• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU MEDIA BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU MEDIA BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU MEDIA BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY (IT) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR

KOGNITIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEPANJEN PADA MATERI SISTEM REGULASI

Alifah Cholifah1, Herawati Susilo2, Abdul Gofur3

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email1: terachota@gmail.com

Email2: herawati.susilo.fmipa@um.ac.id Email3: abdul.gofur.fmipa@um.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kepanjen pada materi Sistem Regulasi. Penelitian dilakukan dengan rancangan quasi eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design. Kelas perlakuan diberikan model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT, sedangkan kelas kontrol hanya diberikan model pembelajaran PBL saja. Instrumen penelitian berupa instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan perangkat tes. Instrumen pengukuran meliputi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, instrumen kemampuan berpikir kritis, dan instrumen hasil belajar kognitif. Data hasil penelitian pada uji hipotesis kemampuan berpikir kritis siswa menunjukkan nilai Fhitung

sebesar 12,479 dengan signifikansi 0,001 dan Fhitung pada data hasil

belajar kognitif sebesar 14,117 dengan signifikansi 0,000. Kedua nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 sehingga hipotesis penelitian diterima. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan pada kelas perlakuan yakni dengan persentase sebesar 2,93% pada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan 1,38% pada hasil belajar kognitif. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain karena guru tidak membatasi sumber belajar siswa dan tidak melarang siswa untuk mengkopi media berbasis IT pada siswa kelas perlakuan.

Kata kunci: model pembelajaran PBL, media berbasis IT,

(2)

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Maret 2016 di SMA Negeri 1 Kepanjen menunjukkah sebanyak 82,35% siswa menganggap Biologi adalah mata pelajaran yang sulit, 61,76% menyatakan kesulitan mereka dalam mata Biologi karena terlalu banyak hafalan. Sebanyak 52,94 % siswa menyatakan mereka merasa bosan saat belajar karena guru masih mengajar secara konvensional. Hal ini sangat disayangkan karena hasil observasi menunjukkan sebanyak 76,47% siswa SMA Negeri 1 Kepanjen menyatakan sekolah menyediakan fasilitas pendukung kegiatan belajar, seperti Liquid Crystal Display (LCD), papan tulis, meja kursi yang masih layak, pengeras suara, komputer sekolah, wifi, laboratorium, dan lain-lain. Selain itu 100% siswa telah memiliki ponsel pribadi. Namun hanya sebanyak 5,88% siswa saja yang menggunakan ponsel mereka untuk kegiatan belajar. Fakta lain dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi, capaian kognitif yang diujikan pada siswa kebanyakan pada ranah C2 dan LKS yang digunakan kurang mendukung kemampuan berpikir kritis siswa. Guru juga belum pernah memberikan tes kemampuan berpikir kritis pada siswa sehingga kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kurang berkembang dengan baik.

Fasilitas yang tersedia seharusnya mampu membantu siswa mencapai hasil belajar yang maksimal. Peneliti ingin memberikan model pembelajaran baru sebagai pengganti model pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan oleh guru dengan model Problem Based Learning (PBL) yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, dengan adanya fasilitas pendukung seperti tersebut di atas, peneliti ingin memadukan PBL dengan media berbasis IT berupa CD interaktif dan aplikasi android yang dikembangkan oleh Atutik (2012), Prasetyaningtyas (2014), dan Rofi’ah (2014). Tujuan dari pemberian media ini adalah untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif. Rahmawati (2014) menyatakan bahwa media CD interaktif dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Paramita (2015) menyatakan bahwa mobile learning dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menarik perhatian siswa untuk belajar dengan menyenangkan sehingga siswa menjadi tidak bosan saat belajar.

(3)

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kepanjen pada materi sistem regulasi?

2. Adakah pengaruh model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kepanjen pada materi sistem regulasi?

Berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi penggunaan alasan yang logis, mencakup keterampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan, menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik (Murti, 2009). Hasil belajar kognitif diartikan sebagai pencapaian hasil belajar siswa yang menekankan pada kemampuan berpikir siswa. Hasil belajar kognitif ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam ranah kognitif. Ranah kognitif yang dimaksud harus berorientasi pada kemampuan berpikir, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu kemampuan mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menggabungkan gagasan, metode, atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah (Kusumastuti, 2011).

Menurut Arends (2008), PBL merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Model PBL mengajak siswa untuk lebih aktif sehingga pembelajaran tidak linear. Pada penelitian ini, model pembelajaran PBL dipadukan dengan media berbasis IT. Media berbasis IT adalah media yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk membantu guru dalam menyampaikan informasi atau materi pada siswa. Media berbasis IT yang digunakan dalam penelitian ini adalah CD interaktif dan aplikasi android. Perpaduan antara model pembelajaran PBL dengan media berbasis IT diharapkan

(4)

mampu menciptakan proses belajar yang maksimal bagi siswa sehingga siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar yang lebih baik.

METODE

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian Pretest-Posttest Non-equivalent Control Group Design. Rancangan ini dipilih karena observasi dilakukan sebelum eksperimen (pretest) dan setelah eksperimen (posttest). Populasi pada penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kepanjen yang mengikuti pelajaran biologi khususnya materi sistem regulasi. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Siswa

kelas XI MIA 3 terpilih sebagai kelas perlakuan dan siswa kelas XI MIA 5 terpilih sebagai kelas kontrol.

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan perangkat tes. Instrumen pengukuran meliputi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, instrumen kemampuan berpikir kritis, dan instrumen hasil belajar kognitif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara megumpulkan nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal tes kemampuan berpikir kritis dan soal evaluasi kemampuan hasil belajar kognitif.

Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kovarian (ANAKOVA) dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for

Windows pada taraf signifikansi 5%. Data yang diperoleh berupa data kemampuan

berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa. Uji hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat untuk mengetahui normalitas dengan menggunakan uji

Kolmogorof-Smirnov dan uji homogenitas data dengan menggunakan Levene test.

uji hipotesis data diperoleh berdasarkan nilai Fhitung yang diperoleh dengan

ketentuan sabagai berikut: (a) Jika Fhitung > 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima

dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, (b) Jika Fhitung < 0,05, maka hipotesis nol

(5)

HASIL DAN ANALISIS

Data keterlaksanaan model pembelajaran pada kelas perlakuan baik pada aspek guru dan siswa dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa Selama Kegiatan PBL dipadu Media Berbasis IT

Pertemuan Ke- Guru Siswa

1(KD 3.10) 83,3 78,6 2(KD 3.10) 91,6 85,7 3(KD 3.11) 83,3 85,7 4(KD 4.11 dan 4.12) 91,6 92,8 Jumlah rata-rata 174,9 171,4 Rata-rata total 87,5 85,7

Secara ringkas paparan tentang rata-rata keterlaksanaan pembelajaran terhadap guru dan siswa pada setiap KD dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ketecapaian model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT

Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol adalah dengan menggunakan model pembelajaran PBL tanpa dipadu media berbasis IT. Hasil observasi baik dari aspek guru maupun aspek siswa pada kelas kontrol dipaparkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa Selama Kegiatan PBL

Pertemuan Ke- Guru Siswa

1(KD 3.10) 83,3 76,9 92,3 2(KD 3.10) 91,6 3(KD 3.10) 91,6 84,6 92,3 4(KD 4.11 dan 4.12) 91,6 Jumlah rata-rata 179,05 173,05 86,5 Rata-rata total 89,5

Secara ringkas paparan data rata-rata keterlaksanaan pembelajaran terhadap guru dan siswa pada setiap KD dapat dilihat pada Gambar 2.

