• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKKNI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKKNI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor Registrasi ………

SKKNI

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

AHLI PESAWAT LIFT DAN ESKALATOR

(PERENCANA

PENGGUNAAN PESAWAT LIFT & ESKALATORDALAM BANGUNAN GEDUNG)

(PERENCANA AHLI MUDA)

2008

(2)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu Jabatan Kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya.

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya.

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung dilapangan dan ahlinya dari jabatan kerja yang bersangkutan. Untuk mendapatkan SKKNI diawali dengan desk study, survey, wawancara dan workshop. Dari hasil tersebut, yang masih dalam format DACUM, dimasukkan ke dalam format RMCS, yang selanjutnya akan dibahas dalam pra konvensi yang melibatkan Tim Komite RSKKNI, Tim Teknis, BNSP, LPJK, unsur Perguruan Tinggi, para Pakar dan Nara Sumber yang berkaitan dengan Jabatan Kerja tersebut.

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Ahli Perencana Pesawat Lift dan Eskalator pada pekerjaan di bidang Bangunan Gedung disusun dengan mengacu pada format dan ketentuan yang diatur dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep. 227/MEN/2003, tanggal 31 Oktober 2003 tentang cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan perubahannya No.

KEP.69/MEN/V/2004, tanggal 4 Mei 2004, serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.21/MEN/X/2007 untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam pembinaan dan penetapan persyaratan pada jabatan tersebut dan berlaku secara nasional. Diharapkan adanya Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) tersebut dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan. Di sisi lain standar kompetensi kerja ini tetap masih memerlukan penyempurnaan sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri Jasa Konstruksi, sehingga setiap masukan untuk penyempurnaan sangat diperlukan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, September 2008 Departemen Pekerjaan Umum

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (Ir. Sumaryoto Widayatrin, MSCE)

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1 DAFTAR ISI ... 2 BAB I PENDAHULUAN 4 Latar Belakang ... 3 5 Tujuan ... 4 6 Pengertian SKKNI ... 5 7 Penggunaan SKKNI ... 5

8 Struktur, Skema Pengembangan dan Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ... 6

9 Kodefikasi Standar Kompetensi ... 9

10 Gradasi Kompetensi Kunci ... 11

11 Rumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ... 12

12 Tim Penyusun Standar Kompetensi ... 14

BAB II STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR KONSTRUKSI SUB BIDANG BANGUNAN GEDUNG, JABATAN KERJA AHLI PERENCANA LIFT & ESKALATOR 2.2 Standar Kompetensi mengacu Jenjang Kualifikasi / Jabatan Kerja ... 17

2.3 Kualifikasi Jabatan Kerja ... 17 2.4 Pemaketan SKKNI dalam Jabatan Kerja ...

190

2.5 Daftar Unit Kompetensi ... 221

BAB III. PENUTUP ... 4948

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

- LATAR BELAKANG

Undang-undang No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya tersurat dan tersirat bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan atau ketrampilan.

Keharusan memiliki “SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN ATAU KETERAMPILAN” : mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang betul-betul dapat diandalkan. Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas kerja jasa konstruksi.

Sesuai dengan Keputusan Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) No. 71/KPYTS/D/VIII/2001 : pasal 2 ayat (1), tujuan sertifikasi adalah memberikan informasi objektif kepada para pengguna jasa bahwa kompetensi tenaga kerja yang bersangkutan memenuhi bakuan kompetensi yang ditetapkan untuk klasifikasi dan kualifikasinya, dan pasal 9; ayat (1) : Untuk setiap kualifikasi dalam suatu klasifikasi harus dibuat bakuan kompetensinya secara jelas termasuk tata cara mengukur.

Selain itu Undang-undang No. 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, terutama pasal 10 ayat (2), menyatakan bahwa “Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja”. diperjelas lagi dengan Peraturan Pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 31 tahun 2006, tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional :

Pasal 3, Prinsip dasar pelatihan kerja adalah, huruf (b) berbasis pada kompetensi kerja.

Pasal 4 ayat (1), Program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut diatas menyebut tentang kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas Sumber Daya Manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek spesifik terdiri : Ranah Pengetahuan (domain Kognitif atau Knowledge), Ranah Keterampilan (domain Psychomotorik atau Skill) dan Ranah Sikap Perilaku (domain Affektif atau Attitude/Ability), atau secara definitif pengertian

(5)

kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan.

Jadi apabila seseorang atau berkelompok telah mempunyai kompetensi kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka akan dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan tertentu yang seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut : dalam kondisi tertentu, mampu dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai volume dan dimensi yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar dan mutu/spesifikasi, selesai dalam tempo yang ditentukan.

Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur, serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.

-

TUJUAN

Penyusunan Standar kompetensi Sektor Jasa Konstruksi mempunyai tujuan yaitu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak dalam bidang keahlian tersebut di atas sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak diantaranya :

E. Institusi pendidikan dan pelatihan

i. Memberikan informasi untuk pengembangan program kurikulum.

ii. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian dan sertifikasi. F. Dunia usaha/industri dan pengguna tenaga kerja

1. Membantu dalam rekruitmen tenaga kerja. 2. Membantu penilaian unjuk kerja.

3. Mengembangkan program pelatihan bagi karyawan berdasarkan kebutuhan. 4. Untuk membuat uraian jabatan.

G. Institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi

- Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya

- Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian dan sertifikasi.

Selain tujuan tersebut di atas, tujuan lain dari penyusunan standar ini adalah untuk mendapatkan pengakuan secara nasional maupun internasional. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah :

(6)

a. Menyesuaikan penyusunan standar kompetensi tersebut dengan kebutuhan industri/usaha, dengan melakukan eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif.

b. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar – standar sejenis yang digunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangement – MRA)

c. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja, asosiasi industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga pendidikan dan pelatihan profesi atau para pakar dibidangnya agar memudahkan dalam pencapaian konsesus dan pemberlakuan secara nasional.

B. PENGERTIAN SKKNI

1. Kompetensi Kerja

Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

1. Konsep SKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian, sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan peru ndang-undangan yang berlaku.

1. PENGGUNAAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah disusun dan telah mendapatkan pengakuan oleh para pemangku kepentingan akan dirasa bermanfaat apabila telah terimplementasi secara konsisten. Standar Kompetensi Kerja digunakan sebagai acuan untuk :

a. Menyusun uraian pekerjaan.

b. Menyusun dan mengembangkan program pelatihan dan sumber daya manusia. c. Menilai unjuk kerja seseorang.

d. Sertifikasi Kompetensi/Profesi di tempat kerja.

Dengan dikuasainya kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka seseorang mampu :

i. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

ii. Mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan.

iii. Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.

(7)

iv. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda

- STRUKTUR, SKEMA PENGEMBANGAN DAN FORMAT STANDAR KOMPETENSI

KERJA NASIONAL INDONESIA

Pengmbangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Konstruksi mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI.

a. Struktur Standar Kompetensi

Standar Kompetensi suatu Bidang Keahlian distrukturkan dengan bentuk seperti di bawah ini (bentuk ini diterapkan secara luas di dunia internasional) :

STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI

Terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu

UNIT KOMPETESI

Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar kompetensi, setiap unit kompetensi memiliki sejumlah elemen-kompetensi

ELEMEN KOMPETENSI

Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati

KRITERIA UNJUK KERJA

Merupakan pernyataan sejauh mana elemen kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan

BATASAN VARIABEL

Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk kerja tersebut diaplikasikan

PANDUAN PENILAIAN

(8)

5. BATASAN VARIABEL 6. PANDUAN PENILAIAN

PANDUAN PENILAIAN

penilaian

b. Skema Pengembangan Standar Kompetensi

Skema pengembangan standar kompetensi dapat digambarkan sebagaimana diperlihatkan pada diagram di bawah ini.

STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI

. 1. BIDANG KEAHLIAN ATAU PEKERJAAN 2. UNIT-UNIT KOMPETENSI 3. ELEMEN KOMPETENSI 4. KRITERIA UNJUK KERJA

KU

ALIFIKA

S

I

KU

ALI

F

IK

ASIS

I

KOM

P

E

TENS

I

KU

NC

I

KU

ALI

F

IK

ASIS

I

(9)

c. Format Standar kompetensi

Kode : Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada format kodefikasi SKKNI

Judul Unit : Mendefinisikan tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar kompetensi.

Deskripsi Unit : Menjelaskan Judul Unit yang mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi

Elemen Kompetensi

: Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi sasaran apa yang harus dicapai

Kriteria Unjuk Kerja

: Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi di setiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu menilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi

Panduan Penilaian

: Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat

keterampilan yang digambarkan dalam kriteria unjuk kerja, yang meliputi :

- Pengetahuan dan keterampilan yang yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

Kompetensi kunci : Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan

(10)

untuk peran/fungsi pada suatu pekerjaan.

Kompetensi kunci meliputi :

1) Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisis informasi. 2) Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi.

3) Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas. 4) Bekerja dengan orang lain dan kelompok.

5) Menggunakan ide-ide dan teknik matematika. 6) Memecahkan masalah.

7) Menggunakan teknologi.

- KODEFIKASI STANDAR KOMPETENSI.

Kodefikasi unit kompetensi dan kualifikasi pada SKKNI Jasa Konstruksi pada dokumen ini, untuk sementara mencantumkan dua versi yaitu berdasar pada Kepmenakertrans No. 70A/MEN/2003 dan Permenakertrans No. 21 Tahun 2007. Pencantuman kedua versi pengkodefikasi tersebut berdasar pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Pengembangan standar kompetensi kerja pada jasa konstruksi telah dilakukan sejak tahun 2003, dan telah menghasilkan banyak jabatan kerja dan telah dipergunakan baik sebagai rujukan untuk penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi kompetensi.

b. Kodefikasi unit kompetensi dan kualifikasi jasa konstruksi dengan mengacu Kepmenakertrans No. 70A/MEN/2003, telah menjadi bagian dari data base pada sektor jasa konstruksi untuk keperluan sertifikasi tanaga kerja, sertifikasi badan usaha dan dipergunakan pada saat MRA dengan negara lain.

c. Masalah harmonisasi kodefikasi unit kompetensi dan kualifkasi pada jasa konstruksi akan menjadi salah satu topik, yang akan dibahas dalam kerangka kerjasama antara Dep PU, Depnakertrans dan LPJKN sebagaimana tertuang dalam SKB antara Dep PU, Depnakertrans dan LPJKN.

d. Pencantuman kodefikasi unit kompetensi dan kualifikasi pada dokumen, akan ditetapkan setelah diperolehnya kesepakatan antara Dep. PU, Depnakertrans dan LPJKN.

(11)

Pengkodean Unit Kompetensi dan Jabatan Kerja (versi Permenakertrans No. PER.21/MEN/X/2007, tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)

a. Kodefikasi Pekerjaan/ Profesi/ Jabatan Kerja Jasa Konstruksi (Berdasarkan PERMEN NAKERTRANS Nomor : PER.21/MEN/X/2007 dan KBLI 2005)

b. Pemberian kode unit kopetensi ditambah :

10. Versi Pembuatan paket SKKNI 2 digit nomor urut 9. KKNI Level I, II,III, IV, V, VI, VII, VIII, IX

(1 digit angka romawi)

5. Kelompok

 Pemasangan Pondasi & Pilar = 45.241

 Pemasangan Atap = 45.244

 Instalasi Elektrikal = 45.315

Instalasi Mekanikal = 45.316

 Instalasi AC = 45.317 8. Sub Bagian Sub Bidang Pekerjaan Konstruksi /

Lapangan usaha (pekerjaan/profesi/ jabatan), 2 digit angka dari katalog jabatan kerja.

7. Bagian Sub Bidang Pekerjaan Konstruksi (1 digit angka)

 Semua Bagian Sub Bidang = 0

Lift & eskalator = 1

o 4. Sub Golongan  Konstruksi Gedung = 45.21  Konstruksi Khusus = 45.24  Instalasi Gedung = 45.31 3. Golongan :

 Konst. Gedung & Bang. Sipil = 452

Instalasi Gedung & Bang. Sipil = 453

2. Golongan Pokok : = 45 1. Kategori : Konstruksi = F

F 4 5 3 1 6 1 1 0 1 IV 0 8

6. Sub Kelompok : Usaha Jasa Konstruksi (1 digit angka)

 Semua Usaha Jasa Konstruksi 0

Perencanaan 1  Pelaksanaan 2  Pengawasan 3  Peningkatan 4  Pemeliharaan 5  Perbaikan 6 o UUJK KBLI-2005

2 digit nomor urut unit kompetensi

0

8

(12)

- GRADASI KOMPETENSI KUNCI

Kompetensi Kunci dibagi menjadi 3 tingkat berdasar tingkat kesulitan pekerjaan

Tingkat 1 : Kemampuan untuk mengerjakan tugas rutin menurut cara yang telah ditentukan, bersifat sederhana dan merupakan pengulangan, serta sewaktu-waktu sering diperiksa perkembangannya. Unjuk kerja tingkat-1 adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menjelaskan pekerjaan sederhana berulang-ulang secara efisien dan memuaskan berdasar pada kriteria atau prosedur yang telah ditetapkan dengan kemampuan mandiri. Untuk itu tingkat 1 ini harus mampu :

o Melakukan proses yang sederhana dan telah ditentukan, o Menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

9. Versi Pembuatan paket SKKNI 2 digit nomor urut 8. KKNI Level I, II,III, IV, V, VI, VII, VIII, IX

(1 digit angka romawi)

5. Kelompok

 Penyiapan Lahan = 45.100

 Bangunan Pengairan = 45.224

 Bangunan Dermaga = 45.227

 Pengerukan = 45.246 7.b. Sub Bagian Sub Bidang Pekerjaan Konstruksi /

Lapangan usaha (pekerjaan/profesi/ jabatan), 2 digit angka dari katalog jabatan kerja.

7.a. Bagian Sub Bidang Pekerjaan Konstruksi (1 digit angka)

 Semua Bagian Sub Bidang = 0

 Unsur Bagian Sub Bidang Konstruksi – Nomor urut 1 s/d n

 (Contoh Pengairan : Bendungan (1), Sungai (2), Irigasi (3), Rawa (4), Drainase Kanal (5), Dermaga / Pantai (6) ).

4. Sub Golongan

 Penyiapan Lahan = 45.10

 Konstruksi Bangunan Sipil = 45.22

 Konstruksi Khusus = 45.24 3. Golongan :

 Penyiapan Lahan = 451

 Konst. Gedung & Bang. Sipil = 452

F 4 5 2 2

2. Golongan Pokok : = 45 1. Kategori : Konstruksi = F

6. Sub Kelompok : Usaha Jasa Konstruksi (1 digit angka)

o Perencanaan 1 o Pelaksanaan 2 o Pengawasan 3 o Peningkatan 4 o Pemeliharaan 5 o Perbaikan 6  UUJK KBLI – 2005

(13)

Tingkat 2 : Kemampuan untuk mengerjakan tugas yang lebih luas dan lebih rumit yang ditandai dengan peningkatan otonomi pribadi terhadap pekerjaannya sendiri dan pekerjaan tersebut kemudian diperiksa oleh atasan setelah pekerjaan selesai. Maka unjuk kerja tingkat-2 merupakan tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas/ pekerjaan yang menentukan pilihan, aplikasi dan integrasi dari sejumlah elemen atau data/informasi untuk membuat penilaian atas kesulitan proses dan hasil. Untuk itu, tingkat-2 ini harus mampu :

 Mengelola atau menyelesaikan suatu proses;

 Menentukan kriteria penilaian terhadap suatu proses atau kerja evaluasi terhadap suatu proses.

