• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN MAJALENGKA

NOMOR : TAHUN 2007 SERI :

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor 3 Tahun 2007

TENTANG

PEMBENTUKAN SATUAN KERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MAJALENGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJALENGKA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang perizinan dan non perizinan perlu dilakukan penataan mekanisme penyelenggaraan pelayanan secara terpadu dan tersentralisir sebagaimana amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

(2)

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, sambil menunggu perubahan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati yang mengatur perizinan dan non perizinan maupun Organisasi Perangkat Daerah, maka perlu dibentuk Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950

tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

(3)

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

(4)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 28 Tahun 2001 tentang Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2001 Nomor 28, Seri E);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 27 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 27, Seri D);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 28 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 28, Seri D);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 29 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 29, Seri D);

(5)

13. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 30 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 30, Seri D);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 31 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 31, Seri D);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 32 Tahun 2004 tentang Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) Kabupaten Majalengka Tahun 2004-2008 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 32, Seri D);

16. Peraturan Bupati Majalengka Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka (Berita Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2006 Nomor 26, Seri E);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN KERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MAJALENGKA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Majalengka;

(6)

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

3. Bupati adalah Bupati Majalengka;

4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

5. Satuan Kerja adalah Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

6. Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu merupakan tempat pemberian pelayanan yang secara spesifik bekerja untuk melayani permohonan berbagai dokumen berbentuk perizinan dan non perizinan secara terpadu;

7. Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Majalengka adalah Perangkat Daerah sebagaimana dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 27 tahun 2004 tentang Pembentukan Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka; 8. Perizinan dan Non Perizinan adalah pemberian

legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu;

9. Perizinan meliputi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT), Izin Mendirikan Bangunan (IMB non rumah tinggal), Izin Undang-Undang Gangguan (HO), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Surat Izin Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), Izin Usaha Industri (IUI), Surat Izin Usaha Pertambangan Daerah (SIPD), Izin Reklame, Izin Pemakaian Tanah Kekayaan Daerah, Izin Bengkel Kendaraan Bermotor, Izin Trayek, Izin Usaha Pariwisata;

(7)

10. Non Perizinan meliputi Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Tanda Daftar Industri (TDI) dan Tanda Daftar Gudang (TDG);

11. Surat Izin Usaha Pertambangan Daerah (SIPD) meliputi Izin Usaha Pertambangan Penyelidikan Umum, Izin Usaha Pertambangan Eksploitasi dan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi;

12. Izin Usaha Industri (IUI) meliputi Izin Usaha Industri (IUI) dan Izin Perluasan;

13. Izin Bengkel Kendaraan Bermotor meliputi Izin Bengkel Kendaraan Bermotor Roda 2 (dua) dan Roda 4 (empat);

14. Izin Usaha Pariwisata meliputi Usaha Jasa Pariwisata, Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata, Usaha Sarana Pariwisata dan Jenis Usaha Seni dan Sarana Budaya.

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan peraturan bupati ini dibentuk Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Majalengka.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN WEWENANG

Bagian Kesatu Kedudukan

Pasal 3

Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Majalengka dipimpin oleh Koordinator yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

(8)

Bagian Kedua Tugas Pokok

Pasal 4

Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan.

Bagian Ketiga Fungsi

Pasal 5

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dalam pelayanan terpadu dibidang perizinan dan non perizinan; b. Penunjang Penyelenggaraan teknis operasional

Pemerintah Daerah dalam pelayanan terpadu dibidang perizinan dan non perizinan;

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum; d. Pelaksanaan pengelolaan pengaduan masyarakat

dalam pelayanan terpadu dibidang perizinan dan non perizinan;

e. Pelaksanaan penyusunan, perencanaan dan pengendalian dalam pelayanan terpadu dibidang perizinan dan non perizinan;

f. Penyusunan, pengembangan dan penyebarluasan sistem informasi penyelenggaraan dalam pelayanan terpadu dibidang perizinan dan non perizinan; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(9)

Bagian Keempat Wewenang

Pasal 6

(1) Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu berwenang melaksanakan pengelolaan dan penerbitan perizinan dan non perizinan yang dilimpahkan Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pelayanan Terpadu Perizinan dan Non Perizinan adalah pola pelayanan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu selaku koordinator untuk memberikan pelayanan dibidang perizinan dan non perizinan serta mengkoordinasikannya dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait dengan bidang pelayanan perizinan dan non perizinan dimaksud.

BAB IV ORGANISASI Bagian Kesatu Unsur Organisasi

Pasal 7

Unsur Organisasi Satuan Kerja terdiri atas : a. Pimpinan adalah Koordinator;

b. Pembantu pimpinan adalah Sekretariat; c. Pelaksana adalah Urusan.

(10)

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 8

(1) Susunan Organisasi Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu terdiri atas :

a. Koordinator ;

b. Sekretaris membawahkan : 1. Urusan Administrasi Umum;

2. Urusan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

c. Urusan Perizinan dan Non Perizinan; d. Urusan Promosi dan Pengaduan.

(2) Bagan Susunan Organisasi Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini.

Bagian Ketiga

Bidang Tugas Unsur Organisasi Paragraf 1

Koordinator Pasal 9

(1) Koordinator mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Koordinator mempunyai fungsi :

(11)

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan terpadu;

b. Pengkoordinasian, pengendalian kegiatan, pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu;

c. Pelaksanaan pengelolaan Administrasi; d. Pelaksanaan pembinaan petugas pelayanan

terpadu;

e. Pelaksanaan penyelesaian pengaduan pelayanan;

f. Pelaksanaan penetapan/penerbitan pelayanan perizinan dan non perizinan; g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan

pelaporan atas penyelenggaraan pelayanan terpadu.

