• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PRIORITASI PENANGANAN JALAN PROPINSI BERDASARKAN KONDISI FUNGSIONAL (STUDI KASUS RUAS JALAN CILEUNGSI CIBEET) TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PRIORITASI PENANGANAN JALAN PROPINSI BERDASARKAN KONDISI FUNGSIONAL (STUDI KASUS RUAS JALAN CILEUNGSI CIBEET) TESIS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PRIORITASI PENANGANAN JALAN PROPINSI

BERDASARKAN KONDISI FUNGSIONAL

(STUDI KASUS RUAS JALAN CILEUNGSI – CIBEET)

TESIS

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari

Institut Teknologi Bandung

Oleh

H. HERJONO HARDJOUTOMO

NIM : 25003047

Pengutamaan Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2006

(2)
(3)

ABSTRAK

KAJIAN PRIORITASI PENANGANAN JALAN PROPINSI BERDASARKAN KONDISI FUNGSIONAL

(STUDI KASUS RUAS JALAN CILEUNGSI-CIBEET) Oleh

H. Herjono Hardjoutomo NIM : 25003047

Penanganan jalan berupa pemeliharaan perlu dilakukan pada setiap ruas jalan secara rutin. Mengingat keterbatasan biaya, baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah, maka perlu ditentukan skala prioritas dan jenis penanganan secara cermat dan akurat sesuai dengan kondisinya. Kondisi jalan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: kondisi fungsional dan kondisi struktural. Pada saat ini baik evaluasi kondisi fungsional maupun kondisi struktural pada tingkat ruas jalan maupun jaringan belum dilakukan secara konsisten. Hal ini berimplikasi pada tidak optimalnya program pemeliharaan jalan.

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi kondisi struktural dan fungsional saat ini, memprediksi kondisi fungsional untuk 5 (lima) tahun mendatang serta menyusun skenario prioritas penanganan untuk setiap segmen dari ruas jalan Cileungsi-Cibeet, berikut pembiayaannya untuk tahun 2006-2010, dengan asumsi tanpa adanya penanganan (do nothing), serta menyusun prioritas penanganan akibat keterbatasan biaya.

Pada penelitian ini untuk penetapan segmen ditentukan berdasarkan lendutan dan IRI yang mempunyai nilai seragam sesuai data lapangan, sedangkan metoda untuk penentuan jenis penanganan ditetapkan berdasarkan nilai IRI sesuai hasil analisis kondisi fungsional, dan penetapan rengking prioritas didasarkan pada umur sisa sesuai hasil analisis kondisi struktural.

Hasil penelitian menunjukan bahwa prioritas penanganan per segmen ruas jalan propinsi Cileungsi – Cibeet tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut : Tahun 2006 segmen 1 (Km.Jkt.53+171–Km.Jkt.56+000) dilakukan peningkatan dengan tebal lapis tambahan 12 cm, tahun 2007 segmen 5 (Km.Jkt.73+000–Km.Jkt.76+000) peningkatan dengan tebal lapis tambahan 5 cm, tahun 2008 segmen 8 (Km.Jkt.97+000–Km.Jkt.98+114) pemeliharaan berkala dengan lapis tambahan 5 cm dan segmen 3 (Km.Jkt.62+000–Km.Jkt.67+000) pemeliharaan berkala dengan lapis tambahan 3 cm, tahun 2009 segmen 4 (Km.Jkt.67+000–Km.Jkt. 73+000) pemeliharaan berkala dengan lapis tambahan 4 cm, dan tahun 2010 segmen 7 (Km.Jkt.87+000-Km.Jkt.97+000) pemeliharaan berkala dengan lapis tambahan 4 cm. Segmen-segmen yang tidak mendapat lapis tambahan, setiap tahunnya dilakukan penanganan dengan pemeliharaan rutin Kata kunci (keywords): prioritas penanganan, kondisi fungsional dan jalan propinsi.

(4)

ABSTRACT

STUDY OF PROVINCE’S ROAD TREATMENT PRIORITY BASED ON FUNCTIONAL CONDITION

(Case Study of Cileungsi-Cibeet Road Section) By:

H. Herjono Hardjoutomo NIM : 25003047

Road maintenance needs to be conducted every road section regularly. Considering limitations budget from central for government or local government, priority scales and kind of reasons must be determined precisely and accurately based on its condition. Road condition can be divided into two categories: functional condition and structural condition. Now a day, evaluation of functional condition and structural condition in road section or road network level has not been done consistently. Than road maintenance program is not optimal.

The purpose of this research is to evaluate present structural and functional conditions, predict functional condition for 5 (five) years ahead, and to arrange treatment priority scenario for every road segment of Cileungsi-Cibeet road section, including the funding for period 2006-2010. The do-nothing action was assumed and the treatment priority was considered due to budget limitation. On this research, segment determination is base on deflection and IRI survey, which have uniform value for each segment. The method to determine the kind of treatment is based on IRI value as the result of functional condition analysis while the determination of priority rank is based on the remaining road life as the result of structural condition analysis.

The research results show the treatment priority for each segment of Cileungsi – Cibeet road section in 2006 to 2010 are : At 2006, the betterment for segment-1 (Km.Jkt.53+171–Km.Jkt.56+000) with 12 cm thickness overlay. At 2007, the betterment for segment-5 (Km.Jkt.73+000–Km.Jkt.76+000) with 5 cm thickness overlay.At 2008, the periodic maintenance for segment-8 (Km.Jkt.97+000– Km.Jkt.98+114) with 5 cm thickness overlay and segment-3 (Km.Jkt.62+000– Km.Jkt.67+000) with 3 cm thickness overlay. At 2009, the periodic maintenance for segment-4 (Km.Jkt.67+000–Km.Jkt.73+000) with 4 cm thickness overlay. And at 2010, periodic maintenance for segment-7 (Km.Jkt.87+000-Km.Jkt. 97+000) with 4 cm thickness overlay. The non-overlaid road segments were treated by routine maintenance every year.

(5)

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Instiut Teknologi Bandung.

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan karunia-Nya, sehingga tesis penelitian dengan judul Kajian

Prioritasi Penanganan Jalan Propinsi Berdasarkan Kondisi Fungsional ini

dapat diselesaikan.

Penulis sadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan berbagai pihak, tidak mungkin tesis ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada lembaran ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR. IR. Bambang Sugeng Subagio, DEA., selaku pembimbing yang telah memberikan pengertian, bimbingan, pengarahan dan kesabaran dalam penyelesaian tesis ini.

2. DR. Ir. Biemo. W. Soemardi dan DR. Ir. Herlien. D. Setio, yang telah berkenan sebagai penguji dan memberikan saran serta masukan yang bermanfaat pada penyelesaian tesis ini.

3. DR. Ir. Purnomo Soekirno, selaku koordinator Rekayasa Manajemen Infrastruktur (RMI) dan koordinator tesis yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan dukungan moril sehingga terselesaikannya tesis ini. 4. Seluruh Dosen dan staf Rekayasa Manajemen Infrastruktur (RMI) yang

telah memberikan ilmu pengetahuan dan fasilitas perkuliahan selama saya menuntut ilmu pada Program Pascasarjana (S2).

5. Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Barat yang telah memberikan data untuk penyelesaian tesis ini.

6. Isteriku yang tercinta Lastri Rahayu beserta anak-anakku yang tersayang: Herra, Eko, Dwi, Diki, Triastuti, Windy dan Prayoga serta cucu-cucuku yang manis: Tresna, Risa dan Azriel, yang telah mendorong doa, memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana S2, ITB.

7. Rekan-rekan seperjuangan di RMI 2003, yang telah memberikan dorongan moril dan semangat serta kerjasama yang terjalin selama mengikuti pen didikan Program Pascasarjana S2, ITB.

