• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIERARCHIAL CLUSTERING ANALYSIS DALAM PEMERATAAN PEMBANGUNAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIERARCHIAL CLUSTERING ANALYSIS DALAM PEMERATAAN PEMBANGUNAN INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HIERARCHIAL CLUSTERING ANALYSIS

DALAM PEMERATAAN PEMBANGUNAN INDONESIA

Anantamurti Purwa Hapsari 1, Emielda Rizqiah 1, Handy Febri Satoto 1, M. Afifuddin 1, M. Imron Mas’ud1, Seta Wiriawan 1, dan Yudha Prasetyo 2

1

Program Magister Teknik Industri, FTI-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),

E-mail : nantahapsari@gmail.com, emielda_rizqiah@yahoo.co.id, h4170y@gmail.com, afivwae@gmail.com, imron4@yahoo.co.id, setawiriawan@ymail.com

2

Jurusan Teknik Industri, FTI-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), E-mail : yudhaprase@yahoo.com

ABSTRAK

Kunci dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Oleh karena itu

perlu dilakukan kajian terhadap pemerataan pembangunan semua provinsi di Indonesia, sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua masyarakat Indonesia. Penelitian ini

melibatkan 33 provinsi di Indonesia dengan empat variabel interdependensi yaitu Indeks Pendidikan (IP),

Indeks Harapan Hidup (IHH), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Gini Ratio. Metode yang

digunakan adalah metode

Hierarchial Clustering. Hasil penelitian ini diperoleh 8 cluster. Untuk

variabel Indeks Pendidikan (IP), cluster terendah adalah provinsi Papua. Variabel Indeks Harapan Hidup

(IHH) cluster terendah adalah provinsi Nusa Tenggara Barat, variabel Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) cluster terendah yaitu provinsi Papua, sedangkan berdasarkan Gini Ratio cluster terendah adalah

provinsi Papua dan D.I. Yogyakarta.

Kata kunci : Hierarchial Clustering, Pemerataan Pembangunan Indonesia, Indeks Pendidikan, Indeks

Harapan Hidup, Indeks Pembangunan Manusia dan Gini Ratio.

PENDAHULUAN

Pembangunan pada hakekatnya bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan hajat hidup

orang banyak serta perbaikan kualitas berbagai

aspek kehidupan manusia.

Pembangunan merupakan agenda sentral

bagi semua negara, pembangunan dapat diartikan

sebagai upaya terencana dan terprogram yang

dilakukan secara terus menerus oleh suatu Negara

untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik,

dan merupakan proses dinamis untuk mencapai

kesejahtraan masyaraka.

Pemerataaan pembangunan bagi bangsa

Indonesia sudah lama dinantikan serta diinginkan

oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

diinginkan

dapat

diimpementasikan

melalui

pembangunan nasional untuk dapat meningkatkan

kesejahtraan

dan

kemakmuran

masyrakat.

Menurut Badan Pusat Statistik, pertumbuhan

ekonomi,

merupakan

indikator

yang

biasa

digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh

pembangunan suatu daerah dalam periode tertentu.

Mudarajat kuncoro (2004) melihat dan

mendefenisikan pembangunan sebagai suatu

proses yang berisifat multidimensional. Perubahan

yang mencakup berbagai aspek kehidupan

manusia seperti dalam hal struktur sosial, sikap

mental, dan lembaga-lembaga sosial termasuk

(2)

akselerasi

pertumbuhan

ekonomi,

perbaikan

distribusi

pendapatan,

dan

pemberantasan

kemiskinan absolut.

METODOLOGI PENELITIAN

a.

Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang diperoleh dari data BPS

pada tahun 2010.

b.

Variabel dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak

empat variabel interdependensi yang terkait

dengan aspek-aspek pemerataan pembangunan.

Empat variabel tersebut adalah Indeks Harapan

Hidup, Indeks Pembangunan Manusia, Gini Ratio

dan

Indeks

Pendidikan.

Dimana

Indeks

Pendidikan terdiri dari 2 variabel yaitu variabel

Angka Melek Huruf dan Angka Partisipasi

Sekolah. Objek dalam penelitian ini adalah 33

provinsi di seluruh Indonesia.

Indeks harapan hidup sangat dipengaruhi

oleh kualitas kesehatan, diantara pola hidup sehat,

pola konsumsi makanan, dan kualitas lingkungan

pemukiman. Angka harapan hidup juga digunakan

sebagai indikator untuk menilai taraf kesehatan

masyakarat. Angka harapan hidup ini diperoleh

dari SUSENAS 2012 (BPS, 2012) dengan

dengan membandingkan jumlah kematian bayi

dengan jumlah kelahiran bayi pada waktu

tertentu.

