• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Renstra Deputi Bidang PKT 2015 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dokumen Renstra Deputi Bidang PKT 2015 2019"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Renstra Deputi Bidang

Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT) Tahun 2015-2019

PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNLOGI

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI JUNI 2016

(2)

RENSTRA

DEPUTI PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI Tahun 2015-2019

(REVISI)

DEPUTI PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan kehendakNya kami dapat menyusun Rencana Strategis Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (Renstra Deputi PKT) tahun 2015-2019.

Renstra PKT disusun dengan tujuan sebagai bahan acuan pelaksanaan program dan kegiatan di Kedeputian PKT selama tahun 2016 sampai dengan dengan tahun 2019 yang mendukung tercapainya visi dan misi BPPT. Renstra ini mengacu kepada Renstra BPPT tahun 2015-2019.

Isi Renstra ini merupakan revisi dari dokumen sebelumnya yang sudah disahkan. Revisi ini dilakukan karena adanya perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPPT berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015.

Renstra PKT ini juga mencakup perencanaan dan strategi pelaksanaan program dan kegiatan, target capaian serta ukuran dan indikator keberhasilan.

Semoga dokumen renstra ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana maksud tersebut di atas.

Terima kasih.

Jakarta, Juni 2016 Deputi Kepala BPPT

Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi

(4)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… ... i

DAFTAR ISI……….…..…. ii

DAFTAR TABEL……….…... iv

DAFTAR GAMBAR……….... v

BAB 1 PENDAHULUAN………...………... 1

1.1. Visi dan Misi BPPT……….……….…………... 2

1.2. Kondisi Umum... 3

1.2.1. Umum... 3

1.2.2. Capaian Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi... 7

1.3. Potensi dan Permasalahan... 8

1.3.1. Potensi... 8

1.3.2. Permasalahan... 9

BAB 2 ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN STRATEGIS... 10

2.1. Arah Kebijakan BPPT... 12

2.2. Sasaran Strategis PKT... 13

2.3. Sasaran Pogram... 14

BAB 3 PROGRAM KEGIATAN DAN TARGET KINERJA... 15

3.1. Program dan Kegiatan... 15

3.2. Target Kinerja Program... 15

3.3. Target Kinerja Kegiatan... 18

3.3.1. Pusat Teknologi Inovasi Daerah (PTID)……... 19

3.3.2. Pusat Teknologi Kawasan Spesifik (PTKS)…... 21

(5)

iii

(6)

iv

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Kegiatan Kedeputian Bidang PKT..………... 15

3.2 Tabel Target Kinerja Program Kedeputian Bidang PKT..……….…...…. 16

3.3 Tabel Target Kinerja Pusat Teknologi Inovasi Daerah (PTID).……….…... 19

3.4 Tabel Target Kinerja Pusat Teknologi Kawasan Spesifik (PTKS).……….…. 22

3.5 Tabel Target Kinerja Pusat Teknoprener dan Klaster Industri (PTKI).………...…. 25

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

2.1 Diagram SDM PKT Berdasarkan Pendidikan..………...………... 10

2.2 Diagram SDM PKT Berdasarkan Jabatan Fungsional..………..….…...…. 11

2.3 Diagram SDM PKT Berdasarkan Usia.……….…... 11

(8)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025 menyebutkan bahwa visi RPJPN 2005-2025 adalah Indonesia yang maju, mandiri, adil, dan makmur. Salah satu misi pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 adalah mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing yang tinggi akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing bangsa, pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan untuk (a) mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; (b) memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri; (c) meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan (d) membangun infrastruktur yang maju; serta (e) melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.

Dalam penjelasan selanjutnya disebutkan bahwa untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan diperlukan penguatan sistem inovasi nasional yang mendukung ketahanan pangan dan energi; penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi pertahanan, dan teknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju; serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor produksi. Dukungan tersebut dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia iptek, peningkatan anggaran riset, pengembangan sinergi kebijakan iptek lintas sektor, perumusan agenda riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan sarana dan prasarana iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi iptek.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu isu utama pembangunan nasional adalah kemandirian ekonomi, di mana daya saing Indonesia yang masih rendah menjadi penghambat bagi peningkatan daya saing diupayakan melalui pengembangan ekonomi yang tidak hanya bertumpu pada sumber daya alam tetapi pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan yang digerakkan oleh inovasi teknologi. Upaya yang harus dilakukan agar inovasi dapat berkembang dan memberikan kemanfaatan bagi seluruh kalangan masyarakat yaitu diperlukan adanya dukungan sistem inovasi, baik dalam kapasitas nasional maupun daerah.

(9)

2

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang merupakan lembaga pemerintah yang berfungsi sebagai sumber dan infrastruktur teknologi nasional yang diperlukan untuk mendorong perkembangan dan daya saing perekonomian nasional.

Rencana strategis (Renstra) PKT tahun 2015-2019 disusun dengan mengacu pada Renstra BPPT 2015- 2019. Selain itu juga mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis terakhir dan kondisi umum serta potensi dan permasalahan yang sedang dan akan dihadapi pada tahun-tahun mendatang, khususnya dalam kebijakan teknologi dan sistem inovasi.

1.1. Visi dan Misi BPPT Visi

Dalam rangka pencapaian pembangunan jangka menengah khususnya untuk periode 2015-2019, visi BPPT adalah sebagai “Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”.

Misi

Upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi BPPT tersebut dilaksanakan melalui enam misi sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang kebijakan teknologi;

2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi pengembangan sumber daya alam;

3. Melaksan akan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi;

4. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi informasi, energi, industri kimia, dan material; 5. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan

layanan teknologi di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa;

6. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan inovasi dan layanan teknologi..

Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT ke dalam program-program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang yang akan dilaksanakan, maka tujuan BPPT tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

(10)

3

2. Peningkatan daya saing di bidang teknologi pengembangan sumberdaya alam; 3. Peningkatan kemandirian bangsa di bidang teknologi kebencanaan dan

lingkungan;

4. Peningkatan daya saing di bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi; 5. Peningkatan kemandirian bangsa di bidang teknologi pangan dan obat;

6. Peningkatan daya saing di bidang teknologi informasi komunikasi, elektronika dan material;

7. Peningkatan kemandirian bangsa di bidang teknologi energi dan industri kimia; 8. Peningkatan daya saing di bidang teknologi maritim, permesinan dan transportasi; 9. Peningkatan kemandirian bangsa di bidang teknologi industri pertahanan dan

keamanan; dan

10. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi.

1.2. Kondisi Umum 1.2.1. Umum

Di era pengetahuan dewasa ini, peningkatan daya saing dan kohesi sosial merupakan tumpuan bagi perwujudan kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi dan semakin adil. Kecenderungan perkembangan juga meningkatkan pemahaman bahwa daya saing tak sekedar dipengaruhi oleh sumber daya alam setempat, melainkan faktor-faktor upaya/buatan, terutama pengetahuan yang dikembangkan, dimanfaatkan, dan disebarluaskan yang mendorong berkembangnya inovasi dan difusinya secara terus-menerus. Karena itu, daya saing semakin ditentukan oleh sistem inovasi dalam upaya mengembangkan potensi spesifiknya.

Proses globalisasi yang terjadi saat ini semakin meyakinkan bahwa faktor ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (IPTEKIN) memegang peran cukup penting, sehingga penguasaan teknologi akan sangat mempengaruhi daya saing (competitiveness) suatu bangsa. Fakta juga menunjukkan bahwa negara dengan tingkat kesejahteraan dengan pertumbuhan ekonomi tinggi cenderung memiliki penguasaan IPTEKIN yang bisa bersaing.

