• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemantauan Toksikologi Logam Berat BB Vet Jogjakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemantauan Toksikologi Logam Berat BB Vet Jogjakarta"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL UJI RESIDU LOGAM BERAT,

FORMALIN DAN ZAT WARNA MAKANAN

PADA PRODUK BAHAN PANGAN

ASAL HEWAN

BALAI BESAR VETERINER WATES

YOGYAKARTA

(2)

DASAR KEGIATAN PMSR

DASAR KEGIATAN PMSR

DI BB VET WATES YK

DI BB VET WATES YK

1.

1.

Tugas dan fungsi BB Vet

Tugas dan fungsi BB Vet

2.

2.

SK Mentan No. 629/Kpts/OT.140/12/2003

SK Mentan No. 629/Kpts/OT.140/12/2003

tanggal 30 Desember 2003 tentang

tanggal 30 Desember 2003 tentang

kewenangan BB Vet Wates sebagai pelaksana

kewenangan BB Vet Wates sebagai pelaksana

pengujian dan sertifikasi produk asal hewan

pengujian dan sertifikasi produk asal hewan

(

(

food borne disease

food borne disease

dan zoonosis)

dan zoonosis)

3.

3.

SNI No : 01-6366-2000 tentang Batas

SNI No : 01-6366-2000 tentang Batas

Maksimum Cemaran Mikroba dan Batas

Maksimum Cemaran Mikroba dan Batas

Maksimum Residu Antibiotika dalam Bahan

Maksimum Residu Antibiotika dalam Bahan

(3)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.

1. Perubahan lingkungan yang sangat cepat Perubahan lingkungan yang sangat cepat pertumbuhan pertumbuhan penduduk

penduduk

explorasi sumberdaya alam berlebihanexplorasi sumberdaya alam berlebihan

2.

2. Industrialisasi di segala bidang Industrialisasi di segala bidang

terciptanya mesin-mesin produksi terciptanya mesin-mesin produksi

pengolahan limbah yang kurang memadaipengolahan limbah yang kurang memadai

3.

3. Tuntutan pasar Tuntutan pasar produk pangan sehat terbebas dari produk pangan sehat terbebas dari cemaran kimia .

cemaran kimia .

4.

4. Kasus penyakit akibat gangguan keseimbangan mineral Kasus penyakit akibat gangguan keseimbangan mineral dalam tubuh.

dalam tubuh.

5.

(4)

MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD DAN TUJUAN

1.

1.

Bentuk tanggung jawab pemerintah dalam

Bentuk tanggung jawab pemerintah dalam

menjamin kualitas produk pangan dan bahan

menjamin kualitas produk pangan dan bahan

pangan asal hewan yang beredar di masyarakat.

pangan asal hewan yang beredar di masyarakat.

2.

3.

Mendukung perkembangan agribisnis dan agroindustri

Mendukung perkembangan agribisnis dan agroindustri

dengan memberi perlindungan terhadap produk-

dengan memberi perlindungan terhadap produk-

produk pertanian sehingga mempunyai daya saing di

produk pertanian sehingga mempunyai daya saing di

(5)

(6)

APLIKASI AAS

APLIKASI AAS

1.

1. ANALISA CEMARAN LINGKUNGAN (DARAT, LAUT DAN ANALISA CEMARAN LINGKUNGAN (DARAT, LAUT DAN

UDARA) UDARA)

2.

2. UJI KUALITAS AIR UJI KUALITAS AIR  UJI MINERAL (PP No: 32 TH 2001 UJI MINERAL (PP No: 32 TH 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN

TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

3.

3. KUALITAS PERTANIAN DAN BAHAN PANGAN ASAL HEWAN KUALITAS PERTANIAN DAN BAHAN PANGAN ASAL HEWAN

(SNI SUSU No: 01-3141-1998 (SNI SUSU No: 01-3141-1998

4.

4. EVALUASI TINGKAT KESUBURAN TANAHEVALUASI TINGKAT KESUBURAN TANAH

5.

5. DIAGNOSA PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN DIAGNOSA PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN

(7)

NO

NO JENIS LOGAM BERATJENIS LOGAM BERAT SISTEM OPERASIONALSISTEM OPERASIONAL RANGE STANDARRANGE STANDAR 1

1 Fe, Na, CuFe, Na, Cu FlameFlame 0,25-8 ppm0,25-8 ppm

2

2 B (Boron)B (Boron) FlameFlame 0,5-4 ppm0,5-4 ppm

3

3 Arsen (As)Arsen (As) Flame + MHSFlame + MHS 2,5-20 ppb2,5-20 ppb

4

4 Selenium (Se)Selenium (Se) Flame + MHSFlame + MHS 25-200 ppb25-200 ppb

5

5 Merkuri (Hg)Merkuri (Hg) MHSMHS 5-40 ppb5-40 ppb

6

6 Chrom (Cr)Chrom (Cr) FlameFlame 0,25-6 ppm0,25-6 ppm

7

7 Timah hitam (Pb)Timah hitam (Pb) FlameFlame 0,5-4 ppm0,5-4 ppm

8

8 Calcium (Ca)Calcium (Ca) FlameFlame 0,5-8 ppm0,5-8 ppm

KEMAMPUAN UJI AAS

(8)

HASIL PENGUJIAN LOGAM BERAT PADA

HASIL PENGUJIAN LOGAM BERAT PADA

BERBAGAI SAMPEL

BERBAGAI SAMPEL

No

No JENISJENIS SAMPELSAMPEL JUMLAHJUMLAH CONTOH

KONSENTRASI LODLOD

1.

(9)

HASIL PENGUJIAN LOGAM BERAT PADA

HASIL PENGUJIAN LOGAM BERAT PADA

SAMPEL DARAH SAPI

SAMPEL DARAH SAPI

N0

N0 KODEKODE SAMPEL

2 SPL-2SPL-2 2,212,21 1,391,39 NDND 0,2480,248 3

3 SPL-3SPL-3 1,871,87 0,0770,077 NDND 0,2520,252 4

4 SPL-4SPL-4 1,71,7 1,911,91 NDND NDND 5

5 SPL-5SPL-5 1,651,65 1,21,2 NDND NDND 6

(10)

PENGUJIAN RESIDU PADA KULIT

PENGUJIAN RESIDU PADA KULIT

No

No

Asal sampel

Asal sampel

Jenis

Jenis

Jumlah

Jumlah

1

1 Kab. KebumenKab. Kebumen Kulit basahKulit basah (import)

(import)

1 1

2

2 DirektoratDirektorat

Kesmavet Jakarta

Kesmavet Jakarta

Kulit kering

Kulit kering 11

3

3 Kab. BantulKab. Bantul a.a. Klt basahKlt basah b.

b. Klt keringKlt kering c.

c. KikilKikil d.

d. KrecekKrecek

1

4

Kab. BoyolaliKab. Boyolali Kulit ketingKulit keting

(Thailand & China)

(Thailand & China)

(11)

SAMPEL 1 DAN 2

SAMPEL 1 DAN 2

Keterangan : Keterangan :

Sampel 1 : kulit mentah, basah, import ( eg. Dari Kebumen) Sampel 1 : kulit mentah, basah, import ( eg. Dari Kebumen)

(12)

SAMPEL 3 DAN 4

SAMPEL 3 DAN 4

Keterangan :

Keterangan :

sampel 3 : kulit kering

sampel 3 : kulit kering

sampel 4 : kikil (hasil olahan sampel 3)

(13)

Sampel 5 dan 6

Sampel 5 dan 6

 Keterangan:Keterangan:

 Sampel 5 : Krecek makan mentahSampel 5 : Krecek makan mentah

(14)

SAMPEL 7 DAN 8

SAMPEL 7 DAN 8

Keterangan :

Keterangan :

sampel 7 : krecek sayur setengah masak ( Kulit kerbau )

sampel 7 : krecek sayur setengah masak ( Kulit kerbau )

sampel 8 : krecek sayur masak

(15)

Sampel 9

Sampel 9

 Keterangan:Keterangan:

Sampel 9 : Krecek makan masak

(16)

Kulit kering asal Thailand

(17)

Kulit Kering dari China

(18)

METODE PENGUJIAN

METODE PENGUJIAN

Metode pengujian logam berat.

Metode pengujian logam berat.

Prinsip: Sampel didestruksi dengan multiwave

Prinsip: Sampel didestruksi dengan multiwave

kemudian diperiksa dengan AAS. Recovery uji

kemudian diperiksa dengan AAS. Recovery uji

diperoleh

(19)

METODE UJI LOGAM BERAT

METODE UJI LOGAM BERAT

SAMPEL 0,5 GRAM

V E S S E L

+ 8 ml HNO3 + 1 ml HCl

M I C R O W A V E

ENCERKAN SAMPEL

(20)

HASIL PENGUJIAN

HASIL PENGUJIAN

SAMPEL KULIT BASAH

SAMPEL KULIT BASAH

(

(

dari Disnak Kebumen

dari Disnak Kebumen

)

)

Cemaran Mikroba : Positif

Enterobacter sp

Enterobacter sp

Cairan Perhidrol : 0,076%

Cairan Perhidrol : 0,076%

KULIT KERING (dari Direktorat Kesmsvet )

KULIT KERING (dari Direktorat Kesmsvet )

Formalin : 10 ppm

Formalin : 10 ppm

Zat Warna

Zat Warna

: Negatif

: Negatif

Logam Berat : Hg

Logam Berat : Hg

: tidak terdeteksi

: tidak terdeteksi

As

As

: 0,17 ppb

: 0,17 ppb

Cr

Cr

: tidak terdeteksi

: tidak terdeteksi

(21)

HASIL PENGUJIAN

HASIL PENGUJIAN

Tabel 2. Hasil Uji Logam berat

Tabel 2. Hasil Uji Logam berat

No

No

Jenis Sampel

Jenis Sampel

Hasil Uji (ppm)

Hasil Uji (ppm)

Chrom Lead/Pb

Chrom Lead/Pb

1

1

KULIT BASAH

KULIT BASAH

(import)

(import)

ND

ND

15,39

15,39

2

2

KIKIL

KIKIL

ND

ND

0,27

0,27

3

3

KULIT SAMAK

KULIT SAMAK

KERING

KERING

ND

ND

ND

ND

4

4

KIKIL SAYUR

KIKIL SAYUR

ND

ND

0,19

0,19

5

5

KRECEK MAKAN

KRECEK MAKAN

MENTAH

(22)

LANJUTAN

LANJUTAN

No

No

Jenis Sampel

Jenis Sampel

Hasil Uji (ppm)

Hasil Uji (ppm)

Chrom Lead/Pb

Chrom Lead/Pb

6

6

KRECEK MAKAN

KRECEK MAKAN

SETENGAH MASAK

SETENGAH MASAK

ND

ND

ND

ND

7

7

KRECEK SAYUR

KRECEK SAYUR

SETENGAH MASAK

SETENGAH MASAK

ND

ND

7,79

7,79

8

8

KRECEK SAYUR

KRECEK SAYUR

MASAK

MASAK

ND

ND

0,64

0,64

9

9

KRECEK MAKAN

KRECEK MAKAN

MASAK

MASAK

ND

ND

ND

ND

10

10

KULIT BASAH 2

KULIT BASAH 2

(import)

(import)

ND

(23)

Logam berat

Logam berat

Pengujian logam berat pada sampel kulit ditemukan arsen dan Pengujian logam berat pada sampel kulit ditemukan arsen dan

timah, sedangkan khrom dan merkuri tidak terdeteksi. timah, sedangkan khrom dan merkuri tidak terdeteksi.

ARSEN ARSEN

Arsen terdistribusi dalam tanah, di peternakan digunakan Arsen terdistribusi dalam tanah, di peternakan digunakan sebagai pemacu pertumbuhan terutama pada babi dan unggas sebagai pemacu pertumbuhan terutama pada babi dan unggas

serta anticestoda pada domba ( Martin & Barrier, 1976). Arsen serta anticestoda pada domba ( Martin & Barrier, 1976). Arsen

dalam konsentrasi yang rendah dapat bersifat essensial dalam konsentrasi yang rendah dapat bersifat essensial

(nelsen et al, 1975) tetapi hewan dan manusia dapat keracunan (nelsen et al, 1975) tetapi hewan dan manusia dapat keracunan

karena akumulasi yang tinggi dalam hati, ginjal dan rambut karena akumulasi yang tinggi dalam hati, ginjal dan rambut

( Selby et al, 1974). Dilaporkan dalam daging sapi di Inggris ( Selby et al, 1974). Dilaporkan dalam daging sapi di Inggris terkandung As 0,01 ppm sedangkan batas maksimum yang terkandung As 0,01 ppm sedangkan batas maksimum yang

ditetapkan oleh FDA adalah 0,5 ppm. Hasil pengujian satu ditetapkan oleh FDA adalah 0,5 ppm. Hasil pengujian satu

(24)

Merkuri

Merkuri

Di alam merkuri terdistribusi secara luas dalam

Di alam merkuri terdistribusi secara luas dalam

bentuk alkil, alkilsiaril dan arilmerkuri. Hg dapat

bentuk alkil, alkilsiaril dan arilmerkuri. Hg dapat

masuk ke dalam tubuh melalui pencernaan,

masuk ke dalam tubuh melalui pencernaan,

pernafasan dan kulit. Konsentrasi merkuri dalam

pernafasan dan kulit. Konsentrasi merkuri dalam

tubuh sangat dipengaruhi oleh sifat kimiawi dan

tubuh sangat dipengaruhi oleh sifat kimiawi dan

jalur masuknya merkuri ke dalam tubuh. (Friberg

jalur masuknya merkuri ke dalam tubuh. (Friberg

& Fotsal, 1970). Merkuri terakumulasi dalam

& Fotsal, 1970). Merkuri terakumulasi dalam

tubuh sebelum menjadi toksik. Hati sapi normal

tubuh sebelum menjadi toksik. Hati sapi normal

dilaporkan dapatmengandung merkuri dengan

dilaporkan dapatmengandung merkuri dengan

(25)

Timah (Pb)

Timah (Pb)

Pb merupakan logam beracun utama pada sapi (Hatch & Pb merupakan logam beracun utama pada sapi (Hatch &

Funnel,1969) terdistribusi secara luas dan konsentrasi di Funnel,1969) terdistribusi secara luas dan konsentrasi di

lingkungan semakin tinggi dengan meningkatnya konsumsi lingkungan semakin tinggi dengan meningkatnya konsumsi

BBM. Di alam dapat berupa sulfida, Phosphat, BBM. Di alam dapat berupa sulfida, Phosphat,

Pb-Khromat dan Pb-arsenat. (Bailer et al, 1965). Semua bentuk Pb Khromat dan Pb-arsenat. (Bailer et al, 1965). Semua bentuk Pb

tidak larut dalam air tetapi mudah larut dalam pencernaan tidak larut dalam air tetapi mudah larut dalam pencernaan

sehingga mudah terserap dan terakumulasi dalam tubuh, pada sehingga mudah terserap dan terakumulasi dalam tubuh, pada

konsumsi yang tinggi Pb akan dideposit dalam hati, ginjal, konsumsi yang tinggi Pb akan dideposit dalam hati, ginjal,

tulang dan rambut, bila konsumsi sedang akan diekskresikan tulang dan rambut, bila konsumsi sedang akan diekskresikan

(Dirius et al, 1973). Dalam air susu normal dapat ditemukan Pb (Dirius et al, 1973). Dalam air susu normal dapat ditemukan Pb

konsentrasi 0,02 – 0,04 ppm, dalam hati yang sehat dapat konsentrasi 0,02 – 0,04 ppm, dalam hati yang sehat dapat

ditemukan Pb konsentrasi 0,2 – 2 ppm. Dari 11 sampel yang ditemukan Pb konsentrasi 0,2 – 2 ppm. Dari 11 sampel yang

diperiksa ditemukan 7 sampel (63 %) positip Pb dengan diperiksa ditemukan 7 sampel (63 %) positip Pb dengan

konsentrasi yang bervariasi. Cemaran Pb dalam kulit dapat konsentrasi yang bervariasi. Cemaran Pb dalam kulit dapat

berasal dari deposit pada hewan semasa hidup maupun berasal dari deposit pada hewan semasa hidup maupun

(26)

Chrom

Chrom

Chrom banyak terdapat di alam, pada

Chrom banyak terdapat di alam, pada

konsentrasi yang kecil dibutuhkan oleh tubuh,

konsentrasi yang kecil dibutuhkan oleh tubuh,

pada konsentrasi yang tinggi bersifat toksik.

pada konsentrasi yang tinggi bersifat toksik.

Chrom banyak digunakan pada industri

Chrom banyak digunakan pada industri

penyamakan kulit. Pengolahan limbah yang

penyamakan kulit. Pengolahan limbah yang

kurang baik menyebabkan tingginya chrom

kurang baik menyebabkan tingginya chrom

terpapar di lingkungan.

terpapar di lingkungan.

Hasil pengujian crom di dalam sampel kulit

Hasil pengujian crom di dalam sampel kulit

(27)

PENGUJIAN FORMALIN

PENGUJIAN FORMALIN

Metode pengujian Formalin.

Metode pengujian Formalin.

Prinsip: Sampel didestruksi dalam

Prinsip: Sampel didestruksi dalam

suasana asam kemudian didestilasi,

suasana asam kemudian didestilasi,

destilat ditampung direaksikan dengan

destilat ditampung direaksikan dengan

reaktor warna Nash kemudian diperiksa

reaktor warna Nash kemudian diperiksa

dengan spektofotometer.

dengan spektofotometer.

Dapat digunakan untuk analisa kuantitatif

Dapat digunakan untuk analisa kuantitatif

formalin dalam tahu, bakso, bakmi dll.

(28)

METODE UJI FORMALIN

METODE UJI FORMALIN

SAMPEL 10-20 GRAM (LABU KJEDAHL)

+ 150 ml AQUADEST

+ 2,5 ml ASAM PHOSPHAT (DESTILASI)

TAMPUNG DESTILAT SAMPAI 100 ml

4 ml DESTILAT + PEREAKSI NASH

(29)

HASIL PENGUJIAN FORMALIN DALAM

HASIL PENGUJIAN FORMALIN DALAM

KULIT

KULIT

Tabel 1. Hasil Uji Formalin

Tabel 1. Hasil Uji Formalin

No

No

Jenis Sampel

Jenis Sampel

Hasil Uji

Hasil Uji

Konsentrasi (

Konsentrasi (

ppm )

ppm )

1

1

KULIT BASAH

KULIT BASAH

(import)

(import)

POSITIF

POSITIF

52,5

52,5

2

2

KIKIL

KIKIL

POSITIF

POSITIF

17,709

17,709

3

3

KULIT SAMAK

KULIT SAMAK

KERING

KERING

POSITIF

POSITIF

24,48

24,48

4

4

KIKIL SAYUR

KIKIL SAYUR

POSITIF

POSITIF

30,99

30,99

5

5

KRECEK MAKAN

KRECEK MAKAN

MENTAH

(30)

LANJUTAN

LANJUTAN

No

No

JENIS SAMPELJENIS SAMPEL HASIL UJIHASIL UJI KONSENTRASIKONSENTRASI

( ppm )

( ppm )

6

6 KRECEK MAKAN KRECEK MAKAN SETENGAH MASAK

SETENGAH MASAK POSITIPPOSITIP 3.3143.314

7

7 KRECEK SAYUR KRECEK SAYUR SETENGAH MASAK

SETENGAH MASAK POSITIP

POSITIP 0.6060.606

8

8 KRECEK SAYUR MASAKKRECEK SAYUR MASAK NEGATIFNEGATIF 00

9

9 KRECEK MAKAN MASAKKRECEK MAKAN MASAK NEGATIFNEGATIF 00

10

10 KULIT BASAH 2KULIT BASAH 2 (import)

(import)

POSITIP

POSITIP 54.0754.07

11

(31)

No

No

JENIS SAMPELJENIS SAMPEL HASIL UJIHASIL UJI KONSENTRASIKONSENTRASI

( ppm )

( ppm )

1

1 KULIT MENTAH ASAL KULIT MENTAH ASAL CHINA ( WALIDI )

CHINA ( WALIDI ) POSITIF

POSITIF 0.520.52

2

2 KRUPUKKULIT MENTAH KRUPUKKULIT MENTAH ( WALIDI )

( WALIDI ) POSITIF

POSITIF 0.920.92

3

3 KULIT MENTAH KULIT MENTAH ASALTHAILAND ASALTHAILAND (WALIDI)

(WALIDI)

POSITIF

POSITIF 0.640.64

4

4 KULIT MENTAH BASAH KULIT MENTAH BASAH (SITI ROMLAH )

(SITI ROMLAH ) POSITIFPOSITIF 0.840.84 5

5 KULIT MENTAH KERINGKULIT MENTAH KERING POSITIFPOSITIF 0.350.35

6

6 KULIT MENTAH ASAL KULIT MENTAH ASAL CHINA ( ST ROMLAH )

CHINA ( ST ROMLAH ) POSITIF

(32)

LANJUTAN

LANJUTAN

No

No

JENIS SAMPELJENIS SAMPEL HASIL UJIHASIL UJI KONSENTRASIKONSENTRASI

( ppm )

( ppm )

7

7 KULIT MENTAH ASAL KULIT MENTAH ASAL THAILAND ( ST

THAILAND ( ST ROMLAH )

ROMLAH )

POSITIF

POSITIF 0.970.97

8

8 KULIT MENTAH KULIT MENTAH UNGARAN

UNGARAN POSITIFPOSITIF 0.650.65 9

9 KRUPUK MASAKKRUPUK MASAK POSITIFPOSITIF 0.480.48

11

11 KULIT MENTAH KULIT MENTAH BANTUL

BANTUL POSITIFPOSITIF 0.3680.368 12

12 KULIT MENTAH KULIT MENTAH BANTUL

BANTUL POSITIFPOSITIF 0.3890.389 13

(33)

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

FORMALDEHID

FORMALDEHID

Formaldehid berfungsi murni sebagai pereaksi,

Formaldehid berfungsi murni sebagai pereaksi,

mengandung

mengandung

+

+

38,5 % HCHO; berat molokul

38,5 % HCHO; berat molokul

30,03, merupakan cairan tidak berwarna, uap

30,03, merupakan cairan tidak berwarna, uap

dapat mengeluarkan air mata (Anonim, 1995).

dapat mengeluarkan air mata (Anonim, 1995).

Formalin bereaksi dengan H

Formalin bereaksi dengan H

22

O

O

22

membentuk

membentuk

asam formiat yang tidak toksik

asam formiat yang tidak toksik

CH==O + H

CH==O + H

22

O

O

22

CH==O

CH==O

(34)

FORMALIN

FORMALIN

Formaldehid ditengarai banyak digunakan sebagai

Formaldehid ditengarai banyak digunakan sebagai

bahan pengawet karena murah dan mudah didapat.

bahan pengawet karena murah dan mudah didapat.

Dipakai untuk bahan baku industri tetapi banyak

Dipakai untuk bahan baku industri tetapi banyak

dilaporkan sebagai pengawet bahan makanan .

dilaporkan sebagai pengawet bahan makanan .

Dari 12 sampel kulit yang diperiksa 10 diantaranya (

Dari 12 sampel kulit yang diperiksa 10 diantaranya (

83 %) positip formalin. Dua sampel yang negatip uji

83 %) positip formalin. Dua sampel yang negatip uji

adalah sampel krecek sayur dan makan yang telah

adalah sampel krecek sayur dan makan yang telah

digoreng masak

digoreng masak

mungkin disebabkan telah mengalami degradasi

mungkin disebabkan telah mengalami degradasi

akibat pemanasan tinggi

akibat pemanasan tinggi

(35)

PENGUJIAN ZAT WARNA

PENGUJIAN ZAT WARNA

Zat warna banyak digunakan terutama

Zat warna banyak digunakan terutama

pada bahan makanan olahan, meskipun

pada bahan makanan olahan, meskipun

demikian di daerah tertentu zat warna

demikian di daerah tertentu zat warna

digunakan pada daging ayam segar,

digunakan pada daging ayam segar,

Hasil pengujian satu sampel kulit kering

Hasil pengujian satu sampel kulit kering

tidak ditemukan zat warna.

(36)

Zat warna ( Kasumba )

(37)
(38)

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Aspek dasar dalam pengawasan peredaran kulit

Aspek dasar dalam pengawasan peredaran kulit

adalah legalitas masuknya komoditas tersebut ke

adalah legalitas masuknya komoditas tersebut ke

Indonesia, terkait:

Indonesia, terkait:

Ketentuan pemasukan daging ruminansia dari

Ketentuan pemasukan daging ruminansia dari

luar negeri.

luar negeri.

Ketentuan pemasukan bahan baku industri dari

Ketentuan pemasukan bahan baku industri dari

luar negeri

luar negeri

Pengaruh masuknya bahan asal hewan bagi

Pengaruh masuknya bahan asal hewan bagi

keamanan dalam negeri, dsb.

(39)

KESIMPULAN

KESIMPULAN

1. Perlunya meningkatkan pengawasan

1. Perlunya meningkatkan pengawasan

terhadap masuknya produk peternakan dari

terhadap masuknya produk peternakan dari

negara lain baik sebagai bahan baku industri

negara lain baik sebagai bahan baku industri

maupun sebagai bahan pangan.

maupun sebagai bahan pangan.

2. Perlunya meningkatkan pengujian bidang

2. Perlunya meningkatkan pengujian bidang

kimiawi terhadap produk peternakan untuk

kimiawi terhadap produk peternakan untuk

mendukung terwujudnya produk pangan yang

mendukung terwujudnya produk pangan yang

ASUH.

ASUH.

(40)

Pustaka

Pustaka

1.

1.

Anonim, 1995 Farmakope Indonesia,

Anonim, 1995 Farmakope Indonesia,

Edisi IV Departemen

Edisi IV Departemen

Kesehatan, Jakarta.

Kesehatan, Jakarta.

2. Parakasi, 1999, Ilmu Nutrisi dan

2. Parakasi, 1999, Ilmu Nutrisi dan

Makanan Ternak, UI Press

Makanan Ternak, UI Press

Referensi

Dokumen terkait

g) Kepala satuan pendidikan/kepala sekolah diwajibkan mengajar minimal 6 (enam) jam tatap muka per minggu di satminkal atau sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik

Terkait penerimaan informan mengenai pemberitaan pemberian kartu kuning Jokowi oleh Ketua BEM UI dalam media online Line Today yakni berdasarkan wawancara dengan

Darl uraian di atas dapat kita lihat bahwa pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di Dinas Pertanian, Petemakan dan Perikanan ada kemungkinan belum betjalan sesuai dengan mekanisme

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu ekstraksi buah dan kulit pisang jarum dengan metode refluks menggunakan tiga pelarut, yaitu metanol, etanol, dan

Salah satu pembelaajran berbasis komputer yang saat ini masih terus dikembangkan adalah Intelligent Tutoring System (ITS) yang dikembangkan untuk mengatasi kelemahan

Hasil penakwila hanya bisa dikemukakan kepada para fsuf yang

yang terkait dengan penyebab, pola, dan dampak alih fungsi lahan pertanian itu dan (c) sumber daya yang dimiliki yang diperkirakan dapat dipergunakan untuk mendukung

Menurut hasil penelitian yang dilakuakan wahyono (2002) hasil dari hold relax exercise adalah salah satu bentuk terapi latihan yang bertujuan untuk relaksasi otot- otot bahu