• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT RATAH TIMBER KAMPUNG MAMAHAK TEBOQ KECAMATAN LONG HUBUNG KABUPATEN KUTAI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT RATAH TIMBER KAMPUNG MAMAHAK TEBOQ KECAMATAN LONG HUBUNG KABUPATEN KUTAI BARAT"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT RATAH TIMBER

KAMPUNG MAMAHAK TEBOQ KECAMATAN LONG HUBUNG

KABUPATEN KUTAI BARAT

Oleh:

SAINTHO

NIM. 100500033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang di PT Ratah Timber Kampung Mamahak Teboq Kecamatan Long Hubung Kabupaten Kutai Barat

Nama : Saintho

NIM : 100500033

Program Studi : Manajemen Hutan Jurusan : Manajemen Pertanian

Dosen Pembimbing,

Ir. Herijanto Thamrin, MP NIP. 19621107 198903 1 015

Penguji I,

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 19620101 198803 1 003

Penguji II,

Erna Rositah, S. Hut, MP NIP. 19731128 199903 2 001

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. M. Fadjeri, MP NIP. 19610812 198803 1 003

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini dapat tersusun berdasarkan pengalaman Penulis yang melakukan praktik kegiatan di PT. Ratah Timber.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Gandjar Budiarta selaku Manager Camp PT Ratah Timber beserta seluruh staf dan karyawan.

2. Bapak Ir. Herijanto Thamrin, MP selaku dosen pembimbing. 3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku dosen penguji I. 4. Ibu Erna Rositah, S.Hut, MP selaku dosen penguji II.

5. Bapak Kusmanto selaku pembimbing lapangan di unit Perecanaan. 6. Bapak Koko Wijanarko selaku pembimbing lapangan di unit Produksi. 7. Bapak Kurnia selaku pembimbing lapangan di unit Pembinaan Hutan. 8. Bapak Loren selaku pembimbing lapangan di unit kelola Sosial.

9. Orang tua yang telah banyak memberikan doa, dorongan, dan material sehingga Penulis dapat menyelesaikan PKL dan menyelesaikan laporan ini dengan baik.

10. Bapak Ir. M. Fadjeri, MP selaku Ketua Program Studi Manajemne Hutan. 11. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 12. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

13. Serta semua rekan-rekan yang melaksanakan PKL di PT. Ratah Timber. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, namun Penulis berharap semoga apa yang telah ditulis dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiwa-mahasiswi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Kampus sei Keledang, Juli 2013

Samarinda, 20 Mei 2013

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan... 2

C. Hasil yang diharapkan... 2

BAB II TINJAUAN UMUM ... 3

A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3

B. Manajemen Perusahaan ... 6

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ... 7

BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG... 8

A. Perencanaan ... 8

1. Penataan Areal Kerja... 8

2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan ... 10

B. Produksi... 14

1. Penebangan... 14

2. Pembagian batang/ log... 16

3. Penyaradan batang/ log ... 18

4. Pengupasan/ pengulitan batang... 19

5. Pengukuran batang/ log ... 20

6. Pengangkutan batang/ log... 23

C. Pembinaan Hutan... 25

1. Pengadaan bibit dari biji ... 25

2. Pengadaan bibit dari cabutan... 27

3. Pengadaan bibit dari stek pucuk/tunas ... 29

4. Penyapihan ... 31

5. Pemeliharaan bibit ... 33

6. Penanaman... 34

7. Petak Ukur Permanen ... 36

D. Pembinaan masyarakat disekitar hutan ... 38

1. Tujuan ... 38

2. Alat dan bahan... 38

3. Prosedur kerja... 39

4. Hasil yang dicapai... 39

5. Pembahasan ... 40

BAB IV KESIMPUAN DAN SARAN ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(5)

DAFTAR TABEL

No. Tubuh Utama Halaman

1. Lokasi dan waktu kegiatan PKL... 7

2. Hasil praktik kegiatan Penataan Areal Kerja ... 10

3. Hasil praktik kegiatan kegiatan ITSP ... 14

4. Hasil simulasi kegiatan penebangan ... 16

5. Hasil simulasi kegiatan pembagian batang/ log ... 17

6. Hasil kegiatan penyaradan batang/ log ... 19

7. Hasil simulasi kegiatan pengupasan/ pengulitan batang ... 20

8. Hasil simulasi kegiatan pengukuran batang/ log ... 23

9. Hasil simulasi kegiatan pengangkutan batang/ log ... 25

10. Hasil praktik kegiatan pengadaabn bibit dari biji ... 27

11. Hasil praktik kegiatan pengadaan bibit dari cabutan... 29

12. Hasil praktik kegiatan pengadaan bibit dari stek pucuk/ tunas ... 31

13. Hasil praktik kegiatan penyapihan ... 32

14. Hasil praktik kegiatan pemeliharaan bibit ... 34

15. Hasil praktik kegiatan penanaman... 36

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Pengukuran jarak lapang pada kegiatan PAK ... 44

2. Penembakan Helling dari titik nol ... 44

3. Pengukuran diameter pohon pada kegiatan Cruising ... 45

4. Pembagian tugas pada PAK ... 45

5. Penyapihan bibit Kapur kedalam Polybag... 46

6. Seleksi bibit yang sudah siap ditanam ... 46

7. Penanaman ... 46

8. Penebangan ... 47

9. Penyaradan ... 47

10. Pengangkutan dari TPn ke TPK hutan ... 48

11. Pembongkaran log di TPK hutan ... 48

12. Peta Rencana Kerja Tahunan PT Ratah Timber... 49

13. Pete aksesibilitas areal PT Ratah Timber ... 50

14. Peta kondisi tanah di areal PT Ratah Timber... 50

15. Struktur Organisasi PT Ratah Timber... 51

16. Lampiran 9. Peta Kondisi Tanah di areal PT. Ratah Timber ... 50

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Tubuh Utama Halaman 1. Batang yang akan diukur... 22

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang mampu menyediakan bahan-bahan kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, papan, obat-obatan, dan pendapatan keluarga. Masyarakat mengupayakan pengelolaan hutan agar dapat menjamin kesinambungan pemanfataannya, bagi masyarakat hutan dan segala isinya bukan hanya sekedar komoditi melainkan sebagai bagian dari sistem kehidupan mereka. Oleh karena itu pemanfaatanya harus dilandasi pada usaha-usaha untuk memelihara keseimbangan dan keberlanjutan sumber daya hutan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan tuntutan akan hidup yang lebih baik menyebabkan meningkatnya permintaan akan hasil-hasil hutandan industri kehutanan, termasuk kayu bangunan, kayu industry dan banyak hasil hutan lainnya. Sumber daya hutan diperkirakan semakin menurun, oleh sebab itu dibutuhkan pengelolaan hutan yang baik dan benar agar kelestarian hutan dapat terjaga untuk generasi berikutnya (Ulfah, 1999).

Untuk mencapai tujuan tersebut dan mendapatkan Gelar Diploma III Kehutanan, salah satu cara mahasiswa diharuskan melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL). Dengan demikian mahasiswa dapat merasakan langsung pengalaman dan permasalahan yang dihadapi di lapangan dan diharapkan mahasiswa dapat berlatih memberikan alternatif penyelesaiannya secara ilmiah dan objektif.

(9)

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari program Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah agar mahasiswa dapat menjadi Ahli Madya Kehutanan yang benar-benar terampil dan berwawasan luas dibidangnya. Sehingga bila suatu saat akan bekerja pada keadaan sesungguhnya sudah mempunyai gambaran situasi dan kondisi di lapangan.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) anatara lain:

1. Sebagai langkah awal mempraktikkan ilmu atau teori yang telah didapatkan di bangku kuliah, agar pada suatu saat melakukan kegiatan sesungguhnya akan menjadi tenaga kerja yang terlatih, berwawasan luas, dan terampil.

2. Agar mahasiswa mengetahui, menguasai, dan mampu secara teknis melakukan kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan.

(10)

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT Ratah Timber didirikan berdasarkan Joint Venture antara PT Tansa Trisna dengan Hoi To Traders Ltd atau Delta Far East, dengan Akte Notaris Ali Harsojo, S.H Nomor 8 tanggal 19 Juni 1970 yang berstatus PMA dan telah diumumkan dalam Berita Negara tertanggal 19 Maret 1971 Nomor 23 Tambahan No. 137 Tahun 1971.

PT Ratah Timber sebagai pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) berdasarkan keputusan IUPHHK Nomor SK.359/Menhut-II/2009 pada tanggal 18 Juni 2009 dengan luas areal ± 93.425 Ha terletak di Provinsi Kalimantan Timur tepatnya di Desa Mamahak Teboq Kecamatan Long Hubung Kabupaten Kutai Barat. Kantor pusat beralamat di Gang Perkantoran Ratu Plaza Lt. 6 Jl. Jend. Sudirman No. 9 Senayan Jakarta. 10270. Telp. (021)72799212. Fax. (021)7279902) dan memiliki kantor cabang di Jl. Pangeran Antasari No. 61 Samarinda. Telp. (0541)732917. Fax.(0541)732917.

1. Luas dan pembagian wilayah

Menurut pembagian wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), areal IUPHHK PT Ratah Timber berada dalam wilayah DAS Mahakam yang terbesar pada sub DAS Ratah.

Adapun batas-batas areal IUPHHK PT Ratah Timber, di sebelah utara berbatasan dengan Areal Pengguanaan Lain (APL) dan IUPHHK-HA PT Seroja Universum Nawastu, sebelah timur berbatasan dengan APL dan IUHHK-Ha PT kedap Sayaq, sebelah selatan berbatasan dengan Hutan negara non IUPHHK

(11)

dan Hutan Lindung Batu Buring Ayok, dan sebelah barat berbatasan dengan Hutan negara (non IUPHHK) dan IUPHHK Agro City Kaltim.

2. Letak geografis

Secara geografis areal kerja UIPHHK PT Ratah Timber terletak pada 114055’ – 155030’ Bujur Timur dan 002’ LS – 0015’ LU. Berdasarkan letak administrasi pemerintah, areal tersebut berada dalam wilayah Kecamatan Long Hubung dan Kecamatan Laham, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

3. Jenis tanah dan geologi

Berdasarkan peta tanah Kalimantan Skala 1:250.000 tahun 1976, areal kerja IUPHHK PT Ratah Timber memiliki tiga jenis tanah, yaitu Podsolik merah kuning, Latosol dan Aluvial.

Tanah Podsolik merah kuning terbentuk di atas wilayah berlereng datar, landai dan agak curam. Tanah Lotosol terbentuk di atas formasi Batu Ayau, sedangkan tanah Aluvial terbentuk dari endapan Aluvial yang terdapat pada kelerengan datar yaitu terdapat di sekitar tepi Sungai Mahakam.

4. Topografi

Hasil analisis kelas lereng bedasarkan peta garis bentuk dari potret udara Skala 1: 25.000 menunjukkan bahwa sebagian besar areal kerja (± 71,9 %) tergolong datar hingga landai. Disamping itu juga terdapat areal dengan kelerengan > 40 % (sangat curam) seluas 496 ha.

5. Hidrologi

Areal kerja IUPHHK PT Ratah Timber berada di dalam satu Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan beberapa Sub DAS, yaitu Sub DAS Mahakam Ulu, Sub

(12)

DAS Ratah, Sub Das Long Hubung Sub, DAS Long Gelawang, Sub DAS Benturak, Sub DAS Nyerubungan, Sub DAS Pari dan Sub DAS Jerumai.

6. Kondisi hutan

a. Penutupan lahan dan fungsi hutan

Berdasarkan hasil interpretasi Citra Lansat 7ETM Band 542 Path/Row

117/60 liputan 11 pebruari 2010 yang di-mozaick dengan Path/Row 118/60 liputan tanggal 2 perbruari 2009, kodisi penutupan lahan area IUPHHK PT Ratah Timber sebaian besar beruapa hutan bekas tebangan yakni meliputi 75.123 ha (80,4%), dan sisanya berupa hutan primer seluas 7.149 ha (7.6%), non hutan9.144 ha (9.8%), dan areal tertutup awan 2.009 ha (2.2%).

b. Sediaan tegakan hutan

Hutan alam pada areal IUPHHK PT Ratah Timber merupakan hutan hujan tropika basah dengan tipe ekologi hutan tanah kering di tumbuhi berbagai jenis vegetasi dari kelompok Dipterocarpaceae.

Hutan di aral IUPHHK PT Ratah Timber ini merupakan habitat berbagai jenis tubuhan yang tubuh secara ilmiah, yang terdiri dari berbagai jenis hasil hutan kayu maupun non kayu. Tegakan yang ada merupakan tegakan campuran yang terdiri dari berbagaia jenis pohon dengan komposisi jenis dan kerapatan tegakan yang cukup bervariasi sesuai kondisi tempat tumbuh dan faktor lingkungan lainnya. Tegakan yang ada pada umumnya adalah jenis-jenis pohon berdaun lebar, baik jenis komersil maupun non komersil.

(13)

c. Aksesibilitas dan sarana transportasi

Prasarana angkut untuk menuju lokasi IUPHHK PT Ratah Timber mengunakan prasarana angkutan sungai dari pelabuahan Samarinda. Jarak antara Samarinda ke Base Camp PT Ratah Timber kurang lebih 400 mil laut dari muara. Pelabuahan yang di singgahi antara lain, Tenggarong, Embalut, dan Tering. Lama waktu perjalan yang diperlukan alur ini adalah sekitar 36 jam yaitu menggunakan kapal motor (taxi air).

B. Manajemen Perusahaan

Untuk mendukung kegiatan operasional pemanfaatan hutan yang efektif dan efisien, maka diperlukan organisasi yang dapat melaksanakan seluruh kegiatan tahapan, baik kegiatan administrasi, supporting maupun kegiatan operasional di lapangan. Untuk itu PT Ratah Timber telah menyiapkan struktur organisasi yang disajikan pada Lampiran 15.

1. Visi dan misi perusahaan

Visi dan Misi PT Ratah Timber adalah sebagai berikut: a. Visi

Melaksanakan pengelolaan hutan secara efisien dan profesional guna menjamin fungsi dan manfaat hutan secara lestari untuk kesejahteraan masyarakat.

b. Misi

1) Melaksanakan pengelolaan hutan dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan poduksi lestari yang diakui pemerintah dan masyarakat Nasional

(14)

2) Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan guna memperoleh keuntungan perusahaan dan mengoptimalkan kontribusi sector kehutanan pada pendapatan Nasional ( pusat dan daerah).

3) Melakukan pengelolaan hutan secara partisipatif sesuai dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan masyarakat di dalam dan sekitar hutan

4) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT Ratah Timber yang dimulai pada tanggal 05 Maret sampai dengan tanggal 05 Mei 2013 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

No Tanggal Kegiatan Lokasi Keterangan

1 08-17 Maret 2013 08 Maret 2013 11 Maret 2013

A. Perencanaan

1. Penataan Areal Kerja (PAK) 2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) KM 14 KM 14 Praktik Praktik 2 18-31 Maret 2013 18 Maret 2013 20 Maret 2013 22 Maret 2013 25 Maret 2013 26 Maret 2013 28 aret 2013 B. Produksi 1. Penebangan

2. Pembagian batang/ log

3. Penyaradan batang/ log

4. Pengupasan batang/ log

5. Pengukuran batang/ log

6. Pengangkutan batang/ log

KM 34 KM 34 KM 34 KM 34 KM 34 KM 35 Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi 3 08-22 April 2013 09 April 2013 10 April 2013 12 April 2013 13 April 2013 15 April 2013 17 April 2013 18 pril 2013 C. Pembinaan Hutan 1. Pengadaan bibit dari biji 2. Pengadaan bibit dari

cabutan

3. Pengadaan bibit dari stek 4. Penyapihan bibit

5. Pemeliharaan bibit 6. Penanaman

7. PUP (Petak Ukur Permanen)

KM 26 KM 26 KM 26 KM 26 KM 26 KM 26 KM 25 Praktik Praktik Praktik Praktik Praktik Praktik Simulasi

4 23-30 pril 2013 D. Pembinaan Masyarakat di Sekitar Hutan (PMDH)

Kantor KM 0

(15)

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Perencanaan

1. PAK ( Penataan Areal Kerja)

a. Tujuan

Adapun tujuan Penataan Areal Kerja yaitu :

1) Menjamin batas penetapan kawasan hutan, blok dan petak pengelolaan hutan telah dilakukan penataan dan pengukuhan/pengesahan.

2) Menjamin proses pelaksanaan penataan dan pengukuhan/pengesahan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan mempertimbangkan upaya pelestarian hutan.

b. Dasar teori

Penataan Areal Kerja adalah kegiatan untuk mnegatur blok kerja tahunan dan petak kerja guna perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengawsan kegiatan Unit Pengelolaan Hutan (UPH). Blok kerja tahunan merupakan blok yang dibuat pada areal hutan di dalam UPH yang akan ditebang pilih atau kegiatan pembinaan hutan.

Petak kerja adalah bagian dari blok kerja tahunan yang luasnya disesuaikan dengan topografi dan idealnya bujur sangkar dengan luas kurang lebih 100 hektar dengan tanda-tanda batas yang permanen.

c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan PAK adalah sebagai berikut: a) GPS, untuk menentukan posisi/letak titik koordinat suatu areal

(16)

b) Clinometer, untuk memperoleh data kelerengan di lapangan sebagai bahan pembuatan peta topografi/kontur.

c) Kompas, untuk menentukan sudut atau arah mata angin. d) Pulpen, untuk mecatat data.

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan PAK adalah sebagai berikut: a) Tali / nilon sepanjang 25 meter dan parang, sebagai alat bantu untuk

mengukur jarak lapang.

b) Cat warna merah, untuk penandaan batas blok /petak areal kerja. c) Kuas, untuk mempolet cat.

d) Tally sheet data ukur lapangan, untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan.

d. Prosedur Kerja

1) Mencari dan menetapkan titik ikat blok kerja dan petak kerja berdasarkan data-data pada peta kerja yang telah disiapkan.

2) Menetapkan azimuth antara titik ikat dangan titik nol dan selanjutnya mencari titik nol dengan mengukur jarak antara titik ikat dengan titik nol dengan GPS dan dihitung berdasarkan skala peta yang dipergunakan. 3) Apabila telah ditemukan titik nol, maka dibuat alur batas blok kerja

tahunan dan petak kerja tahunan. Untuk alur batas blok dibuat selebar kurang lebih 2 meter, sedangkan untuk alur batas petak kerja dibuat selebar kurang lebih 1-1,5 meter.

4) Memancang pal batas pada setiap sudut blok kerja dan petak kerja. Setiap pal batas dicat dengan warna yang mencolok.

5) Memberikan tanda-tanda batas blok kerja dan petak kerja. Pemakain kode nomor blok kerja dan petak kerja tahunan harus dibuat secara urut

(17)

dan herus sesuai antara kenyataan di lapangan dengan kode nomor yang tertera pada peta kerja dan buku usulan RKT yang akan dibuat. 6) Membuat peta hasil pengukuran dengan skala 1 : 10.000

7) Melaporkan hasil kegiatan e. Hasil yang dicapai

Hasil simulasi kegiatan PAK di KM 14 dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil simulasi kegiatan Penataan Areal Kerja. No Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Penataan

Areal Kerja 08 Maret 2013

20.000 m2 / 7

orang/ 6 jam 476 m 2

Simulasi

f. Pembahasan

Dalam kegiatan Kegiatan Penataan Areal Kerja (PAK) mahasiswa mampu membuat 1 petak tebang yang berukuran 20.000 m2/ 6 jam kerja dan 2 jamnya digunakan untuk istirahat. Dibandingkan dengan hasil kerja pihak perusahaan mampu membuat 2-3 petak tebang/ 8 jam. Hal ini disebabkan mahasiwa belum terbiasa dengan kondisi di lapangan sehingga dalam membuat petak tebang banyak kesulitan dalam mengerjakannya.

2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)

a. Tujuan

1) Tujuan ITSP adalah untuk mengetahui potensi tegakan, sebaran pohon, dan kondisi topografi lapangan, serta komposisi jenis untuk dipanen sebelum dilaksanakan penebangan.

2) Menjamin proses pelaksanaan inventarisasi tegakan sebelum penebangan dengan mempertimbangkan aspek konservasi yang tidak berdampak terhadap lingkungan.

(18)

b. Dasar teori

Inventarisasi tegakan sebelum penebangan adalah kegiatan pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon dalam areal blok kerja tahunan untuk mengetahui:

1) Data pohon inti: jumlah, jenis, diameter.

2) Data pohon yang dilindungi: jumlah, jenis, diameter.

3) Data pohon yang akan ditebang: jumlah, jenis, diameter, tinggi bebas cabang.

4) Data medan: jurang, sungai, kawasan yang dilindungi.

Pohon inti adalah pohon muda jenis niagawi yang berdiameter 20-49 cm yang berjumlah 25 pohon perhektar dan tersebar merata, yang akan membentuk tegakan utama untuk ditebang pada rotasi berikutnya.

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan ITSP adalah sebagai berikut: a) Phiband, untuk mengukur diameter pohon.

b) Kompas, untuk menentukan arah jalur. c) Meteran, untuk mengukur jarak lapang. d) Clinometer, untuk mengukur kelerengan.

e) Staples/paku, untuk menempel label pada pohon. f) Galah/stik 1 meter 2 potong.

g) Pulpen, untuk menulis data di tally sheet.

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan ITSP adalah sebagai berikut: a) Label kuning, untuk ditempel di pohon yang dilindungi dan pohon inti. b) Label merah, untuk ditempel di pohon yang akan ditebang.

(19)

d. Prosedur kerja

1) Menetapan lokasi kegiatan inventarisai pada petak kerja.

2) Menentukan rencana lokasi blok dan petak tebangan yang akan diinventarisasi pada peta kerja.

3) Menentukan letak titik nol pada batas blok/petak kerja tahunan berdasarkan peta hasil PAK, menetapkan rencana jalur-jalur inventarisasi hutan dengan arah jalur disesuaikan dengan keadaan lapangan dan jumlah jalur disesuaikan dengan intensitas cruising. 4) Menentukan titik nol sebagai titik awal dalam pemuatan jalur

inventarisasi.

5) Menentukan batas petak Utara-selatan (sumbu x) sebagai ordinat, dan batas petak Timur-Barat (sumbu y) berfungsi sebagai absis.

6) Memberi nomor jalur dimulai dari angka 0 pada batas petak Utara-Selatan sebelah kanan, dan berakhir pada nomor sebelum batas petak berikutnya.

7) Membuat jalur rintis selebar 1-1,5 meter. Rintis ini digunakan untuk pelaksanaan inventarisasi dan semua kegiatan pembinaan hutan berikutnya.

8) Melaksanaan inventarisasi dengan mencatat jenis pohon dan mengukur diameter dan tinggi pohon yang akan ditebang, sedangkan untuk pohon inti dan pohon yang dilindungi dicatat jenis dan diameternya. Kegiatan ini dilaksanakan berurutan pada setiap jalur

(20)

9) Memasang label plastik warna merah bernomor pada pohon yang akan ditebang , lebel warna kuning bernomor pada pohon inti dan pohon yang dilindungi.

10) Melakukankan pencatatan data topografi lapangan yang meliputi ketinggian dan kemiringan tempat, guna untuk bahan pertimbangan dalam menentukan arah trace jalan yang akan dibuat dan pertimbangan lainnya.

11) Memberi nomor berurutan untuk semua pohon yang akan ditebang, pohon inti dan pohon-pohon yang dilindungi diberi nomor urut secara berurutan. Kemudian memetakan pada peta penyebaran pohon dan topografi dengan skala 1 : 10.000.

12) Memilih pohon inti dari semua jenis pohon niagawi yang berdiameter antara 20-49 cm dan jaraknya tidak kurang dari 10 meter yang satu dengan yang lainnya, dengan jumlah 25 pohon per hektar.

13) Memberi label merah bernomor digunakan untuk pohon yang akan ditebang, diurut per jalur. Dipasang dengan menggunakan stapler atau paku. Label kuning bernomor digunakan untuk penandaan pohon inti dan pohon yang dilindungi. Penomoran dilakukan per petak dan perjalur secara urut. Label dipasang menghadap sumbu jalur ditulis dengan spidol permanen berwarna hitam.

14) Memberi nomor pada pohon yang akan ditebang, pohon inti, dan pohon yang dilindungi digabung dan diawali setiap jalur.

15) Selesai kegiatan di lapangan maka hasilnya diinput ke dalam komputer (laptop), guna untuk pembuatan LHC.

(21)

e. Hasil yang dicapai

Hasil praktik kegiatan ITSP yang dilaksanakan di KM 14 dapat dilihat pada tabel 3 dibwah ini.

Tabel 3. Hasil praktik kegiatan ITSP di KM 14.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket.

1 ITSP 11 Maret 2013 6 Jalur/ 7

orang/ 6 jam 1 jalur

Praktik

f. Pembahasan

Dalam kegiatan ITSP mahasiswa mampu menginventarisasi 6 jalur

cruising yang berjarak 20 m setiap jalur dalam petak tebang yang

berukuran 2 ha, kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 6 jam dari jam kerja perusahaan 8 jam/ harinya. Hal ini disebabkan mahahasiwa belum mahir dalam menggunakan alat dan banyak waktu yang digunakan untuk istirahat.Dalam setiap jalur yang berukuran 20 m ini dilakukan pengukuran pohon yang akan ditebang, pohon inti, pohon yang dilindungi dan topografi. Data topografi digunakan untuk menentuka arah trace jalan.

B. Produksi 1. Penebangan

a. Tujuan

Tujuan dari penebangan adalah untuk mendapatkan hasil keuntungan perusahaan, berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi persyaratan (Anonim,1993).

b. Dasar Teori

Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar atau lebih besar dari batas diameter yang di tetapkan.

(22)

Untuk melakukan penebangan, seorang penebang harus memperhatikan teknis-teknis penebangan yang meliputi urutan jenis-jenis pekerjaan seperti:

1) Membersihkan rintangan yang sangat berkaitan dengan keselamatan kerja sehingga sebelum penebangan dimulai perlu disiapkan dan ditata posisi kerja agar pekerjaan berikutnya dapat berjalan.

2) Menentukan arah rebah, dengan memperhatikan arah pohon, posisi berdirinya, keadaan cabang dan tajuknya, keamanan pekerjaan, keadaan lapangan tebang, keselamatan kayu agar tidak menyangkut pada kayu lain, dan untuk memudahkan penyaradan harus sudah ditentukan pula arah penyaradannya.

3) Membuat takik rebah sedalam ¼ dari diameter pohon, dengan maksud sisi salah satu bagian menjadi lemah sehingga pohon mulai rebah kearah yang sudah ditentukan.

4) Membuat takik balas yaitu takik yang berlawanan dengan takik rebah untuk memudahkan rebah pohon.

c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan produksi adalah sebagai berikut:

a) Chainsaw, untuk menebang, momotong, kayu.

b) Meteran, untuk mengukur panjang dan diameter batang.

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan produksi adalah sebaga berikut: a) BBM. untuk keperluan Chaisaw.

b) Pohon, untuk ditebang.

(23)

d. Prosedur Kerja

1) Membersihkan areal pohon yang akan ditebang.

2) Menentukan arah rebah pada pohon yang akan ditebang. 3) Membuat takik rebah pada pohon yang akan ditebang. 4) Membuat takik balas pada pohon yang akan ditebang. e. Hasil yang dicapai

Hasil simulasi kegiatan penebangan yang dilaksanakan di KM 34 dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Hasil simulasi kegiatan penebangan.

No Jenis Kegiatan

Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

Hari Orang

Kerja Ket.

1 Penebangan 18 Maret 2013 20 Pohon/ orang/

hari 3 Pohon Simulasi

f. Pembahasan

Dalam kegiatan penebangan, penebang maksimal mampu menebang 20 pohon/ harinya ( 8 jam kerja). Hal ini tergantung cuaca dan medan kerja yang bisa menjadi faktor kurangnya hasil dari kegiatan penebangan.

2. Pembagian batang/ log

a. Tujuan

Tujuan dari pembagian batang adalah untuk mendapatkan kayu/log sesuai dengan permintaan dari perusahaan.

b. Dasar teori

Pembagian batang adalah kegiatan yang terdiri atas kegiatan memotong pohon yang telah rebah ke tanah (selesai di tebang) ke dalam potongan-potongan atau yang lebih lazimnya disebut log, sehingga siap untuk disarad (diangkut dalam jarak dekat). Sebagian besar alat yang dipakai

(24)

dalam pembagian batang sama dengan yang dipakai dalam penebangan

(Haryanto,1996).

c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunkan dalam kegiatan pembagian batang adalah sebagai berikut:

a) Chainsaw, unntuk memotong batang.

b) Meteran, untuk mengukur pangjang dan diameter batang.

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan pembagian batang adalah sebagai berikut:

a) Batang pohon (log), untuk dipotong.

b) Label, untuk ditempel di bagian batang yang dipotong. c) BBM, untuk keperluan Chaisaw.

d. Prosedur kerja

1) Mengukur panjang batang menggunakan meteran.

2) Memotongan batang menjadi 2 bagian dan memberi keterangan pada setiap potongannya.

e. Hasil yang dicapai

Hasil simulasi kegiatan pembagian batang yang dilaksanakan di KM 34 dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Hasil simulasi kegiatan pembagian batang.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Pembagian Batang 20 Maret 2013 20 batang/

orang/ hari 3 batang Simulasi

f. Pembahasan

Kegiatan pembagian batang ini tergantung dari hasil penebangan dan ada ketentuan batang yang harus dibagikan yaitu apabila kayu sinker

(25)

(tenggelam) berdiameter lebih dari 70 cm dan panjangnya lebih dari 21 meter dan untuk kayu floater (timbul) yang berdiameter 120 cm dengan pajang lebih dari 16 meter. Hal ini dilakukan guna untuk mempermudah dalam penyaradan dan pengangkutan.

3. Penyaradan batang/ log

a. Tujuan

Penyaradan bertujuan untuk memindahkan batang yang telah ditebang dari blok tebangan menuju TPn.

b. Dasar teori

Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan ke Tempat Penimbunan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan angkutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek. c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan pada kegiatan penyaradan adalah Traktor. 2) Bahan yang digunakan dalan kegiatan penyaradan adalah batang/log. d. Prosedur kerja

1) Mengikat bagian pangkal/ujung batang yang sudah dipotong dengan sling.

2) Melaksanakan penyaradan kayu bulat hasil penebangan dengan memakai tractor.

3) Menyaradan kayu dilaksanakan melalui jalan sarad yang telah direncanakan dan dibuat terlebih dahulu.

4) Mengunkan metode winching bila kondisi lapangan memungkinkan guna untuk mengurangi kerusakan tegakan.

(26)

e. Hasil yang dicapai

Hasil simulasi kegiatan penyaradan yang dilaksanakan di KM 34 dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Hasil kegiatan penyaradan.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Penyaradan 22 Maret 2013 20 batang/

orang/ hari 3 batang Simulasi

f. Pembahasan

Dalam sehari operator tracktor mampu menyarad 20 batang, Dalam kegiatan penyaradan sebaiknya jalan sarad dibuat dengan meminimalisir kerusakan vegetasi sekitarnya dengan menggunakan prosedur RIL

(Reduce Impact Logging), yang mengharuskan penyaradan tanpa harus

menggusur tanah apabila kondisi lapangan memungkinkan, supaya biji yang dorman bisa tumbuh apabila jalan sarad tersebut sudah tidak digunakan lagi. Kondisi lapangan yang memungkinkan untuk tidak menggusur tanah pada saat membuat jalan sarad adalah apabila jalan sarad berada di punggung bukit dan pada areal yang relatif datar.

4. Pengupasan/ pengulitan batang

a. Tujuan

1) Agar kayu tidak dimakan ulat / serangga lain.

2) Agar kayu menjadi kering sehingga ringan mengangkutnya . 3) Agar pecah kayu bisa dikurangi.

b. Dasar teori

Pengupasan adalah melepaskan kulit kayu produksi dari batangnya dengan mengusahakan sekecil mungkin kerusakan yang timbul oleh alat kupas / linggis.

(27)

c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan pengupasan batang adalah linggis. 2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengupasan batang batang yang

akan dikupas/ dikuliti. d. Prosedur kerja

1) Mengupas kayu yang sudah ada di TPn.

2) Mengupas kayu yang rawan terhadap hama pengrusak batang terutama jenis kayu jenis Meranti.

3) Mengupas kayu dilakukan tidak lebih dari 3-4 hari setelah pohon di tebang.

e. Hasil yang dicapai

Hasil simulasi kegiatan pengupasan/ pengulitan batang yang dilaksanakan di KM 34 dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Hasil simulasi kegiatan pengupasan/ pengulitan batang.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Pengupasan/ pengulitan batang 25 Maret 2013 20 batang/

orang/ hari 3 Batang Simulasi

f. Pembahasan

Dalam waktu 8 jam kerja Pengupas mampu mengupas 20 batang, dari hasil yang diperoleh 20 batang dibagi 8 jam kerja, kemudian dibagi satu orang pengupas dapat hasil 3 batang yang dikupas dalam waktu 1 jam.

5. Pengukuran batang/log

a. Tujuan

Pengukuran kayu bertujuan untuk menentukan panjang, diameter dan cacat, guna untuk menetapkan isi (volume) kayu.

(28)

b. Dasar teori

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi atau kapasitas biasanya terhadap suatu standar atau satuan. Pengukuran hasil hutan adalah kegiatan untuk menentukan jumlah dan isi (volume) atau berat dari hasil hutan. Cacat adalah kelainan yang terdapat pada kayu yang dapat mempengaruhi mutu atau kualitas kayu. Sistem satuan ukuran yang dipergunakan dalam pengukuran kayu bulat rimba adalah sistem Matrik, yaitu sistem ukuran yang menggunakan satuan centi meter (cm), meter (m) dan meter kubik (m³).

c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan pengukuran diameter dan panjang batang adalah sebagai berikut:

(1) Meteran, untuk mengukur dan diameter batang. (2) Pulpen, untuk menulis

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran diameter dan panjang batang/log adalah Buku untuk mencatat data hasil pengukuran. d. Prosedur Kerja

1) Mengukur panjang kayu dengan menarik meteran dari pangkal sampai ujung batang atau sebalikya.

2) Mengukur diameter masing-masing botos kayu dengan mengukur jarak terpendek dan jarak terpanjang dengan meteran .

3) Menetapkan diameter sebenarnya dari batang yang sudah diukur panjang dan diameter masing-masing botong batang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 di bawah ini.

(29)

Bontos Ujung Bontos pangkal d1 d3

d2 d4 Gambar 1. Batang yang akan diukur

Untuk menghitung diameter bontos pangkal dan bontos ujung digunakan rumus: d1 + d2 Bp= 2 d3 + d4 Bu= 2 Dimana: Bp : Bontos Pangkal Bu : Bontos Ujung

d1 : Garis tengah terpendek pada bontos pangkal

d2 : Garis tengah terpanjang pada bontos pangkal

d3 : Garis tengah terpendek pada bontos ujung

d4 : Garis tengah terpanjang pada bontos ujung

Sedangkan untuk menghitung diameter sebenarnya digunakan rumus :

Bp + Bu d= 2 Dimana: d : diameter Bp : Bontos Pangkal Bu : Bontos Ujung

Kemudian untuk panjang dapat diketahui dengan mengukur jarak terpendek antara kedua bontos yang sejajar atau mengikuti sumbu kayu.

(30)

e. Hasil yang dicapai

Hasil simulasi kegiatan pengukuran batang/ log yang dilaksanakan di KM 34 dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Hasil simulasi kegiatan pengukuran batang/log.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Pengukuran batang/log 26 Maret 2013 1.500 Batang/ 6 orang/ hari 15 Batang Simulasi f. Pembahasan

Kegiatan pengukuran dalam sehari memperoleh 1500 batang yang dikerjakan 6 orang pengukur. Satu batang diukur 2 orang yaitu pada bontos pangkal dan pada bontos ujung. Dari hasil yang diperoleh 1500 batang dibagi 2 orang pengkur dalam satu batang yaitu, 750 batang dan dibagi 6 orang pekerja memperoleh hasil 125 batang perorang dalam waktu sehari. Kemudian dibagi 8 jam kerja yaitu 15 batang dalam 1 jam kerja perorang.

6. Pengangkutan batang/log

a. Tujuan

Tujuan pengangkutan adalah agar kayu/batang dari Tempat Penimbunan kayu (TPn) sampai ke Tempat Penumpukan Kayu (TPK)

b. Dasar Teori

Pengangkutan adalah kegiatan mengangkut kayu yang dilakukan setelah seri kegiatan penebangan dilakukan. Kegiatan pengangkutan dilakukan dengan memilih sistem yang sesuai dengan keadan hutandan kondisi lapangan. Pengangkutan dapat dilakukan dengan berbagai alat angkut yang disesuaikan dengn kondisi alat angkut dan jalan yang akan dilalui

(Mulyono,1993). Pengangkutan meliputi kegiatan pemuatan dan

(31)

log dari TPn ( tempat penimbunan kayu) ke atas logging truck untuk di angkut ke TPK, sedangkan pembongkaran merupakan kegiatan menurunkan kayu dari atas truck ke TPK (Anonim,1999).

Menurut Anonim (2000), sistem pengangkutan kayu di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Letak dan topografi lapangan 2) Geologi

3) Tanah dan iklim 4) Luas areal

5) Volume dan ukuran kayu 6) Kondisi jalan

7) Jenis prasarana angkutan 8) Jarak dan biaya angkutan c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan pengangkutan adalah sebagai berikut:

a) Loggingtruck, untuk mengangkut batang/log dari TPn ke TPK hutan. b) Loader, untuk mengangkat batang ke dalam Logging truck.

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengangkutan adalah batang yang sudah siap diangkut.

d. Prosedur Kerja

1) Menaikkan kayu yang telah dikumpul di lokasi TPn ke atas Logging truck

menggunakan Loader.

(32)

3) Membongkaran muatan Longging truck di TPK hutan mengunakan

Loader.

e. Hasil yang dicapai

Hasil simulasi kegiatan pengangkutan batang/ log yang dilaksanakan di KM 35 dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Hasil kegiatan pengangkutan batang/log.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Pengangkutan

batang/log 28 Maret 2013

30 Batang/

orang/ hari 4 Batang Simulasi

f. Pembahasan

Pengangkutan batang dari TPn ke TPK hutan yang berjarak 14 km. Pengangkut maksimal mampu mengangkut 30 batang/ hari. Kegiatan pengangkutan batang ini terpengaruh dengan keadaan jalan yang banyak tanjakan dan cuaca. Jika terjadi hujan maka kegiatan pengangkutan dihentikan sementara samapai jalan kering guna untuk kelancaran kegiatan pengangkutan selanjutnya.

C. Pembinaan Hutan 1. Pengadaan bibit dari biji

a. Tujuan

Tujuan pengadaan bibit dari biji adalah untuk mendapatkan bibit/benih yang berkualitas dalam jumlah yang memadai, untuk memenuhi kegiatan rehabilitasi hutan( pengayaan dan penanaman) dengan tata waktu yang tepat.

(33)

b. Dasar teori

Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliputi penyiapan tempat pembibitan, pengadaan sarana dan prasarana dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pengadaan bibit.

Pembibitan adalah suatu kegiatan dimana biji atau bibit yang berasal dari hutan/kebun benih dikumpulkan dan dipelihara pada suatu lokasi yang tertata dengan baik.

Bibit adalah tanaman anakan yang dibudidayakan.

Biji adalah suatu bakal bibit/benih yang berasal dari tegakan benih/pohon induk yang belum dikenai perlakuan khusus dan atau belum diseleksi. Benih adalah biji yang telah mendapat perlakuan atau telah diseleksi yang daya kecambahnya diharapkan dapat mencapai seratus persen.

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunkan dalam kegiatan pengadaan bibit dari biji adalah sebagai berikut:

a) Karung atau keranjang, untuk menampung biji. b) Unit transportasi berupa mobil, untuk menuju lokasi.

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengadaan bibit adalah biji Kapur (Driobalanops spp).

d. Prosedur kerja

1) Mencari biji Kapur di lokasi yang telah ditentukan.

2) Memungut biji Kapur di bawah pohon induk yang sudah ditentukan. 3) Mengumpul biji Kapur yang sudah dipungut ke dalam tempat (karung)

(34)

4) Menyeleksi biji Kapur yang sudah terkumpul yaitu, dengan memilih biji Kapur yang masih berwarna hijau dan tidak berlubang/rusak.

e. Hasil yang dicapai

Hasil praktik kegiatan pengadaan bibit dari biji yang dilaksanakan di KM 26 dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.

f. Tabel 10. Hasil praktik kegiatan pengadaan bibit dari biji.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Pengadaan

bibit dari biji 09 April 2013

1.326 biji/ 8 orang/ 1

jam

165 biji Praktik

g. Pembahasan

Kegiatan pengadaan bibit dari biji diperoleh 1.326 biji dengan jumlah tenaga kerja 8 orang dalam waktu 1 jam. Dari hasil yang diperoleh 1326 biji dibagi 8 orang pekerja kerja dapat hasil 165 biji perorang dan dibagi 1 jam kerja dapat hasil 1326 biji perorang/perjam. Biji yang diperoleh berasal dari pohon induk yang dipilih oleh pihak perusahaan.

2. Pengadaan bibit dari cabutan

a. Tujuan

Tujuan dari bibit cabutan adalah untuk memperoleh bibit/anakan yang sudah siap tanam di media semai.

b. Dasar teori

Anakan alam biasanya sudah memiliki tinggi ± 15-20 cm, dengan daun 2-5 lembar tetapi dalam pengumpulan yang lebih baik digunakan dengan anakan dengan tinggi kurang dari 15 cm dan sebaiknya dalam pengadaan bibit cabutan ini anakan yang baru mempunyai daun antara 2-3 lembar dengan tinggi kurang dari 10 cm (Anonim,1993).

(35)

c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan pengadaan bibit dari cabutan adalah sebagai berikut:

a) Mobil, sebagai alat transporasi menuju lokasi. b) Kantongan plastik untuk menampung bibit.

c) Gunting, digunakan untuk memotong daun dan akar saat di persemaian.

d) Air, Ember, dan Rootone F, untuk merendam anakan saat di persemaian

e) Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengadaan bibit dari cabutan adalah anakan yang akan diambil/dicabut.

d. Prosedur kerja

1) Mencabut anakan dari kebun benih yang sudah ditentukan oleh prusahaan.

2) Menyeleksi terlebih dahulu dan sebaiknya dalam pengambilan bibit cabutan ini anakan baru yang mempunyai daun antara 2-3 lembar daun, apabila bibit seperti diatas tidak didapatkan maka dapat menggunakan bibit yang sudah cukup berumur dengan ketentuan batang tegak dan sudah berkayu, daun segar dan tidak cacat.

3) Mengambilan anakan yang sudah memiliki tinggi ± 15-20 cm dan berdaun sebanyak 2-5 lembar harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena perakarannya sudah kompak.

4) Mengambil anakan disekitar pohon induk dengan jarak maksimum 10 meter dari jarak tajuk pohon induk.

(36)

6) Menggunting daun dan akar dengan gunting yang sudah disiapkan. 7) Merendam anakan yang sudah dipotong akar dan daunna ke dalam air

selama 12 jam.

8) Memasukan anakan yang sudah direndam kedalam polybag dan ditaruh di tempat dingin dan terlindung dari sinar matahari langsung. e. Hasil yang dicapai

Hasil praktik kegiatan pengadaan bibit dari cabutan yang dilaksanakan di KM 26 dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. Hasil praktik kegiatan pengadaan bibit dari cabutan

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Pengadaan bibit dari cabutan 10 April 2013 1.231 Anakan/ 8 orang/ 3 jam 51 Anakan Praktik f. Pembahasan

Dalam pengadaan bibit dari cabutan memperoleh 1.231 anakan yang dikerja 8 orang dalam waktu 3 jam. Anakan yang diperloeh 1.231 dibagi 8 orang dapat hasil 153 anakan perorang kemudian dibagi 3 jam kerja maka hasil yang diperoleh setiap satu orang dalam 1 jam kerja adalah 51 anakan. Anakan diambi/dicabut dari kebun benih yang telah ditunjuk oleh pihak perusahaan.

3. Pengadaan bibit dari stek pucuk/tunas

a. Tujuan

Tujuan dari stek adalah untuk menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya.

(37)

b. Dasar teori

Stek merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti batang, akar, daun, pucuk dan tunas.

c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan pengadaaan bibit dari stek adalah sebagai berikut:

a) Gunting, untuk memotong tanamanan yang akan distek, b) Keranjang, untuk menampung hasil pemotongan.

2) Bahan yang digunakan dalam pengadaan bibit dari stek adalah sebagia berikut:

a) Tanaman kapur, untuk distek.

b) Rootone F, sebagai perangsang akar.

c) Air dan Ember, untuk merendam pangkal tanaman yang sudah distek.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan media tanam, dengan syarat harus mempunyai aerasi baik dan sebaiknya mempunyai PH 5-6

2) Mengambil bahan stek berumur 1-5 tahun, bagian yang adalah tunas orthotrop (vertikal) dengan 2 atau 3 daun yang melekat.

3) Memotong batang stek tepat pada nodu (pertemuan antara batang dengan cbang) atau sedikit dibawahnya sebelum diberi hormon, kemudian daunnya dipangkas ½ atau 2/3 dari panjang daun.

4) Merendam stek kedalam ember yang berisi air.

5) Mencelupkan pangkal stek kedalam Rootone F sedalam 2 cm, kemudin ditanam kedalam bedeng tabur yang sudah disiapkan.

(38)

6) Memelihara hasil stek di bawah naungan dengan intensitas cahaya ± 50 % sampai siap di pindah ke persemaian.

e. Hasil yang dicapai

Hasil praktik kegiatan pengadan bibit dari stek pucuk/tunas yang dilaksanakan di KM 26 dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. Hasil praktik kegiatan pengadaan bibit dari stek pucuk/tunas.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Pengadaan bibit dari stek

pucuk/tunas 12 April 2013 53 stek/ 5 orang/ 1 jam 11 stek Praktik f. Pembahasan

Pengadaan bibit dari stek memperoleh 53 stek yang dikerjakan 5 orang dalam waktu 1 jam. Dari hasil yang diperoleh 53 stek dibagi 5 orang, jadi satu orangnya dapat 11 stek.

4. Penyapihan

a. Tujuan

Tujuan penyapihan adalah memindahkan tanaman yang sudah siap disapih ke dalam polybag supaya tanaman tersebut bisa tumbuh dengan baik.

b. Dasar teori

Anakan yang telah dipungut jangan harus segera ditanam, disiram dan disungkup plastik. Penyungkupan dilakukan pada siang hari guna mengurangi penguapan yang berlebihan dan pada malam hari sungkup dibuka supaya tanaman tidak stres.

(39)

c. Alat dan Bahan

2) Alat yang digunakan dalam kegiatan penyapihan adalah stik dari kayu untuk membuat lubang tanam pada polybag.

3) Bahan yang digunakan dalam kegiatan penyapihan adalah sebagai berikut:

a) Benih yang berada di bedeng tabur yang sudah berdaun 2-5 helai. b) Polybag sebagai media tanam.

d. Prosedur kerja

1) Mengeluarkan benih kapur yang telah berkecambah dari media tabur. 2) Menanam benih kapur ke dalam polybag yang sudah disiapkan.

3) Menyiraman hasil penyapihan 3 kali sehari yaitu, pada pagi, siang, dan sore hari.

e. Hasil yang dicapai

Hasil praktik kegiatan penyapihan yang dilakukan di KM 26 dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini.

Tabel 13. Hasil praktik kegiatan penyapihan.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Penyapihan 13 April 2013 126 bibit/ 8 orang/ 1 jam 15 bibit Praktik f. Pembahasan

Dalam kegiatan penyapihan dalam ruangan rooting area masing-masing mahasiswa dapat menyapih 15 bibit ke dalam polybag dalam waktu 1 jam karena bibit yang ada dalam bedeng tabur yang siap disapih hanya 126 bibit saja. Dalam waktu 1 jam sudah termasuk pengangkutan hasil penyapihan ke bedeng sapih di persemaian.

(40)

5. Pemeliharaan bibit

a. Tujuan

Tujuan dari pemeliharaan adalah untuk menjaga dan memberi ruang tumbuh yang cukup bagi tanaman supaya bisa tumbuh dengan baik.

b. Dasar teori

Pemeliharaan tanaman dilakukan apabila di sekitar tanaman banyak tumbuhan penyaing/gulma yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pemeliharaan tanaman adalah membebaskan tanaman dari tumbuhan penyaing yang mengganggu pertumbuhan tanaman supaya tanaman yang ada dapat bertumbuh dengan baik.

c. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan adalah sebagai berikut:

a) Parang, untuk nebas/mebunuh gulma. b) Mesin rumput, untuk merumput. c) Cangkul, untuk mencangkul rumput.

2. Bahan yang digunakan dalam kegatan pemeliharaan adalah sebagai berikut:

a) Bbm, untuk keperluan mesin rumput. b) Semua tanaman yang dipelihara d. Prosedur kerja

1) Membersihkan rumput yang ada dalam polybag dan di sekitar lokasi persemaian.

2) Menyiram bibit apabila tidak ada hujan pada pagi dan sore hari. 3) Merapikan kembali polybag yang posisinya miring.

(41)

e. Hasil yang dicapai

Hasil praktik kegiatan pemeliharaan bibit yang dilaksanakan di KM 26 dapat dililhat pada tabel 14 di bawah ini.

Tabel 14. Hasil praktik kegiatan pemeliharaan bibit.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Pemeliharaan bibit 15 April 2013 56 bedeng/ 7 orang/ hari 1 bedeng Praktik f. Pembahasan

Kegiatan pemeliharaan bibit yang ada di persemaian mahasiswa mampu membersihkan 56 bedeng yang dikerjakan 7 orang. Dari hasil yang diperoleh 56 bedeng dibagi 8 jam kerja dapat hasil 7 bedeng perorang, kemudain dibagi 7 orang pekerja memperoleh 1 bedeng untuk satu orang perjam kerja.

6. Penanaman

a. Tujuan

Tujuan penanaman adalah untuk meningkatkan produktifitas tegakan dan mengurangi laju erosi pada areal terbuka atau kurang vegetasi.

b. Dasar teori

Penanaman di bidang kehutanan mempunyai dua sasaran yang dapat di bedakan menjadi:

1) Penanaman pada lahan yang relatif tidak ada vegetasi. 2) Penanaman pada lahan yang bervegetasi.

Penanaman pada lahan yang sudah mempunyai vegetasi di sebut dengan penanaman pengayaan untuk memperbaiki komposisi jenis yang telah ada untuk rotasi tebang nantinya (Hadrijanto, 1994).

(42)

c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan dalam kegiatan penanaman adalah sebagai berikut:

a) Cangkul, untuk membuat lubang tanam. b) Parang, untuk merintis/menebas. c) Sarung tangan, untuk pelindung diri. d) Meteran, untuk mengukur jarak tanam.

e) Staples, untuk menempel label bernomor pada setiap jalur.

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan penanaman adalah sebagai berikut:

a) Bibit Kapuryang sudah siap ditanam.

b) Label bernomor, untuk ditempel disetiap jalur penanaman. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan bibit yang akan di tanam.

2) Membuat jalur penanaman dengan lebar 1 meter.

3) Membuat jarak tanam 5 x 5 meter menggunakan tali yang sudah disiapkan dan memberi ajir disetiap titik jarak tanam.

4) Menyebarkan bibit Kapur kesetiap ajir yang berjarak 5 x 5 .

5) Membuat lubang tanam pada ajir yang sudah disebarkan bibit kapur. 6) Menanaman bibit Kapur kedalam lubang yang sudah disiapkan. e. Hasil yang dicapai

Hasil praktik kegiatan penanaman yang dilaksanakan di KM 26 dapat dilihat pada tabel 15 di bawah ini.

(43)

Tabel 15. Hasil praktik kegiatan penanaman. No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Penanaman 17 April 2013 75 bibit/ 5 orang/ 2 jam 7 bibit Praktik f. Pembahasan

Dalam kegiatan penanaman yang dilaksanakan dipinggir jalan utama mahasiswa mampu menanam 7 bibit perorang dalam waktu 2 jam , dengan jarak tanam 5 x 5 meter. Kegiatan ini hanya gambaran kegiatan yang sebenarnya yang dilaksakan oleh pihak perusahaan di lapangan.

7. PUP ( Petak Ukur Permanen)

a. Tujuan

1) Menjamin pelaksanaan kegiatan pembuatan petak ukur permanen dalam rangka pengkajian pertumbuhan riap.

2) Menjamin pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan sesuai dengan pertumbuhan tegakan.

b. Dasar teori

Petak Ukur Permanen (PUP) adalah petak yang dibuat untuk mengetahui pertumbuhan riap per tahun dan PUP ini bisa dijadikan patokan jatah penebangan tahunan perusahaan.

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan PUP adalah sebagai berikut:

a) Kompas, untuk menentukan arah jalur.

b) Clinometer, untuk mengetahui kelerengan di lapangan. c) Meteran, untuk mengukur jarak lapang.

(44)

e) Parang, untuk merintis/menebas. f) Pulpen, untuk menulis.

2) Bahan yang digunakan dalam kegiatan pembuatan PUP adalah sebagai berikut:

a) Cat warna kuning, untuk mendai pohon.

b) Label yang terbuat dari plastik dan telah ditulis nama perushaan c) Staples, untuk menempel label pada pohon.

d) Buku, untuk mencatat data. d. Prosedur kerja

1) Membuat PUP segi empat dengan ukuran 100 m X 100 m. 2) Membuatan plot pengamatan dengan ukuran 10 m X 10 m. 3) Membuatan rintis batas PUP dengan lebar 1 meter.

4) Mengukuran lereng antar patok dalam plot pengamatan

5) Pengukuran tinggi dan diameter pohon mengunakan alat yang sudah disiapkan.

6) Menentukan nama jenis pohon yang ada dalam plot pengamatan. e. Hasil yang dicapai

Hasil simulasi kegiatan membuat PUP yang dilaksanakan di KM 25 dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini.

Tabel 16. Hasil simulasi kegiatan membuat PUP.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Hari Orang Kerja Ket. 1 Membuat PUP 18 April 2013 20.000 m2/ 8 orang/ hari 321,5 m2 Simulasi f. Pembahasan

Kegiatan pembuatan PUP yang dikerja 8 orang pekerja dapat 2 ha (2 petak) dalam waktu 8 jam kerja. Kegiatan ini hanya simulasi yang

(45)

diberikan pihak perusahaan agar mahasiswa mengetahui cara dan apa saja yang dilakukan pada saat pembuatan PUP.

D. Pembinaan Masyarakat di Sekitar Hutan (PMDH) 1. Tujuan

Tujuan PMDH adalah membantu menwujudkan terciptanya masyarakat desa hutan yang mandiri, sejahtera, dan sadar lingkungan, terutama yang berada didalam atau disekitar areal kerja IUPHH.

2. Dasar teori

PMDH adalah kegiatan pembiaan terhadap masyarakat yang dilaksnakan oleh pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan (IUPHH) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Alat dan Bahan

a. Dalam kegiatan PMDH ini tidak ada alat yang digunakan.

b. Bahan yang digunakan dalam kegiatan PMHD adalah sebagai berikut: 1) Buku Rencana Karya Tahunan

2) Buku-buku perusahaan yang berkaitan dengan Bina Desa Hutan 3) Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan Bina Desa Hutan:

a) SK Menhut No. 691/Kpts-II/1991 tentang Peranan Pemegang HPH dalam Bina Desa Hutan.

b) SK Menhut No. 69/Kpts-II/1995 tentang kewajiban Pemegang HPH dan HPHTI dalam pembangunan masyarakat desa hutan.

c) SK Menhut No. 523/Kpts-II/1997 tentang pembinaan masyarakat desa hutanoleh pemegang HPH dan HPHTI.

(46)

4. Prosedur Kerja

a. Mempelajari peraturan-peraturan yang berhubungan dengan Bina Desa Hutan.

b. Mengumpulkan data tentang kondisi masyarakat sekitar hutan.

c. Mengumpulkan data tentang potensi masyarakat sekitar hutanyang dapat dikembangkan.

d. Mengumpulkan informasi tentang usaha yang telah dilakukan oleh HPH. e. Mengumpulkan data tentang aspek pembinaan dan jenis kegiatan yang

dilaksanakan oleh HPH.

5. Hasil yang dicapai

Mahasiswa mengetahui berbagai bantuan yang diberikan pihak perusahaan kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan:

1) Charity (amal). a) Tali asih. b) Beasiswa. c) Honor guru.

d) Bantuan-bantuan (BBM, bahan makanan, transportasi). 2) Philantropy (kedermawaan)

a) Pengobatan gratis dan Pos Yandu

b) Pembangunan/perbaikan sarana prasarana kampung 3) Pemberdayaan masyarakat

a) Sosial Forestry Model (SFM) PT Ratah Timber b) Peternakan

(47)

5. Pembahasan

Dalam pemberian bantuan kepada masing-masing kampung, kampung yang diprioritas paling banyak dapat bantuan adalah kampung yang wilayahnya sedang digarap/diproduksi oleh perusahaan.

(48)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. PT Ratah Timber dalam kegiatan pemanenan hasil hutanberupa kayu sangat memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, karena sudah menerapkan Reduce Imfact Logging (RIL) atau pemanenan yang ramah terhadap lingkungan.

2. Pohon yang dipanen berdiameter 50 cm ke atas dan pohon inti berdiameter 20-49 cm.

3. PT Ratah Timber dalam mengelola hutan mengedepankan asas kelestarian terbukti sudah tiga kali daur, dan mendapatkan sertifikat dari Lembaga Penilai Independen (LPI)

4. Seluruh kegiatan pengelolaan hutan lestari (SFM) sudah diterapkan dengan baik oleh perusahaan.

B. Saran

1. Kepada pihak perusahaan pertahankan dan kembangkan sistem pemanenan kayu yang ramah terhadap lingkungan, supaya hutan yang di produksi tetap berkelanjutan dan lestari.

2. Kepada para pekerja di lapangan PT Ratah Timber supaya selalu mengutamakan keselamatan dengan mengunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat berkerja.

3. Kepada masyarakat sekitar hutan diharapakan tetap menjaga kelestarian hutan yang ada demi kelangsungan hidup dan masa depan generasi yang akan datang.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Revisi Pedoman Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia.

Departemen Kehutanan Republik Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan.

Anonim, 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Koperasi Kehutanan

Departemen kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.

Anonim, 2000. Informasi Tentang Pemanenan Hutan Hak. Pusat Bina

Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.

Hadryanto, D. 1994. Teknik Penanaman. Fakultas Kehutanan Universitas

Mulawarman. Samarinda.

Haryanto, 1996. Pemanenan Hasil Hutan. Buku 2 : Penebangan. Yayasan

Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Mulyono, S. 1993. Biaya Penyaradan Batang dengan Traktor Dalam Kaitannya

Dengan Jarak Antara Jalur Ekonomis Pada Eksploitasi Hutan di Lokasi Pembangunan HTI. Indonesia German Forestry Projectat Mulawarman University, Samarinda.

PT Ratah Timber. 2005. Instruksi Kerja Pembinaan Hutan PT Ratah Timber.

Samarinda

PT Ratah Timber. 2009. Risalah PUP PT Ratah Timber. Samarinda.

PT Ratah Timber. 2009. RKU PT Ratah Timber. Samarinda.

Ulfah, 1999. Penilaian Sumber Daya Hutan dan Lingkungan. Fakultas

(50)
(51)

Lapiran 1. Pengukuran jarak lapang pada kegiatan PAK

(52)

Lampiran 3. Pengukuran diameter pohon pada kegiatan Cruising

(53)

Lampiran 5. Penyapihan bibit Kapur kedalam Polybag.

Lampiran 6. Seleksi bibit yang sudah siap ditanam

(54)

Lampiran 8. Penebangan

(55)

Lampiran 10. Pengangkutan dari TPn ke TPk hutan

(56)
(57)

Lampiran 13. Peta aksesibilitas areal PT Ratah Timber

(58)

Sat. Pengawas Internal

Direktur Produksi Direktur Keuangan

Manager Umum

Manager Perancanaan Hut

Manager Keuangan Manager Akunting

Sekretaris

Dept.Man Keuangan Kasir

Kepala Cabang

Manager Camp Manager Umum Manager Keuangan Manager Binlingsos Manager Can. Hut

Deputi Manager Camp

Ka. Tata Usaha AssMan.Bin Hut AssMan.Kel Sos AssMan Produksi AssMan TUK &

Pengawas Prod AssMan.Perencanaan Hut AssMan.Kel.Ling AssMan Lin.Kam Hut

Ka ur U m um & P ers onal ia Kau r Ke ua ng an Ka ur P ers emaian & L itbang Ka ur P enanaman & Pe mel ih ar aan Ka ur IT T Ka ur K elola S os ia l W il 1 Ka ur K elola S os ial W il 2 Ka ur P emb al ak an Ka ur T ek nik & P er alat an Ka ur Jal an & Bang unan Hut Ka ur G udan g & Per alatan Ka ur Ta ta U sa ha Ka yu & TP K Ka ur Lo gp ond Ka ur Pe ng aw as an P rod & P eralatan Ka ur PA K & P W H Ka ur Ti mber Cr ui si ng Ka ur Pe ng uk ura n & Pe rp et aa n Ka ur R IL Ka ur K elola L in gk un ga n W il 1 Ka ur K elola L in gk un ga n W il 2 Ka ur P erlind & K eamanan Hut Wil 1 Ka ur P erlind & K eamanan Hut Wil 2 . S truk tur Or ganisasi PT Rat a h Timb er

Gambar

Tabel 2. Hasil simulasi kegiatan Penataan Areal Kerja.
Tabel 4. Hasil simulasi kegiatan penebangan.
Tabel 5. Hasil simulasi kegiatan pembagian batang.
Tabel 7. Hasil simulasi kegiatan pengupasan/ pengulitan batang.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dalam penelitian ini sendiri yaitu melakukan kegiatan membatik dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak dengan cara mengikat tissu yang dibagian dalam

Nyeri dapat terlokalisasi pada satu daerah kecil atau menjadi lebih umum sakit di punggung bawah.Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dengan waktu, meningkat dengan gerakan,

(10) Masa kerja yang lama juga dapat berpengaruh terhadap nyeri punggung bawah karena merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang dalam jangka waktu panjang

Dapat memberikan informasi kepada perusahaan Shopee atau pengusaha khususnya pada penjualanan online seberapa besar pengaruh Brand Awareness (kesadaran merek)

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

yang dihasilkan dari satu sapi dalam satu dalam satu tahun dapat dikonversi menjadi gas metana tahun dapat dikonversi menjadi gas metana yang setara dengan lebih dari. yang

Untuk pengembangan dari HsxPA, HSPA+ atau HSPA Evolution hadir dengan memberikan kecepatan transfer data yang dapat mencapai kecepatan 42 Mbps pada downlink dan 11 Mbps pada