BAB V PENUTUP
Setelah deskripsi dan analisa data pada Bab III dan IV dengan menggunakan pisau logoterapi Frankl maka di akhir tulisan ini penulis akan menutup tulisan ini dengan memberikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan observasi langsung di lapangan dan memberikan saran atau rekomendasi kepada pihak-pihak terkait dengan penemuan makna hidup pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis.
5.1. Kesimpulan.
Pasien gagal ginjal kronik menemukan makna hidupnya setelah hidup
Tuhan dan memanjatkan doa-doa untuk kekuatan menghadapi seluruh pergumulan hidup. Ketika keadaan tidak dapat diubah maka pasien gagal ginjal kronik mengubah sikap mereka terhadap keadaan yang tidak dapat diubah. Melalui penjelasan di atas maka teori Frankl yang menjelaskan ketika kita tidak dapat mengubah keadaan maka ubahlah sikap kita terhadap keadaan yang tidak dapat diubah, teori Frankl dapat diterima. Frankl menjelaskan hal ini dalam teorinya sebagai kebebasan untuk berkehendak.
Pasien gagal ginjal kronik ketika hidup lebih lama dari prognosis medis
Makna hidup tidak sama bagi setiap orang, demikian juga pasien gagal
ginjal kronik dalam penemuan makna hidupnya. Setiap orang berbeda dalam memaknai hidupnya. Ada yang menemukan makna hidupnya pada cucu, suami, isteri, anak, saudara, orang tua, sahabat, keluarga ketika mereka semakin mencintainya. Oleh karena itu makna hidup adalah unik dan personal dan ditemukan sendiri dan tidak dihadiahkan atau diberikan orang lain. Ketika makna hidup berhasil ditemukan maka hidupnya akan bahagia, dan sebaliknya apabila makna hidup tidak dapat ditemukan maka seseorang akan mengalami kehampaan eksistensial. Pasien gagal ginjal kronik menemukan makna hidupnya setelah hidup lebih lama dari prognosis medis. Maka dengan demikian teori Frankl yang mengatakan bahwa makna hidup itu unik dan personal dan selalu berorientasi kepada masa yang akan datang (future oriented), adalah benar, dapat diterima dan berlaku secara universal baik di dunia Barat dan Timur.
Dari ketiga makna (penderitaan, cinta, dan kerja) yang paling
yang dijelaskan Frankl bahwa dalam keadaan menderita sekali pun makna hidup tetap dapat ditemukan, maka teori Frankl berlaku dan sejajar secara universal baik di dunia Barat dan Timur walaupun budaya Barat dan
Timur berbeda. Teori Frankl teruji kebenarannya karena “teori” ini bukan teori dari hasil yang di pelajari secara teoritis tetapi dari “pengalaman
hidup atau laboratorium hidup” Frankl. Karena itu teori ini pantas
didengar dan diterima. Pertanyaan adalah apakah harus menderita lebih dahulu baru kemudian menemukan makna hidup? Jawabnya: TIDAK. Mengapa? Karena makna hidup dapat ditemukan baik dalam keadaan bahagia juga dalam keadaan menderita. Namun secara umum manusia menemukan makna hidupnya ketika penderitaan terjadi atas dirinya.
Penemuan makna hidup bagi pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih
lama dari prognosis medis, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama faktor sosial (keluarga, suami, isteri, anak, saudara, warga gereja, teman semarga), kedua faktor religiusitas, dan ketiga faktor motivasi diri (semangat untuk hidup). Namun faktor yang pertama dan yang utama adalah dukungan sosial (keluarga). Hal ini disebabkan masyarakat/orang Timur hidup dalam Communal Life (hidup dalam kebersamaan).
Kepastian hidup ada dalam kebersamaan. Kebersamaan merupakan salah
satu kenyamanan hidup untuk masyarakat Timur. Selain itu orang/masyarakat Timur adalah Interdependence Personality (saling ketergantung antara satu dengan yang lain) bukan independence personality. Kepribadian orang/masyarakat Timur juga dipengaruhi oleh
yang dijelaskan oleh Durkheim bahwa individu dipengaruhi oleh kelompok sosial/masyarakat dan saling memengaruhi. Disamping itu pasien gagal ginjal kronik mempunyai latar belakang hidup atau masa lalu yang tidak benar. Ketika keluarga menerima, menghargai, mencintai, mengampuni mereka sebagai manusia yang utuh maka keluarga sangat berarti dan bermakna bagi pasien gagal ginjal kronik dalam penemuan makna hidupnya.
Maka dengan demikian sumbangan kontektual lokal dalam teori penelitian
ini adalah pentingnya peranan sosial (keluarga) dalam penemuan makna hidup bagi pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis. Maka implikasi pastoralnya adalah tidak membiarkan mereka sendirian (lonely), sering dikunjungi, dihargai, diterima, dengan cinta yang tulus dan ikhlas, didukung, di doakan, dan diperhatikan.
5.2. Saran.
5.2.1. Para konselor pasien gagal ginjal kronik.
Meningkatkan perkunjungan pastoral kepada pasien gagal ginjal kronik,
bukan doa-doa yang muluk-muluk yang menjanjikan kesembuhan penyakit, karena mereka tahu bahwa mereka tidak pernah sembuh dari penyakitnya.
Membangun komunikasi yang baik, menerima, menghargai, dan melayani
Memungsikan 4 (empat) fungsi dasar pendampingan konseling pastoral
yaitu menyembuhkan, mendukung, membimbing, dan memulihkan. 5.2.2. Kepada Keluarga yang mendampingi pasien gagal ginjal kronik.
Mendampingi pasien gagal ginjal kronik dengan penuh perhatian dan cinta
kasih yang tulus dan ikhlas.
Menerima mereka sebagai manusia yang utuh.
Mendampingi mereka dalam suka dan duka yang dialami oleh pasien gagal
ginjal kronik.
Setia untuk mengantar dan menemani selama proses hemodialisa (cuci
darah) di Rumah Sakit.
5.2.3. Kepada peneliti selanjutnya.
Perlu melanjutkan penelitian tentang pengaruh peran sosial (keluarga,