Pesatnya perkembangan IPTEKIN dan globalisasi yang ditandai dengan pengembangan blok-blok ekonomi seperti AFTA, di satu sisi telah membuka kesempatan bagi perluasan pasar. Namun di sisi lain, globalisasai juga menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan IPTEKIN agar dapat menjadi modal bagi bangsa Indonesia menghadapi berbagai resiko dan implikasi era global.

(11)

4

manajemen, dan teknologi informasi. Di samping itu salah satu sektor yang harus diperhatikan adalah ketahanan dan kedaulatan pangan. Datangnya pemberlakuan pasar bebas ASEAN, Indonesia bersaing dengan negara-negara di Asia Tenggara dalam berbagai hal. Strategi untuk menciptakan ketahanan dan kedaulatan pangan adalah dengan berinovasi supaya sebuah produk bisa memiliki nilai tambah.

Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) menyatakan peringkat daya saing Indonesia terus menurun. Dalam rilis Global Competitiveness Report 2015-2016, WEF menyatakan posisi daya saing Indonesia turun tiga peringkat menjadi ranking 37 dengan skor 4,5. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia didasari oleh pola konsumsi, tidak berorientasi kepada ekspor, rendahnya kandungan teknologi di dalam barang yang diekspor atau terjadi kegagalan pasar teknologi, masih rendahnya perlindungan hak kekayaan intelektual, dan lain sebagainya.

Kondisi ini memerlukan peningkatan value innovation dan creation melalui pendidikan dan pelatihan, perbaikan struktur kapital, restrukturisasi ekonomi dan peningkatan kandungan teknologi dalam produk-produk ekspor, dan manajemen agar Indonesia dapat bersaing dalam dunia internasional. Penguatan sistem inovasi merupakan pilar penting dalam membawa Indonesia ke era ekonomi pengetahuan (knowledge-based economy) dan masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society). Karena itu, pembangunan Indonesia yang progresif perlu menjadikan penguatan sistem inovasi sebagai kesepakatan bersama dan prioritas dalam peningkatan daya saing dan penguatan kohesi sosial.

(12)

5

tersebut dimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Di bidang sistem inovasi, dalam rangka mendukung pembangunan nasional, fokus arah kebijakan dan prioritas program dalam penguatan sistem inovasi adalah untuk mendukung pembangunan yang progresif, inklusif, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penguatan sistem inovasi merupakan langkah terpadu membenahi sistem yaitu suatu kesatuan yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusi, dan proses pembelajaran, secara bersistem.

Berdasarkan pemetaan terhadap kondisi penguatan sistem inovasi di Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa dalam jangka pendek hingga menengah dibutuhkan suatu upaya terstruktur untuk membangun tata kelola sistem inovasi nasional. Upaya membangun tatakelola sistem inovasi nasional dapat diawali dengan mengembangkan kepeloporan dan prakarsa-prakarsa strategis penguatan sistem inovasi nasional yang didasarkan pada kompetensi dan peran lembaga-lembaga yang ada saat ini.

BPPT sebagai salah satu lembaga pemerintah non kementerian merupakan lembaga yang dapat mengambil peran strategis dalam mengisi kekosongan peran dan fungsi organisasi pada level tertentu. Hal ini sejalan dengan tujuan awal pembentukan BPPT adalah untuk memiliki peran khusus/spesifik untuk membangun jaringan dengan dunia industri (Zuhal, 2010). Selain pertimbangan tersebut, dalam kerangka penguatan sistem inovasi nasional, BPPT telah melakukan repositioning sebagai LembagaPemerintah Non Kementerian (LPNK) yang melaksanakan peran dan fungsi pelayanan publik melalui inovasi dan pelayanan teknologi, dalam satu kesatuan sistem Pemerintahan Republik Indonesia yang saling berketerkaitan. BPPT menempatkan diri sebagai intermediator dalam suatu jejaring kemitraan yang merupakan ciri dari organisasi modern.

Inovasi tidak akan terjadi dalam sebuah keterasingan, maka pengembangan dan penguatan sistem inovasi juga tidak akan terlepas dari adanya interaksi antar lembaga dan pemangku kepentingan nasional. Hal ini selaras dengan perubahan paradigma yang telah terjadi secara global yaitu dari pendekatan sektoral yang terkotak-kotak menjadi pola jejaring (keterkaitan) rantai nilai. Semua pihak harus berupaya mengatasi fragmentasi dan sekat sektoral yang menghambat menjadi pola kolaborasi sinergis.

(13)

6

Sebagai lembaga intermediasi, BPPT (a) memfasilitasi hubungan, keterkaitan, jejaring, kemitraan antara dua pihak atau lebih dalam rangka litbangyasa teknologi dan reformasi kebijakan terkait dan (b) menjembatani berbagai pihak terkait dengan kepentingan tertentu dalam konteks teknologi.

Sebagai lembaga pelaksana technology clearing house, BPPT berperan (a) melakukan clearance test bagi teknologi sebagai otoritas atau pendukung dalam menyatakan bahwa suatu teknologi laik atau tidak untuk diterapkan di Indonesia atau untuk konteks tertentu di Indonesia, misalnya berdasarkan tujuan perlindungan kepentingan masyarakat dan lingkungan hidup dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan bagi masyarakat atau kelestarian lingkungan hidup; dan (b) memfasilitasi pertukaran informasi, keahlian atau produk teknologi tertentu.

Sebagai lembaga pengkaji teknologi, BPPT melakukan studi multidimensi yang sistematis tentang suatu teknologi untuk menghasilkan pemahaman tentang tingkat kesiapan teknologi (technology readiness level/TRL), perkiraan nilai (value) dari teknologi sebagai aset intelektual (intellectual asset). Juga dikaji tentang peluang dan tantangan atau keterkaitan antar Instansi dalam Pelaksanaan Tugas Pokok BPPT, resikonya, perkiraan dampak teknologi yang telah diterapkan atau yang akan diterapkan, atau implikasi strategi/kebijakan atau advis/rekomendasi kebijakan pada tataran organisasional ataupun publik.

Sebagai lembaga pelaksana audit teknologi, BPPT melakukan suatu studi yang sistematis dengan prosedur legal terstandar untuk mengevaluasi, membandingkan, atau memverifikasi suatu teknologi atau suatu penerapan teknologi terhadap standar atau ketentuan persyaratan/kriteria tertentu.

Sebagai lembaga pemberi solusi teknologi, BPPT melakukan perekayasaan dan penerapan teknologi dalam rangka mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Dengan apa yang telah dicapai BPPT saat ini, pada masa-masa mendatang, melalui 5 peran yang telah disebutkan di atas, BPPT akan semakin meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam rangka penguatan sistem inovasi.

(14)

7

1.2.2. Capaian Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi, sesuai rencana strategis dan renca kerja per tahun, telah melaksanakan pembangunan iptek dengan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi dengan berorientasi pada pendekatan penguatan sistem inovasi nasional dan daerah, inkubator teknologi dan penjaringan wirausahawan, dan audit kemampuan industri.

