MENTHRI SO$IAt REP[.}BLIK INPCINESIA
PERATURAN
MENTERISOSIAL
REPUBLIKINDONESIA
NOMOR:111/nuxl2009
TENTANG
II{DIKATOR
KINERJA
PEMBANGUNAN KESEJAHTER.AAN SOSIALMenimbang
:
a,Mengingat
:
1. b.DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERT SOSTAL REPUBLTK TNDONESTA,
bahwa
dalam
rangka mengukur
dan
meningkatkankinerja
di
bidangpembangunan kesejahteraan
sosial
sefta lebih
meningkatanakuntabilitas
kinerja
maka perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja pem bangunan kesejahteraan sosial;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Menteri sosial RI tentang
Indikator
Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial;Undang-Undang
Nomor
32 Tahun
2p04
t{ntang
Pemerintah Daerah(Lembaran
NegaraRI
Tahun
2004flomor
L25, Tambahan LembaranNegara
RI
Nomor 4437)
sebagailnanatelah
beberapa
kali
diubahdengan
Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008
(Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor
48a!;
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang
Perimbangan KeuanganAntara
Pemerintah Pusatdan
Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRI Tahun 2004
Nomor
!26,
Tambahan
Lembaran NegaraRI
Nomor4a37);
,/
Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2009
tentang
Kesejahteraan Sosial(Lembaran Negara
RI Tahun 2009 Nomor
!2,
Tambahan
Lembaran NegaraRI
Nomor a967);Peraturan Pemerintah
RI
Nomor
65
Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunandan
PenerapanStandar
Pelayanan
Minimal
(LembaranNegara
RI Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara RINomor
a59fi;
2.3,
Memperhatikan
:Menetapkan
5.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata caraPengendalian
dan
Evaluasi pelaksanaan Rencana pembangunan (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara RI Nomora6ffi);
6,
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasiPerangkat Daerah (Lembaran Negara
RI
Tahun 2007
Nomor g9,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
a7al;
7.
Keputusan
Presiden
RI
Nomor
IBUM Tahun
2004
tentangPembentukan
Kabinet Indonesia Bersatu,
sebagaimana
telahbeberapa
kali
diubah terakhir dengan
Keppres
RI
Nomor 17L/M12005;8.
Peraturan PresidenRI
Nomor9
Tahun
2005,tentang
Kedudukan,Tugas,
Fungsi,susunan organisasi
dan Tata
Kerja
KementerianNegara Republik Indonesia
sebagaimanaterah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;9'
Peraturan Presiden
RI
Nomor
10
Tahun 2005 tentang,
Unitorganisasi
dan
Tugas
Eselon
I
Kementerian Negara
RepublikIndonesia
sebagaimanatelah
diubah
terakhir
dengan
peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2008;10.
Peraturan
Menteri
sosial
RI
Nomor
B2lHUKl20a5
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial RI;11,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
6
Tahun
2007
tentangPetunjuk Teknis
Penyusunandan
penetapan
standar
pelayanan Minimal;t2.
PeraturanMenteri
Dalam NegeriNomor
79
Tahun
2007 tentangPedoman' Penyusunan Rencana
pencapaian
Standar
pelayanan Minimal;13.
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
NegaraNomor:
PER/O9/M.PANl5l2007
tentang
pedoman
UmumPenetapan
Indikator
Kinerja
Utama
di
Lingkungan
Instansi Pemerintah;Instruksi
Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah;
PERATURAN
MENTERI
SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
TENTANGINDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL.
BAB
I
KETENTUAN UMUM
Pasal
1Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1,
Indikator
kinerja
pembangunan kesejahteraansosial adalah
suatuukuran kuantitatif dan/atau
kualitatifyang
menggambarkan tingkat usaha, pencapaian sasaran, dantujuan
pembangunan kesejahteraan sosial.2.
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebutPMKS adalah perorangan, keluarga, atau komunitas yang mengalami
disfungsi secara
fisik,
psikologis,
ekonomi, sosial
atau
budaya sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar,3.
Potensidan sumber
Kesejahteraan Sosialyang
seranjutnya disebutPSKS adalah potensi dan sumber yang ada pada manusia, alam, dan
institusi
sosial
yang dapat
digunakan
untuk
melaksanakan usahakesejahteraan sosial.
4.
Indikator
masukan
(inputl
adalah segala sumber
daya
yangdibutuhkan dan digunakan agar
tujuan
pembangunan kesejahteraan sosial dapat tercapai.5.
Indikator
keluaran(outpufi
adalah segala sesuatuyang
diperorehdan dicapai dalam pembangunan kesejahteraan sosial sesuai dengan
tujuan
yang ditetapkan.6,
Indikator
manfaat (outcome) adalah segala sesuatuyang
diperorehdengan
berfungsinya keluaranyang dicapai
secaraoptimal
dalam pembangunan kesejahteraan sosial.7.
Indikator dampak(impacfl
adalah segala pengaruh yang ditimbulkandari
manfaat yang diperoleh
dari
hasil kegiatan
pembangunan kesejahteraan sosial.Pasal 2
Penetapan
indikator kinerja
pembangunanbidang
kesejahteraan sosialbeftujuan untuk
mengukurkinerja
pembangunan kesejahteraan sosial secarakuantitatif
dan/atau
kualitatif
berupa
masukan, proses, hasil, manfaat, dan dampak pembangunan.Pasal 3
(1)
Lingkup indikatorkinerja
pembangunan bidang kesejahteraan sosial meliputi dimensi indikatorkinerja,
pemutakhiran data dan penyajianinformasi, pengorganisasian,
dan
koordinasisefta
pemanfaatan dan(2) Penetapan dimensi
indikator
kinerja
pembangunan
bidangkesejahteraan sosial sebagaimana
dimaksud pada
avat
(r)
terdirlatas
indikator
dampak,indikator manfaat,
indikatorkeluiran,
dan indikator masukan,(3) Indikator
kinerja yang ditetapkan
merupakantarget
minimal yangharus
dicapai
secarabertahap
sejak
ditetapkannya peraturan
inisampai Tahun 2014.
BAB
II
DIM ENSI
INDIKATOR
KIN ERJABagian
Kesatu
Indikator
Dampak
Pasal 4
(1)
Indikator
dampak
pembangunan kesejahteraansosial
merupakanpeningkatan kualitas hidup dan
taraf
kesejahteraan sosial,(2)
Indikator
dampak pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimanadimaksud ayat (1) terdiri dari:
a.
rata-rata persentase penurunan PMKS per tahun;b.
persentase PMKSper tahun yang dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya; danc.
persentase PSKSper
tahun
yang
meningkat perannya dalam usaha kesejahteraan sosial.Bagian
Kedua
Indikator
Manfaat
Pasal 5
Indikator
manfaat pembangunan kesejahteraan sosial terdiri dari:a.
keberfungsian sosial;b.
peran kelembagaan kesejahteraan sosial; danc.
peran lingkungan sosial.Pasal 6
(1)
Keberfungsian sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal5
huruf amerupakan
kemampuan
individu, kelompok,
dan
masyarakatdalam
memenuhi kebutuhan dasar,
mengatasi
masalah,
dan menampilkan peran sesuai dengan statusnya.rata-rata
persentase PMKSyang ditangani mampu
mengurusdiri sendiri;
rata-rata
persentase PMKSyang ditangani
mampu
menjalinrelasi sosial yang harmonis;
rata-rata
persentase PMKS
yang
ditangani
memiliki kemandirian ekonomi;rata-rata
persentase
PMKS
yang
ditangani
mampumelaksanakan peranan sosial;
rata-rata
persentase PMKSdengan
kecacatanyang
ditanganibefungsi
secara fisik;rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu
situasi kritis; dan
rata-rata
persentase PMKS yang ditangani mampu sosial.menghadapi
berintegrasi
Pasal 7
(1)
Indikator peran
kelembagaan kesejahteraansosial
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal5
huruf
b
merupakanperan
kerembagaankesejahteraan
sosial dalam
keikutsertaan menangani
maialahsosial
dan
mendayagunakan potensiserta
sumber
kesejahteraan sosial.(2)
Indikator peran
kelembagaan kesejahteraan sosiar sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
terdiri dari:a.
persentase Karang Taruna yang termasuk kategori maju;b.
persentase Karang Lansia atau lembaga sejenis yang termasukkategori maju;
c.
persentase
Taman
Penitipan Anak/Kelompok Bermain
yangtermasuk kategori maju;
d.
persentase Organisasi Sosial yang termasuk kategori Tipe A;e.
persentase
Tenaga
Kesejahteraan
Sosial
Masyarakat
yangmemiliki kompotensi dalam usaha kesejahteraan sosial,
Pasal 8
(1)
Indikator peran
lingkungansosial
sebagaimana dimaksud daramPasal 5 huruf c merupakan peran
masyarakat
dalam keikutsertaan menangani permasalahan kesejahteraan sosial.(2)
Indikator peran
lingkungan sosial
sebagaimanadimaksud
pada ayat(1) terdiri
dari:a.
persentase keluarga yang berperanaktif
menangani pMKS;b.
persentase lembaga kesejahteraan sosial yangaktif
rnenanganiPMKS;
c,
persentase
dunia
usaha/kelompok
masyarakat/peroranganyang
melaksanakan
program
usaha
kesejahteraan sosial I community developmenf untuk pM KS;d.
persentase
kelompok-kelompok
masyarakat
yang melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial;a.
c.
d.
f.
persentase
warga
masyarakat
yang
menjadi
tenagakesejahteraan
sosial
masyarakat
yang
berperan
dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial; danpersentase
warga
masyarakat
yang
menjadi
tenagakesejahteraan
sosial
masyarakat
yang
berperan
dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial.Bagian Ketiga
Indikator
Keluaran
Pasal 9
Indikator keluaran
pembangunan kesejahteraan sosiar meriputi:a,
akses pelayanan kesejahteraan sosial;b,
mutu pelayanan kesejahteraan sosial; danc.
kontribusi sektor terkait.Pasal 10
(1)
Indikator
akses pelayanan
kesejahteraan
sosiar
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
9
huruf
a
merupakan
keterjangkauan pelayanan kesejahteraan sosial yang ditujukan bagi PMKS,(2)
Indikator
akses pelayanan
kesejahteraan
sosiar
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)
terdiri dari:a.
persentase
PMKSyang
mernperoleh penyuluhan/
birnbingansosial/ konseling/ informasi kesejahteraan sosial;
b.
persentase
PMKSyang
memperoleh bantuan sosial
untukpemenuhan kebutuhan dasar;
c.
persentase
korban
bencana
yang
menerima bantuan
sosialselama masa tanggap darurat;
d.
persentase
korban
bencana
yang
dievakuasi
dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat;e,
persentase PMKSyang tinggal
di
daerah
krisis
pangan
yangmemperoleh bantuan makanan/ jaminan hidup;
f.
persentase PMKSyang menjadi
pesertajaminan
kesejahteraan sosial;g,
persentase penyandang cacatfisik
dan mental, sertalanjut
usiatidak
potensial yang telah menerima jaminan sosial;h.
persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya;i.
persentase PMKSyang
mendapat akses terhadap perlindungansosial;
j.
persentase penyaluran dana dari masyarakat untuk pMKS; dank.
persentase
penerbitan
SK
Menteri Sosial
tentang
ijinpenyelenggaraan UGB dan PUB. e.
Pasal 11
(1)
Indikator
mutu
pelayanan
kesejahteraan
sosial
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal9
huruf
b
merupakan kualitasyang
dicapaidari
suatu
program/kegiatan
yang
dilakukan daiam-
rangkapena nganan permasa la han kesejahteraa n sosia L
(2)
Indikator
mutu
pelayanan kesejahteraan
sosial
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a.
persentase panti sosialyang
melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial;b.
persentase
pantl sosial
yang
menggunakan
tenaga
pekerja sosial terlatih;c.
persentase
panti
sosial
yang
menyediakansarana
prasarana pelayanan kesejahteraan sosial yang memadai;d.
persentasepanti
sosialyang
mengelola administrasi pelayanan secara memadai;e.
persentase panti sosialyang
mampu menyediakan dana secaramandiri;
f.
persentasewahana
kesejahteraansosial
berbasis masyarakatyang
menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial;g.
persentase
Orsos/Yayasan/LSMyang
menyediakan
saranaprasarana pelayanan kesejahteraan sosial luar panti;
h.
persentase pegawai yang memiliki kompetensi pekerjaan sosial;i.
persentase
tingkat
penyimpangan
yang
berindikasi
kerugiannegara;
j.
persentase
jumlah temuan hasil
pemeriksaan
yang
dapatditindaklanjuti;
k.
persentase
mitra kerja yang
menyatakan
puas
atas
kinerja pembangunan kesejahteraan sosial; danl.
persentase PMKS yang menerima manfaat perlindungan sosial.Pasal 12
(1)
Indikator
kontribusi
sektor terkait
sebagaimanadimakud
dalamPasal
t
huruf
c
merupakanketerlibatan
lembaga/instansi terkaityang
memiliki
kepentingan
dalam
penanganan
permasalahan kesejahteraan sosial.(2)
Indikator
kontribusi sektorterkait
sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terdiri
dari:a'
persentase PMKSyang memiliki
aksesterhadap
air
bersi.h dan sarana MCK'b.
persentase 'PMKSyrng
memiliki akses
pelayanan
kesehatan dasar/ jaminan kesehatan/ Askeskin;c,
persentase PMKS yang memperoleh bantuan pangan/MSKIN;
d,
persentase PMKS usia sekolahyang
memiliki
akses pendidikan dasar 9 tahun;t.
persentase
PMKS
potensial
usia
produktif
yang
memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap;persentase PMKS
yang
memperolehpelatihan
keterampilan di bidang usaha ekonomi produktif;persentase PMKS yang memperoleh bantuan modal usaha LKM/ Koperasi, modal bergulir
atau
bantuan sarana prasarana usaha ekonomi produktif; danpersentase PMKS usia produktif yang mengalami kecacatan yang memperoleh pekerjaan di pemerintah dan swasta,
Bagian
Keempat
Indikator
Masukan
Pasal 13
Indikator
masukan
merupakansegala
potensi yang dapat
dijadikan sumber daya kesejahteraan sosial, yang meliputi ketersediaan:sumber daya manusia; sarana prasarana;
anggaran dan pemanfaatannya; dan
norma, standard, prosedur, dan kriteria (NSPK).
Pasal 14
(1)
Indikator
ketersediaan sumberdaya
manusia kesejahteraan sosialsebagaimana dimaksud
dalam
Pasal13
huruf a
merupakan segalapotensi
dan
kemampuanyang dimiliki
baik
pegawai
maupuntenaga
kesejahteraan
sosial
dalam
rangka
penanganan permasalahan kesejahteraan sosial.(2)
Indikator
sumber daya manusia kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud ayat (1), terdiri dari:rata-rata rasio pekerja sosial per 1,000 kelompok PMKS;
rata-rata
rasio Tenaga
KesejahteraanSosial
Masyarakat per 1.000 kelompok PMKS;rata-rata rasio pekerja sosial per 100 klien di panti sosial;
rata-rata rasio pekerja sosial profesional
per
100 pegawai yangbertugas langsung
di
lapangan/ pendampingsosial,
termasukyang bekerja menangani klien
di panti;
persentase Kabupaten/Kota
yang
memiliki Tenaga
pekefiaan Sosial/ Kesejahteraan Sosialdi
Kecamatan; danrata-rata
rasio
tenaga
penyuluh sosial fungsional
per
1,000kelompok PMKS,
Pasal 15
(1)
Indikator
ketersediaan
sarana
prasarana
kesejahteraan
sosialsebagaimana dimaksud dalam Pasal
13
huruf b
merupakan fasilitasyang
dapat
dimanfaatkan
dan
memberikan dukungan
untuk keberhasilan penanganan permasalahan kesejahteraan sosial.g.
h.
a.
b. c,
d.
a,
b. c.
d,
e,
(2)
Indikator
ketersediaan
sarana
prasarana
kesejahteraan
sosial sebagaimana dimaksud pada ayat(1),
terdiri dari:a,
persentase Kabupaten/Kota yang memiliki sarana prasaranatanggap darurat bencana ;
b.
persentase Kecamatan
yang
memiliki
pusat
pelayanan Kesejahteraan Sosial/ Community Centre atau sejenisnya;c.
persentase kabupaten/kota yang memilikiDinas/instansi
Sosial Mandiri;d,
persentasi sarana prasarana perkantoran yang berkualitas;e,
persentase
Desa/Kelurahan
yang
telah
merniliki
wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat;f.
persentase kecamatanyang telah memiliki
lembaga pelayanan kesejahteraan sosial;g.
persentase hasil penelitian yang digunakanuntuk
perencanaan, kebijakan dan program kesejahteraan sosial; danh.
persentase
pembangunan kesejahteraan
sosial
yangdipublikasikan.
Pasal 16
(1)
Indikator
ketersediaan
dan
pemanfaatan anggaran
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal13 huruf
c
merupakandana yang
tersediaatau yang dianggarkan dan dimanfaatkan dalam rangka penanganan permasalahan kesejahteraan sosial.
(2)
Indikator
ketersediaandan
pemanfaatananggaran
kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat(1), terdiri
dari:a.
rata-rata
persentase Anggaran Kesejahteraan Sosialper
tahun dalam APBD Kabupaten/Kota per tahun;b.
rata-rata persentase kontribusi masyarakat dan dunia usaha per tahun dalam usaha kesejahteraan sosial; danc.
rata-rata persentase realisasi anggaran per tahun.Pasal 17
(1) Indikator
ketersediaan Norma Standar Prosedurdan
Kriteria (NSpK) kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf dmerupakan pedoman dan acuan dalam pembangunan kesejahteraan
sosial
yang
harus
diikuti
oleh
pemerintah
provinsi
dan kabupaten/kota.(2)
Indikator
ketersediaan Norma, standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud padaayat
(1),
terdiri dari:a.
persentase kabupaten/kotayang memiliki
pedoman operasional lengkap untuk usaha kesejahteraan sosial;persentase kabupaten/kota
yang
memiliki rencana
strategis pembangunan bidang kesejahteraan sosial;persentase kabupaten/kota yang memiliki contingency
plan untuk
masalah kesejahteraan sosial akibat bencana;persentase kabupaten/kota
yang
memiliki sistem pendataan danpemutakhiran data PMKS dan PSKS;
persentase
kabupaten/kota
yang memiliki
profil
pembangunan bidang kesejahteraan sosial; danpersentase
produk hukum bidang
kesejahteraan sosial
yang memenuhi kebutuhan pembangunan kesejahteraan sosial,BAB
III
DATA DAN
INFORMASI
Pasal 18
(1)
Dalam rangka
penyusunan
indikator
kinerja
pembangunan kesejahteraan sosial dilaksanakan pemutakhiran data dan penyajian informasi.(2)
Pemutakhiran
data
merupakan serangkaian
kegiatan
yangdilaksanakan mulai dari penyusunan instrumen, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyimpanan data.
(3)
Penyajian informasi
merupakan
kegiatan
penyediaan
hasilpengolahan
data yang dapat
dimanfaatkan
dalam
rangkapem bangunan kesejahteraan sosial. Pasal 19
(1)
Pemutakhiran
data
dan
penyajian informasi indikator
kinerjapembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(1)
dilakukan secara reguler dan terpadu,(2) Pemutahiran
data
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan adanya kebutuhan validitas data.BAB
IV
PENGORGANISASIAN
Pasal 20
(1)
Gubernur
dan
Bupati/Walikota bertanggungjawab
penuh
dalampencapaian
indikator
kinerja
pembangunan kesejahteraan sosialsesuai dengan lingkup wilayah kewenangannya.
(2)
Pencapaianindikator
kinerya pembangunan kesejahteraan sosialsebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
secara
operasionaldilaksanakan
oleh
instansi
yang
bertanggung
jawab
di
bidang sosial baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.b.
d, e.
(3)
Pencapaianindikator kinerja
pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
dilakukan oleh
tenaga dengan kualifikasi dan kompetensidi
bidangnya.BAB
V
KOORDINASI
Pasal 21
(1)
Penyusunanindikator kinerja
pembangunan kesejahteraan sosialdilaksanakan secara koordinasi.
(2)
Koordinasi
dalam
penyusunan
indikator
kinerja
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)
dilaksanakan
melalui
koordinasiperencanaan, pengumpulan
dan
pemanfaatan
data,
seta
pembahasaninternal
di
lingkungan Departemen Sosial
RI
daninstansi terkait.
BAB
VI
PEMANFAATAN DAN PENCAPAIAN
INDIKATOR
KINERJABagian
Kesatu
Pemanfaatan
Pasal 22
(1)
Pemanfaatan indikator kinerja dilaksanakan pada kegiatan:a.
perencanaan program;b.
penyusunan anggaran;c.
pemantauan dan pengawasan; dand.
evaluasi.Bagian Kedua
Pencapaian
Pasal 23
(1)
Pencapaianindikator kinerja
pembangunan kesejahteraan sosial diterapkan secara bertahap.(2)
Nilaidan
bataswaktu
pencapaianindikator kinerla
pembangunankesejahteraan
sosial
yaitu
sebagaimana
tercantum
dalam Lampiran Peraturan ini.BAB
VII
KETENTUAN
LAIN
Pasal 24(1)
Penyusunan
indikator
kesejahteraan
sosial secara
operasional dilaksanakan oleh unit teknis yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam pemutakhiran data dan penyajian informasi.(2)
Pejabat Eselon Satu bertanggungjawab
penuh dalam penyusunandan
pencapaian
indikator kinerja
pembangunan
kesejahteraan sosial.(3)
Ketentuanlebih lanjut
mengenaiindikator
kinerja
pembangunan kesejahteraan sosial diatur dalam Peraturan pejabat EselonI
pada unit yang bersangkutan di lingkungan Departemen Sosial RLBAB
VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 25
Pembiayaan
atas
penyusunanindikator kinerja
dan
pencapaian seftapelaksanaan
program
pembangunan kesejahteraansosial
dibebankanpada
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja Negara
dan
AnggaranPendapatan
dan
Belanja Daerahsefta
sumber-sumberlain yang
tidak mengikat.BAB
IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,
Ditetapkan di pada tanggal
Jakarta
19
Oktober
2009
SOSIAL
RI,
DR
(HC).
H.
BACHTTAR CHAMSYAH, SE.LAMPIRAN
PERATURANMENTERI
SOSIAT REPUBLIKINDONESIA
NOMOR
:1111
HUK/2009
TANGGAL
:
19
OKTOBER2oog
TENTANG
:
INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN
KESEJAHTERAANSOSIAL
INDIKATOR
CAPAIAN
KINERJA
WAKTUBATASPENCAPAIAN
INDIKATOR DAMPAK
(T14P,4CO
PENINGKATAN
KUALITAS
HIDUP DAN TARAF
KESEJAHTERAAN
SOSIALa.
ruta-rata persentase penurunan PMKS per tahun;b.
persentase PMKS per tahun yang ditangani dapat memenuhi kebutuhan dasarnya;c.
persentase PSKS per tahun yang meningkat perannya dalam usaha kesejahteraan sosial.2%
ts%
t5%
20r0-2014
2010-201420t0-2014
INDIKATOR MANFAAT
(OUTCOME")1.
KEBERFI-INGSIAN SOSIALa.
rata-rata persentase PMKS per tahun yang ditangani mampu mengurusdiri
sendiri;b.
rata-ratapersentase PMKS per tahun yang ditangani mampu menjalin relasi sosial yang harmonis;c.
rata+atapersentase PMKS per tahun yang ditanganimerniliki
kemandirian ekonomi;d.
rata-ratapersentase PMKS per tahun yang ditangani mampu melaksanakan pgranan sosial;e.
rata-tata persentase PMKS per tahun dengan kecacatan yang ditangani berfungsi secarafisik;
f.
rata-ratapersentase PMKS per tahun yang ditangani mampu menghadapi situasikritis;
g.
rata-rata persentase PMKS per tahun yang ditangani mampu berintegrasi sosial.2,
PERANKELEMBAGAAN
KESEJAHTERAAN
SOSIALa.
persentase Karang Taruna yang termasuk kategori Maju;b.
persentase Karang Lansia atau lembaga sejenis yang termasuk kategoriMaju;
1s%
r5%
15%
l5%
r5%
r5%
I5%
20%
20%
20t0-2014
2010-2014
2010-2014
2010-2014
20t0-2014
2010-20r4
2010-2014
2010-2014
20t0-20r4
a
c.
persentase Taman Penitipan AnaW Kelompok Bermain yang termasuk kategori Maju;d.
persentase Organisasi Sosial yang termasukkategori Tipe
A;
e.
persentase Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat yangmemiliki
kompetensi dalam Usaha Kesejahteraan Sosial;PERAN
LINGKIINGAN
SOSIALa.
persentase keluarga yang berperanaktif
menangani PMKS;
b.
persentase lembaga sosial kemasyarakatan yangaktif
menangani PMKS;c.
persentase dunia usaha yang melaksanakan program community development/ usahakesejahteraan sosial untuk PMKS;
d.
persentasekelompok-kelompokmasyarakatyang melaksanakan pelayanan kesej ahteraan sosial;
e.
persentasewarga
masyarakatyang
menjaditenaga kesejahteraan
sosial
masyarakat yangberperan
dalam
pembangunan
bidang kesejahteraan sosial.20% 20% 20%
20%
20% 40% 20% 1A% 2010-201420r0-20t4
2010-2014 2010-2Aru 2010-20r420t0-20t4
2010-2014 20r0-2014INDIKATOR KELUARAN (OUTPUN
1.
AKSESPELAYANAN
KESEJAHTERAAN
SOSIALa.
persentase
PMKS yang
memperolehpenyuluhan/
bimbingan sosial/
konseling/informasi kesej ahteraan sosial;
b.
persentasePMKS
yang
memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar;c.
persentasekorban
bencanayang
menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat;d.
persentasekorban
bencanayang
dievakuasidengan
menggunakan
sarana
prasarana tanggap darurat;e.
persentasePMKS
yang tinggaldi
daerah krisis panganyang
memperoleh bantuan makanan/jaminan hidup;
f.
persentase
PMKS yang
menjadi
pesertajaminan kesejahteraan sosial;
g.
persentase penyandang cacatfisik
dan mental,serta
lanjut usia
tidak
potensial
yang
telahmenerima
jaminan
sosial
(bantuan
sosialh.
persentasePMKS
yang
menerima
programpemberdayaan
sosial
melalui
KUBE
ataLt kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya;i.
persentasi
PMKS
yang
mendapat
aksesterhadap perlindungan sosial.
2.
MUTU
PELAYANAN
KESEJAHTERAAN
SOSIALa.
persentasepanti
sosial yang
melaksanakanstandar
operasional pelayanan kesejahteraan sosial;b.
persentasepanti
sosial yang
menggunakantenaga pekerj a sosial profesional;
c.
persentasepanti
sosial
yang
menyediakansarana prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial yang memadai;d.
persentase
panti
sosial yang
mengelola administrasi pelayanan secara memadai;e.
persentase
panti
sosial
yang
mampu menyediakan dana secara mandiri;20% 7010-2014
20% I
2o1o-20t4t0% I
2010-201410% I
2010-201410% I
2oto-20r4
t0% I
2010-2014I0% I
2010-2014f.
persentase
wahana
kesejahteraan
sosial berbasis masyarakat yang menyediakan saranaprasarana pelayanan kesejahteraan
sosial; I
l0%
I
ZOLO-ZO|+g.
persentase
Orsos/Yayasan/LSM
yangmenyediakan sarana prasarana
pelayanan kesejahteraan sosial luar panti;h.
persentase pegawai yangmemiliki
kompetensi pekerjaan sosial;i.
rata-rata
persentase
penurunan
tingkatpenyimpangan
yang
berindikasi
kerugian negara;j.
persentasejumlah
temuan
hasil
pemeriksaan yang dapat ditindaklanjuti;k.
persentasemitra kerja
yang menyatakan puasatas kinerja
pembangunan
kesejahteraan sosial;L
persentasePMKS yang
menerima
manfaatperlindungan sosial.
3.
KONTzuBUSI
SEKTORTERKAIT
a.
persentase
PMKS yang memiliki
aksesterhadap air bersih dan sarana
MCK;
b.
persentase
PMKS yang memiliki
aksespelayanan kesehatan dasar/ j aminan kesehatary'
Askeskin;
c.
persentasePMKS
yang
memperoleh bantuanpangan/RASKIN;
20% I
2010-20145%
I
2010-20145%
I
2010-201460% 2010-2014
60% I
2010-20t4
60% I
2010-201440%
20r0-20r4
40% I
20r0-20t4
40% I
20t0-20r4
persentase
PMKS
usia sekolah yangmemiliki
akses pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun;persentase
PMKS
yangmemiliki
rumah layakhuni;
persentase
PMKS
potensial
usia
produktif
yang
memiliki
pekerjaan
dan
penghasilan tetap;persentase
PMKS
yang memperoleh pelatihanketerampilan
di
bidang
usaha
ekonomiproduktif;
persentase
PMKS
yang
memperoleh bantuanmodal usaha
LKM/
Koperasi, modal berguliratau bantuan sarana prasarana usaha ekonomi produktif;
persentase
PMKS
usia
produktif
yangmengalami
kecacatan
yang
memperoleh pekerjaan di pemerintah dan swasta.40% 40% 40% 40% 20% 1% 2010-20t4 7010-2014 20r0-2014 2010-20r4 2010-2014 2010-20r4
INDIKATOR
MASUKAN (INPUN
SUMBERDAYA KESEJAHTERAAN
SOSIAL1.
KETERSEDIAAN
SDMa.
ruta-rata
rasio
pekerja sosial
per
1.000kelompok PMKS;
b.
rata-rata
rasio
Tenaga
Kesejahteraan Sosial Masyarakat per 1.000 kelompok PMKS;c.
rata-rata rasiopekerja
sosialper
100klien
dipanti sosial;
d.
rata-rata rasio tenaga pekerja sosial profesionalper
100pegawai
yang
bertugas langsung dilapangan/ pendamping
sosial,
termasuk yang bekerja menanganiklien
di panti;e.
persentase
kabupaten/kota
yang
memiliki
tenaga pekerjaan sosial/ kesejahteraan sosial dikecamatan;
f.
rata-rata
rasio
tenaga
penyuluh
sosial fungsional per 1.000 kelompok PMKS.2,
KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA
a.
persentase
kabupaten/kota
yang
memiliki
sarana prasarana tanggap darurat bencana;b.
'
persentasekecamatan
yang
memiliki
PusatPelayanan Kesejahteraan
Sosial/
CommunityCentre atau sejenisnya;
c.
persentase
kabupaten/kota
yang
memiliki
Dinas/Instansi Sosial mandiri;J.
e,
persentase
desa/
kelurahan
yang
telahmemiliki
wahana kesejahteraan sosial berbasismasyarakat;
f.
persentasekecamatan
yang telah
memiliki
lembaga pelayanan kesejahteraan sosial;
g.
persentasehasil
penelitian
yang
digunakanuntuk
perumusan
kebijakan
dan
program kesejahteraan sosial;h.
persentase pembangunan kesejahteraan sosial yang dipublikasikan.KETERSEDIAAN
DAN PEMANFAATAN
ANGGARAN
a.
ruta-rata
persentaseanggaran
kesejahteraan sosial per tahun dalamAPBD
kabupaten/kota;b.
persentase
kabupaten/kota
yang
memiliki
instansi sosial.c.
rata-rata persentaserealisasi
anggaran
per tahun.KETERS
EDIAAN
NORMA,
STANDAR,
PROSEDUR
DAN
KRITERIA
(I.{SPK)a.
persentase
kabupaten/kota
yang
memiliki
pedoman operasional
lengkap
untuk
usahakesejahteraan sosial;
b.
persentase
kabupaten/kota
yang
memiliki
rencana strategis
pembangunan
bidang kesejahteraan sosial;c.
persentase
kabupatenlkqta
yang
memiliki
"contingency
plan" untuk
masalahkesej ahteraan sosial akibat bencana;
d.
persentase
kabupaten/kota
yang
memiliki
sistem
pendataandan
pemutakhiran
PMKSdan PSKS;
e.
persentasekabupaten/kota
yang
memiliki
profil
pembangunan
bidang
kesejahteraan sosial;f.
persentase
produk
hukum bidangkesejahteraan
sosial yang
memenuhi kebutuhan pembangunan kesej ahteraan sosial. 4.40% 40%
40% 90%
60%
60%
60%
60%
60%
r0%
5%40% 90%
2010-20r4
2010-2014
2010-20r4
2010-2014
2010-2014
2010-2A14
2010-2014
2AI0-2014
2010-2014
z}t0-2014
20t0-2014
2010-2014
2010-20r4
I
DR H
TfftALRr'
BACHTIAR
CHt7