• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran-1b

Contoh Perhitungan Pemenang Lelang Penjualan SUN SOR dan Multiple Yield untuk SUN INDOGB 12 10/10 Target Indikatif : Rp 6 Triliun

Target Yield : 12% (99,962%) Rincian Penawaran :

Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif, maka tidak semua peserta memenangkan lelang. Pemenang lelang ditentukan sebagai berikut :

1. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran dengan yield yang sama atau lebih kecil dari SOR (Stop Out Rate) yaitu 12% (harga = 99,962%). Dengan demikian pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran yield lebih kecil dari 12%, yaitu peserta 1 s.d. peserta 8;

2. Peserta 4 s.d. peserta 8 memenangkan lelang secara proporsional sesuai bobot jumlah penawaran masing-masing dibandingkan jumlah penawaran untuk yield 12%. Rincian jumlah yang dimenangkan secara proporsional dapat dilihat pada table di atas. Contoh perhitungan untuk nilai nominal yang dimenangkan peserta 4 adalah sebagai berikut:

(2)

Perhitungan Harga Setelmen Pembelian/Penjualan SUN oleh Bank Indonesia

I. Rumus perhitungan Harga Setelmen per unit :

A. Dalam hal SUN berupa Obligasi Negara dengan Kupon (termasuk ORI) Ps = P + AI

B. Dalam hal SUN berupa Obligasi Negara tanpa kupon (zero coupon bond)

C. Dalam hal SUN berupa SPN

AI = Bunga Berjalan (accrued interest) per unit SUN c = Tingkat kupon (coupon rate) dalam persentase

i = Imbal hasil sampai jatuh tempo (yield to maturity) dalam persentase sampai dengan 5 (lima) desimal

n = Frekuensi pembayaran kupon dalam setahun

D = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari

(3)

Lanjutan Lampiran 2 sesudah tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo

a = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal setelmen

d = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya

E = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan setelmen terjadi F = Jumlah frekuensi pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal

setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo k = 1, 2, 3, …, F

II.Contoh perhitungan Harga Setelmen per unit :

A. SUN berupa Obligasi Negara dengan Kupon (termasuk ORI)

Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah) dengan kupon sebesar 12,125% (dua belas koma seratus dua puluh lima persen) per tahun. Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2010 dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15 Februari dan 15 Agustus setiap tahunnya. Jika yield yang ditawarkan sebesar 8,21000% (delapan koma dua puluh satu ribu persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 15 Juli 2008, maka harga setelmen per unit SUN dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :

N = Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah)

c = 12,125% (dua belas koma seratus dua puluh lima persen) i = 8,21000% (delapan koma dua puluh satu ribu persen)

n = 2 (dua) kali dalam satu tahun (semi annually) yaitu setiap tanggal 15 Februari dan 15 Agustus

a = 150 (seratus lima puluh) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon (16 Februari 2008) sampai dengan tanggal setelmen (14 Juli 2008)

d = 32 (tiga puluh dua) hari yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu hari) sesudah tanggal Setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15 Agustus 2008) E = 182 (seratus delapan puluh dua) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang pada …

(4)

dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan setelmen terjadi (16 Februari 2008 sampai dengan 15 Agustus 2008)

F = 4 (empat) kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo

k = 1, 2, 3,…, F

Harga bersih per unit dihitung sebagai berikut :



Dimana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut: AI = Rp 1.000.000 x 12,125%/2 x 150/182

= Rp 49.965,66

Harga Setelmen per unit dihitung sebagai berikut : Ps = P + AI

B. SUN berupa Obligasi Negara tanpa kupon (zero coupon bond)

Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah). Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2010. Jika yield yang ditawarkan sebesar 12,50000% (dua belas koma lima persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 2008, maka harga setelmen per unit Obligasi Negara dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(5)

Lanjutan Lampiran 2

N = Rp 1.000.000,00 i = 12,50000%

D = 581 (lima ratus delapan puluh satu) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal jatuh tempo (15 Februari 2010)

(

)

365

581

12,50000% 1

1.000.000 Rp

Ps

+ =

Ps = Rp 829.041,74 = Rp 829.042,00 C. SUN berupa SPN

Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual SPN dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah). SPN ini jatuh tempo pada tanggal 19 Maret 2009. Jika yield yang ditawarkan sebesar 12,00000% (dua belas persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 2008, maka harga setelmen per unit SPN dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :

N = Rp 1.000.000,00 i = 12,00000%

D = 248 (dua ratus empat puluh delapan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal jatuh tempo (19 Maret 2008)

   

 

+ =

365 248 x 12,00000% 1

1.000.000 Rp

Ps

(6)

Contoh Pengenaan Sanksi Atas Pembatalan Transaksi Operasi Pasar Terbuka Kasus 1

Terdapat 6 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi lelang SBI 1 bulan, 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari, 1 kali transaksi penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FTK dan 1 kali transaksi FTE tenor 1 hari.

Tanggal Pembatalan Transaksi 15 Jul 2008 18 Sep 2008 11 Des 2008

Transaksi Batal Pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder

Lelang SBI 1 bulan 1) FASBI tenor 1 hari

2) Penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder

3) FTK

4) FTE tenor 1 hari

Jumlah Pembatalan 1 1 4

Akumulasi Pembatalan 1 2 6 *)

Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 19 Sep 2008 12 Des 2008

Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis

b. Kewajiban Membayar

1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal transaksi yang dinyatakan batal

b. Kewajiban Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal transaksi yang dinyatakan batal

b. Kewajiban Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal transaksi yang dinyatakan batal c. Penghentian Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 12, 15, 16,17 dan 18 Desember 2008

*) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 6 (enam) kali sejak 15 Juli 2008.

Selanjutnya awal periode 6 (enam) bulan akan mulai dihitung kembali sejak adanya pembatalan berikutnya.

(7)

Lanjutan Lampiran 3 Kasus 2

Terdapat 5 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari, 1 kali transaksi penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FTK dan 1 kali transaksi FTE tenor 1 hari.

Selanjutnya, terdapat 3 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari dan 2 kali transaksi lelang SBI (lelang SBI 1 bulan dan lelang SBI 3 bulan).

Tanggal Pembatalan Transaksi

15 Jul 2008 11 Agt 2008 11 Des 2008 18 Des 2008

Transaksi Batal Pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder

1) FASBI tenor 1 hari 2) Penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder 3) FTK

4) FTE tenor 1 hari

FASBI tenor 1 hari 1) Lelang SBI 1 bulan 2) Lelang SBI 3 bulan

Jumlah Pembatalan 1 4 1 2

Akumulasi Pembatalan 1 5 **) 1 3 ***)

Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 12 Agt 2008 12 Des 2008 19 Des 2008

Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis

b. Kewajiban

Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal

transaksi yang dinyatakan batal

b. Kewajiban Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal

transaksi yang dinyatakan batal

c. Penghentian Sementara

b. Kewajiban Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal

transaksi yang dinyatakan batal

b. Kewajiban Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal transaksi yang dinyatakan batal c. Penghentian

(8)

Tanggal Pembatalan Transaksi

15 Jul 2008 11 Agt 2008 11 Des 2008 18 Des 2008

selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 12, 13, 14,15 dan 19 Desember 2008

Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 19, 22, 23, 24 dan 26 Desember 2008 **) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 5 (lima) kali sejak 15 Juli 2008.

***) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 3 (tiga) kali sejak 11 Desember 2008.

Selanjutnya awal periode 6 (enam) bulan akan mulai dihitung kembali sejak adanya pembatalan berikutnya.

(9)

Lanjutan Lampiran 3 Kasus 3

Pada tanggal 15 Juli 2008, terdapat 1 kali pembatalan transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder.

Pada tanggal 11 Agustus 2008, terdapat 1 kali pembatalan transaksi FASBI tenor 1 hari. Sehingga akumulasi pembatalan adalah 2 kali yang dihitung sejak 15 Juli 2008 (masih dalam kurun waktu 6 bulan).

Pada tanggal 26 Januari 2009, terdapat 1 kali pembatalan transaksi FASBI tenor 1 hari. Akumulasi pembatalan tidak dihitung sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008 karena telah melewati kurun waktu 6 bulan, namun dihitung sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008. Sehingga akumulasi jumlah pembatalan adalah sebanyak 2 kali.

Selanjutnya, pada tanggal 5 Februari 2008 terdapat 1 kali pembatalan transaksi lelang SBI 1 bulan OPT. Akumulasi pembatalan adalah sebanyak 3 kali yang dihitung sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008 (masih dalam kurun waktu 6 bulan).

Tanggal Pembatalan Transaksi

15 Jul 2008 11 Agt 2008 26 Jan 2009 5 Feb 2009

Transaksi Batal Pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder

FASBI tenor 1 hari FASBI tenor 1 hari Lelang SBI 1 bulan

Jumlah Pembatalan 1 1 1 1

Akumulasi Pembatalan 1 2 2 ****) 3 *****)

Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 12 Agt 2008 27 Jan 2009 6 Feb 2008

Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis

b. Kewajiban

Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal transaksi yang

b. Kewajiban Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal

transaksi yang

b. Kewajiban Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal

transaksi yang

b. Kewajiban Membayar 1 ‰ (satu per seribu) dari nilai nominal transaksi yang

(10)

Tanggal Pembatalan Transaksi

15 Jul 2008 11 Agt 2008 26 Jan 2009 5 Feb 2009

dinyatakan batal dinyatakan batal dinyatakan batal dinyatakan batal c. Penghentian

Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 6, 9, 10,11 dan 12 Februari 2009 ****) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 2 (dua) kali sejak 11 Agustus 2008. Pembatalan tanggal 26 Januari 2009

berada di luar kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008, namun masih dalam kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008.

*****) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 3 (tiga) kali sejak 11 Agustus 2008. Pembatalan tanggal 5 Februari 2009 berada di luar kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008, namun masih dalam kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008.

Gambar

table di atas. Contoh perhitungan untuk nilai nominal yang dimenangkan peserta 4 adalah sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

– K/ L/D/I Wajib Melakukan Pengawasan Terhadap PPK, ULP/Pejabat Pengadaan di lingkungan K/L/D/I masing- masing, dan menugaskan Aparat Pengawasan Intern ybs untuk Melakukan

10 Berdasarkan Pasal 1 Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perindustrian No.KEP.122/MK/IV/2/1974,

Pengaruh Konsentrasi Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Selai Lembaran Nanas, Skripsi S-1, Fakultas Teknologi Pertanian

Karakterisasi kompleks DDI-NKT dan DDI-ARG meliputi, analisis dengan mikroskop polarisasi, difraksi sinar-X serbuk, uji kelarutan, dan stabilitas kimia pada larutan dapar pH 1,2;

Tetapi dapat juga digunakan keduanya, yakni penelitian yang menggunakan data deskriptif terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan menggunakan tipe aplikasi inferensial/

Jika perusahaan perusahaan lain menggunakan daya tarik emosional maka kita dapat menggunakan daya tarik rasional,”ketika perusahaan berfikir untuk menentang daya

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmatNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menentukan

Munculnya penelitian ini ditujukan untuk menemukan desain tingku briket batu bara yang lebih efisien dan lebih bersih. Efisien dari sisi karakterisasi pembakaran berarti