(7)

8. Semua pihak yang telah membantu selama penulisan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam tulisan ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik guna perbaikan dan penyempurnaan tulisan yang akan datang.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Bandung, Januari 2006

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ... xiii

Bab I Pendahuluan

I.1. Latar Belakang ... I-1 I.2. Permasalahan ... I-4 I.3. Tujuan Penelitian ... I-6 I.4. Manfaat Penelitian ... I-6 I.5. Lingkup Penelitian ... I-6 I.6. Sistematika Penulisan ... I-7

Bab II Tinjauan Pustaka

II.1. Definisi Jalan ... II-1 II.2. Kondisi Fungsional Jalan ... II-3 II.3. Kondisi Struktural Perkerasan ... II-8 II.4. Kerusakan Permukaan Perkerasan ... II-14 II.5. Kondisi Lalu Lintas ... II-16 II.6. Sistem Manajemen Pemeliharaan Jalan ... II-21

(9)

Bab III Metodologi Penelitian

III.1. Program Kerja ... III-1 III.2. Metodologi Penilaian ... III-5

Bab IV Evaluasi Kondisi dan Saat Ini

IV.1. Presentasi Data ... IV-1 IV.2. Analisa Data Tahun 2005 ... IV-5 IV.3. Menentukan Prediksi Kondisi Fungsional ... IV-16

Bab V Analisa Penentuan Prioritas Penanganan Tahun 2006 s/d 2010

V.1. Data Harga Satuan Pemeliharaan Jalan ... V-1 V.2. Kriteria Penanganan ... V-2 V.3. Analisa Perhitungan Penanganan Tahun 2006 ... V-2 V.4. Penentuan Penanganan Jalan Tahun 2007-2010... V-4 V.5. Metode Penentuan Prioritas Penanganan ... V-9

Bab VI Kesimpulan dan Saran

VI.1. Kesimpulan ... VI-1 VI.2. Saran ... VI-3 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Grafik Trayektori Kerusakan Jalan Lebih Cepat Karena

Keterbatasan Dana ... I-5 Gambar II.1 Diagram Layout Dari Alat Pengukuran Kekasaran

NAASRA ... II-7 Gambar II.2 Sketsa Benkelman Beam ... II-10 Gambar II.3 Grafik Hubungan Antara CESAL Dengan Lendutan

Balik ... II-13 Gambar II.4 Grafik Untuk Menentukan Tebal Lapis Tambahan ... II-14 Gambar II.5 Mekanisme dan Interaksi Dari kerusakan Permukaan ... II-15 Gambar II.6 Pengertian Umum Tentang Kondisi Jalan ... II-23 Gambar III.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian ... III-2 Gambar III.2 Langkah Langkah Perhitungan ... III-7 Gambar III.3 Peta Ruas Jalan Cileungsi - Cibeet ... III-9 Gambar IV.1 Grafik Nilai Lendutan Ruas jalan Cileungsi-Cibeet ... IV-2 Gambar IV.2 Grafik Nilai IRI Ruas Jalan Cileungsi - Cibeet... IV-4 Gambar IV.3 Grafik AADT Tahun 2001-2005 ... IV-5 Gambar IV.4 Grafik Persentase Pertumbuhan Lalu Lintas Tahun

2001-2005... IV-6 Gambar IV.5 Grafik Pertumbuhan Lalu Lintas Tahun 2005-2010 ... IV-7 Gambar IV.6 Grafik Lendutan yang Mewakli per Segmen Tahun 2005 .. IV-9 Gambar IV.7 Grafik Umur Sisa Perkerasan per Segmen ... IV-10 Gambar IV.8a Grafik IRI per Segmen Ruas Jalan... IV-12

(11)

