SEMINAR TESIS
ANALISIS SEISMOGRAM TIGA KOMPONEN
TERHADAP MOMENT TENSOR GEMPA BUMI DI
MANOKWARI PAPUA BARAT
Jurusan Fisika Program Study Geofisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2011
Oleh :
IRWAN SETYOWIDODO Dosen Pembimbing :
22
PENDAHULUAN
Secara geologis, Indonesia berada pada perbenturan tiga
lempeng kerak bumi yaitu Eurasia, Pasifik, dan India
Australia.
Selain itu berada pada pertemuan 2 jalur gempa utama,
yaitu Sirkum Pasifik dan Alpide Transasiatic.
Karena itu, kepulauan Indonesia berada pada daerah yang
mempunyai aktivitas gempa bumi cukup tinggi
Gempa
tektonik
adalah
berguncangnya
bumi
yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi.
Arus konveksi inti bumi mengalir ke mantel atas dan
merupakan gaya-gaya utama yang mengontrol terjadinya
gerakan-gerakan lempeng-lempeng.
44
Continue…
1. Pemahaman terhadap karakteristik sesar diperlukan untuk memperkirakan / mengetahui karakter dan akibat kegempaan.
2. Karakteristik ini dapat dilakukan dengan memodelkan moment tensor gempa bumi (Shearer: 2009).
3. Pemodelan moment tensor ini menggunakan metode inversi yang memanfaatkan waveform / waktu tiba gelombang P (Zahradnick: 2008).
4. Penelitian ini dilakukan dengan analisis waveform 3 komponen gempa yang terjadi akibat gerakan sesar.
5. Data yang digunakan ialah, data seismik lokal yang diunduh dari data gempa Jaringan IA.
6. Set data yang digunakan membandingan waveform teramati oleh stasiun dan
waveform sintetik yang telah dihitung fungsi Green.
7. Hasil analisis berupa parameter-parameter gempa yang meliputi: skala, kedalaman, energi gempa, serta model patahan penyebab gempa bumi.
ANALISIS SEISMOGRAM
TIGA KOMPONEN TERHADAP
MOMENT TENSOR GEMPA BUMI
DI MANOKWARI PAPUA BARAT
6
TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN
Bagaimana mengestimasi CMT, fault plane dan
paramater sumber gempa, sehingga akan diketahui
sesar penyebab gempa bumi serta arah bidang patahan.
Sehingga
dapat
barmanfaat
untuk
mengetahui
karakteristik
sumber
gempa,
selanjutnya
akibat
kegempaan dapat diperkirakan sebagai langkah awal
antisipasi
dampak
bencana
gempa
bumi
bagi
masyarakat di sekitarnya.
7
1.
Event gempa yang dipilih adalah gempa di
Kabupaten Manokwari Papua Barat yang
tercatat pada jaringan IA.
2.
Gempa-gempa yang akan dianalisis adalah
gempa dengan magnitude > 6 SR.
3.
Request data yang dilakukan dengan
memilih rekaman data yang memiliki SNR
tinggi, diupayakan dalam bentuk farm.
4.
Rekaman data request meliputi tiga
komponen (BHN, BHE, BHZ).
8
KAJIAN PUSTAKA
8
Continue…
Gelombang seismik mengirimkan energy
strain elastik yang keluar dari sumber
seismik gempa bumi.
Kecepatan
getaran
seismik
ditentukan
oleh modulus elastik dan kerapatan bahan
yang dilalui.
Gelombang
seismik
disebut
juga
gelombang elastik karena osilasi
partikel-partikel medium terjadi akibat interaksi
antara gaya gangguan melawan gaya-gaya
elastik (Kearey, 2002).
10
Continue…
10
.
Menurut cara bergetarnya gelombang seismik dibedakan atas dua tipe :
1) Gelombang longitudinal / gelombang P : arah getar partikel-partikel
medium searah dengan arah penjalaran.
2) Gelombang transversal / gelombang S : arah getar (osilasi)
partikel-partikel medium tegak lurus terhadap arah penjarannya.
Bila arah getar gelombang S terpolasir pada bidang vertikal maka
gelombang tipe ini disebut gelombang SV. Sedangkan bila arahnya
terpolarisir
pada
bidang
horisontal
maka
gelombang
tipe
ini
dinamakan gelombang SH.
Menurut tempat menjalarnya gelombang seisimik :
1. Gelombang tubuh (body wave) yang menjalar masuk menembus
medium. Gelombang ini terdiri atas gelombang P dan gelombang S.
2. Gelombang permukaan (surface wave).
Gelombang Rayleigh (gabungan gelombang P dan gelombang P-SV)
Gelombang Love (gabungan gelombang SH).
Continue…
Gempa Bumi adalah berguncangnya bumi yang akiibat tumbukan antar
lempeng bumi, aktivitas gunung api ataupu runtuhan batuan.
Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari
selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan
energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu
terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas
lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh
lepasnya energi secara tiba-tiba.
Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut
gelombang Gempa bumi. Magnitudo/besaran gempa bumi adalah energi
yang dilepaskan saat gempa bumi, biasanya diukur dari rekaman
gelombang seismik (Purwanto: 2007).
14
16
STRUKTUR GEOLOGI KEKAR DAN SESAR
Kekar tarik (kiri), kekar gerus (tengah), dan kekar hibrid (kanan)
MOMEN TENSOR
Kopel gaya Mij dlm koordinat Kartesian berupa sepasang gaya berlawanan arah
M11 X3 X1 X3 X1 X3 X1 M13 M13& M31
a. dipol, b. (single) kopel dan c. double kopel
d1
d 3
Momen tensor
Z Z Z MXX Y MXY Y MXZ Y X X X Z Z Z MYX Y MYY Y MYZ Y X X X Z Z Z MZX Y MZY Y MZZ Y X X XAda 9 momen tensor yg berbeda. Karena M
ij= M
ji.
Jadi hanya tinggal 6 elemen tensor yg independen:
[M]=
=
ZZ YZ XZ YZ YY XY XZ XYM
M
M
M
M
M
M
M
M
XX
33 23 13 23 22 12 13 12 11M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
rr= M
zzM
Θ Θ
= M
xxM
Φ Φ
= M
yyM
rΘ= M
zxM
rΦ= -M
zyM
Θ Φ
= -M
xy1. Penyiapan Perangkat Penelitian
Menyiapkan Hardware, software dan program komputer: - Fortran - gs - zview - Matlab - ghostgum - SAC - Isola-GUI - m_map - PC & NB OS Linux - GMT - rdseed - PC & NB OS Windows 22
METHODE PENELITIAN
Continue…
2. Penyiapkan Data Source: Jaringan IA
Pemililihan event dengan magnitude > 6 Pemilihan stasiun:
– 3 s/d 4 stasiun terdekat
– diupayakan berada melingkar di sekitar sumber
– memiliki rekaman dengan signal to noise rasio (SNR) tinggi
– merekam data meliputi tiga komponen (BHN, BHE, BHZ) Request data dalam format seed
Format data dirubah dalam bentuk SAC
24
Continue…
PROSEDUR PENELITIAN
2. Prosedur Pengolahan Data
a. Konversi dan Pre Processing Data - Korversi format data: SAC ke ASCII
- Pre processing data: menyiapkan respon instrument, mengkonversi seismogram ke pergeseran dan memilih filter melalui frekuensi rendah untuk menghilangkan noise dengan frekuensi tinggi.
b. Input Data
- Input model bumi (crustal model) - Input event
Event info: lat, lon, depth
Origin time: Hour, min, second
Commants: magnitude, date (tahun:bulan:tanggal), agency (IA) Start time: sama dengan origin time atau dibuat lebih lambat Data options: time length antara 409.6 dan 819.2
26
- Memilih stasiun
File sudah dibuat dalam format .stn
File berisi nama stasiun, lat dan lon stasiun Diletakkan dalam folder ISOLA
Browse file station
Select stations (yang mengelilingi)
28
- Input data observasi
Load ASCII file dalam folder data
- Input sumber seismik trial/seismic source definition Sources below episenter
Starting depth: di bawah depth event
Dept Step: kelipatan kedalaman yang diinginkan
No of sources: jumlah kelipatan hingga posisi depth event di tengah
c. Menghitung Fungsi Green
Maximum frequency tidak boleh melebihi F4
Parameter perhitungan fungsi green didasarkan pada Time length: dari event info: data option
No of sources: seismic source definition No of station: station selection
d. Melakukan Inversi
Memilih filter (f1, f2, f3, f4): f4 tidak boleh melebihi maximum frequency : low pass, band-pass, and hight pass filter
Memilih type inverse (Full MT, Deviatoric MT, DC Contrained, Fix Mechanism)
Number of subevent: 1
Time search : start, step, end Setelah itu proses inversi
e. Plot Hasil Inversi (plot result)
Plot real and sintetic waveforms Plot correlation and sources
Focal Mechanism: plot momen tensor, plot sources Plot DC vs Corr
PLOT REAL AND SINTETIC WAVEFORMS
HC Plot
Data seismic dari IA yang telah diolah berupa parameter-parameter gempa bumi ini diestimasi dengan menggunakan model inversi untuk mencapai fitting waveform tiga komponen paling baik. Proses inversi yang baik
didasarkan pencocokkan data observasi dan data sintetik hasil inversi saling tumpang tindih.
