• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS melalui model Active Learning tipe Role Reversal Question pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS melalui model Active Learning tipe Role Reversal Question pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik."

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

TIPE ROLE REVERSAL QUESTION PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA BANJARAN DRIYOREJO GRESIK

SKRIPSI Oleh : Ulfiyah Ningsih

(D37213051)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ulfiyah Ningsih, 2017 : Peningkatan Pemahaman Materi Kegiatan Ekonomi di Indonesia Mata Pelajaran IPS Melalui Model Active Learning Tipe Role Reversal Question Pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman siswa kelas V pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal ini disebabkan lemahnya proses kegiatan belajar mengajar yang masih terpusat pada guru, sehingga siswa sulit memahami pelajaran yang berakibat pada rendahnya pemahaman siswa. Maka untuk meningkatkan pemahaman tersebut, diambil tindakan pembelajaran dengan penerapan model active learning tipe role reversal question.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui penerapan model active learning tipe role reversal question dalam meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS di kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik. (2) Mengetahui peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia di kelas V MI Miftahul Huda setelah diterapkan model active learning tipe role reversal question.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, metode PTK yang digunakan adalah model Kurt Lewin, yaitu satu siklus terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa(1) Penerapan model role reversal question terdapat banyak kendala terutama di siklus I. Penerapan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I yang telah dilaksanakan dengan sangat baik, hal ini dapat dilihat pada peningkatan skor aktivitas guru siklus I sebesar 76,4 pemahaman ekstrapolasi. Pada siklus 2 pemahaman siswa meningkat, terdapat 30 siswa telah mencapai pada tahap pemahaman terjemah, 22 siswa mencapai tahap pemahaman interpretasi dan 9 siswa mencapai tahap ekstrapolasi. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai prosentase ketuntasan pada siklus I sebesar 72,7% (Baik) menjadi 87,8% (Sangat Baik) pada siklus II.

(7)

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN MOTTO ii

HALAMAN PERSEMBAHAN iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI iv LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI v

ABSTRAK vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR RUMUS iv

DAFTAR DIAGRAM xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tindakan yang Dipilih 7

D. Tujuan Penelitian 7

E. Lingkup Penelitian 8

F. Signifikasi Penelitian 9

BAB II: KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia pada Mata Pelajaran IPS

1. Pemahaman

a. Pengertian Pemahaman 10

b. Tingkatan Pemahaman 11

c. Indikator Pemahaman 13

(8)

a. Pengertian IPS 15

b. Tujuan Pembelajaran IPS 16

3. Materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi 17 B. Active Learning Tipe Role Reversal Question

1. Pengertian Active Learning 22

2. Active Learning Tipe Role Reversal Question

a. Pengertian 22

b. Langkah-langkah 23

c. Kelebihan dan kekurangan 24

BAB III: METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian 27

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian

1. Prasiklus 52

2. Deskripsi Pembelajaran Sisklus I

a. Tahap Perencanaan 56

b. Tahap Pelaksanaan 57

c. Tahap Observasi 71

d. Tahap Refleksi 82

3. Deskripsi Pembelajaran Sisklus II

e. Tahap Perencanaan 84

(9)
(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perpaduan dari beberapa cabang ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS mengkaji tentang peristiwa, fakta dan konsep yang berkaitan dengan isu sosial, sehinga melalui pelajaran IPS siswa diarahkan menjadi warga Negara yang bijaksana, demokratis dan bertanggung jawab.1

Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagi warga Negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semesta, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan keacakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan hidup sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat.2 Hakikat pendidikan IPS itu hendaknya dikembangkan berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan ini siswa dapat menjadi warga Negara yang baik, yang mampu

1

Ahmad Susanto,Pengembangan Pembelajaran IPS,(Jakarta: Prenadamedia Grup, 2014), hlm: 6 2

(11)

memahami dan menelaah secara kritis kehidupan sosial di sekitarnya, serta siswa diarahkan agar terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masalah yang menimpa masyarakat.

Kegiatan pembelajaran IPS di MI Miftahul Huda masih menggunakan model pembelajaran klasik, guru cenderung ceramah, menuliskan inti materi di papan tulis, kemudian siswa menyalin di buku tulis masing-masing, serta siswa diminta untuk mengerjakan soal di LKS. Kegiatan pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran. Guru seringkali memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal yang belum dipahami, namun pada umumnya siswa justru diam. Guru menyimpulkan bahwa semuanya sudah jelas. Namun, yang sesungguhnya terjadi adalah siswa belum siap mengajukan pertanyaan mengenai hal yang belum dipahami, hal tersebut mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa.

(12)

3

Maksud dari mengkorelasikan dengan kehidupan yang nyata adalah mampu membedakan jenis-jenis usaha dan kehidupan ekonomi di lingkungannya dan mampu menghargai usaha orang lain, seperti membedakan apa saja kegiatan yang termasuk dalam kegiatan ekonomi produksi, distribusi dan konsumsi, serta upaya untuk menghargai usaha orang lain. Seharusnya guru mampu meningkatkan pemahaman ke tingkat berikutnya yaitu pemahaman interpretasi. Dalam pemahamaninterpretasi

siswa dituntut dapat menafsirkan materi yang telah dipelajari dengan bahasanya sendiri. Realitas yang terjadi, siswa masih belum mampu menjelaskan materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia dengan bahasanya sendiri, melainkan masih berpatokan dengan penjelasan dibuku paket. Sebagian besar siswa masih belum memiliki kemampuan pemahaman tingkat ekstrapolasi, dimana dengan hanya melihat video, gambar atau mendengarkan cerita ilustrasi tentang cara menghargai usaha orang lain siswa sudah mampu mengambil hikmah yang dapat dipelajarinya. Hal ini membuktikan bahwa siswa masih belum mampu mencapai pada tingkat kemampuan pemahaman interpretasi dan tingkat pemahaman ekstrapolasi.

(13)

sisanya 16 siswa belum bisa mencapai nilai KKM. Apabila di presentasikan terdapat 51,5 % siswa yang mencapai KKM dan sebesar 48,5 % lainnya dikatakan belum berhasil mencapai KKM.

Berdasarkan permasalah yang terjadi maka penulis bersama guru mempunyai inisiatif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, langkah yang diambil yaitu dengan menggunakan Model pembelajaran active learning tipe role reversal question.

