Struktur Ketimpangan
Ekonomi Nasional
Ahmad Erani Yustika
Pengantar
•
Ketimpangan pembangunan merupakan fakta global
yang tak bisa disanggah, juga dialami Indonesia. Saat ini
situasinya makin mencemaskan.
•
Industrialisasi menjadi sumbu pertama ketimpangan:
efisiensi dan produktivitas menumpuk di sektor
sekunder dan tersier; sektor primer tak bergerak.
•
Aset produktif (modal dan lahan) mengumpul ke
sedikit pelaku ekonomi, baik oleh sebab mekanisme
kebijakan (konsesi) maupun pasar (akumulasi profit)
•
Liberalisasi menjadi kutub ketimpangan baru: formasi
kapital kian terkonsentrasi pada pelaku ekonomi tertentu
Perekonomian Nasional
•
Ketimpangan produktivitas antarsektor ekonomi sangat besar
sehingga menjadi sumber disparitas antarsektor.
•
Ketimpangan antargolongan juga kian membesar, porsi 20%
penduduk paling kaya semakin banyak mengambil kue ekonomi.
Disparitas antarwilayah juga tak mengalami perbaikan meskipun
otonomi daerah dijalankan.
•
Ketimpangan aset produktif (modal dan lahan) tak bisa dibantah,
sehingga output ekonomi mengerucut ke pemilik aset.
•
Pertumbuhan upah sangat lamban dibandingkan dengan
pertumbuhan aset (properti, saham, deposito, dll)
•
Kualitas tenaga kerja sangat menyedihkan, 67% hanya tamat SMP
ke bawah. Mereka yang berpendidikan tinggi bekerja di non-tradeable
sektor yang ekonominya tumbuh pesat.
Sumber: BPS, 2015
Kontribusi Menurut Sektor (%)
No
Sektor
2010
2011
2012
2013
2014-Q3
1 Pertanian, Peternakan,
Kehutanan & Perikanan
15.29
14.71
14.5
14.43
15.21
2
Pertambangan dan Penggalian
11.16
11.82
11.8
11.24
10.49
3
Industri Pengolahan
24.8
24.34
23.97
23.7
23.38
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0.76
0.75
0.76
0.77
0.81
5
Konstruksi
10.25
10.16
10.26
9.99
9.76
6
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
13.69
13.8
13.96 14.33
14.26
7
Pengangkutan dan Komunikasi
6.56
6.62
6.67
7.01
7.29
8 Keuangan, Real Estat dan Jasa
Perusahaan
7.24
7.21
7.27
7.52
7.49
9
Jasa-jasa
10.24
10.58
10.81
11.02
11.32
Kontribusi terbesar
terhadap PDB
adalah sektor-sektor
tersier yang kurang
menyerap tenaga
kerja dan kurang
berdampak pada
Ketimpangan Sektor Ekonomi
• Terjadi ketimpangan antara sektor tradable dan non-tradable. Sumber pertumbuhan ekonomi didominasi oleh sektor
non-tradable.
• Sektor industri mengalami penurunan pertumbuhan yang drastis. Hal ini dikarenakan ketiadaan kebijakan dan startegi pembangunan industri di Indonesia.
• Industri yang berkembang adalah industri yang mempunyai daya saing rendah karena ketergantungan bahan baku, barang modal, dan teknologi impor.
• Pembangunan industri gagal membangun industri hilir yang berbasis pertanian dan pertambangan yang memiliki daya saing dan nilai tambah besar.
Sektor 1970-1984 1985-1997 1997-1998 1999-2006 2007-2012 Tradable Pertanian 3,7 2,9 -0,2 2,9 3,77 Pertambangan dan Penggalian 4,9 2,7 -0,3 0,6 2,31 Industri pengolahan 11,4 10,3 -3,1 4,9 4,53 Non-tradable
Listrik, air & gas 12,8 13,7 7,7 6,9 8.68
Konstruksi 13 9,7 -14,5 5,5 7,38
Perdagangan, hotel & restoran
8 7,5 -6,2 4,9 7,18
Pengangkutan & komunikasi
11,1 7,5 -4,1 9,6 13,43
Keuangan, real estat & jasa perusahaan
11,1 8,1 -10,3 4,7 6,85
Jasa-jasa 8 4,6 -0,1 4 6,19
PDB 6,7 6,3 -4,2 4,4 5,99
Sumber: BPS, diolah
Rasio Gini Beberapa Negara
Negara
Rasio Gini
Brazil
0,54 (2009)
Afrika Selatan
0,63 (2009)
Tiongkok
0,42 (2009)
Amerika Serikat
0,49 (2012)
Jerman
0,29 (2010)
Polandia
0,32 (2011)
Indonesia
0,41 (2013)
0.32
0.363
0.33
0.364 0.35 0.37
0.38
0.41 0.41 0.413
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Gini
Semakin besarnya nilai rasio
gini menggambarkan kian
melebarnya ketimpangan yang
20
.8
18
.18
19
.75
19
.1
1
9
.56
21
.22
18.0
5
16
.85
16
.98
16
.87
37
.13
36
.4
38
.1
36
.11
35
.67
37.5
4
36
.48
34
.73
34
.41
3
4
.09
42.07
44.78
42.15
44.79 44.77
41.24
45.47
48.42 48.61 49.04
0
10
20
30
40
50
60
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Distribusi Pendapatan Penduduk (%)
40% penduduk lowest income
40% penduduk middle income
20% penduduk high income
Data Distribusi Simpanan Berdasarkan
Segmen Nominal (Agustus 2013)
Nominal
Simpanan
Rekening
%
Nominal (Rp
Miliar)
%
< 100 juta
125.685.740
97,59%
529.284,33
15,41%
100 juta-200 juta
1.409.632
1,09%
194.997,17
5,68%
200 juta-500 juta
942.606
0,73%
300.945,57
8,76%
500 juta- 1 miliar
393.466
0,31%
286.225,90
8,33%
2 miliar – 5 miliar
103.478
0,08%
323.402,12
9,41%
> 5 miliar
59.122
0,05%
1.526.429,43
44,44%
Total
28.793.085
100%
3.435.188,06
100%
Sumber: LPS, 2013
Income Tax Rate 2014 (%)
Indonesia
35
Australia
45
Austria
50
Chile
40
China
45
Denmark
55
Jerman
45
Hongkong
16
India
33
Singapura
20
Korea Selatan
38
Malaysia
26
Tax Ratio stagnan, bahkan cenderung mengalami penurunan. Padahal
pertumbuhan ekonomi diklaim cukup tinggi dan pertumbuhan kelas menengah
cukup tajam.
12.2 12.5 12.3 12.4 13.3 11.1 11.2 11.8 11.9 12.2 12.4 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*Kemiskinan, Perdesaan, dan Ketimpangan Lahan
•
Dari 28,6 juta orang miskin di Indonesia,
sekitar 63% berada di perdesaan
(September 2012)
•
Sekitar 32% nelayan hidup dg pendapatan
< USD 1/hari (Data 2006 Dit.PMP-KKP)
Ketimpangan penguasaan lahan
pertanian semakin tinggi
Sumber:
Rusastra, I.W. dkk. Land and Household Economy:
Analysis of Agricultural Census 1983-2003 (PSE-Kementerian Pertanian)
Luas Lahan Pertanian per Kapita
(m2/orang)
NTP tidak kunjung meningkat, akibatnya kesejahteraan petani semakin terpinggirkan.
Penyebab utamanya adalah disparitas harga yang tajam antara harga di level petani dengan
harga di level konsumen pada komoditas pertanian. Petani menerima harga di bawah harga
keekonomiannya.
117.4 100.6 105.2 106.5 99.0 101.2 102.8 105.8 105.9 102.0 107.9 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*14
Sumber: BPS diolah 2014
23.74
58.7
2.5
8.31
4.84
1.91
0 10 20 30 40 50 60 70Sumatera
Jawa
Bali dan Nusa
Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku dan
Papua
Kontribusi PDB Nasional (%)
2012
2013
2014 TWI
2014TWII
Sekitar 82% PBD
berasal dari Jawa
Uraian
Indonesia Malaysia Thailand
China
Angkatan Kerja
Juta orang
117.4
12.7
39.3
783.9
Bekerja
Juta orang
109.7
12.3
38.9
761.1
Formal
%
38
31
45
49
Informal
%
62
31
55
51
Penganggur
Juta orang
7.7
0.4
0.2 9.1 (rural)
Tingkat
Pengangguran
%
6.56
3.2
0.6 4.1 (rural)
Upah Minimun
Terendah*
USD/bulan
99
157
146
78
Tertinggi**
USD/bulan
170
497
198
175
Perbandingan Ketenagakerjaan Beberapa Negara
Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan
(Sakernas, Februari 2013)
Pendidikan
Jumlah (Juta Orang)
% Pekerja
berdasarkan
pendidikan
Angkatan Kerja
Bekerja
Menganggur
SD Ke Bawah
56,67
54,62
2,05
47,9%
SMP
22,11
20,29
1,82
17,8%
SMA
19,61
17,77
1,84
15,6%
SMK
11,03
10,18
0,85
8,9%
Diploma
I/II/III
3,41
3,22
0,19
2,8%
Universitas
8,36
7,94
0,42
7,0%
Jumlah
121,19
114,02
7,17
100%
Sumber: BPS, 2013
Persoalan Kualitas Tenaga Kerja dan Implikasi
Informal
(68,43 juta)
Formal
45,59 juta)
60,02%
39,98%
Angkatan Kerja Minim
Keterampilan
TK Menurut Pendidikan
Dominasi sekor informal
disebabkan kualitas SDM
yang hampir 50%
berpendidikan <=SD
Kondisi itu diperparah
dengan minimnya angkatan
kerja yang tidak memiliki
Lebih dari 33 juta individu usia 18-60
tahun bekerja di berbagai lapangan
pekerjaan, berstatus kesejahteraan
30% terendah
18
SDM Sektor Pertanian terendah
Pendidikan dan Produktivitas
Produktivitas (PDB Nominal/Tenaga Kerja)
(Juta Rp)
Upah Minimum
•
Pada 2004 rata-rata upah minimum regional sebesar Rp
458 ribu. Pada 2013 upah minimum regional rata-rata
sebesar Rp 1.332 ribu (naik sekitar 200%).
•
Upah rata-rata industri kecil pada 2004 sebesar Rp 310
ribu dan 2013 sebesar Rp 590 ribu (naik sekitar 90%).
•
Pada 2004 harga beras rata-rata Rp 2850/kg dan 2013
harga rata-rata Rp 8300/kg.
•
Pada 2004 upah minimum setara 160,7 kg beras dan
pada 2013 upah setara 160,4 kg.
•
Sementara untuk di industri kecil, upah pada 2004
setara beras 108,7 kg dan pada 2013 setara hanya 71 kg
(Data BPS, diolah).
Tarif Bea Masuk Beberapa Negara
Kelompok Produk
India
Vietnam
Jepang
Thailand
China
Indonesia
Produk hewan 31,6 20,1 13,9 30,5 14,7 4,4
Produk susu 33,8 21,9 169,3 22,6 12 5,5
Buah, sayur, tanaman 29,7 30,6 12,7 31,5 14,8 5,9
Kopi, the 56,1 37,9 15,6 30,8 14,7 8,3
Sereal & preparat 30,8 27,4 72 21,1 23,9 6,1
Minyak biji, lemak, minyak 26,2 13,4 12,3 19,3 10,6 4
Gula dan permen 34,4 17,7 24,5 32 27,4 11
Katun 17 6 0 0 22 4
Minuman & tembakau 70,8 66,6 14,4 44,6 22,9 51,8
Produk pertanian lain 21,9 7,8 5,7 10,4 11,5 4,3
Rata-rata produk pertanian 35,23 24,94 34,04 24,28 17,45 10,53
Ikan & produk ikan 29,6 30,9 5,5 13,5 10,7 5,8
Mineral & logam 7,4 10,2 1 6,2 7,5 6,6
Petroleum 9 17,5 0,6 5,4 4,5 0,5
Bahan kimia 7,9 5,2 2,2 3,3 6,6 5,3
Kayu, kertas, dll . 9,1 17,2 0,8 6,9 4,4 5
Textil 14,1 30,4 5,5 8,3 9,6 9,3
Pakaian 19,9 49,3 9,2 30,4 16 14,4
Kulit, alas kaki 10,1 19 12,9 12,1 13,4 9
Mesin non-listrik 7,1 5,4 0 4,4 7,8 2,3
Mesin listrik 6,9 12,8 0,2 7,9 8 5,8
Peralatan transportasi 14,8 22,2 0 21 11,5 11,6
Manufaktur, n,e.s. 8.8 15,2 1,2 10,6 11,9 6,9
Rata-rata Produk non-pertanian 12,1 19,6 3,3 10,8 9,3 6,9