• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi Subjek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW

Sejarah perkembangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tidak terlepas dari sejarah perkembangan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Awal UKSW bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI) yang dibuka pada tanggal 30 November 1956 dengan pertama MR. O. Notohamidjojo. PTPG-KI memiliki 5 jurusan sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Mendidik 2. Jurusan Sejarah Budaya 3. Jurusan Bahasa Inggris 4. Jurusan Hukum

5. Jurusan Ekonomi

Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI diubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen Indonesia (FKIP-KI). Perubahan ini dilakukan karena pemerintah mengubah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Selanjutnya pada tanggal 4 Desember 1959, Rapat Dewan Pengurus dan Dewan Kurator memutuskan mengubah FKIP-KI menjadi Universitas Kristen Satya Wacana dengan menambah dua fakultas baru yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi.

Walaupun demikian Universitas Kristen Satya Wacana baru dapat dibuka pada tanggal 1 Oktober 1960 dengan tiga fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jurusan-jurusan di dalam FKIP berstatus “terdaftar” sampai dengan tingkat “Sarjana Lengkap”. Dengan Surat Keputusan Mendikbud No. 22/1963 tanggal 20 Maret 1963 status “Diakui” sampai dengan tingkat Sarjana Lengkap.

Seiring perubahan FKIP menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) oleh pemerintah, maka pada tahun 1964, FKIP yang menjadi bagian UKSW diubah menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen Satya Wacana (disamping Universitas Kristen Satya Wacana).

(2)

IKIP Kristen Satya Wacana waktu itu memiliki tiga Fakultas, yaitu:

1. Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dengan dua jurusan, yaitu Pendidikan umum serta Bimbingan dan Penyuluhan.

2. Fakultas Keguruan Ilmu-Ilmu Sosial (FKIS) dengan tiga jurusan, yaitu Sejarah, Civics Hukum, Ekonomi serta kemudian dibuka Jurusan Geografi. 3. Fakultas Keguruan Sastra Seni (FKSS) dengan satu jurusan yaitu Bahasa

Inggris.

Pada 18 Februari 1966 dengan surat Keputusan Mendikbud No. 40/1966 status jurusan-jurusan di Fakultas Ilmu Pendidikan dan FKSS maupun FKIS selain jurusan Geografi memperoleh status “Disamakan” sampai dengan tingkat Sarjana Lengkap. Selanjutnya berdasarkan surat Keputusan Mendikbud No. 082/1977 tertanggal 18 Februari 1977 IKIP Kristen Satya Wacana diintegrasikan kedalam Universitas Kristen Satya Wacana dengan perubahan nama menjadi FKIP lagi yang terdiri atas empat Departemen sebagai berikut:

1. Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) berubah menjadi Departemen Ilmu Pendidikan (DIP) tetap dengan dua jurusan, yaitu Pendidikan Umum serta Bimbingan dan Penyuluhan.

2. Fakultas Keguruan Ilmu-Ilmu Sosial (FKIS) berubah menjadi Departemen Ilmu-Ilmu Sosial (DIS) yaitu sejarah, Civics Hukum, Ekonomi serta Geografi. 3. Fakultas Keguruan Sastra Seni (FKSS) berubah menjadi Departemen Ilmu

Bahasa (DIB) dengan jurusan Bahasa Inggris.

4. Departemen Ilmu Keguruan (DIK) yang menangani Mata kuliah Keguruan yang sebelumnya diasuh oleh Jurusan Ilmu Mendidik.

Pada tahun 1980 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan diubah menjadi Jurusan Studi Strata-1 Bimbingan dan Konseling dengan Surat Keputusan Mendikbud No. 0211/U/1982 bertanggal 26 Juni 1982 dengan status Disamakan. Tanggal 8 November 1984 dilakukan perubahan Struktur organisasi FKIP yang tertuang melalui Surat Keputusan Rektor UKSW No. 129/Kep/REK/1984. Mulai tahun 1984 sesuai Surat keputusan Mendikbud RI No. 0395/0/1984 dan No. 0397/0/1984 Jurusan Studi Bimbingan dan Konseling diubah menjadi Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (Progdi PPB). Pada tahun 1986 Progdi PPB diperbaharui status Disamakan melalui Surat Keputusan Mendikbud No.0391/1986.

Kopertis Wilayah VI melalui surat No. 1452/K/18/Kop. VI/88 memutuskan agar Program Studi PPB mengalami moratorium, yaitu untuk sementara waktu tidak

(3)

menerima mahasiswa baru sampai dengan tahun akademik 1991. Kemudian disusul dengan surat dari Kopertis Wilayah VI No. 584/K/18/Kop.VI/III/1991 menawarkan LPTK penyelenggara pendidikan calon konselor untuk kembali menerima mahasiswa baru. Namun mengingat kondisi dan kesiapan Progdi PPB-FKIP UKSW pada saat itu, proses penerimaan mahasiswa baru dapat direalisasikan pada tahun akademik 1994-1995.

Sejak melakukan penerimaan mahasiswa baru kembali pada tahun akademik 1994-1995, program studi Bimbingan dan Konseling (perubahan dari nama Psikologi Pendidikan dan Bimbingan) terus berbenah diri. Proses ini menmpakkan hasilnya dengan diberikannya status Terakreditasi A pada tahun 2011 dengan SK No. 022/BAN-PT/Ak-IX/SI/XII/2011. Status ini merupakan pengakuan penuh dari pemerintah sekaligus menjadi tantangan bagi program studi untuk terus mempertahankan dan meningkatkan mutu sekaligus meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa dan masyarakat.

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Bimbingan dan Konseling 1.1.2.1 Visi

Visi Program Studi Bimbingan dan Konseling – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana (selanjutnya disingkat Progdi BK – FKIP – UKSW) adalah pada tahun 2023 menjadi salah satu Program Studi BK di Indonesia yang unggul dalam meluluskan Guru BK/Konselor yang kreatif, peduli sosial dan mencintai pekerjaan berbasis kearifan budaya Indonesia di era globalisasi. 1.1.2.2 Misi

1. Menyelenggarakan pembelajaran Bimbingan dan Konseling yang inovatif dan berbasis kearifan budaya Indonesia.

2. Melaksanakan penelitian dalam bidang Bimbingan dan Konseling untuk memperdalam konsep teoritis dalam rangka penyelesaian masalah secara prosedural.

3. Mempublikasikan karya ilmiah dosen dan mahasiswa dalam bidang bimbingan dan konseling.

4. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam rangka mengaplikasikan ilmu Bimbingan dan Konseling untuk kesejahteraan masyarakat.

5. Bekerjasama dengan pemangku kepentingan dalam rangka membina konselor yang kreatif, bekomitmen tinggi, kompeten menghubungkan ilmu dengan iman dan budaya.

(4)

6. Mengembangkan potensi mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan hidup (life skills), kepribadian dan jiwa kepemimpinan.

1.1.2.3 Tujuan

1. menghasilkan konselor yang profesional di berbagai lingkungan kerja. Secara lebih rinci, Progdi BK - FKIP - UKSW bertujuan menghasilkan konselor yang: 2. kompeten mengenali, mengamati, melakukan pendekatan dan penalaran

profesional atas kebutuhan/masalah individu maupun kelompok individu serta merumuskan strategi penanganan yang sesuai dengan bidang layanan bimbingan konseling berbasis kearifan budaya Indonesia

3. melakukan kajian hasil penelitian di bidang bimbingan konseling untuk pengembangan layanan.

4. menguasai ilmu pengetahuan yang cukup untuk mengembangkan pendekatan layanan bimbingan konseling di lingkungan kerja.

5. mengimplementasikan keahlian konselor humanis bagi kepentingan perkembangan individu anggota masyarakat melalui layanan bimbingan konseling.

6. mendesiminasikan hasil karya ilmiah dosen dan mahasiswa dalam berbagai pertemuan ilmiah dan publikasi ilmiah.

