• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL... 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL... 10"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

DAFTAR TABEL ... 5

DAFTAR SINGKATAN ... 6

BAB I PENDAHULUAN ... 9

BAB II KEGIATAN INTERNAL ... 10

2.1. Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang ... 10

2.1.1 RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang ... 10

2.1.2 Penyusunan RKP (APBN-P 2015) ... 10

2.1.3 Koordinasi Perencanaan 2015 ... 10

2.1.4 Koordinasi Bidang Tata Ruang... 11

2.1.5 Penyusunan Laporan Akhir Tahun ... 11

2.2. Kegiatan Utama Subdit Pertanahan ... 11

2.2.1 Koordinasi APBN-P dan Nomenklatur Kementerian ATR ... 11

2.2.2 Penyusunan RPJMN Bidang Pertanahan 2015-2019 ... 11

2.2.3 Penyusunan Kajian Bank Tanah ... 11

2.2.4 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Bidang Pertanahan ... 11

2.2.5 Penyusunan Laporan Evaluasi Tahun 2014 dan Rencana Kerja Tahun 2015 .... 12

2.3. Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 12

2.3.1 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Bidang TRP ... 12

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP ... 12

2.3.3 Penyusunan Laflet Ringkasan Peraturan ... 12

2.3.4 Penyusunan Buletin TRP ... 12

2.4. Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional ... 13

2.4.1 Penyusunan Laporan Kegiatan BKPRN Semester 2 Tahun 2014 dan Laporan Kegiatan BKPRN 2009-2014 ... 13

2.4.2 Penyusunan Laporan Akhir Koordinasi Strategis BKPRN 2014 ... 13

2.4.3 Penyusunan Laporan Evaluasi Rencana Kerja 2014 dan Penyusunan Rencana Kegiatan 2015 Dit. TRP ... 13

2.4.4 Pengembangan Sistem Informasi Terpadu ... 13

2.5. Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN) ... 13

2.5.1 Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria .... 13

2.5.2 Workshop Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria TA. 2014 ... 13

(3)

3

BAB III KEGIATAN EKSTERNAL... 15

3.1. Finalisasi RPJMN 2015-2019 Perubahan RKP 2015 ... 15

3.2. Koordinasi Awal Penyusunan LAKIP (LKJ) 2014... 15

3.3. Penentuan Lokasi Pendayagunaan Tanah Wakaf dalam Pembangunan Perumahan Rakyat ... 16

3.4. Evaluasi Kegiatan Tahun 2014 dan Pembahasan Rencana Kegiatan Tahun 2015 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 16

3.5. Audiensi Terkait Pembebasan Tanah Jalan Tol Cikopo-Palimanan ... 17

3.6. FGD Penyusunan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Aksi PPK) Tahun 2015 Sektor Kehutanan, Lingkungan Hidup, Pertanahan, dan Tata Ruang ... 17

3.7. Rapat Pembahasan Raperpres tentang RTR KSN Perbatasan Negara di Kalimantan (Kasaba) ... 18

3.8. Rapat Pimpinan–APBN P 2015 Terkait Sinkronisasi RPJMN-RPJMD dan RKP 2016 ... 19

3.9. Rapat Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Morowali Utara dan Banggai Laut ... 19

3.10. FGD Implementasi Konsep Nawacita dalam Peninjauan Kembali RTRWN ... 20

3.11. Persiapan Pembahasan APBN-P 2015 Kementrian ATR/BPN ... 20

3.12. Diskusi Terfokus Implementasi Nawacita dalam PK-RTRWN ... 21

3.13. Diskusi Dampak Penerapan Kebijakan Fixed Subsidy ... 21

3.14. Percepatan Pembangunan Perumahan Rakyat Skala Besar melalui Kasiba dan Lisiba-BS di Daerah ... 22

3.15. Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Data Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi ... 22

3.16 . Penandatanganan MoU Kemen ATR dan IAP... 22

3.17. Rapat Rencana Kaji Ulang RAN/RAD GRK dan Persiapan INDC ... 23

3.18. Persiapan Perencanaan dan Penganggaran 2015 ... 23

3.19. Diskusi Penyiapan Kegiatan SCDRR Tahun 2015 ... 24

3.20. Rapat Pembahasan Rekomendasi Peruntukan Ruang Kawasan Militer Kota Ambon . 24 3.21. Pembahasan Pengadaan Citra Satelit Resolusi Tinggi untuk Pembuatan RDTR di Peta Dasar Pertanahan Tahun 2015 ... 25

3.22. Kunjungan ke Kantor BIG Dalam Rangka Tindak Lanjut Rencana Pelaksanaan "Stocktaking" Kebijakan One Map Policy ... 25

3.23. Pembahasan Draft-0 Masterplan Pengurangan Resiko Bencana Gerakan Tanah... 26

3.24. Reducing Regional Disparity – Realizing the Strengths in What We Already Have ... 26

3.25. Persiapan Kawasan Gunung Rinjani sebagai Global Geopark UNESCO ... 27

3.26. Penjabaran RPJMN dalam RKP dan Revitalisasi Musrenbangnas... 27

(4)

4 3.28. Rapat Eselon I–Pembahasan Stocktaking dalam Mendukung Pelaksanaan One Map Policy ... 28

BAB IV RENCANA KEGIATAN ... 30

BAB V PENUTUP ... 34

(5)

5

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Statistik Situs TRP ... 12

Tabel 2. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang... 30

Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan ... 31

Tabel 4. Rencana Kegiatan Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 31

Tabel 5. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN ... 32

(6)

6

DAFTAR SINGKATAN

ADB : Asian Development Bank

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APBN-P : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan APP : Alokasi Pendanaan Pembangunan

ATR : Agraria dan Tata Ruang

BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPENAS : Badan Perencanaan Pemangunan Nasional BIG : Badan Informasi Geospasial

BIROREN : Biro Perencanaan

BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BP : Badan Pengembangan

BPN : BadanPertanahanNasional

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPHN : Badan Pembinaan Hukum Nasional BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPS : Badan Pusat Statistik

BTOR : Back to Office Report BUMN : Badan Usaha Milik Negara DIRJEN : Direktur Jenderal

DISTANBEN : Dinas Tanggap Bencana DIT : Direktorat

DITJEN : Direktorat Jenderal

DJBM : Direktorat Jenderal Bina Marga DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya DJPR : Direktorat Jenderal Penataan Ruang DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral FGD : Focus Group Discussion

FPRLH : Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup GGN : Global Geoparks Network

GGGI : Global Green Growth Institute

GRK : Gas Rumah Kaca

GUP : Ganti Uang Persediaan IKK : Indikator Kinerja Kegiatan IKU : Indikator Kinerja Utama

INDC : Intended Nationally Determined Contribution INPRES : Instruksi Presiden

INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi

JICA : Japan International Cooperation Agency KAK : Kerangka Acuan Kerja

(7)

7 KANWIL : Kantor Wilayah

KASIBA : Kawasan Siap Bangun KEMDAGRI : Kementerian Dalam Negeri KEMENKO : Kementerian Koordinator KEMHUT : Kementerian Kehutanan KEMEN PU : Kementerian Pekerjaan Umum

KKDT : Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KSN : Kawasan Strategis Nasional

KSPPN : Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional K/L : Kementerian/Lembaga

LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAPAN : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LH : Lingkungan Hidup

LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LISIBA : Lingkungan Siap Bangun

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LS : Lungsum Salary

MUSRENBANG : Musyawarah Perencanaan Pembangunan NAMA : Nationally Appropriate Mitigation Action OTDA : Otonomi Daerah

PEMDA : Pemerintah Daerah PERDA : Peraturan Daerah PERPRES : Peraturan Presiden POKJA : Kelompok Kerja PP : Peraturan Pemerintah

PPK : Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi PPN : Perencanaan Pembangunan Nasional PRB : Pengurangan Risiko Bencana

PU : Pekerjaan Umum

PUSDATIN : Pusat Data dan Informasi RAN : Reforma Agraria Nasional RAD : Reforma Agraria Daerah RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RKA : Rencana Kerja Anggaran RKP : Rencana Kerja Pemerintah

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RTR : Rencana Tata Ruang

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

SCDRR : Safer Community through Disaster Risk Reduction SDA : Sumber Daya Alam

(8)

8 SIGLOGNAS : Sistem Logistik Nasional

SK : Surat Keputusan TOR : Term of Reference

TRP : Tata Ruang dan Pertanahan

UKL-UPL : Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

UNESCO : United Nations Educational. Scientific, and Cultural Organization UNFCCC : United Nations Framework Convention on Climate Change

(9)

9

BAB I

PENDAHULUAN

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 (dua) jenis kegiatan, yang dibagi menjadi kegiatan internal dan kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan direktorat yang telah disusun pada awal tahun 2015. Khusus untuk kegiatan internal, kegiatan ini dijelaskan ke dalam bentuk kegiatan utama dan sub-kegiatan, sedangkan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor. Pada Bulan Januari 2015, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah menyelenggarakan kegiatan, yaitu: (i) RPJMN 2014-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan; (ii) Penyusunan RKP (APBN-P 2015); (iii) Koordinasi Perencanaan 2015; (iv)Koordinasi Bidang Tata Ruang dan Pertanahan; (v) Koordinasi APBN-P dan Nomenklatur Kementerian ATR; (vi) Penyusunan dan Sosialisasi RPJMN Bidang Pertanahan Tahun 2015-2019; (vii) Penyusunan Laporan Akhir Sekretariat BKPRN.

