• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Measuring section, foraminifera, paleobathymetry, neritic, eosen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: Measuring section, foraminifera, paleobathymetry, neritic, eosen"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI MIKROFOSIL FORAMINIFERA UNTUK

MENENTUKAN PALEOBATIMETRI BATUGAMPING FORMASI

TONASA, DAERAH RALLA, KECAMATAN TANETE RIAJA

KABUPATEN BARRU, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Fauzi Arifin

Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea – Makassar, 90245

Telp./Fax: (0411) 580202 e-mail:inji.arifin@gmail.com

Abstract

Administratively, the study area is included in Ralla area Tanete Riaja District of South Sulawesi province. Geographically, the study area lies at 119º42'30"-119º44'30" BT dan 04o26'30"-04o28'30" LS. The purpose of this study is to conduct Measuring Section in order

to find out information about the small benthonic foraminifera and Paleobathymetry in determining the depositional environment and the cycle of Limestone Unit Tonasa Formation Ralla area Tanete Riaja District of South Sulawesi province. Based on the results of research on both of the section, which is supported by microscopic observation, the obtained depositional environments of each of the layers in Ralla section is Middle Neritic zone-Outer Neritic with a depth is 30,48 to 182.88 m. the cycle of Paleoenvirotment Limestone unit in at Ralla River that occured three cycles : Outer Neritic-Middle Neritic, Middle Neritic-Outer Neritic and Outer Neritic-Middle Neritic. Based on analysis of planktonic are found in the study area, could determine the age of the foraminifera lithology in Ralla River is Upper part of the Lower Eosen to Middle part of Middle Eocene. While the age of the Ralla River is Upper part of the Lower Eosen to Lower part of the Upper Eosen.

Keywords: Measuring section, foraminifera, paleobathymetry, neritic, eosen

Abstrak

Secara administratif daerah penelitian termasuk dalam wilayah Desa Ralla Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 119º42'30"-119º44'30" BT dan 04o26'30"- 04o28'30" LS.

Maksud dari penelitian ini untuk melakukan Measuring Section pada daerah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui informasi tentang keterdapatan foraminifera kecil bentonik dalam menentukan Paleobatimetri dan siklus lingkungan pengendapan Satuan Batugamping Formasi Tonasa Daerah Ralla Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan lapangan pada pengukuran, yang didukung oleh pengamatan secara mikroskopik, maka diperoleh lingkungan pengendapan dari tiap lapisan yaitu lintasan Sungai Ralla terendapkan pada zona Neritik Tengah-Neritik Luar dengan kedalaman 30,48-182,88 m. Siklus perubahan lingkungan pengendapan purba satuan Batugamping pada lintasan Sungai Ralla terjadi tiga siklus yaitu Neritik Luar-Neritik Tengah, Nertik Tengah –Neritik Luar, dan Neritik Luar-Neritik Tengah. Berdasarkan analisa fosil planktonik diperoleh umur dari daerah penelititan yaitu pada lintasan Sungai Ralla berumur Eosen Bawah bagian Atas sampai Eosen Tengah bagian Tengah.

Kata Kunci : measuring section, foraminifera, paleobatimetri, neritik, eosen

(2)

119º44'30" BT dan 04o26'30"-04o28'30" LS seperti terlihat pada (Gambar 1). Peta tersebut merupakan perbesaran dari Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000 Lembar Barru dengan nomor 2011-61 terbitan BAKOSURTANAL Edisi I-1991 (Cibinong, Bogor). Daerah penelitian terletak sekitar 130 km di sebelah utara Kota Makassar. Daerah penelitian dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat melalui dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dari Kota Makassar.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

(3)

Lingkungan Pengendapan

Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di permukaan litosfer, baik diatas maupun dibawah permukaan laut, yang dicirikan oleh serangkaian ciri kimia, fisika dan biologi yang khusus. Interpretasi berdasarkan asosiasi mikrofosil foraminifera, harus didasarkan atas keseluruhan asosiasi foraminiferanya. Interpretasi tersebut harus didasarkan pada ciri-ciri secara keseluruhan seperti bagaimana kehadiran (presentasi) planktonik, milolid, arenaceous form, foraminifera besar, dan tentunya juga asosiasi calcareous bentoniknya. Selain itu harus diperhatikan pula kelimpahan dan keragamannya, apakah ada dominasi spesies atau genus tertentu, preservasi, ukuran, dan bentuk test, dll.