4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perizinan Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, penulis mengajukan izin. Surat izin penelitian ini disetujui oleh Dekan FKIP-UKSW tanggal 12 Januari 2016. Setelah penulis mendapatkan surat izin maka penulis melakukan penelitian pada tanggal 19 Januari 2016.

4.2.2 Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilaksanakan tanggal 19 Januari 2016. Penelitian pengumpulan data dilaksanakan kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara meminjam jam Matakuliah Bimbingan dan Konseling (BK) yang sebelumnya telah meminta izin dulu dengan dosen BK UKSW. Peneliti masuk ke kelas dengan memberikan salam kepada mahasiswa terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perkenalan diri. Selanjutnya peneliti membagikan instrumen Locus of Control dan Self Management, peneliti menerangkan terlebih dahulu kepada mahasiswa bagaimana cara mengisi skala Locus of Control dan Self management. Mahasiswa

(5)

diminta mengisi secara jujur dan apa adanya, dan tidak akan mempengaruhi nilai mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa.

4.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ini untuk menganalisisInternaLocus of Control dan Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

4.3.1 Locus of Control Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) memiliki Internal Locus of Control sebanyak 74 mahasiswa dengan prosentase sebesar 100%. Locus of Control merupakan keyakinan individu mengenai sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Setiap individu mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda dalam orientasi Locus of Controlnya, ada yang internal dan ada yang eksternal. Untuk memperoleh kategori yang dikehendaki yaitu Internal Locus of Control harus diketahui nilai mean dan standar deviasi (Hadi, 2000) yang nantinya dipergunakan dalam kriteria pengkategorian. Hasil perhitungan menunjukkan nilai mean dan standart deviasinya sebagai berikut :

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel

Internal Locus of Control

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Locus_Of_Control 74 22 47 34.35 5.352 Valid N (listwise) 74

Tabel 4.1 menunjukkan skor Internal Locus of Control mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana yang berjumlah 74 mahasiswa. Bergerak dari skor terendah yaitu 22 sampai skor tertinggi 47. Rata-rata skor (mean) sebesar 34.35 dan simpangan baku (SD) sebesar 5.352.

Setelah dilakukan penyusunan interval maka selanjutnya pemberian kategori setiap skoring pada masing-masing responden sebagai berikut:

(6)

I=

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Internal Locus of Control Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Kategori Rentang Skor Frekuensi (f) Persentase (%)

Sangat Tinggi 40 – 47 11 14,87

Tinggi 34 – 39 31 41,89

Rendah 28 – 33 23 31,08

Sangat Rendah 22 – 27 9 12,16

Jumlah 74 100

Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa aspek Internal Locus of Control mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana yang berjumlah 74 mahasiswa diperoleh hasil sebesar 41,89% dengan jumlah 31 berada dalam kategori tinggi, sebesar 31,08% dengan jumlah 23 berada dalam kategori rendah, sebesar 14,87% dengan jumlah 11 berada dalam kategori sangat tinggi dan 12,16% dengan jumlah 9 berada dalam kategori sangat rendah.

Sementara itu, uji normalitas terhadap variabel Internal Locus of Control didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3

Uji Normalitas Variabel Internal Locus of Control

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 74

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 18.74359378 Most Extreme Differences Absolute .076

Positive .076

Negative -.046

(7)

Asymp. Sig. (1-tailed) .987 a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.3 mendeskripsikan hasil uji statistik terhadap penyebaran data skor Internal Locus of Control. Hasil analisis menunjukkan Asymp. Sig. (1-tailed) 0,987 > 0,050 sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor Internal Locus of Control berdistribusi normal.

4.3.2 Self Management Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana UKSW

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel

Self Management

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Self_management 74 195 290 222.12 19.922 Valid N (listwise) 74

Tabel 4.4 menunjukkan skor Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 74 mahasiswa. Bergerak dari sektor terendah yaitu 195 sampai skor tertinggi 290. Rata-rata skor (mean) sebesar 222.12 dan simpangan baku (SD) sebesar 19.922.