(6)

Gambar 2. Ketercapaian Pelaksanaan Model Pembelajaran PBL

A. Deskripsi Umum Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Deskripsi umum tentang hasil berpikir kritis awal (skor pretest) dan kemampuan berpikir kritis akhir (skor posttets) dengan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas yakni model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas kontrol yaitu XI MIA 5 dan model pembelajaran Problem Based Learning dipadu media berbasis IT pada kelas perlakuan yaitu XI MIA 3 yang disajikan pada Tabel 3. Secara khusus perlu diketahui tingkat penguasaan indikator kemampuan berpikir kritis meliputi Interpretation, Analysis, Evaluation, Inference,

Explanation, dan Self-Regulation. Persentase penguasaan indikator kemampuan

berpikir kritis pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Kelas Perlakuan dan Kelas Kontrol

Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Perlakuan (PBL dipadu

media berbasis IT)

Kelas Kontrol (PBL)

Pretest Posttest Pretest Posttest

Rata-rata 36,58 63,92 38,22 55,62

Tabel 4. Capaian Per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

1 Interpretation 66 108 57 90 2 Analysis 57 110 56 93 3 Evaluation 56 90 57 84 4 Inference 52 85 56 82 5 Explanation 46 77 55 64 6 Self-Regulation 33 63 45 52

(7)

Secara ringkas paparan data capaian per indikator kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Capaian Per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Secara umum capaian per indikator kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas perlakuan memiliki skor posttest yang lebih bervarisi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada Gambar 3 terlihat siswa memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisis baik pada kelas perlakuan maupun pada kelas kontrol. Sedangkan siswa memiliki kemampuan Self-regulation yang kurang baik pada kelas perlakuan maupun pada kelas kontrol.

B. Deskripsi Umum Hasil Belajar Kognitif Siswa

Deskripsi umum tentang hasil belajar kognitif awal (skor pretest) dan hasil belajar kogntif akhir (skor posttest) dengan mengguanakan model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT dan PBL pada kedua kelas yakni XI MIA 3 dan XI MIA 5 disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Kelas Perlakuan dan Kelas Kontrol

Hasil Belajar Kognitif Kelas Perlakuan (PBL dipadu Media

Berbasis IT)

Kelas Kontrol (PBL)

Pretest Posttets Pretest Posttest

Rata-rata 39,71 79,28 37,14 70,57

Hasil analisis deskriptif mengenai frekuensi penguasaan materi pelajaran menurut jenjang kognitif Bloom pada pretest dan posttest disajikan pada Tabel 6.

(8)

Tabel 6. Deskripsi Nilai Rata-Rata Tingkat Penguasaan Tiap Indikator Hasil Belajar Kognitif

No Indikator Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

1 C1 (mengingat) 18,8 26,8 17,6 25,2 2 C2 (memahami) 6,8 19,2 11,6 22,8 3 C3 (menerapkan) 12 26,4 10,8 18,8 4 C4 (menganalisis) 10,4 23,8 7,7 9,5 5 C5 (mengevaluasi) 6,1 17 6,57 16 6 C6 (mencipta) 8,4 20 5,71 17,2

Secara lebih rinci capaian per indikator hasil belajar kognitif siswa tertera pada Gambar 4.

Gambar 4. Capaian Per Indikator Hasil Belajar Kognitif Siswa

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Asumsi normalitas dikatakan terpenuhi jika dari pengujian diperoleh nilai signifikansi lebih dari 0,05. Sebaliknya, jika nilai signifikansi hasil pengujian kurang dari 0,05 maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Hasil analisis normalitas data melalui Uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program

SPSS 16.0 disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Uji Normalitas Data Posttest Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig.

Residual for Post Kognitif ,069 69 ,200*

Residual for Post Kritis ,109 69 ,039

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

(9)

Data hasil belajar kognitif lolos asumsi normalitas, sedangkan data berpikir kritis belum lolos asumsi tersebut. Oleh karena itu dilakukan transformasi. Setelah melakukan beberapa transformasi, maka transformasi kuadrat dipilih karena dari hasil transformasi ini, akhirnya data berpikir kritis lolos asumsi normalitas. Tabel 8 berikut memaparkan hasil uji normalitas tersebut.

