• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Perbedaan Blud Dan Bumd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Perbedaan Blud Dan Bumd"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“PERBEDAAN ANTARA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) ”

Untuk Memenuhi Tugas Clinical Governance Rumah Sakit

Disusun Oleh :

1. Clara Josephine 1406647606 2. Desy Rachmasari 1406647625 3. Dyah Sartikasari 1406648943 4. Fany Cahya Dewi 1406647801 5. F. Anggun Yolanda 1406647884 6. Syahidah Sumayyah 1406648842

7. Wahyuningsih 1406648943

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

2016

(2)

Istilah Badan Usaha Milik Daerah atau disingkat BUMD tidak terlepas dari perkembangan kebijakan terkait dengan Badan Usaha Milik Negar. Pada awalnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan-perusahaan Negara baik yang berbentuk badan-badan berdasarkan hukum perdata maupun yang berbentuk badan hukum. BUMD adalah perusahaan yang diatur dengan suatu peraturan daerah (perda) yang aktivitasnya memenuhi kebutuhan masyarakat di mana modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ada ketentuan lain.

Badan usaha milik negara yang dikelola oleh pemerintah daerah disebut badan usaha milik daerah (BUMD). Perusahaan daerah adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar / seluruhnya adalah milik pemerintah daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah untuk pengembangan dan pembangunan potensi ekonomi di daerah yang bersangkutan. Contoh perusahaan daerah antara lain: perusahaan air minum (PDAM) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD ) memiliki kedudukan sangat panting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan otonomi.

Badan Layanan Umum menyatakan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Pejabat pengelola BLUD bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan oleh kepala daerah. Dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, BLUD diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangannya, namun dalam melaksanakan kegiatannya, BLUD harus mengutamakan efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum kepada masyarakat tanpa mengutamakan pencarian keuntungan. Tujuan awal dibentuknya BLUD ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan bukan mengutamakan keuntungan (profit- oriented), sehingga BLUD tidak dapat disamakan dengan BUMD yang melaksanakan kegiatannya untuk mencari keuntungan.

PERBEDAAN BLUD DAN BUMD

1. BLUD

(3)

Menurut Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pengertian Badan Layanan Umum Daerah yang disingkat dengan BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau unit kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Makna dari definisi ini adalah sebagai berikut :

1) BLUD merupakan perangkat daerah, mempunyai makna bahwa asset BLUD merupakan aset daerah yang tidak dipisahkan.

2) Perangkat daerah yang dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD adalah SKPD (sebagai Pengguna Anggaran) atau Unit Kerja pada SKPD (sebagai Kuasa Pengguna Anggaran).

3) Memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, mempunyai pengertian bahwa SKPD atau Unit Kerja tersebut memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dan tidak semata-mata mencari keuntungan.

4) Kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, mempunyai arti bahwa BLUD dterapkan dalam rangka efisiensi anggaran dan peningkatan pelayanan pada masyarakat.

b. Dasar Hukum BLUD

1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

c. Tujuan Pembentukan BLUD

Pada pasal 145 Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat membentuk BLUD untuk:

(4)

b. Mengelola dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat

c. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

d. Kepala daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan kepada BLUD terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan.

d. Fungsi BLUD

1. memberikan pelayanan kepada masyarakat

2. diberikan fleksibilitas dalam Pola Pengelolaan Keuangannya

(5)
(6)

2. BUMD

a. Definisi BUMD

BUMD adalah perusahaan yang diatur dengan suatu peraturan daerah (perda) yang aktivitasnya memenuhi kebutuhan masyarakat di mana modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ada ketentuan lain. Badan usaha milik negara yang dikelola oleh pemerintah daerah disebut badan usaha milik daerah (BUMD). Perusahaan daerah adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar / seluruhnya adalah milik pemerintah daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah untuk pengembangan dan pembangunan potensi ekonomi di daerah yang bersangkutan.

b. Dasar Hukum BUMD

Dasar hukum pembentukan BUMD adalah berdasarkan UU No 5 tahun 1962 tetang perusahaan daerah. UU ini kemudian diperkuat oleh UU No 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah (Nota Keuangan RAPBN, 1997/1998).

(7)

1) Diatur berdasarkan usaha peraturan daerah 2) Bentuk badan usaha dapat berupa badan hukum

3) Modal perusahaan dapat berasal dari kekayaan daerah seluruhnya atau berdasarkan ketentuan lain

4) Perusahaan daerah dipimpin oleh dewan direksi yang diatur berdasarkan peraturan daerah yang bersangkutan

5) BUMD merupakan badan usaha yang berada di tingkat provinsi 6) Aktivitasnya memenuhi kebutuhan masyarakat dengan modal berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan

7) Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha 8) Pemerintah daerah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan

9) Pemerintah daerah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan

10) Pengawasan dilakukan alat pelengkap daerah yang berwenang 11) Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan

12) Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat

13) Sebagai sumber pemasukan daerah

14) Seluruh atau sebagian besar modalnya milik daerah

15) Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public

16) Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank

17) Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan

d. Tujuan Pendirian BUMD:

1. Ikut serta melaksanakan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya dan pembangunan daerah pada khususnya. BUMD dalam melaksanakan aktivitasnya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada daerah tersebut, dan berusaha meningkatkan pendapatan daerah yang bersangkutan.

2. Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara

3. Mengejar dan mencari keuntungan 4. Pemenuhan hajat hidup orang banyak 5. Perintis kegiatan-kegiatan usaha

(8)

7. Melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat

8. Penyelenggara kemanfaatan umum, dan peningkatan penghasilan pemerintah daerah

e. Fungsi BUMD Adapun fungsi dari BUMD :

1) Pelaksana kebijakan pemerintah daerah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.

2) Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan.

3) Penyusun kebijakan teknis administratif di bidang ; investasi , promosi , kerjasama investasi, pemberdayaan BUMD serta pelayanan perijinan terpadu.

4) Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha. 5) Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat. 6) Menjadi perintis kegiatan yang kurang diminati masyarakat. f. Kelebihan dan Kekurangan BUMD

1. Kelebihan BUMD adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk melayani kepentingan umum b. Modal berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan

c. Apabila menderita kerugian, pemerintah yang akan menanggungnya d. Status pegawai diatur oleh peraturan pemerintah atau daerah

e. Memperoleh fasilitas dari Negara 2. Kekurangan BUMD adalah sebagai berikut.

a. Banyak fasilitas yang diperoleh dari Negara menjadikan pegawai kurang disiplin

b. Pengelolaan BUMD kurang efisien, sehingga sering mengalami kerugian. BUMD didirikan tentunya untuk membantu pemerintah dalam mengelola perekonomian di tingkat regional.

g. Penerapan Good Corporate Governance di BUMD

Dalam rangka mewujudkan konsep ideal pengelolaan BUMD sesuai dengan prinsip – prinsip Good Corporate Governance ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam rangka menyusun konsep tersebut antara lain.

(9)

1. Perlunya dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi produk hukum yang mengatur tentang pengelolaan BUMD. Sinkronisasi dan harmonisasi dilakukan dengan cara vertical dan horizontal terkait produk hukum yang mengatur tentang BUMD dari tingkatan yang paling tinggi sampai tingkatan yang paling rendah.

2. Alternatif model pengelolaan BUMD dalam rangka mewujudkan Good Corporate Governance dapat dilakukan dengna dua model yaitu :

a. Konsep pengelolaan BUMD non Persero dengan menggunakan “swakelola mandiri”. Kewenangan pemerintah daerah selaku pemegang otoritas dapat melakukan ”intervensi kebijakan” dalam kontek yang positif terkait kinerja dari BUMD non persero melalui dewan pengawas. Intervensi kebijakan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan dari BUMD non persero selaku badan usaha daerah yang memiliki tujuan mengemban misi sosial, kemanfaatan umum, kesejahteraan masyarakat, dan yang menguasasi hajat hidup orang banyak dilakukan dengan menerbitkan peraturan kepala daerah baik peraturan Gubenur/Walikota/bupati yang secara subtansi mengatr tentang rencana strategis BUMD tersebut.

b. Konsep pengelolaan BUMD persero dapat dilakukan dengan konsep perusahaan grup dengan model Holding Company dengan beberapa tipe, salah satunya adalah ”Prosedur terprogram dengan group usaha kombinasi” dipilihnya model holding company dengan tipe prosedur terprogram didasari berbagai pertimbangan alasan antara lain :

1. Tipe atau karakter jenis usaha yang ada di pemerintah daerah.

Ada beberapa pertimbangan diterapkannya model prosedur terprogram dengan variasi usaha kombinasi, dikarenakan dengan model prosedur terprogram dimungkinkan munculnya jenis usaha baru yang ada di pemerintah daerah atau jenis usaha yang sudah ada di pemerintah daerah yang nantinya akan dijadikan perusahaan induk (perusahaan holding) sesuai dengan konsep prosedur terprogram yang bertujuan membentuk usaha baru yang akan dijadikan sebagai perusahaan induk.

(10)

Sesuai dengan tipe dan karakteristik pemerintah daerah yang majemuk dengan berbagai macam potensi dan jenis usahanya cocok untuk diterapkan usaha kombinasi. Hal ini tentunya untuk mengantisipasi berbagai potensi dan jenis usaha yang ada di pemerintah daerah yang ada untuk dijadikan satu dalam wadah usaha yang dinamakan holding company.

h. Contoh Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dengan pelayanan yang meliputi pelayanan Instalasi Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, Penunjang Medik dan Penunjang Non Medik dengan layanan unggulan Kegawatdaruratan, Stroke Unit, Onkologi Terpadu, Mother and Child, Bedah Minimal Invasif, Burn Unit/Care, Laboratorium Sentral Terintegrasi, Brachyterapi, Radioterapi, Kidney Center dan Jantung Terpadu.

Jumlah kunjungan Rawat Jalan mencapai 194.100 (lama) dan 99.579 (baru). Rata-rata jumlah kunjungan per hari mencapai 1.138 dan Rata-rata-Rata-rata jumlah kunjungan baru per hari mencapai 386 dengan jumlah hari buka 258 hari. Sedangkan Rawat Inap dengan jumlah pasien keluar sebesar 34.817 dan Instalasi Gawat Darurat total pengunjung mencapai 29.891.

Secara umum program kegiatan RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang pada tahun 2014 sudah bisa dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan indikator yang bisa menggambarkan efisiensi pengelolaan rumah sakit meliputi BOR (Bed Occupancy Rate) mencapai 68,09 %, TOI (Turn Over Interval) mencapai 3,02 hari, BTO (Bed Turn Over) mencapai 38,60 kali, ALOS (Average Length Of Stay) mencapai 6,81 hari, GDR (Gross Death Rate) mencapai 97,5 ‰ dan NDR (Net Death Rate) mencapai 73,2 ‰ maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tergolong efisien. Tujuan dan Sasaran Strategis

1. Tujuan :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dalam rangka keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.

b. Meningkatkan kualitas pengelenggaraan pendidikan dan penelitian kesehatan berkelas dunia.

c. Meningkatkan kualitas manajemen RS yang profesional, akuntabel dan transparan.

(11)

1) Meningkatnya efisiensi, mutu pelayanan dan kepuasan masyarakat dengan indikator :

a. Persentase elemen akreditasi pelayanan yang memenuhi standar Akreditasi RS versi 2012.

b. Persentase Elemen Akreditasi Pelayanan yang memenuhi standar Akreditasi RS versi JCI.

c. Persentase Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mencapai target.

d. Bed Occupancy Rate (BOR) e. Average Length of Stay (ALOS) f. Turn Over Interval (TOI)

g. Bed Turn Over (BTO) h. Net Death Rate (NDR) i. Gross Death Rate (GDR)

j. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

2) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan dan publikasi ilmiah internasional dengan indikator :

a. Persentase Elemen Akreditasi Pelayanan pendidikan yang memenuhi standar Akreditasi RS pendidikan versi JCI 2013.

b. Persentase peserta didik yang menyelesaikan periode pendidikan tepat waktu di RS.

c. Jumlah karya ilmiah yang diterbitkan pada jurnal / forum internasional.

3) Meningkatnya kualitas dan tata kelola rumah sakit dan SDM yang profesional dengan indikator :

a. Persentase kelengkapan dokumen SAKIP yang tepat waktu. b. Cost recovery ratio (CRR).

c. Indeks Kepuasan Masyarakat.

d. Persentase hasil Penilaian Kinerja Pegawai yang baik. 3. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Berdasar Perda nomor 23 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur status kelembagaan RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai lembaga teknis daerah setingkat badan dengan struktur organisasi struktural terdiri dari Direktur, 4 Wakil Direktur, 7 Bidang dengan 14 Seksi dan 3 Bagian dengan 9 Sub Bagian. Sedangkan organisasi non struktural terdiri dari 27 organisasi Staf Medis Fungsional dan 25 Instalasi. Disamping itu terdapat beberapa Komite yang membantu tugas-tugas Direktur.

(12)

Penilaian kinerja berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat terlaporkan mulai periode Januari s.d Desember 2013 sesuai dengan SK Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang No. 445/0892/302/2011 yang ditetapkan pada tanggal 31 Januari 2011.

(13)

BLUD BUMD

Quasi Public Goods Private Goods

SKPD: operasionalnya sebagian dari APBD dan sebagian lagi dari hasil jasa layanan yang diberikan

lembaga milik pemerintah daerah yang biaya operasionalnya seluruhnya berasal dari hasil jasa layanan

NOT FOR PROFIT PROFIT ORIENTED & PUBLIC SERVICE

ORIENTED (minimal mampu menjamin kelangsungan dan pengembangan usaha)

Lingkungan Eksternal berubah/begerjolak Lingkungan Eksternal berubah/begerjolak

DAFTAR PUSTAKA

(14)

https://bumdasetbangsa.wordpress.com/visi-misi/ diakses pada tanggal 19 Maret 2016 pada pukul 20.00

http://www.jakarta.go.id/v2/bumd/index/ diakses pada tanggal 19 Maret 2016 pada pukul 20.00 http://www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/2291/14.125-Reviu-Literatur-Pengelolaan-Badan-Usaha-Milik-Daerah diakses pada tanggal 19 Maret 2016 pada pukul 19.00

https://eprints.uns.ac.id/12000/1/Publikasi_Jurnal.pdf diakses pada tanggal 19 Maret 2016 pada pukul 21.00

Joedo, Hari S.M. 2006. Reinventing Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) : Kunci Sukses Mengembangkan BUMD Produktif & Profesional. Jakarta : Elex Media Komputindo. Laporan Tahunan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Tahun 2014

http://www.ppkblu.depkeu.go.id/ http://keuda.kemendagri.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan dan Layanan Umum Daerah, disebutkan bahwa BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau

Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah

Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di

Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan

Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Iingkungan Pemerintah

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah satuan kerja perangkat daerah untuk unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk

Berdasarkan PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 100, Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah terdiri dari: (a) Laporan