• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bulletin Badan KetahananPangan Prov. Sumut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bulletin Badan KetahananPangan Prov. Sumut"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Bulletin Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Sumatera Utara,

ISSN: 1979-7699.

Website:www.bahanpang.sumutprov.go.id

Email: bahanpang@sumutprov.go.id

Volume 4 No. 1, Bulan Oktober 2011. Halaman: 54-67.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIK TANAH DAN PRODUKSI KEDELAI

(Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR

The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches to Some Soil Physics Characteristics and the Yield of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on

Simalingkar Ultisol

Parlindungan Lumbanraja

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp. 061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia.

E-mail: Parlindungan_Lumbanraja@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di Porlak Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan yang berada di Desa Simalingkar B. Ketinggian Daerah ini lebih kurang 33 m dpl, jenis tanah Ultisol, pH tanah 5,5 dan tekstur tanah adalah pasir berlempung (Lumbanraja, 2000). Penelitian berlangsung dasti bulan Agustus samapai dengan November 2000.Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas Willis, pupuk kandang sapi, fingisida, insektisida, dll.

(2)

barisan ulangan diletakkan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari pengacakan. Untuk mengetahui respon yang diamati terhadap perlakuan yang diberikan dilakukan Uji Analisis Variance (ANOVA) dan apabila menunjukkan bedanyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Model persamaan percobaan adalah sebagai berikiut:

Ykij= µ +kk + ρi+βj + (ρ β)ij+Єkij, (Malau, 2002).

Tanah yang menjadi areal penelitian dibersihkan terlebih dahulu dari segala jenis rumput atau gulma yang ada dengan babat lalu dibuat petak percobaan dengan ukuran 2 m x 2 m sebanyak 27 petak, dengan jarak antar petak percobaan 50 cm dan jarak antar barisan ulangan 100 cm dan jarak tanam 20 cm x 20 cm.

Setelah persiapan petak percobaan dan perlakuannya selesai, selanjutnya dilakukan penanaman dengan jarak tanam sesuai dengan yang tetapkan di atas. Setiap lobang tanam yang dibuat dengan cara menugal, diberi 3 biji benih kedelai yang telah dilumuri degnan Legin, kemudian ditutup dengan tanah.Bersamaan dengan penanaman dilakukan pemberian pupuk dasar berupa Urea setara 100 kg/ha; TSP setara 200 kg/ha dan KCl setara 100 kg/ha.

Pengambilan para meter pengamatan dilakukan saat tanaman muncul bunga pertama. Sifat fisika tanah yang diamati meliputi: berat jenis tanah, porositas tanah, kadar air tanah dan bagian tanaman yang diamati meliputi: produksi kedelai (kg/petak) dan bobot 100 biji kedelai (g), seluruh pengambilan parameter dilaksanakan setelah panen.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa: 1. Pemberian pupuk kandang sapi sesuai dengan taraf yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap BD, porositas dan kadar air tanah, demikian juga terhadap produksi kedelai, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kedelai. 2. Pemberian jenis mulsa berpengaruh sangat nyata terhadap BD dan porositas, hanya berpengaruh nyata kadar air tanah, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai dan terhadap bobot 100 biji kedelai. 3. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi sesuai dengan taraf yang diuji dengan jenis mulsa tidak berpengaruh nyata terhadap BD, porositas dan kadar air tanah, demikian juga terhadap produksi kedelai maupun terhadap bobot 100 biji kedelai.

Abstract

The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches to Some Soil Physics Characteristics and the Yield of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol, by Parlindungan Lumbanraja. Research took place in Simalingkar-B, Medan, North Sumatera , Indonesia. According to USDA soil classification this soil is Ultisol with loamy sand texture and pH of soil is 5,5 the area is abouth 33 meters above sea level.

Hypothesize that cattle manure application, as well as kind of mulches and their combination will effecs some soil physical properties and yield of soybeans (Glycine max L). Research design with Randomize Complete Block Design, every parameter effect

(3)

Soil physical properties that analized are soil bulk density, porosity and water holding capacity. For crop observation had made by scaled of weight of 100 seeds and yield of soybeans grain (kg/plot).

The concluding of the research can be explain that: 1. Cattle manure applications take effects highly significant to soil bulkdensity, soil porosity and soil wetness as well as to yield of soybeans but take effected insignificantly to soybeans seed weight. 2. The applications of different muches on soil surface such as paddy straw and the bunch of oil palm take effect highly significantly only to soil bulk density and soil porosity and it was only take effected significantly to soil wetness, but take effected insignificantly to soybeans seeds weight as well as to the yields of soybeans. 3. The effected of the interaction of both treatment cobinations did took effected insignificantlu to all parameters had been being measured.

Kata kunci: oil palm bunch, mulches, paddy straw, bulk density, porosity, soil wetness,

PENDAHULUAN

Latarbelakang

Kebutuhan kedelai terus meningkat dan karena produksi dalam negeri masih belum mencukupi maka bahan ini harus di import juataan ton/tahun-nya dan besranya import ini meningkat setiap tahun ( Sihombing, 1985 dalam BPPP, 1993; Deptan, 1990; dan Deptan, 1977). Berbagai usaha perlu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan bahan pangan di dalam negeri, satu diantaranya adalah dengan meningkatkan konsumsi non beras, misalnya kedelai. Sebagai salah satu sumber protein nabati, pengembangan komoditi ini cukup strategis karena selain nilai gizinya yang tinggi, dapat dikonsumsi atau diolah dengan lebih variatif. Produksi kita masih harus terus ditingkatkan karena produksi nasional masih tetap rendah

dibandingkan negara lain misalnya Amerika, Brazil, Jepang, dan Taiwan sudah dapat

menghasilkan 3,0t/ha (Sumarno dan Hartono, 1983). Produksi nasional sampai saat ini masih dibawah 2,5 ton/ha hasil inipun masih merupakan konversi dari hasil petak percobaan. Sebagai tanaman lahan kering , tanaman ini menghendaki air tanah sekitar kapasitas lapang hingga pengisian polong, dan tanah agak kering hingga panen (Ibrahim, et al., 1990). Kekeringan saat pertumbuhan vegetativ mengakibatkan tanaman kerdil, saat berbunga atau pengisian polong dapat menggagalkan hasil (Rusdi, 1986). Tanaman ini tumbuh baik pada tanah dengan kondisi fisik yang baik, seperti struktur tanah yang gembur sehingga tanah cukup gembur (Ibrahim dkk., 1990).

Dalam upaya meningkatkan produksi ini dapat dilakukan dengan pengusahaan lahan kering kurang lebih 123 juta hektar atau kurang-lebih 62% dari luas daratan Indonesia, (Soepardi, 1983) yang masih tersedia dan belum dimanfaatkan, misalnya lahan terlantar yang ditumbuhi alang-alang, namun perlu di perhatikan bahwa penanganan lahan kering yang tidak tepat dapat menyebabkan degradasi lahan.

(4)

merupakan satu-satunya sumber persediaan air bagi tanaman usaha pada lahan kering yang jumlah dan penyebarannya pun tidak merata sepanjang tahun ( Lumbanraja, 1997).

Masalah lain yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan kering adalah rendahnya

kapasitas pegang air tanah. Dalam kondisi tanah jenuh , saat air presipitasi melebihi kapasitas pegang air tanah, air akan memempati pori-pori tanah, sedangkan kita tahu bahwa air pada pori-pori drainase (aerasi) sebagian besar akan hilang sebagai air drainase sebelum sempat dimanfaatkan oleh tanaman sebagai akibat dari sangat kecilnya daya pegang air tanah tersebut. Jadi diperlukan penanganan tertentu yang dapat meningkatkan daya pegang air tanah zona perakaran saat hujan dan memperkecil atau bahkan mencegah kehilangan air dari permukaan tanah oleh evaporasi.

Aplikasi bahan yang dapat memperbaiki sifat –sifat fisik tanah, seperti pupuk kandang juga penting manfaatnya dalam pembenahan tanah lahan kering. Pemberian pupuk kandang seperti ini misalnya diketahui mampu memperbaiki beberapa sifat fisik tanah termasuk didalamnya daya pegang air tanah (Lumbanraja, 1997 dan Darlita dkk., 1994)

Selain itu pukulan langsung butir hujan akan menghancurkan agregat tanah, sebagian dari butir tanah terdispersi akan menyumbat pori-pori tanah, meningkatkan kepadatan permukaan tanah. Kondisi ini akan mengakibatkan menurunnya daya infiltrasi dan tata air lainnya sehingga pemasukan air ke dalam tanah yang menjadi persediaan air tanaman menjadi berkurang. Kondisi ini akan semakin diperburuk lagi dengan tingginya kehilangan air melalui evaporasi dari permukaan tanah yang terbuka langsung terhadap sinar matahari dan atau tiupan angin ( Lumbanraja, 1997).

