• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X Originality Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Plagiarism Checker X Originality Report"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 24%

Date: Jumat, Desember 04, 2020

Statistics: 888 words Plagiarized / 3731 Total words

Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement. --- Pendidikan Holistik untuk Anak Sekolah Dasar Ditinjau dari

(2)
(3)

Muhamad Restu Fauzi* 19204010042@student.uin-suka.ac.id Fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Tasman Hamami** tasmanhamami61@gmail.com Fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Abstrak

(4)

Ada faktor penting yang terkait dengan gagasan perlunya pendidikan holistik yaitu kesadaran orangtua, sekolah dan masyarakat. Masih banyak orang tua yang

beranggapan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab guru di sekolah dan orang tua sering lepas tanggung jawab untuk mendidik anaknya.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memahami konsep pendidikan holistik; (2) Memahami konsep pendidikan holistik untuk anak Sekolah Dasar menurut teori konstruktivisme sosial John Dewey. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan di perpustakaan dengan objek penelitiannya adalah bahan-bahan

kepustakaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan

pengumpulan literatur yang ada relevansinya dengan pendidikan holistik-integratif untuk dijadikan sumber utama penelitian.

Hasil penelitian ini: (1) Pendidikan holistik-integratif berupaya untuk memelihara

perkembangan pribadi secara menyeluruh. Hal ini termasuk intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika dan spiritual; (2) Menurut teori rekonstruksi sosial John Dewey,

pendidikan holistik untuk anak Sekolah Dasar harus didukung oleh semua elemen, baik dari sekolah, keluarga maupun masyarakat dalam pengembangan kepribadian agar terbentuk pribadi yang positif dan baik pada anak-anak.

Kontribusi penelitian ini adalah memberikan pemahaman bagi pendidik, orang tua dan masyarakat tentang fungsi pendidikan holistik dan memperjelas peranan pendidik, orang tua dan masyarakat dalam pendidikan holistik. Kata kunci: Pendidikan Holistik, Teori Rekonstruksi Sosial John Dewey Abstract There are important factors related to the idea of ??the need for holistic education, there are: parental,school and society

awareness. There are still many parents who think that education is the responsibility of teachers in schools and parents often loose the responsibility to educate their children. This study aims to: (1) Understand the concept of holistic education; (2) Understanding the concept of holistic education for elementary school children according to John Dewey's theory of social constructivism. This research is library research, i.e. research conducted in a library with the object of research is library materials. Data collection method is carried out by collecting literature that is relevant to holistic-integrative education to be the main source of research. The results of this study: (1)

Holistic-integrative education seeks to maintain overall personal development.

This includes intellectual, emotional, physical, social, aesthetic and spiritual; (2) According to John Dewey's theory of social reconstruction, holistic education for elementary school children must be supported by all elements, both from school, family and community in

(5)

developing personalities to form positive and good personalities in children. The contribution of this research is to provide an understanding for educators, parents and the society about the function of holistic education and to clarify the role of educators, parents and the community about holistic education.

Keyword: Holictic Education, John Dewey's Social Reconstruction Theory PENDAHULUAN Pendidikan Indonesia semakin hari mutunya makin rendah. Menurut survei UNESCO terhadap mutu pendidikan di negara-negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik, Indonesia berada di peringkat 10 dari 14 negara. Sementara mutu para guru, kualitasnya berada pada peringkat 14 dari 14 negara berkembang._ Salah satu penyebab dari

rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ialah karena guru-guru lemah dalam menggali potensi peserta didik.

Pendidik acap kali memaksakan keinginannya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki peserta didik. Kelemahan dari pendidik kita yatu pendidik jarang sekali menggali masalah dan potensi para peserta didik. Pendidikan semestinya memperhatikan kebutuhan peserta didik bukan malah memaksa sesuatu yang

menjadikan peserta didik kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik ialah dengan memberi kesempatan terhadap peserta didik untuk menjadi kreatif._ Proses pendidikan perlu ditinjau lagi, karena bisa dibilang belum berhasil menghasilkan generasi yang holistik atau utuh sebagai pembawa kedamaian, ketenangan, dan

ketentraman untuk sesama dan alam ini.

Pendidikan tidak hanya perlu merevisi kurikulum, meningkatkan mutu pendidik,

mengembangkan sarana-prasarana, akan tetapi harus juga memperhatikan bagaimana pengetahuan itu disampaikan, bagaimana budaya sekolah dan perguruan tinggi, dan bagaimana kepemimpinan lembaga pendidikan. Perlu juga mempertanyakan

bagaimana sumbangan masyarakat dalam pendidikan._ Agenda pendidikan tidak hanya terpusat di tingkat sekolah dan kampus, melainkan juga harus menyentuh lapisan

masyarakat, seperti organisasi masyarakat, kalangan pengusaha, partai politik dan masyarakat bawah yang rawan perselisihan.

Tentu ada banyak faktor penting yang terkait dengan gagasan perlunya perumusan pendidikan holistik. Sebut saja misalnya dari visi dam misi, kurrikulum, budaya, sumber belajar, pendidik dan tenaga pendidikan, metode, hingga pada kebijakan pemerintah._ Sekarang ini sudah banyak penelitian tentang pendidikan holistik. Penelitian oleh Melly Latifah dan Neti Hernawati misalnya, dalam penelitianya di jenjang prasekolah

menemukan bahwa kecerdasan majemuk sangat dipengaruhi oleh penerapan pendidikan holistik di TK._

(6)

Selain itu, Maragustam mengemukakan bahwa manajemen pendidikan dengan

paradigma baru harus dilakukan secara holistik-integratif-interkonektif antar satu sistem dengan sistem lainnya._ Menurut teori rekonstruksi sosial John Dewey, pendidikan adalah rekonstruksi pengalaman yang menambah makna pengalaman dan

mengarahkan ke pengalaman selajutnya. Dewey berpendapat bahwa sekolah mampu mendidik warga negara untuk menjadi pemecah masalah moral, sosial dan politik yang lebih baik. Bagi Dewey, rekonstruksi semua lembaga sosial dapat terjadi melalui

reformasi pendidikan._

Sekolah Dasar sebagai pendidikan formal jenjang awal perlu memulai melaksanakan pendidikan holistik. Usia peserta didik pada jenjang ini adalah usia emas perkembangan. Pada usia ini, anak-anak mampu belajar dengan cepat dengan meniru apa yang ada di sekitarnya. Kemampuan meniru ini dapat berupa meniru hal-hal positif atau negatif. Hal-hal negatif jangan sampai ditiru oleh anak-anak. Semua elemen perlu mengontrol anak-anak supaya jangan sampai meniru hal-hal negatif, baik itu dari orang tua, sekolah maupun masyarakat agar karakter peserta didik berjalan sesuai seperti yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menemukan permasalahan yaitu

bagaimanakah konsep pendidikan holistik yang perlu diterapkan untuk anak Sekolah Dasar(?) METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang mempunyai tujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang masalah-masalah sosial, bukan mendeskripsikan sisi luar dari suatu realitas sebagaimana yang dilakukan oleh penelitian kuantitatif. Jenis penelitian dalam makalah ini adalah penelitian kepustakaan. Penulisan penelitian ini mengambil perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya ialah bahan-bahan kepustakaan. Dengan demikian penelitian ini hanya mengambil sumber-sumber pustaka sebagai kancah penelitiannya._ Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu mencatat data-data yang berasal dari buku, artikel dan bahan-bahan lain yang ada hubunganya dengan pendidikan holistik. Sumber data primer yang

digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku yang memuat tentang pendidikan holistik.

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku, dokumen, artikel dan materi-materi yang relevan dengan pendidikan holistik. PEMBAHASAN Pendidikan Holistik Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses memfasilitasi pembelajaran atau perolehan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, kepercayaan, dan kebiasaan. Metode pendidikan diantaranya diskusi, bercerita,

(7)

pelatihan, pengajaran dan penelitian terarah. Pendidikan bisa dilakukan dibawah

bimbingan pendidik, namun peserta didik juga bisa mendidik untuk diri mereka sendiri._ Sedangkan menurut M. J.

Langeveld, pendidikan ialah upaya, pengaruh, pengawasan dan bantuan yang diberikan kepada peserta didik agar tertuju kepada kedewasaannya atau lebih tepatnya

membantu peserta didik supaya cukup kompeten melaksanakan tugas hidupnya

sendiri._ Pengaruh yang diberikan orang dewasa pada anak-anak akan membuat mereka berpartisipasi dalam proyek tugas-hidup yang bermartabat untuk diri mereka sendiri, karena orang dewasa dapat dilihat sebagai representasi dari apa yang secara objektif baik, dan karena mereka telah menyadari tujuan ini ditentukan oleh akal, mereka berada dalam posisi untuk mempengaruhi anak-anak secara tepat. Kedewasaan akan terwujud ketika anak muda berkuasa atas diri sendiri._

Pendidikan perlu mengenalkan peserta didik isu-isu penting yang sedang dihadapi oleh kemanusiaan, kemudian juga harus mampu memberikan pemecahan masalah terhadap masalah-masalah kemanusiaan itu. Dengan demikian, anak akan punya kesadaran tentang hakikat dirinya, yaitu siapa, bagaimana dan untuk apa. Kehidupan seseorang akan bermakna ketika dia bisa memberikan kedamaian, kebahagiaan dan pencerahan untuk orang-orang di sekitarnya. Pendidikan dengan gambaran seperti ini dinamakan dengan pendidikan holisik.

Holisme dan holistik (dari bahasa Yunani ???? = segalanya, keseluruhan, total), adalah istilah yang relatif baru, tetapi sudah ada dalam sains modern dan dalam bidang

pengetahuan manusia lainnya, dimana pandangan dunia baru yang lahir dari sains baru telah meresap selama seabad terakhir. Dalam Deklarasi Chicago dikatakan bahwa “holisme berakar pada proposisi bahwa alam semesta adalah totalitas terintegrasi di mana segala sesuatu terhubung”._ Pendidikan holistik, menjadi pendidikan integral dan integratif, terdiri dari empat bidang pembentukan manusia: tubuh, emosi, pikiran dan jiwa, dan merupakan pendidikan berdasarkan konsep totalitas, integritas, dan persatuan. Dalam pengertian ini, ia melampaui dan melengkapi pendidikan konvensional

berdasarkan pada prinsip-prinsip sains mekanik dan reduksionis. Pendidikan holistik tidak terbatas pada sekolah dan perguruan tinggi, tetapi merupakan perjalanan sepanjang hidup, meskipun pendidikan pada tahap awal adalah salah satu yang kemudian mengkondisikan manusia dalam kehidupan dewasanya. Menurut Miller, pendidikan holistik adalah filosofi pendidikan berdasarkan pada premis bahwa setiap orang menemukan identitas, makna, dan tujuan hidup melalui koneksi dalam komunitas, dunia alami, dan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang dan kedamaian.

(8)

Pendidikan holistik bertujuan untuk membangkitkan dari orang-orang suatu

penghormatan intristik untuk hidup dan cinta belajar yang penuh gairah._ Pendidikan holistik berupaya untuk memelihara perkembangan pribadi secara menyeluruh.

