• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTROL KEAWETAN PIPA HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) BERDASARKAN STANDARD NASIONAL INDONESIA SNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTROL KEAWETAN PIPA HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) BERDASARKAN STANDARD NASIONAL INDONESIA SNI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KONTROL KEAWETAN PIPA HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

BERDASARKAN STANDARD NASIONAL INDONESIA SNI 06- 4829-2005

Lilies Widojoko

Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung,Jl ZA Pagar Alam 26, Bandar Lampung E-mail: labtekniksipil_lw@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pipa air minum umumnya dibuat dari baja atau asbes.Pembuatan pipa baja dan semen sebagai bahan pipa asbes menggunakan energi yang besar ,menyebabkan pencemaran udara serta pemanasan global. Pembuatan pipa High Density Polyethylene (HDPE) membutuhkan energi yang lebih kecil ,lebih ramah lingkungan dibandingkan kedua jenis pipa diatas. Pipa HDPE adalah pipa plastik yang dibuat secara ekstrusi dari bahan polietilena ditambah anti oksidan, stabilitasi UV, dan pigmen.Keunggulan pipa adalah tidak beracun, metoda penyambungan dapat dipercaya, fleksibilitas tinggi, keliatan tinggi, gesekan terhadap cairan rendah, ringan., tahan cuaca,korosi,benturan,bahan kimia,abrasi, warna bisa bervariasi dan ekonomis. Namun, pipa HDPE memiliki keterbatasan yaitu adanya penurunan kekuatan pada pemakaian jangka penjang akibat adanya creep, Dengan bertambahnya waktu, akan terjadi perlemahan pada pipa, meskipun tegangan hidrostatis didalam pipa tidak berubah.Perlemahan tersebut ditandai dengan peningkatan laju regangan, kenaikan regangan secara berkelanjutan dan menurunnya modulus creep.Terjadinya creep pada pipa plastik HDPE dikenali dengan adanya deformasi atau penggelembungan yang tidak dapat kembali ke keadaan semula. Karena fenomena perlemahan tersebut, SNI 06- 4829-2005 mensyaratkan umur penggunaan plastik untuk pipa harus tidak boleh kurang dari 50 tahun pada suhu 20° C. Uji ketahanan hidrostatik dilaboratoriumdengan tata cara tertentu harus dilakukan sebelum pipa digunakan.Suatu uji di laboratorium menyatakan bahwa standard tersebut dapat dipenuhi.

Kata kunci: pipa HDPE, Creep, Uji Tekanan Hidrostatik.

PENDAHULUAN

Pipa air minum umumnya dibuat dari baja atau asbes.Pembuatan pipa baja dan semen sebagai bahan pipa asbes menggunakan energi yang besar ,menyebabkan pencemaran udara serta pemanasan global. Pembuatan pipa High Density Polyethylene (HDPE) membutuhkan energi yang lebih kecil ,lebih ramah lingkungan dibandingkan kedua jenis pipa diatas. Kebutuhan energi untuk proses produksi berbagai material dapat dilihat pada gambar 1. Pembuatan material HDPE hanya membutuhkan 80 kj /cm3 sedangkan besi membutuhkan energi 300 kj /cm3. Selain itu,pipa logam dapat berkarat, demikian pula pipa asbes berbahaya bagi kesehatan. Tingginya tingkat kebocoran pipa asbes merupakan salah satu alasan penggunaan pipa plastik. Daya tahan pipa asbes maksimal 20 tahun , sedangkan pipa HDPE kekuatannya dapat mencapai 30 sampai 40 tahun

Gambar 1. Kebutuhan Energi untuk memproduksi berbagai material

Banyaknya keuntungan tersebut mengakibatkan penggunaan pipa ini dari waktu ke waktu meningkat dengan cepat.Gambaran umum perkembangan pipa HDPE dapat dilihat pada gambar 2.

(2)

Perkembangan di Asia menduduki rangking tertinggi yaitu sebesar 21.9%. Penggunaan pipa plastik di Eropa paling banyak adalah untuk pengangkut air minum (238.000 MT) dan air drainase (195.000 )

Gambar 2. Perkembangan Pipa HDPE di Amerika Utara

Keawetan pipa HDPE akan mengurangi biaya investasi dan biaya pemeliharaan , karena itu maka untuk mendapatkan kepastian keawetan , ketahanan uji dalam sistem pemipaan jangka panjang perlu dilakukan secara telit

i.

Pipa HDPE adalah pipa plastik yang dibuat secara ekstrusi dari bahan plastik polietilena yang terdiri dari anti oksidan, stabilitasi UV, dan pigmen.

Apabila pipa diproduksi dengan baik, maka keuntungan penggunaan pipa tersebut adalah:(1)Tidak Beracun, (2)Tahan terhadap korosi, (3) Tingkat fleksibilitas tinggi.,(4) Tingkat keliatan (tough) tinggi, (5) Tahan cuaca.(6) Laju alir optimum,(7) Ringan,(8)Tahan terhadap benturan.(9) Tahan terhadap bahan kimia; (10) Ketahanan abrasi. ,(11)Variasi warna, (12) Ekonomis.

KETERBATASAN PIPA HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE).

Keterbatasan pipa HDPE adalah melemahnya kekuatan pipa pada pemakaian jangka panjang.Perlemahan ini adalah akibat terjadinya creep sehingga properti mekanikal jangka panjang akan berubah.

Pada material plastik HDPE, hubungan antara tegangan (stress) dan regangan (strain) sangat dipengaruhi oleh lamanya pembebanan (laju regangan pada test tarik), temperatur dan keadaan lingkungan (environtment).

Gambar 3 menunjukkan hubungan antara tegangan (stress) dan regangan (strain) pada material ini. Kenaikan laju regangan menaikkan nilai modulus elastisitas.sedangkan kenaikan temperatur menurunkan modulus elastisitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa laju regangan yang pelan dan temperatur yang tinggi membuat material menjadi lemah.

Gambar 3. Gambar Skematik Hubungan Antara Tegangan (Stress) dan Regangan(Strain)

Pengaruh temperatur.

HDPE memiliki sifat termoplastik. HDPE dapat dilelehkan menjadi cair dengan pemanasan dan akan mengeras menjadi benda padat apabila didinginkan. Keadaan padat material termoplastik adalah akibat dari gaya fisik yang membekukan rantai polimer dan mencegah terjadinya terpelesetnya (slip) antara molekul.Apabila material dipanaskan, maka gaya fisik tersebut akan melemah sehingga material menjadi lunak dan meleleh. Fenomena ini mengakibatkan turunnya kekuatan dari pipa HDPE atau menurunnya modulus elastisitas.Sifat ini pula yang menyebabkan resin raw material PE dapat dilelehkan, di ekstruksi dan di molded menjadi berbagai macam bentuk seperti pipa, flens pipa dan valves. Sifat HDPE yang dapat dilelehkan dan dibekukan berulang ulang menyebabkan pipa tersebut dapat disambung dengan metode pemanasan (butt fusion), atau electrofusion.

(3)

Pengaruh beban dan laju regangan.

Bila benda HDPE dibebani dengan beban konstan, maka benda tersebut akan berdeformasi secara cepat yang mengakibatkan terjadinya regangan awal.Kemudian dengan bertambahnya waktu, maka laju deformasi akan melambat selama jangka waktu yang panjang atau sampai terjadi keruntuhan.Deformasi kedua ini disebut fenomena creep.Pada material yang daktail (liat) maka keruntuhan akan didahului dengan kenaikan laju deformasi (creep).Pada material tidak daktail (getas) keruntuhan terjadi sebelum creep. Lihat gambar 4..

Gambar 4. Gambar Skematik Keruntuhan Creep Material Termoplastik pada Uji Tarik

Pada saat tegangan meningkat, regangan meningkat pula.Tetapi hubungan antara kenaikan tegangan dan regangan tidak bersifat linier.Kenaikan tegangan sebesar dua kali tidak menaikkan regangan sebesar dua kali, kecuali pada regangan yang kecil atau waktu yang pendek .Temperatur juga mempengaruhi regangan. Kenaikan temperatur akan menaikkan besarnya regangan akibat pembebanan.

Hubungan antara regangan dan waktu, pada tegangan dan temperatur (23°C) yang konstan dapat dilihat pada gambar 5. Dari grafik tersebut dapat dilihat, bahwa pada tegangan yang konstan sebesar 0.5 N / mm2, dalam waktu satu tahun setelah pembebanan terjadi regangan sebesar 0.07, sedangkan dalam waktu sepuluh tahun, regangan meningkat menjadi 0.095, dan pada pada lima puluh tahun, menjadi 0.12.Fenomena ini mengakibatkan pada sebuah pipa HDPE terjadi kenaikan regangan setelah pemakaian selama beberapa tahun, walaupun tidak terjadi perubahan tegangan hidrostatis didalam pipa.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bertambahnya waktu, maka akan terjadi perlemahan pada pipa, meskipun tegangan hidrostatis didalam pipa tidak berubah.Perlemahan tersebut ditandai dengan peningkatan laju regangan, kenaikan regangan secara berkelanjutan dan menurunnya modulus elastisitas. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa creep akan bertambah dengan bertambahnya suhu, dengan adanya beban terus menerus plastik dapat pecah walaupun dengan beban yang tidak berubah.

Gambar 5. Kurva Regangan & Waktu pada Tegangan Konstan dan Temperatur 23°C.

Perkiraan kekuatan hidrostatik jangka panjang pipa plastik HDPE.

Karena adanya fenomena perlemahan tersebut diatas, tegangan disain (disain stress) yang bekerja pada polimer

sebagai bahan konstruksi harus diperkirakan supaya umur penggunaan pipa sesuai dengan perencanaan.Standard normal dari penggunaan plastik untuk pipa air harus tidak boleh kurang dari 50 tahun pada suhu 20° C.

Untuk mengetahui performa pipa plastik, diperlukan informasi hubungan antara kerusakan karena stress dengan waktu dalam suatu keadaan yang terkontrol. Uji laboratorium harus dilakukan sebelum pipa digunakan. Untuk memperoleh data creep yang akurat diperlukan beberapa pengulangan untuk suatu nilai ”hoop stress”. Terjadinya creep pada pipa plastik HDPE dikenali dengan adanya deformasi atau penggelembungan yang tidak dapat kembali ke keadaan semula.

(4)

Supaya pipa dapat mencapai umur 50 tahun pada suhu 20° C, informasi dari laboratorium sangat dibutuhkan. Namun, data ketahanan pipa dengan beban tertentu selama “creep”, akan lama diperoleh, sementara produksi pipa tidak mungkin menunggu lama. Karena itu, maka untuk mengukur kemampuan pipa plastik pada umur penggunaan tersebut harus dilakukan teknik ekstrapolasi berdasarkan data dari laboratorium dan mungkin suatu hasil simulasi model matematika.

Dalam ekstrapolasi diperlukan hubungan matematika antara waktu, temperatur dan stress. Bentuk kurva antara stress dan waktu biasanya diperoleh pada pengujian dengan berbagai temperatur, dan selanjutnya ekstrapolasi untuk waktu. Cara lain adalah dengan model matematika yang kemudian dilanjutkan dengan matematika masih memerlukan data laboratorium untuk dapat melakukan simulasi.

Persamaan pertama adalah model matematika yang terdiri dari sebuah persamaan dengan variabel yang

tergantung pada temperatur. Persamaan ini dikenal dengan nama persamaan Archenius. Persamaan perubahan kekuatan :

H = Ho E x p ^-kt ... (3.1) dimana : H = Hoop Stress, Ho = Hoop Stress pada kondisi awal ;E = Energi Aktivasi ; p = Tekanan Hidrostatik, k = Konstanta Perubahan ; t = waktu dalam jam

dan k = ko E x p ^-E/RT... (3.2) dimana : ko = konstanta pada suhu 0º C ; R = konstanta gas ; T = suhu dalam Kelvin.

Persamaan kedua adalah hubungan empiris antara hoop stress dengan waktu .

Ketahanan uji hidrostatik P = σ (2*e min)/ (D max – e min) ... (3.3) Dimana: P = Tekanan uji hidrostatik ( internal pressure) , bar; σ = Tegangan uji (hoop stress), bar

e min = tebal dinding minimum ,mm; d max =diameter luar maksimum ,mm

Korelasi antara hoop stress dengan waktu kegagalan (time-to-failure) diatas diambil dari kebiasaan umum yaitu menghitung tegangan uji (hoop stress) dengan sebuah persamaan yang dikenal dengan persamaan ISO (International Standards Organization).

Persamaan ISO ini adalah suatu bentuk persamaan suatu bejana berdinding tipis, yang menganggap terdapat tekanan sama pada bagian dalam dan luar pipa. Anggapan ini telah terbukti cocok mewakili untuk digunakan di pipa plastik. Uji tegangan dan kegagalan unjuk kerja dilakukan berdasarkan spesifikasi ASTM D 1598, yaitu Waktu Kegagalan Pipa Plastik pada Tekanan Hidrostatik Konstan. Data dari percobaan berdasarkan ASTM D 1598 di plot pada skala logaritma yaitu hubungan antara tegangan dan waktu kegagalan unjuk kerja.

Dari kedua persamaan tersebut diharapkan dapat diperkirakan kekuatan pipa plastik.

Contoh hasil pengujian pipa dengan tekanan hidrostatik yang pernah dilakukan dapat ditunjukkan pada gambar 6. Pipa diberi tekanan hidrostatik kemudian dicatat waktu dalam jam ketika pipa pecah.

Gambar 6. Kurva Keruntuhan Creep pada pipa HDPE

Pengujian dilakukan dengan memasukkan air kedalam pipa dan diberikan tekanan hidrostatik tertentu.Pemberian tekanan dilakukan setelah pipa pada suhu uji selama 16 jam dan dilakukan dalam bak air yang dapat diatur suhunya. Pipa HDPE memperlihatkan arah menurun atau knee. Pada bagian yang lurus biasanya pipa pecah dengan kondisi ”pecah getas (brittle)”, sedang pada bagian bawah knee menunjukkan ”pecah liat (ductile)”.

(5)

Dengan menguji pipa pada berbagai temperatur dan hoop stress, kurva keruntuhan creep dapat dibuat seperti pada gambar 6. Dari grafik itu dapat dilihat waktu kegagalan pipa akan bertambah bila tekanan hidrostatik menurun. Tekanan hidrostatis yang diberikan dibawah tegangan leleh polietilena.

Syarat mutu pipa untuk keawetan berdasarkan SNI 06- 4829-2005 a) Syarat mutu material

Sebagaimana dengan semua material,seperti sudah dijelaskan pada bab III diatas, pipa HDPE memiliki keterbatasan yaitu adanya penurunan kekuatan pada pemakaian jangka penjang akibat adanya creep, Dengan bertambahnya waktu,akan terjadi perlemahan pada pipa, meskipun tegangan hidrostatis di dalam pipa tidak berubah. Perlemahan tersebut ditandai dengan peningkatan laju regangan, kenaikan regangan secara berkelanjutan dan menurunnya modulus creep. Terjadinya creep pada pipa plastik HDPE dikenali dengan adanya deformasi atau penggelembungan yang tidak dapat kembali ke keadaan semula.

Karena fenomena perlemahan tersebut, SNI 06- 4829-2005 mensyaratkan umur penggunaan plastik untuk pipa harus tidak boleh kurang dari 50 tahun pada suhu 20° C.

Mengenai syarat mutu material yaitu kompon, SNI 06- 4829-2005 memberikan catatan sebagai berikut:

Kompon harus ditetapkan berdasarkan jenis bahan agar sesuai dengan Syarat Kekuatan Minimum (Minimum Requirement Strength, MRS) yang berlaku sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1, bila dilakukan uji sesuai butir 9.7.

Yang dimaksud dengan butir 9.7 oleh standard ini adalah ketentuan uji ketahanan hidrostatik.

Tegangan desain σs dari sebuah pipa harus diperoleh dengan menggunakan koefisien desain yang tidak kurang dari 1.25 terhadap nilai MRS bahan.

Ketentuan uji ketahanan hidrostatik adalah sebagai berikut: a. Contoh uji dengan panjang bebas (Lo)’

Panjang bebas contoh uji adalah tiga kali diameter pipa,sekurang kurangnya 250 mm, dan bila diameter luar lebih besar dari 315 mm, panjang bebas minimum 1000 mm. Kemudian ditekan secara hidrostatik. Selama pengujian suhu air dipertahankan 80 °C. tetap dengan toleransi +/- 1 °C.

b. Benda uji untuk ketahanan hidrostatik dilakukan sebanyak minimum 3 batang.

Korelasi antara hoop stress dengan waktu kegagalan (time-to-failure) mengacu pada persamaan ISO (International Standards Organization) seperti pada persamaan 3.3.

Tabel 1 Jenis dan klasifikasi bahan.

Jenis bahan MRS pada 50 tahun dan 20°C (MPa) Tegangan desain hidrostatis (diijinkan.(MPa) σs) maksimum yang

PE 100 10 8

PE 80 8 6.3

b) Syarat Sifat Mekanik

Uji Ketahanan Hidrostatik yang digunakan untuk mengontrol material, disebut juga uji sifat mekanik. SNI 06- 4829-2005 mensyaratkan pipa harus memenuhi ketahanan uji hidrostatik seperti pada tabel 2. Tekanan Hidrostatik yang diberikan pada pengujian dihitung berdasarkan persamaan 3.3.

Tabel 2. Ketahanan Hidrostatik Pipa

Tegangan Uji (Hoop Stress), σ (Mpa) Jenis bahan

100 jam pada 20°C 165 jam pada 80°C 1000 jam pada 80°C

PE 100 12.4 5.5 5.0

(6)

STUDI EKSPERIMEN

a) Uji Ketahanan Hidrostatik.

Pada pekerjaan pengadaan air minum di Kabupaten Lampung Barat, digunakan pipa HDPE dengan merk dagang TYCO.

Untuk kontrol kwalitas material pipa,diadakan serangkaian uji laboratorium sesuai SNI 06- 4829-2005. Pengujian dilakukan di pabrik pipa, Krawang dan di Sentral Technology Polimer, Serpong, Tangerang.

Berkaitan dengan mutu pipa, ketentuan material adalah sebagai berikut:

¾ Kompon ditetapkan berdasarkan jenis bahan agar sesuai dengan Syarat Kekuatan Minimum (MRS= Minimun Required Strength) yang berlaku.

¾ Jenis dan klasifikasi bahan adalah: (a) Jenis bahan : PE 100,(b) MRS pada 50 tahun dan 20°C sebesar 10 Mpa,(c) Tegangan Disain Hidrostatis (σs) maksimum yang diijinkan = 8 Mpa.

¾ Selain itu pipa harus lolos uji Ketahanan Hidrostatik seperti pada persamaan 3.3 dengan σ = Tegangan Uji (Hoop Stress), Bar = 5.5 MPa = 55 Bar.

Diameter pipa yang diuji dan jenis uji dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 : Diameter pipa yang diuji dan jenis uji Diameter luar pipa

HDPE Jenis Uji

(mm) Tekanan hidrostatik, P=

6.8 bar, 80 °C, 165 jam ditingkatkan berangsur angsur sampai pipa Tekanan hidrostatik sampai pipa pecah , P pecah.pada suhu 20 °C

355 X -

315 X X

250 X X

X = pengujian dilakukan - = pengujian tidak dilakukan

Besarnya Tekanan Hidrostatik (P) pada pengujian dihitung berdasarkan persamaan 3.3. dan besarnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 :Tekanan Hidrostatik (P) pada pengujian Diameter luar pipa HDPE Hoop Stress (σ) Tebal dinding minimum (e min) Diameter luar maksimum (D max) Tekanan Hidrostatik (P) (mm) (bar) (mm) (mm) (bar) 355 55 21.3 359.1 6.81 315 55 19.0 319.0 6.84 250 55 15.0 251.5 6.85

Deformasi yang terjadi pada bagian kiri pipa dan kanan pipa sejarak 15 cm dari tepi pipa dan bagian tengah setelah pipa diberikan tekanan hidrostatik, P= 6.8 bar,pada suhu 80 °C, selama 165 jam dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 7.

Semua pipa lulus dalam test ini .Tidak terdapat retakan atau kebocoran.

Tabel 5 : Deformasi yang terjadi setelah pipa diberikan tekanan hidrostatik, P= 6.8 bar,pada suhu 80 °C, selama 165 jam

Diameter luar pipa

HDPE rata2 benda uji Tebal dinding Deformasi (mm)

(mm) (mm) Kiri Tengah Kanan

355 21.85 5.7 5.7 5.7 315 19.4 11.3 12.3 11.9 250 15.4 9.1 10.9 9.2

(7)

Deformasi Pipa HDPE

di bagian kiri,tengah dan kanan pada tes hidrostatis (6.8 bar,80C,165 jam)

0 2 4 6 8 10 12 14 0 20 40 60 80 100

Pos is i diuk ur dari te pi pipa(cm )

D e fo rm a ti on (mm) Outer Diameter 355 mm Outer Diameter 315 mm Outer Diameter 250 mm Poly. (Outer Diameter 315 mm)

Poly. (Outer Diameter 250 mm)

Poly. (Outer Diameter 355

Gambar 7 : Deformasi pipa setelah diberikan tekanan hidrostatik, P= 6.8 bar,pada suhu 80 °C, selama 165 jam

b) Uji Pecah (Burst Test)

Walaupun uji pecah tidak di syaratkan oleh SNI 06- 4829-2005, tetapi untuk mengetahui kemampuan maksimum pipa diadakan uji tersebut.

Pipa diuji pada suhu 20°C, pipa dengan diameter 315 mm diuji sampai tekanan 60 bar, tetapi pipa belum pecah. Pengujian dihentikan karena kapasitas alat uji hanya mampu menberikan tekanan sampai 60 bar.Deformasi pipa yang terjadi yaitu 37.1 mm.Lihat gambar 8.

Pipa dengan diameter 250 mm diuji sampai pecah yaitu pada tekanan 46 bar.Grafik tekanan versus waktu pada uji hidrostatis dan uji pecah dapat dilihat pada gambar 9. Foto pipa setelah pecah dapat dilihat pada gambar 10.

UJi Tekanan Hidrostatik dan Pecah Pipa HDPE Diameter 315 mm

0 10 20 30 40 50 60 70 0 10 20 30 40 Waktu (m enit) Te k a na n ( b a

r) Burst Test 20C,35 menit

Hydrostatic Test,80C,165 jam

Poly. (Burst Test 20C,35 menit)

Linear (Hydrostatic Test,80C,165 jam)

Grafik 8 :Uji Tekanan Hidrostatik dan Pecah,Pipa HDPE Diameter 315mm

Uji Tekan Hidrostatik dan Pecah Pipa HDPE Diameter 250mm

0 10 20 30 40 50 0 20 40 60 80 100 120 Waktu (menit) T e kan an ( b ar

) Burst Test 20C,110 menit

Hydrostatik Test,80C,165 jam

Poly. (Burst Test 20C,110 menit)

Linear (Hydrostatik Test,80C,165 jam)

(8)

Gambar 10. Foto pipa setelah pecah

KESIMPULAN

1. Pipa lulus uji Ketahanan Hidrostatik sebesar P= 6.8 bar,pada suhu 80 °C, selama 165 jam. Tidak dijumpai

adanya retakan maupun kebocoran. 2. Deformasi yang terjadi pada pipa dengan :

¾ Diameter luar 355 mm, pada bagian kiri, tengah dan kanan masing masing sama sebesar 5.7 mm,

¾ Diameter luar 315 mm, pada bagian kiri, tengah dan kanan masing masing sebesar 11.3 mm, 12.3 mm dan 11.9 mm.

¾ Diameter luar 250 mm, pada bagian kiri, tengah dan kanan masing masing sebesar 9.1 mm, 10.9 mm dan 9.2 mm.

Tidak ada ketentuan dalam SNI yang mengatur besarnya deformasi yang diijinkan setelah pengetesan dilakukan.

3. Untuk pipa dengan diameter luar 250 mm, pipa pecah pada tekanan 46 bar, berarti pada 6.7 kali ketahanan hidrostatik yang disyaratkan, sedang pada pipa dengan diameter 315 mm pada tekanan 60 bar, yaitu 8.8 kali ketahanan hidrostatik yang disyaratkan,pipa belum pecah, pengujian dihentikan karena ketidak mampuan alat untuk menaikkan tekanan, deformasi yang terjadi sebesar 37.1 mm.

4. Berdasarkan ketentuan pada SNI ini, maka apabila pipa dioperasikan tidak melampaui tekanan disain yang disyaratkan yaitu 8 MPa, pada suhu tidak lebih dari 20°C, maka diharapkan setelah 50 tahun, Kekuatan Minimum (Minimum Strength, MRS) masih diatas 10 MPa. Maka dengan kata lain umur layan pipa adalah minimum 50 tahun.

Daftar Pustaka:

Ilham Hatta, Supriadi, Sutarjo. (2003). .Teknik Pengkajian Sisa Umur Pipa yang telah Beroperasi pada Suhu Tinggi, BPPT, Jakarta

Laboratorium Pabrik Pipa HDPE Tyco,(2008).Test Record, Specimen Photos and Certificate of Analysis,Kerawang Nasiri,Syah Johan A,(2006) Chemistry & Properties and Processing Behaviour of Polyetylene, Training Teknologi

Plastik, Sentra Teknologi Polimer , Serpong, Tangerang.

Plastic Pipe Institute (1992) Technical Pipe Report TR-4,Recomended Hydrostatic Strength and Design Stresses for Thermoplastic Pipe and Fitting Compounds, Washington ,DC

SNI 06- 4829-2005 Pipa Polietilina Untuk Air Minum, (2005), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta

Wijaya ,R.(2006),Properties and Structure Property Relations, Training Teknologi Plastik, Sentra Teknologi Polimer , Serpong, Tangerang.

Wijaya ,R.(2006),Short Term & Long Term Properties of Polymers, Training Teknologi Plastik, Sentra Teknologi Polimer , Serpong, Tangerang.

Ucapan Terimakasih.

Ucapan terimakasih ditujukan kepada:

(1) Bpk Ir.Mulyadi Irsan,MT, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Lampung Barat, (2) Bpk Ir.M Yusuf Sulfrarano, MBA,Rektor Universitas Bandar Lampung dan

(3) Ibu Helga dan Bpk Ach Zaenudin, Kepala Departemen Kontrol Kualitas dan Marketing PT Tyco Eurapipe Indonesia, atas bantuannya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Gambar

Gambar 1. Kebutuhan Energi untuk memproduksi  berbagai material
Gambar 2. Perkembangan Pipa HDPE di Amerika Utara
Gambar 5. Kurva Regangan & Waktu pada Tegangan Konstan dan Temperatur 23°C.
Gambar 6. Kurva Keruntuhan Creep pada pipa HDPE
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok II, III, IV, V memiliki rata-rata aktivitas SOD lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok I (kontrol negatif), yang membuktikan bahwa pemberian vitamin C

Gambar diatas adalah boxplot dari data survey mengenai daya tahan baterai, dari gambar dapat diketahui bahwa data belum normal, garis median data tidak berada tepat

Pembayaran Imbalan dan/atau Nilai Nominal SBSN dilakukan pada tanggal jatuh waktu atau pada Hari Kerja berikutnya apabila tanggal jatuh waktu bertepatan dengan hari

Penelitian ini dirancang untuk menentukan hubungan kepercayaan matematika dan hasil belajar statistika dasar mahasiswa program studi pendidikan matematika yang belajar dengan

Dari segi warna, yeast yang juga sangat berperan dalam proses fermentasi alkohol ini mempunyai warna putih kekuningan yang dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni, sehingga

Sesuai dengan paradigma penelitian dan fokus masalah yang diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian atau kategori populasinya adalah para pejabat

a. Faktor Biologis yang terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya,

Peserta didik dengan kelompoknya mendiskusikan dan bekerjasama membuat kartu ucapan sendiri dengan menggunakan ungkapan yang telah dipelajari dengan memperhatikan fungsi sosial,