• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA PEKERJA ANAK PADA HOME INDUSTRY SANDAL DI DESA WEDORO KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROBLEMATIKA PEKERJA ANAK PADA HOME INDUSTRY SANDAL DI DESA WEDORO KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEMATIKA PEKERJA ANAK PADA

HOME INDUSTRY

SANDAL DI DESA WEDORO KECAMATAN WARU

KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

(S. Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

MOKHAMMAD IMAM AKHFAS

NIM. B05211033

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)

PROBLEMATIKA PEKERJA ANAK PADA

HOME INDUSTRY

SANDAL DI DESA WEDORO KECAMATAN WARU

KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

(S. Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

MOKHAMMAD IMAM AKHFAS

NIM. B05211033

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan skripsi

yang ditulis oleh:

Nama : Mokhammad Imam Akhfas

NIM : B05211033

Program Studi : Sosiologi

Yang berjudul: “Problematika Pekerja Anak Pada Home Industry Sandal Di Desa

Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo”, saya berpendapat bahwa skripsi

tersebut sudah diperbaiki dan dapat diujikan dalam rangka memperoleh gelar sarjana

Ilmu Sosial dalam bidang Sosiologi.

Surabaya, 07 Agustus 2015

Pembimbing

(4)

PENGESAHAN

Skripsi oleh Mokhammad Imam Akhfas dengan judul: “Problematika Pekerja Anak

Pada Home Industry Sandal Di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo” telah dipertahankan dan dinyatakan lulus di depan Tim Penguji Skripsi pada tanggal

07 Agustus 2015.

TIM PENGUJI SKRIPSI

Penguji I Penguji II

Amal Taufiq, S.Pd, M.Si Zaky Ismail, M.Si

NIP.19700802199702101 NIP. 198212302011011007

Penguji III Penguji IV

M. Ilyas Rolis, M.Si Dr. H.M. Shodiq, M.Si NIP. 107704182011011007 NIP. 197504232005011002

Surabaya, 07 Juli 2015

Mengesahkan,

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dekan

(5)

PERNYATAAN

PERTANGGUNG JAWABAN PENULIS SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Mokhammad Imam Akhfas

NIM : B05211033

Program Studi : Sosiologi

Judul Skripsi : Problematika Pekerja Anak Pada Home Industry Sandal Di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

A. Skripsi ini tidak pernah dikumpulkan pada lembaga pendidikan mana pun

untuk mendapatkan gelar akademik apapun.

B. Skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya secara mandiri dan bukan

merupakan plagiasi atas karya orang lain.

C. Apabila skripsi ini dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan sebagai

hasil plagiasi, saya bersedia menanggung segala konsekuensi hukum yang

terjadi.

Surabaya, 07 Agustus 2015

Yang menyatakan

(6)

ABSTRAK

Mohammad Imam Akhfas, 2015,Problematika Pekerja Anak Pada Home Industry Sandal Di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo, Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Problematika, Pekerja Anak, Home Industry

Dalam penelitian ini yang dikaji adalah problematika yang dialami oleh anak

yang masih bersekolah namun ia juga memutuskan untuk bekerja juga, tepatnya

bekerja pada home industry sandal yang menjadi mayoritas pekerjaan warga Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Teori yang digunakan dalam melihat realitas problematika pekerja anak pada home industry sandal adalah teori tindakan dari Max Weber.

Dalam penelitian mengenai problematika pekerja anak pada home industry sandal ini mendapatkan hasil mengenai banyak hal yang telah dipaparkan oleh penulis dalam pembahasannya. Di antaranya yakni mengenai latar belakang seorang anak yang masih bersekolah namun ia sudah menjadi pekerja, di antara latar belakang tersebut adalah bisa membantu orang tua, bisa membayar sekolah sendiri, mengisi waktu kosong. Dan

lain sebagainya. Selain latar belakang penulis juga menemukan hasil mengenai

problematika yang dialami para pekerja anak dan juga dampak yang terjadi ketika

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa anak-anak adalah masa yang menyenangkan bagi sebagian

besar orang yang telah melewati masa tersebut, yang mana dalam

kesibukan sehari-harinya hanya disibukkan dengan bermain dan membeli

apapun yang ia inginkan tanpa memikirkan harus bekerja dan mencari

uang. “Pengen jadi anak-anak lagi” kata-kata itulah yang acap kali

terdengar ditelinga kita, hal semacam itu menggambarkan bahwa betapa

indahnya masa anak-anak.

Anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah adalah masa

dimana dalam kehidupan sehari-hari disibukkan dengan aktifitas yang

berpusat pada belajar dan bermain saja, bahkan tak jarang kita seringkali

menjumpai aktifitas anak yang disibukkan dengan belajar dan belajar, baik

dalam ilmu umum maupun agama, bahkan ada juga yang ditambah dengan

ke ikut sertaanya dalam les musik, melukis atau menari misalnya.

Dalam sebuah negara, baik negara maju maupun berkembang

bahkan bagi negara yang masih tertinggal, anak merupakan sebuat aset

bangsa. Maju tidaknya sebuah negara sangat bergantung pada kualitas

generasi penerus bangsanya, oleh karena itu negara harus bisa menjaga

dan meningkatkan kualitas anak-anak sehingga bisa menjamin masa depan

(8)

2

Melihat pernyataan diatas penulis meyakini aktifitas seorang anak

akan dipengaruhi oleh keadaan keluarganya, dengan kata lain apabila

seorang ayah dan ibunya adalah orang terpelajar dan memiliki keadaan

ekonomi yang baik, maka akan memperlakukan anaknya sedemikian rupa

hingga anaknya bisa menjadi anak yang hebat, dengan menyekolahkan

anaknya pada sekolah yang berkualitas, kemudian mengikut sertakan pada

bimbingan belajar, baik dalam ilmu umum, bahasa dan juga ilmu agama,

bahkan terkadang masih ditambah dengan les keterampilan juga.

Keadaan anak yang penulis ilustrasikan diatas tentunya akan

berbeda dengan kondisi keluarga pada umumnya yang cukup dengan

menyekolahkan anaknya dan mengikut sertakan pada lembaga keagamaan.

Kemudian melihat kondisi keluarga tidak mampu, tentu akan berbeda lagi

aktivitas anaknya, jangankan les bahasa dan les keterampilan, sekolahpun

adakalanya diabaikan. Sebagian besar yang menjadi latar belakang

masalah ini adalah masalah ekonomi keluarga.

Dengan melihat ilustrasi tersebut sudah barang tentu aktifitas anak

akan lebih banyak berpusat pada bermain. Namun penulis menyadari

bahwa tidak semua keluarga tidak mampu yang mengesampingkan

sekolah anaknya, dengan bukti sering dijumpainya prestasi yang diraih

anak dalam sekolah justru kebanyakan adalah anak dari keluarga yang

sederhana bahkan tidak mampu.

Penulis melihat justru dari latar belakang keluarga yang sederhana

(9)

3

sehingga mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi, meski tidak

seluruhnya dalam kondisi semacam itu. Dalam konteks ini penulis melihat

kedewasaan anak akan muncul dalam kondisi tertekan, misalnya dalam hal

ekonomi, seorang anak akan mulai berfikir untuk keluar dari problem

kehidupanya dengan berbagai cara seperti belajar dengan

sungguh-sungguh sehingga prestasi bisa diraih bahkan ada seorang anak yang

memutuskan untuk bekerja disamping kesibukanya sebagai seorang

pelajar.

Usia-usia anak yang duduk dibangku SMP dan SMA merupakan

tahap berkembangnya kedewasaan anak, daya berfikir kedepan mulai

terbentuk pada masa ini, sehingga apa yang ada disekelilingnya dan apa

yang mereka rasakan mulai mereka fikirkan, dengan artian mereka akan

berfikir apa yang sebaiknya ia lakukan, khususnya dengan kondisi

keluarga yang sederhana bahkan tidak mampu tersebut. Ada anak yang

merespon hal ini dengan bertindak secara langsung untuk membantu

keluarganya ada juga anak yang semakin giat belajar untuk masa depanya

dan keluarga ada juga anak yang tidak perduli dengan kondisi

keluarganya, tentunya hal ini tergantung dengan tingkat kedewasaan anak

itu sendiri.

