TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN
HIBAH
DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAHDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,
Mengingat
1. Undang-Undang Nomor
8
Tahun
1956
tentangPembentukan
Daerah Otonom Kota Kecil
DalamLingkungan
Daerah
Propinsi
Sumatera
Tengahjo
Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor
8
Tahunl97O tentang
Pelaksanaan
PemerintahanKotamadya Solok
dan
Payakumbuh
(
Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
1956 Nomor 19); PERATURAN WALIKOTA PAYAKUMBUHNOMOR:
b!
TAHUN
2O18Menimbang
a.
bahwa Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan danPenatausahaan
Pertanggunglawaban
danPelaporan
serta
Monitoring
dan
EvaluasiPemberian
Hibah
dan
Bantuan
Sosial
yangBersumber
dari
Anggaran Pendapatandan
BelanjaDaerah
telah
ditetapkan dengan Peraturan
WaliKota
Payakumbuh
Nomor
3 Tahun
2014 sebagaimanatelah
diubah
dengan Peraturan WaliKota Payakumbuh Nomor 53
Tahun 2016
tentangTata Cara
Penganggaran,
Pelaksanaan
danPenatausahaan
Pertanggung'awaban
danPelaporan
serta
Monitoring
dan
EvaluasiPemberian
Hibah
dan
Bantuan
Sosial
yang Bersumberdari
Anggaran Pendapatandan
BelanjaDaerah,
narnun dalam
perkembangannya
terbit
beberapa
peraturan
perundang-undangan
yangberkaitan
dengan
bantuan
belanja
hibah
danbantuan
sosial maka
Peraturan
Walikotatermaksud perlu diganti;
b.
bahwa
berdasarkan pertimbangan
sebagaimanadimaksud
dalam
huruf
a,
perlu
menetapkanPeraturan Walikota
tentang
Pedoman
PemberianHibah
Dan
Bantuan
Sosial YangBersumber
Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah ;2.
Undang-Undang
Nomor
17 Tahun 2003
tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara
RepublikIndonesia
Tahun
2OO3
Nomor
47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);3.
Undang-Undang
Nomor
I
Tahun 2004
tentangPerbendaharaan
Negara
(Lembaran
NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2OO4
Nomor
5,Tambahan Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4355);4.
Undang-Undang
Nomor
15 Tahun 2004
tentangPemeriksaan
Pengelolaan
dan
Tanggung
JawabKeuangan
Negara
(Lembaran Negara
RepublikIndonesia
Tahun 2004
Nomor
66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);5.
Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2OO4tettang
Perimbangan Keuangan
antara
Pemerintah
Pusatdan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2OO4
Nomor
126,Tambahan Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4438);6.
Undang-Undang
Nomor
40
Tahun 2004
tentang SistemJaminan
Sosial Nasional (Lembaran NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2OO4
Nomor
150,Tambahan Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4456);7.
Undang-Undang
Nomor
24
Tahun 2007
tentangPenanggulangan
Bencana
(l,embaran
NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2OO7
Nomor
66,
Tambahan Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4723);9.
Undang-Undang
Nomor
12 Tahun 2011
tentangPembentukan
Peraturan
Perundang-Undangan (l,embaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun
2Ol1Nomor
82,
Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234);10.
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun 2014
tentangPemerintahan Daerah (Lembaran
Negara RepublikIndonesia
Tahun 2014
Nomor
244,
Tambahan
-2-8.
Undang Undang Nomor 11
Tahun
2009
tentangKesejahteraan
Sosial
(Lembaran Negara
RepublikIndonesia
Tahun
2OO9
Nomor
12,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
-3-Lembaran Negara
Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimanatelah
beberapakali
diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor
9
Tahun
2015tentang Perubahan Kedua
atas
Undang-UndangNomor
23
Tahun 2014
tentang
PemerintahanDaerah
(Lembaran Negara
Republik
IndonesiaTahun 2015
Nomor
58,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);11.
Undang-Undang
Nomor
30
Tahun 2014
tentangAdministrasi
Pemerintahan
(Lembaran
NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2Ol4
Nomor
292,Tambahan l,embaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 5601);12.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
2005tentang
PengelolaanKeuangan
Daerah
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun 2005 Nomorl40,
Tambahan Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4578);13.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
38
Tahun
2007tentang
PembagianUrusan
Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi
danPemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun
2007
Nomor 82,Tambahan Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4737);14.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
41
Tahun
2007tentang Organisasi
Perangkat
Daerah
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun
2007
Nomor 89,Tambahan
kmbaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4741);15.
Peraturan Menteri Dalam
NegeriNomor
13 Tahun2006
tentang
Pedoman Pengelolaan
KeuanganDaerah,
sebagaimanatelah diubah
beberapa kali
terakhir
dengan
Peraturan Menteri Dalam
NegeriNomor
21 Tahun 2011 tentang
Perubahan
KeduaAtas
Peraturan
Menteri Dalam
Negeri
Nomor
13Tahun 2006
tentang
Pedoman
PengelolaanKeuangan
Daerah (Berita
Negara
Republik IndonesiaTahun
201 1 Nomor 310);16.
Peraturan Menteri Dalam
NegeriNomor
32
Tahun 201I
tentang
Pedoman
Pemberian
Hibah
danBantuan
Sosial
yang
Bersumber
dari
AnggaranPendapatan
dan
Belanja Daerah (Berita
Negara
-4-sebagaimana
telah diubah
beberapakali,
terakhir
denganPeraturan Menteri Dalam
NegeriNomor
13Tahun
2018
tentang
Perubahan
Ketiga
atasPeraturan Menteri Dalam
NegeriNomor
32
Tahun20 1
1
(Berita Negara Republik Indonesia
Tahun2016 Nomor 541);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN
WALIKOTA
PAYAKUMBUH
TENTANGPEDOMAN
PEMBERIAN
HIBAH
DAN
BANTUANSOSIAL
YANG
BERSUMBER
DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH.BAB
I
KBTENTUAN UMUM Bagian
Pertama
Pengertlan
Pasal
I
Dalam Peraturan Walikota
ini,
yangdimaksud
dengan:1.
Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.Daerah adalah daerah Kota Payakumbuh
Pemerintah Daerah
adalah Walikota
Payakumbuh
dan
perangkat daerah sebagaiunsur
penyelenggara pemerintahan daerah.Walikota
adalah Walikota Payakumbuh.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
selanjutnya disingkat
DPRD adalah DPRD Kota Payakumbuh.Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Payakumbuh. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Payakumbuh. Keuangan Daerah
adalah
semuahak dan
kewajiban
daerah dalamrangka
penyelenggaraanpemerintahan
daerah yang dapat dinilai
dengan
uang termasuk
didalamnya
segalabentuk
kekayaan
yangberhubungan
denganhak
dan kewajiban daerah tersebut.9.
Anggaran Pendapatan
dan
Belanja Daerah
yang
selanjutnyadisingkat
APBD adalah rencana keuangan
tahunan
pemerintahan daerah yang dibahasdan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, danditetapkan
denganperaturan
daerah.10.
