LAPORAN PENELITIAN
PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN CTS (CATATAN: TULIS
SUSUN) TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI UNSUR INTRINSIK
NOVEL OLEH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
HKBP NOMMENSEN
Oleh:
Drs. Edison Simaremare, M. Pd.
Beslina Afriani Siagian, S. Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN
1.
a. Judul Penelitian
: Penerapan Teknik Pembelajaran CTS (Catatan:
Tulis Susun) terhadap Kemampuan Apresiasi
Unsur Intrinsik Novel oleh Mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP
Nommensen
b. Bidang Ilmu
: Bahasa
c. Kategori Penelitian : Penelitian untuk mengembangkan fungsi
kelembagaan perguruan tinggi
2.
Identitas Peneliti:
a.
Nama Lengkap dan Gelar : Beslina Afriani Siagian, S. Pd.
b.
Tempat/ tanggal lahir
: Tebing Tinggi, 23 April 1988
c.
Jenis Kelamin
: Perempuan
d.
Golongan/ Pangkat
: -
e.
Program Studi
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
f.
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
g.
Perguruan Tinggi
: Universitas HKBP Nommensen
h.
Bidang Keilmuan
: Bahasa dan Sastra Indonesia
3.
Susunan Tim Peneliti
a.
Ketua
: Drs. Edison Simaremare, M. Pd.
b.
Anggota
: Beslina Afriani Siagian, S. Pd.
4.
Lokasi Penelitian
: FKIP UHN Medan
5.
Lama Penelitian
: 3 (tiga) bulan
6.
Biaya Penelitian
: Rp. 6.000.000,00
7.
Sumber Dana
: Lembaga Penelitian Universitas HKBP
Nommensen
Medan, Agustus 2012
Mengetahui,
Menyetujui,
Disusun oleh,
Wakil Dekan,
Ketua Lembaga Penelitian, Peneliti,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan anugerah-Nya sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Penelitian ini berjudul
“
Penerapan Teknik Pembelajaran CTS (Catatan:
Tulis Susun) terhadap Kemampuan Apresiasi Unsur Intrinsik Novel oleh
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
.”
Penelitian bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran Universitas HKBP Nommensen, khususnya
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Ucapan terimakasih khusus disampaikan kepada pihak yang turut
berperan, yakni sebagai berikut.
1.
Rektor Universitas HKBP Nommensen Medan, Dr. Ir. Jongkers
Tampubolon,
2.
Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Dr. Tagor Pangaribuan
3.
Wakil Dekan Khusus Bidang Akademik kelas Medan, Drs. Eden A.
Sitompul, M. Pd.
4.
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dra. Elza
Saragih, M. Hum.
5.
Ketua Lembaga Penelitian, Prof. Dr. Ir. Hasan Sitorus, MS.
ABSTRAK
Beslina Afriani Siagian. Penerapan Teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun)
terhadap Kemampuan Apresiasi Unsur Intrinsik Novel oleh Mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas HKBP Nommensen 2011/ 2012
.
Laporan. Medan.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nommensen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pembelajaran apresiasi
unsur intrinsik novel sebelum dan sesudah penerapan teknik CTS (Catatan:
Tulis-Susun) oleh mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tahun
pembelajaran 2011/ 2012.
Sampel penelitian ini berjumlah 40 orang dari 144 populasi yang ada.
Sampel tersebut akan dikenai dua perlakuan, yakni pembelajaran tanpa
menggunakan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) dan pembelajaran dengan
menggunakan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen dengan desain penelitian one group pretest postest design.
Instrumen
yang digunakan adalah tes mengapresiasi novel dari segi unsur intrinsik dalam
bentuk essay.
Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 75,12 sedangkan untuk kelas
kontrol adalah 64,62. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai tes sebelum
menggunakan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) lebih tinggi daripada nilai tes
sesudah menggunakan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun).
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t diperoleh t
hitung= 5,89
pada taraf signifikan α = 5% dari d
aftar distribusi t dk (n-1) = 40-1 = 39,
maka diperoleh t
tabel= 1,68. Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya penerapan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) dapat meningkatkan
kemampuan apresiasi novel dari segi unsur intrinsik. Selain itu, berdasarkan
analisis kategori kemampuan mengapresiasi unsur intrinsik novel diperoleh
kesimpulan bahwa kemampuan mengapresiasi unsur intrinsik novel sebelum
menerapkan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) adalah kurang memadai (30%)
sedangkan kemampuan mengapresiasi unsur intrinsik novel sesudah menerapkan
teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) adalah memadai (80%).
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik CTS
(Catatan: Tulis-Susun) dapat meningkatkan kemampuan apresiasi novel dari segi
unsur intrinsik pada mahasiswa pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia stambuk
2010 tahun pembelajaran 2011/ 2012.
DAFTAR TABEL
I
RINCIAN POPULASI PENELITIAN ... 20
II
DESAIN ... 21
III
ASPEK-ASPEK PENILAIAN... 23
IV
DATA HASIL APRESIASI NOVEL ... 25
V
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN APRESIASI
NOVEL PRETEST ... 27
VI
IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK PRETEST ... 29
VII
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN APRESIASI
NOVEL POSTEST ... 29
VIII
IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK POSTEST ... 31
IX
UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK PRETEST ... 32
X
UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK POSTEST ... 33
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat
Penelitian……….
6
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. KERANGKA TEORETIS ... 7
1.
Novel ... 7
2.
Teknik CTS (Catatan:Tulis-Susun) ... 15
B. KERANGKA KONSEPTUAL ... 18
C. HIPOTESIS PENELITIAN ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
C. Populasi dan Sampel ... 20
D. Desain Penelitian ... 21
E. Instrumen Penelitian ... 22
F. Teknik Analisis Data ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data ... 25
C. Pengujian Hipotesis ... 36
D. Temuan Penelitian ... 36
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 38
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 39
B. Saran ... 39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktivitas dan kreativitas belajar tersebut dimulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Oleh sebab itu, aktivitas dan kreativitas belajar tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan salah satu kegiatan dalam pembelajaran, yaitu berupa keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu keterampilan yang bersifat reseptif dan produktif. Membaca dan menyimak termasuk keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif berguna dalam rangka memperluas pengalaman seseorang dengan cara menerima informasi, amanat, pesan dan sebagainya yang disampaikan orang melalui media, yaitu bahasa yang bersifat lisan maupun tulisan. Sedangkan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif berguna untuk menuangkan ide, gagasan, serta emosi dalam rangka mengikuti perkembangan zaman yang berjalan dengan sangat pesat.
Dalam pembelajaran sastra di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat beberapa pembelajaran menulis, salah satunya adalah menulis puisi. Puisi adalah salah satu dari tiga bagian karya sastra yang menyuguhkan permasalahan kehidupan dalam bahasa yang estetik. Puisi dikenal dengan bentuknya yang unik karena kata-katanya yang ekonomis, padat, padu, tetapi kaya makna. Oleh karena itu, mengingat ciri-ciri tersebut, maka yang menjadi orientasi sebuah puisi adalah kata, atau yang lebih dikenal dalam sastra dengan diksi.
Berdasarkan fakta yang ada selama bertahun-tahun, ditemui bahwa mahasiswa yang duduk program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia cenderung mengalami kesulitan dalam menulis sebuah puisi. Padahal keterampilan ini merupakan kajian dari para mahasiswa tersebut. Setelah diidentifikasi, kesulitan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi: mahasiswa kurang tertarik menulis puisi, mahasiswa pasif dalam proses pembelajaran apresiasi puisi, mahasiswa
kesulitan mengekspresikan puisi, mahasiswa terlihat malu saat menbacakan puisi, dan
mahasiswa kesulitan dalam menemukan kata-kata puitis.
Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi perlu
diperbaiki untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar mahasiswa. Teknik
pembelajaran dan pendekatan belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini, peneliti menawarkan teknik
pembelajaran yaitu dengan menggunakan teknik rangsang-gambar dan sumbang-kata.
Sedangkan
sumbang kata merupakan salah satu model pembelajaran dengan
mengumpulkan kata-kata yang sesuai dengan tema guna merangkai sebuah karya yang
berupa tulisan yang indah dan bermakna. Model pembelajaran dengan teknik
sumbang kata
diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan membentuk kelompok sesuai dengan
pembagian jenis kata yang sesuai dengan gambar dan tema yang telah ditentukan. Kata-kata
yang telah disumbangkan oleh mahasiswa digunakan untuk merangkai sebuah puisi yang
terdiri dari beberapa bait dan memiliki makna.
Oleh karena itu, teknik rangsang gambar dan sumbang kata merupakan suatu teknik
pembelajaran dengan memberikan rangsangan yang berupa gambar kepada mahasiswa.
Mahasiswa tidak hanya membayangkan suatu objek, tetapi juga dituntut untuk
menyumbangkan kata-kata melalui proses pemaknaan obyek. Mengingat orientasi sebuah
puisi adalah pemilihan diksi, maka teknik
rangsang gambar dan
sumbang kata diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi mahasiwa.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti akan meneliti
“Penerapan
Teknik
Rangsang Gambar
dan
Sumbang Kata
terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada
Mahasiswa Stambuk 2011 Semester Ganjil
Tahun Pembelajaran 2012/ 2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.
kurangnya ketertarikan mahasiswa dalam menulis puisi,
2.
kurangnya keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran apresiasi puisi,
3.
kurangnya keberanian mahasiswa dalam membacakan puisi di hadapan khalayak,
4.
kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menemukan kata-kata yang puitis, dan
5.
kurang tepatnya teknik pembelajaran yang dipergunakan dosen dalam pembelajaran
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penelitian ini hanya dibatasi dan difokuskan pada penerapan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2012/ 2013.
D. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik pembelajaran
rangsang gambar dan sumbang kata pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2012/ 2013?
2.
Bagaimana kemampuan menulis puisi sesudah menerapkan teknik pembelajaran
rangsang gambar dan sumbang kata pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2012/ 2013?
3.
Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum
menerapkan teknik pembelajaran
rangsang gambar dan
sumbang kata dengan
sesudahnya pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia tahun 2012/ 2013?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun
2012/ 2013.
2.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi sesudah
menerapkan teknik pembelajaran
rangsang gambar dan
sumbang kata pada
mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun
2012/ 2013.
3.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi
antara sebelum menerapkan teknik pembelajaran
rangsang gambar dan sumbang
kata dengan sesudahnya pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia tahun 2012/ 2013.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Hasil penelitian ini dapat memberi ide bahwa teknik pembelajaran
rangsang
gambar dan
sumbang kata merupakan salah satu teknik yang relevan untuk
pembelajaran menulis puisi.
2.
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi pengajar,
khususnya dosen bahasa Indonesia dalam merencanakan dan melaksanakan
program pembelajaran menulis puisi.
3.
Hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya
dalam hal pengembangan pembelajaran menulis puisi.
BAB II
LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. LANDASAN TEORETIS
1. Puisia. Pengertian Puisi
Puisi merupakan ekspresi pengalaman batin atau jiwa seseorang mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetis yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya dalam bentuk teks. Di balik kata-katanya yang ekonomis, padat, dan padu tersebut, puisi berisi potret atau gambaran kehidupan manusia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 903) menyatakan puisi adalah:
1) ragam sastra yang terikat oleh rima, mantra, irama, serta penyusunan larik dan bait, 2) gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus, dan
3) sajak.
Waluyo : e gataka , Puisi adalah e tuk karya sastra ya g e gu gkapka
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yak i de ga e gko se trasika struktur fisik da struktur ati ya.
b. Ciri-ciri Puisi
Seperti karya sastra lainnya, puisi juga mempunyai ciri-ciri sebagai penanda atau pengenal yang membedakannya dengan karya sastra lain. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan ciri-ciri puisi. Menurut Waluyo (1995:25) adalah sebagai berikut:
1) dalam puisi terjadi pemadatan segala unsur kekuatan bahasa,
2) dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diatur dengan sebaik-
baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi,
3) puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan pengalaman
jiwa yang bersifat imajinatif,
4) bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif. Hal ini ditandai dengan kata
konkret yang bersifat figuratif, dan
5) bentuk fisik dan bentuk batin puisi yang merupakan unsur kesatuan yang padu.
Selain pendapat di atas, Atmazaki (1993:8) juga memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri puisi.
Puisi-puisi Amir Hamzah dan seangkatannya tidak lagi terikat oleh jumlah-jumlah tersebut, walaupun tetap terikat oleh baris dan bait. Perubahan terjadi sejak Chairil Anwar. Sekalipun masih terikat oleh baris dan bait, tetapi tidak terikat oleh jumlah katanya, suku kata dan persamaan-persamaan bunyi sebagaimana terdapat pada bentuk-bentuk puisi terdahulu.
2) Berbeda dengan karya sastra bentuk prosa, puisi tidaklah merupakan suatu deretan peristiwa; tidak bercerita dan tentunya tidak mengutamakan plot. Puisi, pertama-tama adalah sebuah monolog. Sebagai monolog, kekuatan sebuah puisi terletak pada kekuatan ekspresinya. Daya ekspresi puisi tidak terletak pada banyak atau sedikitnya kata yang digunakan. Daya ekspresi puisi terletak pada pilihan kata dan pemanipulasian kata-kata tersebut sehingga mampu mengkonkretkan imaji-imaji yang memenuhi intuisi seorang penyair.
3) Keterikatan sebuah kata dalam puisi lebih cenderung pada struktur ritmik sebuah baris dari pada struktur sintaktik sebuah kalimat seperti dalam prosa. Oleh sebab itu, unsur dasar sebuah puisi bukanlah kalimat-kalimat, melainkan baris, terutama untuk puisi yang mengutamakan unsur formal; tidak pula kata, melainkan irama yang muncul manakala puisi dibacakan, terutama untuk puisi yang tidak mengutamakan unsur formal. Walaupun kata-kata terikat pada baris, namun tidak berarti bahwa kata-kata dalam puisi tidak dapat dikembalikan kepada struktur kalimat. Hanya saja, peranan baris lebih menentukan dibandingkan peranan kalimat. Konsekuensi logis dari struktur yang demikian adalah bahwa bahasa puisi dapat saja tidak mengikuti struktur logis kalimat. Penyimpangan dari struktur itu mungkin disebabkan oleh kepentingan irama, penekanan sebuah kata, atau karena ingin memunculkan efek dan kesan tertentu kepada pembacanya. Sebenarnya, hal demikianlah yang memberikan peluang untuk menciptakan puisi-puisi modern yang inovatif juga kreatif.
Atmazaki (1993:12) disebabkan oleh pergantian arti, penyimpangan arti, penciptaan arti atau ‘disiplacing, distorting, dan creating of meaning’ . Pergantian arti dapat berbentuk majas atau
bahasa kias, penyimpangan arti terjadi pada ambiguitas, dan penciptaan arti terjadi pada pemanfaatan tipologi tertentu. Sebenarnya, ketiga unsur itu yang menyebabkan puisi lebih padat dan memusat. Karena memang puisi adalah jenis karya sastra yang segala-galanya dipusatkan dan dipadatkan (konsentrasi dan intensifikasi).
5) Pada akhirnya, yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan bahwa sebuah karya sastra disebut puisi adalah karena pembaca membacanya sebagai sebuah puisi. Di sinilah peran pembaca. Setiap pembaca memiliki kesiapan dan harapan terhadap setiap jenis teks yang dibacanya agar teks itu memberikan sesuatu sebagaimana yang diharapkannya. Apabila seseorang membaca sebuah teks, dan sewaktu membaca ia mempersiapkan mental dengan harapannya untuk menerima teks itu sebagaimana dipunyai sebuah puisi, maka teks itu adalah puisi. Sebab caranya membaca adalah pertanda bahwa ia mengharapkan agar teks itu memberikan daya saran sebagaimana dipunyai puisi.
c. Unsur-unsur Puisi
Selain ciri-ciri puisi yang telah dikemukakan di atas, puisi juga dibangun oleh unsur-unsur puisi. Ada dua unsur pokok yang membentuk karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Namun, pada penelitian ini, pembahasan hanya difokuskan pada unsur intrinsik saja.
Adapun unsur instrinsik puisi menurut Suroto (1989:99) adalah sebagai berikut.
1) Tema
menangkap tema suatu puisi paling tidak kita harus mengetahui diksi, makna konotasi, dan perlambangan atau simbolisasi.
2) Amanat atau Pesan
Amanat atau pesan adalah sesuatu yang hendak disampaikan oleh penyair kepada pembaca lewat puisinya (Suroto, 1989:101). Amanat biasanya berada dibalik tema yang tersirat dari rangkaian kata puisi itu.
3) Simbolisasi atau Perlambangan
Pengertian simbolisasi atau perlambangan dalam puisi mengacu pada kata atau lambang kebahasaan lain yang digunakan untuk menggantikan suatu pengertian atau hal lain. Simbolisasi diperlukan oleh penyair untuk lebih mengkonkretkan hal-hal yang akan disampaikan. Misalnya, kata merah melambangkan pengertian berani atau marah. Jadi simbolisasi atau perlambangan sangat erat kaitannya dengan kata-kata konkret.
Menurut Waluyo (1995:88), macam-macam lambang ditentukan oleh keadaan atau peristiwa apa yang digunakan oleh penyair untuk menggantikan keadaan atau peristiwa itu. Ada lambang warna, lambang benda, lambang bunyi, lambang suasana dan lainnya.
Lambang bunyi sering dipergunakan penyair untuk mengeraskan suasana dan menegaskan maksud yang hendak disampaikan. Misalnya, bunyi /i/ cenderung melambangkan atau menggambarkan sesuatu yang kecil dan rapi. Bunyi /k/ melambangkan sesuatu yang keras dan lainnya.
4) Musikalitas
persamaan bunyi atau pola bunyi yang terdapat pada kata-kata dalam puisi. Sedangkan bunyi di sini dimaksudkan adalah bunyi bahasa yang terdapat dalam kata-kata puisi.
5) Rima
Di dalam puisi, rima mempunyai fungsi menimbulkan irama yang merdu sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan. Selain itu, rima berfungsi mengintensifkan dan menyatakan suasana yang digambarkan.
6) Bunyi
Unsur bunyi mampu melambangkan atau mengkonotasikan makna tertentu. Di samping itu, bunyi juga mampu menimbulkan keindahan. Bunyi yang tepat akan membantu mengungkapkan amanat karena bunyi dapat menciptakan suasana tersendiri.
7) Korespondensi
Yang dimaksud dengan korespondensi dalam puisi adalah perhubungan yang terdapat dalam puisi (Suroto, 1989:109). Perhubungan tersebut meliputi perhubungan antara kata dengan kata, frase dengan frase, kalimat dengan kalimat, atau bait dengan bait dalam suatu kesatuan yang logis. Untuk dapat memahami suatu puisi dengan baik, maka unsur ini tidak dapat diabaikan.
8) Diksi
9) Gaya Bahasa
Gaya bahasa termasuk unsur intrinsik yang cukup penting dalam puisi. Boleh dikatakan hampir tak ada puisi yang hadir tanpa sebuah gaya bahasa. Dengan gaya bahasa, gagasan yang terungkap akan terasa lebih konkret dan penuh. Tarigan dalam Suroto (1989:114) mengatakan, gaya bahasa ialah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
Penggunaan gaya bahasa mempunyai tujuan selain untuk menarik perhatian juga digunakan untuk hal tertentu. Misalnya, gaya bahasa repetisi atau gaya bahasa pengulangan yang digunakan untuk mengintensifkan hal-hal yang ingin ditekankan atau dikemukakan. Atau gaya bahasa personifikasi yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati. Dengan ini, penyair dapat menghidupkan puisi-puisinya, mengintensifkan pernyataan, dan dapat menegaskan maksud.
10) Tipografi
Tipografi atau tata wajah merupakan pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik dalam puisi tidak berbentuk paragraf melainkan berbentuk bait.
Cara sebuah teks ditulis sebagai larik-larik yang khas menciptakan makna tambahan. Makna tambahan itu diperkuat oleh penyajian tipografi puisi. Bentuk tipografi yang disajikan selain ingin menyampaikan makna, juga ingin memperlihatkan kemanisan susunan kata-kata dan baris serta bait yang menyerupai gambar seperti huruf Z, segi empat, dan lainnya.
Keseluruhan unsur-unsur pembangun puisi yang diuraikan di atas merupakan unsur-unsur yang utuh dan padu dan merupakan kesatuan yang saling melengkapi dan mempengaruhi dalam puisi. Dalam menciptakan sebuah puisi, diperlukan langkah-langkah menulis puisi yang dapat dijadikan ide bagi mahasiswa dalam menulis puisi.
Suatu kegiatan yang dilakukan menuntut adanya keterampilan. Dalam Kamus Besar Bahasa I do esia : di yataka . Ketera pila adalah ke akapa u tuk e yelesaika tugas.
Keterampilan yang dimiliki seseorang tentu akan berguna bagi orang tersebut.
Salah satu keterampilan yang dituntut saat ini adalah kemampuan menulis. Tidak mudah memang praktik menulis itu. Mungkin bagi sebahagian orang itu gampang tetapi bila sudah mendapat ide, maka ia akan dapat menulis apa saja. Namun, bagi sebahagian orang, hal itu tidaklah mudah. Akan tetapi, walau bagaimana pun jika kemampuan menulis itu dilatih terus menerus dengan bimbingan yang sistematis maka memungkinkan orang tersebut akan dapat menulis dan kemampuan itu akan berubah menjadi sebuah keterampilan.
Menulis puisi merupakan proses bernalar yang imajinatif, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk lambang-lambang yang mempunyai arti khusus. Menulis puisi adalah penceritaan kembali pengalaman pribadi dan respon akan sesuatu yang diwujudkan dari proses yang diwujudkan dari proses berpikir imajinatif ke dalam bentuk kata yang khas yang disebut puisi.
Al Banna (2008) mengemukakan:
Me ulis puisi adalah e ulis suatu o jek ya g e deru g dekat de ga diri si pe ulis itu sendiri, baik dekat dengan perasaan atau pemikiran. Penulis perlu merawat ketertarikan terhadap objek itu dengan tekun, sehingga ia bisa lebih dan lebih dekat lagi dengan objek. Sebab puisi yang baik adalah puisi yang berawal dan lahir dari proses kedekatan dengan perasaan dan pemikiran penulis. Semakin dekat suatu objek dengan diri penulis, maka akan se aki aik pula puisi ya g aka dihasilka .
3. Langkah-langkah Menulis Puisi
Kosasih : e gataka : Me ulis puisi adalah pe yusu a kata-kata atau bahasa erdasarka pe gala a ya g ersifat kreatif.
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan itu, Atmazaki (1993) menyatakan bahwa teknik menulis puisi dapat dilakukan sebagai berikut:
a. memahami dasar puisi,
b. pengembangan imajinasi melalui pengalaman atau objek yang ada di sekitar kita, c. mengembangkan keterampilan menulis melalui permainan kata,
d. menganalisis kata untuk meningkatkan kreativitas, dan
e. latihan menulis dimulai dari puisi yang sederhana dengan terlebih dahulu menentukan tema puisi.
Sebenarnya jika dicermati, puisi itu merupakan ungkapan kata bermakna yang dihasilkan dari berbagai macam proses kelahiran masing- asi g. Artikel ya g erjudul Li a Tahap Proses Menulis Puisi menyatakan bahwa puisi itu terlahir dari beberapa proses di bawah ini, yakni sebagai berikut.
1.
Tahap pengungkapan fakta diri; puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan
observasi pada sekitar diri sendiri, terutama pada faktor fisik. Jadi, seseorang akan
terinspirasi menulis puisi berdasarkan obyek yang benar-benar konkret.
3.
Tahap mengungkapkan fakta objek lain; pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan
fakta-fakta di luar diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa tambahan kata
bersayap atau metafora.
4.
Tahap mengungkapkan rasa objek lain; pada tahap ini, penulis berusaha mengungkapkan
perasaan suatu objek, baik perasaan orang lain maupun benda-benda yang ada di
sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi manusia.
5.
Tahap mengungkapkan kehadiran yang belum hadir; pada tahap ini, puisi sudah
merupakan kristalisasi yang sangat mendalam atas segala fakta, rasa, dan analisa menuju
jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu menuju kajadian di masa depan.
Menulis puisi merupakan kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi pribadi. Kepandaian menulis puisi bergantung pada pengalaman menulis puisi. Kemampuan menulis puisi sering dianggap sebagai bakat sehingga orang yang merasa tidak mempunyai bakat tidak akan dapat menulis, tetapi bakat tidak berarti tanpa ada pelatihan. Dan begitu pun sebaliknya, tanpa bakat pun bila seseorang rajin belajar dan giat berlatih, ia akan terampil dalam menulis puisi. Jadi, menulis puisi termasuk jenis keterampilan, seperti halnya jenis keterampilan lainnya, pemerolehannya harus melalui belajar dan berlatih, semakin sering belajar dan semakin giat berlatih, tentu semakin cepat terampil.
Selain itu, berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi juga dapat ditingkatkan dengan memperhatikan obyek serta menjalin kedekatan obyek tersebut agat tercipta pemaknaan yang bersifat konotatif yang pada akhirnya menyumbangkan diksi yang menarik.
Menurut Sayuti (2008), teknik
rangsang gambar adalah salah satu model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media yang digunakan dalam
pembelajaran. Pemakaian model pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu faktor
pendukung dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Model pembelajaran dengan
menggunakan media gambar seperti teknik ini dapat diterapkan dalam pengajaran bahasa dan
sastra Indonesia pada pembelajaran menulis puisi. Media gambar membantu dosen dalam
mengatur proses pembelajaran serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Ketersediaan
media gambar di suatu kelas akan memengaruhi proses pembelajaran mahasiswa dimana
penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri.
Sumbang kata merupakan salah satu model pembelajaran dengan mengumpulkan
kata-kata yang sesuai dengan tema guna merangkai sebuah karya yang berupa tulisan yang
indah dan bermakna. Model pembelajaran dengan teknik sumbang kata ini diterapkan dalam
proses belajar mengajar dengan membentuk kelompok sesuai dengan pembagian jenis kata
yang sesuai dengan gambar dan tema yang telah ditentukan. Kata-kata yang telah
disumbangkan oleh mahasiswa digunakan untuk merangkai sebuah puisi yang terdiri dari
beberapa bait dan memiliki makna.
Teknik
rangsang gambar dan sumbang kata merupakan suatu teknik pembelajaran
dengan memberikan rangsangan yang berupa gambar kepada mahasiswa. Mahasiswa tidak
hanya membayangkan suatu objek, tetapi juga dituntut untuk mengamati dengan cermat
gambar yang disajikan, lalu juga dituntut untuk menyumbangkan kata-kata sesuai dengan
pemaknaan terhadap obyek tersebut. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya duduk dan
mendengarkan dosen, tetapi juga turut bekerja memperhatikan obyek dan menyumbangkan
kata-kata.
lihat kemudian ditulis di papan tulis. Mahasiswa dituntut untuk menggerakkan anggota tubuh,
menggunakan panca indera, dan otaknya untuk belajar. Mahasiswa dapat mendapatkan
pengalaman dari apa yang telah mereka lihat dan dengar untuk dijadikan bahan belajar.
Hal ini tentunya akan meningkatkan keaktifan mahasiswa serta bisa meningkatkan
kemampuan dalam proses pembelajaran apresiasi puisi di kampus. Dengan menerapkan
teknik rangsang gambar dan sumbang kata pada pembelajaran apresiasi puisi ini, diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi mahasiswa.
B. KERANGKA KONSEPTUAL
Menulis puisi merupakan kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi pribadi.
Kegiatan tersebut merujuk pada kemampuan atau kecakapan seseorang dalam menulis
sebuah objek yang dekat dengan penulis dengan menyusun kata-kata atau bahasa yang
bersifat kreatif dan imajinatif.
Hal itu sejalan dengan konsep puisi
yang
mengimplementasikan refleksi pribadi ke dalam kata-kata yang ekonomis, padat, tetapi juga
kaya makna. Artinya, dari objek yang sama maka akan dapat dihasilkan objek yang berbeda.
Kepiawaian itu terletak pada kejelian seseorang dalam menangkap hal-hal yang terlihat
olehnya yang kemudian akan dituangkan ke dalam kata-kata yang bernama puisi.
C. HIPOTESIS PENELITIAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin mengetahui perbedaan kemampuan mahasiswa dalam menulis puisi sebelum menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudah menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas perkuliahan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pembelajaran 2012/ 2013.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Ariku to : e yataka , Populasi adalah keseluruha su jek pe elitia . Populasi
TABEL I
RINCIAN POPULASI PENELITIAN
Mahasiswa semester tiga Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia T. P. 2012/ 2013
Group A Group B Group C
50 33 28
2. Sampel Penelitian
Peneliti menggunakan teknik random dalam menentukan atau mengambil sampel. Dalam penelitian ini populasi yang ada terdiri dari 3 (tiga) kelas. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti melakukan cluster sampling terhadap populasi kelas yang ada dengan cara melakukan pengocokan. Maka kelas yang terpilih dalam proses random adalah kelas B dengan jumlah mahasiswa 33 orang.
D. Desain Penelitian
Model desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain One Group Pretest Posttest Design. Arikunto (2005:212) berpendapat, One group pretest posttest design yaitu eksperimen yang
dilaksa aka pada satu kelo pok saja ta pa kelo pok pe a di g. Di dala desai i i
Tes dilakukan sebanyak dua kali, pertama tes sebelum menerapkan menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata, kedua tes sesudah menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata.
TABEL II DESAIN PENELITIAN
Keterangan:
O1 : Tes awal kemampuan menulis puisi
X : Perlakuan dengan menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar
dan sumbang kata
O2 : Tes akhir kemampuan menulis puisi
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk menjaring data adalah tes kemampuan menulis puisi. Tes dibuat dalam bentuk essai yaitu menginstruksikan mahasiswa untuk menulis puisi.
Adapun yang menjadi kriteria penilaian dalam menulis puisi yang dibacakan pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
TABEL III
ASPEK-ASPEK PENILAIAN
No Aspek Kriteria Nilai
1. Tema
1. Kesesuaian tema puisi dengan isi yang disampaikan a. sangat sesuai
b. sesuai c. kurang sesuai d. tidak sesuai
20 15 10 5
2. Rima
2. Penggunaan rima a. sangat tepat b. tepat c. kurang tepat d. tidak tepat
20 15 10 5
3. Diksi
3. Aspek pemilihan kata a. sangat kontekstual b. kontekstual c. kurang kontekstual d. tidak kontekstual
20 15 10 5
4. Gaya Bahasa
4. Penggunaan gaya bahasa a. sangat variatif b. variatif c. kurang variatif d. tidak variatif
20 15 10 5
5. Imajinasi
5. Keberadaan imajinasi dalam puisi a. tergambar sangat jelas b. jelas
c. kurang jelas d. tidak jelas
10 5
Jumlah 100
(Nugriyantoro:2001)
F. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian adalah sebagai berikut.
1. Menghitung nilai rata-rata hasil belajar menulis puisi sebelum dan sesudah perlakuan dengan rumus
= (Sudjana, 2002:67)
2. Menghitung simpangan baku S1 dan S2 dari varians sebelum dan sesudah perlakuan dengan rumus
S (Sudjana, 2002:95)
3. Pemeriksaan dengan uji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors, langkah-langkah yang ditempuh adalah:
a. Pengamatan X1, X2, ….,Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ….)n dengan menggunakan rumus:
Z = (Sudjana, 2002:466)
b. Menghitung peluang F(zi) = F(z zi) dengan menggunakan daftar distribusi normal baku.
c. Menghitung Z1 , Z2, ….,)n yang dinyataka dengan S(Zi).
X
i i iF
X
F
1
2 2 2N
N
X
F
X
F
N
i i i ii
d. Menghitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian menentukan harga mutlaknya.
e. Menentukan harga terbesar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut Harga terbesar ini disebut Lo. Untuk menerima dan menolak distribusi normal data penelitian dapat dibandingkan nilai Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar tabel uji Liliefors dengan taraf 0,05 dengan kriteria pengujian jika Lo < L maka sampel berdistribusi normal.
4. Untuk menentukan data homogen atau tidak, digunakan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji F sebagai berikut.
F = (Sudjana, 2002:250)
Kriteri pengujian:
Jika Fhitung < Ftabel maka sampel sebelum dan sesudah perlakuan mempunyai varians yang sama.
5. Pengujian hipotesis, digunakan rumus uji-t dari Arikunto yaitu
(Arikunto, 2005:396)
Rumus di atas dapat diuji pada taraf signifikan 5% atau = 0,05 dari daftar distribusi t dk = (n-1) dengan ketentuan terima Ha jika thitung > ttabel dan ditolak Ho jika thitung < ttabel.
terkecil ians
terbesar ians
var var
)
1
(
2 2
N
N
N
D
D
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
[image:32.595.107.495.428.742.2]Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin mengetahui perbedaan kemampuan mahasiswa dalam menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata. Berikut ini akan disajikan data mengenai hasil perolehan nilai kemampuan menulis puisi sebelum menggunakan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudah menggunakan teknik rangsang gambar dan sumbang kata.
TABEL IV
DATA HASIL MENULIS PUISI
No Nama Pretest Postest
1. Lela Novida Simbolon 50 70
2. Eva Friska Tarigan 75 90
3. Ika Widiati Sinaga 75 70
4. Ruth Helena Nainggolan 60 75
5. Rita Marsaulina Pasaribu 60 80
6. Deswin Rio P. Tarigan 45 60
7. Fainto Girsang 50 70
8. Nelly Agustina Manik 40 65
10. Isabella Br. Sembiring 45 70
11. Okto Basri Manik 55 65
12. James Lianson Nainggolan 55 75
13. Erna Yunita Barasa 55 80
14. Henny Indriawati Hulu 75 90
15. Endang Prasetya Purba 75 75
16. Amrin Jafetman Sinaga 40 75
17. Repiana Gultom 50 80
18. Ernesta Br. Ginting 60 75
19. Intan Silaban 50 80
20. Lastri Nainggolan 70 70
21. Vina Merina Br. Sianipar 50 70
22. Masni Silaban 55 65
23. Listari Manurung 60 70
24. Epin Donta Ginting 75 75
25. Dewi Ria Sianturi 40 75
26. Ceria Kristi Br. Tarigan 60 75
27. Rayona Tampubolon 45 90
28. Virgina Rosti Situmorang 60 60
29. Lilis Debora Gultom 60 70
30. Marissan Simamora 70 80
32. Mardelina Purba 65 70
33. Lastri Nainggolan 45 70
Jumlah ∑X1=1885 ∑X2= 2425
Rata-rata 57,12 73,48
1. Analisis Data Kelompok Pretest
[image:34.595.99.495.71.198.2]Setelah mengetahui hasil kemampuan menulis puisi, selanjutnya akan dibuat tabel distribusi frekuensi, hal ini dilakukan guna mengetahui rata-rata (mean), Standar Deviasi (SD) dan Standar Error (SE) dari data yang berdistribusi tunggal.
TABEL V
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN MENULIS PUISI
X f Fx x x2 fx2
40 3 120 -17,12 293,09 879,28
45 4 180 -12,12 146,89 587,57
50 5 250 -7,12 50,69 253,47
55 5 275 -2,12 4,49 22,47
65 1 65 7,88 62,09 62,09
70 2 140 12,88 165,89 331,78
75 5 375 17,88 319,69 1598,47
N=33 ∑fX=1885 ∑fx2=3801,48
Dari tabel di atas dapat dicari rata-rata, standar deviasi, dan standar error variabel yaitu:
1. Rata-rata (Mean) Kelompok X
12
,
57
33
1885
1
N
fX
M
X2. Standar Deviasi Kelompok X
73
,
10
19
,
115
33
48
,
3801
1 2
X X
SD
N
fx
SD
0
2
4
6
8
40 45 50 55 60 65 70 75
FREKU ENSI NILAI
89
,
1
65
,
5
73
,
10
32
73
,
10
1
33
73
,
10
1
1 MX X MXSE
N
SD
SE
[image:36.595.158.445.456.595.2]Berdasarkan tabel distribusi kelas pretest di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
GAMBAR II
DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK PRETEST
Selain itu, data di atas dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu sangat baik, baik, dan cukup. Adapun ketentuan dalam pengkategorian data tersebut adalah sebagai berikut.
TABEL VI
IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK PRETEST
Rentang F. absolute F. Relative Kategori
85-100 0 0% Sangat baik
70-84 7 21,2% Baik
55-69 14 42,4% Cukup
40-54 12 36,4% Kurang
0-39 0 0 Sangat kurang
33 100%
2. Analisis Data Kelompok Postest
TABELVII
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN MENULIS PUISI
X F Fx x x2 fx2
60 2 120 -13,48 181,71 363,42
65 4 260 -8,48 71,91 287,64
70 10 700 -3,48 12,11 121,1
75 9 675 1,52 2,31 20,79
80 5 400 6,52 42,51 212,55
90 3 270 16,52 272,91 818,73
N=33 ∑fX=2425 ∑fx2=1824,23
Dari tabel di atas dapat dicari rata-rata, standar deviasi, dan standar error variabel yaitu:
1. Rata-rata (Mean) Kelompok Y
48
,
73
33
2425
1
N
fX
M
X0 2 4 6 8 10
60 65 70 75 80 90
FR E K U E N S I NILAI
43
,
7
27
,
55
33
23
,
1824
1 2 X XSD
N
fx
SD
3. Standar Error Kelompok Y
31
,
1
65
,
5
43
,
7
32
43
,
7
1
33
43
,
7
1
1 MX X MXSE
N
SD
SE
[image:39.595.171.431.620.768.2]Berdasarkan tabel distribusi kelas postest di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
GAMBAR III
DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK POSTEST
Selain itu, data di atas dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu sangat baik, baik, dan cukup. Adapun ketentuan dalam pengkategorian data tersebut adalah sebagai berikut.
TABEL VIII
IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK POSTEST
Rentang F. absolute F. Relative Kategori
85-100 3 9,1% Sangat baik
70-84 24 72,7% Baik
55-69 6 18,2% Cukup
40-54 0 0 Kurang
0-39 0 0 Sangat kurang
33 100%
4. Mencari Standar Error Kelompok X dan Kelompok Y
my mx
SE
SEMX 2 SEMY 22 2
1,89 1,31
57 , 3 71 , 1
28 , 5
Dari perhitungan di atas diperoleh standar error perbedaan mean pada pretest (X) dan postest (Y) adalah 2,29.
B. Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas Data Kelompok Pretest (X)
Uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas Lilliefors. Berikut tabel uji normalitas variabel X.
TABEL IX
UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK PRETEST
X F fKum Zi Tabel F(Zi) S(Zi) L
40 3 3 -1,59 -0,4441 0,0559 0,0909 0,0350
45 4 7 -1,12 -0,3686 0,1314 0,2121 0,0807
50 5 12 -0,66 -0,2454 0,2546 0,3636 0,1090
55 5 17 -0,19 -0,0754 0,4246 0,5151 0,0905
60 8 25 0,26 0,1026 0,6026 0,7575 0,1549
65 1 26 0,73 0,2673 0,7673 0,7878 0,0205
70 2 28 1,20 0,3849 0,8849 0,8484 0,0365
75 5 33 1,66 0,4515 0,9515 1 0,0485
Diketahui rata-rata kelas eksperimen Mx= 57,12 dan N = 33
[image:41.595.92.507.368.645.2]nyata α = 0,05 (5%). Dimana diketahui (N=33), maka Ltabel dengan α (0,01) = 0,1796, dan α (0,05) = 0,1543.
Dengan demikian Lhitung < Ltabel (0,1549 < 0,1796). Hal ini membuktikan bahwa data variabel X berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Data Kelompok Postest
Uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas Lilliefors. Berikut tabel uji normalitas variabel Y.
TABEL X
UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK POSTEST
X F fKum Zi Tabel F(Zi) S(Zi) L
60 2 2 -1,81 -0,4649 0,0351 0,0606 0,0255
65 4 6 -1,14 -0,3729 0,1271 0,1818 0,0547
70 10 16 -0,46 -0,1772 0,3228 0,4848 0,1620
75 9 25 0,20 0,0793 0,5793 0,7575 0,1782
80 5 30 0,87 0,3078 0,8078 0,9090 0,1012
90 3 33 2,22 0,4868 0,9868 1 0,0132
Diketahui rata-rata kelas eksperimen Mx= 73,48 dan N= 33
[image:42.595.92.505.402.627.2]Dengan demikian Lhitung < Ltabel (0,1782 < 0,1796). Hal ini membuktikan bahwa data variabel Y berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians diuraikan untuk menguji kesamaan variabel. Metode yang digunakan adalah dengan uji Bartlet (Sudjana, 1989:261). Perhitungannya sebagai berikut.
Diketahui:
S2x = (7,43)2 = 55,27
S2y = (10,73)2 = 115,19
Derajat kebebasan (dk)
dk = N – 1
= 33-1 = 32
Setelah diperoleh harga-harga yang diperlukan untuk uji Bartlet, kemudian dihitung
varians gabungan dari semua sampel (
S
2), harga satuan B, dan digunakan statistik Chikuadrat ( 2).TABEL XI
HARGA-HARGA YANG PERLU UNTUK UJI BARTLETT
Sampel Dk 1/dk Si
2
Log Si 2
(dk)Log Si 2
X 32 0,031 55,27 1,74 55,68
Y 32 0,031 115,19 2,06 65,92
64 121,60
a.Varians Gabungan Sampel
)
1
(
)
(
2 2 i i in
S
i
n
S
93
,
1
23
,
85
23
,
85
64
)
08
,
3686
(
)
64
,
1768
(
64
)
115,19
)(
32
(
)
55,27
)(
32
(
2
)
(
)
1
(
)
1
(
2 2 2 2Log
S
Log
S
n
n
S
n
S
n
y x y Y x xb. Harga Satuan B
B LogS2 (ni 1)
= (1,93) (64)
c. Uji Bartlett dengan rumus Chi kuadrat
X2 = ln 10 {B - (ni-1)Log Si 2
}
= (2,3025)(123,55 - 123,52)
= (2,3025) (0,03)
= 0,06
Dari perhitungan di atas diperoleh X2hitung (chi kuadrat) sebesar 0,06, harga X 2
tabel pada taraf kepercayaan 95 % dengan dk 32 adalah 79,1. Oleh karena itu, X2hitung < X
2
tabel yaitu 0,06 < 79,1. Hal ini membuktikan bahwa varians populasi adalah homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan penelitian terhadap normalitas dan homogenitas sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal dan dari variansi populasi yang homogen. Selanjutnya akan dilakukan hipotesis dengan uji t
dengan rumus Sudijono (Sudijono, 2007: 282-285):
2 1 2 1 M M o SE M M t
14
,
7
29
,
2
12
,
57
48
,
73
Maka thitung = 7,14
berarti Ho ditolak dan Ha diterima yaitu menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudahnya.
D. Temuan Penelitian
Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh temuan sebagai berikut.
1. Kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata termasuk dalam kategori cukup (42,4%) dan rata-rata hasil belajar 57,12.
2. Kemampuan menulis puisi sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata termasuk dalam kategori baik (72,7%) dan rata-rata hasil belajar 73,48.
3. Data kemampuan menulis puisi sebelum dan sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata berada pada distribusi normal, yaitu pada taraf = 5 % dan N = 33 diperoleh Lo < Ltabel yaitu 0,1549 < 0,1796 (sebelum perlakuan) dan Lo < Ltabel yaitu 0,1782 < 0,1796 (sesudah perlakuan).
4. Uji homogenitas dengan menggunakan uji varians diperoleh Fhitung = 0,06 dan Ftabel = 79,1 jadi Fhitung < Ftabel maka varians sampel berasal dari populasi yang homogen.
5. Uji-t, diperoleh thitung = 7,14 pada taraf signifikan = 5 % dk = (n-1) = (33-1) = 32 diperoleh t
tabel = 1,82, jadi thitung > t tabel = 7,14 > 1,82. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudahnya.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Kemampuan menulis puisi meningkat sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata. Ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang semakin meningkat dari 57,12
menjadi 72,7% (baik). Hal ini membuktikan bahwa penerapan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis puisi.
Berdasarkan pengujian normalitas dan homogenitas, maka diketahui bahwa data sebelum dan sesudah perlakuan adalah berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama. Berdasarkan analisis data dengan uji-t diperoleh thitung = 7,14 pada taraf signifikan = 5 % dan dk (n-1) = (33-1) =32 diperoleh ttabel = 1,82. Ternyata thitung > ttabel. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudahnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan dalan bab IV, maka dapat disimpulkan seperti di bawah ini.
1. Kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata tergolong kurang memadai.
2. Kemampuan menulis puisi sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata tergolong baik.
3. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudahnya.
4. Dari hasil penelitian dan data yang diperoleh, teknik rangsang gambar dan sumbang kata sangat baik diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi.
B. Saran
Berdasarkan simpulan, adapun yang menjadi saran dikemukakan berikut.
1. Kepada dosen bahasa Indonesia agar menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dalam pembelajaran menulis puisi sehingga membuat mahasiswa semakin termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran.
4. Selain materi menulis puisi, dosen bahasa Indonesia juga dapat menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata pada materi lain yang juga sesuai sehingga kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
________ 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
________ 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Atmazaki. 1993. Analisis Sajak Teori, Metodologi dan Aplikasi. Bandung: Angkasa
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Esten, Mursal. 2000. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.
Kokasih., E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusasteraan. Bandung: Yarma Widya
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. 2009. Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Universitas HKBP Nommensen.
Sanjaya, Wina. 2006.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
---, 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.