Lintasan Pengukuran

Pada penelitian ini pengambilan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan Metode Penampang Terukur (Measuring Section) dilakukan pada lintasan daerah Sungai Ralla terletak di Desa Ralla, (lampiran peta lintasan MS), dimana pada setiap lintasan dilakukan pengambilan conto batuan untuk pengamatan laboratorium meliputi pengamatan mikropaleontologi guna analisis kandungan fosil dan pengamatan mineral optik untuk sayatan tipis. Adapun uraian dari masing-masing lintasan pengukuran adalah sebagai berikut : Lintasan Sungai Ralla

Daerah pengukuran pertama dilakukan di Daerah Sungai Ralla yang terletak di Desa Ralla ± 20 km kearah timur dari kota Barru, dengan titi koordinat 119043' 12" BT dan 04026' 35" LS, memiliki panjang lintasan 5,31 meter dan memperlihatkan adanya perlapisan batuan dengan kedudukan N230E/310(Gambar 2.). Daerah pengukuran kedua dilakukan di daerah Sungai Ralla sekitar 20 km ± ke arah Timur Kota Barru, dengan titik kooordinat 1190 42' 30" BT dan 040 26' 30" LS memiliki panjang lintasan 125 meter dan memperlihatkan adanya perlapisan batuan dengan kedudukan N 3250E/440(Gambar 3).

Gambar 3. Lokasi Pengukuran Measuring Section Lintasan pada Daerah Sungai Ralla

Keterdapatan Spesies Foraminifera Bentonik

Lintasan pengukuran pada daerah penelitian umumnya didominasi oleh litologi Batugamping dengan sisipan batugamping, maka berdasarkan hasil analisis mikropaleontologi disetiap lintasan dijumpai kandungan fosil foraminifera bentonik.

Keterdapatan foraminifera bentonik yang ada pada daerah penelitian terdiri atas beberapa spesies, dimana setiap spesies yang dijumpai pada setiap lintasan pengukuran mengacu pada publikasi dan dokumentasi foraminifera kecil bentonik yang terdapat dalam An Illustrated Key to the Genera of the Foraminifera (Cushman, 1983).

(4)

lempung, karbonatan, tekstur klastik, struktur berlapis dengan kedudukan. Sisipan Batugamping memiliki kenampakan umum berwarna lapuk cokelat kehitaman, dalam keadaan segar berwarna putih keabu-abuan, tekstur bioklastik, ukuran butir pasir sedang, karbonatan, komposisi material berupa mineral kalsit, dan foram besar, struktur berlapis dengan kedudukan N 230/310E. Berdasarkan conto batuan yang diperoleh dari hasil pengukuran stratigrafi Measuring Section, ditemukan beberapa fosil foraminifera kecil bentonik.

Berdasarkan hasil analisis mikropaleontologi dijumpai beberapa spesies foraminifera kecil bentonik pada lapisan bagian bawah yaitu : (a). Ammobaculites sp. (b). Cibicides cana Bermudez, (c). Dentalina mucronata Neugeboren, (d). Dentalina quadrulata Cushman and Laiming, (e). Dentalina semilaevis Hantken, (f).

Discorbis sp. (g). Ellipsoglandulina exponens (H. B. Brady), (h). Lagena asperiodes Galloway and Morrey, (i). Nodogerina soluta (Reuss), (j). Nodosarella decurta (Bermudez), (k). Nodosarella hologlypta Bermudez, (l). Nodosarella salmojraghii Martinotti, (m). Nodosarella Subnodosa (Guppy), (n). Nodosarella tuckerae

(Hadley), (o). Nodosaria pyrula d'Orbigny, (p). Nodosaria raphanistrum (Linne), (q). Nodosaria soluta (Reuss), (r). Siphogerina taberana Bermudez, (s). Siphonodosaria paucistriata (Galloway and Morrey),(Gambar 4).

Gambar 4. Foraminifera Bentonik yang Dijumpai pada Lapisan Bagian Bawah Sungai Ralla

Analisis tingkat kelimpahan foraminifera kecil spesies bentonik yang terkandung dalam lapisan bagian bawah dapat dilihat pada Gambar distribusi foraminifera bentonik dibawah ini, (Gambar 5).

Gambar 5. Diagram Distribusi Foraminifera Bentonik pada Lapisan Bagian Bawah Sungai Ralla

Foraminifera kecil spesies bentonik yang dijumpai pada lapisan bagian atas berdasarkan hasil analisis mikropaleontologi yaitu: (a). Cibicides pseudongerianus (Cushman) (b). Nodogerina challengeriana Thalmann, (c). Nodogerina. heterosculpata Bermudez, (d). Nodosarella decurta (Bermudez), (e) Nodosarella sp. (f).

Nodosarella tuckerae (Hadley), (g). Nodosaria soluta (Reuss), (h). Nodosaria sp. (i). Nonion grateloupis

(d'Orbigny), (j). Pleurostumella schuberti Cushman, (k). Siphonodosaria sp. (l). Siphotextularia catenata (Cushman), (Gambar 6).

(5)

Gambar 6. Foraminifera Bentonik yang Dijumpai pada Lapisan Bagian Atas Sungai Ralla

Analisis tingkat kelimpahan foraminifera kecil spesies bentonik yang terkandung dalam lapisan bagian atas dapat dilihat pada Gambar distribusi foraminifera bentonik, (Gambar 7).

Gambar 7. Diagram Distribusi Foraminifera Bentonik pada Lapisan Bagian Atas Sungai Ralla

Interpretasi Lingkungan Pengendapan Purba

Penentuan lingkungan pengendapan lapisan batuan pada daerah penelitian didasarkan pada kandungan foraminifera kecil spesies bentonik yang dijumpai pada setiap lapisan litologi.

Parameter penentuan lingkungan pengendapan pada daerah penelitian menggunakan klasifikasi lingkungan pengendapan menurut Bandy (1967) dalam Pringgoprawiro dan Kapid 2000, sebagai berikut :

Lintasan Sungai Ralla

Pada lintasan Sungai Ralla tersusun atas litologi Batugamping dengan sisipan batugamping, dengan komposisi batuan yang bersifat karbonatan dan dijumpai struktur sedimen berupa laminasi Secara rinci akan dijelaskan mulai dari lapisan tertua hingga lapisan termuda.

Lapisan lapisan bagian bawah tersusun oleh litologi Batugamping, Penentuan lingkungan pengendapan pada lapisan ini didasarkan pada analisis kandungan fosil mikro spesies bentonik. berdasarkan hasil analisis data mikropaleontologi menunjukkan lingkungan pengendapan dari lapisan tersebut, yang ditentukan berdasarkan satuan biostratigrafi zona kumpulan dengan tetap memperhatikan kelimpahan jenis spesies tertentu, berdasarkan distribusi fosil bentonik, (Gambar 12).

(6)

Nodogerina laevigata Bermudez, Nodosarella decurta (Bermudez), Nodosarella Subnodosa (Guppy), Nodosarella tuckerae (Hadley), Nodosaria raphanistrum (Linne), (Tabel 1).

Tabel 1. Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Kandungan Foraminifera Kecil Spesies Bentonik pada Lapisan Bagian Bawah, (Lingkungan Pengendapan Menurut Bandy, 1967)

Berdasarkan keterdapatan fosil bentonik yang disebandingkan dengan klasifikasi lingkungan pengendapan menurut Bandy 1967, maka dapat disimpulkan bahwa lapisan bagian bawah terendapkan pada zona Nertik Tengah-Neritik Luar yaitu pada kedalaman (30,48-91,44 m)-(91,44-182,88 m).

Hasil analisis data mikropaleontologi yang dilakukan pada lapisan bagian atas menunjukkan lingkungan pengendapan dari lapisan tersebut, yang ditentukan berdasarkan satuan biostratigrafi zona kumpulan dengan tetap memperhatikan kelimpahan jenis spesies tertentu, berdasarkan distribusi fosil bentonik, (Gambar 6).

Sesuai dengan analisis tersebut maka dijumpai jenis spesies bentonik melimpah yang digunakan untuk menentukan lingkungan pengendapan lapisan bagian atas yaitu Cibicides pseudongerianus (Cushman),

Nodogerina challengeriana Thalmann, Nodosarella decurta (Bermudez), Nonion grateloupis (d'Orbigny), Siphonodosaria sp. (l). Siphotextularia catenata (Cushman), (Tabel 2).

Tabel 2. Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Kandungan Foraminifera Kecil Spesies Bentonik pada Lapisan Bagian Atas (Lingkungan Pengendapan Menurut Bandy, 1967).

Berdasarkan keterdapatan fosil bentonik yang disebandingkan dengan klasifikasi lingkungan pengendapan menurut Bandy 1967, maka dapat disimpulkan bahwa lapisan bagian atas terendapkan pada zona Nertik Tengah-Neritik Luar yaitu pada kedalaman (30,48-91,44 m)-(91,44-182,88 m).

(7)

Umur Relatif

Penentuan lingkungan pengendapan suatu litologi sangat erat hubungannya dengan umur pembentukan dari litologi tersebut. Penentuan umur relatif ini dimaksudkan untuk mengetahui urut-urutan proses pengendapan material sedimen hingga terbentuknya suatu batuan sedimen.

