• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 2 TAHUN 2017

TENTANG

PENDELEGASIAN KEWENGANAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KEPADA DINAS PENANAMAN

MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa untuk mendekatkan penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu demi terciptanya keteraturan dan ketentraman yang kondusif dalam rangka pencapaian pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan iklim investasi dan iklim berusaha di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan diktum KESATU Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 570/3203/SJ tanggal 29 agustus 2012 tentang percepatan pemberian Izin dan Non Izin Berusaha, perlu mendelegasikan kewenangan dan penandatanganan seluruh perizinan dan nonperizinan berusaha;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Perizinan dan Nonperizinan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4686);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5038);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

10. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 221);

11. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 222);

12. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);

(3)

13. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Perdagangan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 69 Tahun 2009 tentang Percepatan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan untuk memulai Usaha;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 704);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1814);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu Provinsi dan Kabupaten/Kota;

18. Keputusan Bersama Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/SKB/M.KUKM/VI/2004, Nomor 156 Tahun 2004 tentang Pemberdayaan Pengusaha Mikro dan Kecil di Daerah;

19. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2008 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 13);

20. Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 Nomor 69);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN KEPADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA.

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Pendelegasian Wewenang adalah Penyerahan tugas, hak, kewajiban, pertanggungjawaban Perizinan dan Nonperizinan, termasuk penandatanganannya atas nama pemberi wewenang.

2. Pelimpahan Wewenang adalah Penyerahan tugas, hak, kewajiban, pertanggungjawaban Perizinan dan Nonperizinan, termasuk penandatanganannya atas nama penerima wewenang.

3. Perizinan adalah segala bentuk persetujuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan dan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

4. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.

5. Nonperizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 6. Bupati adalah Bupati Bolaang Mongondow Utara 7. Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang selanjutnya disebut Dinas adalah Penyelenggara Urusan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan.

8. Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat PTSP adalah Pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu.

9. Tim teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur-unsur satuan kerja perangkat daerah terkait yang mempunyai kewenangan memberikan saran Pertimbangan teknis mengenai diterima atau ditolaknya suatu Permohonan Perizinan.

BAB II TUJUAN

Pasal 2

Penyelengaraan pendelegasian kewenangan bertujuan untuk mempermudah proses dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

(5)

BAB III

PENDELEGASIAN KEWENANGAN, JENIS PERIZINAN DAN NONPERIZINAN

Pasal 3

(1) Penandatanganan dokumen Perizinan dan Nonperizinan merupakan kewenganan Bupati yang didelegasikan kepada kepala Dinas.

(2) Bupati mendelegasikan kewenangan kepada Dinas dalam memproses pelayanan administrasi, menandatangani dokumen, serta menerbitkan dokumen perizinan dan non perizinan, kecuali telah dilimpahkan kepada Camat.

Pasal 4

Kewenangan penandatanganan dokumen Perizinan dan Nonperizinan meliputi:

a. Bidang Perindustrian dan Perdagangan, meliputi:

1. Izin Pengelolaan Pasar Rakyat;

2. Izin Usaha Toko Swalayan;

3. Surat Keterangan Penyimpanan Barang (SKPB);

4. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW);

5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

6. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

7. Tanda Daftar Industri (TDI);

8. Izin Usaha Industri;

9. Tanda Daftar Gudang (TDG); dan

10. Surat Izin Usaha Perdaganagan Minuman Beralkohol Golongan B dan C untuk Pengecer dan Penjual Langsung Minum ditempat.

b. Bidang Koperasi, meliputi:

1. Izin Usaha Simpan Pinjam Untuk Koperasi; dan 2. Izin pembukaan Kantor Cabang, Cabang Pembantu,

dan Kantor Kas Koperasi Simpan Pinjam.

c. Bidang Penanaman Modal, meliputi:

1. Izin Prinsip Penanaman Modal;

2. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal;

3. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal; dan 4. Izin Prinsip Penggabungan Penanaman Modal.

d. Bidang Perikanan, meliputi:

1. Izin Usaha Perikanan Budidaya; dan 2. Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).

e. Bidang Pertanian, meliputi:

1. Izin Usaha Pertanian;

2. Izin Usaha Produksi benih/bibit ternak;

3. Izin Usaha Produksi Pakan; dan 4. Izin Usaha Pengecer obat hewan.

f. Bidang Perhubungan, meliputi:

1. Izin Penyelenggaraan dan Pembangunan Fasilitas Parkir;

2. Izin Usaha Jasa Perawatan dan Perbaikan Kapal;

3. Izin Trayek dalam Kabupaten; dan

4. Izin Penggunaan Ruas Jalan Terbatas dalam kabupaten.

(6)

g. Bidang Pariwisata, meliputi:

1. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP);

2. Izin Reklame;

3. Operasional Kendaraan Pariwisata; dan 4. Seni Musik/Sewa Pinjam Alat Musik.

h. Bidang Komunikasi, Informatika, dan Persandian, meliputi:

1. Penyediaan Siaran TV Kabel; dan

2. Izin Operasional Penggunaan Menara Telekomunikasi.

i. Bidang Kesehatan, meliputi:

1. Izin Produksi Makanan dan Minuman Pada Industri Rumah Tangga;

2. Izin Toko Obat;

3. Izin Apotek;

4. Izin Toko Peralatan Kesehatan;

5. Izin Praktek Dokter;

6. Izin Praktek Bidan;

7. Izin Praktek Perawat;

8. Izin Kerja Apoteker;

9. Izin Kerja Asisten Apoteker;

10. Izin Optik;

11. Izin Rumah Sakit Swasta Kelas C dan Kelas D;

12. Izin Balai Pengobatan Swasta;

13. Izin Laboratorium Klinik Swasta;

14. Izin Praktek Dokter Gigi;

15. Izin Praktek Perawat Gigi;

16. Izin Laboratorium Klinis; dan 17. Izin Klinik Bersalin Swasta.

j. Bidang Tenaga Kerja, meliputi:

1. Izin Penyelenggaraan Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja;

2. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta dalam Satu Daerah Kabupaten; dan

3. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).

k. Bidang Pekerjaan umum dan Penataan Ruang, meliputi:

1. Izin Mendirikan Bangunan; dan 2. Izin Usaha Jasa Konstruksi.

l. Bidang Perumahan dan Pemukiman, meliputi:

1. Peneribitan Izin Pembangunan dan Pengembangan Perumahan;

2. Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung; dan 3. Penerbitan Izin Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Permukiman.

m. Bidang Lingkungan Hidup, meliputi:

1. Izin Lingkungan;

2. Izin Pengangkutan Sampah oleh Swasta; dan 3. Izin Pendaurulangan/Pengolahan Sampah oleh

Swasta.

(7)

n. Bidang Ekonomi dan Pembangunan, meliputi:

1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU); dan 2. Izin Gangguan (HO).

o. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, meliputi:

1. Izin Operasional pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat;

2. Izin Operasional Taman Kanak-kanak;

3. Izin Operasional Kelompok Bermain;

4. Izin Operasional Satuan PAUD Setingkat;

5. Izin Operasional Lembaga Kursus dan Pelatihan;

6. Izin Operasional Tempat Penitipan Anak; dan 7. Izin Operasional Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

Pasal 5

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, Dinas berkewajiban untuk:

a. memperhatikan dan menerapkan prinsip pelayanan publik;

b. menetapkan mekanisme Perizinan dan Nonperizinan, mulai dari permohonan sampai dengan penyerahan Izin kepada pemohon sesuai ketentuan yang berlaku;

c. menetapkan kelengkapan persyaratan administrasi Perizinan dan Nonperizinan;

d. menyampaikan tembusan kepada instansi terkait atas Perizinan yang dikeluarkan; dan

e. menyampaikan laporan pelayanan Perizinan dan Nonperizinan setiap bulan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan instansi terkait lainnya.

Pasal 6

Kepala Dinas dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, harus tetap memperhatikan/mempedomani semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

Pasal 7

(1) Perangkat Daerah teknis menunjuk Aparatur Sipil Negara sesuai dengan kompetensi dan keahlian di bidangnya dalam memberikan pertimbangan teknis untuk proses penerbitan Perizinan dan Nonperizinan.

(2) Dinas dapat memungut pendapatan dari setiap Izin yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(3) Hasil pemungutan pendapatan atas pelayanan Perizinan dan Nonperizinan menjadi target dan realisasi pendapatan instansi terkait menurut bidang dan jenis Perizinan.

(8)

(4) Dinas wajib menyetor setiap penerimaan pendapatan atas Perizinan tertentu kepada Kas Umum Daerah dan menyampaikan laporan hasil realisasi setiap bulan kepada instansi terkait.

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8

Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Perizinan dan Nonperizinan yang telah diterbitkan, tetap menjadi kewenangan Perangkat Daerah menurut bidang dan jenisnya masing-masing.

Pasal 9

Bupati dapat membatalkan Izin apabila terdapat kekeliruan dan mengganggu ketertiban dan/atau kepentingan umum.

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 10

(1) Dalam melaksanakan pengelolaan Perizinan dan Nonperizinan kepala Dinas wajib berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menerapkan standar operasional prosedur dan standar pelayanan minimal.

(2) Pengaturan lebih lanjut tentang standar operasional prosedur dan standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan kepala Dinas dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang- undang yang berlaku.

(3) Bentuk dan format blangko/formulir berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan ketentuan nama dan lembaga/nomenklatur disesuaikan dengan kelembagaan perangkat daerah yang baru.

(4) Dinas dalam melakukan pembatalan/atau pencabutan baik atas permohonan perusahaan atau adanya pelanggaran atas surat persetujuan yang telah diterbitkan wajib berkordinasi dengan tim teknis yang membidangi.

(9)

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 11

Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pendelegasian Kewenanganan Penandatanganan Perizinan dan Nonperizinan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 Nomor 19) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 12

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sampai tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko

pada tanggal 6 Januari 2017

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

Diundangkan di Boroko pada tanggal 6 Januari 2017

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

ASRIPAN NANI

BERITA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2017 NOMOR 2

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 72 Tahun 2016 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah (Berita

81 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu Satu Pintu.. Peraturan

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, T\rgas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Berita Daerah Kabupaten Pamekasan

Sesuai dengan Peraturan Bupati Maros Nomor 69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Dinas Perumahan Kawasan

Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, maka Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan

Peraturan Bupati Bogor Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Berita Daerah

Berdasarkan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 69 Tahun 2016 Tentang Tugas Dan Fungsi, Susunan Organisasi, Serta Tata Kerja Dinas Lingkungan