Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 1
STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT
BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA
Oleh : Rita Setyawati
program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa putriragil256@rocketmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) struktur novel Kerajut
Benang Ireng karya Harwimuka yang meliputi: tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut
pandang, tema, dan gaya bahasa (2) nilai religiositas, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, dan nilai tanggung jawab. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian berupa novel Kerajut Benang Ireng karya Harwimuka dan buku tentang teori sastra, buku tentang nilai pendidikan budi pekerti serta referensi lain, sedangkan datanya berupa deskripsi-deskripsi kalimat tentang struktur dan nilai pendidikan budi pekerti yang terdapat dalam novel Kerajut Benang Ireng. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik pustaka. Instrumen penelitian yang digunakan nota pencatat data, pensil, buku tulis, dan penulis. Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik content analysis. Teknik penyajian hasil analisis yang digunakan ialah teknik informal. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa (1) struktur novel
Kerajut Benang Ireng terdiri atas tokoh dan penokohan dengan pelaku utama Bayu
Wisaksono yang mempunyai sifat jujur, berani mengakui kesalahan, hormat terhadap orang tua, dan pemberani, alur yang digunakan adalah alur maju (lurus), latar tempat berada di ruang istirahat, ruang tamu, perkebunan kopi, Salon Monalisa, Anjar Manik, desa Blitar selatan, rumah pak Taun, er-te-lima, makam, penginapan kamar no. 12, sal rumah sakit, rumah sakit Budi Rahayu, hutan Karangsono, latar waktunya jam delapan, 22 tahun yang lalu, jam sepuluh lebih delapan menit, malam minggu, jam 11.25 wib, jam satu siang, pagi hari Novel Kerajut Benang Ireng karya Harwimuka berlatar sosial Jawa, sudut pandang novel Kerajut Benang Ireng pengisahan ceritanya mempergunakan sudut pandang persona ketiga gaya ‘dia’, tema novel adalah pencarian jati diri, gaya bahasa yang terdapat dalam novel Kerajut Benang Ireng antara lain: simile, metafora, personifikasi dan sinekdoke, (2) nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang terdapat dalam novel Kerajut Benang Ireng karya Harwimuka meliputi: nilai religiositas, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, dan nilai tanggung jawab.
Kata kunci: struktur novel, nilai pendidikan
Karya sastra adalah pengungkapan hidup dan kehidupan yang dipadu dengan daya imajinsi dan kreasi seorang pengarang serta dukungan pengalaman dan pengamatannya atas kehidupan tersebut. Seperti halnya karangan-karangan lain, karya sastra dibuat pengarang untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada penikmatnya, bukan sekadar untuk menghibur. Sebaliknya, sastra pun bukanlah alat menyampaikan wejangan-wejangan atau pendidikan semata, ia merupakan jalinan atau perpaduan antara keduanya. Sebagai karya fiksi, yang ingin dikomunikasikan oleh setiap karya
Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 2
sastra ialah perasaan-perasaan dan bukan pengetahuan seperti umumnya karangan-karangan yang bukan sastra (Suharianto, 1982: 14-19).
Karya sastra dibagi menjadi tiga jenis yaitu prosa, puisi dan drama. Prosa terbagi menjadi dua yaitu novel dan cerpen. Novel merupakan hasil cipta sastra yang menggambarkan kehidupan manusia yang berinteraksi dengan manusia lain dalam suatu komunitas masyarakat sehingga mewujudkan cerita. Interaksi antara manusia dalam cerita novel akan menimbulkan konflik. Novel juga mengangkat realita kehidupan dalam dunia imajinasi.
Secara harfiah novella berarti sebuah “barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa” (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2012: 9). Senada dengan Abrams, Nurgiyantoro (2012: 10) menyatakan bahwa Novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet
(Inggris: novelette) yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak
terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Novel dibangun oleh unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra itu sendiri yaitu meliputi tema, latar, alur, tokoh, perwatakan, gaya bahasa dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2012: 10). Unsur ekstrinsik menurut Wellek dan Warren (dalam Nurgiyantoro, 2012: 23-24) adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra, meliputi keadaan lingkungan pengarang, keyakinan, pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain.
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data
berupa novel Kerajut Benang Ireng Karya Harwimuka. Instrumen yang digunakan
penulis sendiri, pulpen, nota pencatat data, pensil, dan buku tulis. Analisis data
dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis konten dengan membaca,
mencatat, mengklasifikasi, dan mendeskripsikan isi novel Kerajut Benang Ireng,
hasil analisis berupa deskripsi kalimat. Pembahasan data berupa deskripsi
kalimat, data disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel, untuk selanjutnya
diterjemahkan dan dianalisis.
Unsur Instrinsik
No
Struktur Novel Kerajut
Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 3
1
Tokoh dan Penokohan
Bayu
Jujur
1) “Saestu Bu, dipunsakseni bumi langit kula
dereng nate sesambetan kalihan pacar kula
ngantos nglangkusi wates pacaran”.
(KBI:106)
‘Sungguh Bu, disaksikan bumi langit saya
belum pernah berhubungan dengan pacar
saya sampai melebihi batas pacaran’.
Berani
mengakui
kesalahan
2) “Bapak……. Kula akeni pancen kula lepat,
mboten blaka dhumateng Bapak amargi kula
tirah wonten mriki. Sejatosipun kula pancen
ajrih dhumateng ibu. Mboten perkawis menika,
ning….ning…”.
(KBI:83)
‘Bapak….saya akui memang saya salah,
tidak jujur sama Bapak karena saya tidur
disini. Tetapi sebenarnya saya memang takut
dengan Ibu. Bukan masalah ini, tapi…tapi…’.
Pembahasan :
Kutipan no 1 menceritakan dialog antara bayu dan Bu Esti (ibunya
Aswan). Pada kutipan di atas, bentuk “saestu Bu, dipunsekseni buni langit”,
‘benar Bu disaksikan bumi langit’ menunjukkan bahwa Bayu berkata jujur,
bahkan dia berani bersumpah demi bumi dan langit bahwa Bayu tidak melakukan
hal yang dituduhkan bu Esti.
Jujur berarti menepati janji atau kesanggupan, baik berbentuk kata-kata
maupun yang ada dalam hati, menghidari sikap bohong, mengakui kelebihan
orang lain, mengakui kekurangan, kesalahan atau keterbatasan diri sendiri,
memilih cara-cara terpuji dalam menempuh ujian, tugas atau kegiatan (Suparno
dkk., 2003: 54).
Dari kutipan 2 tersebut tampak Bayu mempunyai sifat mau mengakui
kesalahannya, hal itu dapat dilihat pada kutipan “……Kula akeni pancen kula
Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 4
lepat”….‘saya akui memang saya salah’…..kutipan di atas menggambarkan bahwa
Bayu berani mengakui kesalahan yang ia perbuat kepada ayahnya.
Nilai Pendidikan Budi Pekerti
No.
Nilai-nilai
pendidikan
Budi Pekerti
Bukti kutipan
1
2
Religiositas
Tanggung
Jawab
“Duka mbenjang, sakmenika kula taksih mikir
kahanan kula piyambak. Mbenjang kula namung
badhe nampi takdir menika badhe kados pundi, Bayu
Pasrah”.
(KBI:23)
‘Entah besok, sekarang saya sedang memikirkan
keadaan saya sendiri. Besok saya hanya akan
menerima takdir ini mau seperti apa’.
“Mboten, Pak Bani. Sedayanipun resiko samenika
wonten kula. Sampean mboten badhe kula
uthik-uthik malih”.
(KBI:63)
‘Tidak, Pak Bani. Semua resiko sekarang ada pada
saya. Anda tidak akan saya sangkutpautkan lagi’.
Pembahasan :
Religiositas adalah sikap dan kesadaran manusia bahwa dalam hidup ini
ada kekuatan dan kekuasaan yang jauh lebih melampaui kekuatan dan
kekuasaan manusia. Kutipan di atas adalah dialog antara Bayu dan Pak Ratno.
Bayu Pasrah pada Tuhan YME dan akan menerima takdirnya. Pada kutipan
“Mbenjang kula namung badhe nampi takdir menika badhe kados pundi”, ‘Besok
saya hanya akan menerima takdir ini mau seperti apa’ merupakan salah satu
kesadaran bahwa dalam hidup ini ada kekuatan dan kekuasaan yang jauh lebih
melampaui kekuatan dan kekuasaan manusia.
Tanggung jawab berarti keberanian, kesiapan, dan keteguhan hati untuk
menerima segala resikonya. Resiko yang akan terjadi jika Bayu sembarangan
menuduh orang akibatnya bisa celaka. Hal tersebut terbukti pada kutipan
Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 5
…..“Sedayanipun resiko samenika wonten kula” …….’ Semua resiko sekarang ada
pada saya’.
Data tersebut menceritakan dialog antara pak Bani dan Bayu. Pak Bani
menceritakan tentang sebab ibunya Bayu meninggal. Ibunya Bayu meninggal
karena diracun, tetapi pak Bani tidak menyebutkan siapa nama orang yang
meracuni ibunya bayu. Dia meminta Bayu untuk jangan cepat menuduh. Bayu
berjanji bahwa segala resiko akan ia tanggung dan tidak akan melibatkan pak
Bani.
Dari analisis data disimpulkan bahwa, (1) struktur novel Kerajut Benang
Ireng karya Harwimuka terdiri atas tokoh dan penokohan dengan tokoh utama
Bayu Wisaksono yang bersifat jujur, berani mengakui kesalahan, hormat
terhadap orang tua, dan pemberani, alurnya alur maju, latar tempat berada di
ruang istirahat, ruang tamu, perkebunan kopi, Salon Monalisa, Anjar Manik, desa Blitar selatan, rumah pak Taun, er-te-lima, makam, penginapan kamar no. 12, sal rumah sakit, rumah sakit Budi Rahayu, hutan Karangsono, latar waktunya jam delapan, 22 tahun yang lalu, jam sepuluh lebih delapan menit, malam minggu, jam 11.25 wib, jam satu siang, pagi hari, dan berlatar sosial Jawa, sudut pandangnya persona ketiga gaya ‘dia’, temanya adalah pencarian jati diri, gaya bahasanya antara lain: simile, metafora, personifikasi dan sinekdoke,(2) nilai-nilai pendidikan budi pekertinya meliputi: nilai religiositas, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, dan nilai tanggung jawab. Novel Kerajut
Benang Ireng dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya dengan
menggunakan pendekatan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Moloeng. Lexy. J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 6