Parameter penentuan umur relatif tiap lapisan pengamatan pada daerah penelitian didasarkan pada kandungan foraminifera kecil spesies planktonik yang disebandingkan dengan Zonasi Blow, 1969 dan POSTUMA, 1971. Berdasarkan analisa fosil planktonik yang terdapat pada daerah penelitian maka kita dapat mengetahui umur dari daerah penelititan yaitu pada lintasan Sungai Ralla berumur Eosen Bawah bagian Atas-Eosen Tengah bagian Tengah. Sedangkan umur dari lintasan Sungai Ralla yaitu Eosen Bawah bagian Atas-Eoses Atas bagian Bawah.

SIMPULAN

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan dan analisa laboratorium dari tiap-tiap lapisan litologi pada daerah penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :

Lingkungan pengendapan purba satuan Batugamping pada daerah penelitian ditentukan berdasarkan pemunculan dan kelimpahan dari spesies bentonik yang dijumpai pada setiap lapisan litologi, dimana Lintasan Sungai Ralla dan Lintasan Sungai Ralla terendapkan pada zona Nertik Tengah-Nertik Luar yaitu pada kedalaman 30,48-182,88 M.

Siklus perubahan lingkungan pengendapan purba satuan Batugamping pada daerah penelitian yaitu pada lintasan Sungai Ralla terjadi tiga siklus yaitu Neritik Tengah-Neritik Luar, Neritik Luar-Neritik Tengah dan Neritik Tengah-Neritik Luar.

Berdasarkan analisa fosil planktonik yang terdapat pada daerah penelitian maka kita dapat mengetahui umur dari daerah penelititan yaitu pada lintasan Sungai Ralla berumur Eosen Bawah bagian Atas-Eosen Tengah bagian Tengah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Bapak Ketua jurusan Teknik Geologi Unhas, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Alfred R. Leoblich, Jr and Tappan, H., 1988, Foraminiferal Genera and Their Classification-Plates. Van Nostrand Reinhold, New York.

Bakosurtanal, 1991. Lembar Barru dengan nomor 2011-61 terbitan BAKOSURTANAL Edisi I-1991 Cibinong, Bogor.

Bandy,O.L., 1967, Foraminifera Indices In Paleocology, Esso Production Research Company, Houston, Texas. Bauman,P.,1971, Summaries of Lectures In Larger Foraminifera, LEMIGAS, Dept. of Geology, Jakarta. Cushman, J. A., 1983, An Illustrated Key to the Genera of the Foraminifera, Sharon, Massachusetts, U.S.A. Ikatan Ahli Geologi Indonesia, 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia, Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia, Ikatan

Ahli Geologi Indonesia, Bandung.

Pettijohn, F. J., 1969, Sedimentary Rocks Second Edition, Oxford & IBH Publisihing Co., New Delhi, Bombay, Calcutta.

(8)

Sukamto Rab, Supriyatna.S.1982, Peta Geologi Lembar Pangkep, dan Watampone Bagian Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Sukandarrumidi, 2008. Paleontologi Aplikasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Van Zuidam, R.A., 1985. Aerial Photo-Interpretation In Terrain Analysis and Geomorphologic Mapping, Smits Publisher The Hagne, Netherlands.

Gambar

Gambar 1. Lokasi Penelitian
Gambar 3. Lokasi Pengukuran Measuring Section Lintasan pada Daerah Sungai Ralla
Gambar 5. Diagram Distribusi Foraminifera Bentonik pada Lapisan Bagian Bawah Sungai Ralla
Gambar 7. Diagram Distribusi Foraminifera Bentonik pada Lapisan Bagian Atas Sungai Ralla
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil korelasi lateral dari tiga lintasan penampang stratigrafi diinterpretasikan bagian barat daerah penelitian merupakan lingkungan pengendapan turbidit pada bagian kipas dalam

Calon tapak disposal demo berada pada satuan geologi lingkungan (GL) 6, dengan tipe batuan batulempung, batupasir dan batugamping, tanah lempung- pasir, morfologi

Hasil korelasi lateral dari tiga lintasan penampang stratigrafi diinterpretasikan bagian barat daerah penelitian merupakan lingkungan pengendapan turbidit pada bagian kipas dalam

Dari nilai tersebut telah dibuat diagram lingkungan pengendapan (fasies) lapisan batubara untuk Daerah Doi-Doi, seperti yang terlihat pada gambar 1.. Berdasarkan diagram

Lingkungan pengendapan yang terdapat pada Satuan Batupasir Kalibeng Anggota Klitik, berdasarkan fosil foraminifera planktonik umurnya diketahui yaitu N20 – N21Pliosen akhir –