• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Produk Berkonsep Eco-Fashion Menggunakan Limbah (Sisa) Kain Brokat denganteknik Crochet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Produk Berkonsep Eco-Fashion Menggunakan Limbah (Sisa) Kain Brokat denganteknik Crochet"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Perancangan Produk Berkonsep Eco-Fashion

Menggunakan Limbah (Sisa) Kain Brokat

denganTeknik Crochet

Oleh:

Citra Puspitasari

Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom

E-mail: citra@ktm.stisitelkom.ac.id

Kahfiati Kahdar

Yanyan Sunarya

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Abstract

Eco-Fashion is closely related to the concept of sustainability which, in this case, is an attempt to conserve the ecological balance - humans, animals, plants and the earth. In this study project, specifically lace waste will be processed and utilized further using Crochet/ hooked technique. The technique was chosen for innovative designs for lace waste. This study is a descriptive qualitative research with experimental. The problems addressed in this studyproject is an alternative technique of lace waste processing using crochet techniques to produce the products that have a good quality as those using textile intact. Keywords : Crochet,Eco-Fashion, Lace, Waste

LATAR BELAKANG MASALAH

Ade Sudrajat (2002) mengemukakan bahwa pada dua dekade terakhir, industri tekstil Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan dan sejak tahun 1980-an industri tekstil telah menjadi sumber penghasilan terbesar pemerintah Indonesia dari sektor non-migas. Data perkiraan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), terdapat sekitar 8000 perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) dan 73,5% diantaranya beroperasi di Jawa Barat. Peningkatan pertumbuhan industri tekstil ini turut serta mempengaruhi kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya. Pengolahan limbah pada industri TPT berskala besar pada umumnya sudah menjadi perhatian dan ada pihak yang bertugas untuk

mengontrolnya. Namun berbeda dengan indutri TPT yang berada pada skala kecil-menengah. Data perkiraan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebutkan bahwa lebih dari 90% industri TPT berada pada skala kecil-menengah. Oleh karena itu, potensi limbah tekstil yang dihasilkan oleh industri TPT berskala kecil-menengah ini cukup besar jumlahnya.

Saat ini limbah tekstil memilki potensi yang berhubungan erat dengan berbagai isu global yang terjadi yaitu isu ekonomi kreatif yang terkait dengan pengembangan desain dan kreatifitas dalam menciptakan inovasi tekstil dan produk tekstil, isu pengolahan material dengan konsep recycled, reuse dan

(3)

50 | C i t r a P u s p i t a s a r i : P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h ( S i s a ) K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t

kondisi lingkungan yang menuntut manusia untuk menghasilkan produk berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi di alam. Isu mengenai sosio-kultural juga berkaitan dengan potensi limbah tekstil, dimana dengan pengolahan limbah tekstil tersebut lebih lanjut, maka dapat dibentuk industri kecil dan menengah yang turut memberdayakan masyarakat yang ada di sekitarnya.

Di Indonesia saat ini aktivitas kreatif semakin marak digulirkan di berbagai wilayah disertai dengan semakin antusiasnya berbagai kota dan daerah untuk menjadi kota kreatif. Berdasarkan artikel berita yang dimuat di

www.antaranews.com tanggal 2 Juni 2013 yang lalu, Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda menyebutkan bahwa pada tahun 2013 ini kota

Bandung akan membangun Pusat

Ekonomi Kreatif di kawasan

Ujungberung sebagai upaya untuk

mendorong penciptaan lapangan

pekerjaan baru dan peningkatan nilai tambah produk kreatif Kota Bandung.

Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi kreatif telah mengambil peran dalam aktivitas perekonomian nasional.

Industri tekstil dan fesyen di Bandung jenisnya sangat beragam, mulai dari industri skala rumahan hingga pabrik besar, dari industri yang menjajakan produk-produknya untuk kelas ekonomi kebawah hingga kelas ekonomi atas, mulai dari penjual yang menjajakan berbagai produk di pinggir jalan hingga di rumah mode/butik. Kesemuanya berjalan dengan kapasitas dan fungsinya masing-masing dalam masyarakat. Diantara berbagai perbedaan yang terdapat didalamnya ada satu persamaan, yaitu kesemuanya menghasilkan limbah atau sisa bahan tekstil yang sudah tidak terpakai dari

proses produksi yang dilakukan. Terdapat beragam jenis limbah/sisa bahan tekstil yang dihasilkan industri tekstil dan fesyen, salah satunya limbah/sisa kain brokat. Kain ini adalah salah satu jenis kain yang mudah didapat di berbagai industri pakaian karena kain brokat identik dengan kebaya dan juga busana untuk pesta maupun acara-acara resmi. Kain brokat banyak digunakan untuk membuat kebaya. Wanita di Indonesia umumnya memiliki kebaya yang dikenakan dalam berbagai kepentingan. Misalnya upacara pernikahan, upacara adat, pesta, acara kelulusan sekolah atau wisuda dan berbagai acara lainnnya sehingga penggunaan kain ini sangat tinggi.