Tabel 8 Uji Normalitas Data Transformasi Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Residual for Kuadrat Post Kritis ,102 69 ,074

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Asumsi homogenitas dikatakan terpenuhi jika dari pengujian didapatkan nilai signifikansi lebih dari α = 0,05. Sebaliknya, jika nilai signifikansi hasil pengujian kurang dari 0,05 maka asumsi homogenitas tidak terpenuhi. Hasil pengujian homogenitas data dengan menggunakan program SPSS 16.0 disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Levene statistic df1 df2 Sig. Pretest kognitif 1,758 1 67 ,189 Pretest kritis 7,735 1 67 ,007 Postest kognitif 1,292 1 67 ,260 Postest kritis 1,079 1 67 ,303

C. Pengujian Pengaruh PBL dipadu Media Berbasis IT terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Rangkuman hasil uji anakova dengan menggunakan bantuan software SPSS

16.0 for Windows untuk mengetahui perbedan pencapaian keterampilan berpikir

kritis siswa antara kedua kelas yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 10.

Berdasarkan hasil uji anakova tersebut, dapat diketahui bahwa Fhitung yang

(10)

tersebut kurang dari 0,05. Artinya hipotesis penelitian diterima. Selain menghitung nilai Fhitung dan nilai signifikansi, rerata terkoreksi pada

masing-masing kelas juga menunjukkan hasil yang berbeda. Secara ringkas rerata terkoreksi kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Anakova Keterampilan Berpikir Kritis

a. R Squared = ,157 (Adjusted R Squared = ,132)

Tabel 11. Rerata Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Terkoreksi Strategi Kemampuan Berpikir Kritis Awal Kemampuan Berpikir Kritis Akhir

Selisih Koreksi Notasi bnt 1= PBL dipadu media berbasis IT 58,213 68,890 10,677 63,3931 a 2= PBL 50,933 61,766 10,833 56,5121 b

Pada Tabel 11, terlihat bahwa kelas eksperimen dan kontrol memiliki nilai rerata terkoreksi yang berbeda. Rerata Nilai terkoreksi kemampuan berpikir kritis setelah dilakukan uji lanjut pada kelas eksperimen adalah sebesar 63,39

sedangkan pada kelas kontrol sebasar 56,51. Hasil perhitungan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas perlakuan adalah sebesar 18,34%. Sedangkan pada kelas kontrol hasil perhitungan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa adalah sebesar 21,27%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol 2,93% lebih tinggi dibandingkan dengan kelas perlakuan.

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 3939.035a 2 1969.518 6.262 .003 Intercept 13273.473 1 13273.473 42.204 .000 zkritis 135.378 1 135.378 .430 .514 x 3924.701 1 3924.701 12.479 .001 Error 21072.165 67 314.510 Total 242966.000 70 Corrected Model 3939.035a 2 1969.518 6.262 .003

(11)

Rangkuman hasil uji anakova untuk mengetahui perbedan pencapaian hasil belajar kognitif siswa antara kedua kelas yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 12. Berdasarkan hasil uji anakova tersebut, dapat diketahui bahwa Fhitung yang dihasilkan adalah sebesar 14,117 dengan signifikansi

0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis penelitian diterima.

Tabel 12 Rangkuman Hasil Uji Anakova Hasil Belajar Kognitif

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1704,782a 2 852,391 8,519 ,001 Intercept 13992,116 1 13992,116 139,847 ,000 PreKognitif 98,337 1 98,337 ,983 ,325 Kelas 1412,422 1 1412,422 14,117 ,000 Error 6603,508 66 100,053 Total 397484,000 69 Corrected Total 8308,290 68

a. R Squared = ,205 (Adjusted R Squared = ,181)

Rerata nilai terkoreksi hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 13. Pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa hasil uji lanjut menunjukkan kelas perlakuan memiliki hasil belajar kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas perlakuan nilai rerata terkoreksi yang diperoleh sebesar 79,638 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 70,432. Hasil perhitungan peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas perlakuan adalah sebesar 8,93%. Sedangkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas kontrol adalah sebesar 10,31%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas kontrol 1,38% lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen.