Pada laporan bulanan ini dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Bulan Januari 2015 oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam mengelola perencanaan pembangunan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, yang dijabarkan ke dalam kegiatan Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), dan sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN).

(10)

10

BAB II

KEGIATAN INTERNAL

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan.

Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja. Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung.

2.1. Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang

2.1.1 RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang

Dalam proses penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang, selama Bulan Januari telah dilakukan penyusunan Rancangan Akhir Buku I, II, III Bidang Tata Ruang. Dalam proses penyusunan rancangan akhir telah mengakomodasi masukan dan perbaikan yang telah diinventarisasi dan yang diperoleh dari pelaksanaan Musrenbang Regional di 5 (lima) wilayah, Musrenbangnas, dan Pasca Musrenbangnas RPJMN 2015–2019, kesepakatan tiga pihak (trilateral meeting) dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Kementerian Dalam Negeri. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, kendala yang dirasakan adalah sulitnya mengatur jadwal rapat dengan direktorat mitra K/L di tengah kesibukan masing-masing.Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah akan dilakukan penyusunan buku saku dan akan dikoordinasi oleh Subdit Infosos.

2.1.2 Penyusunan RKP (APBN-P 2015)

Dalam persiapan pembahasan APBN-P 2015 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN telah dilakukan pembahasan besaran target dan alokasi anggaran program dan kegiatan Tahun 2015 yang akan diusulkan dalam APBN-P 2015. Hingga Bulan Januari 2015, telah dilakukan pembahasan antara Bappenas, Kementerian ATR, Kementerian Keuangan dan Kementerian PU-Pera. Dalam hal tersebut perlu adanya perbaikan dalam matrik program dan kegiatan sesuai nomenklatur dari struktur Kemenetrian ATR/BPN.

2.1.3 Koordinasi Perencanaan 2015

Pada Bulan Januari 2015 telah dilakukan pertemuan dengan Direktorat Bina Program dan Kemitraan DJPR dan Direktorat Binda I, II dan Perkotaan DJPR, dan Pusdata terkait Koordinasi Perencanaan 2015. Selanjutnya akan dilakukan pertemuan lanjutan pada Minggu ke-I Februari untuk membahas exercise alokasi dana program. Dalam kesepakatan pemenuhan pendanaan kebutuhan penyediaan citra satelit resolusi tinggi pada tahun 2015 masih perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut dengan Komisi DPR dan dengan K/L untuk mencari alternatif untuk kebutuhan pengadaan citra satelit resolusi tinggi. Terkait koordinasi perencanaan dalam

(11)

11 kegiatan Harmonisasi Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah di Pusat dan Daerah, telah ditampung berbagai masukan daerah terkait dengan harmonisasi RPJMN dan RPJMD dan akan diselenggarakan rapat lanjutan untuk membahasan pedoman harmonisasi.

2.1.4 Koordinasi Bidang Tata Ruang

Sesuai tugas dan fungsi serta peran dalam keanggotaan BKPRN, Subdit TR rutin melaksanakan koordinasi bidang tata ruang bersama para pihak, selaku anggota Pokja I, Pokja II, dan Pokja III. Pada bulan Januari 2015, Subdit Tata Ruang telah menyiapkan bahan paparan (jika diperlukan), memberikan masukan, dan menindaklanjuti kegiatan salam rangka persiapan rapat koordinasi.

2.1.5 Penyusunan Laporan Akhir Tahun

Dalam penyusunan laporan akhr tahun harus tersusun laporan koordinasi perencanaan dan laporan pemantauan dan evaluasi. Pada Bulan Januari 2015 telah dilakukan penyelesaian penyusunan laporan akhir tahun yang belum selesai pada Bulan Desember 2015. Subdit Tata Ruang telah menyelesaikan 5 (lima) laporan, antara lain: laporan koordinasi perencanaan, laporan pemantauan dan evaluasi, laporan evaluasi kegiatan subdit tahun 2015, laporan rencana kerja subdit tahun 2015, dan laporan kajian subdit tahun 2014. Final dari laporan tersebut telah dilaporkan kepada koordinator kegiatan Direktorat TRP.

2.2. Kegiatan Utama Subdit Pertanahan

2.2.1 Koordinasi APBN-P dan Nomenklatur Kementerian ATR

Pada bulan Januari 2105, Subdit Pertanahan telah melakukan koordinasi APBN-P dan nomenklatur Kementerian ATR/BPN. Hasil dari rapat tersebut adalah telah disepakatinya peruahan APBN-P bersama dengan ATR/BPN. Dalam perosenya sempat mengalami kendala dengan adanya edaran dari Kementerian Keuangan bahwa ATR/BPN tidak mendapat anggaran tambahan. Selanjutnya Subdit Pertanahan akan melakukan koordinasi lebih lanjut penyusunan APBN-P ATR/BPN tanpa perubahan anggaran untuk tahun 2015.

2.2.2 Penyusunan RPJMN Bidang Pertanahan 2015-2019

Dalam rangka penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Pertanahan, Subdit Pertanahan telah melakukan perbaikan RPJMN Bidang Pertanahan 2015-2019 sesuai dengan hasil sidang kabinet.

2.2.3 Penyusunan Kajian Bank Tanah

Dalam proses kajian tersebut, telah dilaksanakan 2 (dua) kegiatan, antara lain: 1) Penyusunan laporan kajian bank tanah. Laporan ini telah selesai disusun dan dicetak. 2) Penyepakatan TOR dan RAB Hibah Kajian Bank Tanah. TOR dan RAB tersebut telah disampaikan kepada Dit. PKPS Bappenas, dan Dit. Perumahan dan Permukiman Bappenas.

2.2.4 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Bidang Pertanahan

Subdit Pertanahan turut aktif dalam sosialisasi internal dan eksternal RPJMN 2015-2019 yang dikoordinasikan oleh Subdit Infosos. Pada sosialisasi internal yang telah terselenggara, Subdit Pertanahan telah menyampaikan garis besar kebijakan serta target RPJMN Bidang Tata Ruang

(12)

12 dan Pertanahan, dan Subdit Pertanahan mendapatkan masukan mengenai metode presentasi untuk sosialisasi RPJMN 2015.

2.2.5 Penyusunan Laporan Evaluasi Tahun 2014 dan Rencana Kerja Tahun 2015

Pada Bulan Januari 2015, Subdit Pertanahan telah menyelesaikan penyusunan laporan kegiatan tahun 2014 dan rencana kerja Subdit Pertanahan tahun 2015. Hasil dari finalisasi laporan tersebut telah dikompilasi dengan laporan unit kerja lain menjadi laporan evaluasi dan rencana kerja Direktorat TRP.

2.3. Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi

2.3.1 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Bidang TRP

Telah diselenggarakannya sosialisasi RPJMN 2015-2019 internal dan eksternal Bidang TRP dengan mengundang Kementerian/Lembaga dan DPR. Sosialisasi tersebut terselenggara berdasarkan dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 dengan Perpres No. 2 Tahun 2015. Selanjutnya akan dilaksanakan sosialisasi RPJMN 2015-2019 di Kota Bandung.

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP

Dit TRP memiliki 4 (empat) media informasi dan sosialisasi elektronik, yaitu : 1) Portal TRP (tataruangpertanahan.com); 2) Situs internet TRP (trp.or.id); 3) Milis TRP, dan 4) FB TRP. Kegiatan rutin dalam pengelolaan media ini adalah penambahan konten, perbaikan sistem, penambahan menu, dan evaluasi. Berikut data statistik perkembangan jumlah kunjungan Situs TRP:

Tabel 1. Statistik Situs TRP

Bulan Pengunjung Unik Jumlah kunjungan Halaman

Januari 282 354 511

Pengelolaan situs dimulai dari penambahan materi, perbaikan menu, hingga evaluasi. Untuk Milis TRP telah diaktifkan secara berkala melalui penyampaian berita, data dan infromasi, serta buku/majalan terkini. Hingga saat ini jumlah anggota milis TRP adalah 157 orang. Perlu dibangun komunikasi dua arah dan keterlibatan dari seluruh staf TRP untuk mendapatkan respon yang lebih baik dari anggota.

2.3.3 Penyusunan Laflet Ringkasan Peraturan

Sesuai dengan rencana kerja yang telah disepakati, Subdit Infosos telah selesai menyusun leaflet Perpres No. 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019 Bidang TRP,. Leaflet RPJMN telah dicetak sebanyak 500 eksemplar dan telah didistribusikan kepada seluruh pemangku kepentingan Bidang TRP.

2.3.4 Penyusunan Buletin TRP

Tema yang diangkat dalam Buletin TRP Edisi I Tahun 2015 adalam “Peran Tata Ruang dan Pertanahan dalam Pembangunan Kawasan Perbatasan sebagai Prioritas RPJMN 2015 – 2019”. Tema tersebut dan rubrikasi di dalamnya telah disepakati dalam rapat redaksi yang dilaksanakan pada Januari 2015 dan telah dilaporkan kepada Deputi Bidang Regional dan

(13)

13 Otonomi Daerah. Selanjutnya akan diajukan surat kepada Narasumber dan akan dilakukan follow-up.

2.4. Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

2.4.1 Penyusunan Laporan Kegiatan BKPRN Semester 2 Tahun 2014 dan

Laporan Kegiatan BKPRN 2009-2014

Pada tanggal 21 Januari 2015 telah dilakukan rapat koordinasi Eselon II BKPRN dengan Kemenhut, Kemen-PU, Kemen ESDM, dan Kemendagri untuk melakukan konfirmasi penyelesaian draf laporan kegiatan BKPRN. Dalam rapat tersebut Kementerian yang hadir telah memberikan masukan tertulis.

2.4.2 Penyusunan Laporan Akhir Koordinasi Strategis BKPRN 2014

Sekretariat BKPRN telah menyelesaikan laporan akhir koordinasi strategis BKPRN 2015 pada tanggal 15 Januari 2015 dan telah disampaikan kepada koordinator kegiatan tahun 2014.

2.4.3 Penyusunan Laporan Evaluasi Rencana Kerja 2014 dan Penyusunan

Rencana Kegiatan 2015 Dit. TRP

Pada tanggal 8-9 Januari 2015 telah dilakukan konsinyasi internal Dit. TRP. Dari hasil konsinyasi tersebut akan disusun laporan evaluasi rencana kerja 2014 dan laporan rencana kegiatan 2015, akan dikompilasi oleh Sekretariat BKPRN yang kemudian akan dilakukan pencetakan. Penyusunan laporan mengalami kendala karena adanya beberapa perubahan pada bahan di masing-masing unit kerja.

2.4.4 Pengembangan Sistem Informasi Terpadu

Pengembangan sistem infromasi terpadu BKPRN terbagi atas media komunikasi dan media publikasi. Media komunikasi adalah sistem e-BKPRN, sedangkan media publikasi berupa situs, milis, leaflet, dan CD regulasi. Penggunaan e-BKPRN oleh seluruh K/L anggota NKPRN belum dapat terlaksana, dikarenakan kurang aktifnya focal point dalam penggunaan sistem e-BKPRN (kecuali Pokja 2).

2.5. Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN)

2.5.1 Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria

Penyusunan draf laporan akhir koordinasi strategis reforma agraria yang sudah dikerjakan sejak Desember 2014, akan segera difinalisasi pada bulan Febuari 2015. Laporan ini direncanakan akan disebarkan kepada Eselon II dan III Tim Koordinasi Strategis RAN pada Minggu ke-II Maret 2015.

2.5.2 Workshop Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria TA. 2014

Sekretariat RAN telah menyelesaikan workshop kegiatan koordinasi TA. 2014. Selanjutnya akan dibuat notulensi dan bahan rapat yang kemudian disebarkan kepada seluruh peserta workshop.

(14)

14

2.6. Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Pada Bulan Januari 2015, beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan antara lain adalah: (a) Penyelesaian RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, (b) Penelaahan Renstra K/L mitra TRP yaitu Kementerian Agraria dan Tata Ruang agar selaras dengan RPJMN 2015-2019, (c) Koordinasi Revisi APBN-P pada RKP 2015 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, (d) Penyusunan Laporan Kegiatan BKPRN Semester 2 Tahun 2014, (e) Workshop Diseminasi Kegiatan Reforma Agraria TA 2014, (f) Penyusunan Profil Penataan Ruang Daerah, dan (g) Kegiatan rutin update media informasi dan media sosialisasi TRP.

Walaupun telah dilaksanakan berbagai kegiatan, namun belum terdapat realisasi penyerapan anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan hingga akhir Bulan Januari 2015. Realisasi akan dilakukan melalui UP (reimburse) pada awal Bulan Februari 2015 antara lain untuk Belanja Bahan untuk rapat-rapat terutama terkait Penelaahan Renstra K/L mitra TRP, Koordinasi Sekretariat BKPRN, Sekretariat RAN; Honorarium Bulanan, Belanja Jasa Konsultan dan Belanja Jasa Lainnya untuk Bulan Januari 2015.

(15)

15

BAB III

KEGIATAN EKSTERNAL

Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ataupun kementerian/lembaga lain, pada Bulan Januari 2015. Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf.

3.1. Finalisasi RPJMN 2015-2019 Perubahan RKP 2015

Pada tanggal 2 Januari 2015 telah diselenggarakan rapat finalisasi RPJMN 2015-2019 terkait Perubahan RKP 2015 di Ruang Rapat SG 1-2, Bappenas. Beberapa hal penting yang didiskusikan dalam rapat tersebut, yaitu:

1. Alokasi dana RPJMN 2015-2019 untuk masing-masing K/L telah ditetapkan. Kementerian Agraria dan Tata Ruang tidak mendapat tambahan dana. Kekurangan alokasi dana yang cukup besar (tanpa adanya penambahan alokasi dana saat ini) akan dikonfirmasi melalui memo ke Dit APP.

2. Jadwal Penyelesaian RPJMN 2015-2019 dan RKP 2015 sangat ketat, sehingga diagendakan tanggal 3 dan 4 Januari 2015 kita tetap masuk kantor. Draft Narasi Buku I, II dan III RPJMN dan bahan infografis RPJMN diselesaikan per 3 Januari 2015, sementara draft Matrik Buku I dan II, draft revisi RKP 2015, dan Narasi Buku I, II dan III RPJMN per tanggal 4 Januari 2015.

3. Tim baca naskah Buku I, II dan III akan segera menyampaikan hasilnya ke masing-masing kedeputian.

Pada saat ini masih diperlukannya sinkronisasi materi Buku III diantara direktorat terkait kedeputian VII dan dengan kedeputian lainnya, sehingga masing-masing subdit dari Dit.TRP menugaskan staf terkait menyelesaikan finalisasi RPJMN 2015-2019 pada tanggal 3-4 Januari 2015.

3.2. Koordinasi Awal Penyusunan LAKIP (LKJ) 2014

Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 6 Januari 2015 di Ruang Rapat SG 4, Bappenas. Rapat koordinasi yang dibuka oleh Bapak Sesmen PP/Bappenas dan dipimpin lebih lanjut oleh Bapak Inspektur Utama tersebut, membahas Laporan Kinerja (LKJ) yang semula bernama LAKIP. Pada tahun 2014, berdasarkan hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kementerian PPN/Bappenas mendapatkan nilai 75,9 dengan kategori tingkat akuntabilitas kinerja “A” dengan evaluasi pada pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan rekomendasi. Oleh sebab pentingnya laporan ini, maka akan ditindaklanjuti dengan diadakan pertemuan antara Inspektur Utama dengan para Deputi (UKE I) dan para Direktur (UKE II). Direktorat TRP sebagai koordinator penyusunan LKJ 2014 Kedeputian Pengambangan Regional dan OTDA akan mengadakan rapat konsolidasi awal dengan UKE II terkait di Kedeputian tanggal 12 Januari 2014.

(16)

16

3.3. Penentuan Lokasi Pendayagunaan Tanah Wakaf dalam Pembangunan

Perumahan Rakyat

Rapat yang dipimpin oleh Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas, diselenggarakan pada tanggal 7 Januari 2015 di Ruang Rapat SG 5, Bappenas. Tujuan diselenggarakannya pertemuan ini adalah menentukan lokasi pilot project pendayagunaan tanah wakaf dalam pembangunan perumahan rakyat Tahun 2015. Dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa hal, diantaranya:

1. Pendayagunaan tanah wakaf untuk pembangunan perumahan rakyat masuk dalam kegiatan Quick Wins dan akan dialokasikan anggarannya dalam APBN-P 2015. Untuk itu, akan dipilih 5 (lima) lokasi untuk pilot project kegiatan tersebut.

2. Telah disusun kriteria untuk penetapan lokasi tanah wakaf yang akan dibangun perumahan sesuai ketentuan Perum Perumnas. Ketentuan lain yang perlu diperhatikan adalah status tanah clean and clear, nadzhir merupakan badan usaha bukan perorangan, target penerima manfaat jelas. Untuk luasan tanah diusulkan luasnya <5000 m2 agar mudah terlaksana di tahun 2015.

3. Disepakati bahwa untuk tahun 2015, pelaksana pembangunan perumahan dari tanah wakaf diutamakan adalah Kementerian PU-Pera. Untuk itu, Kementerian PU-Pera perlu segera merumuskan tipologi disain Rusunawa dengan memperhatikan faktor target penerima manfaat.

4. Perum Perumnas perlu memikirkan skema agar pembiayaan dari Perumnas bisa digunakan dan menyusun disain pembangunan area komersial pada rusunawa yang akan dibangun sebagai alternatif dalam implementasi skema wakaf produktif dan mempertimbangkan peran Perumnas yang perlu mendapatkan keuntungan dari investasi yang dilakukan.

5. Perlu segera ditetapkan Kelompok Kerja (Pokja) lintas K/L untuk dapat menetapkan lokasi tanah wakaf dan pelaksanaan kegiatan tersebut.

Untuk mengetahui status pemanfaatan lahan di lokasi yang diusulkan berdasarkan RTRW yang telah di Perda-kan, maka perlu dilakukan pengecekan, dan perlunya dibuat SOP yang jelas pada pelaksanaan kegiatan pilot project pendayagunaan tanah wakaf dalam pembangunan perumahan rakyat.

3.4. Evaluasi Kegiatan Tahun 2014 dan Pembahasan Rencana Kegiatan Tahun

2015 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Dalam rangka evaluasi pelaksanaan kegiatan Dit.TRP Tahun 2014 dan pembahasan rencana kerja Dit.TRP Tahun 2015. Pencapaian Direktorat TRP berdasarkan masing-masing Subdit, yaitu:

1. Subdit Pertanahan tahun 2014: i) Penulisan naskah RPJMN Bidang Pertanahan 2015-2019; ii) Penyusunan RKP 2015 bidang pertanahan; iii) Pembahasan RKA K/L 2015; iv) Penyusunan Lampid; v) Penyepakatan target sertipikasi tanahn lintas K/L TA 2015; dan vi) Penyusunan kajian pembentukan Bank Tanah.

2. Subdit Tata Ruang tahun 2014: i) Penulisan naskah RPJMN bidang tata ruang 2015-2019; ii) Penyusunan RKP 2015 bidang tata ruang; iii) Pembahasan Renja K/L 2015; iv) Pembahasan RKA K/L 2015; dan v) Penyusunan kuesioner profil penataan ruang daerah.

(17)

17 3. Sekretariat RAN tahun 2014: i) Tersusunnya peta dasar pertanahan dan cakupan bidang tanah bersertipikasi berdasarkan data per Juni 2014; ii) Terlaksananya pilot project redistribusi dan access reform di Prov. Bangka Belitung dan Prov. Jawa Tengah; dan iii) Tersusunnya roadmap pembentukan kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri. 4. Sekretariat BKPRN: i) Tersusunnya rekomendasi integrasi RZWP-3-K ke dalam RTRW

dalam bentuk SE Mendagri dan protokol; ii) Terlaksananya inisiasi penyusunan regulasi pengelolaan ruang udara nasional; iii) Terlaksananya diseminasi KLHS dalam forum BKPRN; iv) Terlaksananya fasilitasi pembahasan penyelesaian Raperda RTRW Prov. Kalimantan Selatan; dan v) Tersusunnya data rekapitulasi penyusunan RDTR periode 2015-2019 sebagai bahan identifikasi kebutuhan peta skala besar (1:5.000).

Berdasarkan hasil konsinyasi Dit.TRP, akan dilakukan finalisasi substansi Laporan Evaluasi Kegiatan 2014 dan Laporan Rencana Kerja 2015 oleh setiap Unit Kerja pada tanggal 12-15 Januari 2015. Selanjutnya akan dikompilasi dan dicetak oleh Sekretariat BKPRN selaku PIC penyusunan laporan dan Laporan tersebut akan disampaikan kepada Direktur TRP pada tanggal 30 Januari 2015.

3.5. Audiensi Terkait Pembebasan Tanah Jalan Tol Cikopo-Palimanan

Pertemuan dengan Masyarakat Adat Karaton Galuh Pakuan diselenggarakan dalam rangka mendengar permasalahan jalan tol, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan pemberian solusi yang dapat ditempuh untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Dalam rapat tersebut disampaikan bahwa Masyarakat Adat Galuh Pakuan dalam proses pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan tidak sesuai dengan UU. No. 2 Tentang Pengadaan Tanah. Adanya perbedaan harga beli oleh pihak pemerintah terhadap tanah-tanah dengan kriteria lokasi yang sama, sehingga masyarakat merasa diperlakukan tidak adil. Pada kesempatan yang ada, Direktorat TRP menyarankan untuk dilakukan pelaporan terkait permasalahan ganti rugi dan ketidakadilan yang terjadi dalam pembebasan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ke Pengadilan Negeri, sedangkan untuk kemungkinan menaikan anggaran untuk pembebasan tanah Cikopo Palimanan perlu dilakukan diskusi bersama dengan Dit.Transportasi, Bappenas.

3.6. FGD Penyusunan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Aksi PPK)

Tahun 2015 Sektor Kehutanan, Lingkungan Hidup, Pertanahan, dan Tata

Ruang

Rapat ini diselenggarakan untuk membahas berbagai permasalahan pada bidang/sektor HutLH, Pertanahan, dan Tata Ruang yang perlu menjadi perhatian dalam kerangka pencegahan dan pemberantasan korupsi, mereview dan/atau menyempurnakan usulan aksi PPK yang telah diajukan oleh KL. Berikut bahasan dalam FGD penyusunan aksi pencegahan dan pemberantasan (Aksi PP) oleh masing masing bidang:

Pertanahan

 Kurangnya konsistensi pelaksanaan PP. No. 24 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah

 Kurangnya konsistensi pelaksanaan PMA No. 3 Tahun 1998.

 BPN dinilai masih kurang transparan dalam memberikan informasi, sebagai contoh ketertutupan informasi di Geo KKP dan masih belum terlihat terjangkau oleh KPK.

(18)

18  Masih kurangnya juru ukur.

 Tanah terlantar masih belum memiliki mekanisme pelaksanaannya dari BPN.  Diperlukan kebijakan Bank Tanah.

 Perlunya penyiapan Peta dasar Pertanahan.

 Mekanisme sertifikasi tanah masih menjadi kegiatan untuk melakukan kegiatan korupsi.

Tata Ruang

 Perlu pengawalan terkait kelembagaan Tata Ruang yang berpindah ke Kementerian ATR.

 Kemendagri dinilai masih kurang transparan dalam memberikan informasi.

 Perlunya penguatan pengendalian dan pengawasan TR dengan memperbanyak PPNS yang didukung oleh perlindungan PPNS tersebut.

 Didalam RPJMN ke depan diagendakan penyelesaian RRTR skala 1:5000.  BIG sudah memulai One Map Policy.

 Perlunya integrasi UUPR dengan UU Kehutanan dan Pertambangan.

Kehutanan

 Perlunya reformasi regulasi di bidang kehutanan.

 Tata kelola perizinan kehutanan masih belum transparan.

 Sumber korupsi utama terletak di pelepasan hutan secara parsial.

 Kehutanan dinilai masih kurang transparan dalam memberikan informasi.

Lingkungan Hidup

 Belum adanya PP KLHS sebagai turunan dari UU 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Berbagai dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UPL, UKL) tidak valid datanya karena disalahgunakan. Dokumen dapat dibeli untuk melegalkan kepentingan tertentu.

 Maraknya kebakaran hutan di Pulau Kalimantan.

 Perlunya moratorium izin kawasan pertambangan di Kabupaten.  Lemahnya Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup.

 Perlunya program-program penghargaan dan penilaian kepada Pemda di Bidang LH. Isu-isu yang telah dihimpun akan dijadikan masukan untuk perbaikan matriks Aksi PPK Tahun 2015 Bidang TR dan Pertanahan, dan Kemen Kehutanan-LH.

3.7. Rapat Pembahasan Raperpres tentang RTR KSN Perbatasan Negara di

Kalimantan (Kasaba)

Rapat ini diselenggarakan oleh Sekretariat Kabinet pada tanggal 12 Januari 2014 di Kantor Sekretariat Kabinet. Rapat ini membahas masukan dari Kemhan No: B/13/1/2015 tentang Perbaikan Raperpres RTR KSN Perbatasan Negara di Kalimantan. Oleh sebab itu, akan diselenggarakan pembahasan sekali lagi sebelum diajukan ke Presiden untuk ditandatangani. Beberapa kesepakatan dlam rapat ini, antara lain:

1. Adanya nomenklatur sabuk pengamanan perbatasan. Kemhan akan menetapkan kriteria dan delineasi cakupan wilayah sabuk pengamanan;

2. Dalam mendukung fungsi Hankam, pada arahan peraturan zonasi di batang tubuh dan indikasi program, setiap kegiatan yang berkaitan langsung dicantumkan mendukung pertahanan keamanan;

(19)

19 3. Sesuai dengan UU 23/2014, izin pemanfaatan ruang di kawasan perbatasan negara akan dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. Harus disusun mekanisme pemberian izin di kawasan perbatasan negara oleh Pemerintah Pusat; dan

4. Sesuai dengan UU 23/2014 RDTR di kawasan perbatasan negara akan disusun oleh Pemerintah Pusat. Akan dibahas siapa yang dimaksud dengan Pemerintah Pusat disini. Selanjutnya akan dilakukan perbaikan pada Raperpres ini sesuai dengan kesepakatan rapat.

3.8. Rapat Pimpinan–APBN P 2015 Terkait Sinkronisasi RPJMN-RPJMD dan RKP

2016

Konsultasi tersebut dilaksanakan dalam rangka konsultasi DPRD Kota Serang terkait dengan penetapan ruang terbuka hijau di Kota Serang terkait dengan Perda, data citra satelit, situs cagar budaya, dan LP2B pada tanggal 10 Desember 2014 di Ruang Sekretariat BKPRN. Adapun beberapa hal yang dibahas dalam rapat, yaitu terkait pemanfaatan dan Pengendalian Ruang Terbuka Hijau, yaitu:

 Kota Serang telah memiliki Perda No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, namun pada kenyataannya, di lapangan masih terdapat penyalahgunaan wilayah RTH menjadi pos-pos polisi dan bangunan lain yang tidak sesuai.

 DPRD Kota Serang mengharapkan klarifikasi mengenai penetapan RTH sebesar 30 persen dan karateristik RTH, apakah termasuk sawah, hutan rakyat dan jalur pipa gas yang ditanami tanaman, dan lain sebagainya.

 Sebagian dari RTH yang sudah ada tidak berada di bawah kewenangan pemda, terkait hal itu, DPRD Kota Serang menanyakan apakah perlu melakukan pembebasan lahan untuk penetapan dari RTH tersebut.