Hal semacam ini kerap kali dijumpai oleh penulis di Desa Wedoro

Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo, yang mana terdapat home industry

(10)

4

rumah tangga,remaja bahkan anak-anak karena sistem kerja borongan dan

tidak terikat oleh waktu.

Di Desa Wedoro penulis seringkali menjumpai anak-anak yang

seharusnya ia harus fokus kepada urusan sekolah namun ia malah

menambah kesibukan dengan bekerja pada Home Industry sandal, ia bekerja sepulang sekolah sampai sore bahkan biasanya dilanjutkan hingga

malam hari. Pekerja anak yang penulis jumpai yakni anak-anak yang

masih bersekolah setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah

Menengah Pertama (SMP) bahkan masih duduk di bangku Sekolah Dasar

(SD) ada yang juga sudah bekerja, ada juga yang sebenarnya masih usia

sekolah namun ia sudah tidak melanjutkan sekolah namun ia memilih

untuk bekerja.

Penulis meyakini terdapat problem-problem yang dialami oleh

anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah yang memutuskan untuk

bekerja juga, tentunya karena benturan tugas ia sebagai pelajar dengan

keputusan ia untuk menjadi seorang pekerja juga. Menurut Bagong

Suyanto “Anak yang gagal dalam pendidikan (drop out) lebih terdorong

untuk bekerja, dan sebaliknya anak yang bekerja sambil sekolah

cenderung menurun prestasinya, atau mudah mengalami drop out”.1

Seorang anak yang masih berstatus pelajar namun ia juga

memutuskan untuk jadi pekerja, dalam hal ini apakah akan berdampak

positif atau negatif. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mendalami

1

Bagong Suyanto dan Sri Sanituti Hariadi. Pekerja Anak: Masalah, Kebijakan dan Upaya

(11)

5

tentang problematika pekerja anak pada home industry sandal di Desa

Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan

masalah penelitian ini yakni :

1. Apa penyebab seorang anak bekerja di tengah tugasnya menjadi

pelajar ?

2. Problematika apa saja yang terjadi pada seorang anak yang

berstatus pelajar sekaligus sebagai pekerja ?

3. Apakah dampak bagi pekerja anak yang masih berstatus sebagai

pelajar ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti memiliki tujuan yang

hendak dicapai yakni sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penyebab seorang anak untuk bekerja di tengah

tugasnya menjadi pelajar.

2. Untuk mengetahui problematika apa saja yang terjadi pada seorang

anak yang berstatus pelajar sekaligus sebagai pekerja.

3. Untuk mengetahui dampak bagi pekerja anak yang masih berstatus

(12)

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam hal ini diharapkan bermanfaat secara

teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini sebagai salah satu upaya untuk memenuhi

tugas skripsi dalam penyelesaian pada jenjang pendidikan strata

satu (S1) program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, juga diharapkan dapat menambah keilmuan peneliti dalam

bidang sosial.

Penelitian ini juga bermanfaat sebagai kontribusi ilmu

pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu sosial tentang

problematika pekerja anak pada home industry sandal.

2. Manfaat praktis

Dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi masyarakat Desa

Wedoro untuk menanggulangi problematika pekerja anak. Bagi

peneliti selanjutnya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai

bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya serta dapat berguna bagi

pengembangan untuk penelitian selanjutnya.

E. Definisi Konseptual

Definisi konsep bertujuan untuk menjelaskan kata atau istilah yang

ada dalam judul penelitian. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran

(13)

7

menjelaskan tentang istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.

Adapun istilah yang perlu peneliti jelaskan ialah:

Problematika : problematika yang dimaksud oleh peneliti disini yakni permasalahan-permasalahan yang dialami oleh pekerja

anak yang masih berstatus pelajar, baik bagi sekolahnya

maupun bagi pekerjaanya. Problematika itu bisa berupa

kesulitan membagi waktu antara bekerja dengan sekolah

atau urusan sekolah menjadi terbengkalai atau yang

lainya.

Pekerja Anak : pekerja anak yang dimaksud oleh peneliti di sini yakni anak-anak yang masih bersekolah (SD, SMP, SMA), usia

di bawah 18 tahun yang sudah bekerja. Dalam konteks

ini di Desa Wedoro sering kali dijumpai anak yang masih

bersekolah namun ia juga sudah bekerja di home industry

sandal, dengan bagian kerja yang bermacam-macam, ada

yang menjadi tukang sol, tukang plong, bagian packing

dan sablon.

Home Industry : Home Industry menurut peneliti yakni industri rumahan atau bisnis rumahan yang semua aktifikas dilakukan di

rumah. Dalam konteks ini di Desa Wedoro terdapat pusat

(14)

8

Sumadi Suryabrata menjelaskan mengenai pengertian dari definisi

konsep sebagai berikut :

Definisi konsep ialah definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasikan atau diteliti. Konsep ini sangat penting karena hal yang diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal serupa. Sehingga apa yang dilakukan oleh penulis terbuka untuk diuji lagi oleh orang lain.2

F. Telaah Pustaka

Dalam pembahasan mengenai telaah pustaka ini penulis akan

memaparkan mengenai gambaran umum tentang tema penelitian yang

digunakan, selain itu dalam pembahasan ini juga menjelaskan mengenai

ciri khas penelitian ini dengan penelitian yang lain. Dalam hal ini penulis

membagi menjadi dua sub pembahasan, yakni penelitian terdahulu dan

kajian pustaka.

1. Penelitian terdahulu

Secara umum pekerja anak adalah anak-anak yang melakukan

pekerjaan secara rutin untuk orang tuanya, untuk orang lain atau untuk

dirinya sendiri yang membutuhkan sejumlah besar waktu, dengan

menerima imbalan atau tidak.3 Sebagaimana yang sudah saya jelaskan

dalam konsep mengenai pekerja anak di atas bahwa yang dimaksud

dalam pekerja anak disini adalah anak-anak yang masih bersekolah

(SD, SMP, SMA), usia dibawah 18 tahun yang sudah bekerja.

2

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), 76.

3

(15)

9

Dalam konteks ini penulis melihat berbagai macam

problematika yang dialami oleh pekerja anak yang masih bersekolah

dan bekerja juga pada home industry sandal. Dalam telaah pustaka ini penulis akan memberikan gambaran mengenai yang lebih jauh

mengenai pembahasan penelitian ini dengan mengulas beberapa

peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian sejenis dengan

tema yang penulis teliti dalam skripsi ini.

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Agung

Prasetyo, mahasiswa Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel,

Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, Jurusan Ahwal Syakhsiyah,

tahun 2013 dengan judul yang diangkat yakni “Tinjauan hukum islam

terhadap anak jalanan pencari nafkah untuk keluarga (studi kasus

pekerja anak di Terminal Purabaya Bungurasih)”.

Melihat judul yang diangkat oleh peneliti terdahulu memang

terdapat kesamaan dengan judul yang peneliti pakai dalam proposal

ini, yakni meneliti tentang anak yang memutuskan untuk bekerja,

namun terdapat beberapa perbedaan yang mendasar dalam penelitian

terdahulu dengan penelitian proposal ini, diantaranya yakni dari segi

fokus penelitianya.

Peneliti terdahulu memfokuskan penelitianya kepada tinjauan

hukum islam terhadap pekerja anak, sedangkan dalam penelitian ini

fokus penelitianya mengarah kepada problematika yang dihadapi

(16)

10

bersekolah. Selain itu juga dari segi objek penelitian peneliti terdahulu

mengarah kepada anak jalanan sedangkan dalam penelitian proposal

ini anak yang bekerja pada home industri sandal.