Tingkat 3 : Kemampuan untuk mengerjakan kegiatan rumit dan tidak rutin yang dikerjakan sendiri dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain. Unjuk kerja tingkat-3 merupakan tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi dan merancang kembali proses, menetapkan dan menggunakan prinsip-prinsip dalam rangka menentukan cara yang terbaik dan tepat untuk menetapkan kriteria penilaian kualitas. Untuk itu, pada tingkat-3 ini harus mampu :

5. Menentukan prinsip dasar dan proses;

6. Mengevaluasi dan mengubah bentuk proses atau membentuk ulang proses;

7. Menentukan kriteria untuk mengevaluasi dan/atau penilaian proses.

H. Rumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

KUALIFIKASI PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

I

Melaksanakan kegiatan :  Lingkup terbatas  Berulang dan sudah

biasa

 Dalam konteks yang terbatas  Mengungkap kembali  Menggunakan pengetahuan yang terbatas  Tidak memerlukan gagasan  Terhadap kegiatan sesuai arahan  Dibawah pengawasan langsung.  Tidak ada tanggungjawab terhadap pekerjaan orang lain. II Melaksanakan kegiatan :

(14)

KUALIFIKASI PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

 Lingkup agak luas.  Mapan dan sudah biasa.  Dengan pilihan-pilihan

yang terbatas terhadap sejumlah tanggapan rutin  Mengungkap kembali  Menggunakan pengetahuan yang terbatas.  Tidak memerlukan gagasan.  Terhadap kegiatan sesuai arahan  Dibawah pengawasan tidak langsung dan pengendalian mutu.  Punya tanggung

jawab terbatas terhadap kuantitas dan mutu.

 Dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain

III

Melaksanakan kegiatan :  Dalam lingkup yang luas

dan memerlukan keterampilan yang sudah baku  Dengan pilihan-pilihan terhadap sejumlah prosedur

 Dalam sejumlah konteks yang sudah biasa

 Menggunakan pengetahuan-pengetahuan teoritis yang relevan  Menginterpretasikan informasi yang tersedia  Menggunakan perhitungan dan pertimbangan.  Menerapkan sejumlah pemecahan masalah yang sudah baku.

 Terhadap kegiatan sesuai arahan dengan otonomi terbatas.  Dibawah pengawasan

tidak langsung dan pemeriksaan mutu.  Bertanggungjawab

secara memadai terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja.  Dapat diberi

tanggungjawab terhadap hasil kerja orang lain.

IV

Melaksanakan kegiatan :  Dalam lingkup yang luas

dan memerlukan keterampilan penalaran teknis.

 Dengan pilihan-pilihan yang banyak terhadap sejumlah prosedur.  Dalam berbagai konteks

yang sudah biasa maupun yang tidak biasa.  Menggunakan basis pengetahuan yang luas dengan mengaitkan sejumlah konsep teoritis  Membuat interpretasi

analisis terhadap data yang tersedia

 Pengambilan keputusan

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.  Menerapkan sejumlah

pemecahan masalah yang bersifat inovatif terhadap masalah-masalah yang konkrit dan kadang-kadang tidak biasa.  Terhadap kegiatan yang direncanakan sendiri.  Dibawah bimbingan dan evaluasi yang luas.

 Bertanggung jawab penuh terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja.

 Dapat diberi tanggung jawab terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

(15)

KUALIFIKASI PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

V

Melaksanakan kegiatan :  Dalam lingkup yang luas

dan memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus

(spesialisasi)

 Dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku.

 Yang memerlukan banyak pilihan prosedur standar maupun non standar

 Dalam konteks yang rutin maupun tidak rutin.

 Menerapkan basis pengetahuan yang luas dengan pendalaman yang cukup dibeberapa area.  Membuat interpretasi analitik terhadap sejumlah data yang tersedia yang memiliki cakupan yang luas  Menentukan

metode-metode dan prosedur yang tepat-guna dalam pemecahan sejumlah msalah yang konkrit yang mengandung unsur-unsur teoritis

Melakukan :  Kegiatan yang

diarahkan sendiri dan kadang-kadang memberikan arahan kepada orang lain.  Dengan pedoman atau

fungsi umum yang luas.

 Kegiatan yang

memerlukan tanggung jawab penuh baik sifat, jumlah maupun mutu dari hasil kerja.  Dapat diberi tanggungjawab terhadap pencapaian hasil kerja. VI Melaksanakan kegiatan :  Dalam lingkup yang

sangat luas dan memerlukan

keterampilan penalaran teknis khusus.

 Dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku serta

kombinasi prosedur yang tidak baku.

 Dalam konteks rutin dan tidak rutin yang berubah -ubah sangat tajam

 Menggunakan pengetahuan khusus yang mendalam pada beberapa bidang

 Melakukan analisis, memformat ulang dan mengevaluasi

informasi-informasi yang cakupannya luas  Merumuskan langkah

-langkah pemecahan yang tepat, baik untuk masalah yang konkrit maupun abstrak Melakukan :  Pengelolaan kegiatan/proses kegiatan.  Dengan parameter yang luas untuk kegiatan-kegiatan yang sudah tertentu.  Kegiatan dengan

penuh menentukan tercapainya hasil kerja pribadi dan atau kelompok.  Dapat diberi

tanggungjawab terhadap pencapaian hasil kerja organisasi

VII

Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk :

 Menjelaskan secara sistematik dan koheren atas prinsip-prinsip utama dari suatu bidang dan,

 Melaksanakan kajian, penelitian dan kegiatan intelektual secara mandiri disuatu bidang menunjukkan kemandirian intelektual serta analisis yang tajam dan komunikasi yang baik.

VIII Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk :

(16)

KUALIFIKASI PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

 Menunjukkan penguasaan suatu bidang dan,

 Merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan intelektual secara original berdasarkan standar-standar yang diakui secara internasional.

IX

Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk :

 Menyumbangkan pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan intelektual yang dinilai oleh ahli independen berdasarkan standar internasional.

I. TIM PENYUSUN STANDAR KOMPETENSI

Tim penyusun RSKKNI terdiri dari :

1. Tim Komite Penyusunan RSKKNI

NO NAMA JABATAN DI

INSTANSI

JABATAN

DALAM TIM KET

1 Ir. Dadan Krisnandar, MT Sekretaris BPKSDM Pengarah 2 Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc Kepala Pusat Pembinaan

Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Ketua

3 Ir. Yaya Supriatna Kepala Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik

Konstruksi

Wakil Ketua

4 Drs. Krisna Nur Miradi, M.Eng Kepala Bidang Kompetensi Keterampilan Konstruksi

Sekretaris 5 Dr. Ir. Poernomo Soekirno Ketua Bidang Diklat LPJKN Anggota 6 Muchtar Aziz, ST, MT Direktur Standarisasi,

Kompetensin dan Program Pelatihan, Ditjen Bina Lattas, Depnakertrans

Anggota

7 Drs. Rachmad Sujali Kepala Bidang Standarisasi Badan Nasional Sertifikasi

Profesi

Anggota

8 Ir. Drs. Asrizal Tatang Pakar/Perguruan Tingga Anggota

9 Ir. Pito Sumarno Asosiasi Profesi Anggota

10 Ir. Suardi Bahar Asosiasi Perusahaan Kontraktor

Anggota 11 Ir. Cipie T. Makmur Asosiasi Perusahaan

Konsultan

Anggota

. 2. Tim Teknis RSKKNI dan Tim Sekretariat

NO NAMA JABATAN DI

INSTANSI

JABATAN

DALAM TIM KET

I TIM TEKNIS

1 Drs. Krisna Nur Miradi, M.Eng Kepala Bidang Kompetensi Keterampilan

Konstruksi

Ketua/ Anggota

(17)

