JEJARING KERJA (KEMITRAAN)
Oleh
Ir. Pangerang, MP (PPL Kab. Maros)
A. PENGERTIAN JEJARING KERJA (KEMITRAAN)
Jejaring Kerja (kemitraan) atau sering disebut partnership, secara etimologis
berasal dari akar kata partner. Partner dapat diartikan pasangan, jodoh, sekutu
atau kompanyon. Sedangkan partnership diterjemahkan persekutuan atau
perkongsian. Dengan demikian, kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu
bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan
kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih baik
B. HAKEKAT MEMBANGUN JEJARING KERJA (KEMITRAAN)
Membangun Jejaring Kerja (kemitraan) pada hakekatnya adalah sebuah proses
membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber
daya atas dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan diantara
pihak-pihak yang bermitra yang dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman
atau kesepakatan guna mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar.
Membangun Jejaring Kerja (kemitraan) dapat dilakukan jika pihak-pihak yang
bermitra memenuhi persyaratan berikut:
a. Ada dua pihak atau lebih organisasi/lembaga
b. Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga.
c. Ada kesepakatan/kesepahaman
d. Saling percaya dan membutuhkan
C. LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN KEMITRAAN
1. Pemetaan
perlu melakukan pemetaan tentang lembaga/orgnaisasi yang sekiranya bisa
diajak bermitra baik diwilayah sekitarnya maupun jangkauan yang lebih luas.
Pemetaan dilakukan terhadap lembaga atau organisasi diantaranya yaitu:
a. Lembaga pemerintah
1) Departemen atau Dinas pendidikan
2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3) Dinas Kesehatan
4) Kepolisian
5) Depsos (untuk program care giver, baby sitter)
6) UPT P/D PNFI (P2PNFI, BPPNFI, BPKB dan SKB)
7) Dinas Pariwisata dan budaya (untuk kursus bahasa, perhotelan,
pemandu wisata, seni).
8) Dinas perindustrian dan perdagangan
b. Lembaga perbankan/ keuangan dan koperasi yang ada di wilayah sekitar
seperti : (1) BRI; (2) BNI; (3). BPD; (4). BKK; (5) BKK; (6). KUD; (8). Koperasi
simpan pinjam (KOSIPA)
c. Organisasi kemasyarakatan dan sosial yang memiliki kesamaan visi, misi
dan tujuan.
d. Badan koordinasi dan Sertifikasi Profesi (BKSP) dan Lembaga sertifikasi
profesi (LSP)
e. Lembaga sertifikasi kompetensi (LSK) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK)
f. Tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda.
g. Dunia usaha dan industri (dudi); program yang bisa disinergikan:
h. Lembaga pendidikan seperti lembaga pendidikan tinggi dan sekolah maupun
pondok pesantren.
i. Asosiasi profesi (HIPMI, Komunitas Entrepreneur, HIPKI, HISSPI, IKABOGA,
2. Menggali dan mengumpulkan informasi
Setelah dilakukan pemetaan maka langkah selanjutnya adalah menggali
informasi tentang tujuan organisasi, ruang lingkup pekerjaan (bidang
garapan), visi misi dsb. Informasi ini berguna untuk menjajagi kemungkinan
membangun jaringan dan kemitraan. Pengumpulan informasi dapat dilakukan
dengan pendekatan personal, informal dan formal.
3. Menganalisis informasi
Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya kita menganalisis
dan menetapkan mana pihak-pihak yang perlu ditindaklanjuti untuk
penjajagan kerjasama yang relevan dengan permasalahan dan kebutuhan
yang dihadapi
4. Penjajagan Kerjasama
Menindak lanjuti hasil analisis data dan informasi, perlu dilakukan penjajagan
lebih mendalam dan intens dengan pihak-pihak yangmemungkinkan diajak
kerjasama. Penjajagan dapat dilakukan dengan cara melakukan audiensi atau
presentasi tentang profil dan penawaran program-program yang bisa
dikerjasamakan baik secara formal maupun non formal
5. Penyusunan rencana kerjasama.
Jika beberapa pihak sepakat untuk bekerjasam maka langkah selanjutnya
adalah penyusunan rencana kerja sama. Dalam perencanaan harus
melibatkan pihak-pihak yang akan bermitra sehingga semua aspirasi dan
kepentingan setiap pihak dapat terwakili.
6. Membuat kesepakatan
Pihak-pihak yang ingin bermitra perlu untuk merumuskan peran dan
tanggungjawab masing-masing pihak pada kegiatan yang akan dilakukan
bersam yang dituangkan dalam nota kesepahan atau sering disebut
7. Penandatanganan akad kerjasama (MOU)
Nota kesepahaman yang sudah dirumuskan selanjutnyaditandatangani oleh
pihak-pihak yang bermitra yang sering disebut MOU (Memorandum Of
Understanding)
8. Pelaksanaan kegiatan
Tahap ini adalah merupakan tahap implementasi dari rencanakerjasama yang
sudah disusun bersama dalam rangka mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tanggungjawab dan peran
masing-masing pihak yang bermitra.
9. Monitoring dan evaluasi
Selama pelaksanaan kerjasama perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.
Tujuan monitoring adalah memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan
sehingga dapat dicegah terjadinya penyimpangan (deviasi) dari tujuan yang
ingin dicapai. Disamping itu juga segala permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan kegiatan dapat dicarikan solusinya. Hasil monitoring dapat
dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi. Perlu dilakukan evaluasi bersama
antar pihak yang bermitra untuk mengetahui kegiatan mana yang belum bisa
berjalan sesuai rencana dan mana yang sudah, tujuan mana yang sudah
tercapai dan mana yang belum, masalah/ kelemahan apa yang menghambat
pencapaian tujuan dan pnyebabnya.
10. Perbaikan
Hasil evaluasi oleh pihak-pihak yang bermitra akan dipakai sebagai dasar
dalam melakukan perbaikan dan pengambilan keputusan selanjutnya apakah
kerjasama akan dilanjutkan pada tahun berikutnya atau tidak.
11. Perencanaan selanjutnya.
Jika pihak-pihak yang bermitra memandang penting untuk melanjutkan
kerjasama, maka mereka perlu merencankan kembali kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahu berikutnya. Perencanaan selanjutnya perlu
mungkin dipandang perlu untuk memperpanjang akad kerjasama dengan atau
tanpa perubahan nota kesepahaman
1. Mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya
perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)
2. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan
prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.(Dr. Muhammad Jafar
Hafsah ).
3. Kemitraan merupakan jalinan kerjasama usaha yang merupakan strategi
bisnis yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling
membutuhkan, saling memperbesar dan saling menguntungkan.
4. Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling
menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha
menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan
pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan,
menguntungkan dan memperkuat.
Kemitraan usaha pertanian berdasarkan azas persamaan kedudukan,
keselarasan, peningkatan keterampilan kelompok mitra oleh perusahaan mitra
melalui hubungan yang :
a. Saling memerlukan dalam arti perusahaan mitra memerlukan pasokan
bahan baku dan kelompok mitra memerlukan penampungan hasil dan
bimbingan;
b. Saling memperkuat dalam arti baik kelompok mitra maupun perusahaan
mitra sama-sama memperhatikan tanggung jawab moral dan etika bisnis,
sehingga akan memperkuat kedudukan masing-masing dalam meningkatkan
daya saing usahanya;
c. Saling menguntungkan, yaitu baik kelompok mitra maupun perusahaan mitra
memperoleh peningkatan pendapatan, dan kesinambungan usaha;
a. meningkatkatnya produktivitas,
b. efisiensi,
c. jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas,
d. menurunkan resiko kerugian,
e. memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan
f. meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional
2. Sudut Moral,
kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan dam kesetaraan.
3. Sudut Pandang Soial-Politik,
kemitraan usaha dapat mencegah kesenjangan sosial, kecemburuan sosial,
dan gejolah sosial-politik.
E. BENTUK-BENTUK POLA KEMITRAAN 1. Inti-Plasma
Pola inti-plasma merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra
dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra bertindak
sebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma.
Perusahaan Mitra membina Kelompok Mitra dalam hal:
a. Penyediaan dan penyiapan lahan
b. Pemberian saprodi.
c. Pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi.
d. Perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi.
e. Pembiayaan.
f. Bantuan lain seperti efesiensi dan produktifitas usaha.
Petani dengan kelompok tani Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana
produksi,bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah dan
memasarkan hasil produksi. Sedangkan kelompok mitra berkewajiban
memenuhi kebutuan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah
disepakati bersama.Seperti pada: perkebunan, tanaman pangan,perikanan,
2. Sub-Kontrak
Pola sub kontrak merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra
dengan perusahaan mitra, yang didalamnya kelompok mitra memproduksi
komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari
produksinya
Merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang didalamnya UKM
memproduksi komponen yang diperlukan oleh UB sebagai bagian dari
produksinya. Subkontrak sebagai suatu sistem yang menggambarkan
hubungan antara UB dan UKM, di mana UB sebagai perusahaan induk
(parent firma) meminta kepada UKM selaku subkontraktor untuk
mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan (komponen) dengan
tanggung jawab penuh pada perusahaan induk. Selain itu, dalam pola ini UB
memberikan bantuan berupa kesempatan perolehan bahan baku, bimbingan
dan kemampuan teknis produksi, penguasaan teknologi, dan pembiayaan.
3. Dagang Umum
Pola dagang umum merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra
dengan perusahaan mitra, yang didalamnya perusahaan mitra memasarkan
hasil produksi kelompok mitra atau kelompok mitra memasok kebutuhan
yang diperlukan perusahaan mitra.
merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang di dalamnya UB
memasarkan hasil produksi UKM atau UKM memasok kebutuhan yang
diperlukan oleh UB sebagai mitranya. Dalam pola ini UB memasarkan
produk atau menerima pasokan dari UKM untuk memenuhi kebutuhan yang
diperlukan oleh UB.
Contohnya:
Kegiatan bisnis hortikultura, dimana kelompoktani hortikultura bergabung
dengan koperasi kemudian bermitra dengan swalayan atau kelompok
supermarket. Petani memiliki kewajiban untuk memasok barang-barang
sesuai dengan persyaratan dan kualitas produk yang telah disepakati
4. Keagenan
Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, yang didalamnya
kelompok mitra diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa
usaha perusahaan mitra.
merupakan hubungan kemitraan antara UKM dan UB, yang di dalamnya
UKM diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa UB sebagai
mitranya. Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, di mana pihak
prinsipal memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak lain (agen)
bertindak sebagai pihak yang menjalankan bisnis tersebut dan
menghubungkan produk yang bersangkutan langsung dengan pihak ketiga.
Agen pulsa. Agen pulsa listrik. Agen minyak tanah. Agen aqua. dan lainnya.
5. Waralaba
merupakan hubungan kemitraan, yang di dalamnya pemberi waralaba
memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi
perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan
bimbingan manajemen. Dalam pola ini UB yang bertindak sebagai pemberi
waralaba menyediakan penjaminan yang diajukan oleh UKM sebagai
penerima waralaba kepada pihak ketiga.
misal Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA). Pola KOA merupakan
hubungan kemitraan, yang didalamnya kelompok mitra menyediakan lahan,
sarana dan tenaga, sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya atau
modal
F. HAL-HAL YANG PERLU DIPEHATIKAN DALAM BERIMITRA
1. Perusahaan Mitra
a. Perusahaan yang berkaitan dengan pertanian.
b. Memiliki itikad baik dalam membantu usaha petani.
c. Memiliki teknologi dan manajemen yang baik
d. Menyusun rencana kemitraan.
2. Kelompok Mitra
a. Merupakan kelompok tani- nelayan.
b. Diutamakan kelompok yang telah dibina.
3. Penandatanganan Perjanjian Kemitraan.
G. PEMBINAAN KELOMPOK MITRA
1. Kelompok Mitra perlu ditingkatkan kemampuannya dalam hal:
a. Merencanakan Usaha.
b. Melaksanakan dan mentaati perjanjian kemitraan
c. Memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan secara rasional.
d. Meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi.
e. Mencari dan mencapai skala usaha ekonomi.
2. Pembinaan Oleh Perusahaan Mitra
a. Meningkatkan pengetahuan dan kewirausahaan kelompok mitra.
b. Membantu mencarikan fasilitas kredit yang layak.
c. Mengadakan penelitian, pengembangan, dan pengaturan teknologi tepat
d. guna.
e. Melakukan konsultasi dan temu usaha.