Capaian kegiatan Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi selama periode RPJMN 2010-2014, antara lain:

1) Prioritas Nasional

Bidang Iptek dalam RPJMN 2010-2014 terdiri atas Prioritas Nasional (11 prioritas) dan Prioritas Nasional lainnya. BPPT pada tahun 2014 mempunyai 8 program prioritas nasional yang tercantum dalam 5 Program Nasional. Capaian kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang kebijakan teknologi antara lain:

Prioritas 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

Inkubator Teknologi dan Penjaringan Calon Wirausahawan

Inkubasi bisnis oleh BPPT bertujuan untuk menciptakan wirausaha baru berbasis teknologi (PPBT) yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing. Sampai dengan tahun 2012, BPPT telah menginkubasi empat PPBT, yaitu PT Mikata Sukses Mandiri (produsen pupuk hayati technofert), CV Nusaroma (produsen minyak atsiri kualitas tinggi), CV Nanotech (produsen partikel nano ZnO) dan PT Surya Utama Teknik (produsen pelorot malam batik, bekerja sama dengan Inkubator Teknologi Pekalongan).

Audit Kemampuan Industri untuk Mendukung Penyediaan Listrik Nasional Pelaksanaan audit teknologi kelistrikan pada tahun 2012 ditujukan untuk mengetahui kapabilitas teknologi industri manufaktur dalam negeri guna mendukung infrastruktur ketenagalistrikan. Hal-hal teknis yang tercakup dalam kegiatan ini meliputi kemampuan desain, kemampuan produksi, dan kualitas produk yang dihasilkan. Beberapa industri komponen utama kelistrikan yang diaudit BPPT adalah PT. Pindad yang memproduksi generator, PT. Nusantara Turbin Propulsi (NTP) yang memproduksi turbin, PT. PAL yang memproduksi balance of plant (komponen atau peralatan pendukung), PT. Alstom Power ESI yang memproduksi heat recovery system generator (HRSG).

Tahun 2012 telah diselesaikan: Rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas litbang untuk mendukung kemandirian industri nasional.

(15)

8

2) Prioritas Bidang

Pengembangan sistem inovasi daerah di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pelalawan.

Disamping melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan kerekayasaan (litbangyasa), Deputi Bidang PKT juga melaksanakan kegiatan kemitraan, baik dengan swasta nasional, industri dan usaha kecil dan menengah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dalam kerangka Sistem Inovasi Nasional.

1.3. Potensi dan Permasalahan

Potensi dan permasalahan di lingkungan Deputi Bidang PKT dilakukan dengan melakukan identifikasi dan analisis lingkungan berpengaruh berupa analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (analisis SWOT) serta dilengkapi dengan kondisi lingkungan berpengaruh tingkat nasional dan internasional. Analisis SWOT dan lingkungan berpengaruh tersebut dirinci seperti di bawah ini.

1.3.1. Potensi

a) Potensi Internal

1) Memiliki SDM unggul dengan tingkat pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu dan bidang keahlian, lulusan perguruan tinggi ternama Indonesia dan luar negeri.

2) Menggunakan sistem dan tata kerja kerekayasaan yang bercirikan team work, well structured, and well documented.

3) Memiliki jejaring dan kerjasama yang luas dengan mitra, stakeholder, dan pengguna.

4) Kedeputian Bidang PKT memiliki tupoksi dan mendukung mandat khusus di bidang perumusan dan pelaksanaan di bidang kebijakan teknologi.

5) Kedeputian Bidang PKT merupakan organisasi pembelajaran (learning organization) sehingga bersifat dinamis dan adaptable.

6) Kapasitas SDM yang sudah terbangun dalam kerangka kerja pendekatan penguatan sistem inovasi.

b) Potensi Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang bisa dianggap menguntungkan dan dapat menjadikan peluang adalah:

(16)

9

2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan wewenang yang lebih luas kepada daerah, untuk menggali potensi daerah bagi keperluan pembentukan keunggulan daerah dan pemberdayaan masyarakat, serta mendorong sistem inovasi daerah.

3) Adanya kebijakan pada industri untuk meningkatkan kandungan teknologi dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian, yang menuntut dilakukannya kajian kebijakan mengenai perencanaan, sumberdaya, dan kemampuan teknologi di industri.

4) Meningkatnya kesadaran dan kebutuhan audit teknologi dari stakeholder.

5) Meningkatnya permintaan terhadap jasa layanan kebijakan teknologi oleh pihak pengguna (dunia usaha, masyarakat dan pemerintah/ pemda).

1.3.2. Permasalahan

a) Permasalahan Internal

 Pendekatan pelaksanan kerja masih belum sesuai dengan Sistem Tata Kerja Kerekayasaan.

 Struktur komposisi usia pegawai berupa piramida terbalik, sebagian besar pegawai berusia matang, menjelang pensiun. Selain dibutuhkan perekrutan baru, juga dibutuhkan peningkatan kapasitas SDM yang ada agar mampu mengikuti perkembangan global.

Reward dan punishment belum diterapkan secara memadai.

 Keterbatasan dana dan sumber daya lainnya.

b) Permasalahan Eksternal

 Kesepakatan ASEAN mempererat integrasi ekonomi (MEA) yang semula direncanakan pada tahun 2020 menjadi 2015.

 Masih kuatnya ego sektoral.

(17)

10

BAB 2

ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN STRATEGIS

Visi pembangunan bidang IPTEK yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan jangka panjang IPTEK 2005–2025 adalah “terwujudnya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kekuatan utama kesejahteraan berkelanjutan dan kesejahteraan peradaban.” Penyusunan visi BPPT didasarkan pada pencermatan terhadap amanat yang terkandung dalam dokumen visi IPTEK di atas dan memperhatikan Tupoksi BPPT serta mengakomodasi kondisi kekinian dan tuntutan terhadap BPPT.

Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yaitu Nomor: 170/Kp/KA/IV/2006, tanggal 21 April 2006 yang diperbaharui dengan Perka BPPT Nomor 009 tahun 2015, maka tugas pokok Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi yaitu melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kedeputian Bidang PKT menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan, dan pembinaan di bidang pengkajian kebijakan teknologi;

b. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian kebijakan teknologi; c. Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala BPPT. Kedeputian Bidang PKT didukung oleh 285 pegawai dengan komposisi S3 = 10.2%, S2 = 37.9%, S1 = 33,7%, dan di bawah S1 = 18,2%. Komposisi pegawai berdasarkan jabatan fungsional: Jabatan Fungsional Umum = 27,4%, Peneliti = 10,5%, Perekayasa = 40,7%, Perencana = 9,5%, Lain-lain = 11,9%, dan berdasarkan usia: 20-40 tahun = 31,2%, >40-60 tahun = 66%, >60 tahun = 2,8%.

2.1 Diagram SDM PKT Berdasarkan Pendidikan

52

96 108

29

SDM PKT Berdasarkan Pendidikan

Di bawah S1

S1

S2

(18)

11

2.2 Diagram SDM PKT Berdasarkan Jabatan Fungsional

2.3 Diagram SDM PKT Berdasarkan Usia

(Data per 13 Juni 2016)

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, struktur Kedeputian Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi adalah sebagai berikut:

78

1 17

12 29

26 45

16

4 23 34

SDM PKT Berdasarkan Jabatan

Fungsional

Jabatan Fungsional Umum Peneliti Muda

Peneliti Madya Peneliti Utama Perekayasa Pertama Perekayasa Muda Perekayasa Madya Perekayasa Utama Perencana Muda Perencana Madya Lain-lain

89

188

8

SDM PKT Berdasarkan Usia

20-40 tahun

>40-60 tahun

(19)

12

2.4 Struktur Organisasi Kedeputian Bidang PKT

2.1. Arah Kebijakan BPPT

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi serta pencapaian sasaran strategis BPPT untuk mendukung arah kebijakan dan strategi nasional, arah kebijakan BPPT pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengkajian dan penerapan teknologi melalui inovasi dan layanan teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing industri melalui :

1) Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam bidang teknologi: energi, informasi, elektronika, material, transportasi, maritim, hankam, permesinan, industri kimia, pangan dan pertanian, sistim inovasi untuk pembangunan taman tekno dan sains, dan inkubasi teknologi.

2) Melakukan peningkatan dukungan bagi pelaksanaan pengkajian dan penerapan melalui dukungan infrastruktur labratorium

3) Berkontribusi dalam pembangunan dan pengembangan Taman Tekno dan Taman Sains.

(20)

13

Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam bidang teknologi: obat dan kesehatan, teknologi sumber daya alam dan kelautan, lingkungan dan kebencanaan.

c. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi

Strategi pelaksanaan dari arah kebijakan tersebut diatas dilakukan melalui:

a. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi melalui 3 (tiga) program utama yaitu:

1) Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT),

2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPPT,

3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPPT.

b. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi melalui pembidangan teknologi yang ada di BPPT

c. Melaksanakan kegiatan dengan pemanfaatan Sistem Inovasi Nasional d. Melaksanakan kegiatan dengan sistem tata kerja kerekayasaan (STTK).

2.2. Sasaran Strategis Kedeputian PKT

Kontribusi Kedeputian Bidang PKT terhadap capaian visi BPPT terdapat di dalam misi pertama BPPT yakni Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang kebijakan teknologi. Misi tersebut diturunkan menjadi satu tujuan yaitu Peningkatan daya saing di bidang sistem inovasi Nasional. Kemudian dari tujuan tersebut diturunkan dua sasaran strategis BPPT yang berkaitan dengan sistem inovasi, yakni :

1. Terwujud dan berfungsinya techno park.

2. Terwujudnya Pembangunan National Science Technology Park (berkembangnya teknoprener).

Kedua sasaran strategis BPPT tersebut merupakan tujuan Kedeputian Bidang PKT ditambah dengan satu tujuan lainnya, yakni Rekomendasi Kebijakan Teknologi, yang menjalankan tupoksi Kedeputian Bidang PKT.

Dengan demikian tujuan Kedeputian Bidang PKT adalah: 1) Terwujud dan berfungsinya techno park.

2) Terwujudnya Pembangunan NSTP di PUSPIPTEK (Berkembangnya teknoprener ), dan

(21)

14

2.3. Sasaran Program Kedeputian PKT

Pencapaian target pada tujuan PKT dilaksanakan oleh program. Adapun program yang menjadi tanggung jawab dari Deputi Bidang PKT yaitu pada Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan oleh:

a) Pusat Teknologi Inovasi Daerah (PTID) b) Pusat Teknologi Kawasan Spisifik (PTKS) c) Pusat Teknoprener dan Klaster Industri (PTKI)

d) Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi (PSTAT) e) Balai Inkubator Teknologi (BIT), dan

(22)

15

BAB 3

PROGRAM KEGIATAN DAN TARGET KINERJA

Kegiatan BPPT khususnya dari Kedeputian PKT hanya pada program teknis yang berisi kegiatan-kegiatan untuk melakukan pelayanan eksternal BPPT dan bersifat teknis yaitu Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang PKT.

3.1. Program dan Kegiatan

Dalam perkembangan pengelolaan keuangan dan program, khususnya dalam restrukturisasi program dan kegiatan, untuk RPJMN 2015-2019, maka pada program pengkajian dan penerapan teknologi yang kegiatan-kegiatannya untuk mendukung peningkatan pencapai visi dan misi serta sasaran strategis terdiri dari:

Unit Kerja Nama Kegiatan KODE

KEGIATAN Pusat Teknologi Inovasi

Daerah (PTID)

Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Penguatan Sistem Inovasi untuk Pengembangan Daerah Otonom Cerdas (Smart Region)

3476

Pusat Teknologi Kawasan Spesifik (PTKS)

Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kawasan Spesifik

3474

Pusat Teknopreneur dan Klaster Industri (PTKI)

Pengkajian dan Pengembangan Teknoprener dan Klaster Industri

3475

Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi (PSTAT)

Pengkajian dan Penerapan Strategi Teknologi dan Sistem Audit

Teknologi

3515

Balai Inkubator Teknologi (BIT) Penerapan dan Pelayanan Inkubasi Teknologi

3463

Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK)

Penarapan dan Pengembangan Pelayanan Teknologi Kreatif Keramik

3514

3.1 Tabel Program dan Kegiatan Kedeputian Bidang PKT

3.2. Target Kinerja Program

(23)

16

TUJUAN SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET

T1 : Mewujudkan dan memfungsikan Techno Park di 3

lokasi/daerah (Kota Pekalongan, Kab. Pelalawan, Kota Cimahi)

SP 1. Implementasi

pengembangan Techno Park Kota Pekalongan (PTID)

Jumlah jenis perizinan yang kualitas

pelayanannya meningkat

13

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang diselesaikan

3

Jumlah perusahaan berbadan hukum yang dilayani

21

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

450

Jumlah perusahaan inovatif yang dihasilkan

65

Jumlah pemanfaatan mikroba untuk

pengelolaan lingkungan

3

SP 1.2. Implementasi

pengembangan Techno Park Kabupaten Pelalawan (PTKS)

Jumlah jenis perizinan yang kualitas

pelayanannya meningkat

13

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang diselesaikan

30

Jumlah perusahaan berbadan hukum yang dilayani

(24)

17

TUJUAN SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

150

Jumlah perusahaan inovatif yang dihasilkan

45

Jumlah dokumen sistem standardisasi Techno Park

2

SP 1.3. Implementasi

pengembangan Techno Park Kota Cimahi (PTKI)

Jumlah jenis perizinan yang kualitas

pelayanannya meningkat

13

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang diselesaikan

3

Jumlah perusahaan berbadan hukum yang dilayani

18

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

545

Jumlah perusahaan inovatif yang dihasilkan

60

Jumlah dokumen pengembangan Techno Park dalam mendukung Cimahi sebagai smart city

5

TP2 : Pewujudan Pembangunan NSTP di

SP 2.1. : Implementasi

technopreneurship di perguruan tinggi (PTKI)

Jumlah perguruan tinggi yang melaksanakan perkuliahan

technopreneurship

(25)

18

TUJUAN SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET

PUSPIPTEK (Berkembangnya teknoprener)

Jumlah Pusat Inovasi

22 Jumlah Perusahaan

Inovatif yang dihasilkan

67

SP 2.2 : percontohan pusat unggulan teknologi agroindustri

Jumlah percontohan pusat unggulan teknologi agroindustri di 3 lokasi

3

SP 2.3 : Penerapan dan pelayanan inkubasi bisnis berbasis teknologi (BIT)

Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang dihasilkan

35

SP 2.4 : Penerapan dan pelayanan teknologi industri kreatif keramik (BTIKK)

Jumlah IKM keramik yang dihasilkan

12

TP3 : Pengkajian Kebijakan Teknologi

SP 3.1 : Rekomendasi kebijakan teknologi

Jumlah sistem pengukuran daerah cerdas (PTID)

4

Jumlah panduan umum kawasan spesifik (PTKS)

3

Jumlah dokumen valuasi teknologi (PSTAT)

3

Rekomendasi sistem audit teknologi

Jumlah kelembagaan pendukung audit teknologi (PSTAT)

3

3.2 Tabel Target Kinerja Program Kedeputian Bidang PKT

3.3. Target Kinerja Kegiatan

(26)

19

berikut:

3.3.1. Pusat Teknologi Inovasi Daerah (PTID)

Pusat Teknologi Inovasi Daerah mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi di bidang pengembangan iklim dan lingkungan berinovasi di daerah otonom.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pusat Teknologi Inovasi Daerah menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan kelembagaan inovasi di daerah otonom;

b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan budaya inovasi di daerah otonom;

c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan infrastruktur khusus inovasi dan isu perkembangan teknologi global di daerah otonom;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan inovasi daerah; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Inovasi Daerah.

Dalam mendukung tercapainya visi misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT, PTID melaksanakan kegiatan untuk mencapai dua tujuan, yakni :

1. Implementasi pengembangan Techno Park Kota Pekalongan; 2. Penyiapan Rumusan Rekomendasi Kebijakan Teknologi.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh PTID adalah Pengkajian dan Penerapan Teknologi Penguatan Sistem Inovasi untuk Pengembangan Daerah Otonom Cerdas (Smart Region). Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-2019 kegiatan ini adalah sebagai berikut: TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET

TK 1 : Implementasi pengembangan Techno Park Kota

Pekalongan

SK 1.1 : Meningkatnya ekosistem inovasi untuk mendukung Techno Park Kota Pekalongan

Jumlah dokumen jenis perijinan bisnis dan investasi yang diperbaiki

15

Jumlah dokumen legal terkait forum tenaga intermediasi

1

Jumlah SDM teredukasi sebagai tenaga

intermediasi

(27)

20

Jumlah teknologi

perikanan budidaya yang terkodifikasi

2

Jumlah rekomendasi RPK (Ruang Publik Kreatif)

2

SK 1.2 : Berkembangnya Klaster Industri yang relevan dengan Kawasan Techno Park Pekalongan

Jumlah produk KI yang memenuhi standar

4

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

500

SK 1.3 : Tersusunnya perencanaan dan

implementasi pengembangan kawasan Techno Park Kota Pekalongan

Jumlah dokumen legal yang dikeluarkan

Walikota terkait kawasan techno park

2

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang diselesaikan

3

Jumlah dokumen teknis terkait kelembagaan pengelola techno park Kota Pekalongan

2

Jumlah paket teknologi yang didifusikan

7

SK 1.4 : Berkembangnya Teknoprener yang dihasilkan dari Techno Park Pekalongan

Dokumen legal yang dikeluarkan Walikota tentang penetapan Pusat Inovasi

1

Jumlah peserta inkubasi/UKM yang dilayani

37

Jumlah PPBT/UKM inovatif yang diluluskan

(28)

21

SK 1.5 : Pemanfaatan Teknologi tematik untuk mendukung Techno Park Kota Pekalongan

Jumlah lokasi percontohan

implementasi teknologi mikroba untuk pakan ikan

2

Jumlah lokasi percontohan

implementasi teknologi mikroba untuk pupuk organik

2

TK 2 : Penyiapan Rumusan

Rekomendasi

Kebijakan Teknologi

SK 2.1 :

Terimplementasikannya Konsep Pembangunan

daerah cerdas (smart region)

Sistem pengukuran daerah cerdas (smart region)

2

Jumlah Daerah yang memprakarsai

implementasi indikator daerah cerdas (smart region)

4

Jumlah Percontohan Desa Inovatif

11

Jumlah dokumen strategis daerah yang inovatif (RPJMD)

4

3.3 Tabel Target Kinerja Pusat Teknologi Inovasi Daerah (PTID) 2015-2019

3.3.2. Pusat Teknologi Kawasan Spesifik (PTKS)

Pusat Teknologi Kawasan Spesifik mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi di bidang pengembangan jaringan inovasi dan kawasan spesifik berbasis teknologi dan inovasi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pusat Teknologi Kawasan Spesifik menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan penyedia teknologi dan inovasi kawasan;

b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan pengguna teknologi dan inovasi kawasan;

c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan jaringan inovasi serta keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sistem inovasi;

(29)

22

spesifik; dan

f. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Kawasan Spesifik.

Dalam mendukung tercapainya visi dan misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT, PTKS melaksanakan kegiatan untuk mencapai dua tujuan, yakni :

1. Implementasi pengembangan Techno Park Kabupaten Pelalawan; 2. Penyiapan Rumusan Rekomendasi Kebijakan Teknologi.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh PTKS adalah Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kawasan Spesifik. Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-2019 kegiatan ini adalah sebagai berikut:

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET

TK 1 : Implementasi pengembangan Techno Park

Kabupaten Pelalawan

SK 1.1 : Berkembangnya ekosistem inovasi untuk mendukung Techno Park Kabupaten Pelalawan

Jumlah dokumen jenis perijinan bisnis &

investasi yang diperbaiki

15

Jumlah dokumen jenis insentif yang diperlukan kawasan techno park

1

Jumlah SDM teredukasi sebagai tenaga

intermediator

50

Jumlah teknologi bidang sawit yang terkodifikasi

1

SK 1.2 : Meningkatnya

produktivitas klaster industri unggulan untuk mendukung Techno Park Pelalawan

Jumlah dokumen masterplan klaster industri sawit

2

Jumlah dokumen kajian potensi industri hilir sawit

1

Jumlah dokumen kontrak transaksi bisnis antara anggota klaster industri sawit

4

Jumlah anggota klaster industri sawit yang meningkat kapasitasnya

(30)

23

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

190

SK 1.3 : Tersusunnya perencanaan dan

implementasi pengembangan kawasan Techno Park

Kabupaten Pelalawan

Jumlah dokumen perencanaan spasial kawasan yang diselesaikan

39

Jumlah dokumen legal yang dikeluarkan Bupati terkait kawasan techno park

3

Jumlah dokumen teknis yang dihasilkan terkait kelembagaan pengelola techno park Pelalawan

2

Jumlah paket teknologi yang didifusikan

11

SK 1.4 : Berkembangnya Teknoprener yang dihasilkan dari Techno Park Kabupaten Pelalawan

Jumlah dokumen legal yang dikeluarkan Bupati terkait Pusat Inovasi

2

Jumlah peserta inkubasi/UKM yang dilayani

85

Jumlah PPBT/UKM inovatif yang diluluskan

55

SK 1.5 : Pemenuhan kebutuhan dasar/spesifik lokal yang meningkat

Jumlah dokumen perencanaan air bersih, limbah, dan drainase untuk kawasan techno park

5

Jumlah dokumen perencanaan energi untuk kawasan techno park

2

Jumlah dokumen perencanaan TIK untuk kawasan techno park

(31)

24

Jumlah dokumen perencanaan sistem transportasi untuk kawasan techno park

2

Jumlah dokumen sistem standardisasi techno park

4

TK 2 : Penyiapan Rumusan

Rekomendasi

Kebijakan Teknologi

SK 2.1 : Berkembangnya kajian jaringan inovasi dan kawasan spesifik berbasis IPTEKIN

Jumlah referensi teknis kawasan spesifik

4

Jumlah kajian kawasan spesifik

4

Jumlah capacity building dan kolaborasi dengan jaringan inovasi mitra luar negeri

3

SK 2.2 : Diterapkannya manajemen invensi dan inovasi oleh penghasil dan pengguna teknologi

Jumlah referensi teknis manajemen

invensi/inovasi

4

Jumlah percontohan perguruan

tinggi/lemlitbang (penghasil teknologi) yang menerapkan manajemen invensi

6

Jumlah percontohan IKM (pengguna teknologi) yang menerapkan manajemen inovasi

6

3.4 Tabel Target Kinerja Pusat Teknologi Kawasan Spesifik (PTKS) 2015-2019

3.3.3. Pusat Teknoprener dan Klaster Industri (PTKI)

Pusat Teknoprener dan Klaster Industri mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi di bidang pengembangan teknoprener dan pengembangan klaster industri tertentu berdasarkan peningkatan rantai nilai tambah.

(32)

25

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi pengembangan teknoprener;

b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi pengembangan klaster industri tertentu;

c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan fasilitasi pengembangan kelembagaan dan budaya teknoprener;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan teknoprener dan klaster industri; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknoprener dan Klaster Industri.

Direktur PTKI, secara organisasi memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan dua balai yang ada di bawahnya, yakni Balai Inkubator Teknologi (BIT) dan Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK).

Dalam mendukung tercapainya visi dan misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT, PTKI dan BIT serta BTIKK melaksanakan kegiatan untuk mencapai lima tujuan, yakni :

1. Implementasi Pengembangan Techno Park Kota Cimahi; 2. Implementasi technopreneurship di perguruan tinggi; 3. Penyiapan Rumusan Rekomendasi Kebijakan Teknologi; 4. Pelayanan inkubasi bisnis berbasis teknologi;

5. Penerapan dan pelayanan teknologi industri kreatif keramik.

Untuk tujuan kegiatan kesatu sampai dengan tujuan kegiatan ketiga, merupakan kegiatan yang langsung di bawah PTKI. Sedangkan untuk tujuan kegiatan keempat dilaksanakan oleh Balai Inkubator Teknologi (BIT), serta Tujuan kelima dilaksanakan oleh Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK).

Kegiatan yang dilaksanakan oleh PTKI adalah Pengkajian dan Pengembangan Teknoprener dan Klaster Industri. Sedangkan Kegiatan BIT adalah Pelayanan inkubasi bisnis berbasis teknologi dan Kegiatan BTIKK adalah Penerapan dan pelayanan teknologi industri kreatif keramik. Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-2019 kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

3.5 Tabel Target Kinerja Pusat Teknoprener dan Klaster Industri (PTKI) 2015-2019

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET

TK 1 : Implementasi Pengembangan Techno Park Kota

SK 1.1 : Meningkatnya Ekosistem Inovasi untuk mendukung Techno Park

Jumlah jenis perizinan yang kualitas

pelayanannya meningkat.

(33)

26

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET

Cimahi Cimahi Jumlah dokumen analisis

kebutuhan ruang publik kreatif (RPK)

1

Jumlah kerjasama dengan lembaga

pendamping (universitas & litbang)

5

SK 1.2 : Berkembangnya Klaster Industri yang relevan dengan kawasan Techno Park Cimahi

Jumlah implementasi model bisnis

8

% Peningkatan Rantai Nilai Klaster Industri

40

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

560

SK 1.3 : Tersusunnya perencanaan dan

implementasi pengembangan kawasan Techno Park

Cimahi

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang diselesaikan

3

Jumlah dokumen legal yang dikeluarkan

Walikota terkait kawasan techno park

3

Jumlah paket teknologi yang didifusikan

8

SK 1.4 : Berkembangnya Teknoprener yang dihasilkan dari Techno Park Cimahi

Jumlah tenant/ UKM yang dilayani

100

Jumlah PPBT/ UKM Inovatif yang diluluskan

60

SK 1.5 : Pemanfaatan Teknologi tematik untuk mendukung Techno Park Kota Cimahi

Jumlah dokumen perencanaan

pengembangan Techno Park dalam mendukung Cimahi sebagai smart city TK 2 : Implementasi

technopreneurship

SK 2.1 : Meningkatnya perguruan tinggi yang melaksanakan perkuliahan

Jumlah Perguruan Tinggi yang melaksanakan perkuliahan

(34)

27

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET di perguruan tinggi technopreneurship technopreneurship.

SK 2.2 : Meningkatnya Pusat Inovasi

Jumlah Pusat Inovasi yang dibangun dan berfungsi

22

SK 2.3. : Meningkatnya perusahaan inovatif

Jumlah Perusahaan Inovatif yang dihasilkan

67

SK 2.4. : Percontohan pusat unggulan teknologi

agroindustri

Jumlah percontohan pusat unggulan teknologi agroindustri di 3 lokasi

3

SK 3.1 : Tersusunnya rumusan kebijakan Teknoprener dan Klaster Industri

Jumlah Model kebijakan pengembangan

teknoprener

3

Jumlah Model kebijakan pengembangan kluster industry

4

TK 4 : Pelayanan inkubasi bisnis berbasis teknologi

SK 4.1 : Meningkatnya jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT)

Jumlah tenant yang diinkubasi

70

Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang dihasilkan

35

SK 4.2 : Meningkatnya layanan Jejaring Bisnis dan Akses Pembiayaan

Jumlah temu bisnis bagi peserta inkubasi

5

Jumlah Skema

Pembiayaan untuk bisnis inovatif yang tersedia

20

TK 5 : Penerapan dan pelayanan teknologi industri kreatif keramik

SK 5.1 : Meningkatnya IKM Keramik yang dihasilkan

Jumlah PPBT atau UKM Inovatif

(35)

28

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET SK 5.2 : Meningkatnya

Teknologi Bahan Baku, Desain dan Proses Produksi Industri Kreatif Keramik

Jumlah Inovasi Bahan

8

Jumlah Inovasi Desain

8 Jumlah Prototipe Alat

8 SK 5.3 : Pengembangan

Strategi Pemasaran Industri Kreatif keramik

Jumlah Pelaksanaan Temu Bisnis dan Pameran

8

3.5 Tabel Target Kinerja Pusat Teknoprener dan Klaster Industri (PTKI) 2015-2019

3.3.4. Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi (PSTAT)

Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi di bidang strategi teknologi dan audit teknologi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan strategi teknologi; b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan audit teknologi;

c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan instrumen kebijakan teknologi tematik;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan strategi teknologi dan sistem audit teknologi; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan

Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi.

Dalam mendukung tercapainya visi dan misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT, PSTAT melaksanakan kegiatan untuk mencapai dua tujuan, yakni:

1. Penyiapan Rumusan Rekomendasi Kebijakan Strategi Teknologi; 2. Penyiapan Rumusan Rekomendasi Sistem Audit Teknologi.

(36)

29

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET

TK 1 : Penyiapan Rumusan

Rekomendasi Kebijakan Strategi Teknologi

SK 1.1 :

Terimplementasikannya konsep valuasi Teknologi

Jumlah Dokumen valuasi teknologi

3

SK 1.2 : Tersusunnya intelijen teknologi

Jumlah Dokumen Intelijen Teknologi

4

TK 2 : Penyiapan Rumusan

Rekomendasi Sistem Audit Teknologi

SK 2.1 : Tersusunnya Kebijakan Sistem Audit Teknologi

Jumlah Kebijakan Standar Audit Teknologi

4

SK 2.2 : Terbangunnya Kelembagaan Audit Teknologi

Jumlah Kelembagaan Audit Teknologi

3

Jumlah Auditor Teknologi tersertifikasi

15

(37)

30

BAB 4 PENUTUP

Renstra Deputi Bidang PKT 2015-2019 merupakan acuan dalam menyusun program, kegiatan, dan anggaran serta indikator kinerja dan targetnya di lingkungan Kedeputian Bidang PKT yang telah disesuaikan dengan adanya kebijakan pemerintah dan hasil review khususnya pada tingkatan indikator. Renstra ini selanjutnya akan menjadi bahan untuk laporan akuntabilitas kedeputian kepada stakeholders dan customers dalam perencanaan program, perencanaan sumberdaya, perencanaan kelembagaan, dan pengendalian pelaksanaan program serta pengawasan agar lebih berhasil dan berdaya guna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Bidang PKT.

Rencana strategis Kedeputian Bidang PKT merupakan cerminan dari program, kegiatan, anggaran, indikator kinerja, dan target yang lebih operasional yang disusun dan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian/ Lembaga (RKA-KL) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

(38)

31

Lampiran 1. ; Matriks Kinerja dan Pendanaan Kedeputian Bidang PKT BPPT tahun 2015-2019

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN

UNIT PELAKSANA SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

T1 : Mewujudkan dan memfungsikan Techno Park di 3 lokasi/daerah (Kota Pekalongan, Kab. Pelalawan, Kota Cimahi) SP 1.

Implementasi pengembangan Techno Park Kota Pekalongan

Jumlah jenis perizinan yang kualitas

pelayanannya meningkat

Paket 5 2 2 2 2 PTID

RP (M) 1,115 0,75 0,85 0,8 0,8

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang diselesaikan

Dokumen 2 1 - - -

RP (M) 1,032 0,633 - - -

Jumlah perusahaan berbadan hukum yang dilayani

Unit Usaha 4 5 5 4 3

RP (M) 2,2 1,023 1,25 0,8 0,5

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

Orang 100 100 100 100 50

RP (M) 2,1 1,286 1,15 1,15 1,15

(39)

32

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN

UNIT PELAKSANA SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

inovatif yang dihasilkan

RP (M) 1,155 0,364 0,5 0,5 0,5

Jumlah pemanfaatan mikroba untuk pengelolaan Pelalawan

Jumlah jenis perizinan yang kualitas

pelayanannya meningkat

Paket

5 2 2 2 2 PTKS

Rp (M)

1 0,8 0,8 0,75 0,7

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang diselesaikan

Dokumen

5 3 7 8 7

Rp (M)

1,9 1,2 2,5 2,1 2

Jumlah perusahaan Unit Usaha

(40)

33

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN

UNIT PELAKSANA SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

berbadan hukum yang dilayani

Rp (M)

0,7 0,8 1 1 0,8

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

Orang 10 30 30 40 40

Rp (M) 3,4 3,73 2 2 2

Jumlah perusahaan inovatif yang

dihasilkan

Unit Usaha

5 10 10 10 10

Rp (M) 0,4 0,8 1 1 1

Jumlah dokumen sistem

Jumlah jenis perizinan yang kualitas

pelayanannya meningkat

Paket 5 2 2 2 2

PTKI

Rp (M) 1 0,705 0,775 0,775 0,785

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang

Dokumen 2 1 - - -

(41)

34

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN

UNIT PELAKSANA SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

diselesaikan

Jumlah perusahaan berbadan hukum yang dilayani

Unit Usaha 3 4 4 4 3

Rp (M) 0,660 0,799 1,187 1,490 1,550

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

Orang 115 110 110 110 100

Rp (M) 1,2 0,900 1 1 1

Jumlah perusahaan inovatif yang

dihasilkan

Unit Usaha 5 10 17 18 10

Rp (M) 0,500 0,700 1 1 1

Jumlah dokumen pengembangan Techno Park dalam mendukung Cimahi sebagai smart city

Paket 1 1 1 2 1

Rp (M) 0,976 0,617 0,678 0,578 0,500

TP2 : Pewujudan Pembangunan NSTP di PUSPIPTEK (Berkembangnya teknoprener) SP 2.1. :

Implementasi

Jumlah perguruan tinggi yang

(42)

35

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN

UNIT PELAKSANA SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

technopreneurship di perguruan tinggi

melaksanakan perkuliahan

technopreneurship

Rp (M) 1,5 1,45 1,75 2,05 2,35

Jumlah perusahaan inovatif yang

dihasilkan

Unit Usaha 20 7 15 15 10

Rp (M) 7 2,2 5,25 5,25 3,5

SP 2.2 :

percontohan pusat unggulan

teknologi agroindustri

Jumlah percontohan pusat unggulan teknologi agroindustri di 3 lokasi

Pusat - 1 1 1 -

6.6 5 5 5

SP 2.3 :

Penerapan dan pelayanan inkubasi bisnis

Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang dihasilkan

Unit Usaha 5 5 10 10 5

BIT

(43)

36

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN

UNIT PELAKSANA SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

berbasis teknologi

SP 2.4 :

Penerapan dan pelayanan teknologi industri kreatif keramik

Jumlah IKM keramik yang dihasilkan

Unit Usaha - 2 3 4 3

BTIKK

RP (M) 0,234 0,255 0,275 0,300

TP3 : Pengkajian Kebijakan Teknologi SP 3.1 :

Rekomendasi kebijakan teknologi

Jumlah sistem pengukuran daerah cerdas

Paket - 1 1 1 1 PTID

RP (M) 0,7101 2,5 2,8 2,5

Jumlah panduan umum kawasan spesifik

Dokumen - 1 1 1 - PTKS

RP (M) 0,5 0,5 0,5

Jumlah dokumen valuasi teknologi

Dokumen - - 1 1 1 PSTAT

Rp (M) 0.85 0.9 1

SP 3.2 :

(44)

37

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN

UNIT PELAKSANA SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

Rekomendasi sistem audit teknologi

kelembagaan pendukung audit teknologi

(LSP) (TUK) (LDP)

(45)

38

Lampiran 2. ; Matriks Kinerja dan Pendanaan PTID - PKT BPPT tahun 2016-2019

TUJUAN/

SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

TK1 : Pengembangan Techno Park Kota Pekalongan

SK 1.1. : Ekosistem inovasi yang meningkat untuk mendukung Techno Park Kota Pekalongan

Jumlah

dokumen jenis perijinan bisnis & investasi yang diperbaiki

Paket 5 2 3 3 2

Juta Rp 761,5 150,0 200,0 250,0 300,0

Jumlah

dokumen legal terkait forum tenaga intermediasi

Dokumen - 1 - - -

Juta Rp 0 100,0 0 0 0

(46)

39

TUJUAN/

SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 teredukasi

sebagai tenaga intermediasi

Juta Rp 354,0 250,0 200,0 300,0 500,0

Jumlah teknologi perikanan

budidaya yang terkodifikasi

Paket

- - 1 1 -

Juta Rp 0 0 200,0 250,0 0

Jumlah rekomendasi RPK (Ruang Publik Kreatif)

Dokumen

- 1 1 - -

Juta Rp 0 250,0 250,0 0 0

SK 1.2 :

Berkembangnya Klaster Industri yang relevan dengan

Jumlah produk KI yang

memenuhi standar

Produk

- 1 1 1 1

(47)

40

TUJUAN/

SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 Kawasan Techno Park

Pekalongan

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

Orang 100 110 110 110 70

Juta Rp 2000 1000 750 750 750

SK 1.3. : Tersusunnya perencanaan dan implementasi pengembangan kawasan Techno Park Kota Pekalongan

Jumlah

dokumen legal yang

dikeluarkan Walikota terkait kawasan techno park

Dokumen - 2 - - -

Juta Rp 0 120,0 0 0 0

Jumlah dokumen perencanaan kawasan yang diselesaikan

Dokumen 2 1 - - -

(48)