DPRD Kota Serang akan berkonsultasi dengan BIG dan LAPAN terkait dengan penyediaan data citra satelit.DPRD Kota Serang disarankan untuk: a) Mendalami LP2B, terutama mengingat LP2B menyangkut kepemilikan hak atas tanah perorangan; b) Dalam waktu dekat, memprioritaskan terlebih dahulu penyelesaian RRTR, yang merupakan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, termasuk untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian.

3.9. Rapat Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Morowali Utara dan

Banggai Laut

Rapat yang diselenggarakan pada 12 Januari 2015 di Ruang Rapat SG 1-2, Bappenas, dipimpin langsung Menteri PPN/Kepala Bappenas. Dalam rapat tersebut didiskusikan beberapa hal penting, yaitu:

1. Amanat Presiden tentang Pembahasan APBN-P dengan DPR akan diberikan kepada Bappens, Kemen Keuangan, dan Kemen Kum-HAM.

2. Ditekankan agar kedepan Bappenas mengambil peran lebih aktif mengarahkan dan tidak hanya berfungsi sebagai kantor pos. Dengan demikian, Bappenas akan menjadi pengendali arah pembangunan nasional. Kedeputian Regional berfungsi sebagai pendamping dan mitra Pemerintah Daerah.

3. Beberapa jadwal penting yang perlu dicermati, diantaranya:  Laporan Kinerja (LKJ) diselesaikan akhir Januari 2015.  Batas waktu penyelesaian Blue Book adalah Februari 2015.

(20)

20  Penyesuaian Rentra K/L dijadwalkan paling lambat Minggu Pertama April (3 bulan

setelah RPJMN ditandatangani Presiden).

 Pagu tambahan inisiatif baru didistribusikan setelah 'trilateral meeting' dan musrenbang, sekitar bulan Mei 2015.

4. Upaya khusus perlu dilakukan terkait kegiatan prioritas berupa pembangunan 10 kota baru dan technopark. Direncanakan untuk mengadakan pertemuan dengan seluruh staf Bappenas berlatar belakang pendidikan Perencanaan Kota.

Pertemuan ini merupakan upaya memperoleh msukan terkait pembangunan 10 kota baru.

3.10. FGD Implementasi Konsep Nawacita dalam Peninjauan Kembali RTRWN

FGD diselenggarakan untuk menampung pemikiran dan ide–ide konstruktif dalam upaya mempertegas peran dan fungsi RTRWN sebagai kebijakan spasial pembangunan kewilayahan dan sektorat yang mengikat. FGD yang dipimpin oleh Kasubdit APP ini diselenggarakan pada tanggal 13 Januari 2015. Dalam kesempatan ini, Menteri ATR memberikan arahan, seperti:

1. Perlu memperkaya konten kemaritiman dalam RTRWN untuk mendukung perwujudan poros maritim dan mewujudkan keterpaduan infrastruktur untuk mempermudah pergerakan barang dan jasa, sekaligus meminimumkan biaya logistik.

2. Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah terutama Desa, Kawasan Timur Indonesia, dan Kawasan Perbatasan. Hal ini perlu pengkayaan terhadap perkembangan desa untuk upaya memperkecil ketimpangan dan meningkatkan daya saing Indonesia, serta mendorong pengembangan kawasan perbatasan sebagai garda depan negara.

3. Perlu menjalankan agenda membangun infrastruktur untuk peningkatan produktivitas dan daya saing Indonesia. Hal ini perlu pengkayaan pada fokus pembangunan infrastruktur khususnya untuk membuka isolasi wilayah dan pembentukan backbone utama ekonomi nasional yang terpadu dan menyeluruh.

4. Rencana Tata Ruang saat ini perlu diimplementasikan dengan baik dan diupayakan dapat mengurangi kemiskinan di Indonesia.

5. Tantangan Kementerian ATR ke depan adalah bagaimana cara mengurangi ego sektoral 6. Kedepannya harus ditekankan bahwa Rencana Tata Ruang dapat ditinjau setelah 5

(lima) tahun

7. Saat ini sedang disusun surat peninjauan ulang tentang kelembagaan BKPRN, karena berdasarkan hasil evaluasi, banyak K/L yang tidak bisa bekerja optimal. Dengan adanya kementerian ATR, dirasa sudah tidak perlu adanya kelembagaan BKPRN.

8. Hasil dari rapat ini jika memerlukan rekomendasi regulasi berupa keputusan menteri akan diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) hari, Perpres 10 (sepuluh) hari, dan PP dalam waktu 1 (satu) bulan.

Hasil dari FGD akan ditampung oleh Panitia sebagai masukan dalam peninjauan kembali RTRWN, yang berkaitan denga TR terutama terkait Penetapan PKN, PKW, dan PKSN.

3.11. Persiapan Pembahasan APBN-P 2015 Kementrian ATR/BPN

Tujuan diselenggarakannya pertemuan pada tanggal 13 Januari 2015 ini adalah untuk membahas besaran target dan alokasi anggaran program dan kegiatan tahun 2015 yang akan diusulkan dalam APBN-P 2015. Berikut beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut:

(21)

21

Terkait Bidang Pertanahan

 Terdapat kebutuhan tambahan alokasi anggaran sebesar Rp. 5,11 Triliun sesuai hasil pertemuan trilateral meeting dibandingkan indikasi pendanaan dalam RPJMN 2015-2019.

 Berdasarkan hasil analisa Dit. TRP terdapat perbedaan antara RKP 2015 dengan usulan dalam trilateral meeting di tahun 2015 sebesar Rp. 38 M. Perbedaan tersebut mungkin dikarenakan adanya kesalahan dalam menaruh anggaran pada kolom kegiatan yang tidak tepat. Selain itu, terdapat perbedaan satuan untuk beberapa kegiatan seperti IP4T. Perbedaan alokasi terbesar pada kegiatan pemetaan dasar.

Untuk kegiatan Pilot Project Penyelesaian Kasus Pertanahan sebanyak 34 kasus merupakan bagian dari 879 kasus yang sudah ada didalam RKP 2015 dengan anggaran sebesar Rp. 37 Milyar. Namun alokasi tersebut dalam DIPA RKA K/L BPN Tahun 2015 berkurang menjadi hanya Rp. 13 Milyar.

Terkait Bidang tata Ruang

Disampaikan oleh TRP Bappenas bahwa dari exercise DJPR sebelumnya, masih terdapat pagu yang tidak teralokasikan. Arahan dari Dit.APP Bappenas adalah keseluruhan pagu harus teralokasikan, sehingga telah dialokasikan ulang untuk penyediaan peta skala besar

Terdapat pagu on-top 50M yang belum teralokasikan kemanapun untuk kegiatan quickwins inkubasi 10 (sepuluh) kota baru dalam 5 (lima) tahun yang harus dibahas dengan Dit.Perkotdes dan Dit.APP Bappenas.

 Terkait penyediaan peta skala besar, selanjutnya harus dipastikan bahwa kegiatan ini tidak overlap dengan penyedian peta skala besar oleh BIG.

Selanjutnya perlu dialkukan pembahasan dengan Dit Perkotdes dan APP Bappenas terkait pagu on-top 50M untuk kegiatan quickwins inkubasi 10 (sepuluh) kota baru.

3.12. Diskusi Terfokus Implementasi Nawacita dalam PK-RTRWN

Diskusi ini dielenggarakan pada tanggal 14 Januari 2014 di Aula Prona Lt. 7 Kementerian ATR. Diskusi yang bertujuan menghimpun masukan stakeholder untuk menginternalisasi Nawacita dalam PK RTRWN ini dibagi menjadi 2 (dua) sesi. Sesi pertama dengan tema “Membangun Infrastruktur untuk Peningkatan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Indonesia”, dan Sesi kedua dengan tema “Membangun Kedaulatan Pangan dan Energi”. PK RTRW akan memperhatikan Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) termasuk rencana pembangunan jaringan jalan, Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dengan komposisi kawasan hutan dan kawasan non-hutan dengan perbandingan 70:30 perlu ditinjau ulang agar tidak terus menjadi penghambat utama pembangunan dan kedaulatan pangan, sehingga perlu penelitian dan pengkajian untuk merekomendasikan kebijakan pengintegrasian food, water, dan energy security.

3.13. Diskusi Dampak Penerapan Kebijakan Fixed Subsidy

Sejak awal Januari 2015 telah diberlakukan kebijakan subsidi tetap BBM sebesar Rp. 1.000 per liter. Dengan demikian, harga BBM akan mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia. Diskusi ini membahas kelebihan dan kekurangan kebijakan subsidi tetap. Secara umum, kebijakan subsidi tetap sebenarnya lebih tepat diterapkan pada negara yang sudah mencapai

(22)

22 tingkat inflasi rendah, sehingga perlu tetap mengantisipasi kemungkinan harga minyak mentah dunia akan naik kembali di tahun 2016 dengan langkah-langkah diantara: mempercepat pencapaian target inflasi rendah; membenahi struktur pasar bahan komoditas pokok; membangun kebijakan pengamanan melalui peneydiaan ‘contingency fund’. Diskusi semacam ini akan kembali dilakukan untuk membahas isu-isu lainnya, seperti peran pemerintah dalam intervensi harga.

3.14. Percepatan Pembangunan Perumahan Rakyat Skala Besar melalui Kasiba

dan Lisiba-BS di Daerah

Pertemuan dengan HUD ini diselenggarakan di Hotel Ambhara pada tanggal 14 Januari 2015. Pertemuan ini menjadi penting terutama dengan hadirnya mantan menteri Perumahan Rakyat, Cosmas Batubara, Theo Sambuga, dan Hasyim Asy’ari. Selain itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri PU-Pera juga berkesempatan hadir dan memberi sambutan. Hal yang dapat disimpulkan dalam rapat ini adalah tepatnya Sinkronisasi RPJMN dan RPJMD sebagai salah satu IKU. Hal tersebut sesuai dengan usulan Dit TRP selama ini.

3.15. Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Data Citra Satelit Penginderaan Jauh

Resolusi Tinggi

Untuk melakukan inventarisasi kebutuhan K/L dan Pemda akan citra satelit resolusi tinggi, dan memaparkan kesiapan LAPAN dan BIG dalam penyediaan data tersebut, serta merumuskan strategi pemenuhan kebutuhan data, Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial, BIG mengeadakan rapat koordinasi pada tanggal 15 Januari 2015. Dalam rapat, disampaikan bahwa pengadaan data penginderaan jauh resolusi tinggi untuk Instansi Pemerintah hanya dapat dilaksanakan oleh LAPAN, dan penyeelnggaraan Informasi Geospasial Dasar dilakukan oleh BIG. Peran LAPAN adalah menyediakan data penginderaan jauh resolusi tinggi dengan lisensi pemerintah. Hasil kesimpulan dari pertemuan ini adalah BIG dan LAPAN telah berkomitmen dan telah meneydiakan data citra satelit untuk jajaran pemerintah, salah satunya adalah implementasi dari Inpres 6/2012 dalam pengadaan citra SP0T6. Adanya permintaan data citra spasial resolusi tinggi dari K/L dan Pemda akan dianalsis lokasi letaknya dengan lokasi data citra yang dimiliki oleh LAPAN dan BIG, kemudian akan ditentukan prioritas pengadaan kebutuhannya.

3.16 . Penandatanganan MoU Kemen ATR dan IAP

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut pertemuan Menteri ATR dan IAP beberapa waktu lalu dalam rangka meningkatkan kualitas Rencana Tata Ruang Wilayah. Butir penting dari MoU ini adalah kesepakatan untuk melakukan sertifikasi terhadap konsultan perencana ruang. Beberapa hal penting yang mengemuka dalam sesi diskusi, sambutan menteri ATR yaitu :

 Pengelolaan tata ruang sebaiknya terpadu mencakup darat, laut, udara dan bawah tanah.

 Perencanaan tata ruang yang visioner merupakan keniscayaan.

 Peningkatan kompetensi perencana ruang (konsultan dan staf pemerintah) menjadi salah satu persyaratan bagi peningkatan kualitas produk rencana tata ruang, dan pengendalian ruang.

 Ikatan Ahli Perencana (IAP) bekerjasama dengan Kementerian ATR akan melakukan sertifikasi perencana ruang (sesuai dengan MoU yang ditandatangani hari ini)

(23)

23  Keberadaan Kementerian ATR mendorong ditiadakannya BKPRN agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan. Namun, kebutuhan adanya sebuah forum tata ruang tetap dipandang perlu.

Sekretariat BKPRN diminta untuk segera menyiapkan skenario ‘Forum Tata Ruang’ sebagai alternatif BKPRN.

3.17. Rapat Rencana Kaji Ulang RAN/RAD GRK dan Persiapan INDC

Rapat yang dipimpin oleh Direktur Lingkungan Hidup, Bappenas, diselenggarakan pada tanggal 15 Januari 2015 di Ruang Rapat SG-5, Bappenas. Tujuan terselenggaranya rapat ini adalah sebagai kick-off dalam rencana kaji ulang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan Rencana Aksi Daerahnya (RAD-GRK) dan juga sebagai persiapan kontribusi Indonesia dalam mengatasi isu perubahan iklim pasca 2010 (Intended Nationally Determined Contribution/INDC) untuk kemudian disampaikan kepada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).Beberapa pokok rencana kaji ulang adalah:

1. Penyesuaian dengan RPJMN 2015-2019 seperti misalnya:

 Bonus demografi (bisa jadi aksi mitigasi kalah dengan ledakan penduduk).  Perubahan paradigma ke transportasi laut (menyebabkan emisi lebih rendah).  Target akses air minum yang layak menjadi 100% di tahun 2019 (hulu harus dijaga).  Penyesuaian kembali angka-angka target penurunan emisi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2. Mempertimbangkan hasil-hasil yang telah dicapai selama 2010-2014. 3. Menyusun proyeksi penurunan emisi pasca 2020.

4. Identifikasi upaya yang dilakukan pelaku usaha, swasta dan masyarakat yang memiliki peran besar.

5. Identifikasi dukungan dari legislatif.

6. Penambahan aksi mitigasi dan metodologi yang belum masuk kedalam dokumen RAD-GRK.

7. Perkembangan dinamika internasional seperti hasil negosiasi di UNFCCC terkait INDC. Kaji ulang diharapkan sekaligus dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang terkait atau diusulkan sebagai Nationally Appropriate Mitigation Action (NAMA). Selanjutnya akan dilakukan rapat lanjutan dengan sektor-sektor terkait, yang dikoordinasikan oleh Bappenas.

3.18. Persiapan Perencanaan dan Penganggaran 2015

Dalam rangka mebahas kinerja penyerapan anggaran tahun 2014 dan kebijakan anggaran tahun 2015, Sekretaris Utama Bappenas menyelenggarakan rapat ini pada tanggal 16 Januari 2015 di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas. Dalam pertemuan tersebut disampaikan bahwa perlunya efisiensi pemanfataan anggaran terutama komponen pendukung ke komponen utama, seperti kajian. Setiap TOR terutama untuk kegiatan dan koordinasi strategis disusun sebaik mungkin karena akan direview oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan efisiensi pemanfataan anggaran terutama komponen pendukung ke komponen utama, seperti kajian.

Oleh sebab itu, setiap Direktorat perlu menyusun rencana penyerapan anggaran setiap bulan dan SK kegiatan, dan setiap Direktorat perlu melakukan penelahaan (exercise) terhadap komposisi alokasi kegiatan yang ada didalam TOR terutama untuk komponen perjalanan dinas,

(24)

24 dan rapat diluar kantor. Sebisa mungkin dilakukan realokasi untuk kegiatan seminar atau kajian dengan kualitas yang lebih baik.

3.19. Diskusi Penyiapan Kegiatan SCDRR Tahun 2015

Pertemuan ini diadakan pada tanggal 19 Januari 2015 di Ruang Rapat Sekretariat BKPRN dengan tujuan untuk mendiskusikan Kegiatan Kajian SCDRR tahun 2015. Kegiatan kajian SCDRR ini dilatarbelakangi adanya dukungan dana dari Australia, sebesar 300 juta, untuk membantu kegiatan strategis di Bappenas, yaitu kelanjutan kajian materi teknis revisi pedoman penyusunan RTR berdasarkan perspektif pengurangan risiko bencana. Proyek akan berlangsung selama 6 (enam) bulan (Jan s/d Juni 2015). Pada kesempatan yang ada, Dit TRP menyampaikan bahwa kajian materi teknis yang lalu sudah selesai, sudah disampaikan ke Kementerian ATR, untuk mendukung kegiatan penyusunan pedoman yang sedang mereka susun. Untuk tahun ini, Dit. TRP mengusulkan, kajian difokuskan bukan lagi pada sisi perencanaan, tapi pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana, dengan studi kasus di salah satu KSN yang tingkat rawan/risiko bencananya tinggi. Selanjutnya, pihak SCDRR akan mengadakan rapat yang mempertemukan Direktur TRP, Direktur KKDT-Bappenas, dan Direktur Pengurangan Risiko Bencana-BNPB, untuk mendiskusikan dan menyepakati kajian SCDRR di Tahun 2015, dan pihak SCDRR akan menyusun brief notes untuk pertemuan tersebut.

3.20. Rapat Pembahasan Rekomendasi Peruntukan Ruang Kawasan Militer Kota

Ambon

Pertemuan yang dipimpin oleh Asdep Penataan Ruang dan Pmbangunan Daerah Tertinggal, Kemenko Bidang Perekonomian, diselenggarakan tanggal 20 Januari 2015 di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian. Tujuan diadakannya rapat ini adalah untuk membahas adanya surat dari Wakil Gubernur Provinsi Maluku yang memohon rekomendasi BKPRN terkait penentuan lokasi dermaga baru Pangkalan Angkatan Laut di Desa Tawiri, Kota Ambon.

Beberapa pokok permasalahan adalah:

 Pembangunan Jembatan Merah Putih di mulut teluk di Kota Ambon (sudah 90% selesai) berdampak pada kapal TNI AL dengan tinggi lebih dari 34 m tidak dapat lewat untuk masuk ke pangkalan Angkatan Laut Halong yang berada dalam teluk.

 Didasarkan pada kondisi tersebut, dicari alternatif tempat berlabuh di luar teluk, yaitu di Desa TawiriKota Ambon (dekat dengan Bandara Pattimura Ambon), yang diperuntukan bagi kapal dengan tinggi lebih dari 34 m yang tidak dapat berlabuh di Halong. Dana pembangunan ini sudah masuk dalam APBN-P dan APBD (kontribusi). Terdapat 3 (tiga) alternatif lokasi, namun di Desa Tawiri yang dirasa paling memungkinkan.