Paragraf 2 Sekretariat

Pasal 10

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada koordinator, mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan dan mengendalikan ketatausahaan Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu .

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Pengeloaan Perumusan kebijakan teknis Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu; b. Pengelolaan administrasi umum, keuangan,

kepegawaian dan perlengkapan;

c. Pengelolaan perencanaan Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

(12)

d. Pengelolaan distribusi permohonan perizinan dan non perizinan;

e. Pengelolaan penyelesaian Pengaduan Pelayanan;

f. Pengeloaan data informasi;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Koordinator sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Sekretaris membawahkan : a. Urusan administrasi umum;

b. Urusan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

Pasal 11

(1) Urusan administrasi umum dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan administrasi umum.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), urusan administrasi umum mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan pengelolaan tata warkat; b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi

kepegawaian;

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;

d. Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan dan keperluan Satuan Kerja.

(13)

Pasal 12

(1) Urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan perencanaan, evaluasi, dan pelaporan.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

b. Penyiapan bahan pengembangan pelayanan Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu; c. Penyiapan bahan penyusunan dan

pengelolaan bahan evaluasi dan pelaporan; d. Pengumpulan, pengolahan data menjadi

informasi.

Pasal 13

(1) Urusan Perizinan dan Non Perizinan dipimpin oleh Kepala Urusan, berada dibawah dan bertanggung jawab pada koordinator, mempunyai tugas pokok merencanakan dan melaksanakan sebagian urusan rumah tangga koordinator di bidang Perizinan dan Non Perizinan.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1), urusan Perizinan dan Non Perizinan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang

Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan. b. Pelaksanaan teknis operasional di bidang

Perizinan dan Non Perizinan.

(14)

c. Pengkoordinasian Perizinan dan Non Perizinan.

d. Penyelesaian Pemrosesan Perizinan dan Non Perizinan.

e. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Perizinan dan Non Perizinan.

Pasal 14

(1) Urusan Promosi dan Pengaduan dipimpin oleh Kepala Urusan, berada dibawah dan bertanggung jawab pada koordinator, mempunyai tugas pokok merencanakan dan melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Satuan Kerja dibidang promosi dan pengaduan.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), urusan promosi dan pengaduan mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan kehumasan;

b. Pelayanan informasi terkait dengan penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan;

c. Pelayanan pengaduan dan keluhan masyarakat dalam proses Perizinan dan Non Perizinan;

d. Penyiapan penyusunan bahan penyelesaian pengaduan pelayanan;

e. Pelaksanaan penelitian kepuasan masyarakat;

(15)

BAB V

JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN Pasal 15

(1) Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu melayani perizinan dan non perizinan yang berkaitan dengan investasi baik yang berskala besar, menengah maupun kecil.

(2) Jenis-jenis pelayanan perizinan yang dilaksanakan melalui Satuan Kerja pelayan terpadu satu pintu, meliputi :

a. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT); b. Izin Mendirikan Bangunan (IMB non rumah

tinggal);

c. Izin Undang-Undang Gangguan (HO); d. Surat Izin Tempat Usaha (SITU); e. Surat Izin Perdagangan (SIUP);

f. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK); g. Izin Usaha Industri (IUI);

h. Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD); i. Izin Reklame;

j. Izin Pemakaian Tanah Kekayaan Daerah; k. Izin Bengkel Kendaraan Bermotor; l. Izin Trayek;

m. Izin Usaha Pariwisata.

(3) Jenis-jenis pelayanan non perizinan yang dilaksanakan melalui Satuan Kerja Pelayan Terpadu Satu Pintu, meliputi :

a. Tanda Daftar Perusahaan (TDP); b. Tanda Daftar Industri (TDI); c. Tanda Daftar Gudang (TDG);

(16)

(4) Perizinan atau rekomendasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dalam hal pengurusannya, menjadi tanggung jawab calon investor/pengusaha yang bersangkutan.

(5) Perizinan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, menjadi bahan pertimbangan dikeluarkannya izin-izin yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.

BAB VI

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 16

Pengangkatan dan pemberhentian pegawai Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII TATA KERJA

Pasal 17

Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam melaksanakan tugas operasional di bidang pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18

Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam melaksanakan kewenangannya, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi.

(17)

Pasal 19

Pimpinan Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 20

Setiap pimpinan unit kerja pada Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.

BAB VIII PEMBIAYAAN

Pasal 21

(1). Pembiayaan operasional Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka.

(2). Kepada para pegawai Satuan Kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu diberikan insentif sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 22

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur dalam Peraturan tersendiri.

(18)

Pasal 23

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Majalengka.

Ditetapkan di Majalengka pada tanggal 8 Februari 2007 BUPATI MAJALENGKA, Cap/Ttd.

TUTTY HAYATI ANWAR Diundangkan di Majalengka

pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA,

SUHARDJA

Referensi

Dokumen terkait

memberi dukungan dan menularkan semangatnya. Teman-teman di rumah kost serta rekan-rekan dan semua pihak yang belum saya sebutkan satu per satu dalam lembaran ini.

Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Berita Daerah

Perizinan dan Non Perizinan dari Bupati kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sistem Elektronik

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu mempunyai Tugas Pokok : Membantu Bupati dalam pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah dan penyelenggaraan pelayanan

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan perijinan dan non

Suatu modul pembelajaran dinyatakan efektif apabila 80% siswa yang mengikuti pembelajaran mampu mencapai nilai acuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Hobri. Berdasarkan

Seiring dengan perkembangan dunia musik dari dulu sampai sekarang ini jauh lebih baik dan memudahkan pencinta musik seolah-olah di manjakan dengan sebuah alat musik