REVISI UU KEIMIGRASIAN DALAM
UU CIPTA KERJA
(UNDANG-UNDANG NOMOR 11
TAHUN 2020)
Omnibus Law?
◦
Merupakan terminologi yang digunakan dalam membentuk satu
undang-undang baru untuk menyederhanakan beberapa
undang-undang yang telah disahkan yang mengatur hal yang
berkaitan/serupa/sama.
◦
Omnibus
law
menyasar
isu
besar
suatu
negara
dan
memungkinkan pembentukan satu undang-undang baru untuk
mencabut beberapa undang-undang berkaitan yang mengatur
hal yang serupa.
◦
Konsep omnibus law dimaksudkan untuk merampingkan regulasi
Di dalam
Black’s Law Dictionary, definisi omnibus adalah for all; containing two or more
independent matters. Applied most commonly to a legislative bill which comprises
more than one general subject (Black, 1990: 1087). (Untuk semua/seluruhnya;
mengandung dua atau lebih hal-hal yang berdiri sendiri Seringkali digunakan dalam RUU
yang terdiri lebih dari satu subjek umum).
Dari definisi omnibus, kemudian diarahkan ke omnibus bill. Black (1990: 1087)
mendefinisikan omnibus bill sebagai berikut: A legislative bill including in one act
various separate and distinct matters, and frequently one joining a number of
different subjects in one measure in such a way as to compel the executive
authority to accept provisions which he does not approve or else defeat the whole
enactment. (Sebuah RUU dalam satu bentuk yang mengatur bermacam-macam hal yang
terpisah dan berbeda, dan seringkali menggabungkan sejumlah subjek yang berbeda
dalam satu cara, sedemikian rupa sehingga dapat memaksa eksekutif untuk menerima
ketentuan yang tidak disetujui atau juga membatalkan seluruh pengundangan).
Black’s Law Dictionary merupakan buku yang berisi Definitions of
the Terms and Phrases of American and English Jurisprudence,
Ancient and Modern. Artinya, jika dikaitkan dengan sistem
hukum, maka kata omnibus memang lebih dekat dengan praktik
di Amerika dan Inggris yang menggunakan tradisi sistem
common law. Sementara Indonesia mewarisi sistem hukum yang
digunakan oleh Belanda, yaitu civil law system.
Latar belakang omnibus law keimigrasian dalam
ruu ttg cipta kerja
1.
Visi Indonesia 2045,
Indonesia menjadi 5 (lima) besar kekuatan ekonomi dunia
dengan menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2040;
2.
Target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN Bappenas Tahun 2020-2024 dengan
rata-rata 6 (enam) persen dalam 5 (lima) tahun, dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) per kapita sebesar 4 (empat) +/- 1 (satu) persen; dan
3.
Kendala pertumbuhan ekonomi global yang melambat, sehingga memberikan
dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
RUU ttg Cipta Karya
Tujuan: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melemah, melalui upaya:
1.
Mempertahankan daya beli masyarakat;
2.
Mendorong peningkatan konsumsi pemerintah; dan
3.
Meningkatkan kinerja investasi.
Peran serta Direktorat
Jenderal Imigrasi dalam
menyukseskan visi
Indonesia 2045
Peran serta Direktorat Jenderal
Imigrasi dalam menyukseskan visi
Indonesia 2045
Simplifikasi lembaga “Penjamin” bagi
pelaku usaha asing guna merangsang dan
menciptakan pertumbuhan iklim investasi di
Indonesia
Pelaku usaha asing tidak
lagi wajib memiliki
“Penjamin” yang menjamin
keberadaannya di
Indonesia
Kewajiban memiliki “Penjamin” bagi pelaku usaha
asing diganti dengan kewajiban menyetor
sejumlah dana (pembayaran deposit) ke rekening
bank di Indonesia sebagai jaminan atas
keberadaannya di Indonesia
1
Sumber: hasil rapat pembahasan bersama tanggal 18 Juni 2020
Pelaku usaha asing menjamin dan
bertanggungjawab atas dirinya sendiri
selama berada di Indonesia (“sistem
penjaminan mandiri”)
3
2
SISTEMATIKA UU CIPTA KERJA
◦
Bab I Ketentuan Umum
◦
Bab II Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup
◦
Bab III Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha
◦
Bab IV Ketenagakerjaan
◦
Bab V Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
◦
Bab VI Kemudahan Berusaha
◦
Bab VII Pengadaan Lahan
◦
Bab IX Kawasan Ekonomi
◦
Bab X Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan Proyek Strategis Nasional
◦
Bab XI Pelaksanaan Administrasi Pemerintah untuk Mendukung Cipta Kerja
◦
Bab XII Pengenaan Sanksi
◦
Bab XIII Ketentuan Lain-Lain
◦
Bab XIV Ketentuan Peralihan
◦
Bab XV Ketentuan Penutup
Bab VI
Kemudahan Berusaha
Dalam RUU ttg Cipta Kerja ini, SubKlaster Keimigrasian mengajukan pengaturan Keimigrasian dengan menggunakan metode Omnibus
Law atas Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 tentang Keimigrasian, dengan perubahan 8 (delapan) Pasal.