Hal ini termasuk intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual. Mungkin aspek yang menentukan dari pendidikan holistik adalah spiritual. Pendidikan progresif dan pendidikan humanistik berurusan dengan lima faktor pertama tetapi umumnya mengabaikan dimensi spiritual. Mengatasi spiritualitas dalam kurikulum dapat berarti membangkitkan kembali siswa ke rasa kagum dan takjub. Hal ini bisa melibatkan pendalaman rasa koneksi yang harmonis terhadap alam sekitar._

Pendidikan holistik menyiratkan pengembangan yang dibantu dari semua dimensi kepribadian: dari dimensi kognitif, intuitif, afektif, imajinatif, sensorik, impulsif dan spiritual. Akibatnya, pendidikan holistik berupaya menciptakan lingkungan dimana dapat memunculkan manusia yang manusiawi. Itu berarti bahwa pendidikan holistik juga berupaya mengembangkan hubungan orang tersebut dengan teman sebaya mereka, perasaan dan nilai-nilai mereka dan keyakinan etis, kesadaran mereka bahwa mereka adalah warga dunia.

Ini tentu mengarah pada pengembangan pada siswa juga penghormatan terhadap keanekaragaman. Tetapi, meskipun yang penting adalah pendidikan holistik menunjuk pada perkembangan manusia dari sudut pandang individu dan sosial, ia tidak

mengabaikan aspek globalitas lainnya: bahwa manusia secara sinergis terkait dengan planet ini, dengan alam semesta. Oleh karena itu, pendidikan holistik juga berupaya mengembangkan kesadaran akan saling ketergantungan, tentang kesesuaian prosedur pribadi dan global, tanggung jawab untuk hidup selaras dengan dunia alami,

merawatnya dan menghormatinya._

Pendidikan holistik dipahami sebagai strategi kompresif untuk merestrukturisasi pendidikan dalam semua aspeknya: sifat dan isi kurikulum, peran guru dan siswa, cara dimana proses pembelajaran difokuskan, pentingnya nilai-nilai dan sifat kecerdasan. Oleh karena itu mewakili strategi kompresi dimana pendidikan holistik menyediakan kita dengan kerangka kerja yang koheren dan komprehensif yang mencakup semua aspek untuk dipertimbangkan dalam proposal pendidikan._ Rancangan pendidikan holistik secara filosofis dan konseptual didasarkan pada serangkaian prinsip yang berbeda secara radikal tentang kecerdasan, pembelajaran, manusia, masyarakat dan alam semesta yang kita huni, prinsip-prinsip yang timbul dari paradigma baru ilmu

pengetahuan, seperti fisika kuantum, teori chaos, teori otak holografik, ilmu kognitif, ekologi mendalam, dan lain-lain._ Ron Miller percaya bahwa ada tingkat keutuhan yang

(9)

penting bagi pendidikan holistik.

Selain seluruh orang perlu ada keutuhan dalam komunitas. Orang-orang harus dapat berhubungan satu sama lain secara terbuka dan langsung dan untuk menumbuhkan rasa peduli. Masyarakat perlu beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip demokratis dan mendukung pluralisme. Juga harus ada holisme dalam masyarakat yang memungkinkan lebih banyak kontrol lokal dan partisipasi warga. Pendidik holistik prihatin bahwa

ideologi pasar mendominasi masyarakat dan mereka menyerukan pendekatan yang lebih manusiawi untuk struktur sosial kita. Tingkat keutuhan lainnya adalah planet ini. Pendidik holistik umumnya memandang planet ini dalam hal saling ketergantungan ekologis. Akhirnya, ada keutuhan alam. Hal ini lagi melibatkan dimensi spiritual yang telah disebutkan sebelumnya._ Konsep yang lebih luas dari pendidikan holistik yang berkaitan dengan pengembangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik juga mudah diwujudkan melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran berdasarkan pengalaman yang dibangun di atas situasi dunia nyata yang otentik dan telah ditemukan untuk meningkatkan motivasi siswa serta meningkatkan kemampuan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknik untuk masalah-masalah dunia nyata._

Dengan demikian, pendidikan holistik memiliki tujuan untuk membentuk peserta didik yang setia memahami masalah-masalah di sekitarnya dan berusaha ikut terlibat

langsung dalam upaya pemecahan persoalan-persoalan lokal dan global. Hal inilah yang meniscayakan kompetensi dan militansi yang memadai dari setiap peserta didik

terhadap diri sendiri, lingkungan sosial dan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK)._ Tujuan dan Prinsip Pendidikan Holistik Pendidikan holistik-integratif bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang menyeluruh serta seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional, perasaan dan indera.

Oleh karena itu, pendidikan harus mencapai pembangunan manusia dalam seluruh aspek seperti: intelektual, spiritual, imajinatif, ilmiah, fisik, bahasa, secara individual ataupun kolektif, dan memajukan segala aspek ini ke arah kebaikan dan mencapai kesempurnaan._ Adapun dalam konteks pendidikan di Indonesia, pendidikan holistik adalah pendidikan yang tidak hanya bertujuan memberi kebebasan peserta didik untuk mengembangkan peserta didik secara intelektual, melainkan juga memfasilitasi

perkembangan jiwa dan raga secara menyeluruh sehingga terbentuklah manusia Indonesia yang mempunyai karakter kuat yang bisa menjunjung harkat martabat bangsa._

(10)

Mewujudkan pendidikan holistik, sejatinya adalah suatu jawaban bijak terhadap ekologi, budaya, dan tantangan moral dewasa ini, yang bertujuan untuk mendesak kaum muda sebagai generasi penerus bangsa agar mampu hidup dengan bijaksana dan

bertanggungjawab dalam kehidupan bermasyarakat yang saling pengertian dan secara berkelanjutan ikut serta berperan untuk pembangunan masyarakat._ Miller telah

menggambarkan tiga prinsip dasar pendidikan holistik: keterhubungan (connectedness), keterbukaan (inclusion), dan keseimbangan (balance).