Bagan 1. Alur Kain Brokat, Puspitasari (2012) Pengolahan limbah/sisa kain brokat sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Arini Arumsari (2010) dalam Tesisnya yang berjudul “Optimalisasi Pengolahan Sisa Kain Brokat (Lace) dalam Konteks Produk Eco-Fashion”. Metode pengolahan yang digunakan adalah recycle/daur ulang dengan beragam teknik yaitu : teknik jahit, anyam, pemanasan dan teknik tufting.

Merujuk pada salah satu karakter permukaan kain brokat (lace) yang berlubang-lubang, maka pada dasarnya terdapat peluang untuk mengolah sisa kain brokat tersebut lebih lanjut. Dengan demikian, penelitian tentang eco-fashion pada limbah (sisa) kain brokat menggunakan teknik crochet memiliki urgensi yang berkaitan dengan

(4)

upaya pengembangan desain/kreativitas dalam pengolahan material dan pewacanaan mengenai alternatif teknik pada pemanfaatan sisa kain brokat.

METODOLOGI PENELITIAN

Proyek penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan eksperimentatif. Masalah yang dibahas dalam proyek ini adalah pengolahan limbah kain brokat menggunakan teknik crochet untuk menghasilkan produk berkonsep eco-fashion. Eksperimen yang dilakukan fokus kepada keahlian dan keterampilan dalam mengolah bahan baku yaitu berupa sisa kain brokat dengan teknik crochet untuk dijadikan produk yang memilki nilai lebih yang dapat diunggulkan.

Pada penelitian ini material yang diolah adalah kain brokat sisa produksi dari berbagai industri fesyen yang sudah tidak terpakai. Sisa kain brokat tersebut bukanlah produk gagal dari pabrik. Sebelum dilakukan eksplorasi pada

material diperlukan metode

pengumpulan untuk mendapatkan bahan baku. Untuk mengetahui sumber penghasil limbah kain brokat diperlukan pengumpulan data lapangan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Studi literatur.

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh definisi dan pemahaman utama terhadap suatu objek. Pengkajian literatur terhadap berbagai sumber baik berupa buku maupun artikel di media yang berisikan data-data yang dapat mendukung penelitian terutama yang berhubungan dengan limbah sisa kain brokat, teknik crochet, sistem pengembangan industri kecil-menengah, konsep pelatihan keterampilan serta pengelolaan sumber daya manusia (SDM).

2. Observasi.

Observasi ini dilakukan terhadap para pelaku industri fashion di kota Bandung dan bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri fashion serta perkiraan prosentase jumlah penggunaan kain brokat.

3. Interview.

Interview yang dilakukan berupa wawancara langsung terhadap para pelaku industri fashion yaitu fashion designer maupun asistennya, pemilik butik dan pertokoan bahan tekstil, serta berbagai pihak yang berhubungan dengan topik penelitian. Interview ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman tentang topik penelitian dan memperoleh informasi mendalam serta data yang akurat

Selanjutnya, berdasarkan data-data yang telah diperoleh, akan dilakukan eksperimentasi pada limbah (sisa) kain brokat dengan menggunakan teknik crochet. Tahap berikutnya, hasil eksperimen terpilih akan dieksplorasi lebih lanjut dengan tujuan agar limbah/sisa kain brokat olahan tersebut siap dibuat menjadi produk fesyen dengan kualitas yang tidak kalah dari produk hasil tekstil utuh. Setelah eksplorasi material dilakukan, tahap selanjutnya adalah pelaksaan pelatihan keterampilan dalam mengolah limbah (sisa) kain brokat dengan teknik crochet terhadap SDM yang akan terlibat dalam proses produksi. Tahap akhir yang akan dilakukan adalah analisa produk dan evaluasi produk.