Setelah dilakukan penyusunan interval maka selanjutnya pemberian kategori setiap skoring pada masing-masing responden, sebagai berikut:

Pengukuran variabel penelitian ini digunakan interval dengan rumus:

I=

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 UKSW Salatiga

Kategori Rentang Skor Frekuensi (f) Persentase (%)

Sangat Tinggi 267 – 290 3 4,05

(8)

Rendah 219 – 242 27 36,49

Sangat Rendah 195 – 218 34 45,94

Jumlah 74 100

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa aspek Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 74 mahasiswa diperoleh hasil sebesar 45,94% dengan jumlah 34 mahasiswa berada pada kategori sangat rendah. Sebesar 36,49% dengan jumlah 27 mahasiswa berada pada kategori rendah. Sebesar 13,52% dengan jumlah 10 mahasiswa berada pada kategori tinggi dan sebesar 4,05% dengan jumlah siswa 3 mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi.

Sementara itu, uji normalitas terhadap variabel Self Management didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Uji Normalitas Variabel Self Management

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 74

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 5.03532279 Most Extreme Differences Absolute .049

Positive .044

Negative -.049

Kolmogorov-Smirnov Z .418

Asymp. Sig. (1-tailed) .995

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.6 mendeskripsikan hasil uji statistik terhadap penyebaran data skor Self Management. Hasil analisis menunjukkan Asymp. Sig. (1-tailed) 0,995 > 0,050 sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor Self Management berdistribusi normal.

(9)

4.4 Analisis Regresi Linear

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel Internal Locus of Control terhadap variabel Self Management, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS for windows release versi 16.0 dengan memakai taraf signifikansi 5% adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi Linier

Internal Locus of Control Terhadap Self Management

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .339a .115 .102 18.87331 a. Predictors: (Constant), X ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3325.377 1 3325.377 9.336 .003a Residual 25646.528 72 356.202 Total 28971.905 73 a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 178.800 14.347 12.462 .000 X 1.261 .413 .339 3.055 .003 a. Dependent Variable: Y

Tabel 4.7 menjelaskan besarnya presentase pengaruh Internal Locus of Control Terhadap Self Management. Besar koefisien determinasi (R square) adalah

(10)

0,115 yang artinya Internal Locus of Control memiliki kontribusi sebesar 11,5% terhadap Self management sedangkan 88,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Tabel tersebut juga menunjukkan Sig = 0,000<0,050 yang berarti data tersebut ada pengaruh yang signifikan dan uji linearitasnya diterima.

4.5 Uji Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan pada Bab II sebagai berikut:

“Ada pengaruh yang signifikan antara Internal Locus of Control terhadap Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga”. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan Internal Locus of Control terhadap Self Management pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga sehingga hipotesis yang diajukan penulis,

DITERIMA

.

4.6 Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Internal Locus of Control terhadap Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Internal Locus of Control terhadap Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Hasil penelitian menunjukkan besarnya persentase pengaruh Internal Locus of Control terhadap Self Management. Besar koefisien determinasi (R Square) adalah 0,115 yang artinya Internal Locus of Control memiliki kontribusi sebesar 11,5% terhadap Self Management sedangkan 88,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel tersebut juga menunjukkan nilai Sig = 0,000 < 0,050 yang berarti data tersebut ada pengaruh yang signifikan dan uji linearitasnya diterima.

Aspek Internal Locus of Control mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana yang berjumlah 74 mahasiswa diperoleh hasil sebesar 41,89% dengan jumlah 31 berada dalam kategori tinggi, sebesar 31,08% dengan jumlah 23 berada dalam kategori rendah, sebesar 14,87% dengan jumlah 11 berada dalam kategori sangat tinggi dan 12,16% dengan jumlah 9 berada dalam kategori sangat rendah. aspek Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 74 mahasiswa diperoleh hasil sebesar 45,94% dengan jumlah 34 mahasiswa berada pada kategori sangat rendah. Sebesar 36,49% dengan jumlah 27 mahasiswa berada pada

(11)

kategori rendah. Sebesar 13,52% dengan jumlah 10 mahasiswa berada pada kategori tinggi dan sebesar 4,05% dengan jumlah siswa 3 mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi.

Self Management (Gie,2000) mengatakan bahwa Self Management itu berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur kemampuan pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna. Untuk memaksimalkan Self Management diperlukan 4 aspek yang tinggi, dimana aspek tersebut adalah pendorongan diri (self motivation), penyusunan diri (self organization), pengendalian diri(self control), dan pengembangan diri (self development).

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Ariyani (2014) kepada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2011 dan 2012 Universitas Kristen Satya Wacana. Hasil menunjukkan bahwatidak adanya hubungan yang signifikan antara Internal maupun Eksternal Locus of Control dengan Kemandirian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2011 dan 2012 Universitas Kristen Satya Wacana berdasarkan hasil data yang diperoleh korelasi antara Internal Locus of Control dengan kemandirian adalah 0,013 dengan tingkat sig. 0,919 artinya antara Internal Locus of Control tidak terdapat hubungan yang signifikan sedangkan korelasi antara External Locus of Control dengan kemandirian adalah 0,026 dengan tingkat sig. 0853 artinya korelasinya sangat lemah.

Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Eli Ariyani (2006) dengan judul Pengaruh Internal Locus of Control Terhadap Kematangan Karir Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Samarinda adanya hubungan yang signifikan antara internal locus of control dengan kematangan karir siswa madrasah aliyah negeri 2 samarinda dan penelitian yang dilakukan oleh Gregory A.Guagnano (1995) yang berjudul “Locus of Control, Prococial behaviour and Agentic Disposition”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara Internal Locus of Control dalam disposisi sikap terhadap perilaku prososial. Dalam penelitian ini juga dijelaskan bahwa individu yang memiliki Internal Locus of Control tinggi lebih cenderung kemungkinannya untuk bersikap Independent terhadap situasi lingkungan. Individu yang Internal Locus of Control tinggi memiliki keyakinan yang kuat dari dalam dirinya untuk berperilaku oleh orang lain serta faktor lingkungan.

Gambar

Tabel 4.4 menunjukkan skor Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling  angkatan  2014  Universitas  Kristen  Satya  Wacana  Salatiga  yang  berjumlah  74  mahasiswa
Tabel  4.6  mendeskripsikan  hasil  uji  statistik  terhadap  penyebaran  data  skor  Self  Management
Tabel  tersebut  juga  menunjukkan  nilai  Sig  =  0,000  &lt;  0,050  yang  berarti  data  tersebut ada pengaruh yang signifikan dan uji linearitasnya diterima

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian corrective feedback pada pekerjaan rumah terhadap perubahan miskonsepsi siswa

Prosedur analisis total merkuri dalam contoh sarna seperti pada analisis total merkuri dalam SRM Oyster Tissue, yaitu diambil masing- masing sebanyak 100 JlL menggunakan pipet

surga tempat bagi manusia yang melakukan perbuatan yang baik veda kitab suci agama Hindu yang memiliki arti pengetahuan wuku hari-hari untuk menentukan hari baik dan buruk...

Hasil analisis ragam jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, dan bobot 100 biji menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan sistem

menginformasikan fungsi guna dan fungsi simbolis dengan menggunakan elemen bunga teratai yang berkelopak empat helai dan pada bagian tengah bunga terdapat sari bunga dalam

It means that there was a significant difference of students‟ achievement after implementation was better than before, the questionnaire result showed that the students gave the

Pengumpulan data melalui lembar penilaian kreativitas dan lembar soal evaluasi siswa, menunjukan bahwa pembelajaran melalui model CTL menggunakan media lingkungan

Berdasarkan paparan dan pembahasan menyimpulkan bahwa: 1) makna denotasi yang ada pada iklan adalah adanya hubungan keluarga antara anak dan orang tua khususnya anak dan ayah,