Anggota

3 Ir. Bambang Tri Sukmono, MM Anggota

4 Ir. Supangat, M.Eng Anggota

5 Ir. Adjar Prajudi Anggota

6 Ir. Sumihar Simamora, CES Anggota

7 Ir. Sarimun, CES Anggota

8 Yunizar, ST Anggota

9 Yanuar Tri Kurniawan, ST Anggota

II TIM SEKRETARIAT

1 Bambang Sunarto, BE Anggota

2 Siti Sri Wahyuni, S.IP, M.Si Anggota

3 Sri Wahyuni Anggota

3. Peserta Workshop

a. Tim Pengarah

5 Drs. Krisna Nur Miradi, M.Eng. Pusbin KPK Departemen PU

6 Ir. Elyus Amir PT. Prospera CE

7 Ir. Drs. Asrizal Tatang LPJKN

b. Curriculum Development/Fasilitator

8 Dra. Umi Budiastuti, M.Pd PT. Prospera CE

9 Tulus Basuki PT. Prospera CE

10 Wikono PT. Prospera CE

a. Peserta

No NAMA INSTANSI / PERUSAHAAN

1 Sarwono Kusasi PT. Fadilat Elevator

2 Budi Pahlawan PT. Apple Lousering Megah Permai

3 Agus Rustono HAPBI

4 Moch. Sholeh Politeknik Negeri Jakarta 5 Hanpus Dianto PT. Saba Ellevator Jaya 6 Syaifudin Zuhri M. Noor PT. Saba Ellevator Jaya

7 Ahmad Fitriana PT. Metakom Pranata

8 Triyatno PT. Malmas

9 Ariswan PT. Malmas

d. Peserta Pra Konvensi

NO NAMA JABATAN/INSTANSI JABATAN

DALAM TIM KETERANGAN

I Tenaga Ahli PT Prospera CE

1. Ir. Tulus Basuki Tenaga Ahli/PT Prospera CE Ketua 2. Dra. Umi Budiastuti, M.Pd Curriculum Development Specialist Wakil Ketua 3. A.Asbandi PT Prospera CE Sekretaris II Unsur Instansi Teknis Terkait/

(18)

1. Osnidar Balitbang PU Anggota 2. Balmer Nababan DepnakerTrans Anggota 3. Moh. Charits LPJKN Anggota 4. Sutjipto Pusbin KPK Anggota 5. Samsul Bakeri Pusbin KPK Anggota 6. Luhut L.G Dit Tabaling Ditjen CK Anggota 7. Sudjatmiko Pusbin KPK Anggota 8. Soemaryanto LPJKN Anggota 9. Isman Heribusono Balai Pelatihan JK Anggota 10. Cipie T. Makmur Tim Komite RSKKNI Anggota III Unsur Instansi/Perusahaan

1. Sarwono Kusasi PT. Fadilat Elevator Anggota 2. Hadi Supeno PT. PRSI Anggota 3. Krisbudiyanto PT. Mitsubishi Anggota 4. Ricky Rumindo PT. ARTU Anggota 5. Totok Darmawan PT. Thyssen Grupp Anggota 6. Suardi Bahar PT. Wijaya Karya Anggota IV Unsur Instansi/Pendidikan

1. M. Soleh PNJ Anggota 2. Untung STT. ST Anggota V Unsur Asosiasi Profesi

1. Budi Pahlawan APPLE Anggota 2. Abdul Rochim IPMI Anggota 3. Agus Rustono HAPBI Anggota 4. M. Zein HAPBI Anggota 5. Syaiful Mahdi AILKI Anggota

BAB II

S

TANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

SEKTOR KONSTRUKSI

SUB BIDANG PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG

JABATAN KERJA: AHLI PERENCANA PESAWAT LIFT DAN

ESKALATOR

A. STANDAR KOMPETENSI MENGACU JENJANG KUALIFIKASI/JABATAN KERJA Penetapan jenjang kualifikasi jabatan kerja/profesi kerja mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kerangka Kualifikasi Jasa Konstruksi (KKJK). Sesuai hasil studi literatur, konsep standar kompetensi mencakup semua aspek kinerja tugas/pekerjaan untuk membangun wawasan yang tidak terbatas hanya kemampuan tugas secara sempit tetapi mencakup 5 (lima) dimensi kompetensi yang perlu dikembangkan yaitu :

1. Kemampuan dalam tugas (task skill).

2. Kemampuan mengelola tugas (task management skill).

3. Kemampuan mengatasi suatu masalah tak terduga dengan cermat dan tepat (contingency management skill).

(19)

4. Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan kerja (job/role environments skill). 5. Kemampuan mentransfer atau adaptasi dalam situasi kerja yang berbeda/ baru

(transferable management skill).

Dimensi kompetensi tersebut di atas dapat muncul dalam kegiatan yang berbeda dari format standar, misalnya dapat berada dalam elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, dan batasan variabel.

B. KUALIFIKASI JABATAN KERJA

Analisis kompetensi merupakan langkah utama untuk penyusunan “Standar Kompetensi Kerja” bidang pekerjaan bangunan gedung secara mekanis dipersiapkan untuk pegangan atau tolok ukur penilaian kapasitas kemampuan untuk menduduki jabatan kerja “Ahli Pesawat Lift dan Escalator” Jabatan kerja dimaksud harus jelas dan pasti posisinya dalam klasifikasi dan kualifikasinya, pada umumnya di lingkungan jasa konstruksi dapat digambarkan seperti tipikal struktur organisasi sebagai berikut :

TIPIKAL ORGANISASI

BAB II

RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (RSKKNI) SPESIALIS LIFE AND ESCALATOR

GEODETIC ENGINEER AHLI MUDA KOORDINATOR JURU UKUR MANAJER ADMINISTRASI & KEUANGAN PELAKSANA PERAWATAN STV TUKANG SUPERVISOR

PERAWATAN STV JURU GAMBAR LABORATORIUM TEKNISI

QUALITY CONTROLLER ENGINEER AHLI PERENCANA PESAWAT LIFT & ESCALATOR SUPERINTENDENT PERAWATAN PELAKSANA LAPANGAN

(20)

C. PEMAKETAN SKKNI DALAM KUALIFIKASI JABATAN KERJA

Sektor : Jasa Konstruksi

Sub Sektor/Bidang Pekerjaan : Mekanikal

Sub Bidang Pekerjaan : Bangunan Gedung

Klasifikasi : Perencana, semua Bagian Sub Bidang

Pekerjaan Bangunan Gedung

Nama Jabatan Kerja : Ahli Perencana Pesawat Lift dan Eskalator / Profesi Kerja *)

Persyaratan Jabatan

• Pendidikan minimal : D3 bidang mesin atau elektro atau mekatronik

• Pengalaman : D3 bidang mesin atau elektro atau mekatronik, pengalaman minimal selama 5 tahun dalam bidang lift dan eskalator.

S-1 bidang mesin atau elektro atau mekatronik, pengalaman minimal selama 3 tahun dalam bidang lift dan eskalator

 Syarat lain : Tidak buta warna, dinyatakan dengan surat keterangan dari dokter, sehat jasmani dan rohani dinyatakan dengan surat keterangan dari dokter, tidak cacat fisik yang dapat mengganggu tugas pekerjaan Jenjang KKNI/KKJK : Sertifikat Tingkat IV (Empat) / Ahli Muda

Diskripsi Jabatan Kerja : Merencanakan sistem pesawat lift dan eskalator untuk bangunan gedung dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tersebut sesuai Spesifikasi yang disyaratkan dengan memperhatikan K3, Lingkungan dan Etika profesi.

Kode : INA

I.

INA Merencanakan Persyaratan Penerapan dan

Pelaksanaan K3 dan Tata Lingkungan

II. KELOMPOK KOMPETENSI INTI

1 INA Mempersiapkan Perencanaan Sistem Pesawat Lift

dan Eskalator

3 INA Merencanakan Sistem Pesawat Lift dan Eskalator

4 INA Merencanakan Teknis Komponen Lift dan

(21)

Eskalator Sesuai Fungsinya.

5 INA Memilih Jenis Operasi Kerja Kelompok, Lokasi dan

Tata Letak Satuan-satuan Pesawat Lift dan Eskalator

6 INA Melakukan Komisioning Atas Satuan-satuan

Pesawat Lift dan Eskalator yang Baru Selesai Terpasang untuk Diverifikasi Dengan Spesifikasi Teknis Perencanaan.

III. KELOMPOK KOMPETENSI PILIHAN

- - -

D. DAFTAR UNIT KOMPETENSI

Uraian unit-unit kompetensi tergambarkan sebagai berikut :

KODE UNIT : INA ………

JUDUL UNIT : Merencanakan Persyaratan Penerapan dan Pelaksanaan K3 dan Tata Lingkungan.

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap perilaku yang diperlukan untuk merencanakan persyaratan pelaksanaan K3 dan tata lingkungan yang harus diterapkan di tempat kerja.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi dan menganalisa jenis dan lokasi sumber-sumber bahaya pada tahapan pekerjaan di lapangan

1.1 Semua jenis potensi sumber bahaya diidentifikasi sesuai tahapan pekerjaan

1.2 Cara (prosedur) mengeliminer sumber-sumber bahaya ditetapkan berdasarkan standar prosedur yang berlaku pada lingkup pekerjaan dan ketentuan yang tertuang dalam perturan perundangan yang berlaku.

1.3 Cara-cara mengeliminir bahaya dipilih dengan mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi. 2. Menganalisa dampak kecelakaan dan menentukan tatacara mengeliminer sumber bahaya

2.1 Kecelakaan yang timbul dari sumber bahaya dianalisa dampaknya berdasar pada data empiris yang tersedia.

2.2 Peraturan K3 dipilih sesuai jenis sumber bahaya 2.3 Jenis-jenis APD yang dipersyaratkan harus diuraikan

(22)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

secara jelas sesuai dengan detail spesifikasinya 3. Menetapkan syarat-syarat

dan prosedur pelaksanaan K3 pada tahapan pekerjaan dilapangan

3.1 Syarat dan prosedur pelaksanaan K3 ditentukan berdasar pada jenis, karakter potensi bahaya yang ditimbulkannya

3.2 Pelaksanaan K3 pada tiap-tiap tahapan pekerjaan ditetapkan dalam SOP

3.3 Uraian rancangan K3 harus jelas dan sesuai dengan jenis-jenis tahapan kerja

3.4 Syarat-syarat dan prosedur pelaksanaan K3

dituangkan dalam lembar informasi atau bentuk lain, didokumentasikan dan diinformasikan kepada pihak lain yang terkait sesuai kebijakan perusahaan.

BATASAN VARIABEL 1 Kontek Variabel

1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja perorangan dan kelompok. 1.2 Tempat kerja meliputi :

1.2.1. Lokasi sekitar gedung 1.2.2. Lokasi gedung itu sendiri

1.3 Potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang diidentifikasi meliputi bahaya kecelakaan fisik, bahaya kebakaran dan bahaya ledakan

1.4 Pengendalian bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang dilakukan meliputi: 1.4.1. Memilih, menyiapkan, memelihara dan memakai alat pelindung diri (APD) 1.4.2. Memilih, memeriksa, memelihara dan menggunakan alat pengaman kerja

(APK)

1.4.3. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan kerja 1.5 Tindakan pencegahan pencemaran lingkungan meliputi :

1.5.1. Membuang sisa limbah pelumas, limbah acetylene, barang-barang bekas yang berbahaya sesuai dengan prosedur dan ketentuan.

1.5.2. Membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa bahan material yang tidak terpakai setelah pekerjaan selesai sesuai dengan prosedur dan ketentuan. 1.6 Penerapan etika profesi dilakukan sesuai prosedur

(23)

2.1 Peralatan K3L khususnya yang terkait dengan pekerjaan lift dan eskalator

2.2 Peralatan pendukung dalam penerapan K3L seperti, peralatan sirkulasi udara, tanda-tanda keselamatan kerja, alat keberisihan

2.3 Peralatan APD, P3K dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1 Memeriksa ketersediaan APD dan APK 3.2 Memeriksa fungsi APK dan Kondisi APD 3.3 Memakai APD dan Menggunakan APK

3.4 Melaksanakan prosedur K3 dalam pelaksanaan perencanaan sistem life and eskalator

3.5 Mematuhi tata cara keadaan darurat 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 Undang-undang Nomor. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi 4.2 Undang-undang Nomor. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 4.3 UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang : Jaminan Sosial Tenaga Kerja : 4.4 UU Nomor 23 tahun 1999 tentang Lingkungan Hidup;

4.5 PP Nomor 28 Tahun 2000 Tentang : Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi;

4.6 PP Nomor 29 Tahun 2000 Tentang : Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

4.7 Kepmen Nakertrans No. 03/Men/1999Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4.8 Kepmen Kimpraswil No. 362/KPTS/M/2004, tentang Sistem Manajemen Mutu

Konstruksi PANDUAN PENILAIAN

1. Kondisi Pengujian

Kompetensi yang tercakup dalam unit ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerjam sesuai dengan tuntutan standard.

Pilihan metode pengujian antara lain: Ujian tertulis, praktek, interviu, observasi dan atau portofolio

2. Keterkaitan Dengan Unit Lain

2.1 Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya 2.2 Kompetensi lain yang terkait

2.2.1 Melaksanakan Persiapan Perencanaan system pesawat lift dan eskalator 2.2.3 Merencanakan sistem pesawat lift dan eskalator

(24)

2.2.5 Memilih jenis operasi kerja kelompok, lokasi dan tata letak satuan-satuan pesawat lift dan eskalator

2.2.6 Melakukan komisioning atas satuan-satuan pesawat lift dan eskalator yang baru selesai terpasang untuk diverifikasi dengan spesifikasi teknis perencanaan

3. Pengetahuan yang dibutuhkan

3.1 Persyaratan keselamatan yang berkaitan dengan tempat kerja, peralatan dan perlengkapan;

3.2 Bahan yang membahayakan kesehatan; 3.3 Peralatan perlindungan diri;

3.4 Peraturan mengenai kesehatan dan keselamatan umum; 3.5 Perundangan, ketetapan, peraturan dan persyaratan kerja; 3.6 Kebijakan/peraturan perusahaan

4. Keterampilan yang dibutuhkan

4.1 Memilih APD dan APK yang tepat untuk bekerja

4.2 Menggunakan dan merawat peralatan dan perlengkapan kerja 4.3 Penanganan bahan

4.4 Memilih dan menyiapkan bahan sesuai persyaratan kesehatan; 4.5. Berkomunikasi secara efektif

5. Aspek kritis yang harus diperhatikan

Kemampuan dalam memelihara lingkungan dan situasi kerja, yang menciptakan suasana yang kondusif untuk terciptanya pekerjaan yang aman dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, meliputi :

5.1 Perlindunggan diri

5.2 Saling menjaga keselamatan (menerapkan kepedulian) 5.3 Perlindungan kepentingan umum dan lingkungan; 5.4 Laporan kecelakaan lisan atau tertulis;

5.5 Mengeliminir sumber-sumber bahaya

6. KUNCI KOMPETENSI

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

KINERJA 1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis Informasi 2

(25)

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT KINERJA

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3

4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 3

5. Menggunakan ide dan tehnik matematika 3

6. Memecahkan masalah 3

(26)

KODE UNIT : INA ...

JUDUL UNIT : Mempersiapkan Perencanaan Sistem Pesawat Lift dan

Eskalator

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk melaksanakan Persiapan Perencanaan sistem pesawat lift dan eskalator

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempelajari gambar desain bangunan

1.1. Gambar desain bangunan disediakan berdasar pada dokumen kontrak.

1.2. Gambar desain bangunan dipelajari untuk menentukan lokasi lift dan eskalator

1.3. Lokasi lift dan eskalator ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek fungsi, estetika dan kenyamanan serta keamanan pengguna

2. Menetapkan kebutuhan data survey dan

metodologi survey

2.1. Kebutuhan data survey diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan untuk perencanaan sistem lift dan eskalator. 2.2. Data survey didiskusikan dan ditetapkan bersama

dengan pemilik bangunan dan/atau arsitek

2.3 Metodologi survey dibuat berdasar pada kaidah-kaidah survei yang biasa digunakan untuk memperoleh data survei yang telah ditetapkan untuk keperluan perencanaan.

3. Mengumpulkan dan menetapkan data primer yang diperlukan

3.1. Daftar Data primer dibuat sesuai dengan kebutuhan 3.2. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode

yang telah ditetapkan.

3.3. Data primer didiskusikan dan ditetapkan bersama dengan tim kerja untuk memperoleh data primer yang valid

4. Mengumpulkan dan menetapkan data sekunder yang diperlukan

4.1. Daftar Data sekunder yang terkait dibuat sesuai dengan kebutuhan.

4.2. Data sekunder dikumpulkan dari sumber data yang dapat dipercaya dan memiliki validitas yang memadai. 4.3. Data sekunder didiskusikan dan ditetapkan bersama

(27)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 5. Membuat laporan

persiapan perencanaan sistem lift dan eskalator

o Laporan mengenai persiapan perencanaan sistem lift dan eskalator dibuat dengan sistematis dan ilmiah sesuai dengan kebijakan perusahaan/pemberi kerja.

o Laporan dibuat secara singkat dan jelas menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP. 5.3 Laporan didokumentasikan, diserahkan dan diarsipkan

sesuai dengan SOP yang berlaku.

BATASAN VARIABEL 1 Kontek Variabel

1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam tim kerja pelaksana pekerjaan perencana 1.2 Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja

1.3 1.4

Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja

Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK) 2. Perlengkapan yang diperlukan

2.1 Alat ukur dan kelengkapannya; 2.2 Format pengumpulan data 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1 Menetapkan kebutuhan data survey dan metodologi survey 3.2 Mengumpulkan dan menetapkan data sekunder yang diperlukan 3.3 Mengumpulkan dan menetapkan data primer yang diperlukan 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4.2 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

4.3 UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang : Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 4.4 UU Nomor 28/2002 tentang Bangunan Gedung

4.5 PP Nomor 28 Tahun 2000 Tentang : Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

4.6 PP Nomor 29 Tahun 2000 Tentang : Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

4.7 Kepmen Nakertrans No.03/Men/1999 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4.8 Kepmen Kimpraswil No. 362/KPTS/M/2004 tentang sistem manajemen mutu

(28)

PANDUAN PENILAIAN 1. Kaitan dengan unit lain

1.1 Membuat rencana pekerjaan sipil yang diperlukan untuk sistem pesawat lift dan eskalator

1.2 Merencanakan sistem pesawat lift dan eskalator

1.3 Merencanakan teknis komponen lift dan eskalator sesuai fungsinya

1.4 Memilih jenis operasi kerja kelompok, lokasi dan tata letak satuan-satuan pesawat lift dan eskalator

1.5 Melakukan komisioning atas satuan-satuan pesawat lift dan eskalator yang baru selesai terpasang untuk diverifikasi dengan spesifikasi teknis perencanaan 2. Kondisi Pengujian

Kompetensi yang tercakup dalam unit ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerjam sesuai dengan tuntutan standard.

Pilihan metode pengujian antara lain: ujian tertulis, praktek, interviu, observasi dan atau portofolio

3. Pengetahuan yang dibutuhkan 3.1 Mekanika teknik

3.2 Leadership 3.3 Komunikasi

4. Keterampilan yang dibutuhkan

4.1 Melakukan analisis hasil pembacaan alat ukur;

4.2 Menerapkan fungsi manajemen dalam pengaturan SDM

5. Aspek kritis yang harus diperhatikan

Aspek kritis yang dimaksud adalah aspek-aspek yang menyebakan fungsi pelaksanaan survey, pengumpulan data/informasi yang diperlukan untuk perencanaan tidak sesuai dengan hasil akhir yang diharapkan. Adapun aspek kritis yang dimaksud adalah

5.1 Akurasi data hasil survey dan investigasi 5.2 Aspek terminologi yang tidak tepat

5.3 Hirarkhi metodologi pelaksanaan pekerjaan yang tidak konsisten 5.4 Aspek pemanfaatan teknologi yang tidak sesuai

(29)

6. KUNCI KOMPETENSI

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

KINERJA 1 Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis Informasi 2

2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3

3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3

4 Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 3

5 Menggunakan ide dan tehnik matematika 3

6 Memecahkan masalah 3

(30)

KODE UNIT : INA ………

JUDUL UNIT : Merencanakan Sistem Pesawat Lift dan Eskalator

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk merencanakan sistem pesawat lift dan eskalator

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

 Mengumpulkan data bangunan.

 Data-data teknis besaran bangunan serta tinggi bangunan gedung serta luas bersih (net area) tiap-tiap lantai gedung dan tinggi vertikal lantai ke lantai diidentifikasikan dan dihimpun dari rancang bangun dan data primer lapangan

 Data-data sesuai kebutuhan dipilah sesuai dengan jenis dan peruntukannya

 Gambar dan lokasi lift dan eskalator ditetapkan berdasar hasil analisis data yang terhimpun dan hasil konsultasi dengan pengguna jasa

 Data disusun secara rapih dan berurutan untuk mempermudah penggunaan untuk analisis data.

D. Membuat asumsi kepadatan penghuni bangunan (m2/orang),

 Asumsi kepadatan penguni bangunan ditetapkan berdasar pada jumlah penghuni (pengguna) bangunan dan jumlah pengguna lift saat sirkulasi padat

 Relevansi asumsi-asumsi dicek ulang dengan pihak pemilik bangunan atau arsitek perencana, dilakukan untuk memperoleh data yang berimbang

 Pencatatan penetapan asumsi dengan rapi dan disetujui arsitek perencana, dilakukan dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP atau kebijakan perusahaan.

(31)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

3 Menetapkan kriteria wajar, 3.1 Kriteria teknis dasar perencanaan dipilih dan ditetapkan berdasar pada jenis dan lokasi dalam bangunan

3.2 Kriteria atas dasar jenis dan lokasi bangunan serta pola arus sirkulasi penghuni ditetapkan berdasar besaran arus sirkulasi.

3.3 Kriteria teknis dengan jelas dan teliti disusun berdasar pada kriteria wajar waktu tunggu rata-rata di lobi utama

4 Merencanakan jumlah unit, kapasitas dan kecepatan lift

4.1 Jumlah lift dan eskalator dalam satu sistem

dihitung dengan mempertimbangkan kriteria baku 4.2 Jumlah lift dan eskalator dalam satu sistem

direncanakan untuk didiskusikan dengan pemilk bangunan atau arsitek untuk memperoleh masukan

4.3 Jumlah lift dan eskalator dalam satu sistem ditetapkan dengan mempertimbangkan fungsi dan besaran bangunan

5 Memastikan tata letak

penggunaan lift dan eskalator sesuai dengan fungsinya

5.1 Arus pola sirkulasi penghuni bangunan dihitung dengan mempertimbangkan pola arus sirkulasi penghuni

5.2 Alternatif tata letak penggunaan lift dan eskalator dibuat dengan mempertimbangkan aspek estetika dan efisiensi penggunaan ruang

5.3 Alternatif lokasi tata letak direncanakan untuk dididiskusikan dengan pemilik bangunan atau arsitek sesuai dengan prosedur baku

5.4 Tata letak lift untuk penyandang cacat dan lift kebakaran ditetapkan sesuai dengan ketentuan standar bangunan

(32)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 6 Mengkomunikasikan kebutuhan

pekerjaan sipil yang terkait dengan lift dan eskalator

6.1 Kebutuhan bahan pekerjaan sipil untuk lift dan eskalator dihitung sesuai dengan kebutuhan. 6.2 Tata letak yang diperlukan disiapkan sesuai

dengan kebutuhan

6.3 Kebutuhan pekerjaan sipil dan tata letak lift dan eskalator dikomunikasikan dengan pihak terkait untuk perencanaan arsitektur dan struktur 7 Membuat laporan mengenai data

besaran kapasitas dan kecepatan unit pesawat lift dan eskalator

7.1 Data-data besaran kapasitas dan kecepatan diidentifikasikan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan

7.2 Data-data sesuai kebutuhan dipilih berdasar fungsinya

7.3 Data disusun rapi secara berurutan dan jelas serta diadministrasikan sesuai dengan prosedur atau SOP yang berlaku.

BATASAN VARIABEL 1 Kontek Variabel

1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok 1.2 Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja 1.3 Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja

1.4 Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK) 2. Perlengkapan yang diperlukan

Dalam membuat rencana pekerjaan sipil yang diperlukan untuk sistem pesawat lift dan eskalator yang diperlukan untuk perencanaan, perlu tersedia peralatan dan sarana antara lain :

2.1 Mesin hitung; Komputer 2.2 Telepon

2.3 Persyaratan kriteria (SNI) 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1 Menetapkan lokasi pesawat lift dan eskalator

3.2 Menentukan jenis alat dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pekerjaan sipil 3.3 Menentukan jenis bahan/material pekerjaan sipil

(33)

3.4 Menyiapkan data besaran serta tinggi bangunan gedung yaitu luas bersih (net area) tiap-tiap lantai gedung dan tinggi vertikal lantai ke lantai

3.5 Membuat asumsi kepadatan penghuni bangunan (m2/orang), menetapkan jumlah penghuni (pengguna) bangunan dan jumlah pengguna lift saat sirkulasi padat 3.6 Menetapkan kriteria wajar sesuai jenis dan lokasi dalam bangunan, besaran arus

sirkulasi, dan kriteria wajar waktu tunggu rata-rata di lobi utama

3.7 Merencanakan jumlah unit lift, kapasitas dan kecepatan yang sesuai kriteria baku dengan mempertimbangkan fungsi dan besaran bangunan

3.8 Memastikan tata letak penggunaan lift dan eskalator 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4.2 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

4.3 UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang : Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 4.4 UU Nomor 28/2002 tentang Bangunan Gedung

4.5 PP Nomor 28 Tahun 2000 Tentang : Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

4.6 PP Nomor 29 Tahun 2000 Tentang : Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

4.7 Kepmen Nakertrans No. 03/Men/1999Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4.8 Kepmen Kimpraswil No. 362/KPTS/M/2004 tentang sistem manajemen mutu

konstruksi

4.9 Peraturan lain yang terkait dan berlaku. PANDUAN PENILAIAN

1. Kondisi Pengujian

Kompetensi yang tercakup dalam unit ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standard.

Pilihan metode pengujian antara lain: Ujian tertulis, praktek, interviu, observasi dan portofolio atau metode lain yang relevan

2. Keterkaitan dengan unit lain

2.1 Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya -

2.2 Kompetensi lain yang terkait

2.2.1 Melaksanakan Persiapan Perencanaan system pesawat lift dan eskalator 2.2.3 Merencanakan teknis komponen lift dan eskalator sesuai fungsinya

(34)

2.2.4 Memilih jenis operasi kerja kelompok, lokasi dan tata letak satuan-satuan pesawat lift dan eskalator

2.2.5 Melakukan komisioning atas satuan-satuan pesawat lift dan eskalator yang baru selesai terpasang untuk diverifikasi dengan spesifikasi teknis

perencanaan. 3. Pengetahuan yang dibutuhkan

Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan dalam membuat rencana pekerjaan sipil yang diperlukan untuk sistem pesawat lift dan eskalator yang diperlukan untuk perencanaan:

3.1 Pemahaman tentang gambar denah, konstruksi 3.2 Jenis-jenis material

3.3 Perhitungan pekerjaan sipil terkait 3.4 Pengetahuan K3 dan lingkungan

3.5 Pengetahuan pengumpulan data dan informasi 3.6 Pengetahuan pemasangan lift dan eskalator 4. Keterampilan yang dibutuhkan

Keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi ini terdiri dari : 4.1 Gambar teknik dan gambar kerja

4.2 Gambar rencana dan spesifikasi

4.3 Perhitungan Handling Capacity, waktu tunggu, kepadatan hunian, pembagian zona pelayanan, jumlah dan atau tinggi lantai yang dilayani

4.4 Penyusunan laporan yang baik dan benar sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) 5. Aspek kritis yang harus diperhatikan

Aspek kritis yang dimaksud adalah aspek-aspek yang menyebakan fungsi membuat rencana pekerjaan sipil yang diperlukan untuk system pesawat lift dan eskalator yang diperlukan untuk perencanaan tidak sesuai dengan hasil akhir yang diharapkan. Adapun aspek kritis yang dimaksud adalah:

5.1 Akurasi data hasil survey dan investigasi 5.2 Aspek terminologi yang tidak tepat

5.3 Hirarkhi metodologi pelaksanaan pekerjaan yang tidak konsisten 5.4 Aspek pemanfaatan teknologi yang tidak sesuai

(35)

6. KUNCI KOMPETENSI

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

KINERJA 1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 2

2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 2

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3

4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 3

5. Menguraikan ide dan teknik matematika 3

6. Memecahkan masalah 3 7. Menggunakan teknologi 3

(36)

KODE UNIT : INA ………

JUDUL UNIT : Merencanakan Teknis Komponen Lift dan Eskalator

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk merencanakan teknis komponen lift dan eskalator sesuai fungsinya.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Memilih komponen-komponen utama penggerak dan transmisi daya

1.1 Kekuatan setiap komponen dihitung

menggunakan rumus dan tabel yang ditetapkan dengan mempertimbangkan data rencana sistem yang telah ditetapkan.

1.2 Komponen-komponen yang digunakan ditentukan berdasar pada data rencana sistem dan data part list pada brosur yang dikeluarkan oleh fabrikan. 1.3 Faktor keamanan dipilih dan ditetapkan sesuai

persyaratan yang ditetapkan oleh regulator atau standar yang berlaku.

1.4. Spesifikasi teknis komponen disusun dan ditetapkan berdasar pada data rencana sistem dan data part list pada brosur yang dikeluarkan oleh fabrikan.

1. Menetapkan ukuran (dimensi) kereta dan pintu-pintu lantai sesuai dengan kapasitas lift

1.1 Dimensi kereta dan pintu lantai dihitung sesuai dengan kapasitas lift yang telah ditentukan 1.2 Dimensi kereta dan pintu lantai

direncanakan untuk didiskusikan dengan pengguna jasa

1.3 Dimensi kereta dan pintu lantai ditetapkan berdasar hasil kesepatan.

1.4 Spesifikasi teknis pesawat disusun sesuai dengan kebutuhan perencanaan 1.5 Bentuk dan ukuran kereta dan

(37)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 2. Memilih dan menetapkan jenis

dan ukuran alat-alat pengaman

3.1 Daftar jenis alat pengaman yang digunakan dibuat sesuai dengan kecepatan dan kapasitas

3.2 Jenis alat pengaman yang akan digunakan, direncanakan untuk didiskusikan dan ditetapkan 3.3 Spesifikasi teknis alat pengaman dibuat sesuai

dengan kecepatan dan kapasitas

3.4 Faktor kemanan dan keselamatan ditentukan sesuai dengan standar yang ditetapkan 3. Memilih dan menetapkan

komponen-komponen pendukung

4.1 Daftar Jenis komponen pendukung dibuat sesuai dengan beban yang timbul

4.2 Jenis komponen pendukung direncanakan untuk didiskusikan dan ditetapkan

4.3 Spesifikasi teknis komponen pendukung dibuat 4.4 Faktor kemanan dan keselamatan ditentukan 4. Membuat Laporan perencanaan

teknis komponen

2.1 Laporan mengenai perencanaan teknik komponen dibuat sesuai dengan format

2.2 Rincian laporan dibuat secara singkat dan jelas dengan menggunakan format dan prosedur dalam SOP

5.3 Laporan diserahkan tepat waktu dan diadministrasikan

BATASAN VARIABEL 1. Kontek Variabel

1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok. 1.2 Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja 1.3 Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja

1.4 Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK) 2. Perlengkapan yang diperlukan

Dalam membuat rencana pekerjaan sipil yang diperlukan untuk system pesawat lift dan eskalator yang diperlukan untuk perencanaan, perlu tersedia peralatan dan sarana antara lain :

2.1 Mesin hitung; Komputer 2.2 Telepon

(38)

2.3 Persyaratan kriteria (SNI) 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1 Menetapkan lokasi pesawat lift dan eskalator

3.2 Menentukan jenis alat dan perlengkapan yang dibutuhkan 3.3 Menentukan jenis bahan/material

3.4 Menyiapkan data besaran kapasitas dan kecepatan unit pesawat lift dan eskalator 3.5 Memilih komponen-komponen utama penggerak dan komponen-komponen

transmisi daya

3.6 Menetapkan ukuran (dimensi) kereta dan pintu-pintu lantai sesuai dengan kapasitas lift

3.7 Memilih dan menetapkan jenis dan ukuran alat-alat pengaman sesuai dengan kecepatan

3.8 Memilih dan menetapkan komponen-komponen pendukung lainnya sesuai dengan gaya-gaya reaksi yang timbul.

4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4.2 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

4.3 UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang : Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 4.4 UU Nomor 28/2002 tentang Bangunan Gedung

4.5 PP Nomor 28 Tahun 2000 Tentang : Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

4.6 PP Nomor 29 Tahun 2000 Tentang : Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

4.7 Kepmen Nakertrans No. 03/Men/1999Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4.8 Kepmen Kimpraswil No. 362/KPTS/M/2004 tentang sistem manajemen mutu

konstruksi PANDUAN PENILAIAN

1. Kaitan dengan unit lain

1.1 Melaksanakan Persiapan Perencanaan system pesawat lift dan eskalator 1.3 Merencanakan sistem pesawat lift dan eskalator

1.4 Merencanakan teknis komponen lift dan eskalator sesuai fungsinya

1.5 Melakukan komisioning atas satuan-satuan pesawat lift dan eskalator yang baru selesai terpasang untuk diverifikasi dengan spesifikasi teknis perencanaan.

(39)

Kompetensi yang tercakup dalam unit ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerjam sesuai dengan tuntutan standar.

Pilihan metode pengujian antara lain: Ujian tertulis, praktek, interviu, observasi dan atau portofolio

3. Pengetahuan yang dibutuhkan

Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan dalam membuat rencana pekerjaan sipil yang diperlukan untuk sistem pesawat lift dan eskalator yang diperlukan untuk perencanaan:

3.1 Komponen lift dan eskalator 3.2 Arus kuat

3.3 Perhitungan

3.4 Pengetahuan K3 dan lingkungan

3.5 Pengetahuan pengumpulan data dan informasi 3.6 Pengetahuan pemasangan lift dan eskalator 4. Keterampilan yang dibutuhkan

Keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi ini terdiri dari : 4.1 Gambar teknik dan gambar kerja

4.2 Gambar rencana dan spesifikasi

4.3 Perhitungan Handling Capacity, waktu tunggu, kepadatan hunian, pembagian zona pelayanan, jumlah dan atau tinggi lantai yang dilayani

4.4 Penyusunan laporan yang baik dan benar sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) 5. Aspek kritis yang harus diperhatikan

Aspek kritis yang dimaksud adalah aspek-aspek yang menyebakan fungsi membuat rencana pekerjaan sipil yang diperlukan untuk system pesawat lift dan eskalator yang diperlukan untuk perencanaan tidak sesuai dengan hasil akhir yang diharapkan. Adapun aspek kritis yang dimaksud adalah:

5.1 Akurasi data hasil survey dan investigasi 5.2 Kesesuaian komponen

(40)

6. KUNCI KOMPETENSI

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

KINERJA 1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 2

2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 3

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3

4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 3

5. Menguraikan ide dan teknik matematika 3

6. Memecahkan masalah 3

(41)

KODE UNIT : INA ………..

JUDUL UNIT : Memilih Jenis Operasi Kerja Kelompok, Lokasi dan Tata Letak Satuan-satuan Pesawat Lift dan Eskalator

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk penyusunan jenis operasi kerja kelompok pesawat, lokasi dan tata letak satuan-satuan pesawat lift dan eskalator

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

2.1 Memilih jenis operasi kerja kelompok, lokasi dan tata letak satuan-satuan pesawat lift dan eskalator

3.1 Daftar jenis operasi kerja kelompok, dibuat sesuai kebutuhan

3.2 Jenis operasi kerja kelompok, dipilih sesuai kebutuhan

3.3 Jenis operasi kerja kelompok, ditetapkan sesuai kebutuhan

3.4 Tata letak satuan pesawat lift dan eskalator ditentukan sesuai kebutuhan

3.5 Data fungsi bangunan ditetapkan 3.6 Pola sirkulasi dari bangunan ditetapkan 2.2 Menetapkan jenis pola sirkulasi

tiap-tiap jenis bangunan yaitu: padat arah ke atas, atau padat arah bawah, atau seimbang ke atas dan ke bawah

Jenis pola sirkulasi yang akan digunakan dibuat Jenis pola sirkulasi yang akan digunakan didiskusikan dan ditentukan

Spesifikasi teknis pola sirkulasi ditentukan

2.3 Menetapkan perlunya tambahan fitur operasi untuk mendukung kinerja operasi kelompok agar lebih berdaya guna

a. Daftar jenis fitur operasi yang digunakan dibuat b. Jenis fitur operasi yang digunakan didiskusikan

dan ditentukan

c. Fitur operasi dicantumkan 2.4 Membuat laporan mengenai

pemilihan jenis operasi

a. Laporan mengenai pemilihan jenis operasi dibuat dengan sistematis dan ilmiah

b. Laporan dibuat secara singkat dan jelas 4.3 Laporan diserahkan tepat waktu

(42)

BATASAN VARIABEL 1. Kontek Variabel

1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok. 1.2 Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja 1.3 Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja

1.4 Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK) 2. Perlengkapan yang diperlukan

Dalam membuat rencana pekerjaan sipil yang diperlukan untuk system pesawat lift dan eskalator yang diperlukan untuk perencanaan, perlu tersedia peralatan dan sarana antara lain :

2.1 Mesin hitung; Komputer 2.2 Telepon

2.3 Persyaratan kriteria (SNI) 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1 Membuat daftar jenis operasi kerja kelompok 3.2 Menetapkan pola sirkulasi

3.3 Membuat pola spesifikasi teknis sirkulasi

3.4 Memilih jenis operasi kerja kelompok, lokasi dan tata letak satuan-satuan pesawat lift dan eskalator

3.5 Menetapkan jenis pola sirkulasi tiap-tiap jenis bangunan yaitu: pada arah ke atas, atau padat arah bawah, atau seimbang ke atas dan ke bawah

3.6 Menetapkan perlunya tambahan fitur operasi untuk mendukung kinerja operasi kelompok agar lebih berdaya guna

4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4.2 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

4.3 UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang : Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 4.4 UU Nomor 28/2002 tentang Bangunan Gedung

4.5 PP Nomor 28 Tahun 2000 Tentang : Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

4.6 PP Nomor 29 Tahun 2000 Tentang : Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

4.7 Kepmen Nakertrans No. 03/Men/1999Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

4.8 Kepmen Kimpraswil No. 362/KPTS/M/2004 tentang Sistem Manajemen Mutu Konstruksi

Referensi

Dokumen terkait

PA/KPA Keme.isiarrLambaga/Pemorintah Daomruhsriius Lainnya (KUD/I) r Dinas Kolautan Dan

The policy formulation process in development plan for land transport in Tuban Regency could be seen from the local regulation making process. Local regulation could

Pada zaman sekarang ini, kata hijrah adalah sebuah kata yang sangat ngetren dan bahkan tergolong populer, dimana banyak kita lihat dalam

Dari hasil survey pada responden pengguna jaringan jalan tol JIUT untuk skenario dengan kenaikan tarif 10% pada saat jam sibuk memberikan dampak berkurangnya minat penggunaan

Dari tahun 1913 hingga 1925, Thailand mengeluarkan sejumlah undang-undang untuk membendung nasionalisme Cina dan memaksa orang Cina menjadi warga negara Thailand. Pada tahun

Profil Berpikir Logis Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Menggunakan Test Of Piage’s Logical Operations (TLO) Ditinjau Dari Kemampuan Matematika.. Jurnal

We proposed an iris database for helping medical doc- tors in detecting colon disorder using image processing, however this database still need to be improved since the

yang juga memiliki fungsi kerja yang sama dengan OTP yaitu menjumlah (xor) setiap karakter plainteks dengan kunci sehingga prinsip OTP dapat digunakan dalam