Keterhubungan mengacu pada perpindahan dari pendekatan yang terfragmentasi ke kurikulum menuju pendekatan yang berupaya memfasilitasi koneksi di setiap tingkat pembelajaran. Beberapa koneksi ini termasuk mengintegrasikan pemikiran analitik dan intuitif, menghubungkan tubuh dan pikiran, mengintegrasikan subjek, menghubungkan ke komunitas, menyediakan tautan ke bumi, dan menghubungkan ke jiwa dan roh. Inklusi mengacu pada semua tipe siswa dan menyediakan berbagai pendekatan pembelajaran untuk menjangkau para siswa ini.

Akhirnya, keseimbangan didasarkan pada konsep yang menunjukkan bahwa pada setiap tingkat alam ada kekuatan dan energi yang saling melengkapi (misalnya rasional dan intuitif) yang perlu diakui dan dipupuk. Dalam hal pendidikan, ini berarti mengenali energi pelengkap ini di kelas. Secara umum pendidikan kita telah didominasi oleh energi Yang seperti fokus pada rasionalitas dan kompetisi individu, dan telah mengabaikan hal-hal seperti mendorong intuisi dan pendekatan kooperatif untuk belajar._

Peter Schreiner mengemukakan delapan prinsip pendidikan holistik, yaitu: Pendidikan holistik berpusat pada keyakinan bahwa Tuhanlah yang merupakan pencipta penopang kehidupan. Karena itu pendidikan holistik berkontribusi pada pencarian berkelanjutan untuk pemulihan kesatuan ciptaan yang diberikan; Pendidikan holistik adalah

pendidikan untuk transformasi; Pendidikan holistik berkaitan dengan pengembangan seluruh pribadi dalam komunitas; Pendidikan holistik menghormati keunikan dan kreativitas orang dan komunitas berdasarkan keterkaitan mereka; Pendidikan holistik memungkinkan partisipasi aktif dalam komunitas dunia; Pendidikan holistik menegaskan secara spiritual sebagai inti kehidupan dan karenanya menjadi pusat pendidikan;

Pendidikan holistik mempromosikan praksis baru (refleksi dan tindakan) untuk

mengetahui, mengajar, dan belajar; Pendidikan holistik berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai perspektif dan pendekatan._

Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar Pendidikan holistik pada hakikatnya sudah termuat dalam kurikulum pendidikan dasar. Hal itu karena pengertian, tujuan dan prinsip

(11)

kurikulum._ Kegiatan untuk pengembangan pendidkan holistik dapat dilakukan melalui strategi internal dan eksternal sekolah. Dalam strategi internal sekolah, kegiatan dapat dibagi menjadi 4 kegiatan, yaitu kegiatan belajar mengajar, kegiatan keseharian

berbentuk school culture, kegiatan pembiasaan dan kegiatan ekstra kulikuler._ Dalam strategi eksternal, kegiatan dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Tujuan dari pendidikan adalah untuk membangun masyarakat. Perubahan radikal dan menyeluruh pada individu dapat menjadi perubahan pada masyarakat._ Dalam

bermasyarakat, pendidikan berbasis life skills dari sekolah akan terasa semakin penting untuk dikembangkan sebagai modal survive dalam kehidupan masyarakat dan dunia kerja._ Dalam kehidupan keluarga, keluarga perlu menerapkan pola asuh autoritatif

karena pola asuh autoritatif mampu menstimulasi potensi holistik anak dengan optimal._ Dengan pola asuh ini, orang tua yang terbuka mengajak anaknya berdiskusi akan

menumbuhkan sikap kritis pada anak pada partisipasi dan pengambilan keputusan bersama. Dengan demikian, rasa percaya diri pada anak akan berkembang karena pendapatnya dihargai. Pendidikan Holistik menurut Teori Konstruktivisme Sosial John Dewey Secara teoretis pendidikan sejak zaman dahulu sebenarnya sudah komprehensif atau utuh walau tanpa kata holistik di belakangnya. Utuh dalam pengertian bahwa ia memiliki tujuan menghasilkan peserta didik yang mempunyai kecerdasan pengetahuan, emosional dan spiritual, dan juga terampil. Demikian pula dengan kurrikulum, media, metode dan evaluasinya._

Pendidikan holistik tidak wajib menjadi tambahan pelajaran baru di sekolah-sekolah. Persoalannya bagaimana guru-guru mengintegrasikan pembelajaran di kelas dengan masalah-masalah sosial, keagamaan, ekonomi, dan hukum. Pendidikan holistik adalah pendidikan yang memahamkan peserta didik pada persoalan-persoalan yang terjadi di sekitarnya, juga menampilkan pemecahan masalah tersebut pada mereka. Minimal murid sadar dengan persoalan-persoalan tersebut. John Dewey berpendapat bahwa pendidikan membutuhkan komunikasi karena manusia adalah mahluk sosial.

Pembelajaran sosial didasarkan pada perilaku dimana anak-anak belajar hal-hal baru dengan mengamati orang lain.

Dari mengamati orang lain, anak-anak akan mencoba meniru apa yang dilihat oleh inderanya. Anak-anak mungkin meniru tindakan orang lain untuk melakukan hal tertentu tanpa memahami mengapa mereka (anak-anak) dan orang yang ditiru

melakukan hal tersebut._ Maka dari itu perlu menerapkan kontrol terhadap anak-anak oleh orang tua, sekolah dan masyarakat. Kontrol tidak bisa dilakukan hanya di sekolah karena anak-anak tidak hanya hidup di sekolah. Justru anak-anak menghabiskan

(12)

sebagian besar waktunya untuk bersosialisasi dengan lingkungan luar sekolah. Pendidikan seharusnya tidak hanya terfokus di sekolah saja.

Banyak orang tua berfikir bahwa pendidikan adalah tanggung jawab guru di sekolah dan orang tua sering lepas tanggung jawab untuk mendidik anaknya. Padahal, keluarga termasuk masyarakat mempunyak peran dan tanggung jawab besar untuk mendidik anggotanya. Keluarga adalah lembaga utama dalam mendidik anak sedangkan

masyarakat adalah lembaga dimana anak-anak paling banyak melakukan interaksi sosial. John Dewey berpendapat, “Pendidikan adalah proses sosial, pendidikan itu tumbuh. Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup akan tetapi pendidikan adalah hidup itu sendiri”.

Menurutnya, sekolah adalah tempat dimana setiap peserta didik seharusnya

dipertemukan dengan aktifitas bermakna dimana seluruh peserta didik bersama-sama memecahkan permasalahan bukannya duduk sendiri-sendiri mengerjakan tugas

akademik._ Dalam kegiatan di Sekolah Dasar, anak-anak berdiskusi dengan gurunya dan juga teman-temanya untuk belajar bersama-sama untuk memecahkan masalah. Tiap anak mempunyai ide yang berbeda-beda dan kadang ada anak yang tidak mempunyai ide sama sekali. Anak yang kurang pengalaman bisa mengambil banyak ide dari aktifitas ini dan siswa yang lebih berpengalaman bisa mendapatkan ide lain dari teman-teman dan gurunya.

Di sekolah siswa perlu mendapatkan banyak pengetahuan berupa teori dan juga mempraktekan pengetahuannya di lingkungan sekolah. Di sekolah siswa perlu banyak diajarkan pengetahuan karena sekolah adalah tempat paling mudah untuk mendoktrin anak-anak. Dari sekolah siswa mendapatkan bekal untuk kehidupan sosialnya di

masyarakat. Di lingkungan sosial masyarakat, anak-anak bebas melakukan apapun dan mempelajari apapun lewat bermain di lingkungan sekitar. Dengan bekal kebaikan yang diajarkan di sekolah, anak-anak diharapkan bisa mengontrol perilakunya dalam bermain dengan temannya dan berinteraksi dengan orang dewasa.

Masyarakat juga perlu mengontrol perilaku anak-anak agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik. Sementara dalam lingkup keluarga, keluarga adalah lembaga utama dalam proses awal pendidikan anak-anak untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi yang dimiliki seorang anak ke arah pengembangan kepribadian yang positif dan baik._ Orang tua mempunyai tanggung jawab terbesar dalam mendidik anak. Di dalam keluarga, orang tua menjadi contoh bagi anak-anaknya. Orang tua juga punya kontrol besar terhadap perilaku anak-anaknya.

(13)

Orang tua diharapkan tidak mengabaikan untuk menanamkan nila-nilai edukasi pada anak-anaknya. KESIMPULAN Pendidikan holistik berupaya untuk memelihara

perkembangan pribadi secara menyeluruh. Hal ini termasuk intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual. Pendidikan holistik menyiratkan pengembangan yang dibantu dari semua dimensi kepribadian: dari dimensi kognitif, intuitif, afektif, imajinatif, sensorik, impulsif dan spiritual. Akibatnya, pendidikan holistik berupaya menciptakan lingkungan dimana dapat memunculkan manusia yang manusiawi.

Itu berarti bahwa pendidikan holistik juga berupaya mengembangkan hubungan orang tersebut dengan teman sebaya mereka baik di lingkungan sekolah, masyarakat maupun keluarga. Kegiatan untuk pengembangan pendidikan holistik di sekolah terdapat dalam 4 kegiatan: KBM, kegiatan keseharian berbentuk school culture, kegiatan pembiasaan dan ekstra kulikuler. Di luar sekolah, kegiatan pengembangan pendidikan holistik dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan holistik untuk anak Sekolah Dasar harus didukung oleh semua elemen, baik dari sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Sekolah, keluarga dan masyarakat harus bersama-sama mengedukasi anak-anak dalam pengembangan kepribadian agar terbentuk pribadi yang positif dan baik pada

anak-anak. Selain itu, kontrol juga perlu dilakukan oleh seluruh elemen (keluarga, sekolah dan masyarakat). DAFTAR PUSTAKA Anshari, Moh. Yahya. “Pendidikan Holistik Berbasis Life Skills: Kunci Sukses Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN 2015”, dalam Prosiding seminar Nasional Competitive Advantage I, 2011. Creswell, John W.. 2009. Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Los Angeles: Sage Publications. Dewey, John. 1997. Democracy and Education. New York: Free Press. Díez, Julio Ferreras. 2013.

Hacia una Nueva Humanidad Libre y Responsable: Una Visión del Mundo y de la Educación en el Tercer Milenio. Madrid: Editorial Verbum. Ekosiswoyo, Rasdi dkk, “Potensi Keluarga dalam Pendidikan Holistik Berbasis Karakter pada Anak Usia Dini”, dalam Jurnal Edukasi, Vol. 1, No. 1, 2016. Jailani, M. Syahran, “Teori Pendidikan Keluarga dan Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini”, dalam Jurnal

Pendidikan Islam, Vol 8, No. 2, Oktober 2014. Kholik, Nur. 2020.

Terobosan Baru Mambentuk Manusia Berkarakter di Abad 21 Gagasan Pendidikan Holistik Al-Attas. Tasikmalaya: Edu Publisher. Lee, Seong Ho. “John Dewey’s View on School and Social Reform”, dalam Migughag, Vol. 36, No. 1/2, 2013. Latifah, Melly dan Neti Hernawati, “Dampak Pendidikan Holistik pada Pembentukan Karakter dan

(14)

Vol.2, No.1, Januari 2009. Maunah, Binti. “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa”, dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, No. 1, April 2015.

Maragustam, “Paradigma Holistik-Integratif-Interkonektif dalam Filsafat Manajemen Pendidikan Karakter”, dalam Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, Vol. 11, No. 1, Juni 2015. Miller, John P.. 2005. Holistic Learning and Spirituality in Education. New York: State University of New York Press. Minthorn, Robin dan Alicia Fedelina Chavez. 2015. Indigenous Leadership in Higher Education. New York: Routledge. Musfah, Jejen. 2012. “Membumikan Pendidikan Holistik”, dalam Jejen Musfah (eds.), Pendidikan Holistik Pendekatan Lintas Perspektif. Jakarta: Kencana. Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta: Kencana. Neolaka, Amos dan Grace Amialia A. Neolaka. 2017.

Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: Kencana. Nielsen, Mark. “Copying Actions and Copying Outcomes: Social Learning

Through the Second Year”, dalam Developmental Psychology, 2006, Vol. 42, No. 3. Rego, Miguel Anxo Santos. 2000. A Educación en Perspectiva: Homenaxe Ó Profesor Lisardo Doval Salgado. La Coruña: Universidade de Santiago de Compostela. Rubiyanto, Nanik dan Dany Haryanto. 2010. Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka. Schreiner, Peter. 2005. Holistic Education Resource Book. Münster: Waxmann. Smeyers, Paul dan James D. Marshall. 1995. Philosophy and Education: Accepting Wittgenstein’s Challenge. Dordrecht: Springer-Science+Business Media.

Tang, Siew Fun dan Loshinikarasi Logonnathan. 2015. Taylor’s 7th Teaching and Learning Conference 2014 Proceedings Holistic Education: Enacting Change. Singapura: Springer. Widyastono, Herry. “Muatan Pendidikan Holistik dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, No. 4, Desember 2012. Wompner, Fredy H.. 2008. Inteligencia Holística: La Llave para la Nueva Era. Osorno: La Inteligencia Holística. Xu, Yaoying. 2005. “Educating Young Learners in Urban Schools and Communities”, dalam Festus E. Obiakor dan Floyd D. Beachum (eds.), Urban

Education for the 21st Century. Springfield: Charles C Thomas Publisher. Zainal, Veithzal Rivai. 2014.

The Economics of Education: Mengelola Pendidikan Secara Profesional untuk Meraih Mutu dengan Pendekatan Bisnis. Jakarta: Gramedia.

INTERNET SOURCES:

(15)

<1% - https://issuu.com/obbath/docs/edukasi_xiv <1% - http://journal.unas.ac.id/pujangga/article/viewFile/320/218 <1% - http://digilib.uinsby.ac.id/9622/6/bab3.pdf <1% - https://anandaheristina.blogspot.com/2014/11/jenis-jenis-penelitian.html <1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58841/Chapter%20I.pdf;sequen ce=4 <1% - https://alsensalo.blogspot.com/2011/04/kumpulan-karya-ilmiah-makalah-dan-hasil.html <1% - https://munirshine.wordpress.com/2012/03/14/paradigma-pendidikan-holistik-sebuah-s olusi-atas-permasalahan-paradigma-pendidikan-modern/ <1% - https://anawarah94.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-pengembangan-kepribadia n.html <1% - https://staic.ac.id/mengoptimalkan-peran-guru-dalam-proses-pembelajaran-abad-21.ht ml <1% - https://id.scribd.com/doc/209918476/jurnal-dikbud-tahun-2012 <1% - https://autisticmama.com/schools-will-teach-gender-identity/ <1% - https://h7.ailikon.ru/189 <1% - http://euacademic.org/BookUpload/9.pdf <1% - https://www.researchgate.net/publication/260219097_THE_IMPACT_OF_EMPLOYEE_TRAI NING_AND_DEVELOPMENT_ON_EMPLOYEE_PRODUCTIVITY <1% - https://ufdc.ufl.edu/UFE0006669/00001 <1% - https://www.wikihow.com/Develop-a-Good-Personality <1% - https://globaljournals.org/GJHSS_Volume11/6-The-Role-of-Parents-in-Early-Childhood-Education.pdf 1% - https://febrimanzendrato1.blogspot.com/2017/06/kualitas-pendidikan-indonesia-masala h.html <1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/category/psikologi/ <1% - https://mikasihombing.wordpress.com/category/pendidikan/ <1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/08/19/kecakapan-vokasional/ <1% - http://blog.unnes.ac.id/hellosheren/2015/11/26/partisipasi-masyarakat-dalam-pendidika n/

(16)

<1% - https://zombiedoc.com/buku-pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan.html <1% - https://muhammadyusufstia.blogspot.com/feeds/posts/default <1% - http://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/inklusi/article/download/010206/985 <1% - http://risalahpress.com/komparasi-pembaharuan-tasawuf-hamka-dan-said-nursi/ <1% - https://abdanmatin.blogspot.com/2017/04/teori-belajar-sosial-humanistik.html <1% - https://awnurul.wordpress.com/2016/12/14/landasan-landasan-yang-mendasari-penge mbangan-kurikulum/ <1% - https://imammalik11.wordpress.com/2014/03/21/fase-fase-perkembangan-peserta-didik / <1% - https://lovefismat.blogspot.com/2018/03/latihan-soal-dan-pembahasan-teori.html <1% - https://salwintt.wordpress.com/artikel/109-2/peranan-orangtua-sekolah-dan-guru-dala m-mensukseskan-pendidikan/ <1% - https://ceritakuaja.wordpress.com/2014/06/08/metode-penelitian-pendidikan/ <1% - https://calonarsiteksukses.blogspot.com/2016/10/metode-penelitian-arsitektur.html <1% - https://yhoen-yulia.blogspot.com/2012/09/penelitian-deskriptif-dan-eksplanatif.html <1% - http://pendidikan-sejarah.fis.uny.ac.id/sites/pendidikan-sejarah.fis.uny.ac.id/files/PEDOM AN%20SKRIPSI%20FINAL%202013%20(%20ISI%20).doc <1% - https://thefourmanagement.blogspot.com/2017/05/analisisstrategi-pemasaran-padapt.h tml 1% - http://eprints.ums.ac.id/3604/1/G000060122.pdf <1% - http://eprints.stainkudus.ac.id/1672/6/06.%20bab%20III.pdf <1% - https://farrosy.blogspot.com/2018/06/penjelasan-dan-pengertian-pendidikan.html <1% - https://ainamulyana.blogspot.com/2015/12/mengenal-berbagai-jenis-teori-belajar.html <1% - https://ledymaryana.blogspot.com/ <1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/category/kepemimpinan/ <1% - https://www.militanindonesia.org/teori-4/sosialisme/8667-nalar-yang-memberontak-fils afat-marxisme-dan-sains-modern-bab-19-alienasi-dan-masa-depan-umat-manusia.html 2% - https://bangdany.blogspot.com/2013/02/membumikan-pendidikan-holistik.html

(17)

<1% - https://stikes-baramuli123.blogspot.com/2016/ <1% - https://www.scribd.com/document/367596609/REKAMANN-docx <1% - http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/sigit-dwi-kusrahmadi-drs-msi/PKn%20M KU%202008%201.doc <1% - http://digilib.uin-suka.ac.id/11892/1/Isi%20kontribusi%20semiotika.doc <1% - https://ferianggasaputra.blogspot.com/2015/09/makalah-tentang-presentasi.html <1% - https://humaniora.web.id/psikopedia/artikel/kategori/psikologi-dasar/ <1% - https://sabda.org/artikel/book/export/html/20 <1% - https://menzour.blogspot.com/2019/08/modul-9-kb-2-ppg-pai-pembelajaran.html <1% - https://id.scribd.com/presentation/405706277/Etika-Bisnis-Ppt <1% - https://karyatulisilmiah.com/psikoterapi-perspektif-fenomenologi-dan-humanistik-eksist ensial/ <1% - http://repository.upi.edu/8340/2/t_bind_0908983_chapter1.pdf <1% - http://fish.unesa.ac.id/download/GABUNGAN.doc <1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/author/bagawanabiyasa/page/2/ <1% - https://www.scribd.com/document/364015464/04110104 <1% - https://doku.pub/documents/kamus-kedokteran-keperawatan-kesehatan-z0x27yn1koqn <1% - https://cmbbone.wordpress.com/teologi-kosmos-functionwdsliwlwlwl-pushgtm-start-ne w-date-gettimeeventgtm-jsvar-fd-getelementsbytagnames0-jd-createelementsdlldatala yerl/ <1% - https://gregseronito.blogspot.com/2012/12/makalah-gaudium-et-spes.html <1% - https://bahruninfocom.blogspot.com/2010/03/demokratisasi-hak-asasi-manusia-dan.ht ml <1% - https://ahmadalihusain.wordpress.com/2011/03/17/ebook-gusdur/ <1% - https://id.123dok.com/document/q2m5pj6y-filsafat-lingkungan-hidup-a-sonny-keraf-da n-penerapannya-terhadap-ekowisata-di-indonesia.html <1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/pembelajaran-ips-di-sd/ <1% - https://ainamulyana.blogspot.com/2016/06/model-pembelajaran-berbasis-proyek.html 1% - https://gajahsenja.blogspot.com/2016/01/penerapan-hasil-pembelajaran-ips-dalam.html <1% - http://digilib.uinsby.ac.id/15448/9/Bab%202.pdf

(18)

<1% - https://ciptaniagamandiri.blogspot.com/2014/08/konsep-kurikulum-pendidikan-islam.ht ml <1% - https://ktkyasa.blogspot.com/2011/10/pembelajaran-holistik.html <1% - https://mazidatulkhoir.wordpress.com/2012/11/20/menciptakan-manusia-indonesia-yan g-berkarakter/ <1% - https://leadershipsecret2016.wordpress.com/ <1% - https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-pdf/LINGKUNGAN%20HIDUP%20DAN%20 PEMBANGUNAN%20%20BERKELANJUTAN.pdf <1% - https://issuu.com/mirzondaheri/docs/a__thesis_ku_buku_fix <1% - https://sulipan.wordpress.com/category/pendidikan/page/2/ <1% - https://sitimunasiroh.blogspot.com/2012/04/pelayanan-pendidikan-inklusif-bagi-anak.ht ml <1% - https://doku.pub/documents/buku-sistem-politik-indonesiapdf-7l51pjjd2d0k <1% - https://www.researchgate.net/publication/323114055_Pendidikan_Neurosains_Dan_Impli kasinya_Dalam_Pendidikan_Masa_Kini <1% - https://cabulocabulo27.blogspot.com/2017/11/hakikat-psikologi-tujuan-dan-manfaat.ht ml <1% - https://bible.org/series/bible.org/book/1pet-21.htm?page=317 <1% - https://phury-hawon.blogspot.com/2011/11/psikologi-pendidikan.html <1% - https://zombiedoc.com/bagian-1-metode-pembelajaran.html <1% - https://spensabayalibrary.files.wordpress.com/2016/05/102-400-1-pb.pdf <1% - http://jpi.faterna.unand.ac.id/index.php/jpi/article/download/5/2 <1% - https://aguswuryanto.wordpress.com/author/aguswuryanto/page/13/ <1% - https://indraachmadi.blogspot.com/2014/11/strategi-membentuk-pribadi-keluarga-dan. html <1% - http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/drs-darmono-mt/laporan-ppmpemb uatan-bahan-bangunan-berbahan-psir-di-kulon-progook.pdf <1% - https://doku.pub/documents/buku-pengembangan-kreativitas-okpdf-8lyrzrnwr20d <1% - https://pt.scribd.com/document/130132973/Fulltext-TA-Q-Revisi-Ujian-TA <1% - https://id.scribd.com/doc/116005322/9-ipa-smp