Hasil inversi berupa parameter gempa diatas, digunakan untuk
penggambarkan fault-plane penyebab gempa bumi. Penggambaran dilakukan dengan menggunakan software hcplot (Zadradnik: 2008). Selanjutnya,
interpretasi dilakukan pada CMT. Centroid Moment Tensor merupakan penggambaran model sesar penyebab gempa bumi tersebut. CMT
digambarkan dengan beach ball mempunyai arti fisis, yakni, bagian yang
cerah merupakan asal gaya yang menekan ke arah bagian yang gelap. Dengan demikian, CMT tersebut menunjukkan sesar penyebab gempa (Shearer:
2009).
38
HASIL PENELITIAN
PETA KABUPATEN MANOKWARI 0
0LS dan 133
0BT
Daerah rawan gempa bumi (BNPB)
1 Jan 2009 – 31 Des 2010 terjadi 40x gempa, magnitude < 5 SR
3 Januari 2009 dengan magnitude 7.9 Mw (Geofon)
Data seismik lokal yang diunduh dari data gempa jaringan stasiun IA Data gempa kabupaten Manokwari propinsi Papua Barat
Tanggal 01 Januari 2009 s.d 31 Desember 2010 dengan magnitude lebih dari 6 SR
Analisis data ini, menggunakan waveform tiga komponen (BHN, BHE dan BHZ) Stasiun seismogram perekam yang digunakan : BAK, LBM, JAY, SWI, MSA, MWP.
Diusahakan stasiun-stasiun yang dipilih mengelilingi sumber, karena kondisi geografis yang ada menyebabkan data yang sampai pada seismogram tidak selalu dapat dianalisis dengan baik.
Parameter sumber gempa, berupa: event, latitude, longitude, depth,
magnitude, tanggal, dan agency, origin time, start time, dan time length.
Proses inversi yang baik didasarkan hasil pencocokkan data observasi dan data sintetik hasil inversi, dimana hasil yang baik terjadi saat data observasi dan data sintetik saling tumpang tindih.
42
44
Variance Reduction per Component
Event Frekuensi Station NS EW Z
3/1/2009 0.02 - 0.035 BAK 0.6 0.52 0.7 LBM 0.54 0.85 0.05 JAY 0.49 0.3 0.09 6/1/2009 0.02 - 0.035 SWI 0.91 0.43 0.4 MSA 0.65 0.44 0.77 LBM 0.95 0.24 0.43 2/8/2009 0.02 - 0.05 SWI 0.72 0.43 0.39 MSA 0.56 0.4 0.78 LBM 0.78 0.45 0.79 13/1/2010 0.02 - 0.05 MWP 0.5 0.95 0.94 SWI 0.68 0.76 0.78 LBM 0.71 0.35 0.34
46
Hasil Inversi Moment Tensor Gempa Bumi Manokwari
HASIL INVERSI KOMPONEN MOMENT TENSOR 03 JANUARI 2009
Epicenter Time Depth Mag Komponen MT Plot CMT
Latt Long (GMT) (Km) (Mw) (1019Nm) -0.705 132.84 19:43:55 25 7.1 Mrr = M33 5.469 Mtt = M11 -0.609 Mpp = M22 -4.859 Mrt = M31 -3.077 Mrp = M32 -0.438 Mtp = M12 1.907
Jenis Sesar strike-slip oblique
06 JANUARI 2009
Epicenter Time Depth Mag Komponen MT Plot CMT
Latt Long (GMT) (Km) (Mw) (1017Nm) -0.632 133.33 22:48:28 10 5.7 Mrr = M33 3.475 Mtt = M11 -2.465 Mpp = M22 -1.010 Mrt = M31 -0.974 Mrp = M32 -0.899 Mtp = M12 -2.323
02 AGUSTUS 2009
Epicenter Time Depth Mag Komponen MT Plot CMT Latt Long (GMT) (Km) (Mw) (1017Nm) -0.444 133.06 08:54:35 10 5.9 Mrr = M33 -1.347 Mtt = M11 -0.919 Mpp = M22 2.267 Mrt = M31 -7.964 Mrp = M32 -5.009 Mtp = M12 1.643 Jenis Sesar normal
13 JANUARI 2010
Epicenter Time Depth Mag Komponen MT Plot CMT Latt Long (GMT) (Km) (Mw) (1017Nm) -0.723 133.33 17:18:11 42 5.7 Mrr = M33 0.383 Mtt = M11 -2.850 Mpp = M22 2.468 Mrt = M31 1.583 Mrp = M32 -2.346 Mtp = M12 -2.351
Berdasarkan hasil centroid moment tensor (CMT), jenis sesar penyebab gempa bumi di Manokwari tersebut berubah-ubah. Hal ini dipicu oleh
pergerakan patahan Sorong yang bersifat aktif berkembang (Irsyam, 2010) dan patahan berada dalam batas pergerakan lempeng Pasifik dan lempeng Australia.