Sumber: hasil rapat Panja DPR
Dalam RUU ttg Cipta Kerja ini, SubKlaster Keimigrasian mengajukan pengaturan
Keimigrasian dengan menggunakan metode Omnibus Law atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yaitu:
1. penyempurnaan definisi Visa dan Izin Tinggal dengan menambahkan manual
dan/atau eletronik, penyesuaian pemberian ITAS dengan ITAS TKA saat ini yang
diberikan di TPI dan pemberian visa oleh Pejabat Imigrasi yang dilaksanakan tidak
hanya di Perwakilan Republik Indonesia
2. Penghapusan penjaminan terhadap Orang Asing sebagai Investor/Pelaku Usaha,
digantikan dengan jaminan mandiri berupa penyetoran sejumlah dana ke rekening
bank di Indonesia (penjaminan mandiri); dan
3. Penghapusan ketentuan memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen Perjalanan
atau Izin Tinggal Orang Asing kepada Pejabat Imigrasi pada saat pengawasan
keimigrasian.
Sumber: hasil panja DPR tanggal 19 September 2020
Materi Muatan Omnibus Law Keimigrasian dalam
Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja
SUBSTANSI KEIMIGRASIAN DALAM
UU NOMOR 11 TAHUN 2020
Visa
•penyempurnaan definisi
dengan menambahkan
manual dan/atau
eletronik
•penambahan kegiatan
pra investasi pada visa
kunjungan
•penambahan rumah
kedua dalam subjek Visa
Tinggal Terbatas
•pemberian visa oleh
Pejabat Imigrasi yang
dilaksanakan tidak hanya
di Perwakilan Republik
Indonesia
Izin Tinggal
•penyempurnaan
definisi dengan
menambahkan
manual dan/atau
eletronik
•penyesuaian
pemberian ITAS
dengan ITAS TKA
saat ini yang
diberikan di TPI
Penjamin Orang
Asing
•Penghapusan
penjaminan
terhadap Orang
Asing sebagai
Investor/Pelaku
Usaha, dan Orang
Asing melalui
resiprositas
digantikan dengan
jaminan mandiri
berupa penyetoran
sejumlah dana ke
rekening bank di
Indonesia
(penjaminan
mandiri)
Pengawasan
Keimigrasian
•Orang Asing wajib
menyerahkan
dokumen perjalanan
atau Izin Tinggal
kepada Pejabat
Imigrasi pada saat
pengawasan
Pendelegasian kewenangan di bidang keimigrasian
dari UU NO 11 TAHUN 2020 tentang Cipta Kerja
ke dalam peraturan pemerintah
UU tentang
Cipta Kerja
=
Perubahan
beberapa
ketentuan
pasal dalam
UU
Keimigrasian
Beberapa perubahan
ketentuan pasal UU
Keimigrasian yang
diatur dalam UU ttg
Cipta Kerja
Pasal 39
(pengaturan mengenai Orang
Asing penerima Visa tinggal
terbatas)
Pendelegasian kewenangan dlm PP:
“ketentuan lebih lanjut mengenai
Visa tinggal terbatas
sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b diatur dalam Peraturan
Pemerintah”
Pasal 54
(pengaturan mengenai Orang
Asing yang dapat diberikan Izin
Tinggal Tetap)
Pendelegasian kewenangan dlm PP:
“Ketentuan lebuh lanjut mengenai
Izin Tinggal Tetap
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah”
Pasal 63
(pengaturan mengenai kewajiban
OA memiliki Penjamin, dan
ketentuan mengenai Penjamin;
kewajiban dan tanggung jawan
Penjamin, dan pengecualian bagi
OA untuk memiliki Penjamin.
