• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVISI UU KEIMIGRASIAN DALAM (UNDANG-UNDANG NOMOR 11

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REVISI UU KEIMIGRASIAN DALAM (UNDANG-UNDANG NOMOR 11"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

REVISI UU KEIMIGRASIAN DALAM

UU CIPTA KERJA

(UNDANG-UNDANG NOMOR 11

TAHUN 2020)

(2)

Omnibus Law?

Merupakan terminologi yang digunakan dalam membentuk satu

undang-undang baru untuk menyederhanakan beberapa

undang-undang yang telah disahkan yang mengatur hal yang

berkaitan/serupa/sama.

Omnibus

law

menyasar

isu

besar

suatu

negara

dan

memungkinkan pembentukan satu undang-undang baru untuk

mencabut beberapa undang-undang berkaitan yang mengatur

hal yang serupa.

Konsep omnibus law dimaksudkan untuk merampingkan regulasi

(3)

Di dalam

Black’s Law Dictionary, definisi omnibus adalah for all; containing two or more

independent matters. Applied most commonly to a legislative bill which comprises

more than one general subject (Black, 1990: 1087). (Untuk semua/seluruhnya;

mengandung dua atau lebih hal-hal yang berdiri sendiri Seringkali digunakan dalam RUU

yang terdiri lebih dari satu subjek umum).

Dari definisi omnibus, kemudian diarahkan ke omnibus bill. Black (1990: 1087)

mendefinisikan omnibus bill sebagai berikut: A legislative bill including in one act

various separate and distinct matters, and frequently one joining a number of

different subjects in one measure in such a way as to compel the executive

authority to accept provisions which he does not approve or else defeat the whole

enactment. (Sebuah RUU dalam satu bentuk yang mengatur bermacam-macam hal yang

terpisah dan berbeda, dan seringkali menggabungkan sejumlah subjek yang berbeda

dalam satu cara, sedemikian rupa sehingga dapat memaksa eksekutif untuk menerima

ketentuan yang tidak disetujui atau juga membatalkan seluruh pengundangan).

(4)

Black’s Law Dictionary merupakan buku yang berisi Definitions of

the Terms and Phrases of American and English Jurisprudence,

Ancient and Modern. Artinya, jika dikaitkan dengan sistem

hukum, maka kata omnibus memang lebih dekat dengan praktik

di Amerika dan Inggris yang menggunakan tradisi sistem

common law. Sementara Indonesia mewarisi sistem hukum yang

digunakan oleh Belanda, yaitu civil law system.

(5)
(6)

Latar belakang omnibus law keimigrasian dalam

ruu ttg cipta kerja

1.

Visi Indonesia 2045,

Indonesia menjadi 5 (lima) besar kekuatan ekonomi dunia

dengan menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2040;

2.

Target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN Bappenas Tahun 2020-2024 dengan

rata-rata 6 (enam) persen dalam 5 (lima) tahun, dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto

(PDB) per kapita sebesar 4 (empat) +/- 1 (satu) persen; dan

3.

Kendala pertumbuhan ekonomi global yang melambat, sehingga memberikan

dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

RUU ttg Cipta Karya

Tujuan: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melemah, melalui upaya:

1.

Mempertahankan daya beli masyarakat;

2.

Mendorong peningkatan konsumsi pemerintah; dan

3.

Meningkatkan kinerja investasi.

Peran serta Direktorat

Jenderal Imigrasi dalam

menyukseskan visi

Indonesia 2045

(7)

Peran serta Direktorat Jenderal

Imigrasi dalam menyukseskan visi

Indonesia 2045

Simplifikasi lembaga “Penjamin” bagi

pelaku usaha asing guna merangsang dan

menciptakan pertumbuhan iklim investasi di

Indonesia

Pelaku usaha asing tidak

lagi wajib memiliki

“Penjamin” yang menjamin

keberadaannya di

Indonesia

Kewajiban memiliki “Penjamin” bagi pelaku usaha

asing diganti dengan kewajiban menyetor

sejumlah dana (pembayaran deposit) ke rekening

bank di Indonesia sebagai jaminan atas

keberadaannya di Indonesia

1

Sumber: hasil rapat pembahasan bersama tanggal 18 Juni 2020

Pelaku usaha asing menjamin dan

bertanggungjawab atas dirinya sendiri

selama berada di Indonesia (“sistem

penjaminan mandiri”)

3

2

(8)

SISTEMATIKA UU CIPTA KERJA

Bab I Ketentuan Umum

Bab II Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup

Bab III Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha

Bab IV Ketenagakerjaan

Bab V Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Bab VI Kemudahan Berusaha

Bab VII Pengadaan Lahan

Bab IX Kawasan Ekonomi

Bab X Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan Proyek Strategis Nasional

Bab XI Pelaksanaan Administrasi Pemerintah untuk Mendukung Cipta Kerja

Bab XII Pengenaan Sanksi

Bab XIII Ketentuan Lain-Lain

Bab XIV Ketentuan Peralihan

Bab XV Ketentuan Penutup

(9)

Bab VI

Kemudahan Berusaha

Dalam RUU ttg Cipta Kerja ini, SubKlaster Keimigrasian mengajukan pengaturan Keimigrasian dengan menggunakan metode Omnibus

Law atas Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2011 tentang Keimigrasian, dengan perubahan 8 (delapan) Pasal.

Sumber: hasil rapat Panja DPR

(10)

Dalam RUU ttg Cipta Kerja ini, SubKlaster Keimigrasian mengajukan pengaturan

Keimigrasian dengan menggunakan metode Omnibus Law atas Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yaitu:

1. penyempurnaan definisi Visa dan Izin Tinggal dengan menambahkan manual

dan/atau eletronik, penyesuaian pemberian ITAS dengan ITAS TKA saat ini yang

diberikan di TPI dan pemberian visa oleh Pejabat Imigrasi yang dilaksanakan tidak

hanya di Perwakilan Republik Indonesia

2. Penghapusan penjaminan terhadap Orang Asing sebagai Investor/Pelaku Usaha,

digantikan dengan jaminan mandiri berupa penyetoran sejumlah dana ke rekening

bank di Indonesia (penjaminan mandiri); dan

3. Penghapusan ketentuan memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen Perjalanan

atau Izin Tinggal Orang Asing kepada Pejabat Imigrasi pada saat pengawasan

keimigrasian.

Sumber: hasil panja DPR tanggal 19 September 2020

Materi Muatan Omnibus Law Keimigrasian dalam

Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja

(11)

SUBSTANSI KEIMIGRASIAN DALAM

UU NOMOR 11 TAHUN 2020

Visa

•penyempurnaan definisi

dengan menambahkan

manual dan/atau

eletronik

•penambahan kegiatan

pra investasi pada visa

kunjungan

•penambahan rumah

kedua dalam subjek Visa

Tinggal Terbatas

•pemberian visa oleh

Pejabat Imigrasi yang

dilaksanakan tidak hanya

di Perwakilan Republik

Indonesia

Izin Tinggal

•penyempurnaan

definisi dengan

menambahkan

manual dan/atau

eletronik

•penyesuaian

pemberian ITAS

dengan ITAS TKA

saat ini yang

diberikan di TPI

Penjamin Orang

Asing

•Penghapusan

penjaminan

terhadap Orang

Asing sebagai

Investor/Pelaku

Usaha, dan Orang

Asing melalui

resiprositas

digantikan dengan

jaminan mandiri

berupa penyetoran

sejumlah dana ke

rekening bank di

Indonesia

(penjaminan

mandiri)

Pengawasan

Keimigrasian

•Orang Asing wajib

menyerahkan

dokumen perjalanan

atau Izin Tinggal

kepada Pejabat

Imigrasi pada saat

pengawasan

(12)

Pendelegasian kewenangan di bidang keimigrasian

dari UU NO 11 TAHUN 2020 tentang Cipta Kerja

ke dalam peraturan pemerintah

UU tentang

Cipta Kerja

=

Perubahan

beberapa

ketentuan

pasal dalam

UU

Keimigrasian

Beberapa perubahan

ketentuan pasal UU

Keimigrasian yang

diatur dalam UU ttg

Cipta Kerja

Pasal 39

(pengaturan mengenai Orang

Asing penerima Visa tinggal

terbatas)

Pendelegasian kewenangan dlm PP:

“ketentuan lebih lanjut mengenai

Visa tinggal terbatas

sebagaimana dimaksud pada huruf

a dan huruf b diatur dalam Peraturan

Pemerintah”

Pasal 54

(pengaturan mengenai Orang

Asing yang dapat diberikan Izin

Tinggal Tetap)

Pendelegasian kewenangan dlm PP:

“Ketentuan lebuh lanjut mengenai

Izin Tinggal Tetap

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam

Peraturan Pemerintah”

Pasal 63

(pengaturan mengenai kewajiban

OA memiliki Penjamin, dan

ketentuan mengenai Penjamin;

kewajiban dan tanggung jawan

Penjamin, dan pengecualian bagi

OA untuk memiliki Penjamin.

Pendelegasian kewenangan dlm PP:

“Ketentuan lebih lanjut mengenai

tata cara jaminan keimigrasian bagi

Orang Asing diatur dalam Peraturan

Pemerintah”

Pasal 71

(pengaturan mengenai kewajiban

OA yang berada di Wilayah

Indoneisa)

Pendelegasian kewenangan dlm PP:

Ketentuan lebih lanjut mengenai

pemenuhan kewajiban

keimigrasian

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam

Peraturan Pemerintah

1

2

3

(13)

1.

Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah

keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang

berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lain yang ditetapkan

oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi

dasar untuk pemberian Izin Tinggal;

1.

Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah keterangan tertulis baik secara

manual maupun elektronik yang diberikan oleh pejabat

yang berwenang untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi

dasar untuk pemberian Izin Tinggal;

Pasal 1 angka 18, kewenangan penerbitan Visa diberikan secara elektronik diatur dalam

UU Cipta Kerja, dengan mempertimbangkan:

1.Penyederhanaan

Birokrasi dalam

proses Penerbitan

Visa dalam rangka

kemudahan investasi;

1.Menghilangkan

kontak pemohon

dengan petugas;

1.Mengikuti

perkembangan tren

dunia dalam

penerbitan elektronik

Visa;

1.Saat ini penerbitan

diterbitkan di

perwakilan, sehingga

perlu diberikan

secara elektronik.

UU IMIGRASI

UU CIPTA KERJA

DEFINISI VISA

(Pasal 1 angka 18)

(14)

1.

Izin Tinggal adalah

izin yang diberikan

kepada Orang Asing

oleh Pejabat Imigrasi

atau pejabat dinas luar

negeri untuk

berada di Wilayah

Indonesia.

1.

Izin Tinggal adalah

izin yang diberikan

kepada Orang Asing

oleh Pejabat Imigrasi

atau pejabat dinas luar

negeri baik secara

manual maupun

elektronik untuk berada

di Wilayah Indonesia.

Pasal 1 angka 21,

penerbitan Izin Tinggal

diberikan secara

elektronik diatur dalam

UU Cipta Kerja, ,

dengan

mempertimbangkan:

1.

Penyederhanaan

Birokrasi dalam proses

Penerbitan Izin Tinggal

dalam rangka

kemudahan investasi;

1.

Menghilangkan

kontak pemohon

dengan petugas;

Mengikuti

perkembangan tren

dunia dalam

penerbitan elektronik

Izin Tinggal.

UU IMIGRASI

UU CIPTA KERJA

DEFINISI IZIN TINGGAL

(Pasal 1 angka 21)

(15)

VISA KUNJUNGAN

(Pasal 38)

Visa kunjungan diberikan

kepada Orang Asing yang

akan melakukan

perjalanan ke Wilayah

Indonesia dalam rangka

kunjungan tugas

pemerintahan,

pendidikan, sosial budaya,

pariwisata, bisnis, keluarga,

jurnalistik, atau singgah

untuk meneruskan

perjalanan ke Negara lain

Visa kunjungan diberikan

kepada Orang Asing yang

akan melakukan

perjalanan ke Wilayah

Indonesia dalam rangka

kunjungan tugas

pemerintahan,

pendidikan, sosial budaya,

pariwisata, pra-investasi,

bisnis, keluarga, jurnalistik,

atau singgah untuk

meneruskan perjalanan ke

(16)

VISA TINGGAL

TERBATAS

(Pasal 39)

Visa tinggal terbatas

diberikan kepada Orang

Asing:

• sebagai rohaniawan, tenaga

ahli, pekerja, peneliti, pelajar,

investor, lanjut usia, dan

keluarganya, serta Orang Asing

yang kawin secara sah dengan

warga negara Indonesia, yang

akan melakukan perjalanan ke

Wilayah Indonesia untuk

bertempat tinggal dalam jangka

waktu yang terbatas; atau

• dalam rangka bergabung untuk

bekerja di atas kapal, alat

apung, atau instalasi yang

beroperasi di wilayah perairan

nusantara, laut teritorial, landas

kontinen, dan/atau Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Visa tinggal terbatas

diberikan kepada Orang

Asing:

• sebagai rohaniawan, tenaga

ahli, pekerja, peneliti, pelajar,

investor, rumah kedua, dan

keluarganya, serta Orang Asing

yang kawin secara sah dengan

warga negara Indonesia, yang

akan melakukan perjalanan ke

Wilayah Indonesia untuk

bertempat tinggal dalam jangka

waktu yang terbatas;

• dalam rangka bergabung untuk

bekerja di atas kapal, alat

apung, atau instalasi yang

beroperasi di wilayah perairan

nusantara, laut teritorial, landas

kontinen, dan/atau Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia; atau

• ketentuan lebih lanjut mengenai

Visa tinggalterbatas

Menghapus Visa tinggal terbatas

lanjut

usia

karena

adanya

pembatasan

usia tertentu dan

menggantikannya dengan Visa

rumah kedua yang memperluas

pemberian

izin

tinggal

orang

asing

dan

keluarganya

untuk

menetap selama 5 (lima) atau 10

(sepuluh)

tahun

setelah

memenuhi persyaratan tertentu.

(17)

KEWENANGAN PEMBERIAN VISA

(Pasal 40)

(1) Pemberian Visa kunjungan dan

Visa tinggal terbatas merupakan

kewenangan Menteri.

(1) (2) Visa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diberikan dan

ditandatangani oleh Pejabat

Imigrasi di Perwakilan Republik

Indonesia di luar negeri.

(2) (3) Dalam hal Perwakilan Republik

Indonesia belum ada Pejabat

Imigrasi

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2),

pemberian Visa kunjungan dan

Visa tinggal terbatas dilaksanakan

oleh pejabat dinas luar negeri.

(4) Pejabat dinas luar negeri

sebagaimana dimaksud pada

ayat

(3)

berwenang

memberikan Visa setelah

memperoleh Keputusan Menteri

(1)(1) Pemberian Visa kunjungan dan

Visa tinggal terbatas merupakan

kewenangan Menteri.

(2) (2) Visa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diberikan dan

ditandatangani oleh Pejabat

Imigrasi.

(3) (3) Dalam hal visa diberikan di

Perwakilan Republik Indonesia,

pemberian visa dilaksanakan oleh

Pejabat Imigrasi di Perwakilan

Republik Indonesia dan/atau

pejabat dinas luar negeri.

(4) (4) Pejabat dinas luar negeri

sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) berwenang memberikan

Visa setelah memperoleh

Keputusan Menteri.

Pemberian

Visa

merupakan

kewenangan

Menteri. Yang tidak

hanya diberikan di

perwakilan RI

(18)

PEMBERIAN IZIN TINGGAL

(Pasal 46)

((1)Orang Asing pemegang Visa

diplomatik

atau Visa

dinas

dengan maksud bertempat tinggal di

Wilayah Indonesia setelah mendapat

Tanda Masuk wajib mengajukan

permohonan kepada Menteri Luar

Negeri atau pejabat yang ditunjuk untuk

memperoleh Izin Tinggal diplomatik atau

Izin Tinggal dinas.

(2)

(2) Orang Asing pemegang Visa tinggal

terbatas setelah mendapat Tanda

Masuk wajib mengajukan

permohonan kepada kepala Kantor

Imigrasi untuk memperoleh Izin Tinggal

terbatas.

(3) Jika Orang Asing sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) tidak

melaksanakan kewajiban tersebut,

Orang Asing yang bersangkutan

dianggap berada di Wilayah Indonesia

secara tidak sah.

(1)

(1) Orang Asing pemegang Visa

diplomatik atau Visa

dinas dengan

maksud

bertempat tinggal di Wilayah

Indonesia setelah mendapat Tanda

Masuk wajib mengajukan permohonan

kepada Menteri Luar Negeri atau pejabat

yang ditunjuk untuk memperoleh Izin

Tinggal diplomatik atau Izin Tinggal dinas.

(2)

(2) Orang Asing pemegang Visa tinggal

terbatas setelah mendapat Tanda Masuk

wajib mengajukan

permohonan

kepada kepala Kantor Imigrasi untuk

memperoleh Izin Tinggal terbatas.

(3)

(3) Jika Orang Asing sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat tidak

melaksanakan kewajiban tersebut, Orang

Asing yang bersangkutan dianggap

berada di Wilayah Indonesia secara tidak

sah.

(4)

(4) Dalam hal orang asing sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) mendapatkan

Izin Tinggal terbatas di Tempat

Pemeriksaan Imigrasi, tidak perlu

mengajukan permohonan kepada

kepala Kantor Imigrasi untuk memperoleh

Izin Tinggal terbatas.

Penyesuaian

dengan

implementasi

Perpres TKA

(19)

IZIN TINGGAL TETAP

(Pasal 54)

(1) Izin Tinggal Tetap dapat diberikan

kepada:

a. Orang Asing pemegang Izin

Tinggal terbatas sebagai

rohaniwan, pekerja, investor, dan

lanjut usia;

a.

b. keluarga karena perkawinan

campuran;

b.

c. suami, istri, dan/atau anak dari

Orang Asing pemegang Izin Tinggal

Tetap; dan

c.

d. Orang Asing eks warga negara

Indonesia dan eks subjek anak

berkewarganegaraan ganda

Republik Indonesia.

(1)

(2) Izin Tinggal Tetap sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak

diberikan kepada Orang Asing yang

tidak memiliki paspor kebangsaan.

(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal

Tetap merupakan penduduk

Indonesia.

(1)

(1) Izin Tinggal Tetap dapat diberikan

kepada:

a. Orang Asing pemegang Izin Tinggal

terbatas sebagai rohaniwan, pekerja,

investor, dan rumah kedua;

b. keluarga karena perkawinan

campuran;

c. suami, istri, dan/atau anak dari Orang

Asing pemegang Izin Tinggal Tetap;

dan

d. Orang Asing eks warga negara

Indonesia dan eks subjek anak

berkewarganegaraan ganda

Republik Indonesia.

(2) Izin Tinggal Tetap sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak

diberikan kepada Orang Asing yang

tidak memiliki paspor kebangsaan.

(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal

Tetap merupakan penduduk

Indonesia.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Izin

Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Pemerintah.

Subjek

rumah

kedua

memperluar

lanjut usia

(20)

PENJAMIN

(Pasal 63)

(1) Orang Asing tertentu yang berada di Wilayah Indonesia wajib memiliki Penjamin yang menjamin keberadaannya.

(1)

(2) Penjamin bertanggung jawab atas keberadaan dan kegiatan Orang Asing yang dijamin selama tinggal di Wilayah Indonesia serta

berkewajiban melaporkan setiap perubahan status sipil, status Keimigrasian, dan perubahan alamat.

(2)

(3) Penjamin wajib membayar biaya yang timbul untuk memulangkan atau mengeluarkan Orang Asing yang dijaminnya dari Wilayah Indonesia apabila Orang Asing yang bersangkutan:

a.

a. telah habis masa berlaku Izin Tinggalnya; dan/atau

b.

b. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi.

c.

(4) Ketentuan mengenai penjaminan tidak berlaku bagi orang asing yang kawin secara sah dengan warga negara indonesia.

d.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat(2) huruf g tidak berlaku dalam hal pemegang Izin Tinggal Tetap tersebut putus hubungan perkawinannya dengan warga negara Indonesia memperoleh penjaminan yang menjamin keberadaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(1)

(1Orang Asing tertentu yang berada di Wilayah Indonesia wajib memiliki Penjamin yang menjamin keberadaannya.

(2)

(2) Penjamin bertanggung jawab atas keberadaan dan kegiatan Orang Asing yang dijamin selama tinggal di Wilayah Indonesia serta

berkewajiban melaporkan setiap perubahan status sipil, status Keimigrasian, dan perubahan alamat.

(3)

(3) Penjamin wajib membayar biaya yang timbul untuk memulangkan atau mengeluarkan Orang Asing yang dijaminnya dari Wilayah Indonesia apabila Orang Asing yang bersangkutan:

a.

a. telah habis masa berlaku Izin Tinggalnya; dan/atau

b. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi. (4) Ketentuan mengenai penjaminan tidak berlaku bagi:

a.

a. Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia;

b.

b. Pelaku Usaha dengan kewarganegaraan asing yang menanamkan modal sebagai investasinya di Indonesia sebagaimana dimaksud dala ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penanaman modal; dan

c.

c. Warga dari suatu negara yang secara resiprokal memberikan pembebasan penjaminan.

d.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2) huruf g tidak berlaku dalam hal pemegang Izin Tinggal Tetap tersebut putus hubungan perkawinannya dengan warga negara Indonesia memperoleh penjaminan yang menjamin keberadaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

e.

(6) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, menyetorkan jaminan keimigrasian sebagai pengganti penjamin selama berada di Wilayah Indonesia.

(6)

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara jaminan keimigrasian bagi Orang Asing diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(21)

Penggantian “Penjamin

bagi

pelaku usaha asing dengan

“sistem penjaminan mandiri”

Makna “Sistem Penjaminan Mandiri”: Pelaku usaha asing menyetor sejumlah dana (pembayaran deposit) ke rekening

bank di Indonesia sebagai jaminan atas keberadaannya di Indonesia. Sistem deposit ini juga menunjukkan bahwa

pemohon adalah pelaku usaha asing yang potensial untuk melakukan usaha di Indonesia.

Mengapa “Sistem Penjaminan Mandiri”?

Terdapat beberapa kelemahan lembaga “Penjamin”, yaitu:

1. Sulitnya pengawasan keimigrasian terhadap individu WNI sebagai “Penjamin”

2. Adanya “Penjamin” yang tidak mengetahui orang asing yang dijaminnya (modus penjamin fiktif/bogus

guarantor); dan

3. Adanya “Penjamin” yang tidak bertangung jawab terhadap orang asing yang ditanggungnya ketika bermasalah.

✔Sistem pembayaran deposit dinilai lebih tepat diterapkan bagi para pelaku usaha asing karena deposit yang

(22)

KEWAJIBAN ORANG ASING

(Pasal 71)

Setiap Orang Asing yang berada di

Wilayah Indonesia wajib:

a. a. memberikan segala

keterangan yang diperlukan

mengenai identitas diri dan/atau

keluarganya serta melaporkan

setiap perubahan status sipil,

kewarganegaraan, pekerjaan,

Penjamin, atau perubahan

alamatnya kepada Kantor

Imigrasi setempat; atau

b. b. memperlihatkan

dan menyerahkan

Dokumen Perjalanan atau Izin

Tinggal yang dimilikinya apabila

diminta oleh Pejabat Imigrasi yang

bertugas dalam rangka

pengawasan Keimigrasian.

(1)(1Setiap Orang Asing yang berada

di Wilayah Indonesia wajib:

a.

a. memberikan

segala

keterangan yang diperlukan

mengenai identitas diri dan/atau

keluarganya serta melaporkan

setiap perubahan status

sipil, kewarganegaraan,

pekerjaan, Penjamin, atau

perubahan alamatnya kepada

Kantor

Imigrasi setempat; atau

b. menyerahkan Dokumen Perjalanan

atau Izin Tinggal yang dimilikinya

apabila diminta oleh Pejabat

Imigrasiyang bertugas dalam

rangka pengawasan Keimigrasian.

(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai

pemenuhan kewajiban

keimigrasian

sebagaimanadimaksud pada ayat

(1) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Untuk

tidak

menimbulkan

misinterpretasi atas

kata

“memperlihatkan”

(23)

TINDAK LANJUT

Penyusunan PP terkait:

1.

Tata Cara Jaminan Bagi Orang Asing

(24)

Peraturan Pelaksanaan/turunan atas UU Nomor 11

tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Bab VI Bagian Kedua

klaster kemudahan berusaha

PP

PERUBAHAN

KETIGA PP 31

Referensi

Dokumen terkait

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif dimana data kualitatif berupa data dari proses pembelajaran dengan menggunakan

Pengujian terhadap sistem komunikasi data pada Power Management System yang di dalamnya ada sensor tegangan dan arus berdasarkan rancangan sistem serta

Ayam buras adalah turunan dari proses penyilangan ayam hutan dengan ayam pedaging, yang didomestikasi dan dikembang-biakan. Osifikasi anggota tubuh embrio ayam diawali dari

Terlebih lagi, dengan langkah PHD yang meningkatkan layanan kepada segmen dewasa muda urban, Perseroan akan terus mendedikasikan sumber dayanya untuk meningkatkan penggunaan

Dalam lingkup pencarian rute terpendek ini tidak dapat dikatakan secara langsung algoritma mana yang paling optimum untuk keseluruhan kasus, karena belum tentu suatu

Hasil penentuan derajat ketengikan sampel minyak tanpa dan dengan penambahan butil hidroksi toluen (BHT) dan vitamin E pada penyim­ panan minggu ke 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan ke

Masalah pokok tersebut selanjutnya dibuatkan sub masalah yang dijadikan sebagai rumusan masalah yakni, Bagaimana Penggunaan Media Pembelajaran Mahasiswa PPL mata

Gambar Tanaman Jagung Pada 6 MST. Universitas