Gambar IV.8b Grafik Persentase IRI Ruas Jalan Cileungsi-Cibeet... IV-12 Gambar IV.9 Grafik BI per Segmen Ruas Jalan ... IV-13 Gambar IV.10aGrafik Nilai Kondisi per Segmen Ruas Jalan ... IV-13 Gambar IV.10bGrafik Persentase NK Ruas Jalan Cileungsi-Cibeet ... IV-14 Gambar IV.11a Grafik Nilai PSI per Segmen Ruas Jalan ... IV-14 Gambar IV.11bGrafik Persentase PSI Ruas Jalan Cileungsi-Cibeet ... IV-15 Gambar IV.12 Grafik Prediksi IRI Ruas Jalan Cileungsi-Cibeet ... IV-16 Gambar V.1 Metode Penentuan Prioritas Penanganan ... V-9

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Penanganan Ruas Jalan Cileungsi-Cibeet Tahun 2001 –

2005 ... I-3 Tabel II.1 Present Serviceability Index ... II-4 Tabel II.2 Kelompok Kerusakan Perkerasan Berdasarkan Jenisnya ... II-14 Tabel II.3 Pengelompokan Jenis Kendaraan ... II-17 Tabel II.4 Prosentase Kendaraan Yang Lewat Pada Jalur Rencana ... II-18 Tabel II.5 Faktor Ekuivalent (Efek Merusak Dari Berbagai Beban

Sumbu) ... II-19 Tabel II.6 Skala Kepentingan ... II-20 Tabel II.7 Penanganan Jalan ... II-25 Tabel II.8 Prioritas Pemeliharaan Jalan ... II-25 Tabel II.9 Prioritas Penanganan Pemeliharaan Jalan... II-26 Tabel III.1 Jadwal Penelitian ... III-1 Tabel IV.1 Data Lendutan Ruas Jalan Cileungsi-Cibeet ... IV-2 Tabel IV.2 Pembagian Segmen Ruas Jalan Cileungsi-Cibeet... IV-3 Tabel IV.3 Data Kekasaran Permukaan JalanRuas Jalan

Cileungsi-Cibeet ... IV-3 Tabel IV.4 Data Jenis Lalu Lintas Ruas Jalan Cileungsi-Cibeet ... IV-4 Tabel IV.5 Persentase Kendaraan Sesuai Golongan ... IV-5 Tabel IV.6 Perhitungan Faktor Truck Berdasarkan Klasifikasi Jenis

Kendaraan ... IV-6 Tabel IV.7 Pertumbuhan lalu Lintas ... IV-7

(13)

Tabel IV.8 Nilai Lendutan yang mewakili per Segmen Tahun 2005 ... IV-8 Tabel IV.9 Umur Sisa Perkerasan per Segmen tahun 2005 ... IV-9 Tabel IV.10 Kondisi Fungsional per Segmen Tahun 2005 ... IV-11 Tabel IV.11 Kondisi Struktural dan Fungsional Tahun 2005 ... IV-15 Tabel IV.12 Prediksi Nilai IRI per Segmen Ruas Jalan

Cileungsi-Cibeet ... IV-16 Tabel IV.13 Prioritas Kondisi Fungsional per Segmen Ruas jalan

Tahun 2006-2007 (DO NOTHING... IV-17 Tabel IV.14 Rengking Prioritas Kondisi Fungsional per Segmen

Tahun 2006 ... IV-17

Tabel V.1a Data Harga Satuan Pemeliharaan Jalan ... V-1 Tabel IV.14 Rengking Prioritas Kondisi Fungsional per Segmen

Tahun 2006 ... IV-17

Tabel V.1a Data Harga Satuan Pemeliharaan Jalan ... V-1 Tabel V.1b Biaya Rutin Jalan per Km Dibandingkan dengan Kondisi

Jalan ... V-1

Tabel V.2 Klasifikasi Kondisi dan Penentuan Penanganan Jalan ... V-2 Tabel V.3 Nilai IRI dan PSI per Segmen Ruas Jalan

Cileungsi-Cibeet Tahun 2006 ... V-2 Tabel V.4a Rengking Prioritas Penanganan per Segmen Tahun 2006 .. V-3 Tabel V.4b Jenis Penanganan per Segmen Tahun 2006 ... V-4 Tabel V.5 Kebutuhan Biaya Penanganan per Segmen Tahun 2006 ... V-4 Tabel V.6 Penanganan Sesuai Keterbatasan Biaya Tahun 2006 ... V-5 Tabel V.7 Pertambahan Nilai IRI Tahun 2007-2010 ... V-5

(14)

Tabel V.8 Tebal Nilai Overlay Tahun 2006-2010 ... V-5 Tabel V.9 Rengking Prioritas Penanganan Jalan Tahun 2007-2010 ... V-6 Tabel V.10 Kebutuhan Biaya Penanganan per Segmen Tahun

2007-2010 Tanpa Adanya Penanganan (DO NOTHING) ... V-7 Tabel V.11 Skenario Penangangan per Segmen Tahun 2007-2010... V-8 Tabel V.12 Kebutuhan Biaya Penanganan Sesuai Skenario Tahun

(15)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

PSI Present Serviceability Index ... I-4 NAASRA National Association of Australian State Road Authorities . I-4 IRI International Roughness Index ... I-4 MST Muatan Sumbu Terberat ... II-2 PSR Present Serviceability Rating ... II-3

SV Slope Variance ... II-4 C Cracking ... II-5

P Patching ... II-5

RD Rut Dept. ... II-5 NK Nilai Kondisi ... II-5

BI Bump Integrator (Nilai Roughness) ... II-5 Di Nilai Pengurangan Untuk Masing-masing Jenis Kerusakan . II-5 RIt Roughness at Time t ... II-7

RI0 Roughness When t = 0 ... II-7

NE4t Accumulated ESA Over Time t ... II-7 t Age og The Pavement Since Overlay or Construction ... II-7 SNC Modified Structural Number of Pavement Strength ... II-7

D Deflection ... II-7 N Faktor Umur Rencana ... II-10

CESAL Accumulative Equivalent 18 Kip Single Axle Load ... II-10 m Jumlah Masing-masing Jenis Kendaraan ... II-10 n Umur Sisa Jalan ... II-10

(16)

R Pertumbuhan Lalu Lintas ... II-10 d Lendutan Balik Terkoreksi ... II-11 d3 Lendutan Pada Jarak 6 m Dari Permukaan Awal ... II-11

dl Lendutan Pada Jarak 0 m ... II-11

ft Temperatur Adjusment Factor ... II-11 c Critical Adjusment Factor ... II-11 Dr Lendutan Balik Representatif ... II-11 d Lendutan Balik Rata-rata ... II-11

k Faktor Probabilitas ... II-11 s Standar Deviasi ... II-11

δ Lendutan Balik yang Diijinkan ... II-12 AADT Lalu Lintas Harian Rata-rata Tahunan ... II-20 LF Faktor Ekivalen Beban Sumbu ... II-20 Lk Beban Sumbu Dalam Ton ... II-20 TF Faktor Truk ... II-20 LD Faktor Distribusi Lajur ... II-20 n Periode Desain/Umur Rencana ... II-20 r Pertumbuhan Lalu Lintas ... II-20 EF Faktor Ekivalen ... III-9

(17)

Bab VI Kesimpulan dan Saran

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa kondisi fungsional dan kondisi struktural saat ini terhadap ruas jalan propinsi Cileungsi-Cibeet, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisa kondisi fungsional terdapat dua segmen yang memiliki nilai IRI > 6,5 m/km, sehingga harus ditangani dengan peningkatan yaitu segmen 1 dan segmen 5, sedangkan segmen lainnya mempunyai nilai 3,5<IRI<6,5 ditangani dengan pemeliharaan berkala.