Dari berbagai perbedaan yang ada tentunya akan mendapatkan

hasil penelitian yang berbeda pula. Hasil dari penelitian terdahulu

yakni mengenai latar belakang seorang anak memutuskan untuk

bekerja, diantaranya yakni :

a. Pernikahan dini

b. Broken home

c. Melemahnya ekonomi keluarga

d. Lingkungan tidak kondusif

e. Minimnya perhatian dari kerabat, tetangga, masyarakat sekitar hingga pemerintah sekitar/pemerintah pusat

f. Orang tua meninggal dunia

g. Orang tua terpaut dengan tindakan kriminal

h. Orang tua terjerat hutang yang sangat mengikat

i. Orang tua memang ingin mengajak anaknya bekerja, untuk

menambah kebutuhan primer dan tersier

j. Orang tua cacatlahir (buta, kusta dan lain sebagainya), batin

(trauma atau gila).

Selain menemukan latar belakang peneliti terdahulu juga

menghasilkan hukum islam meninjau keadaan seorang anak yang

(17)

11

a. Halal, ketika orang tua tersebut benar-benar membutuhkan

penghasilan guna kecukupan sehari-hari, khususnya makan.

b. Boleh, ketika keadaan tersebut dirasa sulit untuk kelangsungan

rumah tangga terlebih kedalam hal pendidikan atau sekolah.

c. Haram, ketika orang tua tersebut shat jasmani dan rohani

kemudian mempekerjakan anaknua tanpa alasan yang jelas.

Selain Mochammad Agung Prasetyo, peneliti terdahulu yang

pernah melakukan penelitian sejenis adalah Ahmad Hasyim Nawawi

juga melakukan penelitian mengenai pekerja anak, yang berjudul

Perilaku Sosial Masyarakat Nelayan Terhadap Pekerja Anak di Popoh

dan Sidem Kabupaten Tulungagung pada tahun 2009.

Dalam penelitian Ahmad Hasyim Nawawi memfokuskan

penelitianya pada perilaku masyarakat terhadap para pekerja anak, dan

mendapatkan hasil bahwa perilaku sosial masyarakat nelayan di

Popoh dan Sidem mencerminkan perilaku yang menyimpang yang

dilakukan oleh juragan laut, teman sebaya dan orang dewasa (sesama

ABK), dan orang tua. Penyimpangan perilaku sosial yang dimaksud

yakni penyimpangan yang dilakukan langsung terhadap pekerja anak

(verbal) dan penyimpangan perilaku sosial yang dilakukan oleh orang

sekitar pekerja anak (non verbal).

Akibat dari penyimpangan perilaku sosial yang dilakukan oleh

teman sebaya, orang dewasa dan juragan laut yang dilihat oleh pekerja

(18)

12

bersangkutan (korban). Inilah yang kemudian akan turun temurun dan

lahirnya suatu budaya baru yakni penyimpangan sosial yang sistemik.

Melihat dari hasil penelitian dari Ahmad Hasyim Nawawi

diatas maka fokus penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti akan

berbeda dengan fokus penelitia diatas, karena peneliti akan membahas

dari sisi problematika si pekerja anak yang bekerja ditengan

kewajibanya sebagai pelajar.

Selain peneliti di atas juga ada lagi yang ketiga peneliti yang

membahas mengenai pekerja anak, yakni penelitian yang dilakukan

oleh Sholihatun Najidatil Umam, Anak Jalanan Perempuan

(Kehidupan Sosial Pekerja Anak Jalanan Dalam Perspektif Gender Di

Kawasan Surabaya), 2014.

Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa anak perempuan

jalanan mempunyai kehidupan yang berat. Peneliti memberikan label

eksploitatif, rentan dan rawan. Eksloitatif karena mereka telah

dipergunakan untuk mendapatkan keuntungan oleh orang tuanya

dengan bekerja dijalanan. Ada yang sebagai penjual koran, pengamen,

dan pengemis. Dengan hasil yang mereka peroleh dipergunakan orang

tuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar hutang

kepada rentenir. Rentan karena secara fisik dan mental pada umur

mereka berkisar 4 sampai 15 tahun masih belum pantas untuk bekerja,

(19)

13

Dengan fisik dan mental yang belum saatnya bergelut dengan

lingkungan jalanan, akan banyak berdampak pada perilaku anak-anak

jalanan saat ini dan untuk masa depan. Karena dunia jalanan

merupakan dunia yang keras dan penuh dengan perjuangan untuk

menghadapinya. Rawan karena kondisi di jalanan tidak satupun

seorang yang dapat menjamin keselamatan dari resiko kecelakaan,

sampai kekerasan tingkat rendah hingga tingkat yang paling tinggi.

Peneliti juga mendapatkan jawaban menegenai latar belakang

anak perempuan untuk bekerja, yakni mendapat dorongan dari orang

tua, tentunya karena terhimpit dengan beban kehidupan sehari-hari,

oleh karena itu orang tua mempekerjakan anaknya.

Melihat hasil dari peneliti mengenai penelitianya tentang anak

jalanan perempuan terdapat perbedaan beberapa aspek dengan

penelitian penulis, di antaranya yakni mengenai objek penelitian

sudah pasti berbeda, karena penelitian yang dilakukan oleh Solihatun

Najidatil Umam yang menjadi objek penelitianya adalah pekerja anak

perempuan yang bekerja dijalanan sedangkan yang menjadi objek

penelitian pada penelitian penulis adalah mengenai pekerja anak yang

bekerja di home industry sandal. fokus penelitian juga berbeda. yang mana penulis memfokuskan penelitianya kepada problematika pekerja

(20)

14

2. Kajian pustaka

Dalam kajian pustaka ini penulis akan menjelaskan mengenai

pembahasan tentang kata kunci mengenai judul penelitian ini, yakni

mengenai problematika, pekerja anak dan juga home industry.

Pertama mengenai problematika, problematika berasal dari

bahasa inggris yaitu problematic yang artinya persoalan atau sebuah

masalah. Sedangkan menurut bahasa Indonesia problematika berarti

suatu hal yang belum dapat dipecahkan, yang kemudian menimbulkan

perpecahan.4

Dalam hal ini problematika yang dimaksud oleh peneliti dalam

judul penelitian ini juga bermakna sebuah permasalahan yang timbul

ketika anak-anak yang masih bersekolah yang kemudian memutuskan

untuk bekerja juga, yang akan menimbulkan sebuah permasalahan dan

kemungkinan akan mengorbankan datau berdampak negatif bagi salah

satu tugas, entah tugas sebagai pelajar atau tugas sebagai pekerja.

Sedangkan dalam pengertian lain problematika adalah suatu

kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat

menyelesaikan atau dalam kata lain dapat mengurangi kesenjangan

itu.5

Yang kedua mengenai pekerja anak, defenisi Pekerja Anak

Menurut Soetarso mengungkapkan pengertian pekerja anak yang lebih

luas. Ia berpendapat bahwa pekerja anak adalah :

4

Debdikbud, Kamus besar bahasa Indonesia. (Jakarta : Bulan Bintang, 2002). 276

5

(21)

15

a. Anak yang dipaksa atau terpaksa bekerja mencari nafkah untuk

dirinya sendiridan/atau untuk keluarganya di sektor ketenaga

kerjaan formal yang melanggar peraturan perundang-undangan

yang berlaku, sehingga anak terhentisekolahnya dan

mengalami permasalahan fisik, mental, maupun sosial.

b. Anak yang dipaksa, terpaksa atau dengan kesadaran sendiri

mencari nafkah untuk dirinya sendiri atau keluarganya di sektor

ketenaga kerjaan informal, dijalanan atau di tempat-tempat

lain, baik yang melanggar peraturan

peraturanperundang-undangan (khususnya di bidang ketertiban), atau yang tidak,

baik yang masih sekolah maupun yang tidak lagi bersekolah.

Yang ketiga yakni mengenai home industry, Home berarti rumah atau tempat tinggal. Sedangkan Industry, dapat diartikan

sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan.

Home industry ini biasa disebut juga dengan industry rumah tangga,

karena proses produksinya dikerjakan dalam sekala rumahan.

Untuk memperdalam pembahasan mengenai industry disini

penulis membahas mengenai penggolongan hasil produksi yang

dihasilkan :

a. Industri primer adalah industri yang barang-barang

produksinya tanpa diolah terlebih dahulu. Seperti pertanian,

(22)

16

b. Industri sekunder industri sekunder adalah industri yang bahan

mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk

diolah kembali, atau menjadi barang jadi. Seperti perlengkapan

elektronik, termasuk juga produksi sandal.

c. Industri tersier adalah industri yang produk atau barangnya

berupa layanan jasa. seperti transportasi, perawatan kesehatan,

dan lain-lain.

Sedangkan tingkatan dalam perindustrian berdasarkan jumlah

tenaga kerjanya yakni sebagai berikut :

a. Industri rumah tangga adalah industri yang jumlah karyawan

atau tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.

b. Industri kecil adalah industri yang jumlah karyawan atau

tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang

c. Industri sedang atau industri menengah adalah industri yang

jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 20-99

orang.

d. Industri besar adalah industri yang jumlah karyawan atau

tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian ialah strategi atau susunan rencana dari apa yang

dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dari judul penelitian

(23)

17

dan valid mengenai problematika pekerja anak pada home industry sandal. Adapun metode penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis kualitatif

dengan pendekatan deskriptif. Secara sederhana penelitian dengan

menggunakan pendekatan deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena tertentu,

yang mana dalam proposal penelitan ini menjelaskan mengenai

fenomena problematika pekerja anak pada home industry sandal di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Jenis penelitian kualitatif ialah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Dalam jenis kualitatif,

peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial serta

hubungan erat antara peneliti dan subyek yang diteliti serta, penelitian

kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah.

Juliansyah Noor menjelaskan menegani penelitian deskriptif

kualitatif sebagai berikut :

Penelitian deskriptif kualitatif ialah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, serta kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada aktual sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung serta, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.6

6

(24)

18

Jadi jenis pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah kualitatif deskriptif yakni peneliti yang bermaksud untuk

memahami fenomena problematika pekerja anak pada home industry

sandal di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, secara

holistik (menyeluruh), dengan artian memahami problematika apa saja

yang dialami oleh pekerja anak yang masih bersekolah namun ia juga

bekerja, apa yang melatar belakangi anak tersebut untuk bekerja.

Menurut Lexy J Maleong “setelah mengetahui fenomena yang

sebenarnya yang terjadi di lapangan kemudian di bandingkan dengan

teori yang sudah ada, kemudian hasilnya disajikan dengan cara

mendeskripsikan dengan kata-kata”.7

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Wedoro, Kecamatan Waru,

Kabupaten Sidoarjo. Dipilihnya lokasi ini karena di Desa Wedoro ini

terdapat Home Industry sandal dimana mayoritas masyarakat Desa Wedoro bekerja sebagai produksi sandal sehingga lapangan pekerjaan

terbuka lebar bagi semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan

bahkan anak-anak juga bisa ikut bekerja dalam produksi sandal.

Dalam hal ini Desa Wedoro sangat sesuai dengan fokus

penelitian yang diteliti oleh peneliti, dengan artian banyak dijumpai

anak-anak yang masih bersekolah namun juga sudah bekerja, sebagai

7

(25)

19

pekerja produksi sandal. Sehingga peneliti bisa mendapatkan informan

dengan kuantitas yang banyak serta diharapkan mendapatkan kualitas

data dan informasi yang akurat dan valid.

Dalam penelitian ini peneliti menginginkan mendapatkan data

dan informasi yang akurat dan valid sehingga peneliti memposisikan

dirinya sebagai peneliti kepada para informan. Dalam hal ini perlu

adanya peneliti mengurus surat perizinan sehingga peneliti

benar-benar dianggap sebagai peneliti yang resmi dan telah disetujui oleh

kepala desa bagi informan dari masyarakat Desa Wedoro dan disetujui

oleh kepala sekolah bagi informan dari pihak sekolah, karena

penelitian ini melibatkan informan dari para pengusaha pemilik usaha

produksi sandal dan juga melibatkan lembaga pendidikan resmi.

Dengan mendapatkan surat izin penelitian tersebut sehingga peneliti

bisa masuk dalam masyarakat dan sekolah untuk mencari data dan

informasi sebanyak mungkin dan valid.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dalam waktu mulai bulan

april- juli, itu sudah termasuk proses prapeneltian sampai selesainya

penyusunan laporan penelitian ini.

3. Pemilihan Subyek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini ialah seseorang

(26)

20

berkaitan dengan problematika pekerja anak pada home industry

sandal di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Dalam hal ini yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini

yakni meliputi pekerja anak yang menjadi fokus penelitian ini, selain

itu juga dari pihak keluarga pekerja anak tersebut, pemilik home industry serta tokoh masyarakat juga akan peneliti jadikan sebagai bagian dari subjek penelitian.

Selain itu juga dari pihak sekolah dimana tempat pekerja anak

bersekolah, karena peneliti menganggap dengan melibatkan pihak

sekolah bisa menjadi acuan validitas problematika pekerja anak yang

masih bersekolah. Namun tidak menutup kemungkinan akan

melibatkan lebih banyak lagi subjek penelitian sesuai dengan

perkembangan penelitian berlangsung tentunya dengan melibatkan

subjek penelitian yang mumpuni dalam memberikan informasi.

Tabel 1.1

7. Bapak Abdul Qodir 49 tahun Perangkat Desa Desa Wedoro

8. Bapak Sufa’at 42 tahun Pekerja sandal Desa Wedoro

9. Bapak Sulaiman 41 tahun Pekerja sandal Desa Wedoro 10. Bapak Isbandi 31 tahun Pekerja sandal Desa Wedoro

11. Bapak Sholeh 39 tahun Pemilik Desa Wedoro

12. Fuad 32 tahun Pekerja sandal Desa Wedoro

(27)

21

14. Inun 3 SMA Pekerja sandal Desa Wedoro

15. Ali 2 SMP Pekerja sandal Desa Wedoro

16. Dika 5 SD Pekerja sandal Desa Wedoro

17. Firli 1 SMA Pekerja sandal Desa Wedoro

18. Khoirul 2 SMA Pekerja sandal Desa Wedoro

19. Dede 3 SMA Pekerja sandal Desa Wedoro

20. Salim 1 SMA Pekerja sandal Desa Wedoro

21. Andre 3 SMP Pekerja sandal Desa Wedoro

Sumber : hasil wawancara dengan para informan

4. Tahap-Tahap Penelitian

Pada tahap-tahap penelitian ini peneliti menjelaskan mengenai

proses pengerjaan penelitian ini yang dimulai dari tahap pra lapangan

sampai penelitian ini selesai dilakukan termsuk juga terselesaikanya

penyusunan laporan penelitian ini.

a. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap Pra-lapangan ini, peneliti sudah membaca

mengenai masalah yang menarik untuk diteliti, serta peneliti

memberikan pemahaman sederhana bahwa masalah itu layak

untuk diteliti. Selain itu, peneliti melakukan pengamatan yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini ialah tahap lanjutan dari tahap sebelumnya. Pada

tahap ini, peneliti mulai masuk pada proses penelitian serta

mempersiapkan hal-hal penting yang berkaitan dengan penelitian.

Dalam hal ini, yakni peneliti harus mempersiapkan proses

(28)

22

melakukan pencarian data yang sesuai dengan fokus

penelitiannya.

Subyek penelitian yang pertam adalah para pemilik usaha

produksi sandal sehingga mengatahui apakah ada pekerjanya

yang masih bersekolah. Subyek penelitian selanjutnya yakni para

pekerja anak, kemudian orang tua pekerja anak, kemudian pihak

sekolah dimana tempat pekerja anak bersekolah kemudian yang

terakhir tokoh masyarkat.

c. Tahap Mengolah Data

Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data

sebanyak-banyaknya sesuai apa yang diinginkan. Selanjutnya, dilakukan

proses pemilihan data yang sesuai dengan rumusan penelitian

yang diinginkan. Kemudian, setelah data terkumpul peneliti

membandingkan dan melakukan analisis data yang terkumpul

dengan teori yang digunakan oleh peneliti serta menyimpulkan

penelitian yang dilakukan.

d. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Pada tahap terkahir ini ialah penyusunan laporan penelitian,

sesuai dengan pendekatan yang dipilih oleh penelti yakni

pendekatan deskriptif sehingga pada tahap penyusunan laporan

penelitian ini peneliti harus bisa mengkomunikasikan hasil

(29)

23

peneliti bisa menyajikan hasil laporan penelitian yang akurat dan

valid sesuai dengan hasil yang ditemukan dilokasi penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membicarakan bagaimana cara,

strategi peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penggolonganya

sumber data dapat digolongkan menjadi dua yakni : yang pertama data

primer, data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti,

yang kedua data sekunder yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau

institusi tertentu, sekolah, balai desa dan lain sebagainya.8

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dan

penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Menurut Joko Subagyo “observasi ialah pengamatan yang

dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial

dengan gejala-gejala sosial untuk kemudian dilakukan

pencatatan”.9

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati suatu

fenomena atau peristiwa dengan cara melihat, mendengar dan

mengamati menggunakan panca indra dengan cara mencatat,

merekam, dan memotret fenomena untuk dianalisis.

8

Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial : berbagai alternatif pendekatan (Jakarta : KENCANA PRENADAMEDIA GROUP, 2013), 55

9

(30)

24

Menurut Agus Salim dalam bukunya yang berjudul Teori

dan Paradigma Penelitian Sosial “observasi ada dua macam, yang

pertama adalah observasi yang menuntut peneliti terlibat aktif

dengan memperlihatkan bahwa dirinya adalah seorang peneliti

dan yang kedua peneliti terlibat secara pasif, dalam artian peneliti

tidak menunjukkan identitasnya sebagai peneliti.”10

Dalam penelitian ini peneliti terlibat secara aktif, yakni

dengan menunjukkan identitas dirinya sebagai peneliti. Hal ini

dilakukan karena mengingat yang menjadi informan diantaranya

adalah sebuah lembaga pendidikan dan juga melibatkan pemilik

home industry sehingga peneliti menempatkan dirinya sebagai peneliti, dengan tujuan mendapatkan hasil yang akurat dan valid.

Oleh karena itu, dalam pengamatan ini maka akan

ditemukan hasil yang cukup baik dan valid, maka peneliti akan

mengumpulkan data dengan pengamatan secara langsung

terhadap subyek yang akan diteliti yang meliputi pekerja anak,

orang tua dan juga dari pihak sekolah, sehingga bisa mengetahui

secara langsung apa yang sebenarnya terjadi oleh pekerja anak

tersebut.

b. Metode Wawancara

Menurut Joko Subagyo ”wawancara yakni suatu kegiatan

yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung

10

Agus, Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta : TIARA WACANA, 2006),

(31)

25

dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada para

informan. Wawancara memiliki arti berhadapan langsung antara

peneliti dengan informan yang kegiatannya dilakukan secara

lisan”.11

Wawancara juga biasa diartikan sebagai bentuk komunikasi

antara dua orang, dengan melibatkan seseorang yang ingin

mendapatkan informasi dari seseorang lainya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.

Deddy Mulyana menjelaskan mengenai pembagian jenis

wawancara yakni sebagai berikut :

Wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur yakni wawancara yang sudah mempunyai susunan wawancara yang sudah disusun sebelumnya atau biasa disebut dengan wawancara baku, sedangkan wawancara tak terstruktur yakni wawancara intensif, kualitatif, terbuka atau biasa disebut dengan wawancara secara mendalam.12

Dalam segi pelaksanaanya peneliti akan menyampaikan

pertanyaan yang bersifat umum, biasanya dengan membawa

sederetan pedoman wawancara. Wawancara digunakan sebagai

alat untuk menggali secara mendalam dan meluas data atau

informasi yang diperlukan. Setelah mendapatkan jawaban dari

para informan maka peneliti akan mencatat atau merekam

jawaban dari informan tersebut. Dalam proses wawancara inilah

11

Joko Subagyo. Metode Penelitian dalam Praktek (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), 39.

12

(32)

26

peneliti bisa mendapatkan data sebanyak-banyaknya kepada

informan sehingga bisa menjawab rumusan masalah penelitian

ini.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi ialah suatu proses pengambilan data terkait

dengan problematika pekerja anak baik berupa foto-foto atau

dokumen yang lain, sehingga semakin lengkap data yang

didapatkan oleh peneliti dan semakin valid data yang diperoleh.

Dalam penelitian ini karena memakai metode dengan jenis

kualitatif maka yang dipakai sebagai teknik pengambilan sampel

adalah Purposive sampling yakni teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu yang dianggap

oleh peneliti relevan untuk menjawab pertanyaan peneliti

sehingga bisa menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini,

sehingga data yang didapat benar-benar akurat dan valid.

Dalam hal pengambilan sampel ini maka yang dianggap

masuk dalam kriteria sampel informan terdapat beberapa

kelompok diantaraya tentunya informan dari pekerja anak itu

sendiri, orang tua pekerja anak, pihak sekolah dimana tempat

pekerja anak bersekolah, pemilik usaha home industry sandal dan juga tokoh masyarakat yang ada di Desa Wedoro Kecamatan

(33)

27

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini ada dua tahapan yakni ketika peneliti masih dilapangan

dan yang kedua setelah meninggalkan lapangan. Prosedur analisis data

selama dilapangan yang disarankan oleh milles dan Huberman ialah

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Reduksi data ialah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyempurnaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Atau singkatnya, data

yang nantinya didapatkan dari lapangan begitu banyak, maka perlu

adanya proses analisis dan pengurangan data yang tidak ada

hubungannya dengan maksud penelitian, hal ini dilakukan agar lebih

terfokuskan dengan apa yang ingin diteliti.

Penyajian data ialah setelah mendapatkan data yang terfokus

dengan penelitian, maka peneliti melakukan analisis dengan penyajian

data agar mempermudah untuk memahami apa yang terjadi dan

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah

dipahami.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi menurut Miles dan

Huberman proses ini merupakan pengambilan kesimpulan dan

verifikasi. Kemudian juga menjelaskan mengenai teknik analisis data

sebagai berikut :

(34)

28

dengan cara proses pemilihan, pemusatan perhatian serta pengelompokan data yang lebih terfokuskan. Sedangkan analisis data setelah peneletian dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data primer maupun data sekunder kemudian data tersebut dideskripsikan dan direlevansikan dengan teori yang ada.13

Dengan teknik analisis data di atas mudah-mudahan peneliti

bisa menyajikan data yang akurat dan valid terhadap apa yang terjadi

sebenarya pada obyek yang dikaji pada pekerja anak di Desa Wedoro

Kecamatan Kabupaten Sidoarjo mengenai problematika yang

dialaminya.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam sebuah penelitian kualitatif temuan atau data dapat

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan

peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti. Sehingga peneliti menggunakan teknik perpanjangan

keikutsertaan peneliti dilapangan. Dalam hal ini peneliti berusaha

sebisa mungkin masuk dalam kegiatan informan, seperti masuk secara

langsung di tempat kerja pekerja anak tersebut sehingga bisa melihat,

mengamati secara langsung yang dialami oleh pekerja anak tersebut.

Validitas data dalam sebuah penelitian sangatlah penting, maka

dalam hal ini peneliti menguji kredibilitas hasil temuan yang diperoleh

di lapangan dengan menggunakan triangulasi.

