PSAK 70
Kebutuhan Informasi Keuangan
• Untuk mengetahui hasil kinerja
• Untuk mengetahui posisi keuangan pengambilan
keputusan
Kebutuhan internal
• Kreditur keputusan memberikan kredit dan untuk
monitor kredit
• Investor keputusan investasi / kerjasama
Kebutuhan eksternal
• Kebutuhan pelaporan perpajakan pajak
perusahaan; pajak yang harus dipotong oleh perusahaan
Standar Akuntansi ??
Laporan Keuangan bertujuan umum yang relevan dan reliable sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.
• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna
3
Pilar Standar Akuntansi Indonesia
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan – SAP Draf SAK EMKM (Entitas Mikro Kecil
Menengah)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan – SAP Draf SAK EMKM (Entitas Mikro Kecil
Menengah)
IFRS hanya diadopsi PSAK – terakhir ED PSAK 71 Instrumen
Keuangan
SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009
Isi Pengaturan
.
• Bab 1 Ruang Lingkup
• Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasive • Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan • Bab 4 Laporan Posisi Keuangan • Bab 5 Laporan Laba Rugi
• Bab 6 Catatan atas Laporan Keuangan • Bab 7 Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan
Kesalahan
• Bab 8 Aset dan Liabilitas Keuangan • Bab 9 Persediaan
.
• Bab 10 Investasi pada Ventura
Bersama
• Bab 11 Aset Tetap
• Bab 12 Aset Takberwujud • Bab 13 Liabilitas dan Ekuitas • Bab 14 Pendapatan dan Beban • Bab 15 Pajak Penghasilan
• Bab 16 Transaksi dalam Mata Uang
Asing
Ruang Lingkup
•
ETAP yang memenuhi definisi dan kriteria
usaha mikro, kecil, dan menengah
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, selama dua tahun berturut-turut.
Standar digunakan untuk entitas mikro,
kecil dan menengah
Ringkasan PSAK 70
• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, mengakui aset
atau liabilitas tax amnesty sesuai dengan ketentuan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai konsekuensinya, sehingga akan dilakukan koreksi atas saldo laba.
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset
dan liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak tambahan modal disetor.
Pencatatan awal atas aset atau liabilitas dari Pengampunan Pajak
• Mengikuti PSAK yang berlaku atau meneruskan
penggunakan pengukuran yang telah dilakukan.
• Jika dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai
akan dilaporkan dalam tambahan modal disetor.
Tujuan
Tujuan
•
Mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan
liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2016 tentang Pengampunan Pajak (“UU
Pengampunan Pajak”).
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsur-unsur yang tidak material
Ruang Lingkup
•
Dalam laporan keuangannya jika entitas
mengakui aset (liabilitas) yang timbul dari
pengampunan pajak.
•
Persyaratan dalam pernyataan diterapkan jika
entitas mengakui aset dan liabilitas
pengampunan pajak dalam laporan keuangan.
•
Pernyataan ini dapat diterapkan oleh entitas
Definisi
• Aset pengampunan pajak adalah aset yang timbul dari
pengampunan pajak berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
• Biaya perolehan aset pengampunan pajak adalah nilai aset
berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
• Lliabilitas pengampunan pajak adalah liabilitas yang
berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.
• Pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi
perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap aset dan membayar uang tebusan
Definisi
• Surat Keterangan Pengampunan Pajak (Surat
Keterangan) adalah surat yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan sebagai bukti pemberian pengampunan pajak. Dalam hal dalam jangka waktu 10 hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya Surat Pernyataan Harta untuk
Pengampunan Pajak, Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri Keuangan belum menerbitkan Surat Keterangan, maka Surat Pernyataan Harta untuk
Pengampunan Pajak dianggap sebagai Surat Keterangan. • Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak
(Surat Pernyataan Harta) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk mengungkapkan aset, liabilitas, nilai aset neto, serta penghitungan dan pembayaran uang
tebusan.
Kebijakan Akuntansi
•
PSAK yang berlaku PSAK 25 par 6
•
Ketentuan Khusus diatur dalam par
10-23.
•
Penerapan opsi kebijakan akuntansi
dilakukan secara konsisten untuk seluruh
aset dan liabilitas pengampunan pajak
yang diakui
Pernyataan ini memberikan opsi
bagi entitas pada saat pengakuan
awal untuk mengukur aset dan
Pengakuan
•
Entitas mengakui aset dan liabilitas
pengampunan pajak, jika pengakuan
atas aset dan liabilitas tersebut
disyaratkan oleh SAK.
•
Entitas tidak mengakui suatu item
sebagai aset dan liabilitas, jika SAK tidak
memperkenankan pengakuan item
tersebut.
PSAK yang Berlaku
• Pada saat diterbitkannya Surat Keterangan, entitas dalam laporan posisi keuangannya:
– mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak jika
pengakuan atas aset atau liabilitas tersebut disyaratkan oleh SAK;
– tidak mengakui suatu item sebagai aset dan liabilitas jika SAK tidak memperkenankan pengakuan item tersebut; dan
– mengukur, menyajikan, serta mengungkapkan aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan SAK.
• Konsekuensinya dampak pengakuan aset tersebut akan diakui sebagai koreksi di periode sebelumnya, sehingga harus diakui dalam saldo laba dan laporan keuangan disajikan kembali sesuai PSAK 25
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan paragraf 41–53
Ketentuan Khusus
• Aset pengampunan pajak diukur sebesar biaya perolehan aset pengampunan. Biaya perolehan aset
pengampunan pajak merupakan deemed cost yang menjadi dasar bagi entitas dalam melakukan pengukuran setelah
pengakuan awal.
• Liabilitas pengampunan pajak diukur sebesar kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau setara kas untuk menyelesaikan kewajiban yang berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.
• Selisih selisih antara aset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan pajak diakui dalam pos tambahan modal disetor di ekuitas. Jumlah tersebut tidak dapat diakui
sebagai sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.
• Tebusan yang dibayarkan diakui dalam laba rugi pada
Ketentuan Khusus
•
Entitas melakukan penyesuaian atas saldo klaim,
aset pajak tangguhan dan provisi dalam laba rugi
pada peride Surat Keterangan disampaikan
sesuai UU Pengampunan Pajak sebagai akibat
hilangnya hak yang telah diakui sebagai klaim
atas kelebihan pembayaran pajak, atas aset
pajak tangguhan atas akumulai rugi pajak belum
dikompensasi, dan provisi pajak seelum
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
•
Pengukuran setelah pengakuan awal aset dan
liabilitas pengampunan pajak mengacu pada SAK
yang relevan, namun tidak terbatas pada:
– Properti investasi (PSAK 13) – Persediaan (PSAK 14)
– Investasi pada asosiasi dan ventura bersama (PSAK 15) – Aset tetap (PSAK 16)
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
•
Entitas diperkenankan tetapi tidak disyaratkan
untuk mengukur kembali aset dan liabilitas
pengampunan pajak berdasarkan nilai wajar
sesuai SAK pada tanggal Surat Keterangan.
–
Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar
pada tanggal surat ekterangan dengan biaya
perolehan aset dan liabilitas pengampunan
yang telah diakui sebelumnya disesuaikan
dalam saldo tamahan modal disetor.
–
Nilai hasil pengukuran kembali menjadi dasar
baru bagi entitas dalam menerapkan
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
• Jika pengampunan pajak mengakibatkan entitas
memperoleh pengendalian sesuai PSAK 65 selama periode pengukuran kembali, maka entitas disyaratkan mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pada tanggal surat keterangan.
• Periode pengukuran kembali dimulai setelah tanggal Surat Keterangan sampa dengan 31 Des 2017.
• Jika investee bukan entitas sepengendali menerapkan PSAK 22 dan jika entitas sepengendali menerapkan PSAK 38.
• Dari tanggal surat keterangan sampai sebelum menerapkan prosedur konsolidasi, entitas disyaratkan mengukur
investasi pada anak dengan menggunakan metode biaya. • Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar pada Surat
Penghentian Pengakuan
•
Entitas menerapkan kriteria penghentian
pengakuan atas masing-masing aset dan liabilitas
pengampunan pajak sesuai dengan ketentuan
Penyajian
• Aset dan liabilitas pengampunan pajak disajikan secara terpisah dari aset dan liabilitas lainnya dalam
laporan posisi keuangan, jika memilih kebijakan khusus dan tidak melakukan pengukuran kembali.
• Menyajikan sesuai klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan panjang , jika tidak dapat melakukan pemisahan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dan liabilitas jangka
panjang
• Entitas mereklasifikasi aset dan liabilitas pengampunan pajak sebelumnya sesuai par 19, ke dalam pos aset dan liabilitas serupa ketika:
– Entitas mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak
– Entitas memperoleh pengendalian
• Entitas menyajikan kembali laporan keuangan terdekat sebelumnya jika tanggal laporan keuangan adalah setelah tanggal Surat Keterangan
• Tidak melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pengampunan pajak.
Pengungkapan
•
Tanggal Surat Keterangan
•
Jumlah yang diakui sebagai aset
pengampunan pajak berdasarkan Surat
Keterangan serta jumlah liabilitas
Ketentuan Transisi dan
Tanggal Efektif
•
Entitas menerapkan ketentuan dalam PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan paragraf 41–53 jika
memilih opsi sesuai sesuai PSAK.
•
Entitas menerapkan Pernyataan ini secara
prospektif jika memilih opsi pengakuan khusus.
Laporan keuangan untuk periode sebelum
tanggal efektif Pernyataan ini tidak perlu disajikan
kembali.
•
Pernyataan berlaku sejak tanggal
Contoh 1
•
Entitas melakukan pengampunan pajak dengan
melaporkan aset pajak berupa:
– tanah 5 miliar
– Bangunan 10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak material maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70. Entitas mengakui aset tersebut sebagai
Contoh 2
•
Entitas melakukan pengampunan pajak dengan
melaporkan aset pajak berupa:
– tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas. • Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal
tahun 2010 dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar sebesar 3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar 30miliar dan nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi dihitung sd 2015 (misl 40 tahun) =
80/40 *6= 12. Selisih akan diakui dalam saldo laba. Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan kembali.
Tanah 30
Contoh 3
• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat terbit surat keterangan sebesar:
Tanah – Aset TA 50
Bangunan – Aset TA 100
Tambahan modal disetor 150 Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata
nilainya 60 dan 120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Tanah – Aset TA 50 Bangunan – Aset TA 100
Tambahan modal disetor 30
Dasar Kesimpulan
•
UU Pengampunan Pajak mengatur ketentuan
perpajakan, namun tidak mengatur perlakuan
akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul dari
pengampunan pajak.
•
PSAK 70 mengatur perlakuan akuntansi atas aset
dan liabilitas yang timbul dari pengampunan
pajak. (DK01)
•
Memberikan opsi pengaturan khsusu dalam hal
pengukuran dan penyajian aset dan liabilitas
Dasar Kesimpulan
• Aset dan liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak
dapat dianalogikan dengan kontribusi dari atau distribusi ke pemegang saham.
• Kenaikan atau penurunan aset dan liabilitas tersebut bukan merupakan penghasilan atau beban entitas selama periode tersebut, sehingga transaksi tersebut diperlakukan sebagai transaksi ekuitas.
• Karena saldo laba mencerminkan jumlah kumulatif kinerja entitas, maka kenaikan atau penurunan yang timbul dari transaksi ekuitas tidak disajikan dalam saldo laba.
• Dengan pertimbangan tersebut, selisih antara nilai aset dan liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak diakui dalam ekuitas (bukan pada saldo laba) sesuai PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 109.
• Hak atas kelebihan pembayaran pajak dan atas akumulasi rugi yang belum dikompensasi laba rugi (DK12)
TERIMA
KASIH
Dwi Martani 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com Dwi Martani
081318227080