IHH = Rata-rata anak yang dilahirkan hidup / ALH

IHH = Indeks Harapan Hidup

ALH = Rata-rata anak yang masih hidup usia 3-4

tahun

Indeks pendidikan di dapat memiliki dua

indikator khusus yakni angka melek huruf (LIT)

dan rata-rata lamanya sekolah (MYS). Kedua

indikator ini dapat mencerminkan pengetahuan

dan

keterampilan,

sehingga

membentuk

persamaan seperti berikut:

IP



L

IT



MYS

dengan:

IP = Indeks Pendidikan

L

IT

= Angka melek huruf

MYS = Rata-rata lamanya sekolah (tahun)

Gini Ratio merupakan ukuran kemerataan

pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas

pendapatan. Angka koefisien Gini terletak

antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan

kemerataan sempurna dan satu menggambarkan

ketidakmerataan sempurna.

Indeks

Pembangunan

Manusia

(IPM)

merupakan suatu indikator yang dapat digunakan

untuk melihat kegiatan pembangunan yang telah

dilakukan di suatu wilayah. Kriteria IPM

berdasar UNDP dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel Kriteria UNDP

Tingkat status

Kriteria

Rendah

IPM < 50

Menengah kebawah 50

IPM < 66

Menengah keatas

66

IPM < 80

Tinggi

IPM

≥80

c.

Tahapan Awal Analisa Data

Tahap awal sebelum dilakukan

peng-clusteran adalah data yang telah ada dianalisa

deskriptif untuk mengetahui nilai minimum,

maksimum, mean dan varian variabel-variabel di

tiap provinsi. Jika varian terlalubanyak berarti hal

ini

menunjukkan

terdapat

ketidakmerataan

pembangunan antar provinsi.

Setelah

analisa

deksriptif,

kemudian

dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui

apakah data sudah signifikan dan layak untuk

diteliti lebih lanjut atau belum. Adapun uji

normalitas data yang dilakukan adalah dengan

menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov.

(3)

d.

Tahap Analisa Cluster

Pada analisa ini menggunakan software

SPSS versi 18. Tahap pengclusteran menggunakan

metode yang digunakan adalah

Hierarchial

Clustering untuk menentukan jumlah cluster yang

terbentuk dari 33 provinsi di Indonesia dengan 4

variabel interdependensi yaitu Indeks Harapan

Hidup, Indeks Pendidikan, Gini Ratio dan Indeks

Pembangunan Manusia.

Algoritma yang digunakan yaitu algoritma

single linkage dan complete linkage.

1.

Case Proximity Summary

Menunjukkan jumlah

cases apakah terdapat

missing value, outlier,

data yang tidak valid atau

tidak.

2.

Proximity Matrik

Proximity

matrix

menunjukkan

nilai

kedekatan (similarity) antar 2

case berbeda yang

direpresentasikan dengan jarak. Semakin kecil nila

jarak antara 2 case menunjukkan semakin dekat

jaraknya sehingga semakin mirip kedua data

tersebut dan semakin besar kemungkinan bagi

kedua case tersebut untuk tergabung ke dalam 1

cluster yang sama. Proximity matrix menunjukkan

asal mula agglomeration schedule.

3.

Aglomeration Schedule

Merepresentasikan

detail

urutan

pem-bentukan cluster (dimana cluster-cluster baru yang

lebih besar dibentuk dengan menggabungkan

cluster-cluster sebelumnya yang telah ada).

Kolom

cluster

1 dan

cluster

menunjukkan

cluster

pertama yang akan digabungkan dengan

cluster

kedua

pada

stage

tertentu.

Coefficient

menunjukkan nilai kedekatan hasil penggabungan

cluster, bergantung metode yang digunakan.

4.

Dendogram

Dendogram merupakan diagram garpu.

Diagram ini lebih sering digunakan karena lebih

interpretative dalam

cluster analysis.

Lebih

jelasnya, dendogram

menunjukkan hubungan

antar cases

dan struktur dari

dendogram

memberikan petunjuk cases-cases

yang mana

yang berasal dari cluster

tertentu.

Dalam hal ini

akan dipilih

dendogram agar bisa diperoleh

penggambaran yang jelas mengenai bagaimana

cluster yang menjadi hasil dari cluster analysis ini

terbentuk. Dalam dendogram bisa diketahui

berapa cluster yang terbentuk dari 33 provinsi di

Indonesia dilihat dari 4 variabel interdependensi

yang ada.

e.

Analisa Akhir

Setelah diperoleh jumlah cluster dari 33

provinsi,

kemudian

masing-masing

cluster

dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui

cluster mana yang mempunyai rata-rata indeks

harapan hidup, indeks pendidikan, gini ratio dan

indeks pembangunan manusia yang terendah.

Sehingga bisa diketahui provinsi mana saja yang

masih belum merata pembangunannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a.

Deskripsi Data

Menurut UNDP (United Nation

Deve-lopment Programme) Provinsi di Indonesia

memiliki rata-rata Indeks Harapan Hidup (IHH)

sebesar 71,2237. angka ini dapat di katakan

bahwa indeks harapan hidup manusia di tiap-tiap

provinsi di Indonesia tergolong ke dalam

golongan angka harapan hidup menengah keatas.

Hal ini berarti angka harapan hidup penduduk

Indonesia sudah baik. Sedangkan variansi dari

IHH ini adalah sebesar 4,056 dengan angka ini

dapat dikatakan perbedaan anatara setiap objek

pada variabel ini sebesar 4,056%, dengan

demikian dapat pula di katakan bahwa IHH

Provinsi di Indonesia sudah hampir homogen.

Hal ini menunjukkan bahwa IHH provinsi di

Indonesia hampir merata.

Indeks Pendidikan (IP) Indonesia memiliki

rata-rata 64,94, indeks

ini termasuk dalam indeks

menengah ke atas. Hal ini berarti bahwa IP

provinsi di Indonesia sudah baik. Meskipun

(4)

demikian, masih ada pula IP provinsi di Indonesia

yang masih kurang, dengan IP

47,61, yakni

Provinsi Papua. Variansi data IP ini cukup besar,

yakni 18,639, dari variansi ini dapat disimpulkan

bahwa IP Indonesia kurang homogen. Dengan

demikian bukan berarti data ini tidak layak untuk

diteliti, karena ketidak homogenan yang terjadi.

Hal ini adalah murni menunjukkan keadaan IP

semua provinsi di Indonesia.

Indeks Pembangunan Manusia tersusun

atas rata-rata dari Indeks Pendidikan (IP), Indeks

Harapan Hidup (IHH), dan Gini Ratio. Rata-rata

IPM provinsi di Indonesia adalah 71,8567.

Menurut standart UNDP, indeks ini merupakan

indeks dengan kriteria menengah keatas.

Sedangkan variansi dari IPM ini adalah 8,851.

Sebagai inti dari peneltian ini variansi dari IPM

ini dapat dikatakan cukup baik karena berada jauh

di bawah 50.00.

Gini Ratio merupakan ukuran kemerataan

pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas

pendapatan. Angka koefisien Gini terletak

antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan

kemerataan sempurna dan satu menggambarkan

ketidakmerataan

sempurna.

Indeks

Gini

menunjukkan

tingkat

ketimpangan

atau

kemerataan distribusi pendapatan. Nilai koefisien

gini (G) antara 0 dan 1 (0<g<1). Rata-rata gini

ratio provinsi di Indonesia sebesar 0,3957 yang

berarti bahwa masih terdapat ketimpangan

distribusi pendapatan, dimana varian yang terjadi

sebesar 0,001 yang menunjukkan bahwa gini ratio

masing-masing provinsi nilainya cenderung sama.

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std.

Deviation Variance Indeks_ Pendidikan 33 47.61 69.55 64.9421 4.31734 18.639 Indeks_Harapan _Hidup 33 67.00 76.20 71.2273 2.01390 4.056 Indeks_Pemban gunan_Manusia 33 64.94 77.60 71.8567 2.97506 8.851 Gini_Ratio 33 .29 .43 .3597 .03771 .001 Valid N (listwise) 33

b.

Analisis Data

Setelah data dideskripsikan, langkah

selanjutnya adalah analisis data. Adapun tujuan

dari

analisis

data

ini

adalah

untuk

mengaplikasikan analisis

cluster pada data IHH,

IP, IPM dan Gini Ratio semua provinsi di

Indonesia

guna

mengetahui

pemerataan

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah

pusat. Dalam analisis data, yang dilakukan

pertama kali adalah Uji Normalitas Data.

c.

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini dilakukan untuk

mengetahui apakah data sudah signifikan dan

layak untuk diteliti lebih lanjut atau belum.

Adapun uji normalitas data yang dilakukan

adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Indeks_ pendidikan Indeks_ Harapan_ Hidup Indeks_ Pembangu nan Gini_ Ratio N 33 33 33 33 Normal Parametersa Mean 64.9421 71.2273 71.8567 .3597 Std. Deviation 4.31734 2.01390 2.97506 .03771 Most Extreme Differences Absolute .243 .131 .084 .120 Positive .149 .131 .084 .120 Negative -.243 -.096 -.080 -.109 Kolmogorov-Smirnov Z 1.396 .754 .482 .687

Asymp. Sig. (2-tailed) .041 .620 .974 .733

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas data di atas memakai

= 5%.

ini ditentukan sebagai kriteria signifikansi data.

Dari hasil uji normalitas data pada tabel di atas

dapat diketahui signifikansi dari masing-masing

variabel dengan deskripsi sebagai berikut.

IHH, IP, IPM, Gini Ratio masing-masing

memiliki nilai signifikansi sebesar 0.041, 0.620,

0.974 dan 0.733 dimana signifikansinya lebih besar

dari alfa (α) yaitu > 0.05, sehingga dapat dikatakan

bahwa data berdistribusi normal.

d.

Analisa Cluster

Analisis

cluster

merupakan

teknik

multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk

mengelompokkan

objek-objek

berdasarkan

(5)

karakteristik yang dimilikinya. Analisis cluster

mengklasifikasi objek sehingga setiap objek yang

paling dekat kesamaannya dengan objek lain

berada dalam cluster yang sama. Dalam penelitian

ini dilakukan pengelompokkan data dengan

menggunakan analisis cluster heirarki. Tipe dasar

dalam metode ini adalah aglomerasi dan

pemecahan. Dalam metode aglomerasi tiap

observasi pada mulanya dianggap sebagai cluster

tersendiri sehingga terdapat cluster sebanyak

jumlah observasi. Kemudian dua cluster yang

terdekat kesamaannya digabung menjadi suatu

cluster baru, sehingga jumlah cluster berkurang

satu pada tiap tahap. Berikut hasil

running

pengolahan data cluster pemerataan pembangunan

dengan menggunakan SPSS.

1.

Case Proximity Summary:

Menunjukkan jumlah

cases apakah terdapat

missing value, outlier,

data yang tidak valid atau

tidak. Berikut Tabel Case Processing Summary.

Tabel Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

33 100.0 0 .0 33 100.0

Hasil

Case

Processing

Summary

menunjukkan terdapat 3 kolom yang terdiri dari

kolom Valid, Missing, dan Total. Angka-angka di

atas menunjukkan bahwa dari 33

respondents

tidak ada missing value ditunjukkan dengan nilai 0

percent missing dan 100% data valid.

2.

Proximity Matrik

Proximity

matrix

menunjukkan

nilai

kedekatan (similarity) antar 2 case berbeda yang

direpresentasikan dengan jarak. Tabel Proximity

Matrik dapat dilihat pada Lampiran 1.

Hasil proximity yang sudah ada dapat dilihat

bahwa pada Aceh bernilai 0,000 dan untuk

Sumatra

Utara

bernilai

14,127.

Hal

ini

mengindikasikan bahwa jarak/distance antara

Aceh dan Sumatra Utara adalah bernilai 14,127.

Jika dibandingkan dengan Sumatra Barat yang

bernilai

7,509

yang

menunjukkan

bahwa

kedekatan jarak/distance antara Aceh dengan

Sumatra Barat adalah lebih dekat. Dapat diartikan

pula kemungkinan Aceh tergabung menjadi 1

cluster dengan Sumatra Barat lebih besar

dibandingkan

dengan

kemungkinan

Aceh

tergabung 1 cluster dengan Sumatra Utara.

3.

Aglomeration Schedule

Merepresentasikan

detail

urutan

pem-bentukan cluster (dimana cluster-cluster baru yang

lebih besar dibentuk dengan menggabungkan

cluster-cluster sebelumnya yang telah ada).

Berikut Tabel Aglomeration Schedule.

Agglomeration Schedule Stage Cluster Combined Coeffi cients Stage Cluster First Appears Next Stage Cluster 1 Cluster 2 Cluster 1 Cluster 2

1 6 9 .190 0 0 3 2 2 21 .241 0 0 16 3 6 8 .253 1 0 7 4 1 30 .372 0 0 13 5 13 25 .385 0 0 10 6 31 33 .492 0 0 15 7 6 12 .639 3 0 17 8 5 23 .736 0 0 14 9 3 7 .782 0 0 16 10 13 22 .825 5 0 15 11 16 27 .850 0 0 23 12 20 28 1.438 0 0 21 13 1 26 1.625 4 0 20 14 4 5 1.628 0 8 22 15 13 31 1.673 10 6 20 16 2 3 2.036 2 9 22 17 6 10 3.030 7 0 25 18 14 17 3.425 0 0 23 19 11 24 4.115 0 0 28 20 1 13 4.300 13 15 25 21 20 29 4.992 12 0 24 22 2 4 5.009 16 14 27 23 14 16 7.175 18 11 26 24 19 20 8.667 0 21 26 25 1 6 8.724 20 17 27 26 14 19 17.399 23 24 29 27 1 2 21.286 25 22 29 28 11 15 35.682 19 0 30 29 1 14 41.796 27 26 30 30 1 11 68.020 29 28 32 31 18 32 83.372 0 0 32 32 1 18 289.530 30 31 0

Metode yang digunakan disini adalah

Between Group-Linkage, maka nilai kedekatan

hasil penggabungan tersebut berdasarkan nilai

rata-rata. Semakin kecil nilai

Coefficient berarti

semakin baik karena menunjukkan kemiripan

case-nya. Sedangkan untuk kolom

Next stage

(6)

menunjukkan

stage berikutnya yang merupakan

kelanjutan dari stage sebelumnya.

Pada data diatas, dapat dilihat bahwa case 6

dan case 9 pada kolom cluster combined memiliki

coefficients terendah yaitu 0,190 yang berarti

memiliki hubungan yang dekat.

Hasil tabel diatas diperoleh bahwa lonjakan

paling tinggi di

cluster

paling kecil terjadi pada

stage 25 ke

stage 26. Pada

stage 25 ke

stage

26

memiliki perbedaan sekitar 8,675. Ini merupakan

lonjakan yang cukup tinggi bila dibandingkan

dengan

stage 24 ke

stage

25 yang memiliki

perbedaan sekitar 0,057. Sehingga hasil yang

mungkin diambil adalah stage 25 dengan hasil 8

cluster. Dalam hal ini menunjukkan bahwa untuk

cara

stopping rule ini masih terdapat unsur

subjektivitas mengenai keputusan jumlah

cluster

yang diambil dengan nilai kedekatan dalam cluster

tersebut.

4.

Dendogram

Dendogram digunakan karena lebih

inter

pretative

dalam

cluster

analysis

karena

menunjukkan hubungan antar cases

dan struktur

dari dendogram

memberikan petunjuk cases-cases

yang

berasal

dari

cluster

tertentu.

Hasil

Dendogram dengan SPSS dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Bila diingikan 8 cluster yang terbentuk maka

akan didapatkan nilai

Rescaled Distance Cluster

Combine (jarak kedakatan) sekitar ± 2. Hal ini

menjukkan bahwa anggota dalam 1 cluster

memiliki nilai jarak kedekatan yang hampir mirip.

5.

Cluster Membership

Fungsi utamanya untuk menentukan jumlah

cluster. Jika peneliti memiliki hipotesis tentang

berapa banyak cluster yang harus dihasilkan, maka

peneliti dapat

memerintahkan SPSS untuk

membuat beberapa cluster, baik itu dalam jumlah

cluster yang pasti maupun dalam bentuk range

(kisaran jumlah cluster yang diperkirakan akan

dihasilkan). Hasil Cluster Membership dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Cluster Membership

Case 8 Clusters 1:Aceh 1 2:Sumatera Utara 2 3:Sumatera Barat 2 4:Riau 2 5:Kepulauan Riau 2 6:Jambi 1 7:Sumatera Selatan 2

8:Kepulauan Bangka Belitung 1

9:Bengkulu 1 10:Lampung 1 11:DKI Jakarta 3 12:Jawa Barat 1 13:Banten 1 14:Jawa Tengah 4 15:DI Yogyakarta 5 16:Jawa Timur 4 17:Bali 4

18:Nusa Tenggara Barat 6

19:Nusa Tenggara Timur 7

20:Kalimantan Barat 7 21:Kalimantan Tengah 2 22:Kalimantan Selatan 1 23:Kalimantan Timur 2 24:Sulawesi Utara 3 25:Gorontalo 1 26:Sulawesi Tengah 1 27:Sulawesi Selatan 4 28:Sulawesi Barat 7 29:Sulawesi Tenggara 7 30:Maluku 1 31:Maluku Utara 1 32:Papua 8 33:Papua Barat 1

Dalam hasil di atas tampak bahwa Provinsi

Aceh merupakan anggota cluster 1, Sumatera

Utara dan Sumatera Barat merupakan anggota

cluster 2, dan seterusnya. Ringkasan tabel hasil

cluster secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel

berikut:

(7)

Tabel Hasil Clustering Provinsi di Indonesia

Provinsi Cluster IP IHP IPM Gini

Ratio Aceh

1

67.52 69.3 71.7 0.3

Jambi 66.52 70.8 72.74 0.3

Kep. Bangka Belitung 66.11 71 72.86 0.3

Bengkulu 66.27 70.5 72.92 0.37 Lampung 65.66 71.6 71.42 0.36 Jawa Barat 66.79 70.9 72.29 0.36 Banten 66.90 69.7 70.48 0.42 Kalimantan Selatan 66.53 69.2 69.92 0.37 Gorontalo 66.47 70.1 70.28 0.43 Sulawesi Tengah 66.72 68.9 71.14 0.37 Maluku 67.97 69.6 71.42 0.33 Maluku Utara 66.85 69.2 69.03 0.34 Papua Barat 66.51 69.8 69.15 0.38 Sumatera Utara 2 67.81 72.1 74.19 0.35 Sumatera Barat 67.56 71.1 73.78 0.33 Riau 68.43 72.2 76.07 0.33 Kepulauan Riau 67.99 72.6 75.07 0.29 Sumatera Selatan 67.51 71.4 72.95 0.34 Kalimantan Tengah 67.65 72 74.64 0.3 Kalimantan Timur 67.63 73.2 75.56 0.37 DKI Jakarta 3 69.55 76.2 77.6 0.36 Sulawesi Utara 69.17 74.9 76.09 0.37 Jawa Tengah 4 62.37 72.6 72.49 0.34 Jawa Timur 61.29 71.7 71.62 0.34 Bali 61.67 74.3 72.28 0.37 Sulawesi Selatan 61.10 70.8 71.62 0.4 DI Yogyakarta 5 63.59 76 75.77 0.41

Nusa Tenggara Barat 6 56.23 67 65.2 0.4

Nusa Tenggara Timur

7 61.39 69.9 67.26 0.38 Kalimantan Barat 62.44 70.7 69.15 0.37 Sulawesi Barat 61.35 70.8 69.64 0.36 Sulawesi Tenggara 63.93 70.4 70 0.42 Papua 8 47.61 70 64.94 0.41

Setelah diketahui jumlah cluster yang terjadi

dan pengelompokan masing-masing provinsi ke

dalam cluster tersebut maka dilakukan analisis

deskriptif pada masing-masing cluster. Hal ini

untuk mengetahui gambaran karakteristik dari

masing-masing

cluster

dan

penanganan

selanjutnya untuk masalah ketenagakerjaan dari

cluster-cluster yang terbentuk. Hasil analisa

deskriptif pada masing-masing cluster dapat

dilihat pada Lampiran 2.

Hasil analisis deskriptif hasil cluster dari

semua provinsi yang ada di Indonesia, dapat

diketahui

bahwa

untuk

Indeks

Pendidikan

terendah adalah cluster 8 dengan nilai rata-rata

sebesar 46,613 yaitu Provinsi Papua. Indeks

Pendidikan ini tergolong rendah, dimana indeks

pendidikan terdiri dari Angka Melek Huruf dan

Angka Partispasi Sekolah. Jadi bisa disimpulkan

bahwa penduduk di Papua masih banyak yang

buta huruf dan angka partisipasi sekolahnya juga

rendah/sedikit. Provinsi Papua juga memiliki

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Gini

Ratio yang paling rendah dibandingkan cluster

lainnya. Nilai IPM Provinsi Papua sebesar 64,94

dan Gini Ratio sebesar 0,41. IPM dapat digunakan

untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh

tentang kondisi hasil pembangunan suatu negara

atau daerah. Tiga unsur pembangun IPM tersebut

adalah indeks harapan hidup, indeks pendidikan,

dan indeks pembelanjaan perkapita. Indeks Gini

merupakan ukuran kemerataan pendapatan yang

dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka

koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu).

Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan

satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.

Jadi Provinsi Papua perlu mendapatkan prioritas

utama dalam pembangunan di segala sektor

kehidupan terutama hal-hal yang meliputi Indeks

Pendidikan, (IP) Indeks Pembangunan Manusia

(IPM), dan Gini ratio. IP, IPM, dan Gini Ratio

yang rendah mencerminkan sektor pendidikan,

kemerataan

pembangunan,

dan

kemerataan

pendapatan yang rendah.

Indeks Harapan Hidup (IHH) terendah

terjadi di cluster 6 yaitu Provinsi Nusa Tenggara

Barat dengan nilai 67. Hal ini mengindikasikan

sektor kesehatan masyarakat di Nusa Tenggara

Barat kurang memadai . Angka harapan hidup

sangat dipengaruhi oleh kualitas kesehatan,

diantara pola hidup sehat, pola konsumsi

makanan, dan kualitas lingkungan pemukiman.

Sektor kesehatan menjadi prioritas utama dalam

pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu juga

mendapat

perhatian

khusus

untuk

Indeks

Pendidikan (IP), Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) karena memiliki nilai yang relatif rendah

(8)

dibandingkan dengan cluster-cluster lainnya yaitu

masing-masing sebesar 56,23 dan 65,3. Serta

memiliki Indeks Gini ratio yang tinggi yaitu

sebesar 0,4. Hal ini menunjukkan perlunya

pembangunan di seluruh sektor. Provinsi Nusa

Tenggara Barat memiliki prioritas pembangunan

IP, IPM, dan Gini Ratio kedua setelah cluster 8

yaitu Provinsi Papua.

Pada Cluster 6 dan 8 memiliki Gini Ratio

yang paling rendah dibandingkan dengan

cluster-cluster lainnya dengan nilai sebesar 0,41. Nilai ini

menunjukkan bahwa pemerataan pendapatan di

cluster ini tidak merata. Anggota cluster 6 adalah

Provinsi D.I. Yogyakarta, dan cluster 8 adalah

Provinsi Papua.

Dari data didapatkan bahwa Provinsi Papua,

Nusa Tenggara Barat, dan D.I. Yogyakarta

memiliki Gini Ratio yang relatif tinggi yaitu

sekitar 0,4 - 0,41sehingga menjadi prioritas dalam

pemerataan pendapatan. Berikut tabel mengenai

pembangunan berdasarkan 4 kriteria tersebut.

Kriteria Pembangunan Berdasarkan Provinsi Prioritas 1 Prioritas 2 IP Papua NTB IHH NTB IPM Papua NTB

Gini Ratio Papua dan DIY NTB

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian ini

didapat bahwa:

1.

Analisa cluster dapat mengelompokkan 33

provinsi ke dalam beberapa cluster dengan

menggunakan kedekatan Rescaled Distance

Cluster Combine berdasarkan 4 variabel yang

ditetapkan yaitu IP, IHH, IPM dan Gini Ratio.

2.

Prioritas pembangunan berdasarkan Indeks

Pendidikan (IP) adalah provinsi Papua dan

Nusa Tenggara Barat

3.

Prioritas pembangunan berdasarkan Indeks

Harapan Hidup (IHH) yaitu provinsi Nusa

Tenggara Barat

4.

Prioritas pembangunan berdasarkan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) adalah provinsi

Papua dan Nusa Tenggara Barat

5.

Prioritas pembangunan berdasarkan Gini Ratio

yaitu provinsi Papua, Di. Yogyakarta dan Nusa

Tenggara Barat.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2006. Survei Angkatan Kerja Nasional.

Jakarta

BPS. 2007. Survei Angkatan Kerja Nasional.

Jakarta

BPS. 2009. Data Strategis BPS. Jakarta

BPS. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator

Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta

Djamaluddin, Arief. 2009. Bahan Kuliah Ekonomi

Pembangunan.

Universitas

Borobudur.

Jakarta

Dumairi. 1996. Matematika Terapan Untuk

Bisnis dan Ekonomi. Edisi ke-2.

Yogyakarta: BFE.

Kuncoro,

Mudrajad.

2006.

Ekonomika

Pembangunan

:

Teori,

Masalah

dan

Kebijakan. UPP edisi ke-4. UPP STIM

YKPN. Yogyakarta.

Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada

Statistik Multivariat. Kompas Gramedia.

Jakarta

Sharma, S.1996. Applied Multivariate Techniques.

New York: John Wiley & Sons, Inc.

Siswadi

dan

B.

Suharjo.

1998.

Analisis

Eksplorasi Data Peubah Ganda.

Tugas

Akhir

Tidak diterbitkan. Bogor: Jurusan

Matematika Fakultas MIPA IPB, Bogor.

Yudha,

Aditya

Ananta.

2012.

Pemerataan

(9)

Lampiran 1.

Tabel Proximity Matrix

(10)

Lampiran 2.

Tabel Hasil Analisis Deskriptif Masing-masing Cluster

Cluster Variabel Min Max Mean Standar Deviasi Varians

1

Indeks Pendidikan 65.66 67.973333 66.67794872 0.586801655 3.44E-01

Indeks Harapan Hidup 68.9 71.6 70.04615385 0.842234513 7.09E-01

Indeks Pembangunan Manusia 69.03 72.92 71.18076923 1.33958614 1.79E+00

Gini Ratio 0.3 0.43 0.356153846 0.041940128 1.76E-03

2

Indeks Pendidikan 67.50667 68.433333 67.79904762 0.324446619 1.05E-01

Indeks Harapan Hidup 71.1 73.2 72.08571429 0.703393137 4.95E-01

Indeks Pembangunan Manusia 72.95 76.07 74.60857143 1.069850902 1.14E+00

Gini Ratio 0.29 0.37 0.33 0.027688746 7.67E-04

3

Indeks Pendidikan 69.16667 69.553333 69.36 0.273414622 7.48E-02

Indeks Harapan Hidup 74.9 76.2 75.55 0.919238816 8.45E-01

Indeks Pembangunan Manusia 76.09 77.6 76.845 1.06773124 1.14E+00

Gini Ratio 0.36 0.37 0.365 0.007071068 5.00E-05

4

Indeks Pendidikan 61.1 62.366667 61.60666667 0.558596124 3.12E-01

Indeks Harapan Hidup 70.8 74.3 72.35 1.493318452 2.23E+00

Indeks Pembangunan Manusia 71.62 72.49 72.0025 0.449916659 2.02E-01

Gini Ratio 0.34 0.4 0.3625 0.028722813 8.25E-04

5

Indeks Pendidikan 63.59333 63.593333 63.59333333 - -

Indeks Harapan Hidup 76 76 76 - -

Indeks Pembangunan Manusia 75.77 75.77 75.77 - -

Gini Ratio 0.41 0.41 0.41 - -

6

Indeks Pendidikan 56.23333 56.233333 56.23333333 - -

Indeks Harapan Hidup 67 67 67 - -

Indeks Pembangunan Manusia 65.2 65.2 65.2 - -

Gini Ratio 0.4 0.4 0.4 - -

7

Indeks Pendidikan 61.35333 63.933333 62.28 1.211610498 1.468

Indeks Harapan Hidup 69.9 70.8 70.45 0.404145188 0.163333333

Indeks Pembangunan Manusia 67.26 70 69.0125 1.219162964 1.486358333

Gini Ratio 0.36 0.42 0.3825 0.026299556 0.000691667

8

Indeks Pendidikan 47.61333 47.613333 47.61333333 - -

Indeks Harapan Hidup 70 70 70 - -

Indeks Pembangunan Manusia 64.94 64.94 64.94 - -

Gambar

Tabel Case Processing Summary
Tabel Hasil Clustering Provinsi di Indonesia
Tabel Proximity Matrix
Tabel Hasil Analisis Deskriptif Masing-masing Cluster

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan regresi diperoleh nilai thitung untuk variabel komunikasi (X) sebesar 3,023 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 2,042, berarti bahwa komunikasi (X) berpengaruh

Aspek kepraktisan, ditunjukkan dari hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran serta respon peserta didik dan pendidik yang diperoleh melalui wawancara. Berdasarkan

TK Tunas Ibu terletak di Padukuhan Senden II, Selomartani, Kalasan, Sleman, D.I.Yogyakarta. Sekolah taman kanak-kanak ini berbatasan langsung dengan lapangan

Pemilihan CDMA Flexi tersebut karena merupakan salah satu provider yang menerapkan program gimmick bonus pack Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan diteliti

Kunnan uudistuva rooli sote- ja maa- kuntauudistuksen alla sekä edustuksellisen demokratian heikkeneminen ovat herättäneet kiinnostuk- seni siihen, miten osallistuva budjetointi

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan

Berdasarkan hal tersebut metode time series yang pling tepat digunakan untuk penelitian ini menggunakan metode double exponential smoothing dimana metode tersebut

Jenis Robusta atau polihibrid Robusta memerlukan pokok naungan dari jenis Gliricidia sp., Leucaniea sp. atau Erythrina sp. boleh ditanam pada 6m x 6m, iaitu