• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PERKULIAHAN (13) BAHASA INDONESIA EJAAN DAN TANDA BACA. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PERKULIAHAN (13) BAHASA INDONESIA EJAAN DAN TANDA BACA. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN (13)

BAHASA

INDONESIA

EJAAN DAN TANDA BACA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

EKONOMI MANAJEMEN

13

DRS. SRI SATATA, MM

Abstract

Kompetensi

Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian serta sejarah dan perkembangan ejaan dan ruang lingkup ejaan.

(1) Mampu memahami sejarah ejaan (2) Mampu memahami ruang lingkup

ejaan

(3) Mampu menerapkan ejaan yang benar dalam penulisan.

(2)

BAB XII

EJAAN

12.1 Standar Kompetensi :

Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian serta sejarah dan perkembangan ejaan dan ruang lingkup ejaan.

1.2 Kompetensi Dasar :

(4) Mampu memahami sejarah ejaan (5) Mampu memahami ruang lingkup ejaan

12.3 Indikator :

(1) Mampu menjelaskan pengertian ejaan (2) Mampu menjelaskan sejarah ejaan (3) Mampu menjelaskan ruang lingkup ejaan

12.4 Pengertian Ejaan

Dalam bahasa tulis, kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan. Segala macam tanda tersebut untuk mengambarkan perhentian antara, perhentian akhir, tekanan, tanda tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut dinamakan Tanda-tanda baca.1 Tanda baca yang ditemukan dalam bahasa tulis merupakan

bagian dari kaidah ejaan dalam suatu bahasa. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang apa yang dimaksud dengan ejaan. Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.2 Ejaan adalah keseluruhan

1 Yakub Nasucha, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi, Bahasa Indonesia untuk Penulisan

Karya Ilmiah:Mata Kuliah Kepribadian, Yogyakarta:Media Perkasa, 2010, 103.

2 E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Sebagai

(3)

peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca.3 Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan

menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.4

Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus berguna bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Selain itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.5

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan brimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.6

3 Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Kencana Prenada Media

Group, 2010, 259.

4 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa, Jakarta:Diksi

Insan Mulia, 2009, 19.

5 Nasucha. Bahasa Indonesia, 103.

(4)

Ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan kalimat. Jika ejaannya benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan jika ejaannya salah, sebuah kalimat dapat menjadi tidak baku. Kesalahan ejaan biasanya terjadi pada penggunaan tanda koma yang salah, dan kesalahan penulisan sapaan. Kenyataan yang terjadi adalah bahwa masih banyak dari para pemakai bahasa yang salah ketika menerapkan ejaan baku yang telah ditetapkan, seperti pemakaian tanda baca.7

Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting dalam mendukung penggunaan suatu bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa Indonesia yang benar.8 Hal ini disebabkan gagasan

yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Dalam bahasa lisan, faktor gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta unsur-unsur nonbahasa tersebut tidak terdapat di dalam bahasa tulis. ketiadaan itu menyullitkan komunikasi dan memberikan peluang terjadinya kesalahpahaman. Di sinilah ejaan dan tanda baca (pungtuasi) berperan sampai pada batas-batas tertentu, menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.9 Ejaan yang dimuat dalam buku ini sengaja

dikutipkan dari aturan-aturan berbahasa yang terangkum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan ulang pada tahun 2008 oleh Pusat Bahasa,

Departemen Pendidikan Nasional, melalui penerbit Balai Pustaka.

Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan pertama bahasa Indonesia tersebut diambil dari nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa dan diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik yang dipakai selama 25 tahun. Ejaan van Ophuijsen baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.10

Ejaan van Ophuijsen yang ditetapkan sebagai ejaan bahasa Melayu pada tahun 1901 tersebut memiliki ciri khas yang menonjol yaitu penggunaan huruf j untuk menuliskan kata-kata jang dan

sajang, penggunaan huruf oe untuk menuliskan kata goeroe dan kamoe, serta digunakannya tanda

7 Nasucha. Bahasa Indonesia, 103.

8 Alek. Bahasa Indonesia, 259.

9 Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indeonesia, Jakarta:Erlangga, 2003, 179.

(5)

diakritik dan trema pada kata ma’moer dan do’a. Setelah mengalami perkembangan, kedudukan Ejaan van Ophuijsen tergantikan oleh Ejaan Soewandi. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan pada tahun 1947 untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ciri yang menonjol adalah penggunaan huruf u untuk menggantikan huruf oe, penggunaan bunyi sentak k menggantikan tanda diakritik, dan penulisan kata depan di dan awalan di yang sama, yakni dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah peraturan bahasa Indonesia yang diberlakukan sejak tahun 1972 pada saat Kongres Bahasa Indonesia hingga saat ini.11

Sebagaimana yang telah diungkapkan pada paragraf sebelumnya bahwa ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempuirnakan (EyD). EyD mulai diberlakukan tepatnya pada tahun 1972. Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia. Hal ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri P dan K Republik Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947). Untuk sekadar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untu membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhatikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu dalam tabel di bawah ini.12

PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ejaan yang Disempurnakan Ejaan Republik Ejaan

(EyD) (Ejaan Soewandi) van Ophuijsen

mulai tahun 1972 1947 – 1972 1901 – 1947

khusus chusus choesoes

11 Alek, Bahasa Indonesia.

(6)

Jumat Jumat Djoem’at

yakni jakni ja’ni

payung pajung pajoeng

cucu tjutju tjoetjoe

sunyi sunji soenji

10.5 Sejarah Perkembangan Ejaan

Dalam buku yang berjudul Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi yang dikarang oleh Prof. Dr. H. Zaenal Arifin, M.Hum. bersama dengan Drs. S. Amran Tasai, M.Hum. dipaparkan dengan cukup lengkap mengenai perjalanan perkembangan ejaan yang terdapat di Indonesia, mulai ejaan yang pertama yang digunakan di Indonesia, sebagaimana telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, yaitu Ejaan van Ophuijsen, sampai dengan ejaan yang dipakai saat ini, yaitu Ejaan yang Disempurnakan (EyD).13

Ejaan van Ophuijsen ditetapkan pada tahun 1901 yang merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan van Ophuijsen adalah sebagai berikut:

Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata, seperti jang, sajang, dan pajah.

Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata, seperti goeroe, itoe, dan oemoer.

 Tanda diakritik, yaitu koma, ain, dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan kata-kata, seperti

ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.

Ejaan Soewandi ditetapkan pada tanggal 19 Maret 1947 untuk menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut:

Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.

Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan huruf k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum,

rakyat.

Kata ulang boleh ditulis dengan angka dua, seperti pada kata-kata anak2, berjalan2, ke-barat2-an.

(7)

Imbuhan yang berupa awalan di- dengan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan pada dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan awalan di- pada ditulis, dikarang.

Ejaan Melindo yang merupakan kependekan dari ejaan Melayu Indonesia merupakan konsep ejaan bersama antara Indonesia dengan Malaysia. Pada akhir tahun 1959, sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, sebagai ketua) menghasilkan konsep ejaan tersebut. Perkembangan politik selama bertahun-tahun berikutnya mengurungkan persemian ejaan itu.

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, yang pada saat itu dijabat oleh Jend. (Purn) Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu

Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim sebagai ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum

Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan

dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, pada tanggal 9 September 1987.

Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau EyD adalah sebagai berikut:

Perubahan Huruf

Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan (EyD) dj djalan, djauh j jalan, jauh

j pajung, laju y payung, layu

nj njonja, bunji ny nyonya, bunyi sj isjarat, masjarakat sy syarat, masyarakat tj tjukup, tjutji c cukup, cuci

(8)

ch tarich, achir kh tarikh, akhir

Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya.

f maaf, fakir v valuta, universitas z zeni, lezat

Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai, seperti a:b = p:q, sinar-X

Penulisan di- atau ke-sebagai imbuhan berupa awalan dan dengan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditullis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan yang mengikutinya.

di- (awalan) di (kata depan)

ditulis di kampus

dibakar di rumah

dilempar di jalan

dipikirkan di sini

ketua ke kampus

kekasih ke luar negeri

kehendak ke atas

Kata ulang ditulis secara penuh dengan huruf dan tidak boleh menggunakan angka dua, seperti; anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat.

10.6 Ruang Lingkup Ejaan

Dalam buku yang berjudul Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan

(9)

lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD) mulai pemakaian huruf sampai dengan pemakaian tanda baca.14

 Pemakaian huruf berbicara tentang masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu; abjad, vokal, konsonan, pemenggalan kata, dan nama diri.

 Penulisan huruf berbicara tentang jenis huruf yang digunakan, seperti; huruf kapital dan huruf miring.

 Penulisan kata berbicara tentang berbagai cara penulisan kata bermorfem tunggal dan yang bermorfem banyak beserta unsur-unsur kecil dalam bahasa, meliputi; kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti kau, ku, mu, dan nya, kata depan di, ke, dan dari, kata sandang si dan sang, partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan.

 Penulisan unsur serapan berbicara tentang kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kata-kata yang berasal dari bahasa asing.

 Pemakaian tanda baca (pungtuasi) berbicara tentang penempatan kelima belas tanda baca dalam penulisan. Tanda baca tersebut yaitu; tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (–), tanda elipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((…)), tanda kurung siku ([…]), tanda petik ganda (“…”), tanda petik tunggal (‘…’), tanda garis miring (/), tanda penyingkat (‘).

Bandingkanlah kedua paragraf berikut ini!15

kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil wakil masyarakat seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan kepentingan pokok yang harus dilindungi

Dapatkah Anda memahami tulisan tersebut di atas? Mungkin dapat, akan tetapi tentunya agak sulit. Cobalah baca kembali tulisan di bawah ini!

14 Finoza. Komposisi Bahasa, 20 – 21.

(10)

Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma atau perilaku

teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia. Perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-kepentingan pokok yang harus dilindungi.

Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki ejaannya jauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami. Itulah mengapa, kemampuan dalam menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulis-menulis.

Ini dapat disimpulkan bahwa peran ejaan dan tanda baca sangatlah penting dalam karang-mengarang bahkan mutllak jika boleh saya katakan. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang uraian pemakaian dan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan tanda baca. Pemakaian dan penulisan huruf sangatlah penting untuk melahirkan sebuah kalimat yang mudah untuk dipahami. Jika sudah memahami cara pemakaian dan penulisan huruf, pelajari cara penulisan kata. Penulisan kata sangatlah penting karena dalam berbahasa kita menggunakan kata. Dalam berbahasa seringkali kata dasar mengalami perubahan karena mendapat imbuhan, pengulangan, dan penggabungan. Kemudian, dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap unsur pelbagai bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan ini ada yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapan maupun penulisannya, dan ada yang belum sepenuhnya disesuaikan. Suatu hal yang sering diabaikan dalam penulisan adalah tanda baca. Banyak penulis yang kurang bahkan tidak mengindahkan penulisan tanda baca ini. Padahal, tanda baca ini sangat berperan dalam penulisan. Adanya tanda baca, akan membantu pembaca memahami sebuah tulisan dengan tepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian suatu kalimat.16

Ejaan

(11)

Penulisan Huruf

Huruf kapital dan miring di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti tertera di bawah ini! Huruf kapital digunakan pada awal nama:

a. orang : Wandasti, Nurdiana, Tania

b. tahun : tahun Kabisat, tahun Masehi

c. bulan : bulan November, bulan Maret

d. hari : hari Senin, hari Jumat

e. peristiwa bersejarah : Perang Diponegoro, hari Pahlawan f. suku : suku Jawa, suku Bugis, suku Betawi

g. bangsa : bangsa Rusia, bangsa Cina, bangsa Indonesia

h. agama : agama Hindu, agama Kristen

i. gelar : Doktor Soekarno, Insinyur Jokowi

j. jabatan : Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Huruf miring digunakan pada nama:

a. buku : buku Kebangkitan Rusia b. majalah : majalah Glasnost c. surat kabar : koran Pravda d. istilah asing : déja vu

e. istilah ilmiah : Lumbricus rubellus

Tanda Baca

Tanda koma (,) di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti berikut ini; a. menyatakan perincian, contoh: Anita membeli buku, pensil, dan penggaris.

b. klausa anak, klausa induk, contoh: Jika Tono datang, dia akan mendapatkan sebuah kejutan. c. kesimpulan, contoh: Dengan demikian, kita harus memenangkan pertandingan ini.

d. Aposisi, contoh: Wanti, istriku, sangat cantik.

Tanda titik (.) di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti berikut ini; a. memisahkan angka, jam, menit, dan detik.

(12)

contoh: Peristiwa itu terjadi pada pukul 12.30.45 b. memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya.

contoh: Kota itu berpenduduk 25.765 orang c. mengakhiri kalimat berita.

contoh: Sekarang, saatnya kita pulang.

Tanda hubung (-) digunakan antara lain untuk hal-hal berikut ini: a. menyambungkan kata atau suku kata

contoh: cap-lok, Ap-ril b. menyambung kata ulang

contoh: berkali-kali, kehijau-hijauan c. menyambung kata yang dieja

contoh: m-e-m-p-e--r-t-a-n-g-g-u-n-g-j-a-w-a-b-k-a-n d. memperjelas frasa panjang

contoh: dua bungkus-rokok atau dua-bungkus rokok e. menyambung imbuhan dengan angka atau huruf kapital

contoh: ke-66, se-Jakarta

f. menyambung kata dengan singkatan satu huruf contoh: sinar-X

g. merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing contoh: di-smash

Tanda petik (“…”) digunakan antara lain untuk: a. petikan dari pembicaraan atau bahan tertulis lain

contoh: Abi berkata, “Dia yang bersalah” b. mengapit judul syair, puisi, bab, lagu, karangan

(13)

c. mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal

contoh: Pekerjaan tersebut dikerjakan hanya dengan sistem “coba dan ralat”. d. mengapit kata atau ungkapan dengan arti khusus

contoh: Agus sering disebut “pahlawan” di desanya karena berhasil memperjuangkan aspirasi warga.