Tabel 13 Rerata Nilai Hasil Belajar Kognitif Terkoreksi Strategi Hasil Belajar

Kognitif Awal

Hasil Belajar Kognitif

Akhir

Selisih Koreksi Notasi bnt

1= PBL dipadu media berbasis IT

76,233 83,042 6,809 79,638 a

(12)

PEMBAHASAN

a. Pengaruh Model Pembelajaran PBL dipadu Media Berbasis IT terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Hasil uji hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini ditunjukkan dengan uji anakova yang menghasilkan Fhitung

sebesar 12,479 dengan taraf signfikansi 0,001. Nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 sehingga hipotesis penelitian diterima. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tiwari (2000), Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada siswa tahun pertama sekolah keperawatan di Bachelor of Nursing Programme pada tahun 1999 sampai 2000. Selain itu , Eldy (2013) menyatakan PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis-kreatif (Creative-Critical Thingking) pada mahasiswa jurusan Elektronika di Universitas Sabah Malaysia.

Perbedaan dari nilai rata-rata terkoreksi pada kemampuan berpikir kritis siswa juga menunjukkan skor kemampuan berpikir kritis kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT sebesar 63,39, nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran PBL yaitu sebesar 56,51. Namun perhitungan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol lebih unggul dibandingkan dengan kelas perlakuan yakni sebesar 2,93%. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain guru tidak membatasi sumber belajar siswa sehingga siswa dapat mencari sumber belajar dari buku maupun internet. Selain itu guru tidak melarang siswa untuk tidak mengkopi media berbasis IT dari kelas perlakuan, sehingga kedua kelas dapat menggunakan media berbasis IT.

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa tidak terlepas dari karakteristik sintaks pada model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT. PBL merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kemampuan berpikir siswa. Prinsip pelaksanaan PBL yaitu dalam proses belajar siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan

(13)

luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan asapek-aspek yang ada di lingkungannya sehingga siswa tidak hanya mempelajari teori namun juga melihat fakta di lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dutch, dkk (2002) PBL menyediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis serta memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan nyata.

b. Pengaruh Model Pembelajaran PBL dipadu Media Berbasis IT terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji Anakova dengan menggunakan

SPSS 16.0 for Windows yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh

adalah sebesar 14,117 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi “Model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas XI pada materi sistem regulasi” diterima.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hikmawati, dkk (2013) yang menyatakan bahwa penggunaan media berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah MTs Laboratorium Faak. Tarbiyah IAIN STS Kota Jambi. Sungur (2006) menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan akademik dan kemampuan dalam presentasi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Gracia (2010) Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada sekolah olahraga PE 150 (Fundamentals of Physical Fitness) pada tahun 2010. Hal ini juga di dukung oleh Hmelo (2004) yang menyatakan bahwa

Problem Based Learning dapat membantu siswa SMA memiliki motivasi yang

tinggi dan memiliki kemampuan kognitif yang menjadikan mereka lebih percaya diri dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks.

Perbedaan dari rata-rata nilai terkoreksi hasil belajar kognitif siswa dengan perlakuan PBL dipadu media berbasis IT lebih tinggi daripada siswa yang diberi perlakuan model PBL saja. Rerata nilai hasil belajar kognitif terkoreksi pada kelas

(14)

perlakuan adalah sebesar 79,63, sedangkan rerata nilai terkoreksi yang diperoleh pada kelompok kontrol adalah 70,43. Namun hasil perhitungan menunjukkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas kontrol lebih unggul dibandingkan pada kelas perlakuan, yakni sebesar 1,38%. Hal ini karena beberapa faktor, di antaranya guru tidak membatasi sumber belajar siswa dan guru tidak melarang siswa agar tidak mengkopi media berbasis IT dari kelas perlakuan.

