133
Rancang Bangun Piranti Lunak Pengelola Tugas Personil Tim Uji
Terowongan Angin Kecepatan Rendah Indonesia
Ivransa Zuhdi Pane
Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Email: izpane@gmail.com
Abstrak
Piranti lunak pengelola tugas personil tim uji Terowongan Angin Kecepatan Rendah Indonesia berguna untuk mendukung pihak manajemen dalam mengelola penugasan program uji terowongan angin kepada personil tim uji dan mengevaluasi kinerja personil tim uji dalam melaksanakan tugas tersebut. Dukungan piranti lunak ini diharapkan tidak hanya memungkinkan terciptanya peningkatan produktivitas dan kinerja di sisi pelaksana tugas, namun juga memberi masukan bagi pihak manajemen berupa dukungan pengambilan keputusan eksekutif yang diperlukan untuk memperbaiki dan memperbarui mekanisme penugasan secara berkesinambungan menurut dinamika proses bisnis uji terowongan angin. Rangkaian kegiatan rancang bangun piranti lunak selanjutnya diinisialisasi untuk melakukan analisis, perancangan, hingga konstruksi dan validasi guna mewujudkan produk piranti lunak pengelola tugas personil tim uji Terowongan Angin Kecepatan Rendah Indonesia yang siap terap.
Kata Kunci: Uji terowongan angin, perekayasa
Abstract
Task manager software for Indonesian Low Speed Tunnel's test team is useful to support the management in managing the assignment of the wind tunnel test program to the personnel and evaluating their task performance. Such supports are expected not only to enhance the productivities and the performances of the task executors, but also to provide the management executive decision making supports to improve and innovate the assignment mechanism continuously according to the dynamics of the business process of the wind tunnel test. A series of software engineering activities is then initialized to analyze, design, construct and validate the operateable task manager software product.
Keyword: Wind tunnel test, engineers
1. PENDAHULUAN
Uji terowongan angin adalah runtutan kegiatan pengukuran, perolehan, pengolahan dan presentasi data yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui karakteristik aerodinamika dari objek uji. Uji ini pada umumnya dilaksanakan di suatu fasilitas terowongan angin, seperti Terowongan Angin Kecepatan Rendah Indonesia (TAKRI), yang merupakan penyedia layanan pengujian terowongan angin terkemuka di Indonesia. Terdapat sejumlah faktor penentu keberhasilan pelaksanaan pengujian terowongan angin dan salah satunya adalah pengelolaan tugas personil tim uji. Mengingat TAKRI berada di bawah pengelolaan Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika (B2TA3)o999 dan B2TA3 merupakan unit kerja di bawah naungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang menerapkan sistem tata kerja kerekayasaan dalam melaksanakan seluruh tugas kerekayasaannya, maka pengelolaan tugas personil tim uji TAKRI juga dilakukan dengan merujuk kepada Peraturan Kepala BPPT nomor 15 tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya (selanjutnya disebut petunjuk teknis) [1].
Petunjuk teknis secara jelas menguraikan prosedur dan tata cara pembentukan organisasi fungsional kerekayasaan sebagai bentuk formal dari tim uji terowongan angin, sehingga pihak manajemen B2TA3 sebagai pengambil keputusan dalam pembentukan tim uji sesungguhnya tidaklah terlalu sulit untuk mengalokasikan para pejabat fungsional Perekayasa sebagai personil tim uji dengan peran dan tugas tertentu sesuai kebutuhan. Meskipun demikian, sejumlah potensi masalah dari beragam aspek yang tidak terakomodasi dalam petunjuk teknis sepatutnya dicermati dan diantisipasi oleh pihak manajemen. Salah satu contoh kasus yang kerap terjadi adalah seorang Perekayasa, karena keterbatasan sumber daya manusia atau faktor multi-kompetensi, dialokasikan ke sejumlah tim uji dalam kurun waktu yang sama. Dalam kasus seperti ini, dengan kemungkinan alokasi peran yang berbeda di setiap tim uji, penghitungan beban kerja dalam bentuk waktu kerja yang manusiawi dan pemantauan tingkat kemajuan pelaksanaan tugas yang efektif tidak dapat lagi dilakukan dengan cara manual dan tradisional, seperti yang sering terjadi saat ini. Kompleksitas yang lebih besar dengan mudah dapat dibayangkan apabila masalah seperti
134
ini terjadi tidak hanya pada satu orang Perekayasa, tapi pada sejumlah Perekayasa. Dampak serius tipikal dari masalah ini adalah menurunnya obyektivitas pihak manajemen dalam menilai kinerja Perekayasa, yang berimbas pada menurunnya tunjangan kinerja dan berkurangnya motivasi kerja dari Perekayasa yang terdampak.
Salah satu alternatif solusi untuk memecahkan masalah ini adalah pendayagunaan piranti lunak yang mampu mengelola penugasan tim uji kepada Perekayasa yang menjadi personil tim uji dan pemantauan kondisi kemajuan pelaksanaan tugas tersebut. Piranti lunak ini memungkinkan pihak manajemen mendefinisikan tim uji dan rincian tugas yang terkait, melakukan penugasan tugas tersebut ke para Perekayasa, hingga mengadakan progress monitoring dan penilaian terkait dari masing-masing Perekayasa secara terkendali berdasarkan teknologi informasi terkini. Dengan memanfaatkan piranti lunak ini, pihak Perekayasa sebagai pelaksana tugas dapat mengetahui tugas yang harus dikerjakan dan tingkat kemajuannya berdasarkan penilaian yang adil dan aktual, sehingga pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja Perekayasa itu sendiri. Di sisi lain, pengaruh positif dari dioperasikannya piranti lunak ini bagi pihak manajemen adalah tersedianya masukan berupa dukungan pengambilan keputusan eksekutif yang diperlukan untuk memperbaiki dan memperbarui mekanisme penugasan secara berkesinambungan menurut dinamika proses bisnis uji terowongan angin.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka kegiatan penelitian dan pengembangan ini berupaya untuk melakukan rekayasa piranti lunak yang dimulai dengan kegiatan analisis kebutuhan dan perancangan untuk menyusun kerangka operasional piranti lunak yang selanjutnya dapat digunakan dalam proses kontruksi produk piranti lunak fungsional dalam tahap implementasi. Bagian selanjutnya dari makalah ini membahas metodologi yang digunakan untuk melakukan rancang bangun piranti lunak secara keseluruhan, yang diikuti dengan pembahasan mengenai kegiatan rekayasa piranti lunak beserta hasilnya, dan diakhiri dengan kesimpulan dan saran.
2. METODE
Kegiatan rancang bangun piranti lunak yang dilakukan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan ini menggunakan metodologi prototyping. Prototyping adalah pendekatan rekayasa piranti lunak yang ditandai dengan adanya pembangunan purwarupa (prototipe) secara teriterasi dalam waktu singkat, dimulai dari penggalian kebutuhan piranti lunak hingga piranti lunak target dirampungkan secara sempurna [2, 3].
Gambar 1 menujukkan tahapan prototyping tipikal, yang terdiri dari kegiatan analisis, perancangan dan pembangunan prototype, seperti halnya metode rekayasa piranti lunak konvensional (model waterfall atau sequential linear), ditambah dengan kegiatan evaluasi umpan balik terhadap hasil prototipe yang dibangun. Kegiatan analisis berintikan studi literatur terhadap aturan teknis tertulis yang berlaku, wawancara terhadap pengguna potensial dan observasi mekanisme kerja pengguna dalam kaitannya dengan tata cara pemanfaatan piranti lunak kelak. Hasil analisis ditindaklanjuti dengan perancangan antarmuka pengguna grafis, basis data dan algoritma yang mengendalikan piranti lunak. Penyusunan kode program selanjutnya dilakukan untuk membangun prototipe dan uji terhadap prototipe juga dilaksanakan untuk memvalidasi operabilitas prototipe. Hasil tahap pembangunan prototipe ini kemudian dievaluasi untuk mendapatkan umpan balik yang menjadi sumber acuan bagi kegiatan analisis dalam siklus selanjutnya. Siklus rekayasa piranti lunak ini terus berlanjut hingga produk hasil target tercapai, dimana setiap siklus prototyping dilakukan dalam siklus waktu yang relatif singkat untuk memenuhi kebutuhan piranti lunak secara bertahap.
Gambar 1. Konsep prototyping. 1. Analisis (Cepat) 2. Rancang (Cepat) 3. Bangun Prototipe 4. Umpan Balik
135
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisis
Aktivitas pengelolaan tugas personil tim uji terowongan angin selayaknya dimulai dengan pemahaman mengenai struktur tipikalnya, yang ditunjukkan dalam Gambar 2. Suatu tim uji dipimpin oleh seorang Program Director (PD), yang dibantu oleh Chief Engineer (CE) dan Program Manager (PM) pada tataran atas manajemen tim uji. Ketiga peran ini lazim disebut sebagai troika dan bertanggung jawab atas jalannya pelaksanaan program. Selanjutnya, troika membawahi sejumah work breakdown structure (WBS) atau struktur rinci kerja, yang menangani tugas spesifik sesuai bidang keahlian atau fase pengerjaan tertentu. Setiap WBS dipimpin oleh seorang Group Leader (GL), dan terdiri dari sejumlah work package (WP) atau paket kerja, yang menangani tugas lebih spesifik dan dipimpin oleh seorang Leader (L). Selanjutnya, Leader memimpin beberapa Engineering Staff (ES), yang ditugaskan untuk melakukan kegiatan unik tertentu.
Gambar 2. Struktur tim uji.
Manajemen tugas dalam suatu tim uji dimulai dengan perencanaan program uji terowongan angin yang, apabila disetujui oleh pimpinan unit kerja, selanjutnya akan diformalkan melalui surat keputusan mengenai pembentukan tim uji untuk mengeksekusi program uji tersebut. Dalam surat keputusan tersebut didefinisikan pula rincian tugas yang harus dilaksanakan, peran pelaksana dari tugas tersebut, dan nama Perekayasa yang ditunjuk untuk menduduki peran pelaksana tugas. Setelah itu, pelaksanaan program uji dimonitor dan dievaluasi hingga program uji berakhir yang umumnya disertai dengan kegiatan pelaporan dalam bentuk dokumen tertulis. Gambar 3 merangkum garis besar dari mekanisme penugasan ini dalam bentuk diagram alir.
WP 1.1 L 1.1 : ES 1.1.t ES 1.1.1 ES 1.1.2 WP 1.2 L 1.2 : ES 1.2.t ES 1.2.1 ES 1.2.2 WP 1.s L 1.s : ES 1.s.t ES 1.s.1 ES 1.s.2 WP 2.1 L 2.1 : ES 2.1.t ES 2.1.1 ES 2.1.2 WP 2.2 L 2.2 : ES 2.2.t ES 2.2.1 ES 2.2.2 WP 2.s L 2.s : ES 2.s.t ES 2.s.1 ES 2.s.2 WP r.1 L r.1 : ES r.1.t ES r.1.1 ES r.1.2 WP r.2 L r.2 : ES r.2.t ES r.2.1 ES r.2.2 WP r.s L r.s : ES r.s.t ES r.s.1 ES r.s.2 Program Director Chief Engineer Program Manager WBS 2 GL 2 WBS 1 GL 1 WBS r GL r
136
Gambar 3. Mekanisme dasar penugasan tim uji terowongan angin.
Adapun kebutuhan fungsionalitas piranti lunak yang selayaknya dipenuhi berdasarkan mekanisme dasar penugasan tim uji dalam dalam Gambar 3 adalah:
Registrasi program uji
Fungsionalitas untuk melakukan input, edit, hapus dan presentasi data program uji, seperti nama program uji, jenis program uji, nomor surat keputusan dan kurun waktu pelaksanaan.
Registrasi peran dan tugas
Fungsionalitas untuk melakukan input, edit, hapus dan presentasi data peran dan tugas yang terkait dengan suatu program uji yang telah teregistrasi, seperti nama peran, uraian tugas untuk peran tertentu dan alokasi waktu untuk tugas tertentu.
Registrasi personil
Fungsionalitas untuk melakukan input, edit, hapus dan presentasi data personil yang ditugaskan dalam suatu program uji yang telah teregistrasi, seperti nama personil, jabatan fungsional Perekayasa personil, unit kerja personil dan kompetensi personil;
Registrasi penugasan
Fungsionalitas untuk melakukan input, edit, hapus dan presentasi data penugasan, seperti nama personil, nama program, nama peran dan nama tugas, dimana masing-masing atribut ini telah teregistrasi sebelumnya melalui tiga fungsionalitas yang telah diuraikan sebelumnya;
Monitor dan evaluasi
Fungsionalitas untuk memantau dan mengevaluasi tingkat kemajuan pelaksanaan tugas yang teah didefinisikan melalui fungsionalitas registrasi penugasan, seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
3.2. Perancangan
Kegiatan perancangan piranti lunak pengelola tugas personil tim uji terowongan angin dilakukan untuk membangun rancangan antarmuka pengguna grafis, basis data dan skenario penggunaan dari piranti lunak. Perancangan antarmuka pengguna grafis dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel beserta modul Visual Basic for Application (VBA) sebagai perangkat dukung prototyping, dan sebagian hasilnya
N O Y Start Rencanakan program kerja Pimpinan setuju?
Registrasi program kerja
End
Registrasi peran dan tugas
Registrasi personil
Registrasi penugasan
Batal
Monitor dan evaluasi
Domain rekayasa piranti
lunak
137
ditunjukkan dalam Gambar 4 hingga Gambar 6, berturut-turut untuk antarmuka registrasi program uji, registrasi peran dan tugas, serta registrasi penugasan.
Gambar 4. Rancangan antarmuka registrasi program.
Gambar 5. Rancangan antarmuka registrasi peran dan tugas.
Gambar 6. Rancangan antarmuka registrasi penugasan.
Skenario tipikal penggunaan piranti lunak pengelola tugas personil tim uji terowongan angin dapat digagas sebagai berikut:
1. Pengguna meregistrasi program yang telah disetujui oleh pimpinan unit kerja.
2. Pengguna meregistrasi peran dan tugas dari program yang telah teregistrasi di langkah 1.
3. Pengguna meregistrasi personil yang akan ditugaskan dalam program yang telah teregistrasi di langkah 1.
4. Pengguna meregistrasi penugasan dengan mendefinisikan relasi antara personil, program, serta peran dan tugas, yang masing-masing telah teregistrasi di langkah 1, 2, dan 3.
138
5. Pengguna melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tingkat kemajuan pelaksanaan tugas (progress), setelah melakukan evaluasi fisik, seperti observasi langsung kegiatan personil, tatap muka dengan personil atau review dokumentasi hasil kerja (laporan teknis atau log book).
Rancangan dasar dari basis data piranti lunak pengelola tugas personil tim uji terowongan angin ditunjukkan dalam Gambar 7, yang terdiri dari sejumlah tabel utama, yaitu Pengguna, Program, Peran Tugas, Personil dan Penugasan. Masing-masing tabel memiliki kode identifikasi unik (ID) dan terdapat relasi antar tabel yang dihubungkan dengan ID ini. Tabel Pengguna mencakup seluruh personil, baik dari pihak manajemen maupun dari pihak pelaksana yang ditugaskan dalam program kerja. Sedangkan tabel Personil merupakan cuplikan dari tabel Pengguna yang hanya berisi personil pelaksana tugas dari program kerja.
Gambar 7. Rancangan basis data. 3.3. Pembangunan Prototipe
Kegiatan pembangunan prototipe mencakup penyusunan kode piranti lunak sesuai hasil perancangan dalam bahasa pemrograman Delphi 7 dan server basis data MySQL, dan pengujian hasil kompilasi kode piranti lunak terhadap sejumlah kasus uji yang disusun untuk dapat memastikan kelayakan operasionalitas piranti lunak. Kasus uji tipikal yang digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Memasukkan sejumlah kombinasi data username dan password untuk validasi fungsi otentifikasi pengguna.
2. Memanipulasi kumpulan data, baik valid maupun tidak valid, di tiap-tiap menu registrasi untuk validasi fungsi create, read, update and update (CRUD).
3. Melakukan transisi antar menu untuk validasi perilaku masing-masing menu pada saat diaktifkan. Penanggulangan kesalahan yang terjadi selama proses pengujian selanjutnya dilaksanakan dengan mengeliminasi sumber kesalahan, yang kemudian diikuti dengan pengujian regresi untuk memastikan bahwa kesalahan telah sepenuhnya teratasi.
3.4. Umpan Balik
Kegiatan umpan balik yang dimaksud dalam kegiatan penelitian dan pengembangan ini meliputi penyerahan prototipe piranti lunak yang dibangun dalam tahap sebelumnya kepada pengguna potensial untuk diujicoba, dimana pengguna selanjutnya dimintai pendapatnya terkait dengan kesesuaian fungsionalitas piranti lunak dan inovasi lainnya yang layak untuk dipertimbangkan untuk dikembangkan dalam siklus pengembangan prototipe berikutnya.
3.5. Hasil Rancang Bangun
Produk piranti lunak sebagai hasil dari kegiatan rancang bangun piranti lunak pengelola tugas tim uji terowongan angin ditunjukkan dalam Gambar 8 hingga Gambar 11.
Tabel Pengguna 1. ID_Pengguna 2. Nama 3. NIP 4. StatusGuna Tabel Personil 1. ID_Personil 2. ID_Pengguna 3. Jabatan 4. UnitKerja 5. Kompetensi Tabel Program 1. ID_Program 2. Nama 3. Klasifikasi 4. Tipe_STKK 5. No_SK 6. Tanggal_Awal 7. Tanggal_Akhir 8. Uraian Tabel Peran_Tugas 1. ID_PeranTugas 2. ID_Program 3. Nama_Peran 4. Index_Peran 5. Tugas_Peran 6. Alokasi_Waktu Tabel Penugasan 1. ID_Personil 2. ID_Program 3. ID_PeranTugas 4. Bobot 5. Progress
139
Gambar 8. Antarmuka aktual registrasi program.
Gambar 9. Antarmuka aktual registrasi peran dan tugas.
140
Gambar 11. Antarmuka aktual kinerja personil. 4. SIMPULAN
Rekayasa piranti lunak pengelola tugas personil tim uji TAKRI telah dilaksanakan dengan merujuk kepada kondisi aktual dan potensi kendala masalah yang selayaknya diantisipasi dengan pendayagunaan teknologi informasi dalam bentuk piranti lunak. Penyusunan kode program, pengujian untuk verifikasi dan validasi, serta instalasinya pada platform operasional, khususnya pada platform web, selayaknya dilaksanakan pada siklus rekayasa piranti lunak berikutnya guna mewujudkan dukungan produktivitas dan kinerja, baik bagi pihak manajemen maupun pihak personil pelaksana tugas.
5. REFERENSI
[1] Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi No. 15 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya.
[2] Roger Pressman. 2010. Software Engineering, A Practitioner's Approach 7th Edition. McGraw Hill, New York.