• Tidak ada hasil yang ditemukan

Free UU Ketenagakerjaan, PP & Kepmen | HRD Forum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Free UU Ketenagakerjaan, PP & Kepmen | HRD Forum"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

 

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

Nomor : Kep - 150 / Men / 2000

 

TENTANG

 

PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PENETAPAN UANG PESANGON, UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN

GANTI KERUGIAN DI PERUSAHAAN

 

MENTERI TENAGA KERJA,

 

 

Menimbang : a. bahwa unt uk lebih menj amin adanya ket ert iban, keadilan dan kepast ian hukum dalam penyelesaian pemut usan hubungan kerj a sert a sebagai pelaksanaan pasal 7 ayat (3), ayat (4) dan pasal 13 Undang - undang No. 12 Tahun 1964, perlu mengat ur penyelesaian pemut usan hubungan kerj a dan penet apan uang pesangon, uang j asa dan gant i kerugian di perusahaan;

  b. bahwa penet apan uang pesangon, uang j asa dan gant i

kerugian sebagaimana dimaksud dalam Perat uran Ment eri Tenaga Kerj a Per. 03/ Men/ 1996 sudah t idak sesuai lagi dengan kebut uhan, sehingga perlu disempurnakan;

  c. bahwa unt uk it u perlu dit et apkan dengan Keput usan

Ment eri.  

   

Mengingat : 1. Undang - undang No. 22 t ahun 1957 t ent ang Penyelesaian

Perselisihan Perburuhan (Lembaran Negara Tahun 1957 No. 42, Tambahan Lembaran Negara No. 1227);

  2. Undang - undang No. 12 t ahun 1964 t ent ang Pemut usan

Hubungan Kerj a di Perusahaan Swast a ( Lembaran Negara Tahun 1964 No. 93, Tambahan Lembaran Negara No. 2686 );

  3. Keput usan Presiden No. 355 / M Tahun 1999 t ent ang

(2)

MEMUTUSKAN

 

 

Menet apkan : KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG

PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PENETAPAN UANG PESANGON, UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN GANTI KERUGIAN DI PERUSAHAAN.

   

 

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

     

 

Dalam Keput usan Ment eri ini yang dimaksud dengan :

 

 

1. Perusahaan adalah :

a). Set iap bent uk usaha yang mempekerj akan pekerj a dengan t uj uan mencari keunt ungan at au t idak

b). Usaha-usaha sosial dan usaha - usaha lain yang t idak berbent uk perusahaan t et api mempunyai pengurus dan mempekerj akan orang lain dengan membayar upah, kecuali usaha - usaha sosial yang pembiayaannya t ergant ung subsidi pihak lain dan lembaga - lembaga sosial milik lembaga diplomat ik.

2. Pengusaha adalah :

a). Orang perseorangan, persekut uan at au badan hukum yang menj alankan sesuat u perusahaan milik sendiri;

b). Orang perseorangan, persekut uan at au badan hukum yang secara berdiri sendiri menj alankan perusahaan bukan miliknya;

c). Orang perseorangan, persekut uan at au badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan seba gaimana dimaksud pada huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

 

3. Pekerj a adalah t enaga kerj a yang bekerj a pada pengusaha dengan

menerima upah.

 

4. Pemut usan hubungan kerj a adalah pengakhiran hubungan kerj a ant ara

(3)

 

5. Pemut usan hubungan kerj a secara besar - besaran (massal) adalah

pemut usan hubungan kerj a t erhadap 10 (sepuluh) orang pekerj a at au lebih pada sat u perusahaan dalam sat u bulan at au t erj adi rent et an pemut usan hubungan kerj a yang dapat menggambarkan suat u it ikad pengusaha unt uk mengadakan pemut usan hubungan kerj a secara besar - besaran.

 

6. Uang pesangon adalah pembayaran berupa uang dari pengusaha kepada

pekerj a sebagai akibat adanya pemut usan hubungan kerj a.

 

7. Uang penghargaan masa kerj a adal ah uang j asa sebagaimana dimaksud

dalam Undang - undang No. 12 t ahun 1964 sebagai penghargaan pengusaha kepada pekerj a yang dikait kan dengan lamanya masa kerj a.

 

8. Gant i kerugian adalah pembayaran berupa uang dari pengusaha kepada

pekerj a sebagai penggant ian ist irahat t ahunan ist irahat panj ang, biaya perj alanan pulang ket empat dimana pekerj a dit erima bekerj a, f asillit as pengoba t an, f asilit as perumahan dan lain - lain yang dit et apkan oleh Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat sebagai akibat ada nya pengakhiran hubungan kerj a.

 

9. Tunj angan t et ap adal ah suat u imbalan yang dit erima oleh pekerj a secara

t et ap j uml ahnya dan t erat ur pembayaran nya yang t idak dikait kan dengan kehadiran at aupun pencapaian prest asi kerj a t ert ent u.

 

10. Pegawai Perant ara adalah Pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 1

ayat (1) huruf e Undang-undang No: 22 Tahun 1957 t ent ang Penyelesaian Perburuhan;

 

11. Panit ia Daerah adal ah Panit ia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan

Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) huruf f Undang - undang No. 22 t ahun 1957 t ent ang Penyel esaian Perselisihan Perburuhan;

 

12. Panit ia Pusat adalah Panit ia Penyelesaian Perburuhan Pusat sebagaimana

dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) huruf g pengusaha Undang - undang No. 22 Tahun 1957 t ent ang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan;

 

13. Ment eri adalah Ment eri yang bert anggung j awab di bidang ket enaga

kerj aan.  

     

Pasal 2  

     

(4)

 

dari Panit ia Daerah unt uk pemut usan hubungan kerj a perorangan dan dari Panit ia Pusat unt uk pemut usan hubungan kerj a massal.

 

(2). Pengecualian dari ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pengusaha dapat memut uskan hubungan kerj a t anpa memint a ij in kepada Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat dalam hal :

 

a. pekerj a dal am masa percobaan kerj a;

 

b. pekerj a mengaj ukan permint aan mengundurkan diri secara t ert ulis

at as kemauan sendiri t anpa mengaj ukan syarat ;

 

c. pekerj a t elah mencapai usia pensiun yang dit et apkan dalam

perj anj ian kerj a at au perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama;

 

d. berakhirnya perj anj ian kerj a wakt u t ert ent u;

 

e. pekerj a meninggal dunia.

 

3. Permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a t idak dapat diberikan apabila

pemut usan hubungan kerj a didasar kan at as :

 

a. hal - hal yang berhubungan dengan kepengurusan dan at au

keanggot aan serikat pekerj a yang t erdaf t ar di Depart emen Tenaga Kerj a at au dalam rangka membent uk serikat pekerj a at au melaksanakan t ugas - t ugas at au f ungsi serikat pekerj a di luar j am kerj a at au di dalam j am kerj a at as ij in t ert ulis pengusaha at au yang diat ur dalam kesepakat an kerj a bersama;

 

b. pengaduan pekerj a kepada pihak yang berwaj ib mengenai t ingkah

laku Pengusaha yang t erbukt i melanggar perat uran negara;

 

c. paham, agama, aliran, suku, gol ongan at au j enis kelamin.

 

4. Pemut usan hubungan kerj a dilarang :

 

a. pekerj a berhalangan masuk kerj a karena sakit menurut ket erangan

dokt er selama wakt u t idak melampaui 12 (dua belas) bulan t erus menerus;

 

b. pekerj a berhalangan menj alankan pekerj aannya karena memenuhi

kewaj iban t erhadap negara sesuai dengan perat uran perundang - undangan yang berlaku;

 

c. pekerj a menj alankan ibadah yang diperint ahkan agamanya dan yang

(5)

 

d. karena alsaan menikah, hamil , melahirkan at au gugur kandungan;

 

e. karena alasan pekerj a wanit a melaksanakan kewaj iban menyusui

bayinya yang t elah diat ur dal am perj anj ian kerj a at au perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama at au perat uran perundang - undangan;

 

f . pekerj a mempunyai pert alian darah dan at au ikat an perkawinan

dengan pekerj a lainnya di dalam sat u perusahaan, kecuali t elah diat ur dalam perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama;

 

5. Keadaan sakit t erus menerus sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf

a meliput i :

 

a. sakit menahun at au berkepanj angan sehingga t idak dapat

menj alankan pekerj aannya secara t erus menerus;

 

b. set elah sakit lama kemudian masuk bekerj a kembali t et api t idak lebih

dari 4 ( empat ) minggu kemudian sakit kembali.  

     

Pasal 3  

     

Ket ent uan penyelesaian pemut usan hubungan kerj a di t ingkat Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat dal am keput usan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan cara penundukan di ri secara sukarela oleh pekerj a dan pengusaha.

 

     

Pasal 4  

     

Panit ia Daerah dan Panit ia Pusat menyelesaikan perkara pemut usan hubungan kerj a berdasarkan t at a t ert ib persidangan menurut perat uran perundang - undangan yang berlaku

 

     

(6)

 

1). Hubungan kerj a yang mensyarat kan adanya masa percobaan kerj a sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a harus dinyat akan secara t ert ulis dan diberit ahukan kepada pekerj a yang bersangkut an;

 

2). Lamanya masa percobaan kerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling lama 3 (t iga) bulan dan hanya boleh diadakan unt uk sat u kali masa percobaan kerj a;

 

3). Pengusaha yang menerima pekerj a yang sebelumnya t elah mengikut i magang at au j ob t raining di perusahaannya at au di perusahaan yang dit unj uk ol eh pengusaha yang bersangkut an t idak boleh mempersyarat kan adanya masa percobaan kerj a;

 

4). Ket ent uan adanya masa percobaan kerj a t idak berlaku unt uk perj anj ian kerj a wakt u t ert ent u.

PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DI TINGKAT PERUSAHAAN DAN TINGKAT PEMERANTARAAN  

Pengusaha dengan segala daya upaya harus mengusahakan agar j angan t erj adi pemut usan hubungan kerj a dengan melakukan pembinaan t erhadap pekerj a yang bersangkut an at au dengan memperbaiki kondisi perusahaan dengan melakukan langkah - l angkah ef isiensi unt uk penyelemat an perusahaan.

 

(1). Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat dilakukan oleh pengusaha dengan cara memberikan peringat an kepada pekerj a baik lisan maupun t ert ulis sebel um melakukan pemut usan hubungan kerj a

 

(7)

 

hal pekerj a melakukan kesalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 18 ayat (1);

 

(3). Masa berlaku masing - masing surat peringat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) selama 6 ( enam) bulan, kecuali dit ent ukan l ain dalam perj anj ian kerj a at au perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama;

 

(4). Keabsahan surat peringat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada ket ent uan yang berlaku dalam perj anj ian kerj a at au perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama.

 

     

Pasal 8  

     

Penyimpangan dari ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) pengusaha dapat memberikan langsung surat peringat an t erakhir kepada pekerj a apabila :

 

a. Set elah 3 (t iga) kali bert urut - t urut pekerj a t et ap menolak unt uk menaat i

perint ah at au penugasan yang layak sebagaimana t ercant um dalam perj anj ian kerj a at au perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama;

 

b. Dengan sengaj a at au lalai mengakibat kan dirinya dalam keadaan t idak

dapat melakukan pekerj aan yang diberikan kepadanya;

 

c. Tidak cakap melakukan pekerj aan walaupun sudah dicoba dibidang t ugas

yang ada;

 

d. Melanggar ket ent uan yang t elah dit et apkan dalam perj anj ian kerj a at au

perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama yang dapat dikenakan peringat an t erakhir.

 

     

Pasal 9  

     

(8)

   

 

Pasal 10

   

 

(1). Dalam hal pemut usan hubungan kerj a t idak dapat dihindarkan maka pengusaha dan pekerj a it u sendiri at au dengan serikat pekerj a yang t erdaf t ar di Depart emen Tenaga Kerj a pabila pekerj a t ersebut menj adi anggot anya, waj ib merundingkan secara musyawarah unt uk mencapai kesepakat an penyelesaian mengenai pemut usan hubungan kerj a t ersebut ;

 

(2). Serikat pekerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merundingkan penyelesaian pemut usan hubungan kerj a t erhadap pekerj a yang bukan anggot anya harus mendapat kuasa secara t ert ulis dari pekerj a yang bersangkut an;

 

(3). Set iap perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan sebanyak - banyaknya 3 (t iga) kali dalam j angka wakt u paling lama 30 (t iga puluh) hari t akwim dan set iap perundingan dibuat risalah yang dit andat angani para pihak;

 

(4). Risalah perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) memuat ant ara lain :

 

a. nama dan alamat pekerj a;

 

b. nama dan alamat serikat pekerj a at au organisasi pekerj a lainnya yang

t erdaf t ar pada Depart emen Tenaga Kerj a;

 

c. nama dan alamat pengusaha at au yang mewakili;

 

d. t anggal dan t empat perundingan;

 

e. pokok masalah at au alasan pemut usan hubungan kerj a;

 

f . pendirian para pihak;

 

g. kesimpulan perundingan;

 

h. t anggal sert a t anda t angan pihak yang melakkuan perundingan.

 

(9)

 

(6). Perset uj uan bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) disert ai bukt i - bukt i yang ada harus disampaikan oleh pengusaha kepada Panit ia Daerah unt uk permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a perorangan at au kepada Panit ia Pusat unt uk permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a massal melalui Kant or Depart emen Tenaga Kerj a set empat .

 

(7). Dalam hal perundingan mencapai perset uj uan bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat pada dasarnya memberikan ij in sesuai dengan hasil kesepakat an, kecuali perset uj uan bersama t ersebut t idak sah.

 

(8). Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak mencapai kesepakat an penyelesaian, maka sebelum pengusaha mengaj ukan permohonan ij in kepada Panit ia Daerah unt uk pemut usan hubungan kerj a perorangan at au kepada Panit ia Pusat unt uk pemut usan hubungan kerj a massal, salah sat u pihak at au para pihak mengaj ukan permint aan unt uk diperant arai oleh Pegawai Perant ara sesuai dengan t ingkat kewenangannya.

 

(9). Risalah hasil perundingan baik yang t elah t ercapai perset uj uan bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) maupun t idak, harus dilampirkan pada set iap permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a.

   

 

Pasal 11

   

 

(1). Pegawai Perant ara harus menerima set iap permint aan pemerat aan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (8) dan dalam wakt u paling lama 7 (t uj uh) hari sej ak dit erimanya permohonan pemerant araan harus sudah mengadakan pemerant araan menurut perat uran perundang - undangan yang berlaku;

 

(2). Dalam hal Pegawai Perant ara menerima pemerant araan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan t ernyat a belum ada perundingan oleh kedua belah pihak, maka Pegawai Perant ara harus mengupayakan unt uk diadakan perundingan t erlebih dahulu;

 

(3). Pegawai Perant ara dalam melaksanakan pemerant araan penyelesaian pemut usan hubungan kerj a harus mengupayakan penyelesaian melalui perundingan secara musyawarah unt uk muf akat .

   

 

(10)

     

(1). Dalam hal pemerant araan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11 ayat (2) t idak t ercapai kesepakat an penyelesaian, Pegawai Perant ara harus membuat anj uran secara t ert ul is yang memuat saran akhir penyelesaian dengan menyebut kan dasar pert imbangannya dan menyampaikan kepada para pihak sert a mengupayakan t anggapan para pihak dalam wakt u paling lama 7 (t uj uh) hari sej ak dit erimanya anj uran t ersebut ;

 

(2). Dalam hal salah sat u pihak at au para pihak t idak memberikan t anggapan dalam wakt u 7 (t uj uh) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) maka dianggap menolak anj uran;

 

(3). Dalam hal salah sat u pihak at au para pihak menolak anj uran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) maka Pegawai Perant ara harus membuat l aporan pemerant araan secara lengkap sehingga memberikan ikht isar yang j elas mengenai penyel esaian pemut usan hubungan kerj a;

 

(4). Dalam hal pemerant araan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11 ayat (2) t ercapai kesepakat an penyelesaian maka dibuat perset uj uan bersama secara t ert ulis yang dit anda t angani oleh para pihak dan diket ahui oleh Pegawai Perant ara;

 

(5). Dalam hal pelaksanaan pemerant araan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) t erdapat t unt ut an yang bersif at normat if ant ara lain upah lembur dan t unj angan kecelakaan kerj a, maka Pegawai Perant ara memint a bant uan kepada Pegawai Pengawas Ket enagakerj aan Kant or Depart emen Tenaga Kerj a set empat unt uk menet apkan dan menghit ung hak pekerj a t ersebut ;

 

(6). Dalam hal pemerant araan mencapai kesepakat an penyelesaian at au t idak, Pegawai Perant ara harus menyampaikan berkas penyelesaian pemerant araan kepada Panit ia Daerah unt uk pemut usan hubungan kerj a perorangan at au kepada Panit ia Pusat unt uk pemut usan hubungan kerj a massal disert ai dat a secara lengkap dengan t embusan kepada Kant or Wilayah Deparet emen Tenaga Kerj a set empat .

   

 

Pasal 13

   

 

(11)

 

BAB III

   

 

PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DI TINGKAT PANITIA DAERAH DAN

PANITIA PUSAT

   

 

Pasal 14

 

     

(1). Set iap permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a dibuat di at as kert as bermat erai cukup sesuai dengan perat uran perundang - undangan yang berlaku;

 

(2). Permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat :

 

a. nama dan t empat kedudukan perusahaan / pemohon;

 

b. nama orang yang bert anggung j awab di perusahaan;

 

c. nama, j abat an, dan alamat pekerj a yang dimint akan pemut usan

hubungan kerj a;

 

d. umur, dan j umlah kel uarga dari pekerj a;

 

e. masa kerj a dan t anggal mulai bekerj a;

 

f . t empat pekerj a pert ama kali dit erima bekerj a;

 

g. rincian penghasilan t erakhir berupa uang dan nil ai cat u yang

diberikan dengan cuma - cuma;

 

h. upah t erakhir yang dit eriam pekerj a;

 

i. alasan Pengusaha unt uk melakukan pemut usan hubungan kerj a

secara t erinci;

 

j . bukt i t elah diadakan perundingan sebagaimana dimaksud dalam pasal

2 Undang - undang No. 12 Tahun 1964.

 

k. t anggal t erhit ung mulai berlakunya pemut usan hubungan kerj a

(12)

 

l. t empat dan t anggal permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a

diaj ukan; dan

 

m. hal - hal lain yang dianggap perlu.

 

(3). Permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menggunakan bent uk f ormulir sebagaimana cont oh dalam Lampiran keput usan Ment eri ini.

   

 

Pasal 15

   

 

(1). Dalam hal pekerj a mangkir bekerj a paling sedikit dalam wakt u 5 (lima) hri kerj a bert urut - t urut dan t el ah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara t ert ulis t et api pekerj a t idak dapat memberikan ket erangan t ert ulis t et api pekerj a t idak dapat memberikan ket erangan t ert ulis dengan bukt i yang sah, maka pengusaha dapat melakukan proses pemut usan hubungan kerj a;

 

(2). Pekerj a yang t idak masuk bekerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) karena melakukan mogok kerj a yang dilakukan sesuai perat uran perundang - undangan yang berlaku t idak dapat dinyat akan sebagai mangkir.

   

 

Pasal 16

   

 

(1). Sebelum ij in pemut usan hubungan kerj a diberikan oleh Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat dan apabil a pengusaha melakukan skorsing sesuai ket ent uan dalam perj anj ian kerj a at au perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama, maka pengusaha waj ib membayar upah paling sedikit 75% (t uj uh puluh lima perserat us) dari upah yang dit erima pekerj a;

 

(2). Skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan secara t ert ulis dan disampaikan kepada pekerj a yang bersangkut an dengan alasan yang j elas, dan kepada pekerj a yang bersangkut an harus diberikan kesempat an membela diri;

 

(13)

 

(4). Set elah masa skorsing berj alan selama 6 (enam) bulan dan belum ada put usan Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat , maka upah sel anj ut nya dit ent ukan oleh Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat .

                 

Pasal 17

   

 

(1). Sebelum ij in pemut usan hubungan kerj a diberikan oleh Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat sedangkan pengusaha t idak melakukan skorsing t erhadap pekerj a maka pengusaha dan pekerj a harus t et ap memenuhi segala kewaj ibannya;

 

(2). Dalam hal pekerj a t idak dapat memenuhi segala kewaj ibannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) karena dilarang oleh pengusaha dan pengusaha t idak melakukan skorsing, maka pengusaha waj ib membayar upah pekerj a selama dalam proses sebesar 100% (serat us per serat us);

 

(3). Dalam hal pekerj a t idak memenuhi segala kewaj ibannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) at as kemauan pekerj a sendiri, maka pengusaha t idak waj ib memberikan upah pekerj a selama dalam proses;

 

(4). Dalam hal pegusaha dan pekerj a t idak dapat memenuhi segala kewaj ibannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bukan karena pekerj a dilarang bekerj a oleh pengusaha at au bukan at as kemauan pekerj a sendiri, maka pengusaha waj ib membayar upah pekerj a selam dalam proses sebesar 75% (t uj uh puluh lima per serat us).

   

 

Pasal 18

 

     

(1). Ij in pemut usan hubungan kerj a dapat diberikan karena pekerj a melakukan kesalahan berat sebagai berikut :

 

a. penipuan, pencurian dan penggelapan barang / uang milik pengusaha

at au milik t eman sekerj a at au milik t eman pengusaha, ; at au

 

(14)

 

merugikan pengusaha at au kepent ingan Negara; at au

 

c. mabok, minum - minuman keras yang memabokkan, madat , memakai

obat bius at au menyal ahgunakan obat - obat an t erlarang at au obat - obat an perangsang lainnya yang dilarang ol eh perat uran perundang - undangan, di t empat kerj a, dan di t empat - t empat yang dit et apkan perusahaan; at au

 

d. melakukan perbuat an asusila at au melakukan perj udian di t empat

kerj a; at au

 

e. menyerang, mengint imidasi at au menipu pengusaha at au t eman

sekerj a dan memperdagangkan barang t erlarang baik dalam lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan; at au

 

f . menganiaya, mengancam secara phisyk at au ment al, menghina

secara kasar pengusaha at au kel uarga pengusaha at au t eman sekerj a; at au

 

g. membuj uk pengusaha at au t eman sekerj a unt uk melakukan sesuat u

perbuat an yang bert ent angan dengan hukum at au kesusilaan sert a perat uran perundangan yang berlaku; at au

 

h. membuj uk pengusaha at au t eman sekerj a unt uk melakukan sesuat u

perbuat an yang bert ent angan dengan hukum at au kesusilaan sert a perat uran perundangan yang berlaku; at au

 

i. membuj uk pengusaha at au t eman sekerj a unt uk melakukan sesuat u

perbuat an yang bert ent angan dengan hukum at au kesusilaan sert a perat uran perundangan yang berlaku; at au

 

j . membongkar at au membocorkan rahasia perusahaan at au

mencemarkan anam baik pengusaha dan at au kel uarga pengusaha yang seharusnya dirahasiakn kecuali unt uk kepent ingan negara; dan

 

k. hal - hal lain yang diat ur dalam perj anj ian kerj a at au perat uran

perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama.  

(2). Pengusaha dalam memut uskan hubungan kerj a pekerj a dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menyert akan bukt i yang ada dalam permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a;

(3). Terhadap kesalahan pekerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan t indakan skorsing sebelum ij in pemut usan hubungan kerj a diberikan Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat ;

(15)

 

t elah memenuhi syarat unt uk mendapat kan uang penghargaan masa kerj a dan uang gant i kerugian;

(5). Pekerj a yang melakukan kesalahan di luar kesalahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diput uskan hubungan masa kerj anya dengan mendapat uang pesangon, uang penghargaan masa kerj a dan gant i kerugian;

(6). Dalam hal t erj adi pemut usan hubungan kerj a karena alasan pekerj a melakukan kesalahan berat t et api pengusahat idak mengaj ukan permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a, maka sebelum ada put usan Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat , upah pekerj a selama proses dibayar 100% (serat us per serat us).

 

 

Pasal 19

   

 

(1). Pengusaha dapat mengaj ukan permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a dengan alasan pekerj a dit ahan oleh pihak yang berwaj ib karena pengaduan pengusaha maupun bukan;

 

(2). Dalam hal pekerj a dit ahan oleh pihak yang berwaj ib bukan at as pengaduan pengusaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), permohonan ij in dapat diaj ukan set elah pekerj a dit ahan paling sedikit selama 60 (enam puluh) hari t akwim;

 

(3). Dalam hal pekerj a dit ahan oleh pihak yang berwaj ib sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pengusaha t idak waj ib membayar upah t et api waj ib memberikan bant uan kepada keluarga yang menj adi t anggungannya, dengan ket ent uan sebagai berikut :

 

a. Unt uk 1 orang t anggungan : 25 % dari upah

b. Unt uk 2 orang t anggungan : 35 % dari upah

c. Unt uk 3 orang t anggungan : 45 % dari upah

d. Unt uk 4 orang t anggungan : 50 % dari upah

 

(4). Bant uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan unt uk paling lama 6 (enam) bulan t akwim t erhit ung sej ak hari pert ama pekerj a dit ahan pihak yang berwaj ib;

 

(16)

 

berlaku paling lama 6 (enam) bulan t akwim t erhit ung sej ak hari pert ama sej ak pekerj a dit ahan;

 

(6). Dalam hal pekerj a dibebaskan dari t ahanan karena pengaduan pengusaha dan t ernyat a t idak t erbukt i melakukan kesalahan, maka pengusaha waj ib mempekerj akan kembali pekerj a dengan membayar upah penuh besert a hak lainnya yang seharusnya dit erima pekerj a t erhit ung sej ak pekerj a dit ahan;

 

(7). Dalam hal pekerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) diput uskan oleh Pengadilan Negeri t erbukt i melakukan kesalahan, maka pengusaha dapat mengaj ukan permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a.

   

 

Pasal 20

 

     

(1). Dengan memperhat ikan azas keseimbangan dan keadilan, pekerj a dapat mengaj ukan permohonan pengakhiran hubungan kerj a kepada Panit ia Daerah dan at au Panit ia Pusat , apabila pengusaha :

 

a. melakukan penganiayaan, menghina secara kasar at au mengancam

pekerj a;

 

b. membuj uk dan at au menyuruh pekerj a unt uk melakukan perbuat an

yang bert ent angan dengan undang - undang kesusilaan;

 

c. 3 (t iga) kali bert urut - t urut at au lebih t idak membayar upah t epat

pada wakt u yang t elah dit ent ukan;

 

d. melalaikan kewaj iban yang t elah dij anj ikan kepada pekerj a;

 

e. t idak memberikan pekerj aan secukupnya kepada pekerj a yang

upahnya berdasarkan hasil pekerj aan;

 

f . memerint ahkan pekerj a unt uk melaksanakan pekerj aan diluar yang

diperj anj ikan;

 

g. memberikan pekerj aan yang membahayakan j iwa, keselamat an ,

kesehat an dan kesusil aan pekerj a sedangkan pekerj aan t ersebut t idak diket ahui pada wakt u perj anj ian kerj a dibuat .

 

(17)

 

PENETAPAN UANG PESANGON, UANG

PENGHARGAAN MASA KERJA DAN GANTI KERUGIAN

 

Dalam hal Panit ia Daerah at au Panit i a Pusat memberikan ij in pemut usan hubungan kerj a maka dapat dit et apkan pula kewaj iban pengusaha unt uk memberikan kepada pekerj a yang bersangkut an uang pesangon dan at au uang penghargaan masa kerj a dan at au gant i kerugian.

 

Besarnya uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dit et apkan paling sedikit sebagai berikut :

(18)

 

Besarnya uang penghargaan masa kerj a sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dit et apkan sebagai berikut :

Gant i kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 meliput i :

 

a. gant i kerugian unt uk ist irahat t ahunan yang belum diambil dan belum

gugur;

 

b. gant i kerugian unt uk ist irahat panj ang bilamana di perusahaan yang

bersangkut an berlaku perat uran ist irahat panj ang dan pekerj a belum mengambil ist irahat it u menurut perbandingan ant ara masa kerj a pekerj a dengan masa kerj a yang dit ent ukan unt uk dapat mengambil ist irahat panj ang;

 

c. biaya at au ongkos pulang unt uk pekerj a dan keluarganya ke t empat

dimana pekerj a dit erim bekerj a.

 

(19)

 

sebesar 15% (lima belas per serat us) dari uang pesangon dan at au uang penghargaan masa kerj anya t elah memenuhi syarat unt uk mendapat kan uang penghargaan masa kerj a;

 

(1). Upah sebagai dasar pembayaran uang peangon, uang penghargaan masa kerj a dan gant i kerugian t erdiri dari :

 

a. upah pokok

 

b. segala macam t unj angan yang bersif at t et ap yang diberikan kepada

pekerj a dan keluarganya;

 

c. harga pembelian dari cat u yang diberikan kepada pekerj a secara

cuma - cuma apabila cat u harus dibayar pekerj a dengan subsidi maka sebagai upah dianggap selisih ant ara harga yang harus dibayar oleh pekerj a.

 

(2). Dalam hal pekerj a diberikan upah at as dasar perhit ungan upah borongan at au pot ongan, besarnya upah sebulan sama dengan pendapat an rat a - rat a selama 3 (t iga) bulan t erakhir;

 

(3). Dalam hal pekerj aan t ergant ung dari keadaan cuaca dan upahnya didasrkan pada upah borongan, maka perhit ungan upah sebulan dihit ung dari upah rat a - rat a 12 (dua belas bulan) t erakhir;

 

(4). Bagi pekerj a yang menerima upah secara harian at au secara borongan maka segala macam t unj angan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b yang dibayarkan oleh pengusaha dihit ung sebagai komponen upah unt uk dasar perhit ungan pemberian uang pesangon, uang penghargaan masa kerj a dan gant i kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 24.

(20)

 

masa kerj a dan gant i kerugian sesuai ket ent uan Pasal 23 dan Pasal 24  

       

Pasal 27  

     

(1). Dalam hal pemut usan hubungan kerj a perorannan bukan karena kesalahan pekerj a t et api pekerj a dapat mewnerima pemut usan hubungan kerj a , maka pekerj a berhak at as uang pesangon paling sedikit 2 (dua) kali sesuai ket ent uan Pasal 22, uang penghargaan masa kerj a sesuai ket ent uan Pasal 23 dan gant i kerugian sesuai ket ent uan Pasal 24, kecuali at as perset uj uan kedua belah pihak dit ent ukan lain

 

(2). Dalam hal pemut usan hubungan kerj a massal karena perusahaan t ut up akibat mengalami kerugian t erus menerus disert ai dengan bukt i laporan keuangan yang t elah diaudit oleh akunt an publik paling sedikit 2 (dua) t ahun t erakhir, at au keadaan memaksa (f orce maj or) besarnbya uang pesangon, uang penghargaan masa kerj a dan gant i kerugian dit et apkan berdasarkan ket ent uan Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 24, kecuali at as perset uj uan kedua belah pihak.

 

(3). Dalam hal pemut usan hubungan kerj a massal karena perusahaan t ut up bukan karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) at au karena perusahaan melakukan ef isiensi, maka pekerj a berhak at as uang pesangon sebesar 2 (dua) kali sesuai ket ent uan Pasal 23, dan uang gant i kerugian sesuai ket ent uan Pasal 24, kecuali at as perset uj uan kedua belah pihak dit et apkan lain.

 

     

Pasal 28  

     

(21)

 

(2). Dalam hal t erj adi pemut usan hubungan kerj a karena perubahan st at us at au perubahan pemilikan perusahaan sebagian at au seluruhnya at au perusahaan pindah lokasi dan pengusaha t idak bersedia menerima pekerj a di perusahaannya dengan alasan apapun, maka pekerj a berhak at as uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ket ent uan Pasal 22, uang pengharagaan masa kerj a sesuai ket ent uan Pasal 23, dan gant i kerugian sesuai ket ent uan Pasal 24, kecuali at as perset uj uan kedua belah pihak. .

 

(3). Kewaj iban unt uk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerj a

dan gant i kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dibebankan kepada pengusaha baru kecuali diperj anj ikan lain ant ara pengusaha lama dengan pengusaha baru.

 

     

Pasal 29  

     

Dalam hal Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat menolak permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a at au menyat akan hubungan kerj a t idak t erput us, maka kepada pekerj a dibayarkan upah penuh besert a hak lainnya yang seharusnya dit erima.

 

     

Pasal 30  

     

(1). Apabila dal am permohonan ij in pemut usan hubungan kerj a kepada Panit ia daerah at au Panit ia Pusat t erdapat t unt ut an upah lembur, Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat dalam memberikan ij in harus t ermasuk pula penyelesaian upah lembur sesuai perhit ungan yang t elah dit et apkan oleh Pegawai Pengawas Ket enagakerj aan, Kant or Draprt emen Tenaga Kerj a set empat .

 

(2). Apabila j umlah t unt ut an upah lembur t elah ada kesepakat an bersama ant ara pekerj a dengan pengusaha dan diket ahui oleh Kant or Depart emen Tenaga Kerj a set em, pa, maka put usan Panit ia Daerah at au Panit ia Pusat sesuai dengan kesepakat an kerj a bersama t ersebut . .

 

     

(22)

 

(1). Dalam hal pekerj a put us hubungan kerj anya karena usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c, dan dalam perj anj ian kerj a at au perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama t elah diat ur adanya j aminan at au manf aat pensiun maka pekerj a t idak berhak mendapat kan uang pesangon, uang penghargaan masa kerj a dan gant i kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, kecuali diat ur lain dalam perj anj ian kerj a, perat uran perusahaan at au perj anj ian kerj a bersama.

 

(2). Dalam hal perj anj ian kerj a at au perat uran perusahaan at au kesepakat an kerj a bersama t idak mengat ur j aminan at au manf aat pensiun maka pengusaha waj ib memberikan kepada pekerj a yang put us hubungan kerj anya uang pesangon sebesar 2 (dua) kal i ket ent uan Pasal 22, dan uang penghargaan masa kerj a sesuai ket ent uan Pasal 23, dan gant i kerugian sesuai ket ent uan Pasal 24, kecuali at as perset uj uan kedua belah pihak dit et apkan lain.

 

     

Pasal 32  

     

Dalam hal pekerj a put us hubungan kerj anya karena meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e, maka pengusaha waj ib membayar sant unan kepada ahli waris pekerj a yang sah, uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ket ent uan Pasal 22, dan uang penghargaan masa kerj a sesuai ket ent uan Pasal 23 dan gant i kerugian sesuai Pasal 24.

 

     

Pasal 33  

     

Pembayaran uang pesangon, uang penghargaan masa kerj a dan gant i kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 harus dilakukan secara t unai.

 

     

BAB V

(23)

   

 

(1). Set iap put usan Panit ia daerah yang t el ah mendasarkan put usannya kepada ket ent uan dalam Perat uiran Ment eri Tenaga Kerj a Nomor Per- 03/ Men/ 1996 kemudian dimint akan banding set elah dikeluarkannya Keput usan Ment eri ini, maka Panit ia Pusat dalam menyelesaikan perkara banding t ersebut t et ap mendasarkan put usannya kepada Perat uran Ment eri Tenaga Kerj a Nomor Per-03/ Men/ 1996.

 

(2). Set iap put usan Panit ia Pusat yang t elah mendasarkan put usannya kepada ket ent uan dalam Perat uran Ment eri t enaga Kerj a Nomor Per-03/ Men/ 1996 kemudian oleh Ment eri Tenaga Kerj a diadakan peninj auan kembali at au penundaan pelaksanaan put usan, maka dalam mengat ur akibat dari pembat alan at au penundaan pel aksanaan put usan, maka dalam mengat ur akibat dari pembat al an at au penundaan pelaksanaan put usan t ersebut Ment eri t et ap mendasarkan keput usannya kepada Perat uran Ment eri Tenaga Kerj a Nomor Per-03/ Men/ 1996.

 

     

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 35

   

 

Perj anj ian Kerj a at au Perat uran Perusahaan at au Kesepakat an Kerj a Bersama yang menet apkan pemberian uang pesangon, uang j asa dan gant i kerugian berdasarkan Perat uran Ment eri Tenaga Kerj a Nomor 03/ Men/ 1996, maka sej ak berlakunya Keput usan Ment eri ini harus dengan sendirinya penet apan uang pesangon, uang penghargaan masa kerj a dan gant i kerugian didasarkan kepada Keput usan Ment eri ini

 

     

Pasal 36

 

     

(24)

 

Pasal 37

   

 

Keput usan Ment eri ini mulai berlaku pada t anggal dit et apkan.

 

         

Dit et apkan

Di : J a k a r t a

Pada

Tanggal : 20 Juni 2000

   

MENTERI TENAGA KERJA R. I

     

Referensi

Dokumen terkait

Karenannya, implikasi filosofi terhadap pendidikan islami adalah bahwa pendidikan islam itu merupakan suatu proses atau tahapan diana peserta didk diberi bantuan kemudahan untuk

Barisan aritmetika bertingkat adalah barisan bilangan yang tidak memiliki beda tetap, tetapi apabila beda itu dijadikan barisan bilangan, demikian seterusnya maka pada suatu saat

PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA IND USTRI TERHADAP MINAT BERKARIR MAHASISWA PEND ID IKAN TEKNOLOGI AGROIND USTRI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Berdasarkan Penetapan Pemenang Paket Pekerjaan PENINGKATAN JALAN SONUO - OLLOT - LAPANGAN OLLOT ARAH

Figure 1 show percentage of students who possess sufficient self-confidence (score of 6 and above) to success as an entrepreneur, financing aspect, managerial skill aspect,

Abstract: Study on ethnobotany, nutritional composition and DPPH radical scavenging of leafy vegetables of wild Paederia foetida and Erechtites hieracifolia in

[r]