Pengaruh model PBL dipadu media berbasis IT terhadap hasil belajar siswa tidak terlepas dari adanya penerapan seluruh sintaks yang ada pada model pembelajaran PBL dan juga media berbasis IT yang digunakan. Keduanya menunjang siswa untuk memiliki peran akif dalam seluruh kegiatan pembelajaran di kelas. Adanya media yang menunjang siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak dan kemudahan dalam belajar menjadikan siswa lebih berwawasan luas. Semakin mudah siswa memperoleh informasi maka semakin baik pula pemahaman siswa terhadap suatu materi. Media yang diberikan memberikan siswa akses yang luas dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Selain itu siswa lebih mudah untuk belajar, mencari jawaban, dan mengulang materi yang belum mereka mengerti.

PENUTUP Kesimpulan

Model pembelajaran Problem Based Learning dipadu media berbasis IT berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kepanjen pada materi sistem regulasi. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol 2,93% lebih tinggi dibandingkan siswa pada kelas perlakuan. Hal ini karena guru tidak membatasi sumber belajar dan tidak melarang siswa pada kelas kontrol untuk tidak mengkopi media berbasis IT. Model pembelajaran Problem Based Learning dipadu media berbasis IT berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kepanjen pada materi sistem regulasi. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas kontrol 1,38% lebih tinggi dibandingkan siswa pada kelas perlakuan karena guru tidak membatasi sumber belajar dan tidak melarang siswa pada kelas kontrol untuk tidak mengkopi media berbasis IT.

(15)

Saran

Peneliti menyarankan agar guru SMA mengimplementasikan model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa. Selain itu, faktor ketersediaan fasilitas yang diperlukan seperti komputer atau laptop, smartphone android, speaker, LCD dan lainnya juga harus diperhatikan agar pengimplementasian model pembelajaran PBL dipadu media berbasis IT dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil pencapaian kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa secara maksimal. Apabila ingin melakukan penelitian dengan kajian yang sama sebaiknya penelitian dilakukan pada dua sekolah yang berbeda. Jika dilakukan pada satu sekolah yang sama sebaiknya siswa pada kelas kontrol maupun kelas perlakuan dibatasi dalam mengakses internet sebagai sumber belajar dan melarang siswa pada kelas kontrol mengkopi media berbasis IT dari siswa pada kelas perlakuan sehingga media berbasis IT dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa dapat memberikan dampak yang nyata.

DAFTAR RUJUKAN

Arends, Richard. 2008. Learning to Teach.Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani.New York: McGraw Hill Company.

Astutik, Fuji. 2012. Pengembangan Media CD Interaktif Pembelajaran Biologi

Materi Indera Penglihatan untuk Kelas XI IPA SMA. Skripsi tidak

diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.

Dutch et al. 2002. The Power of Problem Based Learning: A Practical How-to for

Teaching Undergraduate Courses in Any Diciplines. New York: Stylus

Publishing.

Eldy, E. Folly, dkk. 2013. Problem Based Learning vs.Conventional Assesment in

A Physics Course: A Prelementary Finding. International Journal of

Technical Research and Aplication e-ISSN: 2320-8163.

(Online) (http://www.ijtra.com/problem-based-learning) diakses tanggal 20 Mei 2016.

Gracia, Jr, Juan. 2010. Problem Based Learning: Can It Enhance Cognitive

(16)

Couse?. (Online) (http://http://www.usma.edu/cfe/literature/garcia_10.pdf)

diakses tanggal 20 Mei 2016.