2. Berdasarkan hasil analisa kondisi struktural yang berupa nilai umur sisa (US) terdapat tiga segmen yang mempunyai umur sisa kurang dari 1 tahun yaitu segmen 1, segmen 5 dan segmen 8, tiga segmen yang mempunyai umur sisa 1 à 5 tahun yaitu segmen 3, segmen 4 dan segmen 7, sedangkan segmen 2 dan segmen 6 umur sisanya di atas 10 tahun. Memperhatikan kondisi struktural yang berupa nilai umur sisa ada 3 segmen ruas jalan yaitu segmen 1 yang mengalami kerusakan struktural (retak, deformasi dan alur) cukup besar, segmen 5 dibeberapa lokasi terdapat patahan dan segmen 8 merupakan daerah pegunungan yang tanahnya labil.

3. Berdasarkan kajian keterbatasan biaya dan optimalisasi penanganan, maka pemeliharaan jalan untuk periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, ditetapkan penjadwalan penanganan sebagai berikut:

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Nomor Segmen Tov (cm) Jen is Penangana n Tov (cm) Jen is Penangana n Tov (cm) Jen is Penangana n Tov (cm) Jen is Penangana n Tov (cm) Jen is Penangana n

1 12 Btm (12) 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin

2 0 Rutin 5 Btm (5) 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin

3 0 Rutin 0 Rutin 5 Bkl (5) 0 Rutin 0 Rutin

4 0 Rutin 0 Rutin 3 Bkl (3) 0 Rutin 0 Rutin

5 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin 4 Bkl (4) 0 Rutin

6 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin 4 Bkl (4)

7 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin 0 Rutin

(18)

VI-2

Jenis penanganan per segmen berdasarkan hasil analisa kondisi fungsional (nilai IRI) untuk segmen 1 dan segmen 5 dilakukan secara peningkatan (Beterment) sedangkan segmen lainnya dilakukan dengan berkala, kecuali untuk yang tidak memerlukan lapis tambahan dilakukan dengan pemeliharaan rutin. Untuk tebal lapis tambahan/overlay (tov) yang ditentukan berdasarkan hasil analisa struktural (nilai lendutan balik sebelum dan sesudah lapis tambahan), yaitu pada tahun 2006 segmen 1 tebal lapis tambahan adalah 12 cm, tahun 2007 terhadap segmen 5 dengan tebal lapis tambahan 5 cm, tahun 2008 pada segmen 8 tebal lapis tambahan 5 cm, dan segmen 3 lapis tambahan 3 cm, tahun 2009 pada segmen 4 dengan lapis tambahan 4 cm dan pada tahun 2010 terhadap segmen 7 dengan tebal lapis tambahan 4 cm.

4. Berdasarkan skenario di atas, maka biaya total penanganan untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp. 6.426.121.000, tahun 2007 seesar Rp. 4.634.738.000, pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.747.290.000, pada tahun 2009 sebesar Rp. 7.059.922.000, dan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 12.642.068.000. Biaya-biaya tersebut jauh lebih efisien dibandingkan bila tidak dilakukan skenario penanganan.

5. Dari uraian analisa penilaian kondisi fungsional untuk mendapatkan jenis penanganan per segmen dan analisa penilaian kondisi struktural dalam penentuan rengking penanganan suatu ruas jalan, maka pada penelitian ini ditemukan Metode Penentuan Prioritas Penanganan dari Ruas Jalan Berdasarkan Kondisi Fungsional dan Kondisi Struktural. yang urutannya sebagai berikut :

a) Penentuan ruas jalan dari jaringan jalan yang sedang diselidiki.

b) Pembagian segmen untuk setiap ruas berdasarkan nilai lendutan yang seragam yang diformulasikan dengan keseragaman nilai IRI secara visual. c) Penentuan jenis penanganan masing-masing segmen ditentukan

berdasarkan nilai IRI masing-masing segmen hasil analisa kondisi fungsional.

d) Penetapan rengking prioritas penanganan per segmen ditentukan berdasarkan urutan umur sisa pada masing-masing segmen hasil analisa kondisi strutural, umur sisa terkecil merupakan prioritas tertinggi.

