• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL WRITING WORKSHOPBERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL WRITING WORKSHOPBERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Pelajaran 2013/2014)

TESIS

diajukanuntukmemenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh Ai SitiZenab NIM 1201163

(2)

Pelajaran 2013/2014)

Oleh Ai Siti Zenab S.Pd. UPI Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Bahasa Indonesia Sekolah Lanjutan

Ai Siti Zenab 2014

(3)
(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL WRITING WORKSHOP BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN

MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

(Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi, Tahun Pelajaran 2013/2014)

Ai Siti Zenab 1201163

Banyak sekali permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran menulis. Beberapa permasalahan tersebut di antaranya: 1) motivasi siswa untuk belajar menulis masih rendah, 2) kebingungan guru dalam merancang strategi pembelajaran yang tepat untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, 3) kesulitan guru dalam menghadapi karakteristik gaya belajar siswa yang berbeda-beda, 4) kesulitan guru untuk beradaptasi dengan kurikulum dan kebijakan sistem pendidikan yang baru.

Untuk kepentingan mendapatkan alternatif pemecahan dari masalah di atas, dilakukan penelitian dengan fokus permasalahan yang dikaji meliputi: 1) profil pembelajaran menulis di kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi, 2) proses pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model

writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis, 3) hasil menulis teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model pembelajaran writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis, 4) perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks antara siswa kelas eksperimen dan kontrol, dan 5) respons siswa terhadap penerapan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen bentuk

Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa SMAN 1 Cileunyi kelas XI dengan sampel penelitian kelas XI IPA I dan 2.

Temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) pembelajaran menulis di kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi masih mengacu kepada kurikulum KTSP, 2) proses pembelajaran menulis teks ekspkanasi kompleks dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis dilakukan dalam tiga kali pertemuan atau selama 6 x 45 menit yang terdiri dari tahapan berbagi tulisan, menulis mandiri, konferensi, pembelajaran mini, dan publikasi tulisan, 3) terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 8,97% sesudah penerapan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis, 4) terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar antara siswa di kelas kontrol dengan siswa yang berada di kelas eksperimen, 5) penerapan model

(5)

dilakukan pengembangan model pada pembelajaran menulis lain secara komprehensif atau pada keterampilan berbahasa lainnya.

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF WRITING WORKSHOP MODEL THAT ORIENTED IN THE ABALITY OF CRITICALLY THINKING TOWARDS

THE ABILITY OF WRITING COMPLECT EXPLANATION TEXT

(Quasi Experiment of XI Grade Student in SMAN 1 Cileunyi 2013/2014)

Ai Siti Zenab 1201163

There are many problems that found in the writing study process, those are: 1) low motivation of student to learn writing, 2) The suffering from disoriented of teachers to set up the learning strategy that awake the student learning motivation, 3) The difficulties of teachers to handle the differences of characteristic of student's learning style, 4) The difficulties of teachers to adapt the curriculum with a new articulate of education system policy.

In order to get the alternative solution of the problems above, the research is mainly taken focusely to the problems including: 1) Writing study propfile of XI Grade student In SMAN I Cilenyi, 2) The writing study of complect explanation text process by using the writing workshop model oriented to the ability of think critically, 3) The Writing complect explanation text product by using the writing workshop model oriented to think cavability critically, 4) The differences of writing complect explanation text cavability between control and experiment class, and 5) The student‘s respond to the implementation of writing workshop model oriented to think cavability critically in the writing study of complect explanation text. Meanwhile, the research method used is experiment of Nonequivalent Controle Group Design method. The research population is all of the SMAN I Cilenyi at XI Grade 1 and 2 students.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian ... 8

G. Stuktur Organisasi ... 9

BAB II WRITING WORKSHOP, BERPIKIR KRITIS, dan TEKS EKSPLANASI ... 10

A. WRITING WORKSHOP ... 10

1. Definisi Model Pembelajaran ... 10

2. Defini Model Pembelajaran Writing Workshop ... 12

3. Tahapan Dasar Model Writing Workshop ... 13

4. Organisasi Model Writing Workshop di Dalam Kelas ... 15

(8)

1. Definisi Berpikir ... 20

2. Definisi Berpikir Kritis... 22

3. Kemampuan Dasar Berpikir Kritis ... 23

3. Langkah-langkah dalam Proses Berpikir Kritis ... 24

4. Hal-hal yang Terkait dengan Proses Berpikir Kritis ... 27

5. Hubungan Berpikir Kritis dengan Menulis Teks Eksplanasi ... 29

C. TEKS EKSPLANASI ... 31

1. Definisi Menulis ... 31

2. Orientasi pembelajaran Menulis... 34

3. Menulis Teks Eksplanasi ... 35

a. Definisi Teks Eksplanasi ... 35

b. Struktur Organisasi Teks Eksplanasi ... 36

c. Jenis Teks Eksplanasi ... 37

d. Ciri-Ciri Gramatikal Teks Eksplanasi ... 38

e. Penilaian Teks Eksplanasi ... 39

D. Kerangka Berpikir ... 41

E. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN... 44

A. Metode, Desain, dan Prosedur Penelitian ... 44

1. Metode Penelitian ... 44

2. Desain Penelitian ... 46

3. Prosedur Penelitian ... 47

B. Definisi Operasional ... 49

C. Populasi dan Sampel ... 51

D. Teknik Pengumpulan Data ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 54

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

(9)

1. Deskripsi dan Analisis Profil Pembelajaran Menulis di Kelas

XI SMA Negeri 1 Cileunyi... 67

2. Deskripsi dan Analisis Proses Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Kompleks dengan Menggunakan Model Writing Workshop Berorientasi Kemampuan Berpikir Kritis ... 70

3. Deskripsi dan Analisis Hasil Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Kompleks Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 78

a. Deskripsi dan Analisis Hasil Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Kompleks Siswa Kelas Eksperimen ... 78

b. Deskripsi dan Analisis Hasil Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Kompleks Siswa Kelas Kontrol ... 106

4. Perbandingan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Kompleks Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 124

5. Deskripsi Angket Respon Siswa terhadap Penerapan Model Writing Workshop Berorientasi Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi ... 127

6. Uji Prasyarat Data Prates dan Pascates kelas Kontrol dan Eksperimen ... 130

7. Uji Hipotesis ... 132

B. Pembahasan ... 137

1. Proses Pembelajaran ... 138

2. Hasil Pembelajaran ... 140

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 144

A. Kesimpulan ... 144

B. Saran... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 148

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 151

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Sebagai salah satu indikator ketercapaian pembelajaran bahasa Indonesia, menulis memiliki pengaruh cukup besar terhadap hasil akhir proses pembelajaran berbahasa. Menulis sebagai salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai siswa memiliki fungsi dan peranan dalam mengembangkan aspek kognitif siswa yang berhubungan dengan daya kreasi, analisis, dan imajinasi.

Menulis tidak hanya memiliki makna mencatat atau menyalin tulisan yang sudah ada. Menulis dalam konteks pembelajaran yang lebih tinggi mengacu kepada kemampuan siswa dalam menuangkan ide, gagasan, kata-kata, atau pun segala hal yang ingin dituangkannya ke dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan sebuah tindakan konkret siswa dalam menuangkan ide-ide yang dimilikinya ke dalam sebuah bahasa tulis. Gie (2002:3) menyatakan bahwa menulis memiliki kesamaan makna dengan mengarang, yaitu segenap kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

Melalui definisi menulis di atas, pembelajaran menulis harus lebih diarahkan pada proses membuka dan mengembangkan kemapuan menulis praktis siswa daripada pengetahuan teoretis semata. Menulis adalah mengolah, menuangkan, dan menghasilkan sesuatu yang berasal dari apa yang ada dalam pikiran. Dari hasil menuangkan apa yang ada dalam pikiran itu akan tercipta suatu produk berupa tulisan.

(11)

memilih ide ataupun konteks tulisan yang akan dibuatnya. Penulis harus pandai menyusun ataupun mengolah ide yang dimilikinya tersebut menjadi sebuah tulisan yang bermakna dan bernilai positif. Hal ini mengindikasikan bahwa seorang penulis harus cerdas dan terbiasa berpikir kritis tentang apa yang akan dan harus ditulisnya. Proses berpikir kritis yang dilakukan penulis secara tidak langsung akan membuat tulisan yang dibuatnya menjadi lebih berkualitas.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:80) menetapkan visi pendidikan tahun 2025 adalah menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang dimaksud disini adalah komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan, serta cerdas kinestesis dalam ranah keterampilan.

Membangun manusia Indonesia yang gemar menulis berarti sekaligus membangun manusia Indonesia yang cerdas kinestesis dan berkemampuan. Secara tidak langsung, jika dihubungkan dengan kemampuan menulis, visi pendidikan di masa yang akan datang adalah terciptanya manusia Indonesia yang berkemampuan dalam menulis aktif dan produktif. Dari hasil penelitian Alwasilah (Anshori 2009:2) menunjukkan sejumlah 84% (168 juta dari 200 juta) penduduk Indonesia termasuk melek huruf, namun di Indonesia hanya terbit 12 buku untuk satu juta penduduk pertahun. Ini di bawah rata-rata negara berkembang lainnya yang mampu menerbitkan 55 buku untuk satu juta penduduknya pertahun atau di negara maju yang mencapai 513 buku untuk setiap satu juta penduduknya pertahun. Data di atas menggambarkan bahwa kemampuan menulis aktif dan produktif masih sangat rendah.

(12)

berikut: mengklasifikasikan, mengkategorikan, menggabungkan, menguji, mengkonstruksi, memformulasi, memperdebatkan, menjastifikasi, dan

menyimpulkan.

Adapun mengapa pembelajaran berpikir kritis sangat penting untuk siswa, hal itu bertujuan untuk memperbaiki keterampilan berpikir siswa dan menyiapkannya agar berhasil menghadapi kehidupan. Dumke (Cartono, 2007:78) menyebutkan bahwa pembelajaran berpikir kritis dirancang untuk mencapai pemahaman dari hubungan bahasa yang logis, yang seharusnya menghasilkan kemampuan menganalisis, mengkritisi, dan menyarankan ide-ide untuk memberi alasan secara induktif-deduktif dan untuk mencapai kesimpulan yang faktual berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional.

Dengan berdasar pada hal-hal di atas, produk tulisan yang dibuat siswa seyogyanya bisa mencerminkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Tulisan yang dibuat siswa adalah sebuah tulisan yang berdasar pada kemampuan siswa dalam memahami, menganalisis, mengkritisi, dan menyarankan ide-ide yang dimilikinya secara rasional dan tepat sasaran.

Dunia pendidikan di sekolah adalah dunia yang paling tepat dalam upaya membangkitkan dan membiasakan anak sedini mungkin untuk lebih peka dan melek dalam menulis. Selain itu, dunia pendidikan juga merupakan tempat anak belajar untuk berpikir mengenai segala hal yang menyangkut dia dan kehidupannya. Sebagai seseorang yang terlibat langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran, guru menjadi salah satu faktor terpenting yang bisa merangsang dan mengembangkan kemampuan menulis dan kemampuan berpikir siswa yang masih tersembunyi. Namun, adakalanya kesempatan yang baik ini tidak selalu bisa dimanfaatkan oleh guru untuk merangsang kemampuan siswa tersebut hingga bisa keluar.

(13)

yang seharusnya membina para siswa untuk berlatih mengemukakan gagasan masih belum secara optimal dikembangkan. Kedua, kurangnya sentuhan guru dalam hal memberikan berbagai strategi menulis yang tepat. Kebanyakan guru masih kebingungan mencari strategi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa. Ketiga, penggunaan pendekatan menulis yang kurang tepat. Sampai saat ini masih banyak para guru mengajarkan menulis dengan menggunakan pendekatan pragmatis sebagai pendekatan utamanya.

Ketiga hal di atas merupakan tantangan besar yang harus segera diselesaikan oleh seorang guru. Karena Jika tidak segera diperbaiki, keadaan seperti yang tersebut di atas akan terus terjadi dan kemampuan siswa tetap tidak akan pernah tergali. Terlebih lagi jika dihubungkan dengan pembelajaran menulis di sekolah menengah atas, pembelajaran menulis di tingkat sekolah menengah atas sudah lebih terfokus ke arah yang lebih formal. Dalam menulis formal, Zainurrahman (2011:5) mengungkapkan bahwa aktivitas menulis terikat oleh konteks. Sebagaimana berbicara, menulis dalam konteks formal memiliki karakteristik strukstur khusus yang tidak boleh diubah secara arbitrer. Hal ini berarti bahwa menulis formal tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Dengan berdasar pada karakteristik menulis formal yang telah diungkapkan di atas, seorang penulis formal tidak boleh secara suka-suka menggunakan kata yang tidak relevan dengan konteks tulisan yang dibuatnya. Zainurrahman mengungkapkan bahwa pemilihan kata juga merupakan isu dalam tulisan berkonteks formal.

(14)

segala hal yang terkait dengan proses pembelajarannya tidak bisa dilakukan dengan sembarangan pula.

Pemilihan pendekatan, model, atau pun strategi yang tepat dan sesuai ini akan turut berimbas pula hasil pembelajaran yang akan dicapai. Sebagai seorang guru, Wena (2010:6) mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga faktor yang harus diperhatikan guru dalam mengukur hasil pembelajaran. Tiga faktor ini meliputi: 1) keefektifan yang berhubungan dengan tingkat pencapaian yang hendak dicapai, 2) efisiensi pembelajaran yang berhubungan dengan perbandingan antara keefektifan waktu dan biaya yang dipakai oleh siswa, dan 3) daya tarik

pembelajaran yang berhubungan dengan kecenderungan siswa untuk tetap dan terus belajar. Jika dihubungkan dengan orientasi hasil pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya, maka secara tidak langsung pemilihan pendekatan, model, ataupun strategi pembelajaran baik dalam proses pembelajaran menulis ataupun pembelajaran lain sangat diperlukan.

Writing workshop atau latihan menulis merupakan salah satu model pembelajaran yang bisa menjadi salah satu alternatif pilihan model pembelajaran di dalam kelas. Melalui model pembelajaran Writing workshop ini, guru bisa berupaya untuk membiasakan dan mengarahkan siswa dalam menulis. Sebuah penelitian menulis dalam mata pelajaran bahasa Inggris yang dilakukan oleh Mulyani (2009:12) dengan menggunakan model writing workshop hasilnya meperlihatkan bahwa kemampuan menulis siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil tes, kemampuan akhir menulis dalam ranah aplikasi rata-rata 6,02 atau (66,97%), tergolong lebih dari cukup.

(15)

melalui bahasa tulis. Meskipun terdapat perbedaan antara menulis dengan menggunakan bahasa Inggris dan menulis dengan menggunakan bahasa Indoneisa, namun kegiatan menulis baik dalam bahasa Inggris ataupun dalam bahasa Indonesia tetap memiliki kesulitannya masing-masing. Oleh karena itu, sebagai upaya mencari solusi untuk meminimalisasi kesulitan siswa ketika sedang menulis, penulis mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model

Writing Workshop Berorientasi Kemampuan Berpikir Kritis terhadap

Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Kompleks (Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi Tahun PeAjaran 2013/2014)”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis sangat terkait dengan berbagai hal. Kompetensi menulis siswa dalam faktanya tidak hanya terkait dengan bakat yang sudah dibawanya sejak lahir, tetapi banyak faktor lain yang berasal dari luar yang turut berpengaruh pada proses menjadikan siswa tersebut mampu atau tidak dalam menulis. Faktor tersebut terutama sangat terkait dengan proses pembelajaran sebagai wahana yang paling efektif dalam mengasah kompetensi siswa dalam menulis. Pembelajaran menulis yang mungkin akan sangat efektif dalam mengasah kompetensi siswa kadangkala belum bisa dioptimalkan pendayagunaannya oleh elemen-elemen yang terkait di dalamnya, khususnya peran guru yang terkait secara langsung dalam proses pembelajaran. Seorang guru bahasa yang baik idealnya harus bisa menjadi sarana siswa dalam mengembangkan kompetensi menulisnya.

(16)

pemilihan pendekatan, strategi, ataupun model pembelajaran lebih sering terpinggirkan dan hanya sebatas wacana semata.

Pembelajaran hendaknya tidak hanya mengacu kepada ketercapaian koginitif semata. Pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran yang bisa sekaligus meraih dan membangun kebiasaan-kebiasaan positif dalam diri siswa. Adanya usaha untuk membangun dan membiasakan siswa dengan hal-hal yang posistif pada faktanya tidak menjadi sesuatu yang utama, kedudukannya hanya sebagai pendamping yang sifatnya tidak terlalu diperhatikan. Membiasakan siswa aktif menulis menjadi sebuah hal yang sangat sukar dilakukan. Ketika sebuah indikator pembelajaran sudah tercapai, maka pembelajaran pun dianggap sudah selesai. Hal ini menyebabkan pembelajaran menulis tidak berkesinambungan dan tidak memperoleh hasil yang maksimal.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang tergambar di atas, masalah penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah profil pembelajaran menulis di kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi?

2) Bagaimanakah proses pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis?

3) Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis?

4) Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks antara siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi yang terdapat di kelas kontrol dengan siswa yang terdapat di kelas eksperimen?

5) Bagaimanakah respons siswa terhadap penerapan model writing workshop

(17)

D.Tujuan Penelitian

Banyak tujuan yang hendak dicapai setelah proses penelitian ini selesai. Namun, tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut.

1) Profil pembelajaran menulis di kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi;

2) Proses pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis;

3) Hasil pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis;

4) Perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks antara siswa yang berada di kelas kontrol dan eksperimen; dan

5) Respons siswa terhadap penerapan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan penulis lakukan diharapkan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber acuan/sumber kepustakaan berkenaan dengan proses pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks khususnya yang berhubungan dengan model pembelajaran writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis sebagai upaya mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks dan kemampuan berpikir kritis siswa. Secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat khususnya untuk pihak-pihak sebagai berikut.

1) Penulis, sebagai wahana pengembangan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman terutama berkenaan dengan pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks dan pembelajaran berpikir kritis siswa dengan menggunakan model

(18)

2) Pengajar, sebagai bahan masukan bahwa dalam mengajarkan pelajaran menulis harus menggunakan model pembelajaran kreatif yang mampu mengarahkan siswa agar bisa menghasilkan sebuah produk dari hasil tulisannya sendiri. 3) Lembaga pendidikan dan instansi terkait, sebagai bahan masukan bahwa

pelaksanaan pendidikan tidak harus selalu bersifat otoriter, artinya pengajar harus bisa memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa dengan menggunakan berbagai model pembelajaran.

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan melalui pengukuran variabel penelitian dengan menggunakan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Adapun bentuk desain yang digunakan adalah desain eksperimen kuasi. Pada desain ini, perlakuan diberikan setelah sebelumnya masing–masing kelas diberikan prates. Selanjutnya kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus dan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan khusus ataupun diberikan perlakuan yang berbeda. Pada tahap akhir kedua kelas ini dites kembali dan hasilnya dibandingkan.

G.Stuktur Organisai

Karya tulis ilmiah ini terdiri atas 5 bab. Bab I merupakan bagian pendahuluan yang menjelaskan: 1) Latar belakang penulis mengadakan penelitian, 2) identifikasi permasalahan yang akan penulis kaji, 3) rumusan masalah, 4) tujuan penelitian, 5) manfaat penelitian, 6) Metode penelitian yang berisi gambaran singkat metode penelitian yang digunakan peneliti, dan 7) struktur organisasi yang berisi penjelasan singkat keseluruhan isi laporan tiap bab.

(19)

teks eksplanasi kompleks, teori model pembelajaran writing workshop, dan teori berpikir kritis. Kerangka pemikiran mengungkapkan tahapan-tahapan pemikiran penulis dalam menganalisa antarvariabel penelitian sehingga didapatkan sebuah hipotesis penelitian. Bagian terakhir pada bab ini adalah hipotesis penelitian yang berisi jawaban sementara terhadap masalah yang sudah dirumuskan penulis.

Bab III berisi penjabaran mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya, diantaranya: 1) metode, desain, dan prosedur penelitian, 2) definisi operasional, 3) populasi dan sampel, 4) teknik pengumpulan data, 5) instrumen penelitian, dan 6) teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasannya. Hal utama yang dipaparkan pada bab ini adalah pengolahan data secara kuantitatif atau analisis data yang sudah diperoleh peneliti dan pembahasan atau analisisnya.

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode, Desain, dan Prosedur Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Nasution (2003:1) menjelaskan bahwa cara ilmiah yang dimaksud adalah dengan menggunakan metode dan prinsip-prinsip science, yaitu sistematis dan eksak atau menggunakan metode penelitian dengan hipotesis yang dirumuskan setelah dikumpulkan data objektif secara sistematis dan dites secara empiris.

Metode penelitian yang dipilih akan berdampak pada desain dan prosedur penelitian yang akan digunakan. Berikut dijelaskan metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini disertai dengan penjelasan desain dan prosedur penelitiannya.

1. Metode Penelitian

(21)

Proses penelitian eksperimen yang biasa disebut juga penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2013:30) adalah sebagai berikut.

[image:21.595.132.528.158.410.2]

Gambar 3.1

Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif (Sugiyono, 2013:30)

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum melakukan sebuah penelitian, penulis harus sudah jelas menentukan masalah yang akan diteliti. Masalah yang sudah ditentukan peneliti pada penelitian ini adalah masalah kemampuan menulis pada siswa. Setelah peneliti mengidentifikasi masalah yang dianggap perlu diadakan sebuah penelitian, masalah tersebut kemudian dirumuskan dan dibatasi. Adapun permasalahan yang diteliti oleh peneliti sudah penulis jabarkan pada bab 1.

Hipotesis penelitian digunakan sebagai jawaban sementara atas semua permasalahan yang telah diungkapkan. Langkah selanjutnya adalah proses membuktikan kebenarannya secara empiris dan nyata. Untuk itu, penulis

Pengujian instrumen

Sampel dan

populasi Pengembangan

Instrumen

Analisis data Landasan

Teori

Pengumpu-lan data Perumusan

Hipotesis Rumusan

Masalah

(22)

melakukan pengumpulan data dan populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Meneliti adalah mencari data dengan diteliti dan akurat (Sugiyono, 2013:31). Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Widoyoko, 2012:51). Instrumen yang bisa digunakan dalam sebuah penelitian adalah instrumen yang sudah diuji kadar validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena itu, untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen diperlukan adanya sebuah pengujian instrumen.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jadi analisis data menggunakan uji statistik. Proses analisis dan mengolah data secara statistik akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.

2. Desain Penelitian

Dalam desain eksperimen ada beberapa bentuk desain penelitian yang bisa digunakan. Adapun macam-macam bentuk desain eksperimen menurut Sugiyono (2013:73-79) adalah sebagai berikut.

a) Pre-experimental Designs (nondesigns)

b) True experimental design

c) Factorial Design

d) Quasi Experimental Design

(23)

penelitian nonequivalent control group design hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Pada nonequivalent control group design terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perlakuan pada masing-masing kelas, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberikan setelah sebelumnya kedua kelas diberikan prates terlebih dahulu. Selanjutnya kelas eksperimen diberikan perlakukan (treatment) khusus berupa penggunaan model pembelajaran writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis, sedangkan kelas kontrol diberikan perlakukan berbeda yaitu dengan menggunakan model pembelajaran model proses menulis.

Setelah kedua kelas selesai diberikan perlakuan, baik kelas eksperimen atau pun kelas kontrol diberikan tes kembali berupa pascates untuk melihat apakah terdapat perkembangan kemampuan menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model pembelajaran writing workshop pada kelas eksperimen dan model proses menulis pada kelas kontrol.

Adapun bentuk nonequivalent control group design menurut Sugiyono (2013:79) adalah sebagai berikut.

Gambar 3.2

Nonequivalent Control Group Design

Keterangan: dan = Nilai prates (Nilai sebelum diberi perlakuan) dan = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol

dan = Nilai pascates(Nilai setelah diberikan perlakuan)

Treatment Group ….…………...

(24)

3. Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, prosedur penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut.

a) Melaksanakan studi pendahuluan yang berkaitan dengan profil pembelajaran menulis di kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi tahun ajaran 2013/2014.

b) Mempersiapkan media pembelajaran. c) Mempersiapkan instrumen penelitian. d) Melaksanakan uji validitas instrumen.

e) Melaksanakan prates pada kelas kontrol dan eksperimen.

f) Menerapkan model pembelajaran writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen danmodel proses menulis pada kelas kontrol.

g) Melaksanakan observasi kelas untuk mengetahui penerapan model pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model pembelajaran writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan penerapan model proses menulis pada kelas kontrol. h) Melaksanakan pascates pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

i) Menyebarkan angket kepada siswa untuk mengetahui respons siswa terhadap penerapan model Writing Workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis.

j) Mengolah, mendeskripsikan, dan menganalisis data. k) Melaksanakan uji hipotesis.

l) Membuat simpulan hasil penelitian.

(25)

Studi pendahuluan

Mempersiapkan media pembelajaran

Mempersiapkan instrumen

Uji validitas dan reliabilitas data

prates

Kelas eksperimen

Model Writing Workshop

Kelas kontrol Model Proses Menulis

pascates

Menyebarkan angket respon siswa Mengolah, mendeskripsikan dan menganalisis data

(26)

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian

B.Definisi Operasional

Adapun definisi operasional yang behubungan dengan penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Model Pembelajaran Writing Workshop Berorientasi Kemampuan Berpikir Kritis

Model Pembelajaran Writing Workshop Berorientasi Kemampuan Berpikir Kritis dalam penelitian ini adalah sebuah wilayah literasi tempat siswa belajar proses menulis melalui penyediaan waktu secukupnya oleh guru agar siswa secara pasti dapat merencanakan, mengorganisasikan, dan menyajikan tulisannya. Proses pembelajaran diorientasikan selain pada kemampuan menulis juga pada kemampuan berpikir kritis siswa. Writing Workshop dikembangkan atas dasar proses menulis yakni pramenulis berupa berbagi tulisan yang diberikan guru kepada seluruh siswa, menulis yang terdiri atas membuat draf, merevisi, mengedit, dan pascamenulis berupa memublikasikan tulisan. Perangkat model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), contoh teks eksplanasi kompleks, dan mading yang digunakan untuk memublikasikan tulisan. Alat ukur variabel ini meliputi (1) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, (2) kemampuan membangun pemahaman dan pengetahuan tentang konsep yang sedang dipelajari, (3) kemampuan bekerjasama dan berkomunikasi, dan (4) kemampuan berpikir reflektif. Untuk memberikan penilaian terhadap kriteria di atas, penulis menggunakan penilaian model skala 1 sampai dengan 5. Skala rating yang digunakan berupa pernyataan penilaian, yaitu

(27)

Kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi adalah kemampuan siswa dalam menghasilkan teks eksplanasi buatannya sendiri dengan melalui proses pramenulis berupa membuat rancangan tulisan, membuatan draf tulisan, merevisi, mengedit, dan berani untuk memublikasin tulisan yang telah dibuatnya. Adapun tulisan eksplanasi yang dimaksud adalah teks eksplanasi kompleks dengan memerhatikan: (1)struktur teks, (2) organisasi teks, dan (3) ciri-ciri linguistik teks. Dengan kriteria tertentu yang berhubungan dengan struktur, organisasi, dan ciri-ciri linguistik yang terdapat dalam teks, peneliti menetapkan nilai teritnggi 10 untuk kualitas isi, 9 untuk organisasi, dan 8 untuk ciri-ciri linguistik. Nilai tersebut diperoleh dari jumlah bobot perkriteria yang sudah ditetapkan pada tiap aspek. Skor akhir dari perhitungan kualitas isi, oraganisasi, dan ciri-ciri linguistik adalah 27. Nilai akhir diperoleh dari jumlah skor yang diperoleh dibagi skor ideal (27) dikali skala nilai 100. Skala rating yang digunakan berupa pernyataan penilaian, sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K) dan sangat kurang (SK).

3) Teks Eksplanasi Kompleks

Teks eksplanasi kompleks dalam penelitian ini adalah sebuah teks yang harus dibuat siswa dengan berdasar pada ciri-ciri genre teks eksplanasi yang terdiri atas: 1) identifikasi terhadap apa yang akan diterangkan, dan 2) rangkaian kejadian yang relevan dengan apa yang sudah diterangkan. Adapun jenis teks eksplanasi yang dipelajari siswa adalah teks eksplanasi jenis consequential explanation (explaining how) yang mengharuskan siswa untuk menceritakan sebuah fenomena yang terjadi disertai dengan alasan dan penjelasan mengapa kejadian tersebut sampai terjadi. Adapun hal-hal yang harus ditulis siswa adalah menyangkut: 1) identifikasi kejadian, 2) penjelasan/uraian tentang kejadian, 3) menerangkan konsekuensi/dampak dari kejadian, dan 4) memberikan interpretasi atau evaluasi dari kejadian.

(28)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang berada di SMA Negeri 1 Cileunyi tahun ajaran 2013-2014. Lokasi sekolah ini berada di Jl. Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi-Bandung. teknik Adapun sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas dari sekolah yang sama. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Yang dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah siswa kelas XI IPA 2, sedangkan yang menjadi kelas kontrol adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Cileunyi. Kelas eksperimen akan diberi perlakuan (menggunakan model Writing Workshop), sedangkan kelas kontrol akan diberi perlakuan yang berbeda.

Peneliti menetapkan populasi dan sampel tersebut dengan berbagai pertimbangan dan alasan berikut.

1) Homogenitas kemampuan menulis seluruh siswa kelas XI yang diambil dari data raport dan laporan prestasi dari guru.

2) Kelas XI dalam Kurikulum 2013 adalah tingkatan yang mempelajari teks eksplanasi kompleks.

D.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Observasi

(29)

pertemuan. Adapun rincian hal-hal yang harus diobservasi akan peneliti uraikan pada bagian instrumen di penjelasan selanjutnya.

2) Tes menulis teks eksplanasi

Tes menulis teks eksplanasi dilakukan dua kali. Tes pertama berupa prates yang dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam menulis teks eksplanasi. Tes kedua berupa pascates yang dilakukan setelah perlakukan model pembelajaran Writing Workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis selesai dilakukan. Tes ini berupa tugas menulis teks eksplanasi yang harus dilakukan oleh seluruh siswa baik yang berada di kelas kontrol maupun kelas eksperimen dengan tema seragam sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru.

3) Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Widoyoko, 2012:33). Angket ini digunakan penulis pada saat penelitian berakhir. Adapun angket digunakan sebagai salah satu instrument penelitian dikarenakan keingintahuan penulis mengenai respon ataupun pengetahuan, keyakinan, maupun sikap pribadi responden terhadap model pembelajaran.

Dari angket yang dibagikan peneliti pada akhir penelitian, penulis memperoleh informasi berupa gambaran (deskripsi) tentang karakteristik individu atau sekelompok responden. Selain itu, penulis juga dapat mengukur variabel-variabel individual atau kelompok tertentu.

(30)

Jika dipandang dari jawaban yang diberikan, jenis angket yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket langsung. Angket ini digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran writing workshop dalam pembelajaran menulis, yang menjawab dan mengisi angket yang diberikan peneliti adalah siswa itu sendiri.

Adapun pertanyaan-pertanyaan dalam angket dirancang untuk mengetahui hal-hal berikut.

 Ketertarikan peserta didik terhadap penggunaan model writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.

 Keefektifan pelaksanaan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.

 Motivasi peserta didik dalam belajar menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis.  Minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis.

 Hal yang dirasakan peserta didik saat mengikuti pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis.

 Ketercapaian materi pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis. 4) Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan berupa foto kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Dokumentasi ini didokumentasikan oleh observer yang telah ditunjuk oleh peneliti saat pembelajaran berlangsung yaitu dari mulai awal pembelajaran sampai pada akhir pembelajaran.

(31)

Widoyoko (2012:51) mengatakan bahwa instrument penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran. Adapun instrument yang digunakan penulis terbagi menjadi dua, yaitu instrumen perlakuan dan instrumen pengumpulan data. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Adapun penilaianya disusun berdasarkan skala rating (rating scale) yang terdiri atas: 1) sangat tidak baik/sangat rendah/tidak pernah, 2) tidak baik/rendah/jarang, 3) biasa/cukup/kadang-kadang, 4) baik/tinggi/sering, 5) baik sekali (Widoyoko, 2013:12). Adapun pedoman lembar observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut.

a. Pedoman Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru dirancang untuk mengetahui aktivitas dan kegiatan guru selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Adapun pedoman lembar observasi guru menyangkut hal-hal berikut.

 Kegiatan guru saat membuka proses pembelajaran

 Kegiatan guru saat pembelajaran inti sedang berlangsung  Kegiatan guru saat mengajukan pertanyaan kepada siswa

 Kegiatan guru pada saat menanggapi dan memberi respons terhadap siswa  Kegiatan guru dalam hal mengelola kelas

 Kegiatan guru pada akhir proses pembelajaran  Penampilan secara keseluruhan pada saat mengajar

*(format terlampir)

(32)

Lembar observasi siswa dirancang untuk mengetahui aktivitas dan kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Adapun pedoman lembar observasi siswa menyangkut hal-hal berikut.

 Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

 Kemampuan siswa dalam membangun pemahaman dan pengetahuan tentang konsep yang sedang dipelajari.

 Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan bekerjasama.  Kemampuan siswa dalam berpikir reflektif.

*(Format terlampir)

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk lima kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kelima digunakan untuk melakukan prates dan pascates, sedangkan pertemuan kedua sampai keempat digunakan untuk menerapkan model pembelajaran writing workshop dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah yang terkandung dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan sintaks yang terkandung dalam model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model pembelajaran writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis. Sintaks atau rangkaian langkah-langkah pembelajaran dalam model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis ini diadaptasi dari Dorn dan Soffos dalam Scaffolding Young Writers (2001: 35-37) dan Sitohang, dkk, dalam Critical Thinking Membangun Pemikifran Logis (2012:7-8). Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

(33)

Sintaks Model Pembelajaran Writing Workshop Berorientasi Kemampuan Berpikir Kritis

No. Sintaks Kegiatan

1. Wiritng Workshop

a. Shared Writing Event

(berbagi tulisan)

b. Independent writing 1

(Menulis mandiri 1)

c. Conferences 1 (konferensi 1)

d. Sharing (berbagi)

e. Mini-Lesson (Pembelajaran mini)

 Guru membagikan teks yang harus dibedah siswa. Tujuan yang harus dicapai pada tahap ini adalah siswa mengetahui keterampilan khusus dalam mengembangkan tulisan tersebut.

 Mengidentifikasi masalah atau hal pokok yang terdapat dalam teks.  Siswa secara mandiri mulai

menentukan topik yang akan dikembangkannya menjadi sebuah tulisan.

 Siswa menyusun kerangka karangan.

 Siswa mengembangkan kerangka karangan tersebut menjadi sebuah draf karangan.

 Siswa menyajikan hasil karya kepada guru selama kurang lebih lima menit.

 Guru memberikan beberapa masukan bagi kesempurnaan isi tulisan yang dibuat siswa.

 Siswa membacakan tulisannya di depan kelas secara bergiliran.  Guru menjelaskan beberapa strategi

(34)

f. Independent writing

(Menulis Mandiri 2)

g. Conferences 2 (Konferensi 2)

h. Sharing of Published Work

(Publikasi hasil)

yang dibuat siswa.

 Guru memberikan pemodelan bagaimana menyusun sebuah tulisan berdasarkan strategi yang disampaikannya.

 Siswa melakukan kegiatan penyuntingan terhadap tulisan yang telah dibuatnya sesuai dengan apa yang diperolehnya dari penjelasan dan contoh guru pada tahap pembelajaran mini.

 Siswa membawa kembali tulisan hasil kegiatan penyuntingan kepada guru.

 Guru harus membaca tulisan tersebut dan memberikan koreksi jika terdapat kesalahan didalamnya. Koreksi yang diberikan pada tahap lebih cenderung pada aspek ejaan dan tahap teknik penulisan. Namun, jika diperlukan koreksi juga dapat diberikan pada aspek isi.

 Siswa memublikasikan tulisannya di tempat yang telah disediakan guru.

2. Berpikir Kritis

a. Mengenali masalah

b. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah.

 Siswa mengenali permasalahan yang terdapat dalam teks yang dibagikan oleh guru pada tahapan berbagi tulisan.

(35)

c. Mengevaluasi data dan menilai fakta serta pernyataan-pernyataan.

d. Mencermati adanya hubungan logis antara masalah-masalah dengan jawaban-jawaban yang diberikan.

e. Menarik kesimpulan-kesimpulan atau pendapat tentang isu atau persoalan yang sedang dibicarakan.

f. Mengidentifikasi kesalahan berbahasa.

 Siswa mengevaluasi data dan menilai fakta serta pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam teks pada tahapan berbagi tulisan 1 dan 2.

 Siswa mencermati tulisan dari ada atau tidak adanya hubungan logis antara masalah-masalah dengan jawaban-jawaban yang diberikan pada teks. Kegiatan ini dilakukan pada tahapan berbagi tulisan 1 dan 2.

 Siswa enarik kesimpulan-kesimpulan atau pendapat tentang isu atau persoalan yang terdapat dalam teks. Kegiatan ini dilakukan pada tahapan berbagi tulisan 1 dan 2.

 Siswa mengidentifikasi kesalahan berbahasa yang terdapat dalam teks. Kegiatan ini dilakukan pada tahapan berbagi tulisan 1 dan 2.

(*format terlampir)

3) Lembar Pedoman Penilaian Hasil Menulis Teks Eksplanasi

(36)

a. Kualitas isi teks eksplanasi yang dibuat siswa. Kualitas isi dinilai dengan mempertimbangkan subaspek: 1) kesesuain pemillihan topik dengan tema yang sudah ditugaskan, 2) kualitas identifikasi fenomena (phenomenon identifikation), 3) kualitas rangkaian penjelas (explanation sequence), dan 4) dentifikasi permasalahan yang relevan dan logis sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan.

b. Organisasi teks eksplanasi kompleks. Organisasi dinilai dengan mempertimbangkan subaspek: 1) koherensi, kohesifitas, keruntutan, kelogisan, dan keterbacaan yang tinggi dari teks eksplanasi yang dibuat siswa, 2) kelangkapan strutur ((phenomenanon identification dan

explanation sequence), 3) penceritaan penjelasan atau uraian terhadap fenomena, dan 4) pernyataan berupa argumen atau interpretasi yang disampaikan secara rasional dan alasan-alasan yang jelas yang terdapat dalam teks.

c. Ciri-ciri linguistik yang terdapat dalam teks. Ciri-ciri linguistik dinilai dengan mempertimbangkan subaspek: 1) konsistensi kedudukan penulis sebagai orang ketiga, 2) penggunaan pilihan kata yang efektif, khas, dan tepat, 3) banyak menggunakan kalimat pasif, 4) Penggunaan ejaan dan tanda baca yang sesuai.

(*format terlampir)

4) Lembar Angket

Lembar angket yang digunakan berupa angket tertutup. Angket ini digunakan untuk mengukur respons siswa terhadap penggunaan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran menulis teks eksplanasi. Adapun variasi jawaban yang terdapat dalam angket terdiri atas: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS),

(37)
[image:37.595.107.517.144.707.2]

Tabel 3.2

Pedoman Angket Respons Siswa

No. Aspek yang digali Pernyataan

1. Ketertarikan peserta didik terhadap penggunaan model writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.

 Langkah-langkah model

writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi disajikan secara menarik.

2. Keefektifan pelaksanaan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.

 Model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks berlangsung secara efektif dan efisien.

3. Motivasi peserta didik dalam belajar menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis.

 Anda memiliki kesempatan yang banyak untuk bertukar pendapat dengan teman dan guru Anda mengenai pembelajaran menulis teks eksplanasi

(38)

sebuah teks eksplanasi.  Pengetahuan menulis Anda

bertambah setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis.  Minat dan rasa ingin tahu

Anda tentang materi menulis teks eksplanasi menjadi lebih meningkat setelah Anda mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis.

4. Minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model

writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis.

 Motivasi belajar menulis Anda lebih tinggi setelah mengikuti pembelajaran

menulis dengan

menggunakan model writing workshop berorientasi kempuan berpikir kritis. 5. Hal yang dirasakan peserta didik saat

mengikuti pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model

writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis.

 Anda merasa senang sewaktu mengikuti pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model

(39)

berorientasi kemampuan berpikir kritis.

6. Ketercapaian materi pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan menggunakan model writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis.

 Materi atau konsep-konsep teks eksplanasi kompleks dapat Anda kuasai dengan mudah dengan menggunakan model writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis.

 Konsep-konsep teks eksplanasi yang telah Anda dapatkan selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model writing workshop berorientasi kempuan berpikir kritis akan selalau Anda ingat dan bertahan lama dalam ppikir Anda.

*(format terlampir)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data diolah dan dianalisis setelah semua proses penelitian selesai dilakukan. Adapun teknik pengolahan dan analisis data peneliti lakukan dengan cara berikut. 1) Pemberian skor terhadap tulisan siswa dari setiap aspek yang dinilai.

2) Penentuan skor akhir pada prates danpascates, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan rumus:

Skor akhir =

(40)
[image:40.595.124.511.168.306.2]

3) Penafsiran skor nilai rata-rata akhir siswa pada tabel di bawah ini. Tabel 3.3

Skala penilaian

Urutan Kualifikasi Rentang skor

1 Sangat baik 85-100

2 Baik 75-84

3 Cukup 60-74

4 Kurang 40-59

5 Sangat Kurang 0-39

Nurgiyantoro (2009:399)

4) Pengidentifikasian data dan analisis univarian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi atau persentase.

5) Pengujian hasil uji tingkat kesamaan antarpemeriksa tes menulis dengan menggunakan korelasi.

6) Pengujian sifat data menggunakan uji statistik, meliputi:  Uji normalitas data

Pada dasarnya uji normalitas dimaksudkan untuk melihat data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Keputusan dalam pengambilan data statistik untuk uji hipotesis tergantung pada kenormalan suatu data yang diperoleh.

Karena proses pengolahan data sepenuhnya dibantu SPSS versi 17, maka kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut.  Jika probabilitas 0,05 maka populasi data berdistribusi normal.  Jika probabilitas 0,05 maka populasi data berdistribusi tidak normal.

Dari kriteria pengambilan keputusan Uji Shapiro-Wilk dirumuskan hipotesis dalam pengujian normalitas data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut.

(41)

Ha : Data tidak berdistribusi normal  Uji homogenitas

Data yang terdistrusi normal pengujian statistikanya dilakukan secara parametrik. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas pada dasarnya dilakukan untuk memperlihatkan bahwa varians atau kelompok data adalah sama atau homogen. Perumusan hipotesis pada uji homogenitas adalah sebagai berikut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

=

(Sugiyono, 2013:167)

Adapun kriteria pengambilan keputusan Uji F adalah sebagai berikut.  Jika probabilitas 0,05 maka populasi data homogen.

 Jika probabilitas 0,05 maka populasi data tidak homogen.

Dari kriteria pengambilan keputusan Uji F dirumuskan hipotesis dalam pengujian homogenitas data prates dan pascates kelas eksperimen dan kontrol sebagai berikut.

Ho : Data homogen Ha : Data tidak homogen

7) Uji hipotesis menggunakan Uji t jika data berdistribusi normal dan Uji Mann-Whitney jika data tidak berdistribusi normal. Adapun langkah-lamgkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.

 Uji perbedaan dua rerata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pratest dan pascates antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rumus yang digunakan adalah Uji t jika data berdistribusi normal dan Uji Mann-Whitney jika data tidak berdistribusi normal.

(42)

t =

Keterangan:

= rata-rata kelas eksperimen = rata-rata kelas kontrol

= kuadrat standar deviasi atau varians kelas eksperimen = kuadrat standar deviasi atau varians kelas kontrol = jumlah data kelas eksperimen

= jumlah data kelas kontrol

Adapun rumus Uji Mann-Whitney adalah sebagai berikut. U = + -

dan

= ( )( -U

= jumlah data kelas eksperimen = jumlah data kelas kontrol R = Jumlah ranking kelompok

Ruseffendi (Yualita 2011:130)

Adapun kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut.

Jika probabilitas 0,05 maka populasi mempunyai rata-rata tidak berbeda.

(43)

Dari kriteria pengambilan keputusan dirumuskan hipotesis dalam pengujian perbedaan dua rata-rata data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol sebagai berikut.

Ho : = (Rata-rata prestest secara keseluruhan kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas kontrol).

Ho : ≠ (Rata-rata prestest secara keseluruhan kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol).

 Uji perbedaan dua rata-rata prates dan pascates dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rumus yang digunakan adalah Uji t berpasangan jika data berdistribusi normal dan menggunakan Uji Wilcoxon berpasangan jika data tidak berdistribusi normal.

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t dalam uji t berpasangan adalah:

t = ( - )

Walpole dan Myers (Yualita, 2011: 131)

Adapun rumus uji Wilcoxon berpasangan sebagai berikut. z =

Siegel (Yualita, 2011: 131)

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut.  Jika probabilitas 0,05 maka populasi mempunyai rata-rata tidak

berbeda secara signifikan.

(44)

Dari kriteria pengambilan keputusan dirumuskan hipotesis dalam pengujian kesamaan dua rerata data prates dan pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Ho : = (Rata-rata prates dan pascates tidak berbeda secara signifikan).

Ho : ≠ (Rata-rata prates dan pascates berbeda secara signifikan).

8) Menganalisis data hasil observasi proses pembelajaran dan data angket respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran writing workshop kedalam bentuk deskripsi.

9) Menganalisis dan mengolah data angket respon siswa dengan rumus F/N X 100 dan menafsirkannya. Berikut penafsiran skor total respon siswa.

100% = seluruhnya

96% - 99% = hampir seluruhnya 76% - 95% = sebagian besar

51% - 75 % = lebih dari setengahnya

50% = setengahnya

26% - 49% = hampir setengahnya 6% - 25% = sebagian kecil 1% - 5% = hampir tidak ada

0% = tidak ada

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dengan mengacu kepada rumusan masalah penelitian, analisis data, dan pembahasan sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Berkaitan dengan profil pembelajaran menulis di kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi, proses pembelajaran menulis di kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi masih mengacu kepada kurikulum 2006. RPP dan instrumen pembelajaran disesuaikan dengan silabus dan kurikulum KTSP. Dalam praktik pembelajarannya, belum terdapat variasi model dan strategi pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran menulis. Strategi dan model pembelajaran menulis dilakukan serupa pada tiap proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran selesai atau setelah satu Kompetensi Dasar (KD) tercapai.

(46)

antaranya: a) sebagian siswa cepat merasa bosan karena terus menerus diperintahkan untuk menulis, mengedit, dan merevisi yang dilakukan secara berulang-ulang, b) diperlukan adanya sebuah upaya kreatif dari guru agar proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan.

3. Berkaitan dengan hasil yang diperoleh siswa di kelas eksperimen yang menggunakan model writing workshop, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa yang diperoleh pada tahap pascates mengalami kenaikan dari rata-rata nilai pada tahap prates. Hal tersebut menjadi bukti bahwa model

writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis mempunyai andil dalam mengembangkan kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi yang terdapat di kelas eksperimen.

4. Berkaitan dengan perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks siswa yang berada di kelas eksperimen dan kontrol, dari hasil penelitian terdapat perbedaan hasil menulis teks eksplanasi kompleks antara siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cileunyi yang terdapat di kelas eksperimen dengan siswa yang terdapat di kelas kontrol. Pada tahap prates, hasil uji beda dua rata-rata menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun, berbeda dengan hasil uji beda dua rata-rata pada tahap pascates yang menunjukkan bahwa data nilai kelas kontrol dan eksperimen memiliki varians yang berbeda atau terdapat perbedaan rata-rata nilai antara siswa yang berada di kelas kontrol dengan siswa yang berada di kelas eksperimen. Nilai rata-rata dan persentase kenaikan nilai untuk siswa yang berada di kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa yang berada di kelas kontrol.

5. Berkaitan dengan respons siswa terhadap penerapan model writing workshop

(47)

penerapan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis sangat bermanfaat dan memberikan andil dalam meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi mereka.

B.Saran

Penerapan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi telah menunjukkan hasil dan proses pembelajaran yang memuaskan. Dengan berdasar pada proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, penerapan model ini masih memiliki kekurangan yang hasrus diperbaiki pada penerapan untuk masa yang akan datang. Berikut adalah beberapa masukan penulis untuk perbaikan penerapan model ini di masa yang akan datang.

1. Dari proses pembelajaran dengan menggunakan model writing workshop

berorientasi kemampuan berpikir kritis yang telah dilakukan, diperoleh temuan bahwa pembelajaran menulis mandiri siswa sangat berperan dalam proses pengembangan kemampuan menulis siswa. Dari hasil temuan tersebut, guru dapat mengimplementasikan model writing workshop berorientasi kemampuan berpikir kritis ini sebagai salah satu pilihan model pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir dan selalu belajar mandiri agar wawasan keilmuan menulisnya bisa ditemukan sendiri melalui kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya.

(48)

3. Dengan melihat grafik perkembangan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks pada tahap pascates, untuk kualitas isi dan organisasi, diperoleh peningkatan hasil yang signifikan, namun untuk ciri-ciri linguistik peningkatan yang diperoleh tidak setinggi pada kedua aspek tersebut, hal ini salah satu penyebabnya adalah masih banyak terdapat kesalahan dalam ejaan dan tanda baca yang terdapat dalam tulisan siswa. Kesalahan pada ejaan dan tanda baca ini merupakan kesalahan yang sulit diubah. Hal ini terjadi karena faktor kebiasaan dan kurang pekanya anak terhadap kaidah atau pun aturan dalam penulisan. Oleh karena itu, agar kesalahan serupa tidak terulang, diperlukan adanya sebuah penekanan dalam membiasakan anak untuk menulis dengan memperhatikan kaidah ataupun aturan penulisan.

(49)
(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Anshori, D. (2009). Membaca dan menulis: Tentang budaya yang gagap.

Seminar Nasional Menuju Profesionalisme Guru Bahasa Indonesia.

[Online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_IN DONESIA/197204031999031-DADANG/Membaca_dan_Menulis.pdf. Diakses 3 Maret 2014 pukul 5.50 WIB.

Alma, B. (2009). Guru professional. Bandung: Alfabeta

Beetlestone, F.(2011). Creative learning strategi pembelajaran untuk melesatkan kreatifitas siswa. Bandung: Nusa Media.

Cartono. dkk. (2007). Assesmen dalam pembelajaran sains. Bandung: Prisma Press.

Dorn, L. J. dan Soffos, C. (2001). Scaffolding young writers. United State of Amerika: Stenhouse Publlisher.

Emilia, E. (2011). Pendekatan genre-based dalam pengajaran bahasa inggris: Petunjuk untuk guru. Bandung: Rizki Press.

Hernacki, M. dan Deporter, B. (1999). Quantum learning (membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan). Bandung: Kaifa.

Gie, T. (2002). Terampil mengarang. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2011). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI dan Rosda Karya.

Poerwadarminta, W.J.S. (penyusun), (2007), Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Priyatno, D. 2009. 5 jam belajar olah data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit Andi

(51)

Mulyani, I. (2009). Penerapan model writing workshop untuk meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris siswa kelas XII IPS SMAN 11 Bandung.

[online]. Tersedia di: jurnal.upi.edu/…ian -pendidikan/key/writing-workshop. Diakses Sabtu 15 Januari 2014 pukul 18.54 WIB.

Kuswana, W. (2011). Taksonomi berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyati, Y. (2010). Pengembangan model pembelajaran literasi berbasis

pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis-kreatif (studi pengembangan terhadap mahasiswa MKU bahasa Indonesia UPI).

(Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nasution. (2003). Metode reseach (penelitian ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiantoro, B. (2009). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Kurikulum 2013 kompetensi dasar bahasa Indonesia SD/SMP/SMA. Jakarta: Kemendikbud.

Sihotang, K. dkk. (2012). Critical thinking membangun pemikiran logis. Jakarta: PT. Pustaka Sinar harapan.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugono, D. (2009). Mahir berbahasa Indonesia dengan benar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sundem, G. (2007). Improving student writing skill. USA: Shell Education.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana.

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI Press.

(52)

Wena, M. (2010). Strategi pembelajaran inovatif kontemporer suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Widoyoko, E. P. (2013). Tekhnik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yualita, P. (2011). Model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis moodle. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gambar

Komponen dan Proses Penelitian KuantitatifGambar 3.1  (Sugiyono, 2013:30)
Tabel 3.2 Pedoman Angket Respons Siswa
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dosen/tim teaching mengumumkan daftar mahasiswa yang mendapatkan nilai D sebelum hari ke-7 setelah ujian akhir mata kuliah tersebut, dan jadual remidi menurut aturan

menyelesaikan perekaman data e-KTP massal lebih cepat dari target yang ditentukan. Provinsi lainnya yang telah menyelesaikan perekamanan data e-KTP massal

[r]

Hasil bioetanol melalui proses SSF dengan penambahan nitrogen (N) lebih besar dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan nitrogen (N) maupun dengan

Alat pengubah sinyal VGA ke sistem PAL adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan pengubahan sinyal berformat RGB dari kartu VGA menjadi sinyal video komposit

Lain halnya dengan metode condition based maintenance, penanganan dan perawatan pada mesin dilakukan berdasarkan kondisi dari mesin itu sendiri, jadi perawatan dilakukan

Penalaran yang dilakukan sudah mengarah dengan tepat dan dari empat indikator penalaran sudah hampir semuanya terpenuhi, (3) Siswa kelas X-A di MA Darul Huda dengan gaya