Lempeng Pasifik ini terus aktif menekan lempeng Australia ke arah selatan dengan laju 112 milimeter per tahun.
Sesar Sorong merah. Zona penunjaman (subduction) kerak samudra Pasifik ungu. Sesar Sorong membentang mulai dari Kepala Burung sampai ke wilayah Provinsi Maluku hingga ke lengan timur Pulau Sulawesi (BNPB, 2010).
Solusi Moment Tensor
MOMENT TENSOR SOLUTION
Event
Centroid Mo Mag DC CLVD Var. Red
Latt Lon Depth (1017 Nm) (Mw) (%) (%) (%)
3/1/2009 -0.705 132.84 25 6.333 7.1 64.2 35.8 46
6/1/2009 -0.632 133.33 10 4.091 5.7 68.6 31.4 73
2/8/2009 -0.444 133.06 10 9.753 5.9 96.4 3.6 60
50
Perbandingan Parameter Sumber Gempa BMG, USGS, GEOFON dan Penulis
PERBANDINGAN SOLUSI MOMENT TENSOR
03 JANUARI 2009
Agency
Event
Lattitude
Longitude
Depth (Km)
Magnitude
BMKG
02:43:51 WIB
- 0.420
132.93
10
7.2 Mw
USGS
19:43:54 GMT
- 0.510
132.78
25
7.6 Mw
GEOFON
19:43:54 GMT
- 0.500
132.80
32
7.9 Mw
Penulis
19:43:55 GMT
- 0.705
132.84
35
7.1 Mw
06 JANUARI 2009
Agency
Event
Lattitude
Longitude
Depth (Km)
Magnitude
BMKG
02:24:24.0 WIB
-0.68
133.22
30
5.7 Mw
USGS
22:48:27.2 GMT
-0.66
133.43
16
6.0 Mw
GEOFON
22:48:28.0 GMT
- 0.60
133.40
23
6.2 Mw
02 AGUSTUS 2009
Agency
Event
Lattitude
Longitude
Depth (Km)
Magnitude
USGS
08:54:33.4 GMT
- 0.450
132.91
20
6.1 Mw
GEOFON
08:54:35.0 GMT
- 0.400
133.00
30
6.2 Mw
Penulis
08:54:35.5 GMT
- 0.444
133.06
10
5.9 Mw
13 JANUARI 2010
Agency
Event
Lattitude
Longitude
Depth (Km)
Magnitude
BMKG
00:18:12 WIB
- 0.83
133.36
26
6.2 Mw
USGS
17:18:08 GMT
- 0.69
133.31
10
5.7 Mw
GEOFON
17:18:11 GMT
- 0.69
133.33
32
6.0 Mw
Hasil dari semua analisis tersebut terlihat secara umum ada
kecenderungan analisis penulis sama dengan USGS maupun BMKG.
Adanya perbedaan yang terjadi pada hasil analisis dikarenakan
adanya perbedaan posisi lattitude dan longitude parameter sumber
gempa yang diterima seismogram stasiun sumber gempa yang
berbeda-beda.