Pendelegasian kewenangan dlm PP:
“Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara jaminan keimigrasian bagi
Orang Asing diatur dalam Peraturan
Pemerintah”
Pasal 71
(pengaturan mengenai kewajiban
OA yang berada di Wilayah
Indoneisa)
Pendelegasian kewenangan dlm PP:
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemenuhan kewajiban
keimigrasian
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah
1
2
3
1.
Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalahketerangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lain yang ditetapkan
oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi
dasar untuk pemberian Izin Tinggal;
1.
Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah keterangan tertulis baik secaramanual maupun elektronik yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi
dasar untuk pemberian Izin Tinggal;
Pasal 1 angka 18, kewenangan penerbitan Visa diberikan secara elektronik diatur dalam
UU Cipta Kerja, dengan mempertimbangkan:
1.Penyederhanaan
Birokrasi dalam
proses Penerbitan
Visa dalam rangka
kemudahan investasi;
1.Menghilangkan
kontak pemohon
dengan petugas;
1.Mengikuti
perkembangan tren
dunia dalam
penerbitan elektronik
Visa;
1.Saat ini penerbitan
diterbitkan di
perwakilan, sehingga
perlu diberikan
secara elektronik.
UU IMIGRASI
UU CIPTA KERJA
DEFINISI VISA
(Pasal 1 angka 18)
1.
Izin Tinggal adalah
izin yang diberikan
kepada Orang Asing
oleh Pejabat Imigrasi
atau pejabat dinas luar
negeri untuk
berada di Wilayah
Indonesia.
1.
Izin Tinggal adalah
izin yang diberikan
kepada Orang Asing
oleh Pejabat Imigrasi
atau pejabat dinas luar
negeri baik secara
manual maupun
elektronik untuk berada
di Wilayah Indonesia.
Pasal 1 angka 21,
penerbitan Izin Tinggal
diberikan secara
elektronik diatur dalam
UU Cipta Kerja, ,
dengan
mempertimbangkan:
1.
Penyederhanaan
Birokrasi dalam proses
Penerbitan Izin Tinggal
dalam rangka
kemudahan investasi;
1.
Menghilangkan
kontak pemohon
dengan petugas;
Mengikuti
perkembangan tren
dunia dalam
penerbitan elektronik
Izin Tinggal.
UU IMIGRASI
UU CIPTA KERJA
DEFINISI IZIN TINGGAL
(Pasal 1 angka 21)
VISA KUNJUNGAN
(Pasal 38)
Visa kunjungan diberikan
kepada Orang Asing yang
akan melakukan
perjalanan ke Wilayah
Indonesia dalam rangka
kunjungan tugas
pemerintahan,
pendidikan, sosial budaya,
pariwisata, bisnis, keluarga,
jurnalistik, atau singgah
untuk meneruskan
perjalanan ke Negara lain
Visa kunjungan diberikan
kepada Orang Asing yang
akan melakukan
perjalanan ke Wilayah
Indonesia dalam rangka
kunjungan tugas
pemerintahan,
pendidikan, sosial budaya,
pariwisata, pra-investasi,
bisnis, keluarga, jurnalistik,
atau singgah untuk
meneruskan perjalanan ke
VISA TINGGAL
TERBATAS
(Pasal 39)
Visa tinggal terbatas
diberikan kepada Orang
Asing:
• sebagai rohaniawan, tenaga
ahli, pekerja, peneliti, pelajar,
investor, lanjut usia, dan
keluarganya, serta Orang Asing
yang kawin secara sah dengan
warga negara Indonesia, yang
akan melakukan perjalanan ke
Wilayah Indonesia untuk
bertempat tinggal dalam jangka
waktu yang terbatas; atau
• dalam rangka bergabung untuk
bekerja di atas kapal, alat
apung, atau instalasi yang
beroperasi di wilayah perairan
nusantara, laut teritorial, landas