Pejabat
PengelolaKeuangan
Daerah
yang
selanjutnya
disingkat
PPKD
adalah kepala satuan kerja
pengelola keuangan daerah yangmempunyai
tugas
melaksanakan pengelolaan APBDdan
bertindak
.) J 4 5 6 7 8
11.
-s
sebagai
bendahara
umum
daerah, dalam
hal
ini
Kepala
Badan Keuangan Daerah (BKD).Satuan
Kerja
Pengelola Keuangan
Daerah
yang
selanjutnya
disingkat
SKPKD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerahyang
melaksanakan
pengelolaan
APBD,
dalam
ha1
ini
Badan Keuangan Daerah (BKD).12.
Bendahara
Umum
Daerahyang selanjutnya
disingkat
BUD
adalah PPKDyang bertindak dalam
kapasitas
sebagaiBendahara
Umum Daerah13.
Satuan Kerja
Perangkat Daerah
yang selanjutnya disingkat
SKPDadalah perangkat daerah pada
pemerintah
daerah selaku pengguna anggaran / barang.14.
Pejabat PelaksanaTeknis
Kegiatan yangselanjutnya disingkat
PPTKadalah Pejabat pada
unit
kerja
SKPD yang melaksanakansatu
ataubeberapa kegiatan
dari
suatu
program sesuai dengan
bidang tugasnya.15.
Urusan
Pemerintahan
adalah
fungsi-fungsi pemerintahan
yangmenjadi
hak
dan
kewajiban setiap tingkatan
dan/atau
susunanpemerintahan
untuk
mengatur
dan
mengurus
fungsi-fungsi
tersebut
yang menjadi
kewenangannyadalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat.16.
Tim
Anggaran Pemerintah Daerah yangselanjutnya disingkat
TAPDadalah
tim
yang dibentuk
dengan
keputusan kepala daerah
dandipimpin
oleh
sekretaris
daerah
yang
mempunyai
tugasmenyiapkan serta
melaksanakan
kebijakan kepala daerah
dalamrangka
pen5rusunanAPBD
yang
anggotanya
terdiri
dari
pejabatperencana
daerah,
PPKD
dan
pejabat
lainnya
sesuai
dengankebutuhan.
17.
Rencana
Kerja
dan
Anggaran
PPKD
yang
selanjutnya
disingkat
RKA-PPKD
adalah
rencana
kerja dan
anggaran
Badan
Keuangan Daerah(BKD)
selaku BendaharaUmum
Daerah'18.
Rencana
Kerja
dan
Anggaran
SKPD
yang
selanjutnya
disingkat
RKA-SKPD
adalah dokumen
perencanaandan
penganggaran yang berisi program, kegiatan dan anggaran SKPD.19.
Dokumen
Pelaksanaan Anggaran PPKDyang selanjutnya disingkat
DPA-PPKD
merupakan dokumen pelaksanaan anggaran
Badan Keuangan Daerah (BKD) selaku BendaharaUmum
Daerah.20.
Dokumen
Pelaksanaan Anggaran SKPDyang selanjutnya disingkat
DPA-SKPD
merupakan dokumen yang memuat
pendapatan
danbelanja setiap
SKPDyang digunakan
sebagaidasar
pelaksanaan oleh pengguna anggaran.
-6-21.
Hibah adalah
pemberian
uang/barang atau jasa
dari
pemerintahdaerah kepada pemerintah
pusat
atau
pemerintah daerah
lain,
Badan Usaha
Milik
Negara/Badan
Usaha
Milik
Daerah,
Badan, Lembagadan
organisasi kemasyarakatan
yang
berbadan
hukum
Indonesia,
yang
secara
spesifik telah ditetapkan
peruntukannya,
bersifat
tidak
wajib dan
tidak
mengikat, serta
tidak
secara terusmenerus
yang
bertujuan
untuk
menunjang
penyelenggaraanurusan
pemerintahan daerah.22.
Bar.tuan sosial adalah pemberian bantuan berupa
uang/barang
dari
pemerintah
daerah
kepada
individu,
keluarga,
kelompokdan/atau
masyarakat yang sifatnyatidak
secaraterus
menerus danselektif
yang
bertujuan
untuk
melindungi
dari
kemungkinan
terjadinya
resiko sosial.23.
Resiko
sosial adalah kejadian
atau
peristiwa
yang
dapatmenimbulkan
potensiterjadinya kerentanan
sosial yang ditanggungoleh
individu,
keluarga, kelompok
dan/atau
masyarakat
sebagaidampak krisis
sosial,krisis
ekonomi,krisis
politik,
fenomena alamdan
bencana alam yangjika
tidak diberikan
belanjabantuan
sosialakan
semakinterpuruk
dantidak
dapathidup
dalamkondisi
wajar.24.
Naskah
Perjanjian
Hibah
Daerah selanjutnya
disingkat
NPHDadalah naskah
perjanjian
hibah
yang bersumber dari
Anggaran Pendapatandan
Belanja
Daerahantara pemerintah
daerah dengan penerima hibah.25.
Masyarakatadalah
Masyarakat Kota Payakumbuh26.
Organisasi kemasyarakatan
adalah
organisasi
yang dibentuk
olehanggota masyarakat
warga
negara
Republik
Indonesia
secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi,fungsi,
agama, dan kepercayaan terhadapTuhan
Yang Maha Esa,untuk
berperan sertadalam
pembangunan
dalam rangka
mencapai
tujuan
nasionaldalam
wadah
Negara Kesatuan
Republik
Indonesia
yang berdasarkan Pancasilatermasuk
organisasinon
pemerintahan yangbersifat nasional
dibentuk
berdasarkan
ketentuan
perundang-undangan.27.
Kelornpok Masyarakat adalah masyarakatyang
terhimpun
kedalam satu wadah yangmemiliki
tujuan
tertentu.
28.
Proposaladalah
berkasusuian
yang
diajukan
oleh calon
penerimahibah/bantuan
sosial kepada Pemerintah Daerah29.
Rekomendasi
adalah Tata naskah dinas yang
dibuat
oleh
SKPDterkait
yangberisi
pertimbanganteknis
atas proposal yangdiajukan
oleh calon penerima
hibah/
bantuan
sosial30.
Surat
Permintaan
Pembayaran
yang
selanjutnya disingkat
SPP
-7-bertanggungiawab
atas
pelaksanaan
kegialanI
bendahara pengeluaranuntuk
mengajukanpermintaan
pembayaran.31.
SPPtambahan uang
persediaanyang selanjutnya disingkat
SPP-TUadalah
dokumen
yang
diajukan
oleh
bendaharan
pengeluaranuntuk
permintaan tambahan uang
persediaanguna
melaksanakankegiatan
SKPDyang bersifat
mendesakdan tidak
dapat
digunakanuntuk
pembayaran langsung dan Uang Persediaan.32.
SPPlangsung yang selanjutnya
disingkat
SPP-LSadalah
dokumenyang
diajukan
oleh bendahara
pengeluaran
untuk
permintaanpembayaran langsung kepada
pihak ketiga atas dasar
perjanjian
kontrak
kerja
atau
surat perintah kerja lainya dan
pembayaran gajidengan
jumlah,
penerima,
peruntukan,
dan waktu
pembayarantertentu
yang dokumennyadisiapkan
oleh PPTK.33.
Surat
Perintah
Membayar
Tambahan
Uang
Persedian
yangselanjutnya disingkat
SPM-TUadalah dokumen yang diterbitkan
oleh
Penguna
Anggaran/ Kuasa
Pengguna
Anggaran
untuk
penerbitan SP2D
atas
beban
pengeluaran
DPA-SKPD
karenakebutuhan
dananya menlebihi
dari jumlah
batas pagu
uang persediaan yang telahditetapkan
sesuai dengan ketentuan.35.
Surat Perintah
Pencairan Dana
yang selanjutnya disingkat
SP2Dadalah dokumen yang digunakan
sebagai
dasar pencairan
dana yangditerbitka
oleh BUD berdasarkan SPM.BAB
II
RUANG LINGKUP Pasal 2
Ruang
lingkup
Peraturan
Walikota
ini
meliputi
penganggaran,pelaksanaan
dan
penatausahaan, pelaporan
dan
pertanggungiawaban sertamonitoring dan
evaluasi pemberianhibah
dan bantuan
sosial yang bersumberdari
APBD.Pasal 3
(1)
Hibah
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal
2
dapat berupa
uang, barang, atau jasa.(2)
Bantuan
sosial
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal2
dapat
berupa uangatau
barang.34.
Surat
Perintah
Membayar Langsung
yang
selanjutnya
disingkat
SPM-LS
adalah
dokumen
yang
diterbitkan
oleh
PenggunaAnggaran/
Kuasa Pengguna Anggaranuntuk
penerbitan
SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepadapihak
ketiga.
-8-(2)
Pemberian
Hibah
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja
urusan
belanja
urusan
pilihan.
dilakukan
wajib
dan(3)
Pemberian
Hibah
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1) ditujukan
untuk
menunjang
pencapaian
sasaran
program
dan
kegiatan Pemerintah Daerah denganmemperhatikan
asaskeadilan,
kepatutan,rasionalitas,
dan manfaatuntuk
masyarakat.(4)
Pemberian
Hibah
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
memenuhrkriteria
paling
sedikit:a.
peruntukannya
secara spesifik telahditetapkan;
b.
bersifattidak
wajib,
tidak
mengikat, dan;c.
tidak
terus
menerus setiaptahun
anggaran,kecuali
:1)
kepada
pemerintah
dalam rangka
mendukung
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
untuk
keperluanmendesak
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau
2)
ditentukan
lain
olehperaturan
perundang-undangand.
memberikan
nilai
manfaat bagi
Pemerintah Daerahdalam
rangkamendukung
terselenggaranyafungsi pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan; dane.
memenuhi persyaratan penerima Hibah. Pasal 5(1) Hibah
kepadapemerintah
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal4
ayat (1)huruf
a diberikan
kepadasatuan kerja
dari
kementerian/lembagapemerintah
non-kementerian
yang wilayah kerjanya berada
dalamdaerah.
(2)
Hibah
kepada Pemerintah Daerah
lainnya
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal4 ayat
(1)huruf
b diberikan
kepada daerah otonombaru
hasil
pemekaran
daerah sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(3)
Hibah
kepada badan usaha
milik
negara
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
4
ayat
(1)
huruf
c
diberikan
untuk
meningkatkan
BAB
III
HIBAII
BagianKesatu
Umum
Pasal
4
(1)
Pemerintah Daerah dapat memberikanHibah
kepada:a.
pemerintah;b.
pemerintah daerah lainnya;c.
badan
usaha
milik
negara
atau
badan usaha
milik
daerah; dan/atau
d.
badan,
lembaga,
dan
organisasi kemasyarakatan
yang
berbadanhukum
Indonesia.
-9-pelayanan
kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(a)
Hibah
kepada badan usaha
milik
daerah
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
4
ayat
(1)
huruf
c
diberikan dalam
rangka untuk
meneruskan
Hibah yangditerima
Pemerintah Daerahdari
Pemerintah sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan.(5)
Hibah
kepada
badan
dan
lembaga
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1)huruf
ddiberikan
kepada badan dan lembaga:a.
yang bersifat nirlaba,
sukarela
dan
sosial yang
dibentuk
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan;b.
yang bersifat
nirlaba,
sukarela
dan
sosial yang
telah
memiliki
surat
keterangan
terdaftar
yang
diterbitkan
oleh
Menteri,Gubernur atau
Bupati/Walikota;
atau
c.
yang
bersifat
nirlaba,
sukarela bersifat sosiai
kemasyarakatanberupa
kelompok masyarakat/kesatuan masyarakat
hukum
adatsepanjang
masih
hidup
dan
sesuai
dengan
perkembanganmasyarakat, dan
keberadaannyadiakui
olehpemerintah
dan/atau
Pemerintah Daerah
melalui
pengesahan
atau
penetapan
dari
pimpinan instansi
vertikal atau
kepala satuan
kerja
perangkat daerahterkait
sesuai dengan kewenangannya.(6)
Hibah
kepada organisasi
kemasyarakatan
yang
berbadan hukum
Indonesia
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal
4
ayat (1)
huruf
ddiberikan
kepada organisasi
kemasyarakatanyang
berbadan
hukum
yayasan
atau
organisasi
kemasyarakatan
yang
berbadan hukum
perkumpulan, yang
telah
mendapatkan pengesahan
badan hukum
dari
kementerian yang
membidangi
urllsan
hukum dan
hak
asasimanusia
sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan. (7)Pengesahan
atau
penetapan
sebagaimanadimaksud pada ayat
5huruf
c adalah sebagaiberikut:
a. Untuk
badan/lembaga/kelompok
masyarakat
yangpembetukannya berdasarkan Keputusan,
pengesahannya atau
penetapannyacukup
dengan mengesahkankeputusan
dimaksud
olehInstansi Vertikal atau
SKPDterkait
sesuai dengantupoksi;
b.
Untuk
badan/lembaga/kelompok
masyarakat yangdibentuk
tidak
berdasarkan Keputusan,
maka
yang
disahkan
oleh
Instansi
Vertikal
atau
SKPD
terkait
adalah
struktur
organisasi
yangbersangkutan.
Pasal
6
(1)
Hibah
kepada badan
dan
lembaga sebagaimana
dimaksud
dalamPasal 5
ayat
(5)diberikan
dengan persyaratanpaling
sedikit:a.
memiliki
kepengurusandi
daerahdomisiii;
b.
memiliki
keterangandomisili dari
lurah;
danc.
berkedudukan
dalam wilayah
administrasi
Pemerintah
Kota Payakumbuh dan/atau
badan dan lembaga yangberkedudukan
dimenunjang
pencapaian sasaran programdan
kegiatan Pemerintah Kota Payakumbuhselaku
pemberi Hibah.(2)
Hibah
kepada organisasi kemasyarakatan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (6)
diberikan
dengan persyaratanpaling
sedikit:a.
telah terdaftar
pada kementerian yang membidangiurusan hukum
dan hak
asasi manusia
paling
singkat
3
(tiga)
tahun,
kecualiditentukan
lain
olehperaturan
perundang-undangan;b.
berkedudukan
dalam wilayah
administrasi
Pemerintah
Kota Payakumbuh; danc.
memiliki
sekretariat
tetapdi
Kota Payakumbuh; Baglan KeduaPenganggaran Pasal 7
(1) Pemerintah,
pemerintah
daerahlain,
Badan UsahaMilik
Negara atauBadan Usaha
Milik
Daerah,
badan
dan
lembaga,
serta
organisasi kemasyarakatan sebagaimanadimaksud
dalam Pasal4 ayat
(1) dapat menyampaikanusulan hibah
secaratertulis
kepadaWalikota melalui
Bagian Kesejahteraan Rakyat (Bagian Kesra) pada
Sekretariat
Daerah palinglambat bulan
Marettiap
tahunnya.(2) Berkas Proposal
Hibah
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)diterima
oleh Bagian
Kesrapada Sekretariat
Daerahdan diteruskan ke
SKPDterkait
untuk
dievaluasi.(3) Proposal
hibah
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(2\dievaluasi
oleh(4)
Walikota menunjuk
SKPDterkait, melalui
Sekretaris Daerah
untuk
melakukan
evaluasi proposalhibah
sebagaimanadimaksud
pada ayat(3).
(5) Kepala SKPD
terkait
sebagaimanadimaksud
padaayat
(4) melakukan evaluasi:a.
keterkaitan
usulan
kegiatan dengan program
Pemerintah Daerah;b.
kelengkapan dokumen persyaratanadministrasi;
c.
jumlah dan
besaran
hibah yang layak
diberikan
dari
yangdiusulkan;
d.
memastikan keberadaan
badan,
lembaga,
dan
organisasikemasyarakatan yang mengajukan
usulan hibah
supayatidak
fiktif;
e.
memastikan domisili/alamat sekretariat badan,
lembaga, danorganisasi
kemasyarakatan
sebagaimana
tercantum
dalam proposal yangdiajukan
oleh calon penerimahibah;
danf.
memastikan
kegiatan
yang akan dibiayai
dengan
dana
hibah
belum dilaksanakan
oleh calon penerima hibah;
.LL.
(6)
Kepala SKPD
sebagaimanadimaksud pada ayat (5)
menyampaikanhasil
evaluasiyang layak
diberikan hibah
kepadaBagian
Kesra padaSekretariat Daerah
dalam
bentuk
rekomendasi kepada
Walikotamelalui
TAPD dengan mencantumkanjumlah
dan
besaranhibah
yanglayak
diberikan paling lambat
30
(tiga
puluh)
hari
dan atau
palinglambat
minggu pertamabulan
Mei setiaptahunnya.
(7) Kepala SKPD menyampaikan
hasii
evaluasi yangtidak
layakdiberikan
hibah
dalambentuk
surat
penolakan pemberianhibah
yangditujukan
kepada pemohon.
(8)
Penunjukan SKPD
terkait
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(3),sesuai dengan
urusan
pemerintah
daerahyang menjadi tugas
pokok dan fungsinya,antara
lain
:a.
Urusan
Pendidikandilaksanakan
oleh Dinas Pendidikan;b.
Urusan
Kesehatandilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan;c.
Urusan
Pekerjaan
Umum
dan
Penataan
Ruang
dilaksanakan
oleh Dinas Pekerjaan
Umum
dan Penataan Ruang;d.
Urusan
Perumahan
Rakyat
dan
Kawasan
Pemukimandilaksanakan
oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman;e.
Urusan
Ketentraman, Ketertiban
Umum
dan
PerlindunganMasyarakat dilaksanakan
oleh
Satpol PP
dan
Pemadam Kebakaran;f.
Urusan
Sosialdilaksanakan
oleh Dinas Sosial;g.
Urusan
Tenaga Kerjadilaksanakan
oleh Dinas Tenaga Kerja danPerindustrian;
h.
Urusan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan
Anakdilaksanakan
oleh Dinas
Pemberdayaan
Perempuan,Perlindungan
Anak dan
PengendalianPenduduk
dan
Keluarga Berencana;i.
Urusan
Pangandilaksanakan
oleh Dinas Ketahanan Pangan;j.
Urusan
Pertanahandilaksanakan oleh
Dinas
Pekerjaan Umumdan
Penataan Ruang;k.
Urusan Lingkungan Hidup diiaksanakan
oleh Dinas LingkunganHidup;
1.
Urusan
Administrasi
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipildilaksanakan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;m.
Urusan
Pengendalian
Penduduk
dan
Keluarga
Berencanadilaksanakan
oleh Dinas
Pemberdayaan
Perempuan,Perlindungan
anak dan
PengendalianPenduduk
dan
Keluarga Berencana;n.
Urusan
Perhubungandilaksanakan
oleh Dinas Perhubungan;o.
Urusan Komunikasi dan Informatika dilaksanakan oleh
DinasKomunikasi
danInformatika;
p.
Urusan
Koperasi, Usaha Kecildan
Menengahdilaksanakan
oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;q.
Urusan
Penanaman Modaldilaksanakan
olehDinas
Penanaman Modaldan
Pelayanan Terpadu Satupintu;
r. S. t. u. v. w. x. v. z. aa. bb. cc. dd. ee. ff. hh.
ii.
jj
kk.
lt. -1-2Urusan
Kepemudaan
dan
Olahraga
dilaksanakan oleh
Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;Urusan
Statistik
dilaksanakan
oleh
Dinas
Komunikasi
danInformatika;
Urusan
Kebudayaan dilaksanakan
oleh
Dinas
Pariwisata, Pemudadan
Olahraga;Urusan
Perpustakaan dilaksanakan
oleh Dinas
Kearsipan
dan Perpustakaan;Urusan
Kearsipan dilaksanakan
oleh
Dinas
Kearsipan
dan Perpustakaan;Urusan
Kelautan
dan
Perikanan dilaksanakan
oleh
Dinas Pertanian;Urusan
Pariwisatadilaksanakan
olehDinas
Pariwisata, Pemudadan
Olahraga;Urusan
Pertaniandilaksanakan
oleh Dinas Pertanian;Urusan
Perdagangandilaksanakan
oleh Dinas
Koperasi
dan Usaha Kecil menengah;Urusan Perindustrian dilaksanakan oleh Dinas
Tenaga
Kerjadan Perindustrian;
Urusan
Kesekretariatan Daerah
dilaksanakan oleh
Sekretariat Daerah;Urusan
Kesekretariatan
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerahdilaksanakan
oleh Sekretariat DPRD;Urusan Inspektorat dilaksanakan
olehInspektorat
Kota;Urusan
Perencanaan
dilaksanakan Oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah;Urusan
Keuangandilaksanakan
oleh Badan Keuangan Daerah;Urusan
Kepegawaiandilaksanakan
oleh
Badan
kepegawaiandan
pengembangan SDM;Urusan
Penelitiandan
Pengembangandilaksanakan
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;Urusan
Kesatuan Bangsadan Politik
dilaksanakan oleh
Kantor Kesatuan Bangsadan
Politik;Urusan
PenanggulanganBencana Daerah dilaksanakan
oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah;Urusan
Kecamatandilaksanakan
oleh Kecamatan PayakumbuhBarat,
Kecamatan Payakumbuh
Timur,
KecamatanPayakumbuh
Utara,
Kecamatan Payakumbuh Selatan
dan Kecamatan LamPosi Tigo Nagari;Urusan lainnya yang
tidak
termasuk dalam
urusan
huruf
asampai
huruf
kk
dilaksanakan
oleh
Bagian
Kesejahteraan Ralryat (Kesra) pada Sekretariat Daerah.Pasal 8
(1) Kepala Daerah
memerintahkan
Sekretaris Daerah selaku Ketua TAPDmemberikan pertimbangan
sesuai denganprioritas dan
kemampuan keuangan daerah.-13
(2)
TAPD
memberi
pertimbangandimaksud
pada pasal
7
ayat
kemampuan keuangan daerah.
atas
rekomendasi(6)
sesuai
dengansebagaimana
prioritas
dan(4)
Kepala
Daerah
menetapkan persetujuan
atau
penolakan
DaftarNormatif
Calon PenerimaHibah
berdasarkanhasil
evaluasi SKPD dan pertimbangan TAPD.Pasal
9
(1)
Persetujuan
KepalaDaerah
sebagaimanadimaksud
Pasal8
ayat
(4)terhadap Daftar Nominatif
Calon PenerimaHibah dalam bentuk
uangdituangkan dalam bentuk lembar persetujuan
Kepala
Daerah
danmenjadi dasar
pencantuman
alokasi
anggaran belanja
hibah
dalam rancangan KUAdan
PPAS.(2)
Persetujuan
KepalaDaerah
sebagaimanadimaksud
Pasal8
ayat
(4)terhadap
Daftar
Nominatif Calon Penerima
Hibah
dalam
bentuk
barang
dan/atau jasa
dituangkan dalam
bentuk
lembar
persetujuanKepala
Daerah
dan
menjadi dasar pencantuman alokasi
anggaranbelanja
barang dan atau jasa pada
SKPDterkait dalam
rancangan KUA dan PPAS.Pasal 1O
(1) Hibah berupa
uang dicantumkan
dalam RKA-PPKD.(2) Hibah berupa barang atau
jasa dicantumkan
dalam RKA-SKPD'(3) RKA-PPKD
dan
RKA-SKPD sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) danayat
(2\
menjadi
dasar
penganggaran
hibah
dalam APBD
sesuaiperaturan
Perundang-undangan.(3)
Pertimbangan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disertai
Daftar Normatif Calon Penerima Hibah kepada Kepala Daerah.Pasal 11
(1)
Hibah
berupa
uang
sebagaimana
dimaksud
Pasal
10
ayat
(1),dianggarkan
dalam
kelompok
belanja
tidak
langsung,
jenis
belanjahibah, obyek belanja hibah, dan rincian
obyek
belanja hibah
padaPPKD.
(2)objekbelanjahibahdanrincianobjekbelanjahibahsebagaimanan
dimaksud
ayat (1) meliPuti:a.
Pemerintah;b.
pemerintah
daerah lainnYa;c.
badan
usaha
milik
negara
atau
badan
usaha
milik
daerah; dan/atau
d.
badan,
lembaga,dan
organisasi kemasyarakatanyang
berbadanhukum
Indonesia.
-L4-(3)
Hibah berupa
barang ataujasa
sebagaimanadimaksud
Pasal 10 ayat(2)
dianggarkan
dalam
kelompok
belanja
langsung
yangdiformulasikan kedalam
program
dan
kegiatan,
yang
diuraikan
kedalam jenis
belanja barang
danjasa,
obyek belanja
hibah
barangatau
jasa
dan rincian
obyek belanja hibah barang atau jasa
yangdiserahkan
kepadapihak
ketiga/masyarakat
pada SKPDjenis
belanja barang danjasa,
obyek belanja barang yangakan diserahkan
kepadamasyarakat/pihak ketiga
dan rincian
obyek belanja barang
yangdiserahkan kepada masyarakat
atau
belanja
barang
yang
akandiserahkan
kepadapihak
ketiga. Pasal 12Kepala Daerah
mencantumkan daftar
nama penerima,alamat
penerimadan
besaranhibah
dalamLampiran
III
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD.Bagian
Ketiga
Pelaksanaan
dan
Penatausahaan Pasal 13(1)
Pelaksanaan anggaran
hibah
berupa
uang berdasarkan atas
DPA-PPKD
Pasal 15
(1)
Kepala
daerah
menetapkan
daftar
penerima
hibah
beserta
besaranuang dan
jenis
barang
atau
jasa
yang akan
dihibahkan
dengankeputusan Kepala Daerah berdasarkan peraturan daerah
tentangAPBD
dan peraturan
Kepala Daerah tentang penjabaran APBD'(2) Pelaksanaan
anggaran
hibah berupa barang atau jasa
berdasarkan atas DPA-SKPD.Pasal 14
(1) Setiap pemberian
hibah dituangkan
dalam NPHD yangditandatangani
bersama oleh Kepala daerah dengan Penerima hibah.
(2)
NPHD
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)
paling sedikit
memuatketentuan
mengenai:a. pemberi
dan
penerima hibah; b.tujuan
pemberian hibah;c.
besaran/rincian
penggunaan hibah yang akanditerima;
d.
hak
dan kewajiban;e.
tata
cara penyaluran/ penyerahanhibah;
danf.
tata
cara pelaporan hibah.(3)
Kepala Daerah
sebagaimana
dimaksud
ayat
(1)
melimpahkankewenangan penandatanganan NPHD kepada
Kepala
SKPDterkait,
-1S
(2)
Daftar penerima
hibah
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) menjadr dasarpenyaluran/
penyerahan hibah.(3) Penyaluran /
penyerahan
hibah
dari
pemerintah
daerah
kepadapenerima
hibah
dilakukan
setelah penandatanganan NPHD.(4)
Pencairan
hibah dalam bentuk uang dilakukan
dengan
mekanismepembayaran
langsung (LS) sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 16
Pengadaan barang dan
jasa
dalam rangkahibah
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
3
ayat (1)
berpedoman
pada
peraturan
perundang-undangan.Bagian
Keempat
Pelaporan dan Pertauggungiawaban
Pasal 17
(1)
Penerima
hibah
berupa
uang
menyampaikan
laporan
penggunaanhibah
kepada
KepalaDaerah
melalui
PPKD dengantembusan
SKPDterkait.
(2)
Penerima
hibah
berupa barang atau
jasa
menyampaikan
laporanpenggunaan
hibah
kepada Kepala Daerah
melalui
kepala
SKPDterkait.
Pasal 18
(1)
Hibah berupa uang
dicatat
sebagai realisasijenis
belanja
hibah
pada PPKD dalamtahun
anggaran berkenaan.(2)
Hibah berupa
barang ataujasa dicatat
sebagai realisasi obyek belanja barangyang akan diserahkan
kepada masyarakat/pihak
ketiga
padajenis
belanja barang danjasa
dalam program dan kegiatan pada SKPDterkait.
Pasal 19
pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian
hibah meliputi:
a.
Usulandari
calon penerimahibah
kepada Kepala Daerah;b.
Keputusan Kepala Daerah
tentang
penetapan
daftar
penerima hibah;c.
NPHD;d.
Pakta integritas
dari
penerima
hibah yang
menyatakan
bahwa hibah yangditerima
akandigunakan
sesuai dengan NPHD; danBukti
transfer uang atas
pemberianhibah
berupa uang atau
bukti
serah
terima
barang/jasa
atas
pemberian
hibah
berupabarang/jasa.
-1G
Pasal 2O
(1)
Penerima
hibah
bertanggungjawab
secaraformal dan material
atas penggunaanhibah
yang diterimanya.(2) Pertanggungjawaban penerima
hibah meliputi:
a.
laporan penggunaan hibah;b.
surat
pernyataan tanggungjawab
yang menyatakan bahwahibah
yangditerima
telahdigunakan
sesuai NPHD; danc.
bukti-bukti
pengeluaran yanglengkap
dan
sah
sesuaiperaturan
perundang-undangan
bagi
penerima
hibah
berupa
uang
atausalinan
bukti
serah terima barang/jasa
bagi
penerima
hibah
berupa
barang/jasa.
(3) Pertanggungiawaban sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
huruf
adan huruf
b
disampaikan kepada Kepala Daerah
paling
iambat tanggal 27 Desembertahun
anggaran berkenaan.(4) Pertanggungjawaban sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
huruf
cdisimpan
dan
dipergunakan
oleh
penerima
hibah
selaku
obyek pemeriksaan.Pasal 21
(1)
Realisasi
hibah
dicantumkan pada laporan keuangan
pemerintah daerah dalamtahun
anggaran berkenaan.(2)
Hibah berupa
barangyang belum diserahkan
kepada penerimahibah
sampai dengan
akhir
tahun
anggaranberkenaan
dilaporkan
sebagai persediaan dalam neraca.BAB
tV
BANTUAN SOSIAL Bagian
Kesatu
Umum
Pasal
23
(1)
Pemerintah
daerah
dapat
memberikan
bantuan sosial
kepadaanggota/ kelompok masyarakat sesuai kemampuan keuangan daerah.
(2)
Pemberian
bantuan
sosial
sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1)dilakukan
setelahmemprioritaskan
pemenuhan belanjaurusan
wajibdan
urusan
pilihan
dengan
memperhatikan
asas
keadilan,kepatutan, rasionalitas
dan manfaatuntuk
masyarakat. Pasal22
Realisasi
hibah
berupa barang
dan/atau
jasa
dikonversikan
sesuaistandar akuntansi
pemerintahan pada
laporan
realisasi anggaran
dandiungkapkan pada catatan atas laporan
keuangan
dalam
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
-L7-Pasal
24
Anggota/kelompok masyarakat
sebagaimanadimaksud
dalam pasal
23 ayat(1) meliputi
:1.
Individu,
keluarga,
dan/atau
masyarakatyang
mengalami keadaanyang
tidak stabil
sebagaiakibat dari krisis
sosial,ekonomi, politik,
bencana
atau
fenomena
alam agar dapat memenuhi
kebutuhan
hidup
minimum.
2.
lr-mbaga
non
pemerintah
bidang
pendidikan,
keagamaan
danbidang
lain
yang
berperan
untuk
melindungi
individu,
kelompok,dan
/atau
masyarakatdari kemungkinan terjadinya
resiko sosial. Pasal25
(1)
Bantuan
sosial berupa
uang
kepada
individu
dan/atau
keluarga sebagaimanadimaksud dalam
Pasal24
ayat
(1),terdiri
atas bantuan
sosial kepada
individu dan/atau
keluarga yang direncanakan
dan yangtidak
dapatdirencanakan
sebelumnya.(2)
Bantuan
sosialyang direncanakan
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1)dialokasikan
kepadaindividu dan/atau
keluargayang
sudah jelasnama, alamat
penerima
dan
besarannya
pada
saat
penyusunan APBD.(3)
Bantuan
sosialyang direncanakan
sebagaimanadimaksud
pada ayat(l)
berdasarkan
usulan
dari
calon
penerima
dan/atau
atas
usulan
kepala SKPD.
(5)
Tata
cara
pengajuan
usulan
kepala
SKPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diatur
dengan Peraturan Kepala Daerah.(6)
Bantuan sosial
yang
tidak
dapat
direncanakan
sebelumnyasebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)dialokasikan
untuk
kebutuhan
akibat resiko
sosial
yang
tidak
dapat
diperkirakan
pada
saatpenyusunan
APBD
yang
apabila
ditunda
penanganannya
akanmenimbulkan resiko
sosial yang
lebih
besar bagi
individu dan/atau
keluarga yang bersangkutan.(7) Pagu
alokasi
anggaranbantuan
sosial yangtidak
dapat
direncanakan sebelumnya sebagaimanadimaksud
padaayat
(6)tidak
melebihi pagualokasi
anggaran
yang direncanakan
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (21.(4)
Jumlah
pagu
usulan
Kepala SKPD sebagaimanadimaksud
pada ayat(3)
paling tinggi 50% (lima
puluh
persen)dari
pagu bantuan
sosial yang berdasarkanusulan dari
calon penerima.
-18-Pasal
26
(1)
Pemberian
bantuan sosial
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal
23 ayat (1)memenuhi
kriteria
paling sedikit:a. selektif;
b. memenuhi persyaratan penerima
bantuan;
c.
bersifat
sementara
dan tidak terus
menerus,
kecuali
dalam keadaantertentu
dapatberkelanjutan;
dand. sesuai
tujuan
penggunaan.(2)
Kriteria selektif
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
huruf
adiartikan
bahwa
bantuan
sosial
hanya
diberikan
kepada
calon penerimayang
ditujukan untuk
melindungi
dari
kemungkinan
resiko sosial.(3)
Kriteria
persyaratan penerima
bantuan
sebagaimanadimaksud
pada ayat(1) huruf
bmeliputi:
a.
memiliki
identitas yangjelas
(KTP,Kartu
Keluarga); danb.
berdomisili
dalam wilayah
administratif
Pemerintah
KotaPayakumbuh
yang dibuktikan
dengan
surat keterangan
dari
Lurah
setempat.(4)
Kriteria
bersifat
sementara
dan
tidak
terus
menerus
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)huruf
c
diartikan
bahwa
pemberianbantuan
sosial
tidak
wajib
dantidak
harus diberikan
setiaptahun
anggaran.(5) Keadaan
tertentu dapat berkelanjutan
sebagaimanadimaksud
padaayat
(l)
huruf
c
diartikan
bahwa
bantuan sosial dapat
diberikan
setiap
tahun
anggaran
sampai penerima bantuan
telah
lepas
dari
resiko sosial.
(6)
Kriteria
sesuaitujuan
penggunaan sebagaimanadimaksud
pada ayat(1)
huruf
d bahwatujuan
pemberianbantuan
sosialmeliputi:
a.
rehabilitasi
sosial; b.perlindungan
sosial;c.
pemberdayaan sosial; d.jaminan
sosial;e. penanggulangan
kemiskinan;
danf.
penanggulangan bencana.(2)
Perlindungan sosial
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal25 ayat
(6)huruf
b
ditujukan
untuk
mencegah
dan
menangani
resiko
dari
guncangan
dan
kerentanan sosial
seseorang,
keluarga,
kelompokmasyarakat
agar
kelangsungan
hidupnya
dapat
dipenuhi
sesuai dengankebutuhan
dasarminimal.
Pas,al
27
(1)
Rehabilitasi sosial
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
25
ayat
(6)huruf a
ditujukan
untuk
memulihkan
dan
mengembangkankemampuan
seseorangyang
mengalami
disfungsi
sosial
agar
dapat melaksanakanfungsi
sosialnya secara wajar.
-19-(3) Pemberdayaan
sosial
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal25 ayat
(6)huruf
c
ditujukan
untuk
menjadikan
seseorang
atau
kelompokmasyarakat
yang
mengalami
masalah
sosial
mempunyai
daya, sehinggamampu
memenuhikebutuhan
dasarnya.(4)
Jaminan
sosial sebagaimanadimaksud dalam
Pasal25 ayat
(6)huruf
d
merupakan skema
yang
melembaga
untuk
menjamin
penerimabantuan agar dapat
memenuhi
kebutuhan
dasar
hidupnya
yang layak.(5) Penanggulangan
kemiskinan
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal 25ayat
(6)
huruf
e
merupakan
kebijakan,
program,
dan
kegiatan
yangdilakukan
terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yangtidak
mempunyai
atau
mempunyai sumber mata
pencaharian
dan
tidak
dapat memenuhikebutuhan
yanglayak
bagi kemanusiaan.(6) Penanggulangan bencana sebagaimana
dimaksud
dalam pasal25
ayat(6)
huruf
f
merupakan
serangkaian
upaya
yang ditujukan
untuk
rehabilitasi.
Pasal
28
(1)
Bantuan sosial
dapat
berupa
uang
atau
barang
yang
diterima
langsung oleh penerima
bantuan
sosial.(2)
Bantuan sosial berupa uang
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)adalah uang yang
diberikan
secara langsung kepada penerima sepertibeasiswa
bagi anak
miskin,
yayasan
pengelola
yatim
piatu,
masyarakat
miskin,
masyarakatlanjut
usia, terlantar,
cacat berat dantunjangan
kesehatanputra putri
pahlawan yangtidak
mampu.(3)
Bantuan
sosial berupa barang
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)adalah barang yang
diberikan
secara langsung kepada penerima. BagianKedua
Penganggaran Pasal
29
(1)
Individu
dan atau
Keluarga, Masyarakat
dan
lembaga
nonpemerintahan menyampaikan
usulan bantuan sosial
secaratertulis
kepada KepalaDaerah melalui Bagian
KesejahteraanRakyat
(BagianKesra)
pada
Sekretariat Daerah
paling lambat
bulan
Maret
tiap
tahunnya.
(2)
Kepala Daerah
memerintahkan
Kepala SKPD
terkait
melaluiSekretaris Daerah
untuk
melakukan evaluasi
usulan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)dan
menyampaikan rekomondasi atas
hasil evaluasi kepada Kepala Daerah.(3)
Hasii
evaluasi
sebagaimana
yang dimaksud pada
ayat
(2), juga
mencakup kelayakan
dari
rencana
kerja dan biaya yang
diusulkan
-20-(4)
Hasil evaluasi
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(2)
dan
ayat
(3),disampaikan
oleh Kepala SKPDterkait
kepada Kepala Daerahmelalui
Kepala
Bagian
Kesrapada Sekretariat
Daerahpaling
lambat
30
(tigapuluh) hari
dan
atau
paling lambat minggu
pertamabulan
Mei setiaptahunnya.
(5) Kepala Daerah
memerintahkan
Sekretaris Daerahselaku
Ketua TAPDmemberikan pertimbangan
sesuai denganprioritas dan
kemampuan keuangan daerah.(6)
Ketua TAPD
menyampaikan
hasil
pertimbangan
disertai
DaftarNominatif
Calon PenerimaBantuan
Sosial kepada Kepala Daerah.(7)
Kepala
Daerah
menetapkan persetujuan
atau
penolakan
DaftarNominatif
Calon PenerimaBantuan
Sosialberdasarkan hasil
evaluasi SKPDdan
pertimbangan TAPD.Pasal
30
(1)
Rekomendasi
kepala
SKPD
dan
pertimbangan TAPD
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
29
ayat (4)
dan
ayat (5)
menjadi
dasarpencantuman alokasi
anggaran
bantuan
sosial
dalam
rancangan KUAdan
PPAS.(2) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1),meliputi
anggaranbantuan
sosial berupa uangdan/atau
barang. Pasal3l
(1)
Bantuan
sosial berupauang
dicantumkan
dalam RKA-PPKD.(2)
Bantuan
sosial berupa barangdicantumkan
dalam RKA-SKPD.(3) RKA-PPKD
dan
RKA-SKPD sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) danayat (2) menjadi
dasar
penganggaranbantuan sosial dalam
APBD sesuaiperaturan
perundang-undangan.Pasal
32
(1)
Bantuan sosial berupa uang
dianggarkan
dalam kelompok
belanjatidak
langsung,jenis
belanja
bantuan
sosial,
obyekbelanja bantuan
sosial,
dan
rincian
obyek belanjabantuan
sosial pada PPKD.(2) Objek belanja
bantuan
sosial danrincian
objek belanjabantuan
sosial sebagaimanadimaksud
pada ayat (1)meliputi:
a.
individu dan/atau
keluarga;b.
masyarakat; danc.