13

Mattew B. Milles dan A.Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang

(35)

29

Menurut Sugiono “Triangulasi ialah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

yang digunakan sebagai pengecekan atau pembanding.”14

Pada umumnya triangulasi dibagi menjadi tiga macam yakni

triangulasi dengan sumber, dengan metode dan teori. Menurut Lexy J

Maleong Triangulasi dibagi menjadi empat bagian. sehingga yang

peneliti pakai dalam triangulasi pada proposal ini terdapat empat

macam triangulasi, yakni :

1. Triangulasi dengan sumber yakni membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa

yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan

orang secara pribadi, membandingkan pendapat orang biasa

dengan pendapat orang elite.

2. Triangulasi dengan metode yakni pengecekan derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik

pengumpulan data.

3. Triangulasi dengan penyidik yakni dengan memanfaatkan

peneliti atau pengamat lainya untuk keperluan pengecekan

kembali derajat kepercayaan data.

4. Triangulasi dengan teori yakni dengan mengecek derajat

kepercayaan data dengan beberapa teori.15

14

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), 274

15

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009),

(36)

30

H. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan penelitian ini peneliti menyusun sistematika

pembahasan atau penulisan terdiri dari empat bab, dengan tujuan

mempermudah pembahasan dan pemahaman dalam melaporkan hasil

penelitian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti membahas mengenai gambaran umum

tentang problematika pekerja anak pada home industry sandal di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo, lebih tepatnya dalam bab

ini membahas mengenai alasan mengapa dan untuk apa peneliti meneliti

hal tersebut.

Dalam bab ini memuat berbagai macam poin, sebagai berikut :

1. Latar belakang

2. Rumusan masalah

3. Tujuan penelitian

4. Manfaat penelitian

5. Definisi konseptual

6. Telaah pustaka

7. Metode penelitian. Dalam metode penelitian ini didalamnya

mencakup berbagai poin didalamya, diantaranya adalah

a. Jenis dan pendekatan penelitian

b. Lokasi dan waktu penelitian

(37)

31

d. Teknik pengumpulan data

e. Teknik analisis data

f. Teknik pemeriksaan keabsahan data

8. Sistematika pembahasan

BAB II : KAJIAN TEORI

Dalam bab ini peneliti menjelaskan mengenai teori apa yang

dipakai sebagai landasan dalam menganalisis masalah penelitian yang

dikaji, serta menjelaskan bagaimana teori yang dipilih dalam hubunganya

dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai masalah dalam

penelitian ini. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori tindakan dari Max

Weber.

BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini peneliti akan menyajikan hasil dari penelitian yang

telah dilakukan dalam bentuk deskripsi, dengan berbgai macam poin yang

telah ditentukan, diantaranya yakni mendeskripsikan mengenai subyek

penelitian, mendeskripsikan hasil penelitian kemudian menganalisisnya

dengan teori yang telah dipilih oleh peneliti.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai kesimpulan

dari hasil penelitian yang telah didapat kemudian dalam bab ini juga

(38)

32

BAB II

TEORI TINDAKAN – MAX WEBER

A. Biografi Max Weber

Max Weber lahir di Erfurt Jerman, pada tanggal 21 April 1864.

Pemikiran dan psikologis seorang Max Weber banyak dipengaruhi oleh

perbedaan antara orang tuanya, yang mempunyai latar belakang berbeda.

Ayahnya adalah seorang birokrat yang menduduki posisi yang relatif penting

dan ibunya adalah seorang wanita yang sangat religius. Sehingga pemikiran

antara ayah dan ibu Max Weber ini tidak bisa bertemu yang mana ayahnya

adalah sorang birokrat yang mapan dalam segala hal termasuk politik

sedangkan ibunya adalah orang yang asketis yang tidak mau terlibat banyak

dengan kenikmatan duniawi yang malah dalam hal inilah yang didambakan

oleh suaminya.

Melihat latar belakang yang bertolak belakang antara kedua orang

tuanya tersebut Max Weber dihadapkan dengan pilihan yang sulit yakni lebih

cenderung kepada ayahnya ataukah ibunya. Pada awalnya Max Weber lebih

cenderung kepada ayahnya namun kemudian lebih deekat dengan ibunya.

Pada umur 18 tahun Max Weber meninggalkan rumah sementara

waktu untuk belajar di Universitas Heidelberg, disana Max Weber

berkembang mengikuti jejak ayahnya yakni mengarah kearah hukum. Setelah

tiga tahun kemudian Max weber meninggalkan Heidelberg untuk menjalani

(39)

33

untuk mengambil kuliah di Unversitas Berlin, yang kemudian mendapatkan

gelar doktor dan menjadi pengacara.

Pada tahun 1896, Max Weber mendapatkan gelar profesor ekonomi di

Heidelberg, namun pada tahun 1897 ketika karirnya sedang berkembang

ayahnya meninggal dunia setelah bertengkar hebat denganya. Sehingga

seorang Max Weber mengalami keruntuhan mental, sehingga ia sering kali

tidak mau tidur dan bekerja. Namun pada tahun 1904 ia kembali bangkit dan

kembali dalam kehidupan akademis. Pada tahun 1905 ia menerbitkan salah

satu karyanya yang terkenal yakni The Protestant Ethic and the Spirit of

Capitalism. Dalam karyanya ini ia banyak menyatakan kesalehan ibunya yang

diwarisinya pada level akademik, Weber banyak mempelajari agama

meskipun secara pribadi ia tidak religius.16

B. Teori Tindakan – Max Weber

Teori yang dipakai peneliti sebagai acuan penelitian dalam penelitian

ini yakni teori tindakan dari Max Weber, karena peneliti melihat fenomena

pekerja anak ini sangat relevan dengan teori tindakan dari Max Weber

teresebut. Karena setiap hal yang dilakukan adalah sebuah tindakan, begitu

juga dengan langkah atau keputusan seseorang dalam kehidupanya, termasuk

para pekerja anak yang memutuskan untuk bekerja juga sedangkan ia masih

bersekolah, disini peneliti menganggap para pekerja anak telah melakukan

sebuah tindakan yang dipilih dalam kehidupanya sehari-hari.

16

(40)

34

Dalam konteks ini peneliti akan mengidentifikasi tindakan dari pekerja

anak ini tergolong dalam tindakan yang mana karena Max Weber

menggolongkan tindakan seseorang menjadi empat tipe, diantaranya yakni :

1. Tindakan rasionalitas instrumental

Yang dimaksud dengan tindakan rasionalitas instrumental yakni

tindakan yang dilakukan dengan melalui pemikiran yang rasional dengan

melakukan sesuatu upaya sehingga dapat mecapai tujuan yang ia

harapkan.

2. Tindakan rasionalitas nilai

Yang dimaksud dengan tindakan rasionalitas nilai yakni tindakan

yang dilakukan dengan melalui pemikiran secara rasional dengan

memperahatikan berbagai macam nilai-nilai yang ada.

3. Tindakan tradisional

Yang dimaksud dengan tindakan tradisional yakni tindakan yang

dilakukan secara spontan dalam artian tanpa melalui pemikiran lebih

lanjut, karena tindakan ini dilakukan sejak lama atau turun temurun.

Menurut Max Weber tindakan tradisional ini tidak melalui pemikiran

yang rasional.

4. Tindakan afektif

Yang dimaksud dengan tindakan afektif yakni tindakan yang

dilakukan karena dorongan emosi, tentunya tindakan ini dilakukan tanpa

melalui pemikiran yang rasional.17

17

(41)

35

Dari keempat macam tindakan menurut Max Weber diatas,

menurut peneliti yang relevan dengan kondisi yang dialami oleh pekerja

anak pada home industry sandal di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo adalah tindakan rasionalitas instrumental.

Para pekerja anak yang masih bersekolah dan memutuskan untuk

bekerja juga, ternyata ia mempunyai tujuan yang ingin dicapai yang tidak

bisa capai jika hanya bersekolah saja.

Diantara tujuan pekerja anak tersebut yakni :

a. bisa membantu perekonomian keluarganya

b. bisa membiayai sekolah sendiri

c. bisa memiliki uang jajan sendiri

d. tidak menjadi beban orang tua lagi (mandiri)

e. ada juga yang orientasinya hanya untuk mengisi waktu kosong saja.

Tujuan yang ingin dicapai oleh pekerja anak diatas peneliti melihat

sesuai dengan kondisi yang dialaminya, karena mayoritas yang menjadi

pekerja anak kondisi ekonomi keluarganya tergolong kondisi ekonomi

menengah kebawah, sehingga apa yang dilakukan oleh pekerja anak

memang sesuatu hal yang menurut peneliti dibutuhkan oleh dirinya

maupun keluarganya.

Dalam hal ini peneliti melihat tindakan yang dilakukan oleh

pekerja anak tergolong dalam tindakan rasionalitas instrumental karena

pekerja anak memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai yakni sesuai

(42)

36

tindakan yang berupa menambah kesibukan dirinya selain sebagai pelajar

namun ia juga sebagai pekerja sehingga tujuan yang ingin dicapai diatas

bisa tercapai.

Dalam hal tindakan pekerja anak ini apakah sudah melewati

pemikiran yang rasionalitas ataukah tidak, peneliti melihat pekerja anak

sudah melewati tahap pemikiran yang rasional karena sudah

mempertimbangkan berbagai hal, meskipun yang menjadi pertimbangan

pekerja anak tersebut belum dipertimbangkan secara matang, dalam artian

apakah tindakan yang dipilihnya itu tidak mengganggu salah satu dari

keduanya ataukah malah keduanya tidak bisa berjalan dengan maksimal,

entah urusan sekolahnya yang terganggu ataukah urusan pekerjaan yang

(43)

37

BAB III

PROBLEMATIKA PEKERJA ANAK PADA

HOME INDUSTRY SANDAL

A. Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Desa Wedoro ini masuk dalam wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten

Sidoarjo. Yang berjarak 0,5 kilometer dan jika ditempuh dengan kendaraan

bermotor hanya membtuhkan waktu 5 menit untuk menuju kantor

Kecamatan, sedangkan untuk menuju ke kantor Kabupaten harus menempuh

jarak 12 kilometer dan jika ditempuh dengan kendaraan bermotor

membutuhkan waktu 30 menit.

Desa Wedoro yang mempunyai luas wilayah 113.358 Ha ini

mempunyai batas wilayah dengan berbagai Desa tetangga diantara sebagai

berikut :

d. Sebelah utara : Desa Kutisari yang sudah termasuk kota Surabaya

e. Sebelah barat : Desa Ngingas dan Desa Janti

f. Sebelah selatan : Desa Ngingas

g. Sebelah timur : Desa Kepuh Kiriman

Melihat letak Desa Wedoro yang berbatasan langsung dengan Kota

Surabaya bisa dipastikan bahwa dalam Desa Wedoro ini sudah termasuk

dalam Desa yang sudah mempunyai berbagai macam aktifitas yang dilakukan

oleh masyarakatnya yang mempunyai tingkat kesibukan cukup padat. Dalam

(44)

38

hampir sepanjang waktu, dalam artian sampai malam haripun masih terlihat

berbagai macam aktifitas yang terlihat seperti dagang, produksi barang dan

ramainya jalan di sepanjang jalan Desa Wedoro.

Penduduk yang masuk dalam data sebagai penduduk Desa Wedoro

berjumlah 13.217, dengan perincian, laki-laki 6.524 orang, Permpuan 6.693

orang. Dalam masyarakat Desa Wedoro mayoritas beragama islam, dengan

perincian sebagaimana berikut :

1. Islam : 11.094 orang

2. Kristen : 873 orang

3. Hindu : 210 orang

4. Budha : 239 orang

Meskipun dalam hal keagamaan mayoritas masyarakat Desa Wedoro

beragama islam dengan melihat jumlah agama yang lain juga tidak dalam

jumlah yang sedikit. Hal ini bisa terjadi karena dalam Desa Wedoro terdapat

beberapa perumahan diantaranya yakni perumahan REWWIN, PAPYRUS

REGENCY, DELTA WEDORO INDAH yang hampir kesuluran

penghuninya adalah orang pendatang dari berbagai macam daerah, akan

tetapi dalam Desa Wedoro tidak terdapat tempat peribadatan selain agama

islam terlihat jumlah masjid yang ada lima masjid dan mushollah atau surau

ada 15 selain itu ada enam tempat belajar Al-Qur’an (TPQ) bagi anak-anak

(45)

39

Desa Wedoro juga memiliki berbagai macam tingkatan lembaga

pendidikan formal mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dengan

rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Data lembaga pendidikan di Desa Wedoro

Tingkat Jumlah guru Murid

Kelompok Bermain 3 lembaga 12 orang 42 orang

Taman kanan-kanak 6 lembaga 97 orang 459 orang

SD/MI 2 lembaga 48 orang 602 orang

SMP 1 lembaga 24 orang 366 orang

SMK 1 lembaga 16 orang 84 orang

Sekolah Tinggi 1 lembaga 12 orang 90 orang

Sumber : Profil Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Dengan adanya tingkat lembaga pendidikan mulai dari terendah

setingkat kelompok bermain hingga lembaga pendidikan tertinggi setingkat

perguruan tinggi, menggambarkan bahwa wilayah Desa Wedoro merupakan

wilayah yang tersedia sarana pendidikan yang lengkap.

Melihat lembaga pendidikan yang ada di Desa Wedoro diatas, secara

keseluruhan masyarakat Desa Wedoro tercatat tamat pendidikan sebagai

berikut :

Tabel 3.2

Data tamatan pendidikan masyarakat Desa Wedoro

Tamat tingkat Jumlah

Tidak tamat Sekolah Dasar 197 orang

Sekolah Dasar (SD) 818 orang

Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2.046 orang

Sekolah Menengah Atas (SMA) 2.455 orang

Perguruan Tinggi 1.229 orang

Sumber : Profil Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Pekerjaan yang dimiliki setiap keluarga tidaklah sama, karena

berbagai latar belakang pendidikan, keahlian serta bakat yang dimiliki setiap

(46)

40

berjalan dengan baik, karena memiliki tugas dan kewajiban sendiri-sendiri,

sesuai dengan kapasitasnya. Begitu juga dengan masyarakat Desa Wedoro

secara keseluruhan mata pencaharian masyarakat Desa Wedoro tercatat data

sebagai berikut :

Tabel 3.3

Data mata pencaharian masyarakat Desa Wedoro

Mata Pencaharian Jumlah

Pegawai Negeri Sipil (PNS) 118 orang

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) 148 orang

Swasta 252 orang

Wiraswasta 568 orang

Tukang 1.234 orang

Pensiunan 72 orang

Jasa 73 Rang

Sumber : Profil Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

B. Home industry sandal Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan mengenai segala

sesuatu yang berhubungan dengan home industry sandal di Desa Wedoro, diantaranya yakni mengenai sejarah, pekerja, sistem kerja, hasil produksi dan

juga pemasaran yang ada pada home industry sandal di Desa Wedoro. 1. Sejarah home industry sandal di Desa Wedoro

Mengenai sejarah awal mula adanya home industry sandal di Desa Wedoro ini yakni sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun lamanya dan

sudah turun temurun dari generasi ke generasi hingga sampai sekarang.

Orang pribumi asli Desa Wedoro sejak tahun 1921 sudah ada yang

(47)

41

bertahun-tahun sebelum tahun 1921, karena pada tahun itu proses

produksi sandal dan sepatu sudah berjalan lancar.18

Pada tahun-tahun awal orang Desa Wedoro dalam memproduksi

sandal semua bahan yang dipergunakan membuat sendiri, dalam artian

pada saat itu pabrik yang memproduksi bahan-bahan sandal belum ada.

Pada saat itu orang Desa Wedoro memproduksi sandal dan sepatu yang

berbahan kayu, ban mobil dan juga kulit, sehingga jika membutuhkan

bahan-bahan itu harus menyediakan sendiri.

Apabila membutuhkan bahan kulit harus menyembelih kambing

atau sapi atau bahan yang lain terlebih dahulu yang kemudian diproses

sedemikian rupa hingga bisa dipergunakan sebagai bahan baku sandal,

bahkan sampai lem yang dipergunakan juga harus membuat sendiri

terlebih dahulu, yakni dengan menggunakan getah karet dan juga bahan

bakar bensin atau sejenisnya.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pada saat tahun

1921 tersebut merupakan masih zaman penjajahan, sehingga orang

Belanda dan orang-orang asing lainya justru belajar pada orang pribumi,

bukan malah orang pribumi yang belajar pada orang asing. Kenyataan

semacam ini justru terbalik dengan apa yang terjadi saat ini, orang

pribumi yang malah belajar bahkan meniru produk-produk orang luar.

Padahal orang pribumi sendirilah yang pada saat zaman dahulu dikenal

18

(48)

42

sebagai orang yang ulet, teliti dan sabar, sehingga bisa menciptakan

sebuah produk yang bagus yang mempunyai nilai jual tinggi.

Pada saat zaman dahulu orang-orang asing belajar membuat sandal

pada orang pribumi Desa Wedoro, mulai dari cara manual sebagaimana

orang pribumi membuatnya. Mulai bahan-bahan yang digunakan,

alat-alat yang digunakan semuanya serba manual kemudian dipelajari oleh

orang asing sedikit demi sedikit akhirnya munculah alat-alat yang lebih

canggih sehingga bisa mempermudah pengerjaan pembuatan sandal.

Berawal dari itu kemudian munculah mesin-mesin yang canggih

dan bisa lebih mempermudah dan mempercepat proses pembuatan

sandal, akhirnya bermunculan pabrik-pabrik pembuatan bahan-bahan

sandal, seperti lem, sol dan juga bahan kulit yang telah diproses dan lain

lain, sehingga orang pribumi membeli bahan-bahan sandal hasil dari

produksi pabrik-pabrik orang asing.

Berikut alat-alat yang digunakan dalam pembuatan sandal :

Gambar 3.1

Alat plong (alat cetak untuk membentuk model sandal)

(49)

43

Gambar 3.1

Alat plong (alat cetak untuk membentuk model sandal)

Sumber : Dokumentasi hasil observasi

Gambar 3.3

Meja dan bidangan sablon

(50)

44

Gambar 3.4

Mika dan tatahan sandal (untuk melubangi sandal)

Sumber : Dokumentasi hasil observasi

Gambar 3.5

les (model untuk mengukur besar kecilnya japitan sandal)

(51)

45

Gambar 3.6

Rol atau blender (untuk menekan sandal biar lengket)

Sumber : Dokumentasi hasil observasi

Gambar 3.7

mesin selep (untuk menghaluskan tepi-tepi sandal)

(52)

46

Alat-alat yang ada digambar tersebut merupakan alat-alat yang

sudah dikategorikan telah berkembang, dalam artian pada zaman dahulu

belum ada alat-alat semacam itu. seperti dalam gambar 3.1 dan 3.2 yang

merupakan alat untuk mencetak model atau bentuk sandal sedangkan

pada zaman dahulu belum ada alat semacam itu, orang dulu masih

menggunakan media manual yakni dengan menggambar bentuk sandal

kemudian di potong dengan menggunakan pisau atau gunting. Sedangkan

gambar 3.6 yang merupakan mesin rol atau blender yang berfungsi untuk

menekan sandal yang sudah di lem sehingga bisa semakin lengket, pada

zaman dulu masih dipukul-pukul dengan menggunakan palu.

Mesin-mesin atau alat-alat tersebut yang menemukan pada

awalnya adalah orang luar yang sudah mempunyai pabrik-pabrik sandal

dan orang Desa Wedoro ada yang kerja disana dan melihat mesin-mesin

tersebut kemudian ditirulah alat-alat tersebut, sebagaimana pernyataan

dari bapak Khoirul Anam :

....seng nemokno mesin rol iku yo de Solikin, tapi gak nemokno dewe ngono tapi niru pabrik pas wonge melok kerjo cino bien...19

(....yang menemukan mesin rol itu ya de Solikin, tapi tidak menemukan sendiri gitu tapi meniru pabrik pada saat orangnya ikut kerja cina dulu....)

Bermula dari memproduksi bahan-bahan sandal tersebut orang

asing tidak mau berhenti hanya disitu saja, akan tetapi terus belajar pada

hal-hal yang lain yakni memproduksi sandal sendiri, akan tetapi pada

19

(53)

47

awalnya menggunakan jasa ahli, dalam artian orang-orang pribumi yang

memiliki kemampuan yang tinggi dalam pembuatan sandal diajak kerja

sama. Mulai dari pembuatan model sandal hingga mengajari para

pegawai-pegawai yang dipekerjakan oleh orang asing tersebut.

Sampai akhirnya orang-orang asing bisa memproduksi sendiri,

mulai dari bahan-bahan sandal, pembuatan model, mesin-mesin, dan juga

memproduksi sandal sendiri tanpa menggunakan jasa orang pribumi.

Bermula dari sinilah ketika orang asing sudah menguasai segalanya

barulah orang pribumi merasakan bahwa orang yang dulunya belajar

pada dirinya, sekarang menjadi pesaing bisnis yang sangat kuat, dengan

segala keunggulan yang mereka miliki, sebut saja bahan-bahan yang

mereka produksi sendiri sehingga bisa mendapatkan bahan-bahan sandal

dengan harga terjangkau sedangkan orang pribumi mendapatkan harga

yang lebih mahal dari mereka, hingga mesin-mesin canggih yang mereka

miliki sehingga bisa memproduksi sandal dengan waktu singkat akan

tetapi mendapatkan produk dengan kuantitas yang banyak.

Pernyataan diatas didukung oleh Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo

dalam bukuya yang berjudul Sosiologi Pedesaan, sebagai berikut :

Gambar

Tabel 1.1 Daftar informan wawancara
Tabel 3.1  Data lembaga pendidikan di Desa Wedoro
 Tabel 3.3 Data mata pencaharian masyarakat Desa Wedoro
  Gambar 3.1 Alat plong (alat cetak untuk membentuk model sandal)
+7

Referensi

Dokumen terkait

SSE rendah berjumlah 32 orang, terdiri dari: 15 pekerja anak laki-laki dan 22 pekerja anak perempuan. Pendidikan tidak menjadi prioritas keluarga pekerja anak. Seluruh orang

Pertama,baiknya para pengusaha home industry di Desa Gadingan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo harus mendaftarkan merek dari produk yang dihasilkannya supaya

Berdasrkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Faktor-aktor yang mempengaruhi Pendapatan Home Industry Telur asin di Desa Kebonsari dapat diambil kesimpulan

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan beberapa hal unik di Desa Cisadap, yaitu diantaranya adalah ditemukannya banyak home industry tahu di

Pertama,baiknya para pengusaha home industry di Desa Gadingan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo harus mendaftarkan merek dari produk yang dihasilkannya supaya

Faktor pendukung dalam penyelenggaraan program pemberdayaan melalui home industry dan pendapatan keluarga di Desa Kesambi meliputi: keunikan home industry arumanis

Dalam proses produksi tisu potong tersebut, pemilik home industry tidak mengeluarkan biaya untuk pembelian sarana dan prasarana pekerjaan.. Pemilik home industry hanya

Sebagai industri kecil, pekerja di bengkel sandal tidak diharuskan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi sehingga mereka yang berpendidikan minim pun dapat dengan mudah bekerja di