• Tidak ada hasil yang ditemukan

J00259

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " J00259"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INTERVAL KREDIBEL BAYESIAN OBYEKTIF

DARI PARAMETER POPULASI BERDISTRIBUSI POISSON

DAN EKSPONENSIAL

Adi Setiawan

Program Studi Matematika Industri dan Statistika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana JlDiponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia

Email korespondensi : adi_setia_03@yahoo.com

ABSTRAK

Metode statistik Bayesian obyektif mendasarkan pada pemilihan prior dan fungsi kerugian tertentu sehingga menghasilkan estimasi interval (kredibel) yang hanya tergantung pada data dan populasi anggapan. Dalam makalah ini akan dijelaskan penentuan interval kredibel bayesian obyektif dari parameter bila sampel dianggap berasal dari populasi yang berdistribusi Poisson atau yang berdistribusi eksponensial.

Keywords:priorJeffry,loss function,distribusiposterior, intrinsic discrepancy loss function, credible intervalBayesian obyektif.

PENDAHULUAN

Interval kredibel (credible interval) telah dijelaskan dalam makalah Setiawan (2009) pada kasus distribusi Bernoulli. Dalam makalah ini akan dijelaskan untuk kasus distribusi Poisson dan distribusi eksponensial.

DASAR TEORI

Dalam pandangan Bayesian, distribusi posterior merupakan gabungan dari informasi yang disediakan oleh data dan informasi prior relevan yang tersedia. Akan tetapi apabila tidak tersedia informasi prior maka dipilih fungsi uninformative prior artinya fungsi prior yang berpengaruh minimum pada fungsi posterior. Reference prior dapat digunakan sebagai prior

yang berpengaruh minimal pada distribusi posterior. Dalam kasus dimensi satu,reference prior

merupakan prior Jeffry. Dengan menggunakan prior ini maka penyelesaian masalah estimasi hanya tergantung pada model anggapan dan data pengamatan sehingga estimasi titik yang menggunakan metode ini dinamakan sebagai estimasi titik Bayesian obyektif.

Misalkan sampelx= (x1,x2, ...,xn) terdiri dari pengamatan dari

}

,

,

),

,

|

(

{

p

x

x

X

M

dan misalkan x{0,(,)} adalah fungsi kerugian diskrepansi intrinsik (intrinsic discrepancy

loss) yang diderita jika 0 digunakan sebagai proxy untuk . Dalam hal ini parameter 

merupakan parameternuisance. Estimasi (titik) intrinsik untuk parameteradalah

) | ( min arg ) (

* x d i x

i

  

yaitu adalah nilai parameter yang meminimalkan harapan fungsi kerugian diskrepansi intrinsik darireference posterior yaitud(i|x) dengan

x

x

d

d

d

(

i

|

)

 

x

{

i

,

(

,

)

}

(

,

|

)

 

, (1)

),

(

)

|

(

)

,

|

(

)

|

,

(

x

p

x

(2)

Interval kredibel intrinsik (intrinsic credible region) didefinisikan sebagai interval kredibel yang mempunyailowest posterior lossyang berkaitan dengan penggunaan fungsi kerugianposterior

terkecil deskrepansi intrinsik danreference prioryang bersesuaian.

Interval kredibel intrinsik 100q% (q-credible region intrinsic) adalah himpunan bagian

R*q=R*q(x,) dari ruang parametersehingga memenuhi

(i)

q R

q

d

x

*

)

|

(

,

(ii) untuk setiap iR*qdan untuk setiap jR*q intrinsik statistiknya mempunyai sifat

d(i |x) d(j |x),

dengand(i |x) adalah harapan fungsi kerugianreference posteriorsebagai proxyuntuk nilai

dari parameter yang diberikan pada persamaan (1) (Bernardo, 2005). Persamaan (1) mempunyai bentuk yang perhitungannya secara analitik tidaklah mudah namun dengan menggunakan integrasi numerik, hal itu dengan mudah dapat dilakukan.

Populasi Poisson

Misalkan dimiliki sampel x1, x2, ...., xn dari populasi berdistribusi Poisson dengan fungsi

probabilitas (probability function)

!

)

|

(

x

e

x

f

x



untuk x= 0, 1, 2, ... dan > 0. Deskrepansi intrinsik dari distribusi eksponensial adalah

]

)

|

(

,

)

|

(

[

min

)

,

(

0

0

0

x

n

dengan





0 1 2 2 2 1

)

|

(

)

|

(

ln

)

|

(

)

|

(

x

f

x

x

f

x

f

  





0 1 2 2

!

!

ln

!

1 2 2 x x x x x

x

e

x

e

x

e

  

                0 ) ( 1 2

2 2 1

2 ln ! x x x e x

e





0 2 1 2 0 1 2 2

!

)

(

ln

!

2 2 x x x x

x

e

x

e

x

 

ln

(

)

1 2 1

2

2





=       1 2 2 2 1 ln      .

Karena fungsi kepadatan probabilitasxadalah

!

)

|

(

x

e

x

f

x

 maka

)

!

ln(

ln

)

|

(

ln

f

x

x

x

u

(3)

dan

2 2 2

x

u

.

Akibatnya informasi Fisher yang diperoleh adalah

)

[

]

[

]

[

]

1

(

2 2 2 2

2

E

u

E

X

E

X

I

dan di samping itureference priordari parameteradalah() = -1/2. Fungsi likelihood dari sampelx1,x2, ....,xnadalah

  

  

n

i i i

n x i

x n

i

i

x e

x e x

f

L i i

i

1

1 !

1 !

) |

( 

.

Hal itu berarti bahwa

t n

n L e

x

x1,...., ) ( )  (1/2)1 

| (

sehinggareference posterioryang terkait adalah

)

),

2

/

1

(

|

(

)

....,

,

|

(

x

1

x

n

Gamma

t

n

dengan

n i

i

x

t

1

. Akibatnya diperoleh statistik intrinsik

0 0 0

1

0

|

,

....,

)

(

|

,

)

(

,

)

(

|

(

1

/

2

),

)

(

x

x

d

t

n

n

Gamma

t

n

d

d

n x .

Populasi Eksponensial

Misalkan dimiliki sampel x1, x2, ...., xn dari populasi berdistribusi eksponensial dengan fungsi

kepadatan probabilitas (probability density function) x

e

x

f

(

|

)



untukx> 0 dan> 0. Dalam hal ini, deskrepansi intrinsik dari distribusi eksponensial adalah

]

)

|

(

,

)

|

(

[

min

)

,

(

0

0

0

x

n

dengan

dx

x

f

x

f

x

f

)

|

(

)

|

(

ln

)

|

(

)

|

(

1 2

0 2

2

1

=

       

2 1

2 1

ln 1



 .

Dapat dibuktikan bahwa reference prior dari parameter yang menjadi perhatian  adalah

() =-1 danreference posterioryang terkait adalah

nt n

n Gamma n t e

x

x1,...., ) ( | , ) 1 

|

(

.

Akibatnya, diperoleh statistik intrinsik

0 0 0

1

0

|

,

....,

)

(

|

,

)

(

,

)

(

|

,

)

(

x

x

d

t

n

n

Gamma

n

t

d

d

n x

dengan

n i

i

x

t

1

(Bernardo, 2009).

HASIL DAN DISKUSI

Kasus Distribusi Poisson

(4)
[image:4.595.86.497.194.442.2]

menghasilkan MLE yang sama untuk parameter  yaitu 0,4 beserta dengan interval kredibel 95 % untuk parameter. Hal itu berarti lebar interval kredibel 95 % untuk masing-masing kasus berurut-turut adalah 0,749, 0,351, 0,249, dan 0,111. Demikian juga, pada Gambar 2 diberikan gambar yang merupakan hasil perhitungan intrinsik statistik yang menghasilkan MLE untuk parameter  yaitu 5. Lebar interval kredibel 95 % untuk masing-masing kasus berurut-turut adalah 1,727, 0,782, 0,554 dan 0,248. Akibatnya seperti yang diharapkan, makin besar ukuran sampelnakan makin sempit interval kredibel yang diperoleh.

Gambar 1. Statistik intrinsik untuk tiap-tiap kemungkinan dan interval kredibel yang diperoleh jika diberikanndantuntuk masing-masing kemungkinan. Dalam hal ini semuanya mempunyai MLE = 0,4.

Gambar 2. Statistik intrinsik untuk tiap-tiap kemungkinan dan interval kredibel yang diperoleh jika diberikanndantuntuk masing-masing kemungkinan. Dalam hal ini semuanya mempunyai MLE = 2.

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

0

5

1

5

2

5

3

5

(a) n=10, t=4, interval kredibel : ( 0,091 , 0,840)

theta

in

tr

in

s

ic

s

ta

ti

s

ti

c

s

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

0

5

0

1

0

0

1

5

0

(b) n=50, t=20, interval kredibel : ( 0,246, 0,597)

theta

in

tr

in

s

ic

s

ta

ti

s

ti

c

s

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

0

1

0

0

2

0

0

3

0

0

(c) n=100, t=40, interval kredibel : ( 0,286 , 0,535 )

theta

in

tr

in

s

ic

s

ta

ti

s

ti

c

s

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

0

5

0

0

1

0

0

0

1

5

0

0

(d) n=500, t=200, interval kredibel : ( 0,346 , 0,457)

theta

in

tr

in

s

ic

s

ta

ti

s

ti

c

s

0 1 2 3 4

0

5

1

0

1

5

2

0

(a) n=10, t=20, interval kredibel : (1,172 , 2,899)

theta

in

tr

in

s

ic

s

ta

ti

s

ti

c

s

0 1 2 3 4

0

2

0

4

0

6

0

8

0

(b) n=50, t=100, interval kredibel : (1,621 , 2,403)

theta

in

tr

in

s

ic

s

ta

ti

s

ti

c

s

0 1 2 3 4

0

5

0

1

0

0

1

5

0

2

0

0

(c) n=100, t=200, interval kredibel : (1,728 , 2,282)

theta

in

tr

in

s

ic

s

ta

ti

s

ti

c

s

0 1 2 3 4

0

2

0

0

6

0

0

1

0

0

0

(d) n=500, t=1000, interval kredibel : (1,876 , 2,124)

theta

in

tr

in

s

ic

s

ta

ti

s

ti

c

[image:4.595.86.495.493.739.2]
(5)

Kasus Distribusi Eksponensial

[image:5.595.89.499.246.459.2]

Untuk ukuran sampel n dan statistik cukup tyang diberikan, dengan sampel dianggap berasal dari populasi eksponensial maka dapat ditentukan interval kredibel untuk parameter . Pada Gambar 3 menyatakan hasil perhitungan intrinsik statistik jika diberikan beberapa nilai ndant

[image:5.595.86.503.492.757.2]

yang menghasilkan MLE yang sama untuk parameter  yaitu 2. Hal itu berarti lebar interval kredibel 95 % untuk masing-masing kasus berurut-turut adalah 2,57, 1,25, 0,88, dan 0,62 Demikian juga, pada Gambar 4 diberikan gambar yang merupakan hasil perhitungan intrinsik statistik yang menghasilkan MLE untuk parameter  yaitu 5. Lebar interval kredibel 95 % untuk masing-masing kasus berurut-turut adalah 6,41, 3,12, 2,2 dan 1,55. Dalam kasus ini juga berlaku sifat bahwa makin besar ukuran sampelnakan makin sempit interval kredibel yang diperoleh.

Gambar 3. Statistik intrinsik untuk tiap-tiap kemungkinan dan interval kredibel yang diperoleh jika diberikanndantuntuk masing-masing kemungkinan. Dalam hal ini semuanya mempunyai MLE = 2.

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

(a) n=10, t=5 sehingga interval kredibel : (1,01, 3.58)

Theta

In

tr

in

s

ik

S

ta

ti

s

ti

k

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

(b) n=40, t=20 sehingga interval kredibel : (1,44, 2.69)

Theta

In

tr

in

s

ik

S

ta

ti

s

ti

k

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

(c) n=80, t=40 sehingga interval kredibel : (1,59, 2.47)

Theta

In

tr

in

s

ik

S

ta

ti

s

ti

k

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

(d) n=160, t=80 sehingga interval kredibel : (1,70, 2.32)

Theta

In

tr

in

s

ik

S

ta

ti

s

ti

k

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

5

(a) n=10, t=2 sehingga interval kredibel : (2,51 , 8,92)

Theta

In

tr

in

s

ik

S

ta

ti

s

ti

k

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

5

(b) n=40, t=8 sehingga interval kredibel : (3,61 , 6,73)

Theta

In

tr

in

s

ik

S

ta

ti

s

ti

k

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

5

(c) n=80, t=16 sehingga interval kredibel : (3,98 , 6,18)

Theta

In

tr

in

s

ik

S

ta

ti

s

ti

k

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

5

(d) n=160, t=32 sehingga interval kredibel : (4,26 , 5,81)

Theta

In

tr

in

s

ik

S

ta

ti

s

ti

(6)

Gambar 4. Statistik intrinsik untuk tiap-tiap kemungkinan dan interval kredibel yang diperoleh jika diberikanndantuntuk masing-masing kemungkinan. Dalam hal ini semuanya mempunyai MLE = 5.

KESIMPULAN

Interval kredibel dengan metode Bayesian obyektif dapat ditentukan untuk parameter populasi bila sampel dianggap berasal dari populasu yang berdistribusi Poisson atau yang berdistribusi eksponensial. Penelitian ini dapat juga dikembangkan untuk kasus distribusi-distribusi populasi yang lain maupun sifat asimptotiknya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bernardo, J. M. (2005) Intrinsic Credible Regions : An objective Bayesian Approach to Interval Estimation,Test14 , 2:317-384.

[2] Bernardo, J. M. dan M. A. Juarez ( 2003 ) Intrinsic Estimation, Bayesian Statistics 7, Oxford : University Press.

Gambar

Gambar 1.Statistik intrinsik untuk tiap-tiap kemungkinan dan interval kredibel yang diperoleh jikadiberikan n dan t untuk masing-masing kemungkinan
Gambar 3 menyatakan hasil perhitungan intrinsik statistik jika diberikan beberapa nilai n dan t 

Referensi

Dokumen terkait

Nama-nama yang tercantum pada Lampiran I dan II pengumuman ini dinyatakan lulus sebagai peserta pelatihan intensif bahasa asing bagi Dosen PTKI, Tenaga

Upaya optimalisasi satuan lalu lintas Polres Gresik dalam menanggulangi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan kelebihan muatan adalah memaksimalkan sosialisiasi

Sejauh pengamatan peneliti, penelitian mengenai perbedaan adversity quotient pada mahasiswa yang mengikuti Objective Structured Clinical Skills (OSCE) berdasarkan motivasi

Berdasarkan model genangan banjir rob yang ditunjukkan pada Gambar 14, hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Semarang Utara terkena dampak dari banjir rob, yang

Faktor yang diduga dapat mem- pengaruhi terjadinya SNHL pada penderita GGK yang dilakukan hemodialisis adalah gangguan dari fungsi ginjal yang progresif, usia, hipertensi dan

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Berdasarkan pada validasi model tersebut maka hasil penelitian ini dapat disiumpulkan bahwa industri besar dan sedang di Indonesia telah mencapai efisiensi dalam

Pada tahapan ini adalah tahap permulaan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan tentang