(19)

VI-3

VI.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Setiap ruas jalan agar dilakukan kajian prioritasi penanganan dengan menggunakan Metode Penentuan Prioritas Penanganan dari Ruas Jalan Berdasarkan Kondisi Fungsional dan Kondisi Struktural

2. Pembagian segmen bisa dilakukan dengan kriteria lain sebagai alternatif, yang dapat memberikan optimalisasi terhadap penanganan dan biaya penanganan ruas yang bersangkutan..

3. Perlu adanya kajian nilai ekonomi dari hasil penentuan prioritas penanganan berdasarkan kondisi struktural dan kondisi fungsional pada tiap ruas jalan. 4. Perlu adanya skenario lain apabila dana yang tersedia pada tahun yang

bersangkutan tidak mencukupi. Penundaan penanganan pada tiap segmen tersebut akan mengakibatkan penurunan kondisi yang tajam dan akan menimbulkan peningkatan biaya ongkos kendaraan (BOK) yang secara langsung dirasakan oleh masyarakat.

5. Perlu adanya pengembangan model prediksi kondisi struktural dan kondisi fungsional yang lebih sesuai dengan iklim, bahan dan metode kerja yang ada di Indonesia, sehingga penentuan rencana program penanganan perkerasan jalan dapat dilakukan secara lebih eksak dan akurat.

6. Dalam pengambilan keputusan untuk melakukan penanganan suatu ruas jalan harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan dan memahami permasalahan secara terkoordinasi untuk mendapatkan pemikiran yang lebih objektif dibandingkan dengan pemikiran individual.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO (1981), “AASHTO Interim Guide for Design of Pavement Structures 1972”, Washington.

ASPHALT INSTITUTE, (1983), “Asphalt Overlays for Highway and Street Rehabilitation”, Manual Series No. 17 (MS-17); College Park. Maryland.

CRONEY. D., CRONEY, P. (1992), The Design & Performance of Road Pavement”, 2nd e., Int., Mc Graw Hill Int. Ltd. United Kingdom.

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM (1983), “Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan Benkelman Beam” , No.01/MN/B/1983, Indonesia.

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM (1987), “Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen”, SKBI-2.3.26.1987, Indonesia.

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Teknik, (1995), Jalan No. 002/T/Bt/1995, Manual Pemeliharaan Rutin Jalan untuk Jalan Nasional dan Jalan Propinsi.

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Teknik, (1995), Jalan No. 004/T/Bt/1995, Manual Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan UPR.

HAAS, R., HUDSON, W.R., (1978), “Pavement Management Systems”, McGraw-Hill Book Company, New York.

HUDSON, R.W., (1997), Infrastruktur Management, Mc Graw-Hill Company. IIRB (1953), The WASHO Road Test, Part I – Desaign, Construction, and Testing Procedures; Spacial Report No.18; Highway Research Board, Washington, D.C. KEPMENDAGRI No. 29, tahun 2002, tentang Pedoman Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah.

LISTER, N.W., (1972a), “Deflection Criteria for Flexible Pavement”, Transport and Road Research Laboratory Report LR375, TRRL, Crowthorne.

MAJIDZADEH, K., (1982a), “An Overview of Deflection Parameters for Performance Analysis”, Proct. International Sysposium of Bearing Capacity of Road & Airfields, Trondheim, Norway.

SHAHIN, M.Y., (1982), “ Airfield Pavement Distress Measurement and Use In Pavement Management”. Transportation Research Record 893, Transportation Research Board, Washington, D.C., pp.89-63.

(21)

SNI 03-3426-1994, Tata Cara Survai Permukaan Perkerasan Jelan dengan Alat Ukur Kerataan NAASRA.

TAMIN, O.Z., TAMIN, R.Z., ISNAENI, M., (2000), Studi Alokasi Pendanaan Jalan Propinsi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang Analisa Tebal Lapis Perkerasan Lentur dengan metode Bina Marga 1987, AASHTO 1986 dan Road Note 31 sudah dilakukan pada ruas jalan Batang - Subah oleh

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah melakukan analisa Fungsional dan Struktural dari suatu perkerasan jalan, dimana analisa Fungsional diperoleh dari