Hikmawati, N. 2015. Culture Influence to Students’ Interaction due to Achieving

Deep Learning Process. (Online) (http://www.prisma.lppm.ugm.ac.id)

diakses tanggal 20 Mei 2016

Hmelo, Cindy E. & Silver.2004. Problem Based Learning: What and How Do

Students Learn?. Journal Educational Psychology Review, Vol. 16 No. 3.

(Online) (http://http://kanagawa.lti.cs.cmu.edu/olcts09/sites/default/files/H melo-Silver_2004.pdf) diakses tanggal 20 Mei 2016.

Kusumastuti, Desy Indar. 2011. Studi Analisis Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX berdasarkan Prinsip

Pengembangan Bahan Ajar dan Evaluasi Pendidikan di SMP Surakarta.

(Online) (www.digilib.uns.ac.id) diakses tanggal 20 Mei 2016. Murti, Bhisma. 2009.Berpikir Kritis (Chritical Thingking). (Online)

(http://fk.uns.ac.id/static/file/criticalthinking.pdf) diakses tanggal 20 Desember 2015.

Paramita, Nubila, P. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Sistem

Saraf Berbasis Sistem Operasi Android untuk Siswa Kelas XI. Skripsi

tidak diterbitkan. Malang : Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.

Prasetyaningtyas, Lindawati. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif

Berbentuk Aplikasi Android Untuk Pembelajaran Sistem Saraf Kelas XI di SMA Laboratorium UM. Skripsi tidak diterbitkan. Program Studi

Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.

Rahmawati, Okatavia Putri & Julianto. 2014. Penggunaan Media Torso untuk

Menngkatkan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. JPGSD Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014.(Online) (http://www.ejournal.unesa.ac.id) diakses

tanggal 14 Februari 2016.

Rofi’ah, Ndzani Latifatur. 2014. Pengembangan CD Interaktif pada

Pembelajaran Biologi Materi Indera Pendengar untuk Siswa Kelas XI SMA. Skripsi tidak diterbitkan. Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Negeri Malang.

Sungur, Semra. 2006. Improving Achievement Through

Problem-Based-Learning. Journal educational research. Volume 40 Number 4, Autumn

2006. JBE (Online) (http://www.researchgate.net) diakses tanggal 10 Mei 2016.

Tiwari, A, dkk. 2000. Enhancing Students’ Critical Thinking through

Problem-Based-Learning.(Online)

(http://teachhing.polyu.edu.hk/data.files/R93.pdf) diakses tanggal 20 Mei 2016.

Gambar

Tabel 1.   Persentase Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa  Selama Kegiatan PBL dipadu Media Berbasis IT
Gambar 2. Ketercapaian Pelaksanaan Model Pembelajaran PBL
Gambar 3. Capaian Per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Tabel 6.  Deskripsi Nilai Rata-Rata Tingkat Penguasaan Tiap Indikator Hasil Belajar  Kognitif

Referensi

Dokumen terkait

Jika darah kekurangan hemoglobin atau jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari jumlah normalnya, maka tubuh akan mengalami anemia.Tujuan dari penelitian ini

Pendaftaran dan pengambl{an Dokumen Kualifikasi dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direKur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang. dan kaftu

Optimisasi Proses Koagulasi Flokulasi untuk Pengolahan Air Limbah.. Industri Jamu (Studi Kasus PT.

Lokasi penelitian di

Sistem Pendukung Keputusan ini dapat mempermudah Guru Bimbingan Konseling dalam memberikan rekomendasi pemilihan program studi kepada siswa dan Sistem Pendukung

Sampel yang digunakan penelitian terdahulu yaitu perusahaan manufaktur sektor industri dasar &amp; kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sampel

Indonesian Fish Cultivation Territory, catch and/ or breed fish using chemical substances, biological substances, explosives, tools and/or means and/or structures, which

Kegunaan Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap teori layanan penguasaan konten dalam meningkatkan konsep diri positif siswa