• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 1 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

P U T U S A N Nomor 177 K/MIL/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Mahkamah Agung yang memeriksa perkara pidana militer dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama : LEXY RIRIMASE, S.Sos. ; Pangkat/Nrp. : Mayor Cpm / 11990012210373 ; Jabatan : Wadandenpom VII/2 Palu (Lama), Pamen Pomdam VII/Wrb (Baru) ; Kesatuan : Denpom VII/2 (Lama),

Pomdam VII/Wrb (Baru) ; Tempat lahir : Ambon ;

Tanggal lahir : 30 Meret 1973; Jenis kelamin : Laki-laki ; Kewarganegaraan : Indonesia ; A g a m a : Kristen ;

Tempat tinggal : Asrama Korem 132/Tdl, Jalan Sudirman, Kota Palu ;

Terdakwa tidak ditahan ;

yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya karena didakwa :

Pertama :

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Kamis tanggal dua puluh bulan Maret tahun 2000 empat belas, setidak-tidaknya dalam bulan Maret tahun 2000 empat belas, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2000 empat belas, bertempat di kantor Denpom VII/2 di Jalan Sultan Hasanuddin Nomor 24, Kota Palu Sulawesi Tengah atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk wilayah hukum/wewenang Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya, telah melakukan tindak pidana :

"Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 Ayat (1), dan Pasal 129".

Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 2 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1999 melalui pendidikan Pa PK, lulus pada tahun 1999 dan dilantik dengan pangkat Letda Cpm, kemudian Terdakwa mengikuti pendidikan kecabangan POM di Cimahi. Setelah mengalami beberapa kali kenaikan pangkat dan mutasi jabatan, pada saat kejadian yang menjadi perkara ini Terdakwa masih berdinas aktif dan menjabat sebagai Wadandenpom VII/2 Palu dengan pangkat Mayor Cpm NRP. 11990012210373 ;

b. Bahwa Terdakwa menjabat sebagai Wadandenpom VII/2 Palu sejak tanggal 30 September 2011 berdasarkan Surat Perintah Danpomdam VII/Wrb Nomor : 225/IX/2011 tanggal 30 September 2011, dengan tugas sebagai berikut :

1) Mengkoordinir dan mengatur kegiatan semua staf di lingkungan Denpom VII/2 ;

2) Mengatur tata cara kerja staf dan melaksanakan kebijakan dan rencana Denpom VII/2 Palu ;

3) Mengawasi, menentukan tiap pejabat staf dan melakukan penilaian tentang moril dan tingkat kemampuan personil di Satuan ;

4) Mengatur penggunaan kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan personil, materiil dan financial ; dan

5) Mewakili Dandenpom jika berhalangan/tidak ada di tempat.

c. Bahwa prosedur pelaporan perkara di Denpom VII/2 Palu adalah orang yang melapor harus datang sendiri ke kantor Denpom VII/2 Palu di Unit Pelayanan dan Pengaduan Militer kemudian dianalisa tentang ada tidaknya pidana yang terjadi pada laporan tersebut, jika yang menerima laporan adalah Wadandenpom VII/2 Palu maka Wadandenpom harus menerima laporan tersebut, selanjutnya menganalisa ada tidaknya perkara pidana yang terjadi, kemudian perkara tersebut dilaporkan kepada Dandenpom VII/2 Palu sebagai penanggung jawab di Denpom VII/2 Palu ;

d. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Maret 2014 Sdri. Hj. Shinta Sri Fatni, S.H. (Saksi-1) diberitahu penjaga rumahnya (Sdr. Afandi) bahwa anak Saksi (Sdr. Moh Alamsyah/Saksi-2) dicari oleh Lettu Cpm Alimuddin Abdul Madjid (Saksi-3) dan karena tidak bertemu kemudian Saksi-3 berpesan kepada Sdr. Afandi untuk disampaikan kepada Saksi-2 bahwa "Ada barang" dan menyuruh Saksi-2 untuk datang ke rumah Saksi-3. Selanjutnya saat Saksi-2 sudah ada di rumah, Saksi-1 menanyakan kepada Saksi-2 mengapa Saksi-3 mencari Saksi-2 dan barang apa yang dimaksud oleh Saksi-3 dan meminta kepada Saksi-2 untuk menceritakan hal yang sebenarnya kepada Saksi-1.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 3 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

Awalnya Saksi-2 menutupinya, tetapi ketika didesak akhirnya Saksi-2 bercerita kalau Saksi-3 pernah mengajak Saksi-2 memakai Narkotika jenis sabu-sabu di rumah Saksi-3, bahkan pernah menyuruh Saksi-2 untuk menjualkan sabu-sabu, dan kedatangan Saksi-3 adalah untuk menagih uang hasil penjualan Narkotika tersebut ;

e. Bahwa pada Kamis tanggal 20 Maret 2014, Saksi-1 yang tidak terima dengan apa yang dilakukan Saksi-3 terhadap Saksi-2 tersebut kemudian mengajak Saksi-2 ke Madenpom VII/2 Palu untuk melaporkan Saksi-3 yang telah menyalahgunakan Narkotika jenis sabu-sabu dan melibatkan Saksi-2 untuk ikut mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu, serta menyuruh Saksi-2 untuk mengedarkan/menjualkannya kepada Dandenpom VII/Saksi-2 Palu. Sesampai di Madenpom VII/2, Saksi-1 diberitahu Piket bahwa Dandenpom VII/2 Palu sedang di Jakarta dan oleh Piket Saksi-1 dan Saksi-2 diantarkan untuk menghadap Wadandenpom VII/2 Palu (Terdakwa) dan diterima langsung oleh Terdakwa di ruang kerjanya ;

f. Bahwa setelah bertemu dengan Terdakwa, Saksi-1 menceritakan secara singkat kejadian yang terjadi pada Saksi-2, sehingga Terdakwa kemudian memanggil Saksi-3 untuk dipertemukan dengan Saksi-1 dan Saksi-2, lalu Terdakwa bertanya kepada Saksi-3, "Apakah kamu masih begitu, barangnya siapa yang kamu pakai ?", dan Saksi-3 menjawab "Siap, punya Edi Moka". Kemudian Terdakwa memarahi Saksi-3 dengan berkata "Kamu sudah tua bikin malu saja, tidak bisakah kamu berhenti", dijawab oleh Saksi-3 "Saya tidak bisa begitu saja menghentikan, karena hal itu tidak gampang Wadan" ; g. Bahwa selanjutnya Terdakwa menyuruh Saksi-2 menceritakan kronologis

kejadiannya, dan Saksi-2 menceritakan pernah 2 (dua) kali diajak mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu di rumah Saksi-3 di Kelurahan Tinggede, Kecamatan Tinggede, Kabupaten Sigi, yaitu pertama pada tanggal 24 Desember 2013 dan kedua pada tanggal 16 Maret 2014, dan pada tanggal 16 Maret 2014 tersebut Saksi-3 juga menyuruh Saksi-2 untuk menjualkan sisa Narkotika jenis sabu-sabu seberat 0,5 gram yang dipakai bersama-sama saat itu dengan harga Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), dan pada tanggal 19 Maret 2014 Saksi-3 datang ke rumah Saksi-2 untuk menagih uang hasil penjualan sabu-sabu tersebut. Kemudian Saksi-1 bermaksud akan membayar uang penjualan Narkotika sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) tersebut kepada Saksi-3, tetapi Saksi-3 tidak mau menerimanya dengan mengatakan "Tidak usah bu, sudahlah saya minta maaf saya sudah salah" ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 4 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

h. Bahwa selanjutnya Terdakwa berkata kepada Saksi-1, "Sudahlah bu.. pak Alimuddin sudah minta maaf, kita selesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan saya akan tindak dia secara intern", atas perkataan Terdakwa tersebut telah membuat Saksi-1 mengikuti kehendak Terdakwa, kemudian permasalahan tersebut oleh Terdakwa diselesaikan secara damai, dengan cara Terdakwa menyuruh Saksi-3 untuk menulis Surat Pernyataan di atas kertas bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) yang intinya antara Saksi-2 dan Saksi-3 tidak saling berhubungan lagi, dan Saksi-3 berjanji tidak akan mengedarkan ataupun menawarkan Narkotika lagi kepada Saksi-2. Selanjutnya Surat Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Saksi-2 dan Saksi-3 pada hari itu juga ;

i. Bahwa Terdakwa yang mengetahui adanya dugaan telah terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh Saksi-3 tidak melaporkan masalah tersebut kepada Dandenpom VII/2 Palu (Letkol Cpm Teddy Alex Sudomo Parapat/Saksi-4) sebagai penanggung jawab di Denpom VII/2 Palu sebagaimana prosedur yang ada, dan alasan Terdakwa tidak melaporkan masalah tersebut kepada Dandenpom VII/2 Palu karena Terdakwa tidak pernah menyaksikan sendiri 3 menggunakan Narkotika, apalagi Saksi-3 menggunakannya secara bersama-sama dengan Saksi-2. Selain itu adanya permohonan dari Saksi-3 kepada Terdakwa agar masalahnya jangan dilaporkan kepada Dandenpom VII/2 Palu, dan Terdakwa merasa Saksi-3 masih dapat dibina ; dan

j. Bahwa sebenarnya maksud kedatangan Saksi-1 ke Denpom VII/2 Palu adalah agar perkara penyalahgunaan dan peredaran Narkotika tersebut diproses secara hukum karena Saksi-1 tidak terima dengan perbuatan Saksi-3 yang telah melibatkan Saksi-2 untuk ikut-ikut mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu, bahkan Saksi-3 telah menyuruh Saksi-2 untuk mengedarkannya, perbuatan Saksi-3 tersebut telah menghancurkan masa depan anak Saksi-1.

ATAU : Kedua :

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Kamis tanggal dua puluh bulan Maret tahun 2000 empat belas, setidak-tidaknya dalam bulan Maret tahun 2000 empat belas, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2000 empat belas, bertempat di kantor Denpom VII/2 di Jalan Sultan Hasanuddin Nomor 24, Kota Palu Sulawesi Tengah atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk wilayah hukum/wewenang Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya, telah melakukan tindak pidana :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 5 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

"Militer yang dengan sengaja menyalahgunakan atau menganggapkan pada dirinya ada kekuasaan, memaksa seseorang untuk melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu".

Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1999 melalui pendidikan Pa PK, lulus pada tahun 1999 dan dilantik dengan pangkat Letda Cpm, kemudian Terdakwa mengikuti pendidikan kecabangan POM di Cimahi. Setelah mengalami beberapa kali kenaikan pangkat dan mutasi jabatan, pada saat kejadian yang menjadi perkara ini Terdakwa masih berdinas aktif dan menjabat sebagai Wadandenpom VII/2 Palu dengan pangkat Mayor Cpm NRP. 11990012210373 ;

b. Bahwa Terdakwa menjabat sebagai Wadandenpom VII/2 Palu sejak tanggal 30 September 2011 berdasarkan Surat Perintah Danpomdam VII/Wrb Nomor : 225/IX/2011 tanggal 30 September 2011, dengan tugas sebagai berikut :

1) Mengkoordinir dan mengatur kegiatan semua staf di lingkungan Denpom VII/2 ;

2) Mengatur tata cara kerja staf dan melaksanakan kebijakan dan rencana Denpom VII/2 Palu ;

3) Mengawasi, menentukan tiap pejabat staf dan melakukan penilaian tentang moril dan tingkat kemampuan personil di Satuan ;

4) Mengatur penggunaan kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan personil, materiil dan financial ; dan

5) Mewakili Dandenpom jika berhalangan/tidak ada di tempat.

c. Bahwa prosedur pelaporan perkara di Denpom VII/2 Palu adalah orang yang melapor harus datang sendiri ke kantor Denpom VII/2 Palu di Unit Pelayanan dan Pengaduan Militer kemudian dianalisa tentang ada tidaknya pidana yang terjadi pada laporan tersebut, jika yang menerima laporan adalah Wadandenpom VII/2 Palu maka Wadandenpom harus menerima laporan tersebut, selanjutnya menganalisa ada tidaknya perkara pidana yang terjadi, kemudian perkara tersebut dilaporkan kepada Dandenpom VII/2 Palu sebagai penanggung jawab di Denpom VII/2 Palu ;

d. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Maret 2014 Sdri. Hj. Shinta Sri Fatni, S.H. (Saksi-1) diberitahu penjaga rumahnya (Sdr. Afandi) bahwa anak Saksi (Sdr. Moh Alamsyah/Saksi-2) dicari oleh Lettu Cpm Alimuddin Abdul Madjid (Saksi-3) dan karena tidak bertemu kemudian Saksi-3 berpesan kepada Sdr. Afandi untuk disampaikan kepada Saksi-2 bahwa "Ada barang" dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 6 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

menyuruh Saksi-2 untuk datang ke rumah Saksi-3. Selanjutnya saat Saksi-2 sudah ada di rumah, Saksi-1 menanyakan kepada Saksi-2 mengapa Saksi-3 mencari Saksi-2 dan barang apa yang dimaksud oleh Saksi-3 dan meminta kepada Saksi-2 untuk menceritakan hal yang sebenarnya kepada Saksi-1. Awalnya Saksi-2 menutupinya, tetapi ketika didesak akhirnya Saksi-2 bercerita kalau Saksi-3 pernah mengajak Saksi-2 memakai Narkotika jenis sabu-sabu di rumah Saksi-3, bahkan pernah menyuruh Saksi-2 untuk menjualkan sabu-sabu, dan kedatangan Saksi-3 adalah untuk menagih uang hasil penjualan Narkotika tersebut ;

e. Bahwa Saksi-1 yang tidak terima dengan apa yang dilakukan Saksi-3 terhadap Saksi-2 tersebut kemudian mengajak Saksi-2 ke Madenpom VII/2 Palu pada Kamis tanggal 20 Maret 2014 untuk melaporkan kepada Dandenpom VII/2 Palu tentang perbuatan Saksi-3 yang telah menyalahgunakan Narkotika jenis sabu-sabu dan melibatkan Saksi-2 untuk ikut mengkonsumsinya, serta menyuruh Saksi-2 untuk mengedarkan/ menjualkannya. Sesampainya di Madenpom VII/2, Saksi-1 diberitahu Piket bahwa Dandenpom VII/2 Palu sedang di Jakarta dan oleh Piket Saksi-1 dan Saksi-2 diantarkan untuk menghadap Wadandenpom VII/2 Palu (Terdakwa) dan diterima langsung oleh Terdakwa di ruang kerjanya ;

f. Bahwa setelah bertemu dengan Terdakwa, Saksi-1 menceritakan secara singkat kejadian yang terjadi pada Saksi-2, sehingga Terdakwa kemudian memanggil Saksi-3 untuk dipertemukan dengan Saksi-1 dan Saksi-2, lalu Terdakwa bertanya kepada Saksi-3, "Apakah kamu masih begitu, barangnya siapa yang kamu pakai ?", dan Saksi-3 menjawab "Siap, punya Edi Moka". Kemudian Terdakwa memarahi Saksi-3 dengan berkata "Kamu sudah tua bikin malu saja, tidak bisakah kamu berhenti", dijawab oleh Saksi-3 "Saya tidak bisa begitu saja menghentikan, karena hal itu tidak gampang Wadan" ; g. Bahwa selanjutnya Terdakwa menyuruh Saksi-2 menceritakan kronologis

kejadiannya, dan Saksi-2 menceritakan pernah 2 (dua) kali diajak mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu di rumah Saksi-3 di Kelurahan Tinggede, Kecamatan Tinggede, Kabupaten Sigi, yaitu pertama pada tanggal 24 Desember 2013 dan kedua pada tanggal 16 Maret 2014, dan pada tanggal 16 Maret 2014 tersebut Saksi-3 juga menyuruh Saksi-2 untuk menjualkan sisa Narkotika jenis sabu-sabu seberat 0,5 gram yang dipakai bersama-sama saat itu dengan harga Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), dan pada tanggal 19 Maret 2014 Saksi-3 datang ke rumah Saksi-2 untuk menagih uang hasil penjualan sabu-sabu tersebut. Kemudian Saksi-1 bermaksud

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 7 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

akan membayar uang penjualan Narkotika sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) tersebut kepada Saksi-3, tetapi Saksi-3 tidak mau menerimanya dengan mengatakan "Tidak usah bu, sudahlah saya minta maaf saya sudah salah" ;

h. Bahwa selanjutnya Terdakwa berkata kepada Saksi-1, "Sudahlah bu.. pak Alimuddin sudah minta maaf, kita selesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan saya akan tindak dia secara intern", dan atas perkataan Terdakwa tersebut Saksi-1 kemudian mengikuti kehendak Terdakwa, selanjutnya permasalahan tersebut oleh Terdakwa diselesaikan secara damai, dengan cara Terdakwa menyuruh Saksi-3 untuk menulis Surat Pernyataan di atas kertas bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) yang intinya antara Saksi-2 dan Saksi-3 tidak saling berhubungan lagi, dan Saksi-3 berjanji tidak akan mengedarkan ataupun menawarkan Narkotika lagi kepada Saksi-2. Kemudian Surat Pernyataan tersebut ditandatangani oleh 2 dan Saksi-3 pada hari itu juga ;

i. Bahwa Terdakwa tidak memerintahkan anggota Terdakwa untuk membuatkan Laporan Polisi atas laporan Saksi-1 dan Saksi-2, tetapi Terdakwa berinisiatif menyelesaikan masalah tersebut secara intern di Satuan, selanjutnya Terdakwa yang mengetahui adanya dugaan telah terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh Saksi-3 tidak melaporkan masalah tersebut kepada Dandenpom VII/2 Palu (Letkol Cpm Teddy Alex Sudomo Parapat/Saksi-4) sebagai penanggung jawab di Denpom VII/2 Palu sebagaimana prosedur yang ada ;

j. Bahwa alasan Terdakwa tidak melaporkan masalah tersebut kepada Dandenpom VII/2 Palu karena Terdakwa tidak pernah menyaksikan sendiri Saksi-3 menggunakan Narkotika, apalagi Saksi-3 menggunakannya secara bersama-sama dengan Saksi-2. Selain itu adanya permohonan dari Saksi-3 kepada Terdakwa agar masalahnya jangan dilaporkan kepada Dandenpom VII/2 Palu, dan Terdakwa merasa Saksi-3 masih dapat dibina ; dan

k. Bahwa maksud kedatangan Saksi-1 ke Denpom VII/2 Palu sebenarnya adalah agar perkara penyalahgunaan dan peredaran Narkotika yang dilakukan Saksi tersebut diproses secara hukum karena Saksi-1 tidak terima dengan perbuatan Saksi-3 yang telah melibatkan Saksi-2 untuk ikut-ikut mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu, bahkan Saksi-3 telah menyuruh Saksi-2 untuk mengedarkannya, perbuatan Saksi-3 tersebut telah menghancurkan masa depan anak Saksi-1. Namun pada kenyataannya Terdakwa justru meminta kepada Saksi-1 agar masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 8 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

Berpendapat, bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana : Pertama : Pasal 131 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 Tahun

2009 tentang Narkotika. atau

Kedua : Pasal 126 KUHPM. Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca tuntutan pidana Oditur Militer Tinggi pada Oditurat Militer Tinggi III Surabaya tanggal 10 November 2015 sebagai berikut :

Menyatakan Terdakwa Mayor Cpm Lexy RIrimase, S.Sos. NRP. 11990012210373, terbukti bersalah melakukan tindak pidana :

"Militer yang dengan sengaja menyalahgunakan atau menganggapkan pada dirinya ada kekuasaan, memaksa seseorang untuk melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu".

Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 126 KUHPM. Dengan mengingat Pasal 126 KUHPM dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan, kami mohon agar Terdakwa Mayor Cpm Lexy RIrimase, S.Sos. NRP. 11990012210373 dijatuhi hukuman berupa :

Pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan. Menetapkan barang bukti :

1. Barang-barang ; Nihil. 2. Surat-surat :

- 1 (satu) lembar foto copy Surat Pernyataan bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) yang ditandatangani oleh Sdr. Moh. Alamsyah dan Lettu Cpm Alimuddin Abdul Madjid tertanggal 20 Maret 2014.

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Mohon agar Terdakwa tersebut di atas dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah).

Membaca putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya Nomor : 8-K/ PMT.III/AD/VIII/2015 tanggal 11 November 2015 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu : LEXY RIRIMASE, S.Sos., MAYOR CPM NRP. 11990012210373 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pada dakwaan alternatif Kedua :

"Penyalahgunaan Wewenang".

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan :

Pidana : Penjara selama 5 (lima) bulan, dengan masa percobaan selama 6 (enam) bulan.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 9 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

Dengan perintah pidana tersebut tidak perlu dijalani kecuali apabila dikemudian hari ada putusan Hakim yang menyatakan lain disebabkan Terdakwa melakukan tindak pidana lain atau melakukan pelanggaran Hukum Disiplin Militer sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer, sebelum masa percobaan tersebut habis.

3. Menetapkan barang bukti berupa surat :

- 1 (satu) lembar foto copy Surat Pernyataan bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) yang ditandatangani oleh Sdr. Moh. Alamsyah dan Lettu Cpm Alimuddin Abdul Madjid tertanggal 20 Maret 2014, yang isinya sepakat kedua belah pihak berdamai.

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah).

Membaca putusan Pengadilan Militer Utama Nomor : 34-K/PMU/BDG/ AD/XII/2015 tanggal 28 Desember 2015 yang amar lengkapnya sebagai berikut : Menyatakan : 1. Menerima secara formal permohonan banding yang diajukan

oleh Oditur Militer Tinggi pada Oditurat Militer Tinggi III Surabaya Kolonel Laut (KH) Sarwoko, S.H. NRP. 10861/P. 2. Membatalkan putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya

Nomor 8-K/PMT.III/AD/VIII/2015 tanggal 11 November 2015. MENGADILI SENDIRI

Menyatakan : 1. Terdakwa Mayor Cpm Lexi Ririmase, S.Sos. NRP. 11990012210373, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan baik dalam Dakwaan Alternatif Pertama maupun Dakwaan Alternatif Kedua.

2. Membebaskan Terdakwa Mayor Cpm Lexi Ririmase, S.Sos NRP 11990012210373 dari seluruh dakwaan Oditur Militer Tinggi.

3. Mengembalikan berkas perkara dan putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya Nomor 8-K/PMT-III/AD/VIII/2015 tanggal 11 November 2015 kepada Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya untuk diserahkan kepada Papera melalui Oditurat Militer Tinggi III Surabaya guna diselesaikan menurut saluran Hukum Disiplin Militer.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 10 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

4. Membebankan biaya perkara Terdakwa kepada negara. 5. Memerintahkan kepada Panitera untuk mengirimkan salinan

resmi putusan ini beserta berkas perkaranya kepada Kepala Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya.

Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor : APK/8-K/ PMT.III/AD/ V/2016 yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya yang menerangkan, bahwa pada tanggal 3 Mei 2016 Oditur Militer Tinggi pada Oditurat Militer Tinggi III Surabaya mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Militer Utama tersebut ;

Memperhatikan memori kasasi tanggal 11 Mei 2016 dari Oditur Militer Tinggi pada Oditurat Militer Tinggi III Surabaya sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya pada tanggal 12 Mei 2016 ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Militer Utama tersebut telah diberitahukan kepada Pemohon Kasasi/Oditur Militer Tinggi pada Oditurat Militer Tinggi III Surabaya pada tanggal 21 April 2016 dan Pemohon Kasasi/Oditur Militer Tinggi mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 3 Mei 2016 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya pada tanggal 12 Mei 2016 dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut Undang-Undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa Pasal 244 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana juncto Pasal 231 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer menentukan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh Pengadilan lain, selain daripada Mahkamah Agung, Terdakwa atau Oditur Militer Tinggi dapat mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas ;

Menimbang, bahwa akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat bahwa selaku badan Peradilan Tertinggi yang mempunyai tugas untuk membina dan menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah Negara diterapkan secara tepat dan adil, serta dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 114/PUU-X/2012 tanggal 28 Maret 2013 yang menyatakan frasa "kecuali terhadap putusan bebas" dalam Pasal 244 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana juncto Pasal 231

Undang-Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 11 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, maka Mahkamah Agung berwenang memeriksa permohonan kasasi terhadap putusan bebas ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Oditur Militer Tinggi pada pokoknya sebagai berikut :

A. KEBERATAN PERTAMA

Bahwa Pemohon Kasasi menilai putusan Majelis Hakim Militer Utama dalam putusannya halaman 14, 15 huruf a dan halaman 16 angka 5 dan angka 6 dalam fakta-fakta hukum yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa yang dimaksud Menyalahgunakan Kekuasaan tersebut ada hubungan dengan jabatan dari si pelaku atau Terdakwa yang berarti perbuatan Terdakwa bertentangan dengan tugas kewajibannya. Sedangkan Penyalahgunaan atau Menganggapkan pada dirinya ada suatu kekuasaan pada dirinya sendiri adalah merupakan bersifat melawan hukum. Bahwa perbuatan/tindakan menyalahgunakan kekuasaan di sini berarti bukan merupakan suatu kekeliruan penafsiran, tetapi merupakan kesengajaan (dolus) perbuatan/tindakan menyalahgunakan kekuasaan yang di lakukan oleh Terdakwa merupakan tindakan akal-akalan, dimana Terdakwa "Menganggap dirinya ada Kekuasaan" untuk berbuat sesuatu padahal hal itu tidak ada.

- Bahwa Majelis Hakim Banding tidak sependapat dengan fakta hukum dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang dijadikan dasar membuktikan perkara Terdakwa telah melakukan tindak pidana "Menyalahgunakan Kekuasaan" yang diajukan di persidangan.

Terhadap fakta-fakta hukum dalam putusan Majelis Hakim Banding tersebut di atas Pemohon Kasasi mengajukan keberatan bahwa Penyalahgunakan Kekuasaan yang dilakukan oleh Terdakwa bukan suatu tindakan yang ditulis sebagai tindakan akal-akalan, dimana Terdakwa menganggap dirinya ada kekuasaan untuk berbuat sesuatu tetapi menurut Majelis Hakim Banding padahal perbuatan itu tidak ada. Bahwa perbuatan Terdakwa itu ada yang akan Pemohon Kasasi jelaskan agar lebih jelas dan terang sebagai berikut : a. Bahwa prosedur yang dilakukan jika ada orang yang melapor atau

mengadu ke Denpom VII/2 Palu tentang adanya dugaan terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh anggota TNI AD adalah orang yang melapor harus datang sendiri ke kantor Denpom VII/2 Palu di Unit Pelayanan dan Pengaduan Militer, kemudian laporan tersebut dianalisa tentang ada tidaknya pidana yang terjadi, selanjutnya melaporkan masalah tersebut ke Dandenpom VII/2 Palu.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 12 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

b. Bahwa Terdakwa telah sengaja dan mengerti adanya Laporan Polisi ke Denpom VII/2 Palu dan yang melaporkan adalah Saksi-1 Saudari Hj. Shinta Sri Fatni, S.H. selaku ibu dari Saudara Moh Alamsyah telah melapor ke Denpom VII/2 Palu dengan bukti tanda Laporan Polisi Nomor : LP-05/A-05/II/2015/VII tanggal 10 Februari 2015 Laporan Polisi tersebut diterima oleh Serka Hary Mindarso NRP. 548861 yang melaporkan adanya dugaan melakukan tindak pidana "Penyalahgunaan wewenang dalam jabatan dan atau tidak melaporkan adanya penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan oleh Terdakwa".

c. Bahwa selanjutnya dari Laporan Polisi Saksi-1 Saudari Hj. Shinta Sri Fatni, S.H. tersebut oleh Terdakwa tidak dilaporkan ke Dandenpom VII/2 Palu melainkan telah bersikap sendiri menyelesaikan dengan cara mendamaikan kedua belah pihak antara saudara Moh Alamsyah dengan Saudara Alimudin dengan membuat Surat Pernyataan Perdamaian tertanggal 20 Maret 2014 sehingga Terdakwa telah berinisiatif menyelesaikan sendiri tanpa sepengetahuan atasan dalam hal ini Dandenpom VII/2 Palu.

d. Bahwa dengan adanya surat pernyataan perdamaian tersebut Saksi-1 Saudari Hj. Shinta Sri Fatni, S.H. merasa dirugikan karena Laporan Polisi tersebut tidak dilanjutkan, padahal Laporan Polisi tersebut bukan merupakan delik aduan yang dapat didamaikan.

e. Bahwa Terdakwa telah melampaui wewenang dari Dandenpom VII/2 Palu yang saat itu dijabat oleh Letkol Cpm Teddy Alex karena Terdakwa tidak melaporkan Laporan Polisi di Madenpom VII/2 Palu atas Laporan Polisi dari Sdri. Hj. Shinta Sri Fatni, S.H. dan Terdakwa telah menyelesaikan sendiri.

f. Bahwa Terdakwa tidak melapor ke Dandenpom VII/2 Palu dan bekerja tidak sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) karena Terdakwa tidak punya kewenangan untuk menentukan apakah laporan polisi tersebut ditindaklanjuti ke tingkat penyidikan atau tidak.

B. KEBERATAN KEDUA

Dalam Putusan Majelis Hakim halaman 21 dimana Majelis Hakim Banding telah memberikan pertimbangannya sebagai berikut :

- Bahwa karena perbuatan Terdakwa telah melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam SOP (Standar Operasional Prosedur) Denpom VII/2 Palu, sehingga perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai Pelanggaran Disiplin Militer, oleh karenanya berdasarkan Pasal

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 13 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

195 Ayat (1) Huruf d Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, maka perkara Terdakwa harus dikembalikan kepada Papera untuk diselesaikan menurut saluran Hukum Disiplin Militer.

Terhadap fakta-fakta hukum dalam putusan Majelis Hakim tersebut di atas Pemohon Kasasi mengajukan keberatan sebagai berikut :

- Bahwa Terdakwa adalah wajib meneruskan Laporan Polisi Nomor : LP-05/A-05/II/2015/VII tanggal 10 Februari 2015 dari Saksi-1 Sdri. Hj. Shinta Sri Fatni, S.H. ke Dandenpom VII/2 Palu sebagaimana prosedur Hukum Acara Formil yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.

- Bahwa terhadap sifat hakikat dan akibat perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa yang oleh Majelis Hakim sudah dituangkan dalam putusannya maka Pemohon Kasasi berpendapat bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam pertimbangannya sudah benar dan tepat dan telah diambil alih pertimbangannya oleh Majelis Hakim Banding di halaman 21 menimbang di alinea 3 sehingga penjabaran mengenai sifat hakikat dan akibat perbuatan Terdakwa tersebut di atas, akan apa yang melatar-belakangi serta dampak dari perbuatan Terdakwa, namun kenyataannya Majelis Hakim Banding lagi-lagi tidak konsekuen dengan apa yang telah dituangkan dalam putusannya, disini Majelis Hakim Banding yang sudah mengetahui akan perbuatan Terdakwa telah merugikan Saksi-1 saudari Hj. Shinta Sri Fatni, S.H. sehingga Terdakwa tidak melaporkan adanya Laporan Polisi ke Dandenpom VII/2 Palu, namun Majelis Hakim Banding hanya memutus Terdakwa dengan mengembalikan berkas perkara kepada Papera untuk diselesaikan menurut saluran Hukum Disiplin Militer.

- Bahwa setelah mengkaji terhadap putusan Majelis Hakim tersebut di atas maka Pemohon Kasasi menilai Majelis Hakim dalam memutus perkara Terdakwa atas nama Mayor CPM LEXY RIRIMASE, S.Sos. NRP. 11990012210373 tidak memenuhi rasa keadilan dan telah menguntungkan Terdakwa, karena perkara Terdakwa diselesaikan menurut saluran Hukum Disiplin Militer, mengingat Pemohon Kasasi adalah pelaksana dari Papera untuk dapatnya menyidangkan perkara Terdakwa, tentunya mendasari dari Pasal 125 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 yang menyatakan "Kecuali perkara Desersi yang tersangkanya tidak diketemukan sesudah meneliti berkas perkara Oditur

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 14 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

membuat dan menyampaikan Pendapat Hukum kepada Perwira Penyerah Perkara yang dapat berupa permintaan agar perkaranya diserahkan kepada Pengadilan atau diselesaikan menurut Hukum Disiplin Prajurit, atau ditutup demi kepentingan hukum, kepentingan umum atau kepentingan Militer", ternyata Papera setuju bahwa perkara Terdakwa diserahkan ke Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya melalui Oditurat Militer Tinggi III Surabaya dengan berdasarkan Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam VII/Wirabuana selaku Perwira Penyerah Perkara dengan Surat Keputusan Nomor : Kep/296/VI/2015 tanggal 22 Juni 2015 dengan permintaan agar perkara Terdakwa diselesaikan menurut saluran hukum yang berlaku, dan bukan diselesaikan menurut saluran Hukum Disiplin Militer. Dengan putusannya Majelis Hakim Banding mengembalikan berkas perkara Terdakwa kepada Papera untuk diselesaikan menurut saluran hukuman Disiplin Militer maka Majelis Hakim Banding telah dianggap melanggar ketentuan "Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya" karena perbuatan Terdakwa telah dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan penyalahgunaan wewenang akan tetapi Majelis Hakim Banding telah memutus untuk mengembalikan ke Papera untuk diselesaikan menurut saluran Hukum Disiplin Militer.

- Terdakwa seharusnya selaku aparat penegak hukum wajib memberikan pelayanan hukum terhadap masyarakat dalam hal pencari keadilan dan menerima laporan atau pengaduan tentang dugaan terjadinya peristiwa pidana.

- Perbuatan Terdakwa dapat mencemarkan nama baik Kesatuan Denpom VII/2 Palu dalam pelayanan hukum terhadap masyarakat pencari keadilan.

- Perbuatan Terdakwa seharusnya menjunjung penegakan hukum dan melaksanakan Program Pemerintah dalam pemberantasan peredaran narkoba di negara yang kita cintai, sebagaimana Program Pemerintah Indonesia bebas narkoba.

Bahwa dengan mendasari hal-hal yang Pemohon Kasasi sampaikan di atas Pemohon Kasasi berpendapat bahwa Majelis Hakim Militer Utama dapat menyalahi Pasal 239 Ayat (1) Huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 dan Pasal 253 ayat (1) KUHAP guna menentukan : "Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya". Karena perbuatan Terdakwa seharusnya telah terbukti secara sah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 15 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

dan meyakinkan bersalah melakukan "Penyalahgunaan Wewenang" sebagai-mana diatur dan diancam dalam Pasal 126 KUHPM dan seharusnya tidak diselesaikan menurut saluran Hukum Disiplin Militer.

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung berpendapat :

- Bahwa alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Oditur Militer Tinggi dapat dibenarkan, karena Judex Facti (in casu Pengadilan Militer Utama) telah salah dalam menerapkan hukum, yakni tidak cermat dalam membuktikan unsur tindak pidana "menyalahgunakan kekuasaan" dalam Pasal 126 KUHPM pada dakwaan alternatif kedua in casu, sehingga putusan Judex Facti merupakan putusan yang tidak cermat, dengan pertimbangan sebagai berikut :

- Perbuatan Terdakwa tidak memerintahkan anggotanya untuk membuatkan Laporan Polisi atas laporan Sdri. Shinta dan Sdr. Alamsyah atas penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan Lettu Cpm Alimuddin, tetapi Terdakwa berinisiatif menyelesaikan masalah tersebut secara intern di Satuan dengan membuatkan Surat Perdamaian antara Saksi Sdri. Shinta, Sdr. Alamsyah dan Lettu Cpm Laimuddin merupakan perbuatan yang dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan "menyalah-gunakan kekuasaan atau menganggap pada dirinya ada kekuasaan" ; - Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) setiap masyarakat yang

melaporkan terjadinya pelanggaran hukum oleh Prajurit TNI, dibuatkan Laporan Polisi, laporan tersebut dianalisa dan kemudian dilaporkan kepada Dan Denpom ;

- Kapasitas jabatan Terdakwa in csu adalah selaku Wa Dan Denpom VII/2 Palu, sesuai dengan tugas dan fungsinya tidak ada kekuasaan pada diri Terdakwa untuk mengambil keputusan menentukan penyelesaian laporan Saksi Sdri. Shinta in casu dengan cara membuat kesepakatan perdamaian, Terdakwa seharusnya memerintahkan anggotanya membuat Laporan Polisi in casu dan kemudian meneruskannya kepada Dan Denpom untuk menentukan suatu keputusan ;

- Berdasarkan keadaan-keadaan tersebut di atas, telah terang dan jelas bahwa perbuatan Terdakwa in casu sebagai perbuatan menyalah-gunakan kekuasaan dan menganggap pada dirinya ada kekuasaan tersebut, dengan demikian Terdakwa secara sah dan meyakinkan terbukti melakukan tindak pidana dalam dakwaan Pasal 126 KUHP in

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 16 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

casu. Selanjutnya Judex Juris akan mengadili perkara in casu sesuai

fakta-fakta hukum yang terdapat di persidangan ;

- Bahwa mengenai pidana yang dijatuhkan Judex Facti Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya berupa pidana penjara selama 5 (lima) bulan dengan masa percobaan selama 6 (enam) bulan, putusan tersebut harus diperbaiki karena tidak cermat memberikan pertimbangan tentang keadaan-keadaan yang memberatkan pidananya yakni :

- perbuatan yang dilaporkan Sdri. Shinta adalah penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan bawahan Terdakwa ;

- Dengan tidak diprosesnya laporan tersebut menyebabkan Pimpinan (Dan Denpom) tidak mengetahui kondisi Kesatuannya terhadap penyalah-guanaan Narkotika ;

- Terdakwa adalah seorang Wakil Dandenpom yang secara tugas fungsional wajib memproses pelanggaran hukum Prajurit ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Oditur Militer Tinggi dan membatalkan putusan Pengadilan Militer Utama Nomor : 34-K/PMU/BDG/AD/XII/2015 tanggal 28 Desember 2015 yang membatalkan putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya Nomor : 8-K/PMT.III/AD/VIII/2015 tanggal 11 November 2015, untuk kemudian Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini ;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa ;

Hal-hal yang memberatkan :

- Bahwa perbuatan yang dilaporkan Sdri. Shinta adalah penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan bawahan Terdakwa ;

- Bahwa dengan tidak diprosesnya laporan tersebut menyebabkan Pimpinan (Dan Denpom) tidak mengetahui kondisi Kesatuannya terhadap penyalah-guanaan Narkotika ;

- Bahwa Terdakwa adalah seorang Wakil Dandenpom yang secara tugas fungsional wajib memproses pelanggaran hukum Prajurit ;

Hal-hal yang meringankan :

- Bahwa Terdakwa sebelum perkara ini belum pernah dihukum ;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan tingkat kesalahan Terdakwa in casu sebagaimana telah diuraikan di atas, maka cukup beralasan bahwa

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 17 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

pidana yang dijatuhkan terhadap Terdakwa tidak perlu dijalani, kecuali dikemudikan hari Terdakwa melakukan tindak pidana lain atau melakukan pelanggaran disiplin Militer sebelum masa percobaan sebagaimana akan disebutkan dalam amar putusan berakhir, sesuai Pasal 14a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dipidana, maka Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ;

Memperhatikan Pasal 126 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer juncto Pasal 14a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 190 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

MENGADILI

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Oditur Militer Tinggi pada Oditurat Militer Tinggi III Surabaya tersebut ;

Membatalkan putusan Pengadilan Militer Utama Nomor : 34-K/PMU/ BDG/AD/XII/2015 tanggal 28 Desember 2015 yang membatalkan putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya Nomor : 8-K/PMT.III/AD/VIII/2015 tanggal 11 November 2015 ;

MENGADILI SENDIRI

1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu : LEXY RIRIMASE, S.Sos., Mayor Cpm NRP. 11990012210373, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "Penyalahgunaan Wewenang" ;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan ;

3. Menetapkan pidana tersebut tidak perlu dijalani kecuali apabila dikemudian hari ada putusan Hakim yang menyatakan lain disebabkan Terdakwa melakukan tindak pidana lain atau melakukan pelanggaran Hukum Disiplin Militer sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer, sebelum masa percobaan selama 6 (enam) bulan habis ;

4. Menetapkan barang bukti berupa surat :

- 1 (satu) lembar foto copy Surat Pernyataan bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) yang ditandatangani oleh Sdr. Moh. Alamsyah dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 18 dari 18 halaman Putusan Nomor 177 K/MIL/2016

Lettu Cpm Alimuddin Abdul Madjid tertanggal 20 Maret 2014, yang isinya sepakat kedua belah pihak berdamai ;

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Membebani Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Kamis tanggal 20 Oktober 2016 oleh Dr. H. Andi Abu Ayyub Saleh, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Drs. Burhan Dahlan, S.H., M.H. dan Prof. Dr. T. Gayus Lumbuun, S.H., M.H. Para Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Para Hakim Anggota tersebut, serta Rustanto, S.H., M.H. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Oditur Militer Tinggi dan Terdakwa.

Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :

ttd./Dr. Drs. Burhan Dahlan, S.H., M.H. ttd./Dr. H. Andi Abu Ayyub Saleh, S.H., M.H. ttd./Prof. Dr. T. Gayus Lumbuun, S.H., M.H.

Panitera Pengganti : ttd./Rustanto, S.H., M.H.

Untuk salinan : MAHKAMAH AGUNG R.I.

A.n. Panitera

Panitera Muda Pidana Militer

H. Mahmud, S.H., M.H. Kolonel Chk NRP. 34166

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Nilai koefisien regresi harga pupuk Urea adalah sebesar 0.10935 artinya jika ada kenaikan satu satuan harga pupuk Urea maka akan ada peningkatan sebesar

Menurut Sutabri (Fitri Ayu1, 2015) “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung

Planar cage merupakan sangkar yang terbuat dari material polimer untuk menghitung dan mengamati pergerakan vertikal dan horisontal (Rabe, 1991). Sangkar ini terdiri

Pengamatan yang dilakukan adalah: (1) angka kerapatan panen (AKP) dilakukan selama enam hari pada enam blok contoh dengan jumlah pohon yang diamati 400 pohon dengan mengamati

Kesimpulan penelitian ini, pemberian fraksi etil asetat akar senggani menyebabkan efek toksik pada organ testis ditunjukkan dengan adanya nekrosis pada tubulus seminiferus.. Kata

A. Sub Das Cisadane Hulu merupakan daerah aliran sungai yang paling hulu dari sungai Cisadane yang mengalir dari Gunung Pangrango ke arah barat laut dan dari

5) Saldo laba atau rugi pada awal dan akhir periode, yang dibagi dalam :. yang telah ditentukan penggunaanya dan yang

Biofertilizer (pupuk hayati) adalah formulasi mikroorganisme atau organisme hidup yang bila diterapkan pada pembibitan tanaman, permukaan tanaman atau tanah,