Penutupan permukaan tanah untuk mengurangi kehilangan air dari perkmukaan tanah melalui evaporasi juga merupakan alternatif lain dalam mengoptimalkan tata air dalam pengelolaan lahan kering. Selain itu pemanfaatan sisa tanaman sebagai mulsa dalam konservasi tanah dan air terutama untuk melindungi tanah dari pukulan ari hujan untuk menghindari penghancuran agregat adalah sangat efektif ( Duley, 1939 dalam Schwab, et al., 1966). Ibrahim, (1990) menegaskan bahwa mulsa dapat menjaga kelembsaban tanah,

memperlambat aliran permukaan, meningkatkan infiltrasi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan dari penggunaan pupuk kandang, mulsa jerami dan janjang sawit dalam upaya memperbaiki potensi penggunaan lahan kering dalam hal ini Ultisol Simalingkar dalam upaya peningkatan produksi Kedelai.

Hipotesis

1. Diduga bahwa pupuk kandang maupun mulsa jerami padi dan janjang sawit secara tunggal dapat memperbaiki beberapa sifat fisik tanah Ultisol Simalingkar dalam upaya meningkatkan produksi kedelai.

2. Diduga bahwa interaksi pupuk kandang dengan mulsa jerami padi maupun janjang sawit secara tunggal dapat memperbaiki beberapa sifat fisik tanah Ultisol

(5)

Kegunaan Penelitian:

1. Untuk memenuhi tugas Tri Dharma Perguranuan tinggi di Program Studi Agroekoteknoloogi Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen-Medan 2. Sumber informasi tentang penggunaan pupuk kandang , mulsa jerami padi dan

janjang sawit pada tanah Ultisol Simalingkar terhadap beberapa sifat fisik tanah dan produkai kedelai.

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Porlak Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan yang berada di Desa Simalingkar B. Ketinggian Daerah ini lebih kurang 33 m dpl, jenis tanah Ultisol, pH tanah 5,5 dan tekstur tanah adalah pasir berlempung (Lumbanraja, 2000). Penelitian berlangsung dasti bulan Agustus samapai dengan November 2000.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas Willis, pupuk kandang sapi, fingisida, insektisida, dll.

Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi, alat olah tanah dalam hal ini cangkul, parang, babat, tugal, timbangan papan nama, meteran, gembor , corong, tali plastik, ember, semprot punggung, bambu, oven, ringsampler dan alat-alat laboratorium lainnya serta alat tulis.

Metode Penelitian

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dua faktor dengan tiga Ulangan.

Faktor pertama adalah pupuk kandang sapi (K) yang terdiri dari tiga taraf yaitu:

K0 : Tanpa pupuk kandang

K1 : Pupuk kandang setara dengan 5 ton/ha

K2 : Pupuk kandang setara dengan 10 ton/ha

Faktor kedua adalah pemberian mulsa (M) yang terdiri dari tiga taraf yaitu:

M0 : Tanpa mulsa

(6)

M2 : Mulsa janjang sawit setara dengan 5 ton/ha

Kombinasi perlakuan dalam penelitian ini adalah 3 x 3 sehingga ada 9 kombinasi perlakuan yaitu:

K0M0; K0M1; K0AM; K1M0; K1M1; K1M2; K2M0; K2M1; K2M2, dengan 3 kali ulangan maka ada 27 petak percobaan.

Ulangan dilakukan tiga kali, letak masing-masing kombinasi perlakuan dalam barisan ulangan diletakkan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari pengacakan.

Metode Analisis

Untuk mengetahui respon yang diamati terhadap perlakuan yang diberikan dilakukan Uji Analisis Variance (ANOVA) dan apabila menunjukkan bedanyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.

Model persamaan percobaan adalah sebagai berikiut:

Ykij= µ +kk + ρi+βj + (ρ β)ij+Єkij

Ykij: Pengamatan pada krelompok ke-k yang mendapat perlakuan pupuk kandang pada taraf ke-i dan pemberian mulsa pada taraf ke-j

µ: Nilai tengah

Kk: Pengaruh kelompok ke –K

ρi: Pengaruh pupuk kandang taraf ke-i

βj: Pengaruh pemberian mulsa taraf ke –j

(ρβ)ij: Pengaruh interaksi pupuk kandang taraf ke-i degan pemberian mulsa taraf ke-j

Єkij: Pengaruh galat pada ulangan kelompok ke-k dengan pupuk kandang taraf ke-i

dan pemberian mulsa taraf ke-j (Malau, 2002).

Pelaksanaan Penelitian

Petak percobaan

Tanah yang menjadi areal penelitian dibersihkan terlebih dahulu dari segala jenis rumput atau gulma yang ada dengan babat lalu dibuat petak percobaan dengan ukuran 2 m x 2 m sebanyak 27 petak, dengan jarak antar petak percobaan 50 cm dan jarak antar barisan ulangan 100 cm dan jarak tanam 20 cm x 20 cm.

Penanaman

(7)

Legin, kemudian ditutup dengan tanah.Bersamaan dengan penanaman dilakukan pemberian pupuk dasar berupa Urea setara 100 kg/ha; TSP setara 200 kg/ha dan KCl setara 100 kg/ha.

Pemeliharaan Tanaman

Adapun permerliharaan tanaman yang dilakukan adalah antara lain: penyiraman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan kebutuhannya.

Pengamatan Parameter

Pengambilan para meter pengamatan dilakukan saat tanaman muncul bunga pertama.

Parameter Yang Diamati

Parameter Fisika Tanah

Sifat fisika tanah yang diamati meliputi:

1. Berat Jenis Tanah 2. Porositas Tanah 3. Kadar Air Tanah

Parameter Tanaman

Bagian tanaman yang diamati meliputi:

1. Produksi kedelai (kg/petak) 2. Bobot 100 biji kedelai (g),

Seluruh pengambilan parameter dilaksanakan setelah panen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedelai.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk kandang sapi sesuai dengan taraf yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap BD, porositas dan kadar air tanah, demikian juga terhadap produksi kedelai, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kedelai.

(8)

Perlakuan Pupuk Kandang Parameter Setara dengan 0 (ton/ha) 1,146

aA Setara dengan 5 (ton/ha) 1,129

abAB Setara dengan 10 (ton/ha) 1,083

cC

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada pada

Uji Jarak Berganda Dunkan pada taraf α 0,05 (huruf kecil) dan α 0,1 (huruf besar

).

Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedelai.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian jenis mulsa berpengaruh sangat nyata terhadap BD dan porositas, hanya berpengaruh nyata kadar air tanah, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai dan terhadap bobot 100 biji kedelai.

Tabel. 2. Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedelai.

Perlakuan Mulsa Parameter

BD Janjang sawit setara dengan

5 (ton/ha) Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada Uji

Jarak Berganda Dunkan pada taraf α 0,05 (huruf kecil) dan α 0,01 (huruf besar).

Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Kandang dan Jenis Mulsa Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedelai.

(9)

Tabel. 3. Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Kandang dan Jenis Mulsa Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedelai.

Perlakuan Pupuk Kandang

Perlakuan Mulsa Tanpa Mulsa Jerami Padi

setara dengan 5 ton/ha

Janjang Sawit setara dengan 5 ton/ha

BD tanah (g/cm3)

Setara dengan 0 ton/ha 1,210 1,117 1,110

Setara dengan 5 ton/ha 1,173 1,083 1,130

Setara dengan 10 ton/ha 1,093 1,087 1,107

Porositas (%)

Setara dengn 0 ton/ha 52,133 55,167 54,400

Setara dengn 5 ton/ha 51,933 60,700 60,233

Setara dengan 10 ton/ha 58,660 60,500 58,933

Kadar Air (%)

Setara dengn 0 ton/ha 29,146 32,493 30,047

Setara dengn 5 ton/ha 29,644 32,807 36,667

Setara dengan 10 ton/ha 36,327 41,148 35,954

Produksi Kedelai (Kg/petak)

Setara dengan 0 ton/ha 9,613 10,907 9,847

Setara dengan 5 ton/ha 10,120 12,133 10,447

Setara dengan 10 ton/ha 11,887 11,887 11,883

Bobot 100 biji kedelai (g)

Setara dengan 0 ton/ha 11,533 13,067 12,667

Setara dengan 5 ton/ha 12,467 13,600 11,333

Setara dengan 10 ton/ha 12,600 13,200 13,200

(10)

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedelai.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk kandang sapi sesuai dengan taraf yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap BD, porositas, dan kadar air tanah, demikian juga terhadap produksi kedelai, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kedelai.

Pengaruh baik terhadap sifat fisik tanah seperti hasil pengamatan penelitian diatas Tabel. 1, adalah sebagai bukti bahwa pemberian bahan pupuk kandang kedalam tanah memang bermanfaat baik. Perbaikan berat jenis, poorositas dan daya pegang air tanah tersebut diatas adalah sebagai bukti beberapa fungsi bahanorganik dalam tanah. Seperti diketahui secara teori bahwa bahan organik dapat berperan memperbaiki daya mengikat air tanah, merangsang granulasi agregat tanah, menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari. Tubuh tanah dengan bahan organik yang cukup banyak adalah syarat penting didalam pembentukan struktur mikro atau struktur kersai tanah, sebab tingkat agregasi tanah sangat dipengaruhi oleh pemberian bahan organik .Perbaikan struktur tanah akan mengakibatkan naiknya porositas total dan akan menimbulkan perubahan distribusi pori . Bahan organik dalam bentuk sisa tanaman dan hewan yang diberikan kedalam tanah akan dapat meningkatkan kemampuan infiltrasi, mengurangi aliran permukaan, meningkatkan kapasitas menahan air tanah dan air tersedia serta sebagai sumber hara bagi tanaman. Bahan organik adalah juga dapat berfungsi sebagai bahan pemantap agregat tanah, pengatur aerasi dan cenderung meningkatkan jumlah air tersedia bagi tanaman. Rendahnya bahan organik tanah akan berakibat buruk terhadap tanaman karena porositas tanah cenderung menurun dan berat jenis tanah meningkat. Perlu ditegaskan bahwa jumlah penambahan bahan organik bukan merupakan jaminan terhadap perbaikan sifat fisik tanah, sebab hanya beberapa bagian tertentu dari bahan organik yang berfungsi dalam meningkatkan kestabilan agregat tanah. Susunan dan distribusi bahan organik boleh jadi yang terpenting. Sebagai contoh polisaccarida bersama dengan lendir, akar tanaman dan microbia hanya bersifat pengikat agregat sementara; sedangkan akar kasar dan hipa mengikat agregat dalam tempo sedang, dan asam-asam aromatik bersama dengan besi dan aluminium juga aluminosilikat yang membentuk kompleks organometalik merupakan pengikat agregat yang kuat dan tahan lama. Agregasi dan kekuatan agregat tanah akan meningkat dengan penambahan pupuk kandang sebagai salah satu sumber bahan organik tanah . Bahan organik mampu meningkatkan agregasi tanah dengan demikian akan meningkatkan daya infiltrasi dan menurunkan berat jenis tanah. Seperti dalam hasil penelitian di atas pengaruh aplikasi bahan organik menurunkan berat jenis, meningkatkan porositas dan kadar air tanah dengan sangat nyata.

(11)

semakin tinggi taraf bahan organik dalam tanah cenderung semakain memperbaiki sifat kimia tanah. Tidak dapat dihindari bahwa saat penambahan bahan organik kedalam tanah, sejumlah mikrobia juga ditambahkan ke dalm tanah. Agar produktivitas tanah dapat ditingkatkan, harus ada usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan kandungan bahan organik tanah, karena kita ketahui bahwa penggunaan bahan organik di lahan kering, dapat memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman. Jadi adanya perbaikan produksi kedelai seperti pada hasil penelitian yang disajikan diatas jelas adalah merupakan pengaruh dari bahan organik yang diaplikasikan. Sebagaimana dijelaskan bahwa pengaruh baik terhadap produksi ini adalah menrupakan akibat dari adanya perbaikan terhadap beberapa sifat fisik tanah yang telah diuraikan di atas dan tentunya adanya penambahan unsur hara kedalam tanah dengan perlakukan pupuk kandang sebagaimana dijelaskan di atas, bahan ini mengandung beberapa unsur hara tanaman adala juga merupakan faktor perbaikan yang ditimbulkan oleh aplikasi pupuk kandang tersebut.

Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedelai.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian jenis mulsa berpengaruh sangat nyata terhadap BD dan porositas, hanya berpengaruh nyata kadar air tanah, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai dan terhadap bobot 100 biji kedelai, Tabel. 2.

Pengaruh perlakuan mulsa terhada beberapa sifat fisik tanah yang diukur diatas baik terhadap berat jenis tanah, porositas, dan kadar air tanah adalah merupakan pengaruh baik dari pada pemberian mulsa tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa efisiensi air pada tanah yang terbuka sangat rendah, namun demikian harus diingat juga bahwa evaporasi air tanah tidak terjadi hanya dari tanah yang secara luas terbuka total, tetapi juga dari tiap bagian tanah yang tidak tertutupi oleh daun-daun tanaman usaha. Satu dari beberapa cara untuk

menurunkan evaporasi air tanah dapat dengan penebaran bahan mulsa dipermukaan tanah, selain menurunkan evaporasi mulsa juga dapat miningkatkan penahanan air bagi tanah pada saat hujan. Keefektifan mulsa dalam pencegahan evaporasi dari tanah sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan bahan menutupi permukaan tanah, bahkan diperoleh bahwa aplikasinya mampu menurunkan erosi (Arsyat, 1989). Sebagai akibat dari besarnya daya erosivitas hujan, penutupan tanah agar tidak langsung kena pukulan hujan dirasa sangat perlu. Fungsinya yang paling utama adalah melindungi permukaan tanah dari penghancuran pukulan butir hujan sehingga tanah ini akan tetap lebih permeabel dari tanah yang tanpa dimulsa (Lumbanraja, 1989). .

Residu mulsa akan cukup berarti untuk mempertahankan kondisi fisik tanah sepertia: laju infiltrasi tetap baik karena diharapkan bahwa tanah dengan mulsa lebih permeabel dari tanah tanpa mulsa. Selain mengurangi erosi mulsa juga mempengaruhi suhu tanah,

(12)

mempercepat air masuk kedalam tanah, menurunkan run off dan erosi, menurunkan evaporasi bahkan mulsa dapat mengendalikan tanaman pengganggu. Dengan kenyataan teori yang diutarakan diatas dapatlah kita pahami bagaimana manfaat mulsa tersebut memperbaiki beberapa sifat fisik tanah tersebut secara nyata dan sangat nyata.

Mulsa organik secara kimia akan dapat memberi keuntungan tambahan bagi tanah dan tanaman yaitu sebagai sumber unsur hara setelah melapuk dan menjadi bahan organik dalam tanah dengan segala manfaatnya, sehingga secara biologipun akan dapat mengaktifkan aktivitas mikrobia tanah, insekta tanah, cacing tanah dan populasi hewan tanah lainnya. Jadi adanya perbaikan terhadap beberap sifat fisik tanah yang diukur adalah merupakan hal yang menyebabkan adanya perbaikan terhadap produksi kedelai tersebut, namun dari hasil di atas bahwa terhadap ukuran biji kedelai pengaruh yang terjadi belumlah nyata.

Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Kandang dan Jenis Mulsa Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedela

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi sesuai dengan taraf yang diuji dengan jenis mulsa tidak berpengaruh nyata terhadap BD, porositas dan kadar air tanah, demikian juga terhadap produksi kedelai maupun terhadap bobot 100 biji kedelai.

Dari data hasil penelitian di atas, sebagaimana disajikan pada Tabel. 3, terlihat bahwa pengaruh interaksi perlakuan pupuk kandang dengan mulsa tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati, namun terlihat ada kecenderungan bahwa pengaruh interaksi kombinasi perlakuan tersebut dapat memperbaiki kondisi tanah bagi tanaman.

(13)

kimia tanah antara lain: sebagai salah satu sumber unsur hara, meningkatkan KTK tanah, meningkatkan ketersediaan fosfor tanah .Menurut berpengaruh terhadap sifat kimia tanah terutama dalam hal menyerap dan menyediakan kation bagi tanaman. Dilain pihak bahan organik yang telah melapuk mempunyai kapasitas tukar kation lebih besar dibandingkan dengan koloida mineral, sihingga koloid organik dapat berfungsi sebagai buffer dalam tanah. memperbaiki sifat kimia tanah. Tidak dapat dihindari bahwa saat penambahan bahan organik kedalam tanah, sejumlah mikrobia juga ditambahkan ke dalm tanah.

Untuk menurunkan evaporasi dapat dengan penebaran bahan mulsa dipermukaan tanah, selain menurunkan evaporasi mulsa juga dapat miningkatkan penahanan air bagi tanah pada saat hujan. Keefektifan mulsa dalam pencegahan evaporasi dari tanah sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan bahan menutupi permukaan tanah, bahkan diperoleh bahwa aplikasinya mampu menurunkan erosi . Sebagai akibat dari besarnya daya erosivitas hujan, penutupan tanah agar tidak langsung kena pukulan hujan dirasa sangat perlu. Fungsinya yang paling utama adalah melindungi permukaan tanah dari penghancuran pukulan butir hujan sehingga tanah ini akan tetap lebih permeabel dari tanah yang tanpa dimulsa .

Residu mulsa akan cukup berarti untuk mempertahankan kondisi fisik tanah seperti laju infiltrasi tetap baik karena diharapkan bahwa tanah dengan mulsa lebih permeabel dari tanah tanpa mulsa. Selain mengurangi erosi mulsa juga mempengaruhi suhu tanah,

kemampuan tanah menahan air, menurunkan kekuatan tahanan penetrasi tanah, kemantapan agregat dan aerasi. Secara fisik mulsa juga dapat berfungsi menurunkan jumlah dan jarak percikan tanah kalau ada, menurunkan dispersi butir tanah permukaan sehingga mencegah pengerasan/pengkerakan pada permukaantanah, menurunkan erosi internal dan penyumbatan pori tanah, mengurangi fluktuasi suhu, mengendalikan frost, meningkatkan suhu pada musim dingin, menurunkan suhu pada musim panas, memperbesar agregasi, memperbesar resistensi tanah terhadap erosi, memperbesar porositas tanah, memperbesar kapasitas infiltrasi,

mempercepat air masuk kedalam tanah, menurunkan run off dan erosi, menurunkan evaporasi bahkan mulsa dapat mengendalikan tanaman pengganggu . Secara kimiawi akan dapat

memberi keuntungan bagi tanah dan tanaman sebagai sumber unsur hara setelah melapuk dan menjadi bahan organik dalam tanah dengan segala manfaatnya, sehingga secara biologipun mengaktifkan aktivitas mikrobia tanah, insekta tanah, cacing tanah dan populasi hewan tanah lainnya.

Memperhatikan uraian dalam hal manfaat bahan organik dan mulsa di atas keduanya merupakan bahan yang dapat memberikan pengaruh yang komplementer terhadap sifat fisika tanah yang diamati. Namum kenyataanya tidaklah selalu demikian, namun demikian ada terlihat dari beberapa fungsi tersebut bahwa kombinasi kedua bahan tersebut interaksi yang seperti diharapka tidak muncul secara dominan, tetapi lebih cenderung bersifat dapat saling mensubstitusi.

(14)

mulsa jerami padi terhadap tanah adalah lebih sempurna dibandingkan terhadap mulsa janjang sawit pada setiap aplikasi pupuk kandang.

Dari hal tersebut tentunya kondisi tanah pada masing-masing kombinasi perlakuan akan menghasilkan tanah dengan persen porositas yang lebih tinggi pada tingkat aplikasi pupuk kandang yang meningkat dengan pemberian mulsa. Terlihat disini bahwa pemberian mulsa jerami dengan pupuk kandang yang sama memberikan porositas tanah yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan janjang sawit sebagai mulsa.

Hal yang sama juga terjadi pada kondisi kadar air tanah, jelas terlihat bahwa pada pemberian mulsa untuk setiap kadar pemberian pupuk kandang ada peningkatan dan hasil tertinggi terjadi pada penggunaan jerami padi sebagai mulsa dibandingkan terhadap penggunaan janjang sawit.

Dari hasil diatas tentu bahwa kondisi hasil tanaman yang lebih baik akan terjadi pada

pemberian mulsa jerami padai dan meningkat dengan adanya pemberian pupuk kandang yang meningkat juga, sebagaimana terbukti dalam data pengamatan hasil penelitian ini, yang walupun peningkatan tersebut belumlah sampai kepada taraf hasil perbedaan kenaikan hasil yang berbeda nyata dengan uji statiskik, paling tidak dalam hal ini untuk pengamatan untuk waktu satu musim tanam kedelai.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk kandang sapi sesuai dengan taraf yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap BD, porositas dan kadar air tanah, demikian juga terhadap produksi kedelai, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kedelai.

2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian jenis mulsa berpengaruh sangat nyata terhadap BD dan porositas, hanya berpengaruh nyata kadar air tanah, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai dan terhadap bobot 100 biji kedelai.

3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk

kandang sapi sesuai dengan taraf yang diuji dengan jenis mulsa tidak berpengaruh nyata terhadap BD, porositas dan kadar air tanah, demikian juga terhadap

produksi kedelai maupun terhadap bobot 100 biji kedelai.

SARAN

Disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh pupuk kandang dan pemakaian jerami padi dan janjang sawit sebagai mulsa lebih dari satu musim tanaman kedelai untuk mengetahui efek resedu bahan tersebut dapat bertahan sampai berapa musim tanaman kedelai.

(15)

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air.IPB.Bogor. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPP). 1993. Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Darlita, Naik, S dan Didik, S.B. 1994. Tanggap Kedelai (Glycine max L) Merr. Terhadao penambahan pupuk kandang dan intensitas pemberian air pada Planosol Jakenan (Jawa tengah) di lahan tanadah Hujan.

Departemen Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPP), 1990. Teknologi Peningkatan Produksi Kedelai di Indonesia. Bogor.

Departemen Pertanian. 1977. Pedoman bercocok tanam padi, palawija dan sayur-sayuran. Departemen Pertanian. Jakarta.

Ibrahim, M., Sumarno, A.S. Karama dan A.M. Fagi. 1990. Teknologi peningkatan produksi kedelai di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Lumbanraja, P. 2000. Pengaruh Aplikasi Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd, Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L) Merr pada Ultisol Simalingkar. Fakultas Pertanian.Universitas HKBP Nommensen. Medan.

Lumbanraja, P. 2000. Pengaruh Pola Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol Simalingkar dan Produksi Tanaman Kedelai. Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen. Medan.

Lumbanraja, P. 1997. Efek Aplikasi Terracottem, Pupuk Kandang dan Mulsa Jerami Pada Alfisol Jonggol Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L) Varietas Tampomas. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. Majalah Ilmiah VISI Universitas HKBP Nommensen-Medan, Vol. 5. No. 2. Juni, 1997. Hal.22-43

Lumbanraja, P. 1989. Pengaruh Pemakaian Pasir dan Jerami Sebagai Mulsa Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Latosol dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L) var. Lokon. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (UNPAD). Bandung.

Lumbanraja, P. 1989. Pengaruh Pemakaian Pasir dan Jerami Sebagai Mulsa Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Latosol dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L) var. Lokon. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (UNPAD). Bandung. PROCEEDING KONGRES NASIONAL V Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI). Medan 7 – 10 Desember 1989.

(16)

Sihombing, A.D. 1985. Dalam BPPP, 1993. Prospek dan Kendala Pengembangan Kedelai di Indonesia.

Schwab, Frefert, Edminster and Barnes. 1966. Soil and Water Conservation Engineering. The Fergusson Fioundation Agriculktural Engineering Series. USA.

Gambar

Tabel. 2. Pengaruh  Jenis Mulsa  Terhadap, BD, Porositas, dan Kadar Air Tanah, serta Produksi dan Bobot Biji Kedelai
Tabel. 3. Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Kandang dan Jenis Mulsa  Terhadap,

Referensi

Dokumen terkait

Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT ) pada taraf nyata 5 %. Perlakuannya petak utama adalah pemberian pupuk kandang sapi 2 taraf yaitu 30 ton/Ha dan 0 ton/Ha, sedangkan anak

ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT ) pada taraf nyata 5 %. Perlakuannya petak utama adalah pemberian pupuk kandang sapi 2 taraf yaitu

Pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi pada dosis tertentu serta interaksi keduanya nyata dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah ( Allium ascalonicum

Pemberian dosis pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah pertanaman, dan berat produksi per plot.. Dosis pupuk kandang

menunjukkan interaksi pemberian ASP dengan pupuk kandang dan faktor tunggal pemberian pupuk kandang berpengaruh tidak nyata sedangkan faktor tunggal pemberian ASP

Pengaruh Interaksi Perlakuan Interval Pemberian Air Dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Stevia Perlakuan interval pemberian air dan dosis pupuk kandang

Interaksi pemberian arang sekam dan pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun pada umur 15 HSPT, serta berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 10, 15 HSPT,

Interaksi antara pemberian pupuk hayati bioboost dan pupuk kandang sapi pada berbagai konsentrasi dan dosis berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah polong per petak,