• Tidak ada hasil yang ditemukan

surat izin penggunaan gereja utk aneka keperluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "surat izin penggunaan gereja utk aneka keperluan"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

GEREJA SANTO YOHANES PENGINJIL BLOK B

Jalan Melawai Raya No

.

197

,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130

Telp

:

021

-

7220763 Fax

:

021

-

7220558

SURAT IZIN PENGGUNAAN GEREJA BLOK B

UNTUK ANEKA KEPERLUAN

Menanggapi permohonan tertanggal ………, maka izin menggunakan Gereja Blok B diberikan kepada:

Nama

: ...………...

Untuk

: ……….

……….

Hari/Tanggal

: ………….………...………...

Waktu

: …………...

Sebagaimana sudah dinyatakan dalam permohonan, dengan diberikannya izin ini pemohon hendaknya mentaati

segala peraturan yang berlaku dan bersedia bekerjasama dengan koster gereja yang mengelola penggunaan

gereja sehari-hari.

Jakarta, ……….

Yang memberikan izin:

Rm. Mikael Irwan SJ

---Pastor Kepala Paroki Blok B

Tembusan : kepada Koster gereja St. Yohanes Penginjil Blok B

PERATURAN PEMAKAIAN GEREJA BLOK B UNTUK ANEKA KEPERLUAN:

1. Permohonan memakai gereja untuk aneka keperluan non sakramen/sakramentali (misalnya: gladi perkawinan, doa bersama suatu kelompok, kunjungan ziarah suatu kelompok, latihan koor) hanya diizinkan pada hari/waktu:

- Senin dan Kamis pk. 09.00 - 13.00 - Selasa dan Jumat pk. 09.00 - 17.00

2. Permohonan memakai gereja untuk sakramen/sakramentali (misalnya: misa peringatan arwah, misa HUT perkawinan) akan diizinkan asal tidak bertabrakan dengan acara paroki yang sudah terjadwal maupun acara umat lain yang sudah mendapat izin. Khusus pada hari Sabtu dan Minggu, gereja dapat dipakai untuk sakramen/sakramentali dengan jadwal:

- Sabtu pk. 09.00; pk. 11.00 atau pk. 13.00 (pilih salah satu) - Minggu pk. 13.00 (harus selesai sebelum pk. 15.00)

3. Khusus tentang permohonan memakai gereja untuk misa/ibadat pemberkatan jenazah: - tetap memperhatikan peraturan butir 2 di atas.

- jenazah dibawa ke gereja paling lama 1 jam sebelum upacara mulai, dan hendaknya segera dibawa keluar setelah upacara selesai. Intinya: gereja hendaknya tidak dipakai untuk tempat persemayaman, apalagi penginapan jenazah. - dimungkinkan terjadinya kebijakan di luar ketentuan-ketentuan di atas, namun hal itu harus disetujui oleh Dewan

Paroki Harian/ PGDP, terutama kalau yang meninggal adalah tokoh (mantan tokoh) paroki/ masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait