BAI{ASA,
SASTRA,
BAHASA, SASTM, DAN PENGAJARANNYA
Penyunting
Frof. Dr. Drs. I Vy'ayan Rasna, N1.Pti.
I Nyoman Yasa, S,Pd., M.A.
Ida Ayu Made Darrnayanti, S.Pd., M"Pd. Ni Made RaiWisudariani, S.Pd. I Dewa Gede Budi U'iama, S.Pd.
Para Penulis
ProlFuad Abdul Hamied, PhD, John Bowden, I Nyoman Weda Kusuma, Prof. Dr. Ir{ahsun, Iis Ristiani, Dian Syahiitri, S.S., Arju lr,tuti'ah.
Irathiat"v lvlurtadho, Lis Seiiavrati, Nengah Arnaw,a, Putu Sutama,
Rusdhianti Wuryaningrurn, Ni Made Rai Wisudariani, Dr. Arifin, It4.Pd.,
Dr. Andoyo S;.stromiharjo, M.Pd., Arini Noor lzzati & Tri Wahyuni Munindrati, Dra. Sang Ayu Putu Sriasih, M. Pd., Martono, Ninawati Syahrui, M.Pd.,
Dra. Hj, Nurhaya Kangiiien, M.Si., Wayar.r Rasna, Frans tr Macle Brata, Ida tsagus Putrayasa, l"{iftafrul I(}rairah A., Prot. Dr. H. Harr,zah A. Maclimoed, M.A.,
Ir.rrnharia D;amereng, Novi Aloegrajekti, Ivluhamnrad.Al-Hafizh,S.S.,i{.A., I ]"J_r,oriiae \hsa, S.Pd., M.A., Sudartr:mo l4acarylrs
Pracetak
Slamat Trisila
Penerbit
Pustaka Larasan
ialai,'Iiinggul Arnetung IIIA l.lo,
iiB
Denpasal IlaliTelei:cn: A3€'i 2!5313:l #Ponsel: 0B 1 7353433
pustaka_larasan @1us1166,,1o.id # t^,1v.w.pustaka-larasan.corn
Bekerja sama dengan
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Cetakan Pertama:2A12
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan IKDTJ
Denpasar: Pustaka Larasan, 20L2 viii + 418 halaman; ukuran 21x 15 cm
ISBN 978-979-3790-80-0
ii
rl
,,lt
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
- iii
SAMBUTAN REKTOR UNDIKSHA
-
iv
Inovasi dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis
Pendidikan Karakter
Prof. Fuad Abdul Hamied, PhD
-
1Language and Basic Education in Indrinesia
John Bo'wden
*
18Fengkaiian Sastra !ndonesia
I hlyopslL Weda Kusum a
-
34PENGAIARAN BAITASA
*
47Pernhelaiaran Bahasa trndonesia: Memperkuat Identitas Keindonesiaan
Prof. Dr. Mahsun
-
48Fembelalaran tsahasa dan Sastra I ndonesia Berbasis Karak^ter melalui fiptimraEisasi Penggtrnaan Media Visual, Auditorial, dan Konteks iis Ilistiani
*
57iVienulis
Kreatif
Wacana dengarr
'l'eknik
Fartisipatif:Soiusi.Alternatif Peningkatan Kelulusan {JN Bahasa Indonesia
Dian Si,ahfitri. S.S.
-
74Pengerntiangan Karakter
melalui
Pernbelaiaran Eahasa Indonesia Eerbasis'[eiriaArju lUuii'air
-
87Berpikir
Kritis
dan'Strategi
Metakognisil
Alternatif
SaranaFengoptimalan Latihan Menulis Argurnentasi Fathialr N{urtaclho
-
101Evaluasi Hasil Belaiar Bahasa Indonesia Siswa SMA Tahun 2011
Lis Setiawati
-
11"2Pengembangan Kemampuan Berbahasa Indonesia Pada Anak Lisia
Prasekolah: Ancangan Berdasarkan Keuniversalan Bahasa Anak
Nengah Arnawa- L26
llahasa, Sastra, dan Pengajarannt'a
Li nguistik Sistemik: Aplikasinya dalam Pengaiaran Bahasa
:'uL! Sutama
-
137?emanfaatan
Metafora Dan
Bahasa UngkapKarikatur
Politikdi
\ledia
Massa dalam Pembelaiaran Bahasa Sebagai Upaya Preventif \lental Block.!.usdhianti Wuryaningrum
-
146Pendekatan
Kooperatif Dalam
Pemtrelaiaran Bahasa IndonesiaBerbasis Pendidikan Karakter
\i
ivlade Rai V/isudariani-
161Pembelajaran Batrasa Indonesia dengan Model Konstruktivisme Berpendekatan
Inkuiri
(Studi
Penelusuran Miskonsepsi dalam Pembela!aran Tata Kalirnat (Unsur Manasuka Kalimat) pada Siswa Kelas I SMP Negeri di Kota Singaraia, Buleleng, BaliDr. Arifin, M.Pd.
-
7.72Reori entasi Pemhelaiaran Bahasa Indones ia Menuiu Pembangunan
Karakter Bangsa
Dr. Andoyo Sastromiharjo, Ivl.Pd. ^. 1-88
PENGAJARAN SASTR.A
-
203Pengaiaran Sastra Dengan Teori New Historicism
I Wayan Artika
*
204Nilai Moral Pada Cerpen Anak Dalam Surat Kabar Kornpas
Sebagai Atrternatif Pemrbelaiaran Sastra Bagi Siswa Sekolah Dasar
Arini Noor lzzati & Tri Wairyuni l.'[unindrati
*
213Eksistensi Kakawin Nitisastra sebagai Sumber Materi Pembelaiaran
Sastra Berbasis Karakter
Dra. Sang Ayu Putu Sriasih, IVI. Pd.
-
230Cerpen Sebagai Media Pembentukan Karakter Siswa Martono
-
242Menanamkan Pendidikan Karakter kepada Siswa melalui Sastra Ninawati Syahrul, MPd.
-
24L-Bahasa, Srstrr, dan Pengajararr.l'a
MendorrgengkanCeritaRawatsebagaiStlategiPendidikanKara}rter
Bangsa d;lam Masyarakat Multikultural bagi Siswa Pendidikan Dasar Dra. Hj. Nurhaya Kangiden, M.Si.
-
274Peran Cerita Anak Dalam Pendidikan Karal<ter
Wayan Rasna
-
296KAJIAN LINGUISTIK- 3L3
Peran Fonologi dalam Peneriernahan Lisan
Frans I Made Bra"a
-
3L4Ragam Bahasa Politik: Kaiian Berbasis Stilistika
Ida Bagus PutraYasa
-
322Representasi Sernantik dalarn Konstruksi Klausa Bahasa Indonesia Miftahul Khairah A.
-
333CultureAndReligioninTheMaintenanceofBalineseLanguage
Among The Transmigrant*s Community in Sukamaiu North Luwu
Prof. Dr. H. Hamzah A. Machmoed, M'A'
!umharia Diamereng
-
346KAIIAN SASTRA
-
359Konstruksi Pahlawan dalam Teks |inggoan Dan Sri Taniung:
Relasi Kuasa dan Identitas
Novi Anoegrajekti
-
360Menakar
l\{uatan
DulceEt
lltitre Karya SastraRemaia
IndonesiaDalam Mewuiudkan Remaia Yang Berkarakter
Mtth ammad.Al-l{afizh,S.S.,l\'l'A'
-
3 74Mendekonstuksi
Karakter Adat Melalui
Cerpen Uang Jemputandalam Perspektif Semiotika Riffaterre
I Nvoman Yasa, S.Pd., M"A.
-
386Monolog Dalam Beberapa Dhagelan Basiyo
PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN BERBAHASA
INDONESIA
PADAANAK
USIA
PRASEKOI,AH:ANCANGAN
BERDASARKAN KEUNIVERSATAN
BAHASAANAKX)
Nengah
Arnawa
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Senr Undiksha
Abstrak
Pengembangan bahasa Indonesia t1i Tarnan Kanall-kanak bertujuan mempercepat penguasaalr ilmu pengetahuan dan teknoiogi, Da.lam teol i pembelajaran bahasa ditegaskan bahwa trahan petrgajaran bahasa dirancang berdasarkan kompetensi linguistikpembelajar. Llntuknrewujudkan penataan materi dibutuhkan deskripsi bahasa anak-anak. Salah satu alat yang dapat. digilnakan untul< mendeskripsikan bahasa anak-anak adalah sernar-rtik universa[. Semantik rrniversal berpijak pada konsep teori rnetabahasa sernantik alami. Dalam konsep ini dijelaskan bahwa ada seperangkat makna yang tidak dapat berubah meskipun budaya manusia
terus berubah. Seperangkat makna ini yang pertama kali dikuasai ketika belajar
bahasa. Seperangkat makna yang tidak berubah itu disebut n.iakna asali. Elernan-elemen rnakna asali dikombinasikan dengan kaidah morfosintaksis sehingga menghasilkan kalimat kanonik Kalimat kanonik yang dihasilkan anak-anak dapat dijadikan pijakan awai pembelajaran bahasa.
Abstract
The development of Indone.sian in kindegarden ainled at fastening the mastery of science and technology. Theory oflanguage teaching sign that study items thought to he designedbylevel oflinguistrcs interesthad bvlearner. To realize items organize like this needed by children Ianguage descripiion. One ofthe instrument able to
be used for the describing of children language is uulversai sentantics. Universa] semantics represent importarit concept of natural se mat-:iics matalauguage theory. This concept explain that there is a set meaning whrch not change though culture oIhurnan being continue to change and t]ris meaning first time mastet-ed by child when lealning ianguage. A set rneatr this referred as sernantic primes Serrrantics
primes Elements relationship in method oi morfosintaksis ceftain Ianguage yield canonical sentence. Canonical sentence which produced by children can be rnade by stepping compile items study of language.
Key words : semantic primes, cononical sentence
Pendahuluan
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu potensi esensial
yang
dimiliki
anak-anakkarena
semua anak normal dengan sangatsukses dapat memproduksi dan menggtrnakan baitasa fPinker; 2003).
Para pakar psikologi
dan
linguistil<,seperti
Piaget [1969);I
x I I:
l
I
I
Bahasa, Srstra, dan Pengajarannva
-
-r3l
mengatakan bahwa pada periode praoperasional atau,:-::.,;lah terjadl dinamika bahasa. Perkembangan bahasa
anak-.
.iei oleh dua hal,yakni
[1J pertulnbuhan penguasaan kosa-..:
.iralnatik; dan[2)
kesanggupan anak untuk tnemproduksir r:-,:
nami
kalinrat-kalirnatyang
lebih
kompleks' Pandangan : a.ar psikologi tersebut mendapat pembenaran dari para pakar..:. s<peitl Oesterreich [19991; Dardiowidjojo [2003); dan Ciraer
-,riLamika bahasa pada usia anak-anak nlendorong pelaksatlaan
:;
peneliiian tentang aspek-aspek bahasa anak.:,=,-liliveisalart bahasa merupakan salah satu objek kalian pentirrB . i:. ..cang linguistik" Acla dua tujuan utarna pengkajian keuniversalal-t
.
ij-1
Peiian:a,untuk
pengelnbanganteori
linguistik
yang dapat:..::.ln
ptlakan rnenielaskan berbagai fenomena bahasadi
dunia' : - ,... lirrtdk pengembatrgan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa, baik., -. r::la1aran bahasa pertama rnaupun bahasa keciua.
l,iar-jusman (.1993: 3ZJ menegaskan bahwa pengkaraterisasiatl -.-.ir',iii.: 'bahaua anak penting diiakukan karena komponen
ini
yang.
j
.ng
arvaldikuasai
anak-anak. Faktaiinguai
yang
mensukung .::.iarrgarlini
a,:laiah bahwa anak telah dapat rnengerti makna ulalall,ng iain
eti sekitaraya meskipunalat
ucap anak tersebut -belurn-, iungsi selayaknya untuk rnenghasilkan bunyi-bunyi bahasa. 'tjrgensi
-.ngkarakterisasian komponen sernantik bahasa anak seialan pi-ria
-:irgan
salah satli hipotesis pemeroiehan seniantik, yakni hipoi.,sisprimitif-primitif universal [Chae4, 2 0 0 3 : 199J.
Sejalail dengan uraian tersebi.rt di atas tujuan peneiitian ini ada)ah
- ; ll lem berikan penjelas an keuuiversalan karakteristik Lrahasa Indon esi.l
.r,ak-anak u:;la prasekoiale, i2.) mengidentifikasi poia kalirnat kanonik; -.an
[3.i metrrbelikan eksplanasi pedagogis'oel-dasarkarr karaktet'istik
-lahasa Indonesia anak-anak usia prasekolah'
?. Kerangka Teori: Prinsip Pengembangan Bahasa di Taman
Kanak-Kanak
Prii-isip
pengembanganbahasa
di
Taman
Kanak-kanak oembeiajarair pada suatu program kegiatan yang disusun gurr-r sehinggaseiuruh perilaku dan kemampuan dasar siswa dapat dikembangkan
s eb a ik-l-raiknva, dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
a.
Penrebelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangananak, yaittt.
1.
Anakbelajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhiBahasa, Sastra, dan Pengajarmnva
Crider (19831 mengatakan bahwa pada periode praoperasional atau
usia prasekolah ter;adi dinamika bahasa. Perkembangan bahasa
anak-anak ditandai oleh dua hal,
yakni
[1J perrurnbuhan penguasaan kosa kata secara dramaiik; dan [2J kesanggupan anak untuk memproduksrdan
memaharni kalimat-kalimatyang
lebih
kompleks. Pandangan}<edua pakar psikologi tersebut mendapat pembenaran dari para pakar
linguistik, seperti 0esterreich [1999); Dardjowidjojo [2003]; dar: Chaer
[2003j. Dinamika bahasa pada usia anak-anak mendorong pelai<sauaan
berbagai penelitian tentang aspek-aspek bahasa anak.
Keuniversalan 'uahasa merupakan salah satu objek kajian penring
dalam bidang iinguistik. Ada dua tujuan utarna pengkajian keuniversalar.r
bahasa. lrei ianla,
untuk
pengembanganteori
linguistik
yang dapatrjijaclikau pijairan merrjeiaskan berbagai fenomena bahasa
di
dunia. I(edua, unttrk periger:rbangan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa, baikpembelajaran bahasa pertama rnaupun bal.rasa keciua.
Marjusman [1993: 32-i menegaskan bahwa pengkaraterisasian
sema*tik bah::sa anai< penting dilai<ukan karena komponen
ini
yangpahng
a,,ual dikuasai anak-anak. Faktalinguai
yang
meli,:iul<rir1gpanciangan
ini
actaiair bahwa arrak telah dapat mengerti makna ujaranorang
lain
iii
sexitarnya meskipunalat
ucap anak tersebut -belurnberfungsi selayaknya untuk menghasilkal bunyi-bunyi bahasa. iJrgensl
pengkarai<terisasian komponen semantik bahasa anak sejalan pi;ia
dengan
saiall s:rtu hipotesis pemeroiehan sernantik, yakni hiporesispriiriitrf-primitrf lrniversai {Chaer" 2003 : 1991.
Sejatan dengau uraian tersebut di atas tujuan penelitian ini adalah i1-J merniierik.ru penjelasan keunive rsalai:r kalakter-istik trahasa Indonesia anak-anak usia prasekolah,
[2]
merigidentifikasi poia kalimat kanonlk; darr [3]
menberikan eksplanasi pedagogis berCasarkan karaktei.istik hahasa Indonesia anak-anak usia prasekolah.2. Kerangka Teori: Prinsip Pengembangan Bahasa di Taman
Kanak-Kanak
Prinsip
pengembanganbahasa
di
Taman
Kanak-kanakpembelalaran pacla suatu program kegiatan yang Cisusun guru sehingga
seluruh peliiaku dan kemampuan dasar siswa dapat dikembangkan sebaik-bail<nya, dengan ntemperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
a.
Penrebelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, yaitu.Bahasa, Sastra, dan Penga;arannva
serta merasakan aman dan tenteram secara psikologis.
2.
Siklus belajar selalu berulang.3.
Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya.4.
Minat dan keingintahuannya akan memotivasi anak belajar.5.
Perkembangandan belajar anak harus
memperhatikanperbedaan individu.
b.
Berorientasi pada kebutuhan anakKegiatan pembelajaran pada anak-anak senantiasa berorientasi
kepada kebutuhan anak. Usia prasekolah adalah anak yang
sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai
optimalisasi semua aspek perkembangan,
baik pisik
maupun psikis [intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional]. Dengandemikian, berbagai
jenis
kegiatan pembelajaran hendaknyadilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan anak-anak.
c.
Belajar sambil bermain.Bermain merupakan dunia anak-anak. Belajar sambil bermain
diharapkan menumbuhkan rasa senang dalam setiap proses
belajar. Untuk
itu
perlu dirancang strategi, metode, dan me<lia pembelajaran yang menarik sehingga mudahdiikuti
olehanak-ana]<. Melalui bermain, anak-anak diajak diajak dalam proses
kreatif untuk
bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilanbaru, dan dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan
dunianya. Guru memiliki peranan penting dalam pengembangan
permainan edukasional pada anak-anak.
d.
Menggunakanpendekatantematik.Kegiatan pembelaiaran
di
Taman Kanak-Kanak menggunakanpendekatan tematik dan berpijak pada tenra yang menarik bagi
anak-anak. Tema menjadi sarana memperkenalkan berbagai
konsep pada anak. Tema diberikan bertujuan
[aj
menyatukanisi
kurikulum dalam satu
kesatuanutuh,
[bJ
memperkayaperbendaharaan
kata
anak-anak. Pemilihantema
dilakukandengan hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta
rnenarik minat. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu
mengenal berbagai konsep dengan jelas.
e.
Kreatif dan inovatifProses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan
oleh
pendidik melalui
kegiatan-kegiatanyang
menarik,Bahasa, Sastra, dan Pengajarmnya
membangkitkan
rasa
ingin
tahu,
memotivasianak
untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal yang baru. Pengelolaanpembelajaran dilakukan secal'a dinamis,
yakni
anak sebagai subjek pembelajaran.f.
Lingkungan kondusifLingkungan pembelajaran
harus
diciptakan
sehinggamenjadi menanik
dan
menvenangkan. Lingkunganfisik
perlutnempertimbangkan kenyatlanarr
dan
keamanan anak dalambermain dan niernungkinlsan interaksi multiarah secara maksimal.
U.
Pengembangan kecakapan hiiiupPembelajaran
diarahkan
untuk
pengembangan kecakapanhidup.
Pengembangan konsep kecakapanhidup
didasarkanatas
pembiasaan-pem'biasaanyang memiliki
tujuan
unt,-rkmemiliki l<emampuan menolong
diri
sendiri, disiplin, sosialisasi,serta
memperoleh keterarnpilan dasar yang berguna untukkelangsungan hidupnya.
2. Metode Fenelitian
2.1 Rancangan Penelitian
Fokus penelitian
ini
adalah bahasa Indonesia anak-anak usiaprasekolail yang terjadi secara alamiah. Penelitian ini dirancang dengan
desain penelitian survei. Surakhmad (1982
:
1-39J menyebut desainpenelitian survei ini dengan metode deskriptifl.
2.1 Lckasi Penelitian
Peneiitian irri menggunakan pendekatan kualitatifyang ferfokus
pada [enomena yang dikaji. Berdasarkan pandangan ini, lokasi peneliiian dipilih berdasarkan pertimirangan kadar keaiamiahan pemakaian bahasa Indonesia anal<-anai<, yakni rji Kota Denpasar. Penetapan lokasi peneiitian di atas ciidasari cleh koudisi empirik penggutlaan bahasa indonr:sia. Di
Kota ini, anak-anak teiah menggunakan -bahasa hrdonesia secara alamiah
d alan-r mel aksa nakan aktivita s s ehari-harr,.
2.3 fenis dan Surnber Data
2.3.1 f enis Data
Penelitian ini rnenggunakan data primer. Dalam penelitian ini, data
diambii dari penggunaan bahasa indonesia anak-anak usia prasekolah.
Data yang dlkurnpulkan berupa ujaran bahasa Indonesia anak-anak. Data
Bahasa, Sastra, dan Pengajarannva
etik.Data emik adalah data yang secara signifikan bermakna bagi para anggota komunitas yang dikaji, sedangkan data yang tidak bermakna dan
hanya sebagai variasi disebut data etik [Gunarwan, 2002
:20).
Dalam penelitian ini, data etik tidak dianalisis.2.3.2 Sumber Data
Surnber
data peneiitian
ini
adalah bahasa Indonesia yangdiproduksi oleh anak-anak usia prasekolah. Periode usia
ini
merupakan masa dinamis perkembangan bahasa pacla anak-anak [Cridea 1983;Subyakto-Nababan,
1988;
0esterreich, 1999, Dardjowidjojo, 2003). Subjek penelitianini
ditetapkan 10 orang pada setiap kelompok umursehingga jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 30 orang. Subjek
penelitian kelompok umur 4 tahun diambil dari siswa Taman
Kanal<-Kanak kelas nol kecil fsering pula disebut kelas
A).
Subjek penelitian kelompok umur 5 tahun diambil dari siswa Taman Kanak-Kanak kelasnol besar (sering disebut kelas B). Subjek penelitian kelompok umur 6 tahun diambil dari siswa kelas 1 Sekolah Dasar.
2.3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk
mendapatkandata
bahasa Indonesiausia
anak-anakdigunakan metode simak fsudaryanto, 1993], yakni pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa Indonesia
anak-anak. Metodc simak ini setara dengan observasi dalam penelitian sosial.
Secara operasional, metode simak
ini
dilakukan dengan teknik simak bebaslibat
ca}<ap [SBLC). Teknik SBLC pada hakikatnya merupakanteknik observasr nonpartisipasi. Secara operasional, pelaksanaan teknik
SBLC dilakiLkan dalam setting perinainan dan belajar bersama dalam
kondisi pengElunaan bahasa [ndonesia seca]'a natural. SBLC dilakukan .secara berkala. Setiap clua minggu dilakukan pengamatan, perekaman, clan pencatatan atas bentuk-bentuk bahasa Indonesia usia anak-anak. Pengamatan berkala dilakukan selama 6 bulan sehingga setiap lokasi
penelitian diamati sebanyak 12 kali. Setiap pengamatan berlangsung
antara 90
-
1,20 menit.2.3.4 Analisis Data
Dalam penelitian
ini,
data dianalisis secara kualitatif. Namun,untukmenunlang analisis kualitatif itu dilakukan pula analisis kuantitatif.
]adi, analisis kuantitatif dalam penelitian ini merupakan teknik analisis
penunjang
bagi
analisis
kualitatif.
Dukungananalisis
kuantitatifBahasa, Sastra. dan Pengajermnla
diharapkan memperkokoh hasil analisis kualitatif'
3. Hasil dan Pemtlahasan
3.1 Deskripsi Hasil Penelitian
3.1.1 Bahasa Indonesia Anak-Anak Usia Prasekolah
Berclasarkan
rlata
Srangtelah
diktrmpulkan, anak-anali usia ri-asekolah teiah dapat mernprorluksi 1.39'3 kosa kata bahasa lt'.donesia ,'ang didorninasi oleh dua katcgori, vakr',i verib;l i4.2,07 %J dan nomine rzo,s+%1" Fakta liugual ini ter;arli ka|en:i verb:r dan nomina tnerupakaukonlentif" Kontenilf
merupakai.' I<r'iquri''ohka[a
yang
cenderung cliirertahankan dalatn produksi bahasa oleh anzik-anak. Produksi verhapoting banyak daripacla kategori iain karena verba menduduki fungsi
sentral dalam sebuah kalimat. Kepusatan ver]:a
ini
dibuktikan denganaclanya kencenderungan anak,anak yang hanya nrengatakan venba pada
fase holofrase [kalimat satu kataJ. Misalnya, anak-anak akan mengatakan
mae m untukmenyatakan maksud'Saya ingin makan' dan penutur cjer'r'asa
mernaharni maksud anak itu. Meskipun daiam repertoar bahasa In donesia anak-anak lebih banyak tersedia verba, tetapi dalam penggunaan bahasa Indonesia nornina rnemiliki frekuensi yang tertinggi, yakni 34,95 0.,/o
3rang
disusul verba sebanyak 30,98 o/cr, Frekuensi penggunaan nomina lebih
tinggi riaripada verba karena kategori tromina rnemiliki mobilitas yang
)ebih tinggi untuk mengisi 'slot fungsi' dalart kaiirnat'
Bertlasarkan r:eferennya, kcsa kata produksi anak-anak dil:edakan menjadi dua, yaitu i<osa kata fisik dan mental. Berdasarkan data dapat
diketahui bahwa kosa kata anak-anak
tersiri
dari 88,80 %o beret"erenfisik dan
ll,2o
o/a bereieren mental. Kondisi lingualini
terjadi karenapacla usia prasekolah cara
berpikir
anak-anak didominasi oiehhal-hal yang konkret atau bencia-benda yang tampak (bdk' Chaer' 2003J'
Temuan lain yang cukup penting adalah rel'ata paniang ujaran' Rerata
panjang ujaran bahasa Indonesia anak-anak usia prasekoiah adalah 3,39. Sesuai pedoman kotrversi, rerata paniang ujaran itu menunjukkan kompetensi linguistik anak-anak usia prasekolah berada pada fase tata bairasa rnenjeiang dewasa. Kenclala lingual yang ditemukan pada bahasa Indonesia anak-anak adalah overgeneralisasi.
3.1.
2
Representasisernantik universal
Bahasa Indonesia Anak-AnakUsia PrasekolahBerclasarkan
data
dapat
diketahui
bahwa
fitur
semantikBahasa, Sasrra, cian Pengajermnva
dan lin-dakan. Ini sejalan dengan repertoal' kosa kata anak'anak yang
didominasi oleh nomina dan verba yang didukung oleh kon-rptensi
linguistik anak-anak yang didominasi oleh kosa kata bereferen fisik.
Semantik universal yang belum ditemukan pada bahasa Indonesia anak-anak usia prasekolah adalah SESAAT dan MUNGKIN. Ketidak-munculan
kedua semantik ur.riversal
itu
karena semantik universal ini bersangkut paut dengan konsep mental atau abstrak3.1..3
Pola
Kalimat Kanonik
BahasaIndonesia
Anak-AnakUsia PrasekolahKalimat kanonik,
sering
disebut sintal<sis MSA, rnerupakankombinasi primitiva makna dalam bingkai kaidah morfosintaksis suatu bahasa. Kombinasi primitiva makna
ini
merupakan 'sintaksis pikiranrnanusia' setragai inti pemahaman manusia. Kalimat kanonik merupakan
pola-pola distribusi primitiva makna daiam realitas ekspresi bahasa. Unit
dasar kalimat kanonik disejajarkan dengan klausa yang dibentuk olah
subjek dan predikat serta beberapa fungsi tambahan yang ditentukan
oieh predikatnya.
Pola kalirnatbahasa Indonesia prod uksi anak-anak usia prasekolah telah mel arnpaui tata bahasa piv ot Qtiv o t g ramm ar). Dikatakan demiki an
karena kalimat bahasa Indonesia anak-anak sudah jauh lebih kompleks
dari sekadar kalimat dua kata. Dari seluruh prototipe primitiva makna
yang ada, prototipe substantiva atau derivasinya memiliki fiekuensi penggunaan yang paling
tinggi
dalam bahasa Indonesia anak-anak.Prototipe substantiva daiarn pola kalimat kanonik bahasa Indonesi a anak-anak usia prasekolah dipetakan untuk mengisi slot subiek atau slot lain
sesuai dengan struktur semantik predikat kalimat yang diproduksinya.
Fakta lingual ini menunjukkan bahwa anak-anak usia prasekolah telah
memiliki kornpetensi linguistik yang memadai untttk memaharni
fitut'-fitur semantik prototipe substantiva dalam bahasa It'rdonesia.
Primitiva makna SAYA dan KAMU memiliki pola kalimat kanonik
yang paling luas. Primitiva makna SAYA dan KAMU dapat berkombinasi
dengan sebagian besar
primitiva
makna yangada
dalam bahasaIndonesia. Kombinasi primitiva makna SAYA dan KAMU dengan primitiva
makna prototipe predikat mental dapat mengisi slot subjek atau obiek
sehingga kedua primitiva makna ini dapat berperan sebagai subjek dan
objek psikologis. Akan tetapi anak-anak usia prasekolah belum dapat
memproduksi kalimat bahasa Indonesia dengan memungsikan primitiva
makna SAYA dan KAMU sebagai objek psikologis.
Bahasa, Sastra, dan Pen gajaran:rva
Berdasarkan paparan hasil penelitian diketahui hal-hal berikut.
1.
Kalimat bahasa Indonesia produksi anak-anak usia prasekolahtelah nrelampaui pivot grommar; RPU 3,39.
2.
Idiosinkrasi linguistik yang mencolok adalah overget'alisasi;3.
Kosa kata bahasa Indonesia anak usia prasekolah didominasi oleh yang bereferen fisik [88,80 %J;F-itur semantik
yang paiing
dikuasai adalahdari
prototipesubstantiva dan tindakan;
Primitiva nrakna yang bdum diproduksi adalah MUNGKIN dai'r SESAAT
Primitiva makna SAYA dan KAMU meniiliki pola kalimatkanonikpalingluas,
te'r-api anak-anak beium dapat rnemetakannya sebagai objek psikologis
3.2 Pembahasan
3.2.1 lrnplikasi Sernantik Universal pada Pembelaiaran bahasa
Kolaborasi antara teori pembelajaran bahasa dengan metabahasa
semantik
aiami
(MSAI diharapkandapat
menjadi kerangka kerjakomprehensif
untuk
rnenyusun rencana pembelajaran bahasa. Teori MSA diharapkan dapat menjelaskan komponen sintaksis melalui konsep kalinrat kanonik atau sintaksis MSA. Kalimat kanonik [ca nonical sentence) merupakan kornbinasi elernen-elemen primitiva makna dalam bingkai ka idah morfosintaksis bal'rasa [tertentu]. Unit d asar kalin"ra t kanon ik ata u sintaksis MSA disejajarkan dengan klausa yang dibentuk oleh substantifdan predikat serta beberapa elemen tambahan yang ditentukan oleh
predikatnya. Relasi sutrstar-rtif - predikat ini akan dijadikan pijakan untuk memforrnuiasi pola-pola kalimat kanonik bahasa yang secara nyata diprodui<si anak-anak. Wi erzhi cka [199 6b) m enj elaskan bahwa ka]inr at kanonik diprediksi ada paria setiap bahasa di dunia. Pola kalimat kanonik fersebut merupakan gramatika bersifat bavtaan. Pola kalimat kanonik
r:u merupakan realitas tatabahasa MSA yang diekplikasi dengan teknik
parafrase. Berdasarkan konsep
ini
sernantik universal dapat dijadikan pijakan untuk luenjelaskan pola sintaksis bahasa anak-anak.Wierzbicka {1,996) mengatakan bahwa MSA dapat membuktikan dan memberi penjelasan dari sisi sematrtik atas bentuk kalimat anak-anak usia sekitar 5 tahun. Pada usia sekitar ini, anak-anak telah mampu
mengungkapakan representasi primitiva makna iNGIN, LIHAT, BESAR, KECIL, TIDAK, BEBERAPA, dan DI SINI. Representasi primitiva makna rni pun tercen.nin pada beberapa kalimat bahasa Indonesia anak-anah
niisalnya Tidak mau yang kecil; Saya berikan yang lebih besar;
Di
sini 5.Bahasa, Sastre, dan Pengajarannt'a
letakkan bola itu; Saya lebih banyak. Dernikian pula, anak-anak akan segera dapaL menggunakan kata tanya apa, siapa. dan
di
mana sejak awal kalena semua kata tanya itu berhubungan dengan primitiva makna SESUATLI, SESE0RANG, TEMPAT. Hal inilah yangmenyebabkan anak-anak yang belajar Lrahasa Indonesia dapat mengajukan pertanyaan: Apa itu ? Siapa itu ?; Di menc bolo itu/.
Dalam kategori verba, anak-anak dapatmenguasai primitiva nrakna TINDAKAN, BER.PINDAH, dan TERIADI, misalnya [,emporkan bola itu !; Tindak boleh berpindah !', Balonku pecah. Semua contoh kalimat anak-anak itu merupakan representasi primitiva
makna sei-ringga teori MSA dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk cian makna bahasa usia anak-anak.
Pengetahuan tentang kondisi kebahasaan anak-anak merupakan
pijakan penting dalam perencaan pengajaran bahasa" Semantik universal
merupakan salah
satu
instl'urnenuntuk
mendeskripsikan kondisikebahasaan itu. Semantik universal akan dapat memberikan gambaran
tentang pola-pola sintaksis universal bahasa anak-anak yang dituangkan
dalam konsep
kalirrat
kanonikatau
sintaksis MSA. )adi, semantik universal memitriki keandalan untuk mendeskripsikan potensi lingistikanak yang dapat dijadikan pijakan guru menentukan pilihan materi vang
setingkat lebih tinggi dari potensi kebahasaan anak-anal<.
3.2.2 Kedudukan Semantik dalarn Pemhelaiaratr Bahasa
Ilaradia
(i990
: 5J rnenjelaskan bahwa masukan (input) menriliki perananpenlirig dalam
pembelajaran
bahasa. Masukan tersebut idealnya seiingkat Iebih tinggi dari kompetensi linguistik yang dimilikipembelajar saat itu. Pandangan ini rnuncul dilatarbelakangi pemikiran
hahrva idr:alnya belajar bahasa [ternrasuk belajar yang
lainl
bergerak rrraju setapak demi setapak. Ide ini diformulasikan dengan i + 1.lika inputpemhelajaran bahasa
i+
Z atau Iebih tinggi d.ariitu
rnaka peinbelalar lenderung mengalarni kesulitan membangun jalinan antara kornpetensilingustik
yangtelah
dimitiki
dengan korpuslinguistik
baru
yangdipajankan kepadanya. Sebaliknya, jika input pembelajaran bahasa i + 0
atau i + [-1J atau lebih rendah dari itu maka pem]relajar akan kehilangan motivasi. Apabila
ini
terjadi maka pembelajararr bahasa akan menjaditidakbermakna. Asumsi pembelajaran bahasa ini memerlukan deskripsi
empirik karalrteristik bahasa pada usia anak-anak. Deskripsi empirik karakteristik bahasa anak-anak dapat dijadikan acuan merancang disain
dan silabus pembelajaran bahasa.
Semantik merupakan salah
satu
komponenpenting
dalamBahase, Sastra, dan Pengajarannya
belajar bahasa. Dikatakan penting karena semantik dapat menjelaskan
hubungan
kognisi
denganperilaku
berbahasa anak-anak, bahkandaiam beberapa
hal
semantik dapat menjelaskan berbagai kendalaanalisis bentuk [tonologi, morfologi, dan siutaksis) bahasa anak-anak
[G odciard, 19 97 : 27 3). Signifikan si semantik Calanr pernb el ajanan bahasa
juga diungkapkan oleh pakar lain. Pinker [1989J telah memanfaatkan pendekatan semantik untuk mengkaji perkembangan sintaksis bahasa
anak-anak. Menurutnya,'kej anggal an' sintaksis il apat dij ela skan melalui
pendekatan semantik.
Dari pandangan Goddard (1997) dan Pinker U9B9l tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa semantik memiliki kedudukan penting
dalam pembelajaran bahasa. Semantic rule,s dapat. digunakan untr-rk rnend eskripsikan bahasa anak-anak. Tanpa p ertirnhangan s emantik, kita
tidak dapat menjelaskan proses-proses linguistikyang terjadi pada
anak-anak. fadi, dimensi semantik bahasa anak dapat menjelaskan tranyak
ienomena penrerolehan bahasa seperti yang
diungkapkan
Owens(7ee2)
4. Simpulan dan Saran
4.l
SimpulanBerdasarkan pernbahasan
di
atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak lebih awal menguasai elemen-elemen primitiva ntakna yangmerupakan semantik universal. Pemahaman prirnitiva makna tersehut din,ujudkan dalam bentuk kaiimat kanonik. Oieil karena itu, pengajaran bahasa pada av,ral usia sekolah selayaknya berpijak pada kalimat kanonik sebagai representasi e)ernen-elemen primitiva makna dalam bingkai kaidah morfosintaksis bahasa yang dipelajari.
4.2
SaranKajian kornponen sentantik bahasa Indonesia anak-anak usia
prasekolair menghasilkan beberapa tentuan ernprik. Temuan empirik
itu
meliputi : [a) karakteristik kosa kata bahasa [ndonesia anak-anak, [bJ idiosinkrasi linguai pada bahasa Indonesia anak-anak, [cJ primitivaInakna yang belum muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia anak-anak,
[4]
pola kalinrat kanonik yang sesungguhnya dimungkinkan oleh kaidah tetalibelum mampu diproduksi oleh anak-anak. Temuan empirik ini dapat dijadikan input bagi usaha pengembangan bahasa, khususnyamelalui pengajaran. Temuan dalam penelitian
ini
dapat
dijadikanBahasa, Sasrra, dan Pengajaranul,a
pengajaran bahasa Inclonesia selayaknya metxpertimbangkan kompetens i
lingulstikyang sudah dikuasai anak-anak dan sasaran kompetensi bahasa yang ingin dicapai. Perancangan maiel-i pengajaran bahasa seperti ini
diharapkan dapat mempercepat penguasaan bahasa Indonesia sebagai
sarana pengembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi oiehanak-anak usia prasekolah. Penelitian
ini
telah ir-rer-ryediakan karakteristik bahasa Indonesia anak-anakusla
prasekolah sehingga diharapkan dapat dijadikan urasukan bagi perencanaan dan pengembangan bahasaIndonesia anak usia prasekolah. DAFTAR PUSTAI(A
Allan, Keith. 2AA7. I',latural Langauge Senranfic.s. Oxford: Blackwell publishers. Baradja, M.F. i990. Kapita Selekta Pengujctran Bahusa. Malang: IKIp Malang. Chaer, Abdul. 2003. P-sikolinguistik: Kojien Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, Soenjono. l-991. Pemerolehan Fonolosi dan Semantik pada Anak: Kaitannya dengan Penderita Afasia. Dalam Soenjono Dardjowidjojo [Ed). PELLBA 4, 63-87..lakarta: Unika Atma Jaya.
Dardjo'rt'idjojo, S. 2000. Echa: Kisah Penteroiehan Bahasa;lnal<. Jakarta: Grasindo. Darcijirr,virijcrjo, S. 2C03, Psikolonguistik: Pengantar Pemahaman Eaftcsa Manusiti.
Jakarta : Yayasan Obor lndonesia.
Jaclcendoff, Ra1t.1,972. Semantic Interprctotion in Generatite Gramntar. Cambridge: The MIT Pless..
lohnston, 1985. tlognitivie Prerequisites r The Evidence lrorn children Learning Linqlish, Daiam IJan isac Slobin [Ed), Ifte Crosslingui,stic Study of Language Acqt:isition Voiutne 2 : Thoret;cai /.ssues, 961
-
1004. New Jersey : LawrenceErl Lrru r.n Asscciates Pi-rblishers.
Maksan. Mar"jusman. 1993" Psikalingulsfrk. Padarrg : IKIP Padang press.
Orvens, fr. Rcrbert E. L992. Langouge Development: An lntroductian. New y'ork :
M acrnillan Publishing Company.
Plnker, Ste'ren. 1989. Learnability anri Coglnitian: The Acquisition of Argument
StrucLure. Carnbridge: The MIT Press.
Pinkeq Steven. 21103. Language Acquisirion. [cited 1.5-9-2003]. r\vailable from:
http:/,/vrw-w.r:sc.soton.ac.uk i -harnad/paper ipyLA4
/
pinl<er.langacq.htm. Sankaranara,vanan, G. 2003. Aduit Interaction with Children : Language Use. [citedi5-9-20031. Available from
:
http:/lvwvw langaugeindia.com/ febTAO2/ gsank4.himl.\Vexlet Kenneth dan Peter W'. Cuiicover" 1983. Fonnal principles of Languuge Acquisition. Cambridge : The MIT Press.
Vy'ierzbicka, Anna l-996a. Cultural scripts: a netv approach to study of cross
culture communication. Dalam Anr-ra wierzbicka [conventor), cross-ctLlture
C o mmu ni cati r.t n, 1, -1,0. Austraiia : Aus tralian National lJ n iversity.
wierzbicka, Anna 1996b. 1'l-re syntax of universal sernantic primitives. Dalarn clitf
Gorlda'd (ConventorJ, Cross-Linguistic Syntax front a Setnantic pctitt ofView (l,,lSM Approach), 6-23. Ar,rstralia : Australian National Llniversity.
136 ;