Pembelajaran aktif atau active learning merupakan kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa, dalam artian siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. model role reversal question merupakan model active learning yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS, karena dapat mengaktifkan siswa terutama dalam kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran. Siswa dapat berpartisipasi secara langsung, tidak hanya mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru namun juga berfikir kritis dalam tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang diperlajari. Penerapan model active learning tipe role reversal question

pada pembelajaran IPS, diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang dipelajari serta dapat meningkatkan perhatian siswa.

(14)

5

yang sudah menggunakan model active learning tipe role reversal question yang dilakukan oleh Marsiyanti Indriani penelitian dengan judul

“Peningkatan Hasil belajar PKn dengan Menggunakan Model Active Learning tipe Role Reversal Question Pada Siswa Kelas V SD

Minomartani 6 Sleman Yogyakarta”

Dalam penelitian ini siswa kurang aktif bertanya dalam pembelajaran, serta rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn. Kemudian dilaksanakan penelitian setiap siklusnya mengalami perbaikan dan peningkatan dengan menggunakan modelactive learningtiperole reversal question. Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai ≥70 mengalami

peningkatan sebesar 25% dengan kondisi awal 44% meningkat menjadi 69% ,dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 28% menjadi 97%. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 8,75% dengan kondisi awal 66,53 meningkat menjadi 75,27 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,97% menjadi 86,25.3

Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah menggunakan model active learning tipe role reversal question. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pada materi pembelajaran, mata pelajaran, masalah pembelajaran, serta lokasi penelitian. Materi pelajaran dan mata pelajaran 3Marsiyanti Indriani, “

(15)

pada penelitian ini adalah materi Organisasi pada mata pelajaran PKn, sedangkan materi dan mata pelajaran yang akan diteliti oleh penulis adalah materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS. Perbedaan yang lain yaitu pada penelitian ini masalah pembelajaran yang diteliti adalah rendahnya hasil belajar siswa, sedangkan masalah yang akan diteliti pada penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah rendahnya pemahaman siswa. Lokasi penelitian ini adalah SDN Minomartani Yogyakarta, sedangkan lokasi yang akan diteliti oleh penulis adalah MI Miftahul Huda Gresik.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis akan mengadakan penelitian berjudul: “ Peningkatan Pemahaman Materi

Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Mata Pelajaran IPS Melalui Model Active Learning Tipe Role Reversal QuestionPada

Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Banjaran, Driyorejo, Gresik”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(16)

7

2. Bagaimana meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question di kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question, dengan model ini diharapkan bisa membantu meningkatkan pemahaman belajar siswa pelajaran IPS. Model ini bisa mengaktifkan siswa terutama dalam kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran. Siswa dapat berpartisipasi secara langsung, tidak hanya mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru namun juga berfikir kritis dalam tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang dipelajari.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(17)

dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS di kelas V MI Miftahul Huda

2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS di kelas V MI Miftahul Huda setelah diterapkan model active learning tipe role reversal question

E. Lingkup Penelitian

Sehubung dengan kegiatan penelitian ini, maka perlu diberikan batas penelitian dengan tujuan supaya penelitian ini tidak terlalu luas dan sesuai dengan harapan peneliti.

Agar penelitian bisa tuntas dan terfokus permasalahan dibatasi pada hal-hal dibawah ini:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik semester ganjil tahun ajaran 2016/2017

2. Materi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia

(18)

9

F. Signifikasi Penelitian

Berdasarkan signifikasi penelitian diatas, maka signifikasi penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dengan menggunakan metode ini diharapkan siswa tidak mengalami kejenuhan, kebosanan dalam pembelajaran IPS serta lebih percaya diri untuk bertanya materi pelajaran yang belum di pahami, sehingga pemahaman belajar siswa dapat meningkat

2. Bagi guru, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningatkan pemahaman belajar siswa dengan menggunakan modelactive learningtiperole reversal question

3. Bagi sekolah, Sebagai bahan masukan agar dapat mengetahui model pembelajaran yang bervariasi dalam memperbaiki dan meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam pelajaran IPS.

(19)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia pada Mata Pelajaran IPS

1. Pemahaman

a. Pengertian Pemahaman

Pemahaman (comprehension) menurut Blom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Blom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dibaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia serta berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.1

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Pemahaman juga diartikan sebagai kemampuan sesorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

1

(20)

Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai aspek. Seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.2

Kesimpulan yang dapat diambil dari kesimpulan di atas adalah pemahaman berarti kemampuan siswa menangkap makna dari bahan yang telah dipelajari yang dinyatakan dengan menguraikan secara rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

b. Tingkatan Pemahaman

Tingkat pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yakni:3

1) Menerjemahkan

Menerjemahkan diartikan sesorang dapat mengkomunikasikan kedalam bahasa lain, istilah lain atau menjadi bentuk lain. Dengan kata lain, menerjemahkan berarti sanggup memahami makna yang terkandung di dalam suatu konsep. Contohnya yaitu menerjemahkan dari bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, dan lain-lain.

2

Sudijono Anas,Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,2012),hlm: 50 3

(21)

2) Interpretasi

Interpretasi melibatkan komunikasi, sebagai konfigurasi pemahaman ide yang memungkinkan memerlukan penataan kembali ide-ide dalam konfigurasi baru dalam pikiran individu.

Kemampuan menafsirkan lebih luas dari pada menerjemahkan, kemampuan menafsirkan adalah kemampuan yang digunakan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh selanjutnya, menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, dan membedakan yang pokok dan tidak pokok. 3) Mengeksplorasi (extrapolation)

Ekstrapolasi adalah tingkat pemahaman tertinggi, menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seseorang harus bisa melihat arti lain dari apa yang tertulis. Membuat perkiraan tentang konsekuensi atau mempeluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

(22)

c. Indikator Pemahaman

Siswa dikatakan dapat memahami suatu materi jika memenuhi beberapa indikator yang di inginkan. Indikator pemahaman yang dikehendaki beradasarkan kategori proses kognitif yakni sebagai berikut: 4

Tabel 2.1

Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif Kategori Proses Kognitif Contoh

1 Mengartikan menguraikan dengan kata-kata sendiri pengertian produksi, distribusi, konsumsi.

2 Memberikan Contoh

memberikan contoh macam-macam jenis usaha dan kegiatan ekonomi yang ada di Indonesia.

3 Mengkalsifikasikan mengamati atau menggambarkan tentang kegiatan ekonomi di Indonesia.

4 Menyimpulkan menulis kesimpulan pendek mengenai cara menghargai usaha orang lain dari cerita ilustrasi.

5 Menduga mengambil kesimpulan dari contoh yang diberikan guru mengenai kegiatan ekonomi yang ada di Indonesia.

6 Membandingkan membandingkan jenis-jenis koperasi.

7 Menjelaskan menjelaskan mengenai macam-macam prinsip koperasi.

4

(23)

Untuk memahami suatu konsep yang baik dan menyenangkan akan memnbuat ingatan siswa akan menjadi lebih kuat. Untuk memperoleh suatu pemahaman diperlukan cara yang tepat dalam proses pengajaran. Setiap proses pengajaran yang berbeda akan berdampak berbeda dari sisi ingatan siswa. Siswa dapat mengingat suatu konsep 10% apabila siswa membaca, 20% apabila siswa mendengar, 30% saat siswa melihat secara langsung dan siswa akan mengingat 50% apabila siswa melih dan mendengar langsung. Dan yang paling baik adalah apabila siswa berdiskusi, menulis atau mempraktikkan suatu konsep tersebut maka siswa akan mengingat sebanyak 70%. Hal ini dapat dijelaskan seperti ilustrasi seperti gambar 2.1.

(24)

2. Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perpaduan dari beberapa cabang ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS mengkaji tentang peristiwa, fakta dan konsep yang berkaitan dengan isu sosial, sehinga melalui pelajaran IPS siswa diarahkan menjadi warga Negara yang bijaksana, demokratis dan bertanggung jawab.5

S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai yang merupakan fusi atau perpaduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi dan psikologi sosial. 6

Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a)menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya di pelajari di perguruan tinggi menjadi pelajaran yang sesuai dengan

5

Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2014), hlm: 6 6

(25)

kematangan berfikir peserta diidk sekolah dasar dan lanjutan, b)mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah di pahami.7

Berdasarkan berbagai defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di SD atau MI merupakan mata pelajaran integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yang mengkaji peristiwa, fakta, konsep yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

b. Tujuan pembelajaran IPS

Secara rinci tujuan pembelajaran IPS yang ada di SD/ MI adalah sebagai berikut :8

1) Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat.

2) Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

3) Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.

7

Ibid, hal 11

8

(26)

4) Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya.

5) Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembagan kehidupan, perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia a. Jenis-jenis usaha

Sejak dulu hingga sekarang, setiap manusia berusaha

mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berbagai macam cara.

Cara-cara yang ditempuh akan mendatangkan hasil untuk

mencukupi kebutuhan dalam hidupnya. Untuk memenuhi

kebutuhan hidup dalam masyarakat, ada beberapa kegiatan dan

jenis usaha yang dapat menghasilkan barang dan jasa sebagai

berikut:9

1) Pertanian 2) Industri 3) Perdagangan

9

(27)

4) Jasa

b. Kegiatan Ekonomi di Indonesia 1) Produksi

Produksi yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Orang atau kelompok yang melakukan kegiatan produksi disebut dengan produsen.

2) Distribusi

Distribusi adalah Penyaluran suatu barang dan jasa kepada konsumen. Kegiatan distribusi merupakan kegiatan ekonomi

yang menghubungkan produsen sebagai penghasil barang dan

jasa dengan konsumen sebagai pengguna barang dan jasa

tersebut.

Beberapa contoh lembaga distribusi:

a.) Agen

b.) Pedaganag besar atau grosir

c.) Pedaganag eceran

d.) Makelar

e.) Komisioner

3) Konsumsi

Konsumsi adalah kegiatan manusia dalam memanfaatkan

(28)

Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia

yang tidak terbatas jumlahnya

c. Badan Usaha

Dalam kegiatan ekonomi di Indonesia terdapat tiga bentuk badan

usaha yaitu B adan Usaha Milik Negara (BUMN) Badan Usaha

Milik Swasta dan koperasi.

1) Badan Usaha Milik Negara ( BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha

yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

negara BUMN juga bertujuan untuk memberikan pelayanan

umum bagi masyarakat luas. Ada tiga jenis BUMN, yaitu

sebagai berikut: perusahaan umum (PERUM), perusahaan perseroan (PERSERO), perusahaan jawatan (PERJAN). 2) Badan Usaha Milik Swasta

Macam-macam badan usaha milik swasta antara lain:

perusahaan perorangan, firma,perseroan terbatas (PT),

persekutuan komanditer (CV).10

3) Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang

atau badan hukum yang berlandaskan pada asas

kekeluargaan. Tujuan utama pembentukan koperasi adalah

10

(29)

untuk memajukan kesejahteraan anggotanya serta

masyarakat. Mohammad Hatta dikenal sebagai Bapak

Koperasi Indonesia. Koperasi memiliki landasan sebagai

berikut:

 Landasan idiil adalah Pancasila.

 Landasan struktural adalah UUD 1945.

 Landasan mental adalah setia kawan dan kesadaran

pribadi.

 Landasan operasional adalah Undang-Undang

Perkoperasian. Dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun

1992, tentang perkoperasian pada Pasal 5 disebutkan,

bahwa koperasi harus melaksanakan prinsip koperasi.11

Prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:  Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

 Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

 Sisa hasil usaha yang merupakan keuntungan dari usaha

yang dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan

besarnya jasa masing- masing anggota.

 Modal diberi balas jasa secara terbatas.

 Koperasi bersifat mandiri.

11

(30)

Adapun jenis-jenis koperasi antara lain yakni, koperasi produksi, koperasi konsumsi, koperasi sekolah, koperasi

unit desa (KUD).12

d. Menghargai Usaha Orang lain

1) Menggunakan produk dalam negeri

“bu Ani pergi ke toko buah membeli buah, saat di toko buah penjual menawarkan buah impor dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga buah lokal, namun bu Ani lebih memilih membeli buah lokal dengan harga yang lebih mahal”. Alasan bu Ani memilih buah lokal karena bu Ani cinta terhadap produk dalam negeri.

2) Tidak mengejek atau mengolok usaha orang lain

“Rani mendapatkan hadiah ulangtahun dari neneknya berupa

baju, baju itu buatan nenek Rani sendiri. Namun, rani tetap

menerima baju buatan neneknya, meskipun modelnya sudah

ketinggalan jaman”. Sikap Rani merupakan sikap menghargai

usaha orang lain, karena Rani tetap menerima baju buatan

neneknya dan tidak mengejeknya,

3) Menghargai usaha orang lain dengan harga yang sesuai

“Fani pergi ke toko baju bersama ibunya, saat ditoko ibu Fani menawar harga baju, harga baju yang aslinya

12

(31)

Rp.100.000,00 ditawar ibu Fani menjadi Rp.80.000,00.”.

seharusnya ibunya tidak menawar terlalu rendah, karena dapat merugikan pedaganag. Kita harus memberikan harga yang sesuai dengan usaha orang tersebut.

B. Active Learning tipe Role Reversal Question

1. Pengertian Active Learning

Pembelajaran aktif (active learning) merupakan suatu pembelajaran yang menekankan siswa untuk aktif dalam belajar. Kegiatan pembelajaran lebih didominasi pada aktivitas siswa. Kegiatan pembelajaran tidak hanya menekankan pada aktivitas mental namun juga melibatkan aktifitas fisik, sehingga suasana pembelajaran lebih nyaman dan menyenangkan.13

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa active learning atau pembelajaran aktif yang menekankan keaktifan siswa

untuk mengalami sendiri (pengalaman belajar) dengan melibatkan

siswa secara kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Active Learning Tipe Role Reversal Question

a. Pengertian Active Learning Tipe Role Reversal Question

Menurut Melvin L. Silberman menyebutkan ada 101 pembelajaran aktif (active learning) salah satunya adalah role

13

(32)

reversal question. Role reversal question merupakan kegiatan pembelajaran aktif yang menekankan pada aktivitas tanya jawab dengan pertukaran peran. Jika guru bertukar peran menjadi siswa maka guru mengajukan pertanyaan dan siswa mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika siswa yang mengajukan pertanyaan maka guru yang menjawab.14

Dari kegiatan tersebut diketahui bahwa terdapat kegiatan yang dilakukan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Terjadi interaksi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siwa lain dalam kegiatan tanya jawab. Sehingga aktifitas pembelajaran tidak hanya guru memberikan ceramah mengenai materi pelajaran. Siswa juga berlatih untuk berani mengajukan pertanyaan serta memberikan pendapat, serta berfikir kritis dalam menjawab pertanyaan.

b. Langkah-langkah Model Active Learning Tipe Role Reversal Question

Langkah-langkah model role reversal question menurut Melvin L. Silberman, sebagai berikut:15

4) Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang materi pelajaran, seolah-olah anda berperan sebagai siswa

14

Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Ak tif (Bandung: Nuansa Cendikia, 2016), hlm:101

15

(33)

5) Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada seluruh siswa bahwa anda akan berperan “siswa”, dan siswa secara kolektif berperan sebagai “guru” kemudian dilanjutkan dengan pengajuan pertanyaan.

6) Berlaku argumentative, humoris, atau apa saja yang dapat membawa mereka pada perdebaran dan menyerang anda dengan

jawaban-jawaban.

7) Memutar peranan beberapa kali akan tetap membuat peserta didik anda pada pendapat mereka dan mendorongnya untuk melontarkan

pertanyaan milik sendiri.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question

Setiap model pembelajaran pasti mempunya kelebihan dan kekurangan masing-masing , termasuk model active learning tipe

role reversal question, antara lain:

1) Kelebihan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question 16

a) Proses belajar mengajar berpusat pada siswa.

b) Siswa aktif dalam pembelajaran karena siswa terlibat langsung dalam pelajaran.

16

(34)

c) Kegiatan pembelajaran menjadikan siswa berfikir kritis dalam menjawab pertanyaan guru.

d) Proses pembelajaran menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga mengalami kejadian tersebut.

e) Melatih keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.

f) Menciptakan kerjasama antar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

g) Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

h) Menumbuhkan sikap tanggung jawab sebagai individu dan kelompok.

i) Menciptakan minat dan motivasi pembelajaran

2) Kekurangan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question 17

a) Membutuhkan waktu yang lama dalam persiapan pengondisian kelas untuk memahamkan siswa bertukar peran dengan guru

b) Dibutuhkan waktu tambahan agar memperoleh hasil yang maksimal dalam penyampaian pembelajaran

c) Topik pembahasan materi menjadi luas jika pertanyaan yang muncul tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

17

(35)

d) Memerlukan keterampilan guru dalam mengelola kelas. e) Memunculkan keaktifan siswa tidaklah mudah, untuk itu

(36)

BAB III

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tindakan berupa penerapan model active learning tipe role reversal question yang merupakan suatu variasi dalam pembelajaran IPS materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin. Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).1

Langkah-langkah dalam penggunaan PTK model Kurt Lewin adalah sebagai berikut:2

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti. Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (2) mempersapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

1

Fitri Yuliawati, dkk, Penelitian Tindak an Kelas (Yogyakarta:Pystaka Insan Madani, 2012), hlm: 23

(37)

diperlukan di kelas, (3) mempersiapkan instrument dan merekam serta menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Tindakan (Acting)

Melaksanakan tindakan pada tahap ini, peneliti melakanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang actual, yang meliputi kegian awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Observasi (observing)

Pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah: a. Mengambil perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran b. Memantau kegiatan diskusi atau kerja sama dalam kelompok c. Mengamati pemahaman tiap-tiap siswa terhadap penguasaan

materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK

4. Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah: a. Mencatat hasil observasi

b. Mengevaluasi hasil observasi c. Menganalisis hasil pembelajaran

(38)

Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus yang digambarkan pada gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1

Alur PTK model Kurt Lewin

B. Setting penelitian dan Subjek Penelitian 1. Setting penelitian

Setting Penelitian ini meliputi: 1) Tempat Penelitian

(39)

2) Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016-2017 pada bulan Desember 2017. Adapun jadwal siklus I dan siklus II yaitu

Siklus I : Selasa , 6 Desember 2017 pukul 10.50 – 12.00 Siklus II : Jumat, 16 Desember 2016 pukul 07.30 – 08.40 3) Siklus PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus, untuk menerapkan model active learning tipe role reversal question dengan prosedur meliputi pelaksanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Melalui dua tindakan siklus tersebut maka dapat diamati peningkatan pemahaman siswa pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

2. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa siswi kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik. Berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 18 siswa putra dan 15 siswi putri.

C. Variabel yang Diselidiki

(40)

1. Variabel Input :Siswa Kelas V MI Miftahul Huda

2. Variabel Proses : Penerapan model pembelajaran active learning

tipe role reversal question.

3. Variabel Output : Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia dalam mata pelajaran IPS.

D. Rencana Tindakan 1. Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin, berikut adalah perencanaan pra siklus (Wawancara dan observasi):

1) Melakukan kunjungan ke lembaga sekolah terkait 2) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan

3) Melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa

4) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

5) Menyiapkan instrument penelitian seperti pedoman wawancara, lembar observasi pemahaman siswa, lembar observasi aktifitas guru dan siswa serta menyiapkan lembar kerja siswa

(41)

2. Siklus I

Siklus I dalam Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, yang dipaparkan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari :

1) Menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran perbaikan

2) Menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk memecahkan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah maka untuk menyelesaikan masalah ini peneliti melaksanakan pembelajaran perbaikan dengan menerapkan model pembelajaran active learning tipe role reversal question,.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran IPS di kelas V

4) Mengembangkan RPP menggunakan model pembelajaran

active learning tipe role reversal question, 5) Menyiapkan sumber belajar

(42)

7) Menyiapkan media yang cocok untuk mengoptimalkan penerapan model pembelajaran active learning tipe role reversal question,

8) Menyiapkan lembar kerja untuk siswa.

9) Membuat lembar observasi pemahaman serta lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

b. Tahap Pelaksanaan (acting)

Pada tahap pelaksanaan peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model active learning tipe role reversal question. Adapun pelaksanaan tindakan dengan menggunakan langkah-langkah tindakan teknik ini adalah:

1) Kegiatan pendahuluan (a) Guru memberi salam

(b) Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran (c) Guru melakukan ice breaking agar siswa semangat belajar (d) Guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang

yang diketahui siswa terkait materi penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya.

(e) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai

(43)

Dalam kegiatan inti terdapat 3 jenis kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dalam tahap ekstrapolasi guru menjelaskan kepada siswa model Role Reversal Question

yang akan digunakan saat pembelajaran, langkah-langkah dalam melakukan model Role Reversal Question, serta hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kelas. Kegiatan selanjutnya guru menugasan kepada siswa untuk membaca materi secara bergilir. Setelah membaca, guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa, serta guru memberikan penguatan tentang materi pelajaran yang telah dibaca siswa dengan menggunakan media peta konsep kegiatan ekonomi dan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam menghargai usaha orang lain Dalam tahap elaborasi siswa menjalankan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah model role reversal question

(44)

begitu pula sebaliknya. Jika siswa yang memberikan pertanyaan dan guru menjawab (kegiatan dilakukan berulang). Pada tahap konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa, guru memberikan reward kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Untuk mengetahui pemahaman siswa, siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru

3) Kegiatan akhir

(a) Siswa dibimbing guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran

(b) Guru memberikan motivasi kepada siswa (c) Guru menutup pembelajaran dengan doa c. Tahap Pengamatan (observation)

(45)

Hal yang menjadi perhatian husus untuk diamati peneliti adalah:

1) Mengamati permasalahan-permasalahan yang muncul ketika proses pembelajaran.

2) Mengamati perilaku dan respon siswa terhadap pelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung.

3) Mengamati tingkat pemahaman yang dimiliki oleh siswa. 4) Mengamati kemampuan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

d. Tahap Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini peneliti dan guru mengevaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap ini hasil observasi guru dan siswa dianalisa dan dilihat kekurangan atau kelemahannya. Setelah diketahui pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, maka dapat dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

3. Siklus II

(46)

dan siklus II. Serta membuat kesimpulan pada pembelajaran mengenai pemahaman siswa terhadap materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS, dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question setelah melaksanakan siklus I sampai siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini yaitu siswa dan guru. Data yang diperoleh dari siswa digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman. Kemudian data yang diperoleh dari guru digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman setelah penerapan model

active learning tipe role reversal question pada kegiatan pembelajaran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bersifat data kuantitatif yang diambil menggunakan berbagai cara seperti observasi,wawancara, tes tulis,dan dokumentasi yang ditujukan kepada siswa dan guru

a. Observasi atau pengamatan

(47)

pada saat proses pembelajaran IPS di dalam kelas oleh orang yang terlibat aktif berperan dalam proses pelaksanaan tindakan.

Teknik observasi dalam penelitian ini, digunakan untuk mengumpulkan data tentang seberapa jauh tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Selain itu teknik ini juga digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan juga keefektifan model

role reversal question pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. b. Wawancara

(48)

mewawancarai guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut ini Instrument wawancara sebelumdan setelah kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

role reversal question (pra siklus): Tabel 3.1

Instrumen Wawancara Guru Prasiklus

Nama Guru : Tanggal :

1. Bagaimana karakteriskit siswa kelas V?

2. Apa saja hambatan yang terjadi dalam pembelajaran IPS di kelas?

3. Bagaimana pemahaman siswa mengenai materi kegiatan ekonomi di Indonesia?

4. Apa saja metode pembelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran IPS?

5. Berapa nilai KKM yang telah ditetapkan pada mata pelajaran IPS?

6. Bagaimana hasil belajar siswa dalam materi kegiatan ekonomi di Indonesia? Berapa persentase siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM?

Untuk memperoleh data yang lebih falid, peneliti tidak hanya mewawancarai guru saja, namun juga mewawancarai siswa. Berikut ini instrumen wawancara siswa prasiklus.

Tabel 3.2

Instrumen Wawancara Siswa Prasiklus

1. Apakah kalian meyukai pelajaran IPS?

2. Jika suka apa alasannya? Dan jika tidak, apa alasannya? 3. Apa saja kesulitan yang kalian hadapi dalam pembelajaran

IPS?

(49)

pemahaman tingkat terjemah)

5. Apa yang kalian ketahui tentang pedagang? (untuk mengukur pemahaman tingkat interpretasi)

6. Apa cara menghargai usaha orang lain sesuai cerita ilustrasi tersebut? (untuk mengukur pemahaman tingkat pemahaman ekstrapolasi)

Untuk memperoleh data yang lebih valid, peneliti tidak hanya melakukan wawancara pada saat prasiklus, namun juga melakukan wawancara setelah penerapan model role reversal question. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui tingkat keberhasilan penerapan model role reversal question dalam meningkatkan pemahaman siswa. berikut ini instrument wawancara guru setelah penerapan model role reversal question

Tabel 3.3

Lembar Wawancara Guru Sesudah Penggunan model Role Reversal Question

Nama Guru : Tanggal :

1. Bagaimana pendapat anda setelah diterapkannya model

role reversal question dalam kegiatan pembelajaran?

2. Apa menurut anda model role reversal question sudah tepat digunakan pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia?

3. Menurut anda apa yang masih perlu diperbaiki pada pembelajaran yang telah dilakukan?

4. Apa saran anda untuk perbaikan praktik pembelajaran selanjutnya?

(50)

c. Tes (Tes Tulis)

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanankan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, penyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek yang telah dicapai peserta didik.3 Adapaun tes tulis digunakan untuk mengumpulkan data tentang seberapa besar pengetahuan dan tingkat pemahaman siswa mengenai materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia melalui penerapan model role reversal question. Instrumen yang digunakan dalam tes tulis ini adalah butir soal uraian. Berikut ini

(51)
(52)
(53)
(54)

an conto h cara meng harga i usah a oran g lain

usaha milik orang lain

d. Dokumentasi

(55)

F. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah data dianalisis. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, memilah data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian kuantitatif, analisis datanya menggunakan teknik statik. Statik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan induktif. Statistik induktif dapat berupa statistik parametris dan non parameptris.

Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Cara menganalisisnya dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa ada maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk memantau generalisasi.4 Analisis data dihitung dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:5

(Rumus 3.1 Menghitung Nilai Rata-rata Kelas)

Keterangan dari simbol-simbol yang ada dalam rumus tersebut adalah sebagai berikut :

4

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidik an Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, (Bandung:Alfabeta,2008),51

5

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan tek nik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 90

(56)

Tabel 3.6

Keterangan Simbol Rumus Menghitung Rata-rata Kelas Keterangan

X Nilai rata-rata

ΣX Jumlah semua nilai peserta didik N Jumlah peserta didik

Suatu kelas dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai nilai rata- rata kelas minimal 75,00. Berikut adalah kriteria tingkat keberhasilan nilai rata-rata kelas.

Tabel 3.7

Kriteria Tingkat Keberhasilan Nilai Rata-Rata Kelas Tingkat Keberhasilan Nilai

Rata-rataKelas

Kriteria 91-100

81-90 71-80 61-70 ≤ 60

Sangat baik Baik Sedang Tidak baik Sangat tidak baik

(57)

Tabel 3.8

Persentase Ketuntasan Belajar

Presentase ketuntasan belajar Kriteria 86% - 100%

76%-85% 60%-75% 55%-59% ≤ 54%

Sangat baik Baik Sedang Tidak baik Sangat tidak baik

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan sebagai berikut:

(Rumus 3.2 Menghitung Ketuntasan Belajar)

Nilai akhir aktifitas guru dan siswa diperoleh dengan cara membagi skor yang diperoleh dengan skor maksimum kemudian dikalikan seratus. Adapun rumus nilai akhir aktifitas guru dan aktifitas siswa adalah sebagai berikut.6

(Rumus 3.3 Menghitung Nilai Akhir Aktifitas Guru dan Siswa )

Keterangan dari simbol-simbol yang ada dalam rumus tersebut adalah sebagai berikut :

6

Ibid., 102

� � �� � �

(58)

Tabel 3.9

Keterangan simbol rumus nilai akhir aktifitas guru dan siswa Keterangan

F Skore yang di peroleh N Skore maksimal

Hasil penilaian dikategorikan kedalam bentuk penskoran. Kategori penskoran sebagai berikut

Tabel 3.10

Kriteria Nilai Akhir Aktifitas Guru dan Siswa

NilaiAkhir Kriteria Kemampuan Guru dan Siswa 76 – 100 Sangat baik

51 – 75 Baik

26 – 50 Tidak baik

0 – 25 Sangat tidak baik

G. Indikator Kerja

Indikator kinerja digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar dikelas. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Nilai rata-rata siswa ≥ 75.

2. Prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥ 85%. 3. Kinerja guru dan siswa mencapai skor ≥ 80

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

(59)

penggunaan model Role Reversal Question pada materi jenis-jenis usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS di kelas V MI Miftahul Huda. Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalahsebagai berikut:

1. Guru

a. Nama : Hj. Maria Ulfa, S.Pd.I b. Jabatan : Guru Wali Kelas V c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran. 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

model Role Reversal Question yang telah di siapkan oleh peneliti.

3) Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada tiap- tiap siklus

2. Peneliti

a. Nama : Ulfiyah Ningsih b. NIM : D37213051 c. Status : Mahasiswa d. Tugas :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen penelitian, dan membuat lembar observasi.

(60)
(61)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus

Tahap pra siklus dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan pada tahap ini yaitu dengan observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran IPS kelas V, wawancara kepada siswa di kelas besar, dan pengambilan nilai awal siswa kelas V. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa pada materi kegiatan ekonomi di Indonesia sebelum diberikan tindakan dengan setelah diberi tindakan.

(62)

53

Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, hal tersebut dibuktikan dengan kegiatan guru yang lebih dominan pada saat pembelajaran IPS. Dalam penyampaian materi kegiatan ekonomi di Indonesia, guru cenderung ceramah, menuliskan inti materi dipapan tulis, kemudian siswa disuruh untuk menyalin dibuku tulis masing-masing, serta siswa diminta untuk mengerjakan soal di LKS. Hal tersebut menjadikan siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa jenuh dengan aktivitas mendengarkan sehingga pembelajaran IPS kurang menyenangkan. Guru seringkali memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal yang belum dipahami, namun pada umumnya siswa justru diam. Guru menyimpulkan siswa diam karena sudah paham, namun pada kenyataanya siswa belum siap untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal yang belum dipahami, hal tersebut mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa.

(63)

Tabel 4.1

Data Nilai Siswa pada saat Prasiklus

(64)

55

32 WY 68 √

33 VP 64 √

Jumlah Skore yang Dicapai 2430

Rata-rata 73,6

Dari tabel diatas diketahui siswa yang berhasil mencapai KKM 70 pada tahap prasiklus hanya 17 siswa, sisanya 16 siswa masih dibawah kriteria KKM. Nilai rata-rata kelas masih tergolong kategori sedang, dengan nilai rata-rata 73,6. Apabila dipresentasikan tingkat ketuntasan belajar sebesar 51,5% termasuk dalam kategori rendah atau tidak baik. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kelas V pada mata pelajaran IPS materi kegiatan Ekonomi di Indonesia masih rendah, hal ini disebabkan karena siswa pasif dalam pembelajaran serta siswa belum siap untuk bertanya, sehingga memerlukan model pembelajaran yang tepat untuk memudahkan siswa memahaminya.

2. Deskripsi Pembelajaran Siklus I

Kegiatan siklus I dilakukan pada tanggal 6 Desember 2017 di kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik pada jam pelajaran ke 5 dan 6. Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan melewati beberapa tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan atau tindakan

(action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).

(65)

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap perencanaan adalah menyusun RPP. RPP disusun oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPS. RPP disusun untuk 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Materi yang diambil pada siklus satu yaitu jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia yang dikembangkan menggunakan model pembelajaran active learning tipe role reversal question yang telah divalidasi.

Peneliti juga menyusun lembar observasi aktifitas guru dan lembar observasi aktifitas siswa. Lembar observasi aktifitas guru digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Sedangkan lembar observasi aktifitas siswa digunakan untuk mengukur aktifitas yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dengan adanya lembar observasi aktifitas siswa, peneliti dapat mengetahui sesuai tidaknya apembelajaran yang telah dirancang. Sehingga, peneliti dapat melakukan pembenahan pada kegiatan belajar mengajar selanjutnya.

(66)

57

pemahaman siswa dalam memahami materi. Lembar observasi tingkat pemahaman ini mencakup 3 tingkat pemahaman yaitu pemahaman terjemahan, interpretasi, dan ekstrapolasi.

Selain itu, peneliti juga menyusun sebuah media yang akan dimanfaatkan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Media tersebut adalah sebuah peta konsep kegiatan ekonomi serta pertanyaan untuk berukar peran (kartu pertanyaan). Hal terakhir yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalam meyusun lembar kerja siswa.

b. Tahap Pelaksanaan (action)

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sekaligus dengan melakukan pengamatan atau observasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada siklus I. kegiatan siklus I ini dilakukan tepat pada tanggal 6 Desember 2017 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan tindakan tersebut dimulai pukul 10.50-12.10 di ruang kelas V MI Miftahul Huda, dengan jumlah siswa dalam kelas 33 siswa. Pembelajaran yang akan dilaksanakan didasarkan pada implementasi RPP yang telah dirancang dan disusun oleh peneliti dan guru sebelumnya.

(67)

digunakan. Diantaranya menyiapkan sumber belajar, media pembelajaran, absensi, lembar kerja siswa dan juga reward.

Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru yakni membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan membaca doa sebelum memulai pelajaran. Guru mengajak siswa bernyanyi “Tepuk Jari” agar siswa lebih semangat dalam belajar. Guru menyanyikan dengan penuh semangat, sehingga siswa juga termotivasi untuk mengikuti bernyanyi dengan semangat dan antusias. Bahkan, saat selesai bernyanyi sebagian besar siswa minta untuk mengulangi lagi.

Setelah itu, guru lupa tidak melakukan apersepsi. Guru mengajak siswa untuk mereview materi sebelumnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan sesuai dengan materi yang telah dipelajari, namun pertanyaan yang diberikan kurang menarik. Sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang bersemangat dalam menjawab. Kemudian guru menuliskan konsep pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu “jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia” dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan

(68)

59

guru dengan baik. Ada beberapa siswa yang bertanya mengenai kegiatan ekonomi meskipun belum memasuki kegiatan inti.

Gambar 4.1

Kegiatan menuliskan konsep materi

Untuk memulai kegiatan inti, guru menunjuk siswa untuk membaca secara bergilir materi pelajaran, sebagaian besar siswa dapat membaca materi dengan lancar. Pada kegiatan membaca bergilir siswa tampak antusias, kadang mereka berebut ingin ditunjuk untuk membaca materi pembelajaran, akibatnya kelas menjadi kurang kondusif. Guru mengkondisikan siswa dengan memberikan instruksi sikap anak sholeh, setiap guru berkata “sikap anak sholeh” siswa menjawab “hap” dengan tangan dilipat di meja.

(69)

Gambar 4.2

Kegiatan membaca bergilir

Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut mencakup 3 aspek pemahaman yakni, pemahaman terjemah, pemahaman

interpretasi dan pemahaman ekstrapolasi. Pada tahap pemahaman terjemah, guru memberikan instruksi kepada siswa untuk melihat gambar yang ada pada buku pegangan siswa. Guru menanyakan kepada siswa tentang gambar tersebut, ”apa profesi dalam gambar tersebut?” siswa serentak menjawab “petani” lalu “apa yang dilakukan orang dalam gambar ini?” ada yang menjawab “bekerja”, “memanen padi”, kemudian “apakah yang ia lakukan merupakan

salah satu bentuk usaha?” “iya” jawaban dari siswa.

(70)

61

penjelasan dari gambar yang telah ditampilkan pada siswa, pada tahap ini termasuk dalam tahap pemahaman terjemahan.

Pada pemahaman interpretasi, guru mengajukan beberapa pertanyaan, salah satu pertanyaan yang diajukan seperti, “apa yang dimaksud dengan produksi?”, sebagian besar siswa dapat

menjawab pertanyaan dengan bahasanya sendiri namun ada pula siswa yang menjawab pertanyaan sesuai dengan penjelasan dibuku. Terdapat beberapa siswa yang masih kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan.