12.7 Rangkuman

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting dalam mendukung penggunaan suatu bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Hal ini disebabkan gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Oleh karena itu, ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan suatu kalimat. Jika ejaannya benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan jika ejaannya salah, sebuah kalimat dapat menjadi tidak baku.

Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan pertama bahasa Indonesia tersebut diambil dari nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa dan diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan pada tahun 1947 untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempuirnakan (EyD). EyD mulai diberlakukan tepatnya pada tahun 1972. Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia. Ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri P dan K Republik Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).

Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD) meliputi; (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca (pungtuasi).

(14)

12.8 Latihan dan Tugas A. Latihan

Penulisan kata atau kalimat di bawah ini menyalahi kaidah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku. Silakan Anda perbaiki bentuk-bentuk itu, sehingga sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, Ejaan yang Disempurnakan (EyD). Kemukakan alasan Anda!

kertas manila milenium ke-III rahmatmu ya allah se asia tenggara

dikampungnya, kesana sini peng inggris an

maha tahu, maha bijaksana, maha esa di PN kan, mem PHK karyawan

go public PT Telkom 10 nopember 1945 Jakarta 23 juli 2012 Rp 80000,- perkilo lahiriah dan bathin

non blok, non stop, semi final 3 s/d 7 oktober 2011

Bertepuktangan, bertandatangan, menyebar luaskan ke-Tuhan-an, peng-Indonesia-an

(15)

semi profesional

majalah “Gatra”, harian Kompas dilegalisir, effisient

segi noril dan spirituil

segi kwalitas dan segi kwantitas keluaran tahun 90an

prosentase, metoda, kondite suhardjono SS MPd

sukanto

tuna karya tuna netra d.l.l., a/n

pertanggungan jawab ke tidak adilan ber-K.T.P.D.K.I

puna karya, pasca panen pasien itu di rumah sakit kan al-qur’an

ke Indonesiaan nabi muhammad sultan hamid keII berpkirlah jauh kedepan ada 5 orang menteri sebarluaskan brita itu

(16)

berdasar kan undang undang ia dilantik menjadi Walikota atas rahmat nya

prof DR Dr asep SH MH LLM dimana anda tinggal

dari pada diam lebihbaik kerja bus antar propinsi

mem per tanggung-jawab kan model ultra modern

satu kali pun ia belum pernah ke rumah ku mereka masuk satupersatu

ulangtahun yang ke tigapuluhtujuh panca krida kabinet pemnbangunan vi novel karya a a navis berjudul jodoh yth bpk drs sutiyoso

kunci inggris, pisang ambon dia berkata; ‘karena ku cinta kau’ walau pun ia kaya dan ia tetap susah pada hal soal itu sudah di kerjain pak ali dosen kami baru aja mau kawin cita cita ku ingin jadi tukang insinyur jadi persoalan nya tidak se mudah itu kita perlu yaitu: kursi meja almari dan bufet

(17)

ia tinggal di jalan kemanggisan ilir palmerah jakarta barat dki jakarta dalam bahasa rusia

buku itu di susun usman d.k.k. saya disinar pake sinar x kecelakaan lalulinta dijalanraya export, jaxa, saxi

suku sunda, tahun hijriyah carrefour, moskwa

(18)

Daftar Pustaka

A, Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis

Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.

Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi:Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress.

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta:Diksi Insan Mulia.

Lembaga Pendidikan Primagama. 2003. Metode Smart Solution Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Andi Offset.

Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa Indonesia untuk Penulisan

Karya Tulis Ilmiah:Mata Kuliah Kepribadian. Yogyakarta:Media Perkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa Daerah (Jawa) Pengetahuan «F96» Ketrampilan «F99» Sikap Spiritual

Pada usia pendidikan dasar, 7–15 tahun, karakteristik umur, jenis kelamin, pendidikan orang tua, banyaknya saudara kandung dalam keluarga, status anak sulung, pengeluaran per

Dalam hal ini pembelajar melakukan multi aktivitas yakni : membaca teks pada layar (yang tidak semudah membaca pada buku), mencari kata-kata kunci (keyword) dari materi,

Program sistem informasi geografis pemetaan kebutuhan sarana prasarana sekolah negeri di Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara memuat 18 tampilan halaman yang

epidemi SIR pada populasi manusia tak konstan dengan Treatment. 2) Menganalisis model matematika penyebaran penyakit Ebola untuk.. menentukan titik kesetimbangan dan

Analisis data mining yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik clustering atau pengelompokkan yang bertujuan untuk mengelompokan mahasiswa berdasarkan

Tujuan kegiatan penelitian yang dijabarkan secara singkat dan spesifik guna menjawab permasalahan penelitian dan menggambarkan secara jelas apa yang hendak dilakukan oleh

It is concluded that by comparing the degree of differences between the two models in daytime and night: by using the model ATC E to simulate the LST annual