Fault Plane Solution
FAULT PLANE SOLUTION
Event
Plane 1 (degrees)
Plane 2 (degrees)
Strike (φ) Dip (δ) Rake (λ) Strike (φ) Dip (δ) Rake (λ)
3/1/2009
180
46
124
316
54
60
6/1/2009
231
55
87
57
36
95
2/8/2009
57
86
-77
166
13
-161
54
Fault-Plane berdasarkan CMT
H - C SOLUTION 03 JANUARI 2009 Input Output Hiposenter Lat -0.57 Jarak H – C 16.98 Plot H-C Long 132.81 Depth 32 Centroid Lat -0.705 Jarak Plane 1* 3.056 Long 132.84 Depth 25Plane 1 Strike 180 Jarak Plane 2** 2.543
Dip 46
Plane 2 Strike 316 Arah Patahan Barat Laut – Tenggara
06 JANUARI 2009 Input Output Hiposenter Lat -0.69 Jarak H - C 15.36 Plot H-C Long 133.33 Depth 23 Centroid Lat -0.632 Jarak Plane 1* 9.184 Long 132.84 Depth 10 Plane 1 Strike 231 Jarak Plane 2** 10.23 Dip 55 Plane 2 Strike 57
Arah Patahan Timur Laut – Barat Daya
56 02 AGUSTUS 2009 Input Output Hiposenter Lat -0.49 Jarak H - C 21.215 Plot H-C Long 133.02 Depth 30 Centroid Lat -0.444 Jarak Plane 1* 1.926 Long 133.06 Depth 10 Plane 1 Strike 57 Jarak Plane 2** 18.177 Dip 86 Plane 2 Strike 166
Arah Patahan Timur Laut – Barat Daya
13 JANUARI 2010 Input Output Hiposenter Lat -0.69 Jarak H – C 10.648 Plot H-C Long 133.33 Depth 32 Centroid Lat -0.72 Jarak Plane 1* 7.196 Long 132.84 Depth 42
Plane 1 Strike 210 Jarak Plane 2** 1.803
Dip 60
Plane 2 Strike 112 Arah Patahan Barat Laut – Tenggara
Lokasi-lokasi pusat sumber gempa bumi pada tanggal 3 Januari 2009, 6 Januari 2009, 2 Agustus 2009, dan 13 Januari 2010 berada pada lattitude -0.444,
longitude 133.43 kabupaten Manokwari propinsi Papua Barat. Propinsi ini
memiliki intensitas kegempaan tinggi, terutama dengan kedalaman dangkal dari sistem sesar aktif yang berpotensi merusak. Hal ini disebabkan terletak dekat jalur penunjaman lempeng Pasifik dan lempeng Australia di bagian utara. Akibat evolusi tektonik terbentuk beberapa sesar aktif, yaitu : Sesar Sorong, Sesar
Ransiki, Sesar Tarera Aiduna, dan Sesar naik di Pegunungan Jayawijaya.
Kejadian gempa bumi di daerah pensesaran ini terjadi akibat pergerakan sesar Sorong yang tergolong sebagai sesar aktif yang membentang mulai dari Kepala Burung. Selain itu, kondisi daerah ini pada umumnya disusun oleh batuan
metamorf berumur Pra-Tersier, batuan sedimen berumur Tersier dan batuan sediment berumur Kuarter. Daerah yang terkena gempabumi merupakan daerah dataran tinggi yang telah terdeformasi kuat, ditandai dengan adanya sesar-sesar naik yang mengangkat batuan berumur Tersier ke permukaan. Sesar ini menjadi batas litologi antara batuan berumur Kuarter dengan batuan berumur Tersier. Batuan berumur Pra-Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan dan batuan berumur Kuarter pada umumnya bersifat lepas, lunak, belum padu (unconsolidated) dan memperkuat efek getaran gempa bumi sehingga rentan terhadap goncangan gempa bumi (PVMBG, 2009).
KESIMPULAN
Gempa 3 Januari 2009 yang terjadi di Manokwari propinsi Papua Barat memiliki
magnitude gempa 7.1 Mw dengan episentrumnya berada pada lattitude -0.705, longitude 132.84 dan kedalaman 35 km, sesar penyebab gempa bumi termasuk
dalam sesar strike-slip oblique yang bergerak berarah barat laut – tenggara.
Gempa 6 Januari 2009 yang terjadi di Manokwari propinsi Papua Barat memiliki
magnitude gempa 5.7 Mw dengan episentrumnya berada pada lattitude -0.63, longitude 133.33 dan kedalaman 10 km, sesar penyebab gempa bumi termasuk
dalam sesar reverse yang bergerak berarah timur laut – barat daya.
Gempa 2 Agustus 2009 yang terjadi di Manokwari propinsi Papua Barat
memiliki magnitude gempa 5.9 Mw dengan episentrumnya berada pada lattitude -0.444, longitude 133.06 dan kedalaman 10 km, sesar penyebab gempa bumi
termasuk dalam sesar normal yang bergerak berarah timur laut – barat daya.
Gempa 13 Januari 2010 yang terjadi di Manokwari propinsi Papua Barat
memiliki magnitude gempa 5.7 Mw dengan episentrumnya berada pada lattitude -0.72, longitude 133.33 dan kedalaman 42 km, sesar penyebab gempa bumi