.

Tabel 1. Identitas Informan

No Nama Umur Tingkat pendidikan Status

1 Sari 32 Tahun SMP Pengasuh Anak

2 Nurul 27 Tahun SMP Pengasuh Anak

3 Febry 30 Tahun SARJANA Wanita Karir

4 Wita 27 Tahun SARJANA Wanita Karir

5 Mimi 28 Tahun SARJANA Ibu Rumah Tangga

6 Lina 34 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga

Informan 1

Saya bernama Sari Heryani yang berumur 32 tahun. Saya berasal dari Kalianda Lampung Selatan. Agama saya adalah Islam. Saya mempunyai 3 orang anak dan suami. Saya menjadi pengasuh anak sudah ± 8 tahun. Saya bertemu dengan keluarga bapak Agus dan Rahayu dan diterima bekerja untuk mengasuh dan merawat anaknya yaitu Radit yang berumur 4 tahun.

Orangtua Radit adalah pasangan suami istri yang bekerja sehingga mereka memberikan kepercayaan penuh kepada pengasuh anak (baby sitter) untuk merawat anaknya. Mereka bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan swasta yang ada di Bandar Lampung. Saya bekerja sebagai pengasuh Radit sudah hampir ± 3 tahun. Radit sangat dekat dengan saya dan kami tidur berdua. Bahkan Radit memanggil saya dengan sebutan ibu. Saya mendidik radit dengan mengajarkan sopan santun dan budi pekerti yang baik seperti mengajakan ia untuk memberikan salam dan mencium tangan kepada orang tuanya, mendidik Radit untuk berdoa, mendidik Radit untuk menggunakan tangan kanan ketika hendak makan dan menulis. Kemudian saya juga membimbing Radit ketika bersekolah dan bermain, mengasuh Radit yaitu menyediakan segala keperluan Radit. Tidak ada keluhan yang saya alami selama menjadi pengasuh (baby sitter) Radit. Semua masih wajar misalnya ketika Radit sakit dan tidak mau makan, kemudian dia menangis adalah kewajiban saya untuk mengatasinya karena saya mempunyai tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh orangtua Radit. Saya sangat sayang kepada Radit bahkan mengnganggap Radit seperti anak saya sendiri.

(Ibu Sari Heryani, 32 tahun wawancara pada tanggal 12 Desember 2012).

Informan 2

Saya bernama Nurul yang berumur 27 tahun. Saya berasal dari Panjang Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Agama saya adalah Islam. Saya adalah orangtua tunggal (single parent), saya memiliki 1 orang anak perempuan yang masih sekolah berumur 7 tahun. Akhirnya teman saya menawarkan pekerjaannya karena dia ingin berhenti, kemudian saya pun menerima pekerjaan sebagai pengasuh anak (baby sitter) di keluarga bapak Joko dan ibu Meli menggantikan teman saya di Perumahan Bukit Bakung Indah. Pengalaman bekerja saya ± 3 tahun menjadi pengasuh anak (baby sitter), akan tetapi saya menjadi pengasuh anak (baby sitter) di keluarga bapak Joko dan ibu Meli ± 1 tahun.

(9)

152 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

Saya mengasuh dan merawat anak bapak Joko dan ibu Meli yang bernama Sira berumur 3 tahun. Orangtua Sira bekerja sebagai karyawan swasta. Tugas saya hanya menjadi pengasuh (baby sitter), awalnya Sira tidak dekat dengan saya karena Sira termasuk anak yang pendiam dan cenderung cengngeng serta takut dengan orang lain yang belum dia kenal. Saya mengasuh Sira sama dengan halnya saya mengasuh anak saya sendiri. Orangtua Sira walaupun sibuk mereka selalu menanyakan kondisi dan perkembangan Sira kepada saya. Saya sangat senang bekerja sebagai pengasuh anak (baby sitter) dikeluarga bapak Joko dan ibu Meli.

(Ibu Nurul, 22 tahun wawancara pada tanggal 12 Desember 2012).

Informan 3

Saya bernama ibu Febry berumur 30 tahun. Saya tinggal di Perumahan Bukit Bakung Indah Blok A1 No. 4 Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dan saya beretnis padang. Saya merupakan lulusan Sarjana (S1) di salah satu Perguruan Tinggi di Bandar Lampung. Saya bekerja sebagai pegawai PNS. Saya memiliki suami yang bekerja sebagai POLRI. Saya mempunyai 2 orang anak laki-laki yang berumur 12 tahun dan 5 tahun. Anak-anak saya masih bersekolah di Sekolah Dasar (SD) dan Taman KAnak-anak-KAnak-anak (TK). Setiap hari saya melakukan rutinitas bekerja saya sebagai pegawai PNS dari pagi hingga sore hari, suami saya pun tidak beda dengan saya. Dia jarang berada dirumah karena dia harus dinas. Akibat dari kesibukan kerja, akhirnya saya mempercayai kepada pengasuh anak (baby sitter) untuk merawat dan mengasuh anak saya.

Anak-anak saya termasuk anak-anak yang nakal dan aktif sehingga terkadang dari sikap anak saya membuat para pengasuh (baby sitter) tidak betah untuk bekerja menjadi pengasuh (baby sitter). Akibatnya saya kesulitan untuk mencari pengasuh (baby sitter) pengganti. Kenakalan anak saya tidak dapat dikontrol, sehingga saya tak jarang sebagai ibunya kerap melakukan tindakan seperti mengomel, mnyentil, dan menjewer anak-anak saya agar mendengarkan perintah saya. Saya sangat tergantung kepada pengasuh anak (baby sitter) ini disebabkan saya bekerja, waktu saya banyak dihabiskan untuk bekerja.

(Ibu Febry, 30 tahun wawancara pada tanggal 15 Desember 2012).

Informan 4

Saya bernama ibu Wita berumur 27 tahun. Saya tinggal di Perumahan Bukit Bakung Indah Blok A3 No. 9 Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dan saya beretnis padang. Saya merupakan lulusan Sarjana (S1) di salah satu Perguruan Tinggi di Bandar Lampung. Saya bekerja sebagai karyawan swasta disalah satu perusahan yang ada di Bandar Lampung. Saya memiliki suami yang bekerja sebagai pegawai PNS. Anak saya berusia 2 tahun yang bernama Bila. Bila sehari-harinya diasuh oleh seorang pengasuh (baby sitter) untuk merawat dan menjaga dia ketika saya dan suami bekerja. Bila bukan hanya diasuh oleh pengasuh (baby sitter) karena dirumah saya ada mama saya yaitu neneknya Bila yang ikut merawat dan mengawasi kerja pengasuh (baby sitter).

Pengasuh (baby sitter) yang bekerja dirumah saya, hanya bekerja dari pagi hingga sore hari saja. Setelah saya pulang kerja pengasuh (baby sitter) pun pulang. Setiap hari saya melakukan kegiatan bekerja tetapi saya tidak pernah lupa untuk mengontrol keadaan dan kondisi Bila dirumah. Saya menyempatkan diri untuk pulang kerumah sewaktu-waktu ketika jam makan siang hanya untuk melihat anak saya. Saya pun ketika pulang kerja, segera mengasuh anak saya hal ini karena saya ingin terlibat langsung dalam proses

(10)

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2: 144-155 153 perkembangan dan pertumbuhan anak saya.Saya beranggapan bahwa seorang wanita yang bekerja diluar rumah tidaklah seharusnya melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu. Saya dapat melihat kelucuan dan tingkah yang dilakukan oleh anak saya, dan saya pun dapat mendidik dan mengajarkan anak saya sesuai dengan tradisi keluarga.

(Ibu Wita, 27 tahun wawancara pada tanggal 15 Desember 2012).  Informan 5

Saya bernama ibu Mimi berumur 28 tahun. Saya tinggal di Perumahan Bukit Bakung Indah Blok B1 No. 10 Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dan saya beretnis lampung. Saya merupakan lulusan Diploma (D3) di salah satu Perguruan Tinggi di Bandar Lampung. Saya saat ini tidak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga, yang sehari-harinya hanya mengasuh dan merawat anak. Saya memiliki suami yang bekerja sebagai pegawai PNS. Dulu sebelum menikah saya bekerja sebagai karyawan swasta, tetapi setelah menikah saya memutuskan untuk fokus mengurus anak. Karena saya ingin menjadi ibu yang selalu mengikuti perkembangan dan pertumbuhan anaknya. Anak saya berumur 1 tahun yang bernama Ikbal. Saya merawat Ikabal dibantu oleh pengasuh (baby sitter) karena saya takut sewaktu-waktu kerepotan, maklumlah saya belum berpengalaman menjadi ibu. Saya merawat Ikbal dengan memberikan pengasuhan yang baik, hingga memberikan ASI eksklusif itu semua saya lakukan karena saya ingin anak saya tumbuh dan berkembang melalui didikan dan asuhan saya.

(Ibu Mimi, 28 tahun wawancara pada tanggal 16 Desember 2012).  Informan 6

Saya bernama ibu Lina berumur 34 tahun. Saya tinggal di Perumahan Bukit Bakung Indah Blok B3 No. 2 Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dan saya beretnis padang. Saya merupakan tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tidak bekerja diluar rumah. Kegiatan sehari-hari saya disibukan untuk mengurus keempat anak saya dan membuka usaha rumahan yaitu membuka warung. Saya memiliki suami yang bekerja sebagai pedang diluar daerah. Dahulu saya sangat kerepotan dalam mengurs keempat anak-anak saya karena setiap pagi saya harus menyiapkan segala keperluan anak-anak-anak-anak saya untuk bersekolah dan lain-lain. Ditambah lagi anak-anak saya adalah anak yang malas dan tidak mandiri akibatnya saya sangat kesulitan dalam mengurus mereka. Sehingga akhirnya saya menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) untuk membantu saya dalam merawat dan mengurus keempat anak-anak saya.

Terkadang pengasuh (baby sitter) suka mengeluh karena anak-anak saya tidak dapat diatur. Tetapi dibalik itu semua saya semaksimal mungkin untuk menjadi ibu yang baik buat keempat anak-anak saya. Walaupun saya memiliki kegiatan lain dan saya menggunakan jasa pengasuh (baby sitter) untuk mereka. Karena pada dasarnya apa yang saya lakukan adalah semata-mata untuk kebahagian anak-anak saya.

(Ibu Lina, 34 tahun wawancara pada tanggal 16 Desember 2012).

5. Kesimpulan

Pada masyarakat perkotaan khusunya masyarakat di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampung banyak sekali peran ibu yang digantikan oleh jasa pengasuh anak (baby sitter). Adapun alasan pasangan suami istri di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar

(11)

154 Peranan Pengasuh Anak (Baby Sitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak

Lampung menggunakan jasa pengasuh anak (baby sitter) yaitu karena orangtua khususnya sang ibu merupakan wanita karir sehingga waktu untuk mengasuh anak terbagi oleh urusan kantor. Informan yaitu ibu kandung dituntut untuk profesional dalam bekerja sehingga waktu kebanyakan dihabiskan dikantor, belum lagi jika sang ibu lembur. Pengasuhan banyak diberikan kepada pengasuh (baby sitter). Ketika pulang kantor pun pada malam hari, ibu tidak banyak meluangkan waktu untuk anaknya karena telah letih bekerja seharian. Alasan lain informan menggunakan pengasuh anak (baby sitter) adalah karena keluarga informan memiliki kelebihan dalam segi ekonomi sehingga dapat membayar jasa pengasuh anak (baby sitter) dalam proses pengasuhan anak. Walaupun informan bukanlah wanita karir. Adapun peranan pengasuh anak (baby sitter) sama sepeti ibu kandung yaitu :

a. Mendidik yaitu menanamkan budi pekerti dan mengajarkan sopan santun. b. Membimbing yaitu anak dalam proses belajar dan bermain.

c. Mengasuh yaitu memenuhi segala kebutuhan dasar anak, baik kebutuhan kesehatan (gizi) dan kebutuhan stimulasi anak.

d. Mengawasi yaitu mengawasi segala aktivitas yang dilakukan oleh anak. e. Memberikan kasih sayang seperti perhatian dan sentuhan lembut.

Sifat dan sikap anak akan terbentuk melalui proses pengasuhan yang baik, oleh karena itu dibutuhkan sekali peran pengasuh (baby sitter dan orang tua) dalam tumbuh kembang anak. Sehingga dapat disimpulkan dalam penggunaan jasa pengasuh anak (baby sitter) akan menimbulkan dampak yang positif dan negatif.

Dampak positif yang ditimbulkan sebagai berikut :

a. Orangtua tidak perlu khawatir jika meninggalkan anak untuk bekerja, karena ada pengasuh (baby sitter) yang akan menjaga dan mengasuh anaknya.

b. Orangtua dapat menyusun peraturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pengasuh anak (baby sitter).

c. Anak mendapatkan perhatian khusus karena pengasuh anak (baby sitter) hanya berkonsentrasi penuh pada anak saja.

d. Anak mendapatkan teman bermain.

Dampak negatif yang ditimbulkan sebagai berikut : a. Anak akan tenggelam pada rutinitas yang sama.

b. Anak hanya akan berteman dengan pengasuh anak (baby sitter) saja. Resikonya anak akan lebih lengket dengan pengasuh anak (baby sitter).

c. Anak tidak dekat dengan orangtuanya.

d. Anak cenderung menjadi anak yang malas dan tidak mandiri.

6. Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi penddikan. Rineka Cipta. Jakarta. Fauzi, Ahmad. 1997. Psikologi umum. Pustaka Setia. Bandung. Goode, William J. 1991. Sosiologi keluarga. Bumi Aksara. Jakarta. Moleong. 2005. Metode Penelitian kualitatif. Rosda Karya. Bandung. Nazir, Moh. 1998. Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

(12)

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2: 144-155 155 Prasetyo, G Tembong. 2003. Pola pengasuhan ideal. Elex Media Komputindo. Jakarta. Soekanto, Soerjono. 1992. Sosiologi keluarga (tentang ikhwal keluarga, remaja, dan anak).

Rineka Cipta. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi suatu pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suhendi, Hendi. 2001. Pengantar studi sosiologi keluarga. Pustaka Setia. Bandung.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
Tabel 1. Identitas Informan

Referensi

Dokumen terkait

Proses hot press digunakan untuk membuat material panel kompositkenaf-PP. Lembar kenaf- PP yang telah dipotong sesuai ukuran cetakan diletakkan pada cetakan

Web Container adalah services yang dijalankan oleh suatu Java Application Server hususnya untuk services yang compliance/kompatibel dengan Servlet dan JSP.. Selain menjadi

Pilihan barang lebih banyak Daftar Arisan kapan saja Belajar bareng di Kelas Mapan Cek dan cairkan bonus. Bonus bintang arisan lebih besar Cek

Adapun bentuk pesan yang disampaikan leader dalam merekrut calon agen asuransi sesuai dengan hasil wawancara dilapangan yaitu pesan verbal dengan penyampaian

Risiko serangan jantung secara langsung berhubungan dengan tekanan darah, setiap penurunan tekanan darah diastolik sebesar 5 mmHg risikonya berkurang sekitar 16 %. 25

Ketentuan besaran uang muka (down payment) pembiayaan kendaraan bermotor dalam Surat Edaran OJK Nomor 47/SEOJK.05/2016 perusahaan pembiayaan yang tingkat kesehatan

Selanjutnya klik kanan pada gambar front image kemudian pilih load image sehingga tampil window untuk mengambil file yang akan kita jadikan tampilan depan cover e-book.. Lakukan

Kajian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan merupakan kombinasi antara varietas yang terdiri dari varietas adapatif rawa lebak: Inpari 30