Lawson (1990) mengatakan bahwa “proses pengembangan desain produk dapat menggunakan tahapan-tahapan proses desain”. Beberapa tahapan pelaksanaan yang harus dilakukan secara terus menerus sebagai berikut: 1. Pra Desain

(5)

52 | C i t r a P u s p i t a s a r i : P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h ( S i s a ) K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t

Pengumpulan data dan informasi melalui :

- Survei objek penelitian, yaitu dengan melakukan tinjauan untuk mencari data mengenai objek yang diteliti yaitu limbah (sisa) kain brokat dan crochet

- Pengumpulan data lapangan, yaitu dengan melakukan survei langsung ke lokasi industri penghasil sisa kain brokat - Pengumpulan data literatur,

yaitu dengan pengkajian terhadap literatur dan referensi yang digunakan dari berbagai acuan sumber buku untuk menunjang beragam data yang diperoleh

Pengumpulan bahan baku :

- Limbah (sisa) kain brokat dikumpulkan dari berbagai sumber penghasil limbah yaitu berbagai industri fesyen

2. Proses Desain - Analisis data

Menganalisa data dengan merumuskan data yang didapat dari survei objek penelitian, pengumpulan data lapangan, dan pengumpulan data literatur menjadi informasi yang dapat dijadikan solusi masalah dari penelitian yang ada.

- Pengolahan objek sisa kain brokat (limbah padat brokat) dengan menggunakan teknik crochet (reka rakit dan reka latar) - Evaluasi terhadap hasil

eksperimentasi 3. Proses Produksi

Pada tahapan ini akan dilakukan beberapa hal, yaitu :

- Pelatihan teknik crochet, yaitu dengan memberikan materi mengenai crochet sekaligus

praktikum teknik crochet terhadap sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi, yaitu peserta praktek kerja industri (PRAKERIN) yang berasal dari jurusan Kriya Tekstil SMKN 14 Bandung

- Perancangan produk melalui sketsa, yaitu dengan membuat beragam sketsa produk fesyen diperuntukkan bagi wanita

- Pembuatan prototype produk, yaitu merealisasikan sketsa yang telah dibuat kedalam ukuran skala yang sebenarnya

4. Proses Analisa

Pada tahap ini, akan dilakukan analisa dan evaluasi produk yang telah dibuat sekaligus proses secara keseluruhan mulai dari tahap pra-desain hingga akhir produksi sebagai upaya untuk mengoptimalkan potensi pada pemanfaatan limbah (sisa) kain brokat menggunakan teknik crochet.

Bagan 2. Skema Tahap Penelitian, Puspitasari (2012)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses eksperimentasi pada limbah (sisa) kain brokat tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik crochet (kait). Secara teori, teknik crochet merupakan salah satu dari beragam teknik structure design, dimana dengan

(6)

teknik ini akan dapat dihasilkan suatu lembaran tekstil yang memiliki suatu pola struktur tertentu.

Pada teknik eksperimen ini digunakan beberapa material tambahan antara lain benang jahit dan benang nylon. Benang jahit berfungsi sebagai penyangga kain agar tetap stabil saat diolah sedangkan benang nylon dipakai untuk memperkuat struktur lembaran tekstil dan juga memperkuat tampilan visual hasil eksperimen.

Karakteristik limbah (sisa) kain brokat yang terpotong-potong dalam ukuran yang kecil ini bisa dikatakan tidak memiliki struktur kuat. Memanfaatkan permukaan kain yang memiliki struktur berlubang-lubang, teknik crochet yang notabenenya berprinsipkan kaitan, akan menjadikan lubang-lubang yang relatif besar pada sisa kain brokat tersebut sebagai media yang akan dikait benang dengan jarum hakken.

Selain memanfaatkan lubang-lubang yang ada pada limbah (sisa) kain brokat tersebut, eksperimen ini juga akan memanfaatkan sisa kain tersebut untuk dijadikan helaian benang atau tali yang akan dicrochet. Oleh karena itu, melalui eksperimen ini, teknik reka rakit (structure design) dan teknik reka latar (surface design) akan dapat terbentuk dengan menggunakan teknik crochet Eksperimen ini akan dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap satu dan tahap dua. Eksperimen tahap satu terdiri tiga jenis, yaitu :

 Eksperimen helaian benang/tali  Eksperimen tumpukan perca

(layering)

 Eksperimen sambungan perca (patch work)

Selanjutnya setelah eksperimen tahap satu selesai, maka dilanjutkan ke eksperimen tahap kedua yang terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu :

 Eksperimen reka rakit

 Eksperimen reka latar

 Eksperimen reka rakit-reka latar (Gabungan)

Bagan 3. Alur Eksperimen, Puspitasari (2012) Tahap Satu :

1. Eksperimen berupa helaian benang/tali

2.

Gambar 1. Eksperimen Helaian Benang/Tali, Puspitasari (2012)

Pada eksperimen helaian ini, penggunaan material tambahan seperti benang jahit ataupun benang nylon dapat dikatakan tidak ada. Limbah (sisa) kain brokat dipotong kecil memanjang lalu dijadikan sebagai benang/tali yang dicrochet. Adapun helaian potongan terebut memiliki lebar yang bervariasi tergantung pada jenis limbah (sisa) kain brokat yang digunakan. Eksperimen ini dapat diterapkan pada semua jenis kain brokat baik itu yang berasal dari butik maupun penjahit biasa.

2. Eksperimen berupa tumpukan perca

(7)

54 | C i t r a P u s p i t a s a r i : P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h ( S i s a ) K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t

Gambar 2. Eksperimen Tumpukan Perca (Layering), Puspitasari (2012)

Pada eksperimen tumpukan ini, penggunaan material tambahan seperti benang jahit ataupun benang nylon dapat dikatakan cukup banyak. Penambahan material ini dimaksudkan agar struktur kain tersebut kuat dan juga berkaitan dengan elemen estetis. Pemilihan berbagai benang yang digunakan disesuaikan dengan karakter kain brokat itu sendiri yang kebanyakan memiliki unsur bahan yang mengkilap. Oleh karena itu untuk mengimbanginya, benang yang dipakai pun adalah benang yang juga memiliki efek mengkilap. Ekperimen layering ini cenderung akan membentuk lembaran yang lebih tebal dibanding ketika kain itu berdiri sendiri. Ketebalan yang dihasilkan selain akibat dari efek tumpuk namun juga terbentuk dari adanya pengaplikasian teknik crochet pada kain.

Eksperimen ini dapat diterapkan pada semua jenis kain brokat baik itu yang berasal dari butik maupun penjahit biasa. Kombinasi berdasarkan sumber kain dilakukan secara merata untuk mendapatkan komposisi yang lebih seimbang dan bervariasi.

Gambar 3. Pengerjaan Eksperimen Tumpukan Perca (Layering), Citra Puspitasari (2012) 3. Eksperimen berupa perca yang

disambung (patch work)

Gambar 4. Eksperimen Sambung Perca, Puspitasari (2012)

Pada eksperimen sambung perca ini (patch work), penggunaan material tambahan seperti benang jahit ataupun benang nylon dapat dikatakan cukup banyak, sama halnya dengan jenis eksperimen kedua yaitu eksperimen layering. Penambahan material ini dimaksudkan agar strukur kain tersebut kuat dan juga berkaitan dengan unsur estetis.

Ekperimen sambung perca ini cenderung akan membentuk lembaran yang lebih tipis dibandingkan dengan hasil dari eksperimen layering. Ketebalan yang dihasilkan lebih disebabkan dari pengaplikasian teknik crochet pada sambungan kain. Senada dengan

(8)

ekperimen sebelumnya, pada eksperimen sambung perca ini semua jenis kain brokat baik itu yang berasal dari butik maupun penjahit biasa dapat diterapkan. Kombinasi berdasarkan sumber kain dilakukan secara merata untuk mendapatkan komposisi yang lebih seimbang dan bervariasi.

1. Eksperimen Reka Rakit

Gambar 5. Eksplorasi Reka Rakit, Puspitasari, (2012)

Pada eksperimen reka rakit ini dilakukan percobaan lebih lanjut terhadap hasil eksperimentasi helaian benang/tali. Rantai yang dihasilkan dari potongan memanjang dari limbah (sisa) kain brokat tersebut dicrochet dengan menggunakan tusuk tunggal (single) sehingga menjadi sebuah lembaran. Hasil eksperimen ini tidak menampilkan karakter crochet yang identik dengan strukturnya yang khas. Selain itu

eksperimen ini juga minim

menggunakan material tambahan karena benang/tali yang hendak dicrochet sudah diperoleh melalui limbah (sisa) kain brokat itu sendiri.

2. Eksperimen Reka Latar

Gambar 6. Eksplorasi Reka Latar, Puspitasari (2012)

Pada eksperimen reka latar ini, hasil eksperimen yang diolah lebih lanjut adalah eksperimen tumpukan (layering) dan ekperimen sambung perca (patch work). Ekplorasi ini menitikberatkan pada pemanfaatan beragam motif dan kombinasi warna dari limbah (sisa) kain brokat dan juga benang nylon sebagai material tambahan.

Hasil eksperimen ini dapat dikatakan memuat cukup banyak material tambahan (benang nylon) sebagai unsur penguat dan penghubung antar perca dan juga sebagai unsur estetis. Penampakan karakteristik crochet tidak begitu terlihat karena adanya pencampuran dengan perca limbah (sisa) kain brokat. Namun secara keseluruhan, kombinasi berbagai elemen dalam eksperimen ini memunculkan suatu rumusan baru mengenai peluang kombinasi antara teknik crochet dengan limbah (sisa) kain brokat.

3. Eksperimen Reka Rakit-Reka Latar

(Gabungan)

Gambar 7. Eksplorasi Reka Rakit dan Reka Latar, Puspitasari (2012)

Pada eksperimen reka rakit dan reka latar (gabungan) ini, hasil eksperimen yang diolah lebih lanjut adalah ekperimen helaian benang/tali, eksperimen tumpukan (layering) dan ekperimen sambung perca (patch work). Ketiga jenis eksperimen tersebut digabung dan diolah lanjut. Ekperimen ini menitikberatkan pada pemanfaatan beragam motif dan kombinasi warna

(9)

56 | C i t r a P u s p i t a s a r i : P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h ( S i s a ) K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t

dari limbah (sisa) kain brokat dan juga benang nylon sebagai material tambahan dengan rantai yang dibentuk dari potongan memanjang limbah (sisa) kain brokat. Hasil eksplorasi ini dapat dikatakan memuat cukup banyak material tambahan (benang nylon) sebagai unsur penguat dan penghubung antar perca dan juga sebagai unusr estetis. Penampakan karakteristik crochet tidak begitu terlihat karena adanya pencampuran dengan perca limbah (sisa) kain brokat. Namun secara keseluruhan, kombinasi berbagai elemen dalam eksperimen ini memunculkan suatu rumusan baru mengenai peluang kombinasi antara teknik crochet dengan limbah (sisa) kain brokat.

Konsep eco-fashion menjadi tema utama penelitian ini. Eco-fashion merupakan pakaian dan produk fashion yang telah di produksi menggunakan produk-produk ramah lingkungan dalam prosesnya. Produk eco-fashion juga termasuk produk-produk recycle. Melalui pemanfaatan kembali, kita

dapat menggali fungsi dan

menambahkan nilai secara keseluruhan. Tema besar eco-fashion pada proyek perancangan ini akan mengacu pada prediksi trend 2013 yang akan berlangsung. Karena produk yang akan dihasilkan adalah produk fashion yang tidak terlepas dari pengaruh trend dan perkembangan gaya hidup masyarakat yang dinamis. Menurut Asry Mamora Lubis (2006), perusahaan dalam menghasilkan produk fashion yang berhasil bertumpu salah satunya kepada desainer kreatif yang memahami trend fashion (Arumsari, 2010:54). Oleh karena itu diharapkan produk yang dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat. Melalui prediksi trend fashion 2013 maka dibuat image board sebagai acuan konsep desain secara

keseluruhan agar proses desain yang dilakukan terarah dan terfokus dalam hal pemilihan warna, tekstur, ataupun bentuknya. Setelah produk selesai maka akan dilakukakan evaluasi, apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.

Trend akan selalu berkembang seiring sejalan dengan perubahan pola pikir masyarakat terutama di kota-kota besar (A. Noe’man, 2012:4). Trend 2013 dalam buku Virtualuxe Forecasting 2013 membagi Trend menjadi 4 tema besar sesuai dengan berbagai fenomena yang terjadi sebelumnya yaitu: Chronicle, Astro Chemistry, Enviromanfest, Decorum. Berkaitan dengan konsep Eco-Fashion yang diangkat dalam penelitian ini, maka tema Environmanfest menjadi tema yang dipilih dari ke-4 tema yang diprediksi akan menjadi Trend di tahun 2013. Salah satu sub tema Environmanfest yaitu Pleasantly Up-Cycled mengedepankan konsep mengubah/mendesain ulang material sisa/sampah menjadi suatu produk dengan fungsi yang sama atau bahkan berbeda sama sekali. Selain itu barang sisa diolah kembali (recycling) serta dikreasikan hingga menghasilkan produk baru. Palet warna yang ditampilkan sangat beragam, bentuk-bentuk yang bermain disertai detail yang cukup rumit namun fungsional dan fashionable.

Gambar 8 Sub Tema Pleasantly Up-Cycled Sumber: Virtualuxe Forecasting (2012)

(10)

Berdasarkan konsep terbut maka dibuat satu image board yang memuat berbagai inspiransi maupun acuan dalam hal nuansa warna, tekstur, garis, dan bentuk untuk memudahkan proses desain dan pembuatan produk dalam penelitian ini.

Gambar 9. Image Board, Puspitasari (2012)

Image board ini memiliki palet warna yang beragam, mulai dari nuansa merah muda, ungu, hijau daun, hingga coklat muda kuning keemasan. Inspirasi diambil dari karakter kain brokat yang umumnya memiliki detail dekorasi flora dan tanaman. Beragam objek yang mengandung unsur dekoratif baik dilihat dari warna, bentuk, dan tekstur dikomposisikan dalam satu kesatuan yang dengan pertimbangan pada proporsi, keseimbangan dan juga keselarasan,

Berdasar pada image board ini maka akan dibuat produk fesyen berupa :

1. Tas (sebanyak tiga)

2. Aplikasi untuk busana (sebanyak satu)

Konsep produk ini dibuat berdasarkan konsep desain produk acuan yaitu produk tas dari merek Bagteria oleh Nancy Go dan busana muslim merek Irna La Perle oleh Irna Mutiara.

Gambar 10. Contoh Produk Tas Bagteria Sumber : www.mycandymagz.com (2012)

Produk acuan dari kedua jenis merek yang disebutkan sebelumnya memiliki karaktiristik yang detail serta dikerjakan

dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan dalam mengolah material,

Gambar 11. Contoh Produk Busana dan Aksesoris Hijab Irna La Perle, Irnalaperle.com

(2012)

Pada produk merek Irna La Perle, selain bentuknya yang unik dan detail, aksesoris dirancang multigaya yaitu dapat dikreasikan dengan berbagai posisi dan multifungsi yaitu dapat disematkan sebagai aksesoris pada hijab maupun busana. Konsep desain pada kedua merek tersebut berkaitan dengan beberapa kriteria eco-fashion seperti yang dikutip dari website populer www.ecofashionworld.com pada 28 Juni 2013 yaitu produk dibuat dengan menerapkan keterampilan yang dimiliki

(11)

58 | C i t r a P u s p i t a s a r i : P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h ( S i s a ) K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t

pengrajin (craft/artisan) dan produk dibuat terbatas untuk menjaga kualitas (custom).

Berikut adalah produk yang dibuat menggunakan bahan baku berupa limbah / sisa

Tabel 1. Penjelasan Produk

No Jenis Produk Penjelasan Produk Gambar Produk

1 Tas Kecil Teknik :

 Crochet – Tusuk Tunggal dan jahit sambung

 Menerapkan eksperimen Reka Latar

Material :

 Limbah / sisa kain brokat  Kain lapis bagian salam  Benang jahit dan benang nylon Tekstur :

Tekstur yang tampak terbentuk dari efek lipit pada brokat yang pada setiap lipit dihubungkan menggunakan benang yang dicrochet.

Efisiensi Material :

Pemanfaatan limbah/sisa kain brokat hasil produksi industri fesyen. Dilakukan penambahan material berupa benang jahit dan benang nylon sebagai penguat bentuk dan unsur dekoratif Proses Produksi :

 Pemilahan limbah brokat  Pemilihan benang yang akan

dipakai

 Komposisi lembaran sesuai pola bentuk

 Dibuat sambungan perca dengan teknik crochet

 Buat aplikasi crochet pada permukaan kain (reka latar)  Penyambungan pola bentuk

menjadi produk 2 Tas Kecil Teknik :

 Crochet – Tusuk Tunggal dan Rantai serta jahit sambung  Menerapkan eksperimen Reka

Rakit dan Reka Latar Material

 Limbah/sisa kain brokat  Kain lapis bagian salam  Benang jahit dan benang nylon Tekstur :

Tekstur tampak dari penggabungan antara kain brokat berupa helaian yang dicrochet lalu dikombinasi dengan sambungan kain brokat yang pada permukaannya diberi aplikasi

(12)

crochet yang berfungsi sebagai

penguat dan dekorasi Efisiensi Material :

Pemanfaatan limbah/sisa kain brokat hasil produksi industri fesyen. Dilakukan penambahan material berupa benang jahit dan benang nylon sebagai penguat bentuk dan unsur dekoratif Proses Produksi :

 Pemilahan limbah brokat  Pemilihan benang yang akan

dipakai

 Komposisi lembaran sesuai pola bentuk

 Dibuat sambungan perca dengan teknik crochet

 Buat aplikasi crochet pada permukaan kain (reka latar)  Penyambungan pola bentuk

menjadi produk 3 Tas Kecil Teknik :

 Crochet – Tusuk Tunggal dan Rantai dan jahit sambung  Menerapkan Reka Latar Material :

 Limbah/sisa kain brokat  Kain lapis bagian dalam  Benang jahit dan benang nylon

Tekstur :

Tekstur yang tampak terbentuk dari tusuk rantai dan tusuk tunggal yang di aplikasikan pada permukaan brokat

Selain itu tampak pula tekstur yang menyerupai efek ruffles (salah satu teknik manipulating

fabric) yang pada setiap celahnya

memiliki tekstur yang terbentuk dari tusuk rantai tunggal dipermukaan brokat

Efisiensi Material :

Pemanfaatan limbah/sisa kain brokat hasil produksi industri fesyen. Dilakukan penambahan material berupa benang jahit dan benang nylon sebagai penguat bentuk dan unsur dekoratif Proses Produksi :

 Pemilahan limbah brokat  Pemilihan benang yang akan

dipakai

 Komposisi lembaran sesuai pola bentuk

 Dibuat sambungan perca dengan teknik crochet

(13)

60 | C i t r a P u s p i t a s a r i : P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h ( S i s a ) K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t

permukaan kain (reka latar)  Penyambungan pola bentuk

menjadi produk

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kain brokat identik dengan kain yang dekoratif hal ini dikarenakan umumnya kain brokat memiliki beragam motif flora yang berkesan klasik dan elegan. Salah satu karakter dari kain brokat/lace yang tidak dimiliki oleh jenis kain lain adalah struktur permukaannya berlubang-lubang (ukuran besar), sehingga membuat kain ini berkesan transparan, halus dan ringan. Karena karakter permukaannya yang berlubang itu maka kain brokat dapat diolah dengan teknik crochet, yang mana pada pengoperasiannya menggunakan jarum hakken untuk dikaitkan melalui lubang-lubang yang ada pada permukaan kain brokat. Hal serupa dapat juga dilakukan pada kain brokat sisa hasil produksi. Teknik crochet ini tidak dapat diterapkan pada jenis kain lain yang struktur permukaannya tidak memiliki lubang sebesar kain brokat. Hal tersebut salah satunya menjadikan kain brokat/lace ini memiliki nilai lebih dibanding jenis kain yang lain.

2. Kain brokat dapat diolah menggunakan teknik crochet dengan mengacu pada beberapa prinsip, yaitu reka rakit, reka latar dan gabungan antara reka rakit dan reka latar. Pertama, dengan prinsip reka rakit, kain brokat diperlakukan sebagai helaian tali dimana selanjutnya dicrochet seperti melakukan crochet menggunakan benang. Hasil yang didapat berupa lembaran crochet dengan karakter tebal dan kokoh. Karena ukurannya yang besar, maka struktur crochet tidak terlihat dengan jelas. Kedua, dengan prinsip reka latar maka kain brokat diperlakukan sebagai media yang akan

dikenakan aplikasi crochet

menggunakan benang tambahan yang

sesuai dengan karakter visual kain brokat (yaitu benang nylon). Sehingga sekilas kain brokat ini tampak seperti kain dengan aplikasi sulam. Hasil yang diperoleh bervariasi tergantung pada pola bentuk dan pola jenis tusukan crochet. Prinsip ketiga adalah penggabungan antara reka rakit dan reka latar. Kain brokat diperlakukan sebagai helaian tali yang dicrochet lalu dikombinasikan dengan kain brokat yang dikenakan aplikasi crochet pada permukaannya. Hasil yang didapat berupa lembaran kain yang memiliki tekstur yang bervariasi, hal ini tak lepas karakteristik prinsip reka dan reka latar yang bergabung dalam satu komposisi. 3. Strategi yang diterapkan untuk mengoptimalkan konsep pengolahan limbah (sisa) kain brokat ini dengan cara melakukan pelatihan terhadap sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi tidak cukup hanya pada tataran mereka mampu untuk menerapkan teknik crochet. Namun juga harus memperhatikan beberapa komponen pada tahap produksi yaitu kemampuan untuk mengkomposisikan perca kain brokat dan benang untuk memperoleh tampilan yang harmonis serta pertimbangan lamanya waktu yang dibutuhkan pada proses produksi. Keterampilan serta keahlian dalam mengolah material menjadi poin penting dalam pengerjaan produk, oleh karena itu dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk sesi pelatihan khususnya bagi mereka yang sama sekali belum menguasai teknik crochet.

Berikut adalah beberapa saran yang dapat dirumuskan yang mungkin bisa menjadi inspirasi awal proyek perancangan maupun penelitian pengembangan lebih lanjut untuk

(14)

memperoleh solusi yang optimal dalam upaya mengantisipasi dampak limbah di lingkungan kita.

1. Penelitian ini dapat menjadi model bagi pemanfaatan limbah (sisa) kain brokat

2. Penelitian ini masih memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat di suatu wilayah serta pengembangan desain dan produk yang berbahan dasar limbah kain brokat 3. Peluang penelitian lebih lanjut juga berkaitan dengan pengujian ketahanan material dan produk yang dihasilkan. Hal ini penting mengingat hasil eksperimentasi dan produk yang dihasilkan merupakan produk fesyen yang fungsional.

DAFTAR PUSTAKA

A.Noe’man, Irfan, dkk.(2012). Tren 2013 Virtualuxe. Jakarta: BDA design

Amanah, Esti Siti. (2009). Pemanfaatan Limbang Benang Untuk Pengembangan Industri Rajut Binong Jati. Laporan Tugas Akhir Magister Desain. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Arumsari, Arini. (2010). Optimalisasi Sisa Kain Brokat dalam Konteks Eco-Fashion, Laporan Tugas Akhir Magister Desain. Bandung: Institut Teknologi Bandung Capaldi, Darsha. (2001). New Ideas for Crochet. US: Guild of Master Craftman Englewood, Cliffs, (1972). Encyclopedia Of Textile. United States of America : Prentice-Hall Inc.

Fauziah, (2009).Analisis Kualitas Pendidikan Life Skills Lulusan SMK Program Pendidikan Sistem Ganda dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Aceh Selatan – Provinsi Aceh.

Laporan Tugas Akhir Magister. Medan: Universitas Sumatera Utara

Fletcher, Kate. (2008). Sustainable Fashion and Textile Design Journeys. London: Earthscan.

Johnson. William H & Louis Y. Newkirk, (1944).The Textile Arts New York. The Macmillan Company

Wang, Youjiang. (2006). Recycling in Textiles. England: Woodhead Publishing Ltd.

Wilson, Jacquie. (2001). Handbook of Textile Design. England: Woodhead Publishing Limited in association with Textile Institute

Wolff, Colette. (1996). The Art of Manipulating Fabric. Iola, Wisconsin: Krause Publications.

Gambar

Gambar 2. Eksperimen Tumpukan Perca  (Layering), Puspitasari (2012)
Gambar 9. Image Board, Puspitasari (2012)
Tabel 1. Penjelasan Produk

Referensi

Dokumen terkait

Demikianlah sebuah ilustrasi yang menunjukkan betapa pentingnya bahasa dalam proses komunikasi, yakni bahwa dengan kesalahan berbahasa dapat berkibat fatal

Tema mayor cerpen Hana adalah ketidaksempurnaan hidung yang dimiliki Zenchi Naigu dan pembicaraan orang-orang disekitar tentang hidung panjang Naigu itulah yang

Berdasarkan data-data diatas, dibuktikan bahwa Prototype aplikasi ticketing menggunakan Near Field Communication (NFC) berbasis android membantu pengguna dalam hal

Formulasi tablet ekstrak kulit buah delima dengan perbedaan konsentrasi amilum pregelatinasi yang digunakan sebagai pengikat pada FA (5%), FB (7,5%), FC (10%) dan FD (tanpa

Dari sisi supply side, BI telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendorong pengembangan UMKM, antara lain ketentuan mengenai Kredit Usaha Kecil yang pada prinsipnya

Didasari oleh pentingnya kegiatan literasi yang telah disebutkan sebelumnya, maka guru mengambil langkah tindakan dengan melaksanakan kegiatan literasi setiap 5

CD Multimedia Interaktif mempunyai kelebihan antara lain bersifat fleksibel (dapat memilih materi sesuai dengan keinginan maupun penggunaan waktu kapan akan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian konsentrasi logam berat kadmium (Cd) menunjukkan bahwa sampel air dan ikan nila pada