41

TUJUAN/

SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah

dokumen teknis terkait

kelembagaan pengelola techno park Kota

Pekalongan

Dokumen 1 1 - - -

Juta Rp 278,9 120,0 0 0 0

Jumlah paket teknologi yang didifusikan

Paket 3 1 1 1 1

Juta Rp 474,9 273,4 700,0 450,0 250,0

SK 1.4. :

Berkembangnya Teknoprener yang dihasilkan dari Techno

Dokumen legal yang

dikeluarkan Walikota tentang penetapan

Dokumen - 1 - - -

(49)

42

TUJUAN/

SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 Park Pekalongan Pusat Inovasi

Jumlah peserta inkubasi/UKM yang dilayani

Unit Usaha 5 10 10 7 5

Juta Rp 2.200,4 1.023,4 1.250 850 500

Jumlah PPBT/UKM inovatif yang diluluskan

Unit usaha 5 11 21 22 11

Rp 1.155,0 243,2 500,0 500,0 500,0

SK 1.5. : Pemanfaatan Teknologi tematik untuk mendukung Techno Park Kota Pekalongan

Jumlah lokasi percontohan implementasi teknologi mikroba untuk pakan ikan

Unit Percontohan

- 1 1 - -

Juta Rp 0 368,0 600,0 0 0

(50)

43

TUJUAN/

SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 percontohan

implementasi teknologi mikroba untuk pupuk organik

Percontohan

Juta Rp 0 0 0 500,0 500,0

TK2 : Penyiapan Rumusan Rekomendasi Kebijakan Teknologi

SK 2.1. :

Terimplementasikannya Konsep Pembangunan daerah cerdas (smart region)

Sistem pengukuran daerah cerdas (smart region)

Dokumen - 1 1 - -

Rp 0 370,8 300,0 0 0

Jumlah Daerah yang

memprakarsai implementasi indikator daerah cerdas (smart

Daerah - 1 1 1 1

(51)

44

TUJUAN/

SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 region)

Jumlah Percontohan Desa Inovatif

Desa Percontohan

6 1 2 1 1

Rp 298,0 113,1 800,0 900,0 800,0

Jumlah daerah yang

menerapkan dokumen strategis daerah inovatif

(RPJMD)

Daerah - 1 1 1 1

(52)

45

Lampiran 3. Matriks Kinerja dan Pendanaan PTKS - PKT BPPT tahun 2016-2019

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

TK1 : Pengembangan

Techno Park

Kabupaten Pelalawan

SK1.1. :

Berkembangnya ekosistem inovasi untuk mendukung Techno Park

Kabupaten Pelalawan

Jumlah

dokumen jenis perijinan bisnis & investasi yang diperbaiki

Paket 5 3 2 3 2

Rp. (M)

0,54 0,2 0,15 0,29 0,24

Jumlah

dokumen jenis insentif yang diperlukan kawasan techno park

Paket - 1 - - -

Rp. (M)

0,14

Jumlah SDM teredukasi sebagai tenaga

Orang 10 10 10 10 10

Rp. (M)

(53)

46

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 intermediator

Jumlah teknologi bidang sawit yang

terkodifikasi

Paket - - 1 - -

Rp. (M)

0,19

SK 1.2. : Meningkatnya produktivitas klaster industri unggulan untuk mendukung Techno Park Pelalawan

Jumlah dokumen masterplan klaster industri

Dokumen 1 1 - - -

Rp. (M) 0,6 0,05

Jumlah

dokumen kajian potensi industri hilir sawit

Dokumen - 1 - - -

Rp. (M) 0,05

Jumlah dokumen

kontrak transaksi bisnis antara

Dokumen 1 1 1 1

(54)

47

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 anggota klaster

Jumlah anggota klaster yang meningkat kapasitasnya

Unit Usaha 1 1 1 1

Rp. (M) 0,3 0,4 0,4 0,3

Jumlah pengguna teknologi yang dilayani

Orang 10 40 50 50 40

Rp. (M) 0,1 0,3 0,5 0,5 0,4

SK 1.3. : Tersusunnya perencanaan dan implementasi pengembangan kawasan Techno Park Kabupaten Pelalawan

Jumlah dokumen perencanaan spasial kawasan yang

diselesaikan

Dokumen 6 4 10 10 9

Rp. (M) 1,0 1,1 2,5 2,1 2

(55)

48

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 dokumen legal

yang dikeluarkan Bupati terkait kawasan techno park

Rp. (M) 0,3

Jumlah

dokumen teknis yang dihasilkan terkait

kelembagaan pengeloila techno park Pelalawan

Dokumen 1 1 - - -

Rp. (M) 0,1 0,1

Jumlah paket teknologi yang didifusikan

Paket

Teknologi 5 4 1 1 1

(56)

49

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

SK 1.4. :

Berkembangnya Teknoprener yang dihasilkan dari Techno Park Kabupaten Pelalawan

Jumlah

dokumen legal yang dikeluarkan Bupati terkait Pusat Inovasi

Dokumen 2 - - - -

Rp. (M) 0,05

Jumlah peserta inkubasi/UKM yang dilayani

Unit Usaha 10 15 20 20 20

Rp. (M) 0,15 0,4 0,5 0,5 0,5

Jumlah PPBT/UKM inovatif yang diluluskan

Unit Usaha 5 10 15 15 10

Rp. (M) 0,2 0,4 0,5 0,5 0,5

SK 1.5. : Pemenuhan kebutuhan

dasar/spesifik lokal

Jumlah dokumen

perencanaan air

Dokumen 1 1 1 1 1

(57)

50

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 yang meningkat bersih, limbah,

dan drainase untuk kawasan techno park

Jumlah dokumen perencanaan energi untuk kawasan techno park

Dokumen 2 - - - -

Rp. (M) 0,6

Jumlah dokumen perencanaan TIK untuk kawasan techno park

Dokumen 1 - - - -

(58)

51

TUJUAN/ SASARAN PROGRAM

INDIKATOR

TARGET KINERJA DAN ANGGARAN KETERANGAN

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah dokumen perencanaan sistem transportasi untuk kawasan techno park

Dokumen - 1 1 - -

Rp. (M) 0,5 0,6

Jumlah

dokumen sistem standardisasi techno park

Paket - - 1 2 1

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini maka model yang telah dibangun tersebut akan dibuat suatu skenario dengan cata memanfaatan sistem transportasi cerdas di dinas perhubungan

Penelitian ini bertjuan untuk (1) mengkaji pengaruh pemberian pakan alami daphnia yang dikombinasikan dengan pakan tambahan berupa kuning telur ayam yang direbus

Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi hanya satu kali sejak Arduino dihidupkan, dan pada umumnya void setup ini digunakan untuk menentukan

Simatupang dengan judul Analisa Yuridis Peralihan Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma ke dalam Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I

Puji syukur kepada Tuhan atas segala hikmat dan anugerah kasihNya yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh

◉ Ditandai dengan dikembangkannya Microprocessor sebagai CPU-Complete Processor yang dilengkapi dengan ruang memory yang besar yang dikemas dalam satu chip tunggal. ◉

Pattimura No.20 Kabayoran Baru Jakarta Selatan, Indonesia - 12110 KANTOR

Dari data matriks yang diperoleh kemudian di olah sebagai penentu bobot kriteria yaitu dengan menentukan nilai vektor eigen:b.  Menguadratkan matriks