(19)

<1% - https://ulibasalamah.blogspot.com/2015/09/iq-eq-dan-sq-dalam-pembelajaran.html <1% - https://ichal-pendidikan.blogspot.com/2011/06/blog-post.html <1% - https://e-masgalih.blogspot.com/2016/02/apa-siapa-bagaimana-dan-mengapa-anak.ht ml <1% - https://leoniya-tknegeripembinablog.blogspot.com/2015/02/pengembangan-sosial-em osi-dan-emosi.html <1% - https://www.kompasiana.com/ikaa-jogja/550dc9de8133116b2cb1e68c/peran-keluarga-masyarakat-dan-sekolah-dalam-pendidikan-islam <1% - https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jpib/article/download/4408/3429 <1% - https://issuu.com/saortua/docs/kelas_11_smk_pendidikan_agama_krist <1% - https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-pendidikan/ 1% - https://katamutiarabagus.com/20-kata-kata-mutiara-tentang-pendidikan-terbaik/ <1% - https://biohendri.blogspot.com/2011/05/belajar-dan-pembelajaran.html <1% - https://majidhakim.blogspot.com/2012/12/rangkuman-psikologi-perkembangan-pesrta. html <1% - https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-pidato/ <1% - https://lesmana-achmad.blogspot.com/2012/06/kritik-terhadap-pola-pikir-pendidikan.ht ml <1% - https://makalah-xyz.blogspot.com/2018/03/pengembangan-dan-indikator.html <1% - https://sarahfaradita.wordpress.com/2013/10/12/artikel-ilmiah-mengenai-peran-keluarg a-dalam-pembentukan-individu-dalam-peranan-sebagai-anggota-masyarakat/ <1% - https://windasirumapea.wordpress.com/2013/11/24/artikel-pergaulan-remaja-yang-baik / <1% - https://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.com/2014/11/tujuan-batasan-dan-kemungkin an.html <1% - https://sunrisebw.blogspot.com/2014/05/makalah-peran-orangtua-dalam-pendidikan.ht ml <1% - https://ranioctaviaa.wordpress.com/category/tugas-mata-kuliah/ <1% - https://doku.pub/documents/kumpulanan-materi-bk-k0pv3gndvo01

(20)

<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/287210826.pdf <1% - https://rinastkip.wordpress.com/tag/makalah-populer-2/ <1% - http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/article/download/4732/pdf <1% - https://www.researchgate.net/publication/305296783_Teori_Pendidikan_Keluarga_dan_T anggung_Jawab_Orang_Tua_dalam_Pendidikan_Anak_Usia_Dini <1% - https://www.scribd.com/document/327298707/Prosiding-Pertemuan-Ilmiah-Ikatan-Wid yaiswara-Indonesia-2016 <1% - https://www.researchgate.net/publication/330013298_PERGURUAN_DINIYYAH_PUTRI_LA MPUNG_PESANTREN_PENCETAK_PENDIDIK_PEREMPUAN <1% - https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tarbawi/article/view/5216 1% - https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/2792 1% - http://digilib.uinsby.ac.id/18394/4/Bab%201.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Al-Raghib Al-Isfahani menjelaskan bahwa hikmah adalah perolehan kebenaran dengan perantara ilmu dan akal, yang berasal dari Allah atau manusia. Jika berasal dari

memperkuat prinsip kekuasaan kehakiman yang merdeka berarti suatu Kekuasaan yang berdiri sendiri dan tidak dalam intervensi dari kekuasaan lainya dalam menjalankan

Hasilnya ditemukan beberapa faktor antara lain tema yang disajikan dalam buku tersebut sangat familiar, dirancang sesuai dengan kurikulum yang berkembang, durasi pembelajaran

Dari data butir soal nomor 1, dihasilkan grafik ICC pada analisis karakteristik instrumen penilaian Higher Order Thinking untuk pelajaran matematika dengan

Sehingga, oli peredam Shock Absorber dengan menggunakan oli CPO dengan nilai viskositas sebesar 1.28 Poise dapat dikatakan bisa digunakan sebagai oli peredam dari Shock

Dewan Kehortmatan IAI Jakarta layak mendapat apresiasi akan diumumkan pada Malam Penghargaan IAI Jakarta 2018 pada bulan Maret 2018  Karya dalam kategori Anugerah harus sudah

Penelitian yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2011) dimana hasil penelitiannya menunjukkan perubahan yang signifikan (adanya penuruna

Dari data hasil pengukuran krom tersebut, dapat dibuat grafik hubungan antara konsentrasi krom dengan jarak untuk setiap interval 3 jam yang dapat dilihat pada gambar B.l sampai