kontinen, dan/atau Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Visa tinggal terbatas
diberikan kepada Orang
Asing:
• sebagai rohaniawan, tenaga
ahli, pekerja, peneliti, pelajar,
investor, rumah kedua, dan
keluarganya, serta Orang Asing
yang kawin secara sah dengan
warga negara Indonesia, yang
akan melakukan perjalanan ke
Wilayah Indonesia untuk
bertempat tinggal dalam jangka
waktu yang terbatas;
• dalam rangka bergabung untuk
bekerja di atas kapal, alat
apung, atau instalasi yang
beroperasi di wilayah perairan
nusantara, laut teritorial, landas
kontinen, dan/atau Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia; atau
• ketentuan lebih lanjut mengenai
Visa tinggalterbatas
Menghapus Visa tinggal terbatas
lanjut
usia
karena
adanya
pembatasan
usia tertentu dan
menggantikannya dengan Visa
rumah kedua yang memperluas
pemberian
izin
tinggal
orang
asing
dan
keluarganya
untuk
menetap selama 5 (lima) atau 10
(sepuluh)
tahun
setelah
memenuhi persyaratan tertentu.
KEWENANGAN PEMBERIAN VISA
(Pasal 40)
(1) Pemberian Visa kunjungan dan
Visa tinggal terbatas merupakan
kewenangan Menteri.
(1) (2) Visa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan dan
ditandatangani oleh Pejabat
Imigrasi di Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.
(2) (3) Dalam hal Perwakilan Republik
Indonesia belum ada Pejabat
Imigrasi
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2),
pemberian Visa kunjungan dan
Visa tinggal terbatas dilaksanakan
oleh pejabat dinas luar negeri.
(4) Pejabat dinas luar negeri
sebagaimana dimaksud pada
ayat
(3)
berwenang
memberikan Visa setelah
memperoleh Keputusan Menteri
(1)(1) Pemberian Visa kunjungan dan
Visa tinggal terbatas merupakan
kewenangan Menteri.
(2) (2) Visa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan dan
ditandatangani oleh Pejabat
Imigrasi.
(3) (3) Dalam hal visa diberikan di
Perwakilan Republik Indonesia,
pemberian visa dilaksanakan oleh
Pejabat Imigrasi di Perwakilan
Republik Indonesia dan/atau
pejabat dinas luar negeri.
(4) (4) Pejabat dinas luar negeri
sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berwenang memberikan
Visa setelah memperoleh
Keputusan Menteri.
Pemberian
Visa
merupakan
kewenangan
Menteri. Yang tidak
hanya diberikan di
perwakilan RI
PEMBERIAN IZIN TINGGAL
(Pasal 46)
((1)Orang Asing pemegang Visa
diplomatik
atau Visa
dinas
dengan maksud bertempat tinggal di
Wilayah Indonesia setelah mendapat
Tanda Masuk wajib mengajukan
permohonan kepada Menteri Luar
Negeri atau pejabat yang ditunjuk untuk
memperoleh Izin Tinggal diplomatik atau
Izin Tinggal dinas.
(2)
(2) Orang Asing pemegang Visa tinggal
terbatas setelah mendapat Tanda
Masuk wajib mengajukan
permohonan kepada kepala Kantor
Imigrasi untuk memperoleh Izin Tinggal
terbatas.
(3) Jika Orang Asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
melaksanakan kewajiban tersebut,
Orang Asing yang bersangkutan
dianggap berada di Wilayah Indonesia
secara tidak sah.
(1)
(1) Orang Asing pemegang Visa
diplomatik atau Visa
dinas dengan
maksud
bertempat tinggal di Wilayah
Indonesia setelah mendapat Tanda
Masuk wajib mengajukan permohonan
kepada Menteri Luar Negeri atau pejabat
yang ditunjuk untuk memperoleh Izin
Tinggal diplomatik atau Izin Tinggal dinas.