lembaganon
pemerintahan.(3)
Bantuan
sosial
berupa
barang dianggarkan
dalam
kelompok
belanjalangsung yang
diformulasikan
kedalam program
dan
kegiatan,
yangdiuraikan
kedalam
jenis
belanja barang
dan
jasa,
obyek
belanjabantuan
sosial barang
dan
rincian
obyek belanja bantuan
sosial barang yangdiserahkan
kepadapihak ketiga/masyarakat
pada SKPD.(4)
Bantuan
sosial berupa barang dianggarkan
dalam
kelompok
belanjalangsung yang
diformulasikan
kedalam program
dan
kegiatan,
yangdiuraikan
kedalam
jenis
belanja barang
dan
jasa,
obyek
belanjabarang
yang akan
diserahkan kepada
masyarakat/pihak
ketiga
danrincian
obyek belanja
barang
yang diserahkan kepada
masyarakatatau
belanja barang yang akan diserahkan kepadapihak
ketiga. Pasal33
Kepala Daerah
mencantumkan daftar
nama penerima,alamat
penerimadan
besaran
bantuan
sosial
dalam
Lampiran
IV
Peraturan
KepalaDaerah
tentang
Penjabaran APBD,
tidak
termasuk bantuan
sosialkepada
individu dan/atau
keluarga
yang
tidak
dapat
direncanakan sebelumnya.Bagian
Ketiga
Pelaksanaan
dan
Penatausahaan Pasal34
(1) Pelaksanaan anggaran
bantuan
sosialberupa uang berdasarkan
atasDPA-PPKD
(2)
Pelaksanaan anggaran
bantuan sosial berupa barang
berdasarkan atas DPA-SKPD.Pasal
35
( 1)
Kepala
daerah
menetapkan
daftar penerima
dan
besaran bantuan
sosial
dengan
keputusan
Kepala Daerah berdasarkan
peraturan
daerah tentang APBD
dan
peraturan
Kepala
Daerah
tentang penjabaran APBD.(2)
Penyaluran
dan/atau
penyerahan
bantuan sosial didasarkan
padadaftar
penerima bantuan sosial yang tercantum dalam
keputusan Kepala Daerah sebagaimanadimaksud
padaayat
(1),kecuali bantuan
sosial
kepada
individu dan/atau
keluarga
yang
tidak
dapatdirencanakan
sebelumnya
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal
25 ayat (6).(3) Penyaluran/
penyerahan bantuan sosial kepada
individu
dan/atau
keluarga yang
tidak
dapat direncanakan
sebelumnya
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
25
ayat (6)
didasarkan
pada
permintaantertulis
dari
individu dan/atau
keluarga
yang
bersangkutan
atau
surat
keterangandari
KepalaKelurahan
setempatdan
diketahui
oleh Camat yang bersangkutan.(4)
Permintaan
tertulis
sebagaimana
dimaksud
ayat (3)
disampaikan kepadakepala
Daerahmelalui
Bagian Kesrapada Sekretariat
Daerahdan
Kepala Daerah memerintahkan
SKPDterkait
untuk
melakukan
verifikasi terhadap
permintaan
tertulis
atau surat
keterangandimaksud.
-21-
-22-(5)
Hasil verifikasi
SKPDterkait
yang
dimaksud
pada
ayat
(4)diajukan
kepada Kepala Daerah melalui Bagian Kesra
untuk
mendapatkan persetujuan.(6)
Persetujuan Kepala Daerah menjadi dasar pencairan
bantuan
sosialyang
tidak
direncanakan
pada PPKD.(1)
Pencairan
bantuan
sosial pembayaran langsung (LS).Pasal
36
berupa
uang
dilakukan
dengan cara(2)
Penyaluran
dana
bantuan sosial kepada penerima bantuan
sosialdilengkapi dengan
kuitansi bukti
penerimaan uangbantuan
sosial. Pasal37
Pengadaan
barang dan
jasa
dalam rangka
bantuan
sosial
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
3
ayat
(21
berpedoman
pada
peraturan
perundang-undangan.
Bagian
Keempat
Pelaporan dan Pertanggungiawaban
Pasal
38
(1)
Penerima
bantuan sosial berupa
uang
menyampaikan
laporanpenggunaan
bantuan sosial kepada Kepala Daerah melalui
ppKD dengan tembusan kepada SKPDterkait.
(2)
Penerima
bantuan
sosial berupa
barang menyampaikan
laporan penggunaErnbantuan sosial kepada
Kepala
Daerah melalui
kepala SKPDterkait.
Pasal
39
(1)
PPKD
membuat rekapitulasi
penyaluran
bantuan
sosial
kepadaindividu dan/atau
keluarga
yang
tidak
dapat
direncanakansebelumnya
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal
34
ayat
(3)
palinglambat
tanggal 5Januari
tahun
anggaranberikutnya.
(2)
Rekapitulasi
sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1) memuat
namapenerima, alamat
dan
besaran bantuan sosial yang diterima
oleh masing-masingindividu dan/atau
keluarga.Pasal 4O
(1)
Pertanggungjawaban
pemerintah daerah
atas
pemberian
bantuan
sosial
meliputi:
a.
usulan/
permintaan
tertulis
dari
calon penerima bantuan
sosialatau surat
keterangandari
pejabat yang berwenang kepada Kepala Daerah;b.
keputusan Kepala Daerah tentang penetapan
daftar
penerima
-23-c.
pakta integritas
dari
penerima
bantuan
sosial
yang
menyatakanbahwa bantuan
sosial
yang diterima
akan
digunakan
sesuai denganusulan;
dand.
bukti
transfer/penyerahan uang atas
pemberian
bantuan
sosialberupa
uang
atau
bukti
serah
terima
barang
atas
pemberianbantuan
sosial berupa barang.(2) Pertanggungjawaban sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)
huruf
bdan
huruf
c
dikecualikan terhadap
bantuan
sosial
bagi
individu
dan/atau
keluarga yangtidak
dapatdirencanakan
sebelumnya.Pasal 41
(1)
Bantuan sosial berupa uang dicatat
sebagairealisasi
jenis
belanjabantuan
sosial pada PPKD dalamtahun
anggaran berkenaan.(2)
Bantuan
sosialberupa
barangdicatat
sebagairealisasi
obyek belanja barangyang
akan
diserahkan
kepadamasyarakat/pihak
ketiga
padajenis
belanja barang danjasa
dalam programdan
kegiatan pada SKPDterkait.
Pasal
43
(1)
Realisasi
bantuan sosial
dicantumkan
pada
laporan
keuanganpemerintah daerah dalam
tahun
anggaran berkenaan.(2)
Bantuan sosial
berupa barang
yang belum
diserahkan
kepadapenerima
bantuan
sosial
sampai dengan
akhir tahun
anggaran berkenaandilaporkan
sebagai persediaan dalam neraca.Pasal
42
(1)
Penerima
bantuan sosial
bertanggungjawab
secara
formal
danmaterial
atas penggunaanbantuan
sosial yang diterimanya.(2) Pertanggungjawaban penerima
bantuan
sosialmeliputi
:a. laporan penggunaan
bantuan
sosial oleh penerimabantuan
sosial; b.surat
pernyataan
tanggungiawab
yang
menyatakan
bahwabantuan
sosial
yang diterima telah
digunakan sesuai
denganusulan;
danc.
bukti-bukti
pengeluaranyang lengkap
dan sah
sesuai peraturan
perundang-undangan bagi penerima
bantuan
sosial berupa
uangatau
salinan
bukti
serah
terima barang bagi
penerima bantuan
sosial berupa barang.
(3) Pertanggungiawaban sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
huruf
adan huruf
b
disampaikan kepada Kepala Daerah
paling
lambat
tanggal 27 Desember
tahun
anggaran berkenaan.(4) Pertanggungiawaban sebagaimana