Pada kegiatan pemahaman ekstrapolasi guru memberikan cerita ilustrasi, hal ini dilakukan guru untuk menjelaskan cara menghargai usaha orang lain. Dalam ilustrasi ini digambarkan cara menghargai usaha orang lain seperti berikut:

“bu Ani pergi ke toko buah membeli buah, saat di toko buah penjual menawarkan buah impor dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga buah lokal, namun bu Ani lebih memilih membeli buah lokal dengan harga yang lebih mahal”. 1

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa “mengapa bu Ani membeli buah lokal dengan harga yg lebih mahal?”, terdapat

beberapa siswa yang merespon pertanyaan guru dengan mengacungkan tangan. Mereka menjawab dengan berbagai

1

(71)

jawaban, ada yang menjawab karena bu ani menghargai usaha para petani buah lokal, ada pula yang menjawab karena bu Ani cinta produk Indonesia. Jawaban yang diberikan oleh siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut mampu mencapai pemahaman tingkat ketiga yaitu pemahaman ekstrapolasi. Guru memberikan pujian terhadap jawaban yang dilontarkan oleh siswa dan memberikan penguatan bahwa membeli atau menggunakan produk dalam negeri merupakan salah satu bentuk cara menghargai usaha orang lain, jika kita selalu membeli produk impor, maka produk dalam negeri tidak laku.

Data hasil observasi pemahaman siswa ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Hasil observasi pemahaman siswa No Nama

Aspek yang diamati Pemahaman

Menerjemah kan

Pemahaman Interpretasi

Pemahaman Ekstrapolasi

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 AF √ √ √

2 ARS √ √ √

3 AR √ √ √

4 AV √ √ √

5 AP √ √ √

6 AA √ √ √

7 AM √ √ √

8 DA √ √ √

(72)

63

10 EL √ √ √

11 IP √ √ √

12 IN √ √ √

13 IH √ √ √

14 KP √ √ √

15 MI √ √ √

16 MR √ √ √

17 MD √ √ √

18 MI √ √ √

19 MN √ √ √

20 MY √ √ √

21 NS √ √ √

22 NK √ √ √

23 NA √ √ √ √

24 NH √ √ √

25 RW √ √ √ √

26 S √ √ √

27 SC √ √ √

28 SA √ √ √

29 SF √ √ √

30 TR √ √ √

31 WM √ √ √

32 WY √ √

33 VP √ √ √

Siswa yang mencapai tahap pemahaman terjemah

29 siswa

Siswa yang mencapai tahap pemahaman interpretasi

19 siswa

Siswa yang mencapai tahap pemahaman ekstrapolasi

7 siswa

(73)

Kegiatan berikutnya guru memberikan penguatan tentang materi pelajaran yang telah dibaca siswa dengan menggunakan media peta konsep kegiatan ekonomi. Dalam peta konsep menjelaskan alur kegiatan ekonomi diIndonesia yang berawal dari kegiatan produksi, selanjutnya kegiatan distribusi dan terakhir kegiatan konsumsi. Terdapat beberapa siswa yang masih kesuliatan mengidentifikasi alur kegiatan ekonomi yang ada di kehidupan sehari-hari, meskipun sudah dijelaskan menggunakan media peta konsep.

Gambar 4.3

(74)

65

dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya.

Gambar 4.4

(75)

Gambar 4.5

Gambar Pertanyaan Siswa

Pada kegiatan bertukar peran tanya jawab, sebagian besar siswa yang belum mendapatkan giliran atau belum ditunjuk oleh guru tetapi sudah berusaha menjawab pertanyaan temannya, hal ini menyebabkan kelas menjadi kurang kondusif. Untuk mengkondisikan guru mengajak siswa bernyanyi “tepuk diam”,

(76)

67

Gambar 4.6

Kegiatan pembelajaran dengan model role reversal question

Pada tahap berikutnya guru memberikan soal tes tulis individu kepada siswa, sebagai tolak ukur dalam pemahaman siswa pada siklus I. Tes yang diberikan kepada siswa yaitu berupa soal uraian dengan 10 butir soal. Kemudian siswa mengerjakan tes secara individu dengan semangat dan ketika sudah selesai maka dikumpulkan kepada guru satu persatu di meja guru.

Gambar 4.7

(77)

Berikut adalah tabel hasil kegiatan tes tulis individu dan gambar kegiatan siswa mengerjakan tes tulis individu. Hasil tes tulis siswa siklus I pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

(78)

69

28 SA 87 √

29 SF 72 √

30 TR 72 √

31 WM 82 √

32 WY 71 √

33 VP 63 √

Jumlah Skor yang Dicapai

2471

Rata-rata 74,8 Siswa yang

mendapatkan nilai KKM 24

Untuk menghitung nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal uraian, maka digunakan rumus sebagai berikut :

� �

X = 2471 = 74,8 33

Presentase ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus :

� � �� � �

� � �� � � � 72,7 %

(79)

Tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa prosentase ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas adalah 72,7%. Data yang telah dihasilkan menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I belum bisa dikatakan berhasil. Belum berhasilnya pelaksanaan siklus I ini ditunjukkan dengan belum tercapainya target minimal, yaitu 85 % siswa tuntas dalam pembelajarannya.

Pada kegiatan inti pembelajaran menghabiskan waktu sekitar 60 menit, padahal dalam RPP waktu yg dibutuhkan dalam kegiatan inti hanya 50 menit. Hal ini terjadi karena karena kondisi kelas yg tidak kondusif, sehingga guru membutuhkan waktu untuk mengkondisikan siswa.

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK model Kurt Lewin
Instrumen Wawancara Guru PrasiklusTabel 3.1
Tabel 3.4 Kisi-kisi Butir Soal Siklus I
Tabel 3.5 Kisi-kisi Butir Soal Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya rimpu merupakan kearifan lokal masyarakat Bima yang ingin menerjemahkan nilai atau makna agamanya ke dalam

(Wawancara dengan Staf Analisis Kredit UED-SP Kayu Beimbai Desa Teluk Bunian, 26 Februari 2015). Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pengelola

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi dan Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran

PAL INDONESIA dengan mengacu pada balanced scorecard serta dapat melakukan upaya perbaikan dalam meningkatkan performansi ergonomi keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau

 Ditjen Sumber Daya Iptek dan Dikti menerbitkan data Asesor dan memberitahukan kepada PTPS untuk melakukan validasi data Asesor (data A1) yang telah ditetapkan oleh Ditjen

karena keyakinan, pandangan orang lain, sikap pribadi, dan berbagai macam pertimbangan. Hasil studi menunjukkan bahwa norma subyektif terhadap niat investasi berpengaruh

menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul ‘’ PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERHADAP AKTIVITAS, KAPASITAS MAKROFAG DAN JUMLAH