• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KERANGKA STRATEGIS PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KERANGKA STRATEGIS PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V - 77

KERANGKA STRATEGIS PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

Dalam Pembangunan inftratruktur memerlukan pendanaan yang cukup besar dikarenakan sumber dana APBD tidak mencukupi dalam hal pemenuhannya, maka sangat diperlukan sumber dana yang lainnya, baik bersumber dari APBD Provinsi, APBN maupun sumber dana yang lainnya.

5.1. Potensi Pendanaan APBD Kabupaten

Pemenuhan infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, namun Ditjen Cipta Karya juga turut membantu dalam melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM.

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

(2)

BAB V - 78

Th 2012

Th 2013

Th 2014

Th 2015

Th 2016

Th 2017

Th 2018

Th 2019

Th 2020

Th 2021

1

2

3

4

5

6

2

3

4

5

6

Pengembangan Kawasan Permukiman

Penataan Bangunan dan Lingkungan

19,100,000,000 1,550,000,000 1,300,000,000 28,060,480,000 45,458,975,000 50,004,872,500 55,005,359,750 60,505,895,725 66,556,485,298 73,212,133,827

Pengembangan SPAM

6,095,566,900 9,431,581,977 4,699,424,000 3,971,044,000 46,904,380,000 51,594,818,000 56,754,299,800 62,429,729,780 68,672,702,758 75,539,973,034

Pengembangan PLP

1,949,139,000 3,284,994,000 5,563,012,727 5,811,410,000 6,605,340,000 7,265,874,000 7,992,461,400 8,791,707,540 9,670,878,294 10,637,966,123

Total Bidang Cipta Karya

27,144,705,900 14,266,575,977 11,562,436,727 37,842,934,000 98,968,695,000 108,865,564,500 119,752,120,950 131,727,333,045 144,900,066,350 159,390,072,984

Total Belanja Dinas PU

108,518,141,734 85,833,482,213 54,866,910,987 119,784,478,252 232,005,730,423 255,206,303,465 280,726,933,812 308,799,627,193 339,679,589,912 373,647,548,904

Prosentase Pendanaan Bidang Cipta Karya

terhadap Dinas

25.01%

16.62%

21.07%

31.59%

42.66%

42.66%

42.66%

42.66%

42.66%

42.66%

SEKTOR

REALISASI

PROYEKSI

(3)

BAB V - 79

2012

2013

2014

2015

2016

1

2

3

4

5

6

DAK Air Minum

3,285,171,900 1,218,789,000 2,243,468,182 3,337,920,000 46,904,380,000

DAK Sanitasi

1,086,010,000 750,930,000 1,658,250,000 2,757,030,000 2,755,340,000

TOTAL

4,371,181,900 1,969,719,000 3,901,718,182 6,094,950,000 49,659,720,000

Jenis DAK

Alokasi Anggaran Tahun

Tabel5.2

PerkembanganInfrastrukturCiptaKaryaMelaluiPembiayaanDAK dalam5 TahunTerakhir

5.2. Potensi Pendanaan APBD Provinsi di Kabupaten Morowali

Di dalam pemenuhan Infrastruktur di semua kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, maka pemerintah provinsi juga turut serta bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan sarana & Prasaran dasar masyarakat. Baik dalam penyusunan program, pengendalian, pemantauan, evaluasi maupun pembiayaan. Dalam hal pembangunan infratruktur terkait bidang Cipta Karya pemerintah provinsidi lakukan secara stimulant melalui dinas Cipta Karya, Perumahan dan Tata ruang.

5.3. Potensi Pendanaan APBN diKabupaten Morowali

Meskipun pembangunan infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada dilingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana kedaerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu Kabupaten Morowali perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya didaerah tersebut.

(4)

BAB V - 80 Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost- recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-costrecovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Tabel Perusahan Daerah & Swasta yang berpotensi Kerja Sama

Nama Perusahaan Bentuk Kerjasama / Partisipasi Kegiatan

PDAM Belumada KSP

PD Morowali Belumada KSP

5.5. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya didaerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM , maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Untuk itu, pemerintah daerah didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN diKabupaten Morowali. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.

(5)

BAB V - 80 5.5.1. Perkembangan Pembiayaan Dalam Pemenuhan Infrastruktur Bidang Cipta Karya 3

Tahun Terakhir

Pemerintah Kabupaten Morowali memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman didaerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

(6)

BAB V - 80 Tabel5.6

Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 3 Tahun Terakhir

Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Bidang Cipta Karya 27,144,705,900 25.01% 14,266,575,977 16.62% 37,842,934,000 68.97% 37,842,934,000 31.59% 98,968,695,000 42.66% Pengembangan Air Minum Pengembangan PPLP Pengembangan Permukiman

Penataan Bangunan dan

Lingkungan 19,100,000,000 70.364% 1,550,000,000 10.865% 1,300,000,000 3.435% 28,060,480,000 74.150% 45,458,975,000 45.933% Sektor 6.674% 0% - 0% - 0% - 0% - 0% - 232,005,730,423 1,949,139,000 7.181% 3,284,994,000 23.026% 5,563,012,727 10.493% 3,971,044,000 10.493% 46,904,380,000 47.393% 14.700% 5,811,410,000 15.357% 6,605,340,000 6,095,566,900 22.456% 9,431,581,977 66.110% 3,971,044,000 54,866,910,987 Tahun Anggaran 2012 2013 2014 2015 2016

Total Belanja Dinas

(7)

BAB V - 80 5.5.2. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun

Terakhir

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit

oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta

Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.

Daftar Perusahaan Daerah

Nama Perusahaan Daerah Bidang/Kegiatan Yang di Tangani

PDAM Penyediaan Air Minum

PD Morowali Perdagangan

5.5.3. Perkembangan Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Masyarakat Dalam pemenuhan infrastruktur diharapkan partisipasi dari masyarakat, untuk itu

pemerintah Kabupaten Morowali mempunyai program pemberdayaan masyarakat baik program yang bersifat top douwn dari pemerintah maupun murni pemberdayaan kegiatan itu.

Gambar

Tabel Perusahan Daerah  & Swasta yang  berpotensi Kerja Sama

Referensi

Dokumen terkait

Materi ajar pantun dalam buku siswa Bahasa Indonesia ada 12 materi. Materi cerpen yang relevan dengan KI-1 sikap spiritual ada 12 materi karena materi ajar tersebut

Selain itu, hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gardner (2001) di Ghana, yang menyatakan bahwa densitas energi memiliki hubungan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa adanya hubungan antara pola asuh orangtua dengan status gizi siswa

Dalam memberantas korupsi, Indonesia telah memiliki sejumlah payung hukum yang menjadi dasar legitimasi bagi pemberantasan korupsi di Indonesia, diantaranya, Undang-undang

Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah untuk membuktikan

Bahan baku yang paling berpengaruh dalam pembuatan (formulasi) biskuit yaitu soft flour, pati modifikasi A, pati modifikasi B dan bahan pengembang dengan variabel (respon)

Mengingat luasnya permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Prancis maka masalah yang dapat dibatasi dalam penelitian ini adalah mengenai efektifitas metode kelompok

Beberapa hal yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi masa kini telah ditambahkan dalam buku pedoman ini, serta dilengkapi dengan pedoman dan tips-tips penulisan