1
Pembuatan Etanol dari Sorgum (Shorghum Bicolor L.Moench) Melalui Hidrolisis Enzimatik diikuti Fermentasi Menggunakan
Saccharomyces cerevisiae
Disusun Oleh :
Silvia Rahmi Ekasari 2307 100 520 Adelina Tri Pradita 2307 100 523
Dosen Pembimbing :
Dr.Ir.Tontowi Ismail, M.S Dr.Ir. Soeprijanto, M.Sc
LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOKIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Latar Belakang 2 Etanol Pati Biji Sorgum ETANOL Hasil fermentasi S.cerevisiae
Tujuan
1. Mengetahui pengaruh pretreatment perendaman dengan menggunakan larutan NaOH terhadap proses hidrolisis. 2. Meningkatkan produksi etanol dengan variasi dosis enzim
-amilase dan glukoamilase selama proses hidrolisis dan konsentrasi glukosa maksimum untuk proses fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae pada media biji sorgum.
3. Membandingkan etanol yang dihasilkan dari proses
sakarifikasi dan fermentasi secara terpisah dan proses SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation).
Tinjauan Pustaka
Fermentasi adalah suatu proses oksidasi karbohidrat anaerob atau aerob sebagian.
Merupakan suatu proses kimia yang menggunakan air sebagai pemecah suatu persenyawaan termasuk inversi gula, saponifikasi lemak, dan ester, pemecah protein.
Hidrolisa Fermentasi
Enzim adalah pilihan utama yang digunakan untuk proses hidrolisis pati
Enzim yang berperan dalam menghidrolisis pati menjadi glukosa adalah -amilase dan glukoamilase..
Shorghum Bicolor L. Moench
tahan terhadap gangguan hama karbohidrat yang cukup tinggi
toleran terhadap kekeringan dan genangan air dan dapat berproduksi dalam lahan marginal
6
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatiphyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu) Ordo : Poales
Famili : Poaceae (Gramineae) Genus : Andropogon
Spesies : Andropogon halepensis (L) Pers. Sinonim Sorghum halepense sin. S. nitidium (Vahl.) Pers.
Saccharomyces cerevisiae
Tahan terhadap tingginya konsentrasi garam dan glukosa. Mempunyai laju fermentasi dan pertumbuhan cepat.
Kelemahan dari S. cerevisiae adalah tidak tahan terhadap etanol konsentrasi tinggi yang dihasilkan (Gunasekaran & Raj, 1999) 6 Filum : Ascomycetes Kelas : Hemiascomycetes Ordo : Endomycetales Famili : Saccharomycetales Genus : Saccharomyces
METODOLOGI
Etanol
Etanol dari Komponen pati dalam biji sorgum
Proses pembuatan etanol
Proses Pretreatment
Tepung sorgum
Biji Sorgum
Perendaman dengan NaOH
Proses Hidrolisa
Liquifikasi Sakarifikasi
Enzim -amilase yang digunakan adalah Liquoenzyme® Supra
yang bekerja optimum pada suhu 105-1100C, pH 5,1-5,6 dengan
residence time selama 60-180 menit (Novozymes, 2002).
Enzim glukoamilase yang digunakan adalah Optimax® 4060 VHP
yang bekerja optimum pada suhu 600C, pH 4,0-4,2 (Genecor,
1999).
Persiapan Starter
Saccharomyces
Variabel Penelitian
Dosis enzim -amilase : 0.1 % ; 0.2 % dan 0.3%
dari berat starch
Dosis enzim glukoamilase: 0.1 % ; 0.2 % dan 0.3 %
dari berat starch
Konsentrasi gula
: 15 % ; 18 % dan 20 %
Waktu Fermentasi
: 24, 30, 36, 42 dan 48 jam
Waktu Sakarifikasi
: 48 jam dan 1,5 jam
Analisa Reducing Sugar
Dipanaskan dan dititrasi sampai berubah menjadi merah bata
Fehling dititrasi dg sampel + EDTA
dan dipanaskan Fehling Normal Fehling A dan Fehling B
Pengambilan sampel
Kandungan Shorghum Bicolor L. Moench 7 Zat Kandungan (% berat sorgum) Pati 86,56 Karbohidrat total 88,32 Protein 7,05 Air 8,34
Pengaruh Proses Pretreatment dengan Menggunakan Larutan NaOH terhadap Proses Hidrolisis.
Hasil analisa pengaruh pretreatment terhadap kadar protein
Perendaman NaOH 2 jam 3 jam
Pengaruh Dosis Enzim -amilase Dalam Proses Hidrolisis Terhadap Konsentrasi Glukosa yang Dihasilkan
0 5 10 15 20 25 0 0,5 1 1,5 2 Waktu (jam) k on se n tr a si gu la ( g/l) alfa 0.1 % alfa 0.2 % alfa 0.3 %
Pengaruh Dosis Enzim glukoamilase Dalam Proses Hidrolisis Terhadap Konsentrasi Glukosa yang Dihasilkan
0 50 100 150 200 250 300 4 9 14 19 24 29 34 39 44 49 Waktu (jam) k on sen tras i gu la ( g /l ) gluko 0.1 % gluko 0.2 % gluko 0.3 %
Kurva Pertumbuhan Yeast dalam Rich Medium dan Media Sorgum 0 50000000 1E+09 1.5E+09 2E+09 2.5E+09 3E+09 3.5E+09 4E+09 0 5 10 15 ju m lah sel/m l waktu (jam) 0 50000000 1E+09 1.5E+09 2E+09 2.5E+09 3E+09 3.5E+09 4E+09 0 5 10 15 ju m lah sel/m l waktu (jam)
Pengaruh Konsentrasi Glukosa Terhadap Etanol yang Dihasilkan Pada Proses Fermentasi
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0 6 12 18 24 30 36 42 48 waktu (jam) RS (% ) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 k ad ar etano l (% ) RS 15% etanol 15%
Pengaruh Konsentrasi Glukosa Terhadap Etanol yang Dihasilkan Pada Proses Fermentasi
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0 6 12 18 24 30 36 42 48 waktu (jam) R S ( %) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 kadar e tan ol (% ) RS 18% etanol 18%
Pengaruh Konsentrasi Glukosa Terhadap Etanol yang Dihasilkan Pada Proses Fermentasi
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0 6 12 18 24 30 36 42 48 waktu (jam) RS (% ) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 k a d a r e ta n o l ( %) RS 20% etanol 20%
Pengaruh Konsentrasi Glukosa Terhadap Etanol yang Dihasilkan Pada Proses Sakarifikasi dan Fermentasi Simultan (SSF)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 0 10 20 30 40 50 Waktu (jam) etanol (%w/w) RS (%) TS (%)
Simpulan dan Saran
Simpulan
Dari hasil penelitian dan hasil analisa yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan physical pretreatment yaitu proses penggilingan biji sorgum, proses pretreatment dengan
perendaman menggunakan larutan NaOH tidak
berpengaruh signifikan terhadap kandungan protein dalam biji sorgum.
2. Dosis enzim -amylase 0.2 % dan glukoamilase 0,3% dari berat pati pada saat hidrolisis, dapat menghasilkan konsentrasi glukosa sebesar 299,623 g/l. Hasil tersebut
lebih tinggi dibandingkan dengan dosis enzim -amilase
Simpulan dan Saran
Simpulan
3. Konsentrasi glukosa pada media fermentasi sebesar 18%
w/w menghasilkan kadar etanol tertinggi sebesar 8,22% w/w dibandingkan konsentrasi 15% dan 20% pada proses
sakarifikasi dan fermentasi secara terpisah.
4. Pada proses sakarifikasi dan fermentasi secara simultan (SSF) dengan menggunakan konsentrasi enzim -amylase 0.2 % dan glukoamilase 0,3% dari berat pati dan konsentrasi glukosa pada media fermentasi sebesar 18% w/w menghasilkan kadar etanol sebesar 5,77 % w/w, hasil ini lebih rendah bila dibandingkan dengan proses sakarifikasi dan fermentasi secara terpisah.
Simpulan dan Saran
Saran
Penelitian ini masih merupakan data awal
untuk mencari kondisi yang sesuai untuk
pembuatan etanol dari biji sorghum sehingga
perlu dilakukan untuk range variabel yang lebih
lebar dan dilakukan optimasi sehingga dicapai
kondisi proses yang ekonomis.
Background: Starch
• 83% of kernel is endosperm
• Endosperm contains
starches, lipids and proteins in a complex matrix
Background: Amylose vs. Amylopectin
• Starch is a food storage polysaccharide used by plants to organize glucose polymers
• Two unique patterns of linear organization: AMYLOPECTIN (75%) AMYLOSE (25%)
Background: Amylose vs. Amylopectin
•
Starch linear structural pattern confers unique
tertiary structure
REAKSI FEHLING
KH + camp CuSO4, K-Na-tatrat, NaOH Cu2O
(endapan merah bata)
Reaksi diatas memiliki prinsip yaitu menggunakan gugus
aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi
Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan
pada suasana basa (Benedict dan Fehling) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.
YIELD ETANOL
kons
glukosa kons etanol yield yield yield aktual
(g/l) (g/l) aktual teoritis yield teoritis 18 8,22875 0,4571528 9,18 0,896378 15 5,13209 0,3421393 7,65 0,67086144 20 7,5296 0,37648 10,2 0,73819608 18 (SSF) 5,77 0,3205556 9,18 0,62854031