 Namun berdasarkan Perda 24/2012 tentang RTRW Kota Ambon, Kawasan Tawiri diperuntukan untuk kawasan strategis kepentingan LH, permukiman hunian rendah, hutan mangrove, pengembangan bandara, dan pantai berhutan bakau.

Provinsi Maluku memohon rekomendasi BKPRN terkait pembangunan lokasi dermaga baru Pangkalan Angkatan Laut di Desa Tawiri, Kota Ambon. Dalam penetapan lokasi, harus ada feasibility study termasuk kajian biaya, alternatif lokasi lain, dan kajian lingkungan. Selanjutnya, akan dilakukan rapat lanjutan dengan sektor-sektor terkait, dengan data-data yang lebih lengkap terkait anggaran dan alternatif alokasi oleh Pemda dan Kementerian PU.

(25)

25

3.21. Pembahasan Pengadaan Citra Satelit Resolusi Tinggi untuk Pembuatan

RDTR di Peta Dasar Pertanahan Tahun 2015

Rapat yang diselenggarakan pada 23 Januari 2015 ini dipimpin oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas. Terselenggaranya rapat ini adalah untuk membahaskebutuhan penyediaan citra satelit resolusi tinggi pada tahun 2015 yang akan digunakan untuk penyelesaian RDTR dan peta dasar pertanahan. Berikut beberapa hal penting yang dibahas dalam rapat tersebut:

1. Sudah dialokasikan pendanaan di Kementerian ATR/BPN sebesar 250 M untuk penyusunan peta. Namun, hal ini tidak akan dapat dilakukan apabila tidak tersedia citra satelit resolusi tinggi.

2. Telah disampaikan sebelumnya kebutuhan tambahan sebesar Rp. 27 Miliar untuk pengadaan citra satelit. Namun, kebutuhan tersebut hanya untuk pertanahan sehingga diperlukan tambahan alokasi kembali sebesar Rp. 48 Miliar sehingga mencapai sebesar Rp. 75 M.

3. Sampai Tahun 2014, BIG sudah memiliki peta skala 1:5000 untuk wilayah Sulawesi dan Jawa Bagian Barat. Sehingga apabila realokasi anggaran dari BIG ke LAPAN tidak mungkin dilakukan maka lokasi target penyelesaian RDTR dan peta dasar pertanahan bisa digeser kewilayah Sulawesi dan Jawa Bagian Barat.

4. Untuk TA 2015 sedang ada APBN-P namun tidak ada dana untuk penyediaan citra resolusi tinggi. Langkah yang bisa diambil adalah kebutuhan tambahan diajukan pada pembahasan dengan komisi di DPR.

Selanjutnya, perlu dilakukan pembahasan dengan komisi DPR dan dengan Kementerian Keuangan, BPK, BPKP untuk mencari alternatif untuk kebutuhan pengadaan citra satelit resolusi tinggi.

3.22.

Kunjungan ke

Kantor BIG Dalam Rangka Tindak Lanjut Rencana

Pelaksanaan "Stocktaking" Kebijakan One Map Policy

Kegiatan

ini merupakan tindak lanjut rencana pelaksanaan stocktaking (audit) terkait

peta pemanfaatan ruang, dimana dalam waktu dekat akan diadakan Rakor Menteri

terkait one map policy, sehingga diharapkan sebelumnya dapat diadakan Rapat Eselon I

BKPRN untuk mempersiapkan Rakor tersebut. Diharapkan dengan adanya stocktaking

ini, kedepannya akan tersedia data dan peta tematik tunggal pemanfaatan ruang di

Indonesia dan rekomendasi penyelesaian masalahnya. Kesimpulan dari beberapa hal

yabg disalampaikan dalam rapat, yaitu:

 Penyusunan Informasi Geospasial sudah sangat mendesak untuk dilakukan dalam rangka penyusunan dan revisi peta RTR.

 Kedepan dalam proses persetujuan substansi RTR, daerah perlu menyampaikan juga peta dengan format ‘shp’, bukan hanya format ‘jpeg’ sehingga kualitas peta RTR menjadi lebih baik.

 LAPAN akan menyampaikan data citra satelit (Pleiads) kepada 10 K/L terkait pada 29 Januari 2015 yang merupakan data hasil pengadaan tahun 2014.

 Seluruh K/L telah/sedang menyusun peta tematik berdasarkan peta dasar yang dibuat oleh BIG.

(26)

26  BIG akan membuat skenario penyelesaian peta skala besar berdasarkan data penyelesaian RDTR dari Kementerian ATR. Setelah itu akan dibahas terkait penganggarannya bersama ATR.

Selanjutnya akan diadakan rapat Eselon I pada Tanggal 30 Januari 2015 yang membahasan ketersediaan peta yang telah disusun oleh masing-masing K/L dengan pokok pembahasan:

 Kebutuhan penyusunan roadmap 5 (lima) tahun tentang peta tematik (yang sudah ada, yang belum ada, dan yang masih perlu dimutakhirkan).

 Kebutuhan masing-masing K/L termasuk pendanaan dan sumberdaya manusia dalam penyediaan peta tematik tersebut.

 Regulasi yang dibutuhkan untuk mempermudah proses penyediaan berbagai peta tematik tersebut.

 Terobosan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan penyediaan peta skala menengah dan skala besar.

3.23. Pembahasan Draft-0 Masterplan Pengurangan Resiko Bencana Gerakan

Tanah

Rapat diselenggarakan di Ruang Rapat Gedung BPPT pada tanggal 27 Januari 2015, diselenggarakan untuk menampung masukan mengenai Draft-0 Masterplan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Gerakan Tanah.

Terdapat enam komponen utama MP-PRB Gerakan Tanah yaitu:  Kebijakan dan Kerangka Kerja Kelembagaan.

 Pemetaan dan analisis tingkat kerentanan bahaya.  Riset/penelitian dan industrialisasi.

 Mitigasi bencana gerakan tanah (struktural dan non-struktural).  Pemantauan gerakan tanah dan sistem peringatan dini.

Tim Perumus (BNPB) akan menuliskan kembali hingga akhir Februari 2015

(Draft-1) sesuai dengan masukan dalam rapat ini dan masih perlunya pembahasan lebih

lanjut mengenai mekanisme pemantauan dan evaluasi terpadu.

3.24. Reducing Regional Disparity – Realizing the Strengths in What We Already Have

Untuk menyampaikan pendekatan “Research to Policy” yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia, khususnya Bappenas dalam menyusun rencana pembangunan nasional. Hal tersebut dilakukan sebagai tanggapan dan menunjukan hasil implementasi dari kursus singkat “Bridging Research to Policy” yang diberikan oleh Australian Awards pada pejabat Pemerintah Indonesia, khususnya Bappenas, maka diselenggarakan workshop dengan tema Reducing Regional Disparity karena sepertintya Australia dan Indonesia memiliki kesamaan tantangan dalam hal Regional Disparity. Workshop diselenggarakan oleh Austrian Awards pada tanggal 27 Januari 2015 di Ruang SG 3-4, Bappenas.

Di dalam workshop disampaikan bahwa salah satu kebijakan yang menjadi contoh bagi penurunan disparitas pelayanan kesehatan adalah kebijakan “Tele-Health” sebuah program pelayanan jarak jauh yang memungkinkan masyarakat umum mendapat layanan jasa kesehatan oleh dokter ahli tanpa harus bergerak ke pusat kota. Pada presentasinya dijelaskan pula

(27)

27 kebutuhan penyediaan tenaga kesehatan bukan dokter (perawat terlatih) yang dapat menjamin pelayanan kesehatan masyarakat. Pada kesempatan berikutnya, berturut-turut Bapak Deputi Bidang Ekonomi, dan Staf Ahli Menteri Bidang Maritim dan Tata Ruang, masing-masing menyampaikan analisa ekonomi makro dan analisa regional yang menjadi dasar penyusunan kebijakan pembangunan dalam RPJMN 2015-2019.

Indonesia memiliki tingkat disparitas dengan tingkat keunikan karakter regional yang amat tinggi sehingga tantangan yang dihadapi, walaupun terlihat sama namun secara detail bisa menjadi amat berbeda. Hal tersebut yang menyebabkan contoh kebijakan yang dipaparkan memiliki level yang berbeda antara yang disampaikan oleh Australia dengan Indonesia. RPJMN dalam cara pandang tertentu belum dapat memberikan arahan kebijakan operasional, khususnya dalam bidang pengembangan regional (in reducing regional disparity), seperti halnya Australia memutuskan untuk mengganti program “Flying Doctor” dengan “Tele-Health”. Namun demikian, diyakinkan bahwa program kebijakan pengembangan regional yang tertuang dalam RPJMN secara teknokratik efektif dalam mengurangi kesenjangan antar wilayah.

3.25. Persiapan Kawasan Gunung Rinjani sebagai Global Geopark UNESCO

Rapat yang diselenggarakan pada tanggal 28 Januari 2015 di Ruang Rapat SS-3, Bappenas, bertujuan untuk melakukan review terhadap status Rancangan Perpres RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN) Gunung Rinjani dan status proses pengusulan Geopark Kawasan Gunung Rinjani–Lombok sebagai The Global Geoparks Network (GGN); serta mengidentifikasi bentuk dukungan integrasi program lintas K/L terkait Kawasan Gunung Rinjani. Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008, Kawasan Gunung Rinjani termasuk Kawasan Strategis Nasional dengan sudut kepentingan lingkungan hidup. Pada tahun 2015, prioritas penetapan Perpres RTR KSN dilakukan untuk 5 (lima) kawasan perbatasan negara. Sementara status RaPerpres RTR KSN Gunung Rinjani hingga bulan Januari 2015 baru selesai dibahas di tingkat Eselon I BKPRN dan akan diajukan untuk harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM. Peta skala 1:25.000 untuk Kawasan Gunung Rinjani telah tersedia di BIG sehingga hanya perlu pematangan substansi oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang agar Rancangan Perpres KSN Gunung Rinjani dapat segera ditetapkan.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang akan mengupayakan percepatan proses penetapan Raperpres RTR KSN Gunung Rinjani kepada Kementerian Hukum dan HAM.

Direktorat ESDM,

Bappenas dan Badan Geologi akan melakukan pertemuan khusus terkait kelembagaan

Geopark Gunung Rinjani dan pembentukan

Komite Nasional Geopark Indonesia.

3.26. Penjabaran RPJMN dalam RKP dan Revitalisasi Musrenbangnas

Rapat yang dipimpin oleh Direktur Pengembangan Wilayah ini diselenggarakan pada tanggal 28 Januari 2015 di Ruang Rapat SG 1-2, Bappenas. Pada kesempatan yang ada para direktur dari Direktorat Pengembangan Wilayah, Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan, Direktorat Pendidikan, Direktorat Transportasi, menyampaikan tanggapan dan memberikan masukan. Menurut Direktur PW, terkait dengan hubungan RPJMN dengan RPJMND, UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah merubah klausul “diperhatikan” menjadi “mengacu”, sehingga Bappenas lebih memiliki dasar hukum dalam mengarahkan pemerintah daerah untuk berpedoman kepada RPJMN dalam proses penyusunan RPJMD.

(28)

28 Bappenas perlu meningkatkan perannya dalam menjamin konsistensi perencanaan nasional, mulai dari RPJMN, Renstra K/L, dan hingga ke RPJMD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Mekanisme pelaksanaan Musrenbang akan dilakukan perubahan mendasar, dimana pembahasan akan dilakukan per isu strategis dan bukan lagi per K/L. Detail perubahan akan dikonsultasikan lebih lanjut dengan pimpinan Bappenas, termasuk antisipasi perubahan struktur Bappenas ke depan.

3.27. Penyusunan Grand Design Pembangunan Kota Baru Publik di Indonesia

Pertemuan ini dilakukan pada tanggal 29 Januari 2015 dan dihadiri oleh Dr. Ir.

Wicaksono Sarosa, Ir. Bernadus Djonoputro, dan Hendricus Andy Simarmata, S.T., M.Si.

Usulan lokasi pembangunan kota baru sejauh ini, yaitu: Tanjung Selor (sesuai arahan

Menteri PPN), dapat mewakili pembangunan kota dari nol; serta lokasi lain yang

sebaiknya mewakili ‘urban regeneration’ . Bapak Bernadus, Bapak Wicaksana, Bapak

Andy Simarmata akan diposisikan semacam ‘advisor’ dan untuk Bapak Bernadus

kemungkinan juga sebagai ‘team leader’ yang menjembatani pihak konsultan dengan

tim Bappenas.. Selanjutnya akan dilakukan penelaahan terhadap usulan Bapak

Bernadus agar konsultan tidak hanya menangani substansi, tetapi juga administrasi dan

logistik. Concern utama adalah perlunya pendekatan business unusual dalam waktu

yang relatif pendek, sementara belum ada kepastian ketersediaan pembiayaan dan

mobilitas konsultan, serta akan disusun KAK Grand Design secara rinci untuk direview

oleh para advisor. Direncanakan pelaksanaan FGD tahap 1 pada tanggal 5 Februari 2015

dengan tema Review Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional

(KSPPN): Kota Masa Depan yang Berkelanjutan.

3.28. Rapat Eselon I–Pembahasan Stocktaking dalam Mendukung Pelaksanaan

One Map Policy

Rapat yang bertujuan untuk mempersiapkan Rapat Koordinasi (Rakor) Tingkat Menteri dengan tema implementasi one map policy dengan skala peta 1:50.000, diselenggarakan pada tanggal 30 Januari 2015 di Ruang Rapat Lantai 1 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kondisi dan Permasalahan Stoctacking Tahun 2010:

 Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI, tahun 2003) sebagai peta dasar belum dimutakhirkan berdasarkan data citra satelit terbaru.

Data yang berasal dari berbagai K/L perlu dilakukan koreksi/validasi/updating.

 Kondisi data belum seluruhnya siap untuk dilakukan analisis spasial, karena, a.l: keragaman format, struktur data dan skala peta dan keragaman sumber dan tahun pengumpulan data, sehingga perlu dilakukan integrasi data (digitasi, edit, topologi) terhadap citra satelit terkini yang akan membutuhkan waktu lama

Data spasial batas administrasi Prov, Kab/Kota berbeda-beda dan belum update berdasarkan data pemekaran daerah.

Spatial Gap Analysis baru mencakup ruang daratan.

Dalam pertemuan ini disepakati untuk pemetaan dasar 1:50.000 ditargetkan tahun 2015 seluruh indonesia, kecuali Kalimantan (namun tetap diupayakan selesai seluruh Indonesia di tahun 2015 dan fokus pengisian peta tematik melalui simpul jaringan). K/L selama tahun 2015 harus sudah mengisi tematik berdasarkan peta dasar BIG. Tindak lanjut dari pertemuan ini adalah akan dilakukan identifikasi daerah yang akan direvisi RTRW dan tidak terbatasi waktu 5

(29)

29 (lima) tahun berdasarkan tingkat permasalahan. Rapat Koordinator Tingkat Menteri akan diagendakan pada Minggu ke-2 Bulan Februari 2015 setelah Rencana Aksi tersusun. Akan dilakukan penyusunan laporan sebagai bahan rapat untuk Menteri PPN/Bappenas.

(30)

30

BAB IV

RENCANA KEGIATAN

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada Bulan Januari 2015, disepakati agenda penting sebagai tindak lanjut kegiatan yang akan dilaksanakan di Bulan Februari 2015. Rencana kegiatan Bulan Februari, adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang

No. Kegiatan Utama Sub Kegiatan Target Waktu

1

Koordinasi Perencanaan 2015

Pertemuan dengan Dit. Bina Program dan Kemitraan DJPR

Pertemuan dengan Dit Binda Program dan

Kemitraan DJPR Minggu ke-1&2 Februari 2015 Pertemuan dengan Dit.

Binda 1, 2 dan Perkotaan DJPR, dan Pusdata

Pertemuan dengan Dit. Binda 1,2 dan Perkotaan DJPR, dan Pusdata

2 Revisi RKP 2015

Pertemuan dengan ATR Kesepakatan Revisi

Substansi RKP 2015 Minggu ke-1&2 Februari 2015 Penetapan RKP 2015 Penetapan Perpres RKP

2015 (Revisi) Minggu ke-3&4 Februari 2105

3 Kajian 2016

Penyelarasan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah Bidang Tata Ruang

Terwujudnya penyelarasan pembangunan nasional dan

daerah Minggu ke-1&4 Februari 2015 Penyusunan TOR

kegiatan 1 (satu) tahun Tersusunnya TOR kegiatan 1 (satu) tahun

4 Kajian 2016

Kajian literatur dan regulasi

Tersusunnya Kajian Literatur dan Regulasi

Minggu ke-1&4 Februari 2014 Koordinasi dengan

Bangda Kemdagri Memilih Tenaga Ahli untuk kajian 2015 melakukan rapat

koordinasi dengan Bangda Kemdagri

5 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah

Pengiriman kuesioner ke daerah

penyusunan draft profil provinsi

Konfirmasi hasil pengisian kuesioner dari daerah tersusunnya draft Jawa Timur

Minggu ke-1&4 Februari 2015

6 Koordinasi Bidang Tata Ruang Penyusunan paparan penyusunan masukan/ bahan rapat keikutsertaan dalam rapat  Terusunnya paparan Direktur TRP dalam rapat, seminar, FGD.  Tersusunnya masukan/bahan rapat, seminar, FGD, dll.  Hadir dan memberikan

pendapat dalam rapat, seminar, FGD, dll.

Minggu ke-1&4 Februari 2015

Gambar

Tabel 2. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang
Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan
Tabel 5. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN
Tabel 6. Rencana Kegiatan Sekretariat RAN

Referensi

Dokumen terkait

103 Teguh Fasty Syaputra UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Teknik Industri UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

{ Jika P bukan pohon kosong: menghasilkan list yang elemennya adalah semua elemen pohon P dengan urutan Preorder, jika semua alokasi berhasil.. { Jika P bukan pohon

“rt” Membuka file teks untuk pembacaan data “wt” Membuka file teks untuk penulisan data “at” Menambah data kedalam file teks. “r+t” Membuka file teks untuk

• Fungsi getche getche getche getche() () () ()dipakai untuk membaca sebuah karakter dengan sifat karakter yang dimasukkan tidak perlu diakhiri dengan menekan.

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

siswa dalam mengikuti pelajaran matemtika(4) kurangnya contoh dan latihan, dan (5) siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal perlu kesiapan

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP