• Tidak ada hasil yang ditemukan

ppm pasangan dan sandhangan upload

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ppm pasangan dan sandhangan upload"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 PASANGAN DAN SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA1

oleh: Sri Hertanti Wulan

hertanti_wulan@uny.ac.id

Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY

Aksara nglegena yang digunakan dalam ejaan bahasa Jawa pada dasarnya terdiri

atas dua puluh aksara yang bersifat silabik Darusuprapta (2002: 12-13). Masing-masing aksara mempunyai aksara pasangan, yakni aksara yang berfungsi untuk menghubungkan suku kata mati/tertutup dengan suku kata berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup dengan wignyan (.. ), layar (....), dan cecak (....). Pasangan – pasangan tersebut antara

lain:

a) Aksara pasangan wutuh, ditulis di bawah aksara yang diberi pasangan dan tidak

[image:1.595.120.481.399.612.2]

disambung, yaitu antara lain:

Tabel 1 Pasangan Wutuh

pasangan Wujud Contoh

Ra … dalan ramé=

Ya … tumbas yuyu =

Ga … dalan gĕdhé =

nga .… dolan ngomah =

b) Aksara pasangan tugelan ditulis di belakang aksara yang diberi pasangan dan

tidak disambungkan dengan aksara yang diberi pasangan, yaitu antara lain:

(2)
[image:2.595.124.485.97.528.2]

2 Tabel 2.1

Pasangan Tugelan

pasangan Wujud Contoh

ha … adhĕm hawané =

pa … bakul pĕlĕm =

sa … dalan sĕpi =

c) Aksara pasangan tugelan ditulis di bawah aksara yang diberi pasangan dan tidak

[image:2.595.130.487.330.507.2]

disambungkan dengan aksara yang diberi pasangan, yaitu antara lain: Tabel 2.2

Pasangan Tugelan

pasangan Wujud Contoh

ka … kilèn kalen=

ta … wis takon =

la … tas larang =

Pasangan pasangan tersebut, bila mendapatkan sandhangan suku maupun

wyanjana (cakra, keret, pengkal), maka harus dikembalikan seperti aksara utuh, misalnya:

1) kidul kulon =

2) kulon kraton =

3) kidul krĕtĕk =

(3)

3

d) Aksara pasangan tugelan ditulis di bawah aksara yang diberi pasangan, baik

disambung ataupun tidak disambung dengan aksara yang diberi pasangan, yaitu

[image:3.595.116.477.131.400.2]

antara lain:

Tabel 2.3 Pasangan Tugelan

pasangan Wujud contoh

Dha … Tumbas dhawĕt =

Ba … Tumbas bĕnang =

Tha … Wis thѐthѐk =

e) Aksara pasangan yang mempunyai bentuk sendiri dan berbeda dari aksaranya,

[image:3.595.142.492.461.598.2]

ditulis di bawah aksara yang diberi pasangan dan penulisannya disambung dengan aksara yang diberi pasangan, yaitu antara lain:

Tabel 3

Pasangan yang Mempunyai Bentuk Sendiri

pasangan

wujud Contoh

wa … nonton wayang =

na … wis nulis =

nya … wis nyapu =

f) Aksara pasangan yang mempunyai bentuk sendiri dan berbeda dari aksaranya,

ditulis di bawah aksara yang diberi pasangan, dan penulisannya disambung

(4)
[image:4.595.140.455.127.333.2] [image:4.595.147.398.581.757.2]

4 Tabel 4

Pasangan yang Mempunyai Bentuk Sendiri

Pasangan wujud Contoh

Ca … Tumbas cumi-cumi =

Da … Wis dadi =

Ja … Tumbas jajan =

Ma …

Wis matĕng =

2) Aksara Murda dan Pasangan

Menurut Darusuprapta (2002: 12-13), aksara murda dapat dipakai untuk

menuliskan nama gelar, nama diri, nama geografi, nama lembaga pemerintah, nama lembaga berbadan hukum. Aksara murda tidak dipakai sebagai penutup suku kata.

Aksara murda adalah aksara yang harus diucapkan dengan nafas banyak.

Aksara murda cukup ditulis satu saja dalam satu kata yaitu pada aksara yang paling

depan, jika aksara yang paling depan tidak ada aksara murda maka aksara

belakangnya yang ditulis dengan aksara murda (Padmosoekotjo, 1987: 37-38).

Aksara murda berjumlah tujuh buah, yaitu:

Tabel 7

Aksara Murda dan Pasangan

(5)

5 3) Sandhangan

Menurut Darusuprapta (2002: 18), sandhangan ialah penanda yang

berfungsi sebagai pengubah bunyi aksara Jawa. Di dalam penulisan kata, aksara Jawa yang tidak mendapat sandhangan diucapkan sebagai gabungan konsonan dan vocal a. Sandhangan dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu antara lain:

(1) Sandhangan swara (vokal) adalah tanda yang dipergunakan untuk

[image:5.595.162.516.311.654.2]

mengubah vocal dasar aksara Jawa baku. Sandhangan tersebut antara lain:

Tabel 5 Sandhangan Swara

Nama Wujud Keterangan

Wulu Tanda vokal i [i]

Contoh dalam kata : siji =

Pêpêt

Tanda vokal ê [ə]

Contoh dalam kata : mêtu =

Taling

… 1) Tanda vokal é [e]

Contoh dalam kata : lélé =

2) Tanda vokalѐ [ε]

Contoh dalam kata : mѐlu =

Taling tarung

… Tanda vokal o [o]

Contoh dalam kata : loro= Suku

… Tanda vokal u [u]

Contoh dalam kata : tuku=

(6)

6

terletak pada posisi akhir suku kata. Sandhangan tersebut adalah sebagai

[image:6.595.163.508.175.342.2]

berikut:

Tabel 6

Sandhangan Panyigeg Wanda

Nama Wujud Keterangan

Layar

.... Tanda konsonan r

Contoh dalam kata : pasar= Wignyan

.... Tanda konsonan h

Contoh dalam kata : gajah = Cêcak

.... Tanda konsonan ng

Contoh dalam kata : layang =

(3) Sandhangan wyanjana terdiri dari tiga macam, yaitu ( ) cakra adalah tanda

yang dipergunakan pada suku kata yang berunsur ra yang melekat pada

konsonan; ( ) kêrêt adalah tanda yang dipergunakan pada suku kata

berunsur rê yang melekat pada konsonan; dan ( ) péngkal tanda yang

[image:6.595.148.477.545.695.2]

dipergunakan pada suku kata yang berunsur ya yang melekat, seperti pada tabel berikut:

Tabel 7

Sandhangan Wyanjana

Nama Wujud Keterangan

Cakra

.. .. Tanda konsonan ra

Contoh dalam kata : prau = Kêrêt

… Tanda konsonan rê

Contoh dalam kata : krêtêg= Péngkal

… Tanda konsonan ya

(7)
[image:7.595.144.435.179.325.2]

7 4) Tanda baca (Pratandha)

Tabel 8 Tanda Baca

(sumber: Wikipedia)

Daftar Pustaka

Darusuprapta, dkk. (2002). Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusatama.

S. Padmosoekotjo. (1989). Wewaton panulise basa jawa nganggo aksara jawa. Surabaya: PT. Citra Jaya Murti.

Slamet Riyadi. (2002). Ha-na-ca-ra-ka (kelahiran, penyusunan, fungsi, dan makna).

Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Sudaryanto. (1991). Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Wikipedia. Hanacaraka. Diambil pada 10 Desember 2009, dari

Gambar

Tabel 1  Pasangan Wutuh
Tabel 2.1 Pasangan Tugelan
Tabel 2.3 Pasangan Tugelan
Tabel 4 Pasangan yang Mempunyai Bentuk Sendiri
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi koping pada lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya dapat dilihat dari 4 aspek, antara lain aspek keaktifan

Penelitian lain yang berjudul Hubungan antara Kualitas dan Keterbukaan Diri dengan Komitmen Perkawinan pada Pasangan Suami Istri oleh. Setia

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang menjadi latar belakang pasangan suami istri melakukan perkawinan di bawah umur di Kecamatan Jambon yaitu,

diberi nomor angka Arab dan judul tabel yang panjangnya lebih dari satu baris ditulis dengan spasi tunggal, dengan huruf kapital diawal setiap kata..

Faktor-Faktor yang menghambat pasangan usia subur memilih metode kontrasepsi mantap tubektomi antara lain kurangnya informasi (pengetahuan) tentang Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemenangan YAKIN antara lain popularitas Widya dan Mustamsikin, kesesuaian pasangan Widya- Mustamsikin yang melengkapi dari segi

1) Tulisan ‘tabel’, nomor tabel dan judul tabel dicantumkan di atas tabel, di tengah-tengah antara tepi kanan dan kiri. 2) Judul tabel ditulis di bawah nomor tabel dengan jarak satu

2 Tingkat harga diri Lansia yang tidak memiliki pasangan hidup Tabel 4.4 Tingkat Harga Diri Lansia Yang Tidak Memiliki Pasangan Hidup Di Desa Candisari Purwodadi Grobogan Tahun 2017