(2)
(2) Orang Asing pemegang Visa tinggal
terbatas setelah mendapat Tanda Masuk
wajib mengajukan
permohonan
kepada kepala Kantor Imigrasi untuk
memperoleh Izin Tinggal terbatas.
(3)
(3) Jika Orang Asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat tidak
melaksanakan kewajiban tersebut, Orang
Asing yang bersangkutan dianggap
berada di Wilayah Indonesia secara tidak
sah.
(4)
(4) Dalam hal orang asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mendapatkan
Izin Tinggal terbatas di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi, tidak perlu
mengajukan permohonan kepada
kepala Kantor Imigrasi untuk memperoleh
Izin Tinggal terbatas.
Penyesuaian
dengan
implementasi
Perpres TKA
IZIN TINGGAL TETAP
(Pasal 54)
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diberikan
kepada:
a. Orang Asing pemegang Izin
Tinggal terbatas sebagai
rohaniwan, pekerja, investor, dan
lanjut usia;
a.
b. keluarga karena perkawinan
campuran;
b.
c. suami, istri, dan/atau anak dari
Orang Asing pemegang Izin Tinggal
Tetap; dan
c.
d. Orang Asing eks warga negara
Indonesia dan eks subjek anak
berkewarganegaraan ganda
Republik Indonesia.
(1)
(2) Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak
diberikan kepada Orang Asing yang
tidak memiliki paspor kebangsaan.
(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal
Tetap merupakan penduduk
Indonesia.
(1)
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diberikan
kepada:
a. Orang Asing pemegang Izin Tinggal
terbatas sebagai rohaniwan, pekerja,
investor, dan rumah kedua;
b. keluarga karena perkawinan
campuran;
c. suami, istri, dan/atau anak dari Orang
Asing pemegang Izin Tinggal Tetap;
dan
d. Orang Asing eks warga negara
Indonesia dan eks subjek anak
berkewarganegaraan ganda
Republik Indonesia.
(2) Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak
diberikan kepada Orang Asing yang
tidak memiliki paspor kebangsaan.
(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal
Tetap merupakan penduduk
Indonesia.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Izin
Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Subjek
rumah
kedua
memperluar
lanjut usia
PENJAMIN
(Pasal 63)
(1) Orang Asing tertentu yang berada di Wilayah Indonesia wajib memiliki Penjamin yang menjamin keberadaannya.
(1)
(2) Penjamin bertanggung jawab atas keberadaan dan kegiatan Orang Asing yang dijamin selama tinggal di Wilayah Indonesia sertaberkewajiban melaporkan setiap perubahan status sipil, status Keimigrasian, dan perubahan alamat.
(2)
(3) Penjamin wajib membayar biaya yang timbul untuk memulangkan atau mengeluarkan Orang Asing yang dijaminnya dari Wilayah Indonesia apabila Orang Asing yang bersangkutan:a.
a. telah habis masa berlaku Izin Tinggalnya; dan/ataub.
b. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi.c.
(4) Ketentuan mengenai penjaminan tidak berlaku bagi orang asing yang kawin secara sah dengan warga negara indonesia.d.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat(2) huruf g tidak berlaku dalam hal pemegang Izin Tinggal Tetap tersebut putus hubungan perkawinannya dengan warga negara Indonesia memperoleh penjaminan yang menjamin keberadaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).(1)
(1Orang Asing tertentu yang berada di Wilayah Indonesia wajib memiliki Penjamin yang menjamin keberadaannya.(2)
(2) Penjamin bertanggung jawab atas keberadaan dan kegiatan Orang Asing yang dijamin selama tinggal di Wilayah Indonesia sertaberkewajiban melaporkan setiap perubahan status sipil, status Keimigrasian, dan perubahan alamat.
(3)
(3) Penjamin wajib membayar biaya yang timbul untuk memulangkan atau mengeluarkan Orang Asing yang dijaminnya dari Wilayah Indonesia apabila Orang Asing yang bersangkutan:a.
a. telah habis masa berlaku Izin Tinggalnya; dan/ataub. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi. (4) Ketentuan mengenai penjaminan tidak berlaku bagi: