• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA MENGGUNAKAN OPERASI YANG DIHENTIKAN TERHADAP CORE EARNINGS PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA MENGGUNAKAN OPERASI YANG DIHENTIKAN TERHADAP CORE EARNINGS PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA

MENGGUNAKAN OPERASI YANG

DIHENTIKAN TERHADAP CORE EARNINGS

PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

PERIODE TAHUN 2002-2011

EDWIN

Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Edwin_mars90@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen laba mengunakan operasi yang dihentikan terhadap core earnings pada perusahaan di Indonesia periode 2002-2011. Dalam penelitian ini, peneliti melihat dampak pengaruh dari manajemen laba terhadap peningkatan core earnings perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia

www.idx.co.id. Populasi data dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2011. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2010 dikarenakan penelitian membutuhkan 2 tahun lag data dan 1 tahun lead data. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan model regresi linear berganda. Metode analisis data antara lain menggunakan pengujian statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan manajemen laba menggunakan operasi yang dihentikan ini berpengaruh tidak signifikan terhadap core earnings. Dengan demikian dapat disimpulkan manajer di Indonesia tidak terbukti melakukan manajemen laba menggunakan operasi yang dihentikan.

Kata Kunci: Core earnings, unexpected core earnings, classification shifiting, operasi yang dihentikan

PENDAHULUAN

Manajemen laba atau earnings management adalah penyajian yang tidak tepat atas proforma ekonomis pada laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen atau penyedia laporan keuangan dengan meningkatkan atau menurunkan laba atau earnings yang dilaporkan. Manajemen laba merupakan salah satu fenomena yang tidak asing lagi didalam dunia akuntansi. Istilah manajemen laba ini muncul disebabkan karena konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau penyedia laporan

(2)

keuangan untuk memanipulasi informasi akuntansi khususnya laba. Manipulasi laba ini bertujuan untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan perusahaan karena ada motivasi atau tekanan yang muncul di sisi penyedia laporan keuangan untuk memanipulasi laporan keuangan.

Manajemen laba akan menimbulkan intepretasi yang salah dari para pengguna laporan keuangan, sehingga akan menyebabkan pengambilan keputusan yang salah dari pengguna laporan keuangan. Sebagai contoh seorang investor akan salah mengambil keputusan dalam melakukan investasi pada suatu entitas dimana entitas itu melakukan manajemen laba. Ekspektasi dan prediksi akan keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut akan berbeda dari keuntungan aktual dari aktivitas investasi tersebut. Menurut (National Commission on Fraudelent Financial Reporting, 1987 dalam Wahyudin 2003) manajemen laba merupakan tindakan yang dapat menyesatkan pemakai laporan keuangan dengan menyajikan informasi tidak akurat dan bahkan kadang merupakan penyebab terjadinya tindakan illegal, seperti penggunaan metode-metode akuntansi yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Manajemen laba memang berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau earnings, hal ini disebabkan karena laba yang diperoleh suatu entitas sering dijadikan tolak ukur dari para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan sering menjadikan laba atau earnings menjadi indikator keberhasilan dan kesuksesan dari sebuah entitas. Karena hal itulah setiap entitas berkeinginan untuk melaporkan tingkat laba yang lebih tinggi.

Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau penyedia laporan keuangan, karena terdapat motivasi yang diharapkan dari tindakan tersebut. Gumanti (2000) mengatakan bahwa manajemen laba merupakan salah satu topik yang menarik untuk diteliti dan dibahas. Karena dengan meneliti manajemen laba dapat diperoleh gambaran akan perilaku para manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya selama periode tertentu dengan adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur laba atau data keuangan lain yang dilaporkan. Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi tetapi juga dapat dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan karena memang diperkenankan menurut standar dan peraturan yang berlaku.

Manajemen laba dapat dilakukan dengan berbagai metode tergantung pilihan penyedia laporan keuangan dalam memperoleh hasil yang mereka inginkan. Manajemen laba umumnya dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yaitu manajemen laba yang melanggar peraturan akuntansi yang berlaku dan manajemen laba yang tidak melanggar peraturan akuntansi yang berlaku dan. Menghilangkan beban, penjualan fiktif dan mengakui beban sebagai aset merupakan salah satu manajemen laba yang melanggar peraturan akuntansi yang berlaku. Sedangkan manajemen laba yang tidak melanggar peraturan yang berlaku contohnya adalah pemilihan metode, pengubahan unsur estimasi dan lain-lain. Sementara Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) menyatakan bahwa manajemen laba dapat dilakukan menggunakan tiga metode yaitu melalui accrual management, real activity manipulation, dan

classification shifiting. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai penggunaan manajemen laba melalui classification shifting. Classification shifting berpengaruh pada pelaporan pendapatan, beban,

keuntungan dan kerugian dalam laporan keuangan tetapi tidak seperti pada 2 metode yang lain seperti

accrual management dan real activity manipulation, classification shifting tidak merubah nilai dari net income.

McVay (2006) membahas dua alasan mengapa classification shifting merupakan metode manajemen laba yang mempunyai biaya yang relatif rendah. Hal ini terjadi karena tidak seperti accrual

management atau real activity manipulation, penggunaan classification shifting tidak akan

menghasilkan “settling-up” (penyelesaian) dimasa yang akan datang sebagai akibat dari manajemen laba dimasa yang lalu, apabila manajer ingin meningkatkan pendapatan melalui accrual management, pada suatu saat akrual ini harus dibalik menggunakan jurnal pembalik. Penggunaan jurnal pembalik ini akan mengurangi pendapatan dimasa yang akan datang dan apabila manajer ingin meningkatkan earnings menggunakan dengan menggunakan metode real activity manipulation, seperti mengurangi beban penelitian dan pengembangan, maka hal ini akan membuat pendapatan yang dihasilkan melalui proyek dan pendapatan dimasa yang akan datang menjadi lebih kecil. Tidak seperti classification

shifting yang hanya melibatkan laporan recurring expense yang sederhana pada non-recurring expense

dalam income statement, dan tidak mempunyai implikasi terhadap pendapatan dimasa yang akan datang. Yang kedua, karena classification shifting tidak merubah laba bersih, sehingga ada indikasi bahwa auditor dan regulator tidak akan meneliti dengan cermat mengenai kemungkinan terjadinya

(3)

Manajemen laba telah menjadi topik yang menarik, Dechow et al (1995), Payne dan Rob (2000) melakukan penelitian mengenai manajemen laba dan menemukan bahwa manajemen laba dapat dilakukan melalui accruals management. Dechow dan Sloan (1991), Bushee (1998), dan Roychowdhury (2006) menyatakan manajemen laba dapat dilakukan menggunakan metode real

activity manipulation. Sedangkan penelitian manajemen laba menggunakan metode classification shifting melalui extraordinary item dilakukan oleh Ronen dan Sadan (1975), dan Barnea et al. (1976).

McVay (2006) dan Fan et al. (2010) melakukan penelitian classification shifting melalui special item. Sedangkan penelitian classification shifting menggunakan operasi yang dihentikan dilakukan oleh Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) yang berjudul “Earnings Management Using Discontinued

Operations”.

McVay (2006) menemukan bahwa ada intensi manajemen untuk melakukan manajemen laba menggunakan classification shifiting melalui special items. Mcvay (2006) menemukan bahwa pada saat perusahaan melaporkan special items pada tahun t maka core earnings perusahaan tersebut akan meningkat dibandingkan dengan core earnings tahun sebelumnya, akan tetapi core earnings pada tahun selanjutnya akan menunjukan penurunan apabila perusahaan tidak melaporkan special items. Apabila perusahaan yang melaporkan special items pada tahun t+1 akan membuat perubahan core

earnings pada tahun t+1 akan meningkat. Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) menemukan bahwa ada

intensi manajemen dalam melakukan manajemen laba menggunakan classification shifting menggunakan operasi yang dihentikan. Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) menemukan bahwa pada saat perusahaan melaporkan special items pada tahun t maka core earnings perusahaan tersebut akan meningkat dibandingkan dengan core earnings tahun sebelumnya, akan tetapi core earnings pada tahun selanjutnya akan menunjukan penurunan apabila perusahaan tidak melaporkan special items. Apabila perusahaan yang melaporkan special items pada tahun t+1 akan membuat perubahan core

earnings pada tahun t+1 akan meningkat.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Barua, Lin dan Sbaraglia (2010). Metodologi yang digunakan serupa dengan McVay (2006) yang menggolongkan core earnings menjadi expected dan unexpected. Peneliti menggunakan core earnings ini untuk menguji apakah ada tindakan yang dilakukan oleh para manajer untuk melakukan manajemen laba. Seperti yang kita ketahui didalam laporan laba rugi terdapat 2 komponen yaitu recurring dan non-recurring items, dengan penelitian ini juga sekaligus menyediakan bukti bahwa recurring income yang tercermin dari subtotal pada laporan laba dan rugi lebih menarik perhatian investor daripada “bottom line” dari laporan laba rugi yang mengandung nilai dari non-recurring income. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lippe (1989), Hanna dan Elliott (1999) dan Bradshaw dan Sloan (2002) menunjukan bahwa investor lebih cenderung untuk melihat core earnings dibandingkan dengan net income sebagai tolak ukuran kinerja perusahaan. Dikarenakan core earnings mengandung akun-akun yang sifatnya berulang dan diharapkan akan terjadi pada masa depan. Tidak seperti net income yang mengandung akun yang sifatnya irregular dan unusual yang hanya akan muncul sewaktu-waktu saja.

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk,Mengetahui apakah penggunaan classification shifting melalui operasi yang dihentikan sering dilakukan oleh para manajer, Mengetahui pengaruh classification shifting terhadap core earnings, Mengetahui apakah penggunaan classification shifting melalui operasi yang dihentikan ini digunakan oleh para manajer untuk mencapai atau melampaui tolak ukur tertentu.

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian manajemen laba melalui accrual

management (Dechow et al. 1995; Payne and Robb 2000), real activity management (Dechow dan

Sloan 1991; Bushee 1998; Roychowdhury 2006) dan classification shifting (Ronen dan Sadan 1975; Barnea et al. 1976; McVay 2006; Fan et al. 2010). Tetapi meningkatkan pendapatan masa kini menggunakan 2 metode yang pertama dapat berpotensi untuk mengurangi pendapatan dimasa yang akan datang. Menurut (Nelson et al. 2002) classification shifting ini akan membuat suatu akun kurang diperhatikan oleh auditor dan regulator, sebab classification shifting hanya memindahkan pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian pada item yang berada dalam income statement.

Penelitian ini menginvestigasi apakah adanya penggunaan operasi yang dihentikan melalui

classification shifting. Penelitian ini termotivasi dari penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa

manajer cenderung melakukan manajemen laba ketika melaporkan item “dibawah” income statement. Operasi yang dihentikan merupakan item yang muncul “dibawah” dari income statement maka menimbulkan kemungkinan bahwa manajer akan lebih sering melakukan penggunaan classification

shifting melalui operasi yang dihentikan ini. Karena ada kemungkinan pengklasifikasian beban operasi

ke operasi yang dihentikan maka disusunlah hipotesis sebagai berikut (Dinyatakan dalam hipotesis alternatif):

(4)

H1: Manajer menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan untuk

meningkatkan core earnings

Untuk menyimpulkan hipotesis 1 ini maka perlu dilakukan pengujian terhadap hipotesis 2a. Pelaporan operasi yang dihentikan diekspektasikan akan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap core earnings. Sebab adanya indikasi bahwa manajer melaporkan operasi yang dihentikan dengan tujuan untuk meningkatkan core earnings tahun sebelumnya atau untuk menghindari core earnings yang negatif pada tahun t sehingga diajukan hipotesis sebagai berikut (Dinyatakan dalam hipotesis alternatif):

H2a: Pelaporan operasi yang dihentikan berpengaruh terhadap unexpected core earnings.

Untuk dapat menyimpulkan hipotesis 1 juga diperlukan melakukan pengujian terhadap hipotesis 2b dibawah ini. Pelaporan operasi yang dihentikan pada tahun t akan membuat core earnings pada tahun t meningkat akan tetapi core earnings pada tahun t+1 akan diprediksi menurun sehingga nilai dari unexpected change in core earnings juga diekspektasikan akan menurun. Akan tetapi pelaporan operasi yang dihentikan pada tahun t+1 bertujuan untuk menghindari core earnings yang lebih rendah dari core earnings tahun sebelumnya sehingga pelaporan operasi yang dihentikan pada tahun t+1 diprediksi akan memiliki hubungan yang positif dengan unexpected change in core earnings maka dari itu didapat hipotesis sebagai berikut (dinyatakan dalam hipotesis alternatif):

H2b: Manajer menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan pada tahun t+1

dengan tujuan mencapai atau melebihi core earnings tahun sebelumnya.

METODE PENELITIAN

Objek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk diamati adalah perusahaan yang telah go public dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2002-2011. Karena keterbatasan akses untuk memperoleh data laporan keuangan yang lengkap maka peneliti hanya menggunakan periode tahun 2002-2011 sebagai objek penelitian yang akan diobservasi. Perusahaan yang menjadi objeknya merupakan semua perusahaan, baik yang melaporkan item operasi yang dihentikan dan yang tidak melaporkan item operasi yang dihentikan.

Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang berbentuk angka berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2004-2010 dikarenakan penelitian ini membutuhkan dua tahun lag dan satu tahun lead sehingga membutuhkan periode pengamatan yang lebih panjang, yaitu periode pengamatan dari tahun 2002-2011. Semua data penelitian ini diperoleh dari Situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id berupa laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. Berdasarkan sumber datanya, maka data ini termasuk data sekunder karena diperoleh secara tidak langsung atau lewat pihak lain.

Sampel yang diperoleh kemudian diobservasi lebih lanjut untuk memperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria. Dari sampel laporan keuangan yang diperoleh dari tahun 2004-2010 diambil sampel yang mempunyai akun operasi yang dihentikan dalam laporan keuangannya. Karena penelitian ini memerlukan 1 tahun dari data lead dan 2 tahun dari data lag maka sampel yang diambil haruslah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan 4 tahun berturut-turut secara konsisten

Untuk memperoleh kesimpulan dan menjawab hipotesis yang telah disusun, maka peneliti melakukan pengujian statistik berdasarkan data-data yang dikumpulkan. Pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Untuk mengukur core earnings, expected core earnings, unexpected core earnings dan unexpected change in core earnings maka digunakan model yang dilakukan oleh McVay (2006). Core earnings dapat didefinisikan sebagai laba dari operasi sebelum operasi yang dihentikan. Untuk mengestimasi unexpected core earnings dan unexpected change in core earnings maka harus dihitung terlebih dahulu nilai dari predicted core earnings dan predicted change in core earnings digunakan model seperti dibawah ini:

CEt = α0+ α1CEt-1+ α2ACCRUALSt-1+ α3 ACCRUALSt+ α4 SALESt + εt (1) CEt = α0+ α1CEt-1+ α2CEt-1+ α3 ATOt+ α4ACCRUALSt-1+ α5ACCRUALSt +

(5)

Dimana:

CEt = core earnings, yang dihitung dari [sales-cost of goods sold – selling, general and administrative expense] / sales

CEt = perubahan pada Core Earnings yang dihitung CEt - CEt−1

ATOt = Asset turnover ratio dimana sales/ (NOAt + NOAt−1) NOA = Net operating sssets

= operating assets - operating liabilities

= [Total asset- cash and short term investment] – [total assets – total debt – book value of common and preferred equity – minority interest]

ATOt = perubahan asset turnover yang dihitung dari (ATOt- ATOt-1)

ACCRUALSt = operating accruals yang dihitung [Net income before extraordinary items – cash from operations]/ sales

SALESt = persentase perubahan penjualan yang dihitung dari (SALESt-

SALESt-1)

Untuk menyediakan bukti dari classification shifting peneliti menguji hubungan positif antara unexpected core earnings dan operasi yang dihentikan pada tahun akun operasi yang dihentikan muncul pada laporan keuangan perusahaan. Akan tetapi hubungan positif dapat muncul secara otomatis karena penghapusan nilai operasi yang membuat penurunan pendapatan, karena ekspektasi untuk model CEt termasuk core earnings tahun sebelumnya (CEt-1) sebagai variabel independen. Peneliti menggunakan data yang telah dinilai kembali untuk mengitung variabel yang termasuk dalam model ekspektasi untuk perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan pada tahun tersebut. Untuk mengukur expected core earnings dan expected change core earnings peneliti mengunakan persamaan 1 dan 2.

Penelitian ini mengikuti McVay (2006) dalam mendesain model regresi untuk menilai apakah perusahaan meningkatkan core earnings menggunakan classification shifting pada saat melaporkan Operasi yang dihentikan. Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) memodifikasi persamaannya dengan mensubtitusikan special items (%SI) menjadi Operasi yang dihentikan (%DO) dan menambah variabel kontrol untuk persamaan 3a dan 3b. Variabel control yang ditambahkan berupa ukuran perusahaan/firm size (SIZEt), book-to-market ratio (BMt), akrual/accruals (ACCRUALSt), arus kas dari operasi/operating cash flow (OCFt). Tapi karena keterbatasan data yang diperoleh peneliti, maka peneliti memutuskan untuk mengeluarkan variabel kontrol book-to-market ratio (BMt) dari persamaan. Sehingga diperoleh persamaan dibawah ini:

UE_CEt = α0+ α1%DOt+α2SIZEt+α3ACCRUALSt+α4OCFt+α5ROAt+ εt (3)

UE_∆CEt+1=α0+α1%DOt+α2%DOt+1+α3SIZEt+α4ACCRUALSt+α5OCFt+α6ROAt + εt (4)

Perilaku Classification Shifting dari perusahaan dapat bermacam-macam, tergantung dari apakah perusahaan ingin melaporkan semua keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan (Barua 2010). Jadi untuk menguji hal ini maka variabel operasi yang dihentikan (%DO) diubah menjadi 2 variabel yaitu operasi yang dihentikan dengan overall losses (%DO_NEG) dan operasi yang dihentikan dengan overall gain (%DO_POS) sehingga diperoleh persamaan dibawah ini:

UE_CEt=α0+α1%DO_NEGt+α2%DO_POSt+α3SIZEt+α4ACCRUALSt+α5OCFt+α6ROAt+εt (5 UE_∆CEt+1=α0+α1%DO_NEGt++α2%DO_POSt+α3%DO_NEGt+1+α4%DO_POSt+1

5SIZEt+α6ACCRUALSt+α7OCFt+α8ROAt + εt (6)

Untuk dapat menyimpulkan hipotesis 1 (H1) harus dilakukan pengujian terhadap hipotesis 2a (H2a) dengan melakukan regresi terhadap persamaan (3a) dan (4a). Barua, Lin dan Sbaraglia (2010) menyatakan bahwa terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara operasi yang dihentikan (%DOt) dengan unexpected core earnings (UE_CEt). Untuk perusahaan yang melaporkan kerugian pada akun operasi yang dihentikan (%DO_NEGt) diyakini memiliki hubungan yang positif, karena manajemen akan mengalihkan core expense atau beban operasional mereka kedalam operasi yang dihentikan untuk menghindari core earnings yang negatif pada laporan keuangan dan membuat core earnings menjadi lebih besar daripada yang seharusnya. Sedangkan untuk perusahaan yang melaporkan keuntungan pada akun operasi (%DO_POSt) yang dihentikan maka peneliti mengasumsikan adanya hubungan yang negatif antara operasi yang dihentikan (%DO_POSt) dengan unexpected core earnings (UE_CEt). Akan tetapi, hubungan positif ini juga dapat terjadi apabila perusahaan membuat peningkatan pada operasi mereka karena penghentian operasi yang merugikan

(6)

perusahaan. Dalam kasus ini apabila terjadi hubungan yang positif pada kenaikan core earnings akibat dari peningkatan operasi, maka peningkatan core earnings ini diharapkan tetap terjadi pada tahun selanjutnya t+1. Akan tetapi, apabila kenaikan core earnings ini karena adanya classification shifting yang dilakukan oleh manajemen, maka diprediksikan adanya hubungan yang negatif antara unexpected change in core earnings pada tahun t+1 (UE_∆CEt+1) dengan operasi yang dihentikan dan

diprediksikan terjadi penurunan core earnings dari tahun t ke tahun t+1, karena core expenses yang dipindahkan kedalam akun operasi yang dihentikan pada tahun t akan terjadi lagi pada tahun t+1.

Selanjutnya untuk dapat menyimpulkan hipotesis 1 (H1) juga harus dilakukan pengujian terhadap hipotesis 2b (H2b). Pengujian hipotesis 2b (H2b) dilakukan dengan melakukan regresi antara persamaan 3b dengan 4b. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisa kemungkinan manajemen melakukan classification shifting pada tahun berikutnya dengan tujuan untuk mencapai atau melebihi core earnings dari tahun sebelumnya. Sesuai dengan prediksi pada pengujian untuk hipotesis 2a (H2a), hubungan antara unexpected change in core earnings pada tahun t+1 dan kerugian operasi yang dihentikan pada tahun t+1 (%DO_NEGt+1) akan memiliki hubungan yang positif. Dan hubungan antara unexpected change in core earnings pada tahun t+1 dan keuntungan operasi yang dihentikan pada tahun t+1 (%DO_POSt+1) di prediksi akan memiliki hubungan negatif.

HASIL DAN BAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada indikasi manajer-manajer perusahaan di Indonesia melakukan manajemen laba melalui classification shifting menggunakan akun operasi yang dihentikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh McVay (2006) dan penelitian yang dilakukan oleh Barua, Lin, dan Sbagralia (2010). Pada penelitian ini menggunakan core earnings sebagai metodologi penelitiannya. Core earnings dipercaya sering dipakai oleh analis dan investor sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.

Oleh karena itulah muncul hipotesa bahwa manajer akan melakukan manajemen laba melalui

classification shifting menggunakan akun operasi yang dihentikan untuk meningkatkan core earnings mereka (Hipotesis 1). Untuk memperoleh kesimpulan dari hipotesis ini maka perlu dilakukan pengujian

terhadap apakah manajer menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan untuk menghindari core earnings yang negatif (Hipotesis 2a) dan juga dilakukan pengujian apakah manajer menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan ini dengan tujuan untuk mencapai atau melebihi core earnings tahun berikutnya (Hipotesis 2b).

Untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisa regresi berganda antara unexpected core earnings dan unexpected change in core earnings dengan nilai discontinued operations (operasi yang dihentikan). Untuk mendapatkan kesimpulan dari hipotesis 2a maka dilakukan 2 analisis regresi berganda yaitu dengan persamaan 3 dan persamaan 5.

Tabel I

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel

Independen Koefisien sig. Α t-Statistic t-table Kesimpulan Persamaan3 DOt -1.665 0.696 0.05 2.0555 -0.396 Tolak H2a Persamaan 4 DOt -4.261 0.103 0.05 2.0595 -1.704 Tolak H2b DOt_1 -2.82 0.213 0.05 2.0595 -1.284 Tolak H2b Persamaan 5

DO_NEGt 0.233 0.792 0.05 2.0595 0.268 Tolak H2a DO_POSt -1.715 0.686 0.05 2.0595 -0.41 Tolak H2a Persamaan DO_NEGt 0.964 0.085 0.05 2.0687 1.82 Tolak H2b

(7)

6 DO_POSt -5.53 0.06 0.05 2.0687 -1.999 Tolak H2b DO_NEGt_1 -0.003 0.977 0.05 2.0687 -0.029 Tolak H2b DO_POSt_1 0.28 0.788 0.05 2.0687 0.273 Tolak H2b

Persamaan 3 = persamaan regresi antara unexpected core earnings dengan variabel independen persentase

discontinued operation; Persamaan 4 = persamaan regresi antara unexpected change in core earnings dengan

variabel independen persentase discontinued operation dan persentase discontinued operation untuk tahun t+1; Persamaan 5 = persamaan regresi antara unexpected core earnings dengan variabel DO_NEGt dan DO_POSt; Persamaan 6 = persamaan regresi antara unexpected change in core earnings dengan variabel independent DO_NEGt, DO_POSt, DO_NEGt-1, dan DO_POSt-1

Berdasarkan hasil analisis regresi persamaan 5 diperoleh kesimpulan bahwa core earnings mempunyai pengaruh negatif dengan unexpected core earnings tetapi tidak memliki pengaruh yang signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan awal peneliti bahwa apabila manajer melakukan manajemen laba menggunakan classification shifting menggunakan akun operasi yang dihentikan maka hubungan antara unexpected core earnings dengan akun operasi yang dihentikan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Karena semakin besar nilai operasi yang dihentikan yang dilaporkan maka diharapkan core earnings yang dilaporkan juga akan semakin tinggi. Dari analisis deskriptif setiap perusahaan dapat dilihat bahwa operasi yang dihentikan mempunyai pengaruh terhadap core earnings akan tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

Pada model regresi persamaan 5 akun operasi yang dihentikan dibagi menjadi 2 kriteria. Akun operasi yang dihentikan ini mempunyai 2 efek terhadap laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Pelaporan akun operasi yang dihentikan ini dapat meningkatkan laba dari perusahaan dan juga dapat menurunkan laba dari perusahaan. Maka dari itu Barua, Lin dan Sbaraglia (2010) membagi akun operasi yang dihentikan ini menjadi 2 golongan pada persamaan 5 untuk melihat pengaruhnya masing-masing terhadap operasi yang dihentikan.

Apabila perusahaan melaporkan operasi yang dihentikan dengan efek menurunkan pendapatan maka ada indikasi bahwa manajer akan mengalihkan sebagian beban operasi mereka kedalam akun operasi yang dihentikan tersebut sehingga core earnings perusahaan meningkat karena pengklasifikasian beban operasi kedalam operasi yang dihentikan. Pada kasus perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan yang memiliki efek peningkatan pendapatan maka ada indikasi bahwa manajer akan mengalihkan keuntungan yang diperoleh dari operasi yang dihentikan tersebut kedalam pendapatan hasil operasi perusahaan dengan tujuan agar core earnings dariperusahaan akan meningkat. Karena dari itulah peneliti mengindikasikan akun operasi yang dihentikan yang memiliki efek penurunan laba diharapkan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap core earnings sedangkan akun operasi yang dihentikan yang memiliki efek peningkatan laba diharapkan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap core earnings.

Dari hasil analisis regresi linear berganda pada persamaan 5 didapatkan hasil bahwa operasi yang dihentikan yang mempunyai efek penurunan pendapatan mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap core earnings. Sedangkan operasi yang dihentikan yang mempunyai efek peningkatan pendapatan mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap core earnings. Jadi berdasarkan analisis regresi linear berganda pada persamaan 3 dan persamaan 5 untuk menguji hipotesis 2a dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2a ditolak. Jadi berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di Indonesia manajer tidak menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan. Karena pelaporan operasi yang dihentikan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap core earnings.

Pada persamaan 4 dan 6 dilakukan analisis regresi linear berganda untuk menguji hipotesis 2b. Dari hasil analisis regresi linear yang dilakukan pada persamaan 4 didapatkan hasil bahwa operasi yang dihentikan pada tahun t berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap unexpected change in core

earnings. Sesuai dengan operasi operasi yang dihentikan pada tahun t+1 juga berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap unexpected change in core earnings.

Pada persamaan regresi linear 6 akun operasi yang dihentikan ini dibagi menjadi 4 kriteria yaitu operasi yang dihentikan yang mempunyai efek peningkatan pendapatan pada tahun t, operasi yang

(8)

dihentikan yang mempunyai efek penurunan pendapatan pada tahun t, operasi yang dihentikan yang mempunyai efek peningkatan pendapatan pada tahun t+1, dan operasi yang dihentikan yang mempunyai efek penurunan pendapatan pada tahun t. Persamaan ini dibuat dengan tujuan untuk menguji apakah ada kecenderungan manajer dalam melakukan classification shifting menggunakan operasi yang dihentikan ini untuk melampaui core earnings tahun sebelumnya. Sesuai dengan indikasi yang dijelaskan sebelumnya akun operasi yang dihentikan yang mempunyai efek penurunan pendapatan baik pada tahun t maupun tahun t+1 diharapkan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan core earnings. Sedangkan akun operasi yang dihentikan yang mempunyai efek peningkatan pendapatan baik pada tahun t dan tahun t+1 diharapkan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan.

Dari hasil analisis regresi linear pada persamaan 6 dengan menggunakan program SPSS maka diperoleh kesimpulan bahwa akun operasi yang dihentikan yang mempunyai efek penurunan pendapatan pada tahun t mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap unexpected change

in core earnings. Akun operasi yang dihentikan yang mempunyai efek peningkatan pendapatan pada

tahun t mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap unexpected change in core

earnings. Akun operasi yang dihentikan yang mempunyai efek penurunan pendapatan pada tahun t+1

mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap unexpected change in core earnings. Akun operasi yang dihentikan yang mempunyai efek peningkatan pendapatan pada tahun t mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap unexpected change in core earnings.

Berdasarkan hasil analisis regresi diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis 2b ditolak. Yang berarti manajer tidak melakukan classification shifting melalui operasi yang dihentikan untuk meningkatkan core earnings dengan tujuan untuk mencapai atau melebihi core earnings tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis 2a dan hipotesis 2b maka diperoleh bahwa hipotesis 1 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajer tidak menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan untuk meningkatakan core earnings. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010). Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara operasi yang dihentikan dengan core earnings yang dilaporkan oleh perusahaan sehingga manajer mempunyai indikasi melakukan classification shifting menggunakan operasi yang dihentikan untuk meningkatkan core

earnings. Pada penelitian ini tidak terjadi sigfikansi antara operasi yang dihentikan dengan core earnings disebabkan karena jumlah data yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian ini terbatas.

Tidak banyak perusahaan di Indonesia yang melaporkan operasi yang dihentikan pada laporan keuangannya. Dan juga tidak banyak perusahaan yang mengungkapkan operasi yang dihentikan dalam laporan keuangannya.

Salah satu faktor yang juga menyebabkan pengaruh antara core earnings dan operasi yang dihentikan menjadi tidak signifikan adalah karena perusahaan di Indonesia yang umumnya melaporkan operasi yang dihentikan ini sedang mengalami penurunan trend dalam bisnis usahanya, sehingga core

earnings yang dilaporkan oleh perusahaan di Indonesia umumnya memiliki nilai negatif. Yang

menyebabkan pengklasifikasian beban-beban kedalam akun operasi yang dihentikan semata-mata hanya bertujuan agar core earnings yang dilaporkan tidak memiliki nilai negatif yang terlalu besar. Penelitian ini menangkap adanya indikasi bahwa manajer cenderung mengalihkan beban kedalam operasi yang dihentikan yang mempunyai efek penurunan pendapatan. Dan manajer cenderung mengalihkan keuntungan yang diperoleh dari operasi yang dihentikan kedalam core earnings perusahaan mereka meskipun nilai yang dialihkan tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pengujian persamaan 5 dan persamaan 6 yang mengindikasikan bahwa ada hubungan positif antara core earnings dengan operasi yang dihentikan yang memiliki efek penurunan pendapatan. Dan adanya hubungan positif antara core earnings dengan operasi yang dihentikan yang memiliki efek peningkatan pendapatan.

Berdasarkan hasil uji deskriptif statistik tiap perusahaan dapat disimpulkan bahwa operasi yang dihentikan ada beberapa perusahaan yang mempunyai pengaruh positif antara operasi yang dihentikan dengan unexpected core earnings. Akan tetapi pengaruh itu positif itu tidaklah signifikan melihat persentase nilai operasi yang dihentikan sangat kecil bila dibandingkan dengan peningkatan dari

unexpected core earnings. Dari pengujian analisa deskriptif statistik tiap perusahaan juga diperoleh

bahwa tidak ada indikasi bahwa unexpected change in core earnings pada tahun t+1 akan menurun apabila perusahan tidak melaporkan operasi yang dihentikan pada tahun t+1. Banyak dari perusahaan

(9)

tersebut melaporkan unexpected change in core earnings pada tahun t+1 lebih tinggi dibandingkan dengan unexpected change in core earnings pada tahun t. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara unexpected change in core earnings pada tahun t+1 dengan operasi yang dihentikan pada tahun t+1 mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan.

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini tidak menunjukan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010). Penelitian ini tidak menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara core earnings dengan operasi yang dihentikan. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear pada model regresi ini membuktikan bahwa Hipotesis 2a dan Hipotesis 2b ditolak. Pengujian Hipotesis 2a dilakukan dengan melakukan analisis regresi pada persamaan 3 dan persamaan 5. Dari pengujian ini didapatkan hasil bahwa operasi yang dihentikan tidak mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap core earnings. Sehingga memperoleh kesimpulah bahwa operasi yang dihentikan tidak mempunyai pengaruh terhadap core earnings.

Pengujian Hipotesis 2b dilakukan dengan melakukan analisis regresi pada persamaan 4 dan persamaan 6. Dari pengujian ini tidak diperoleh bukti bahwa pelaporan operasi yang dihentikan untuk tahun+1 akan membuat perubahan core earnings pada tahun t+1 menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan core earnings tahun sebelumnya. Dari analisis deskriptif statistik tiap perusahaan juga menunjukan bahwa sebagian perusahaan menunjukan penurunan unexpected change in core

earnings pada tahun t+1 meskipun telah melaporkan oeprasi yang dihentikan pada tahun t+1.

Penolakan ini menyebabkan Hipotesis 1 juga mengalami penolakan. Sehingga dapat disimpulkan pada perusahaan di Indonesia manajer tidak terbukti melakukan manajemen laba menggunakan

classification shifting melalui operasi yang dihentikan. Dikarenakan manajer di Indonesia cenderung

melakukan manajemen laba dengan menggunakan metode lain dibandingkan dengan metode

classification shifting melalui operasi yang dihentikan. Karena operasi yang dihentikan membutuhkan

proses yang panjang dengan persetujuan dari dewan komisaris dan membutuhkan biaya yang besar. Tetapi penelitian ini juga membuktikan bahwa ada beberapa manajer yang mengalihkan beban mereka kedalam operasi yang dihentikan yang memiliki efek menurunkan pendapatan. Serta mengalihkan pendapatan yang diperoleh dari operasi yang dihentikan yang mempunyai efek meningkatkan pendapatan meskipun besarnya nilai yang dialihkan tidak besar dan signifikan terhadap peningkatan core earnings

Saran yang ingin disampaikan penulis adalah agar auditor, regulator, dan investor tetap memperhatikan adanya kemungkinan manajemen laba dilakukan kedalam akun operasi yang dihentikan ini meskipun dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda tidak membuktikan bahwa ada nilai signifikan yang dialihkan oleh manajer. tetapi dari analisis deskriptif yang dilakukan oleh peneliti menunjukan terdapat beberapa perusahaan yang melaporkan

unexpected core earnings meningkat ketika melaporkan operasi yang dihentikan ini. Selain itu terdapat

beberapa perusahaan yang memiliki peningkatan unexpected change in core earnings dibandingkan

unexpected change in core earnings tahun sebelumnya ketika melaporkan oeprasi yang dihentikan

untuk tahun t+1.

Bagi penelitian selanjutnya hendaknya lebih memperbanyak sampel perusahaan yang melaporkan akun yang dihentikan dengan cara memperluas periode waktu data penelitian yang dijadikan observasi. Serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan classification shifting melalui operasi yang dihentikan ini pada kawasan yang lebih luas seperti perusahaan pada kawasan ASEAN tidak terbatas pada perusahaan di Indonesia.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah model regresi linear berganda yang tidak terbebas dari masalah heterokedastisitas, sehingga timbul nilai yang bias untuk nilai standar error, nilai t statistik dan nilai f statistik. Walaupun nilai koefisien variabel dan koefisien determinasi yang dihasilkan dari persamaan regresi linear ini tidak bias.

(10)

Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah keterbatasan waktu periode pengamatan yakni 10 tahun. Pada penelitian ini juga terbatas pada jumlah sampel, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri dari 28 sampel. Hal ini dikarenakan jumlah perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan sangat terbatas. Sebagai perbandingan penelitian terdahulu yang dilakukan Barua, Lin dan Sbaraglia (2010) mempunyai jumlah sampel sebanyak 6.262 jumlah sampel dengan periode observasi 19 tahun.

REFERENSI

Barua, A., Lin, S., & M Sbaraglia, A. (2010). Earnings Management Using Discontinued Operations. The Accounting Review , 1485-1509.

Burgstahler, D., & I.Dichev. (1997). Earnings management to avoid earnings decreases and losses.

Journal of Accounting and Economics , 99-126.

Burgstahler, D., & M.Eames. (1998). Earnings Management to avoid earnings and analyst forecast. The Accounting review .

Bushee, B. (1998). The influence of institutional investors on myopic R&D Investment behavior.

The Accounting Review , 305-333.

DeAngelo, L. (1988). Managerial competition, information costs and corporate governance: The use of accounting performance measures in Proxy contest. Journal of Accounting and Economics , 3-36.

Dechow, P., & Skinner, D. (2000). Earnings management: Reconciling the views of accounting academics, pratitioners, and regulators. Accounting Horizons , 235-250.

Dechow, P., G.Sloan, R., & Sweeney, A. P. (1995). Detecting Earnings Management. The

Accounting Review , 193-225.

Erickson, M., & Wang, S.-w. (1999). Earnings management by acquring firms in stock for stock mergers. Journal of Accounting and Economics , 149-176.

Fan, Y., A.Barua, Cready, W., & W.Thomas. (2010). Managin Earnings using classification shifitng: Evidence from quarterly special items. The Accounting Review , 1303-1323.

Guidry, F., A.Leone, & S.Rock. (1999). Earnings-based bbonus plans and earnings management by business unit managers. Journal of Accounting and Economics , 113-142.

Gumanti, T. A. (2000). Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi &

Keuangan , 104-115.

Healy, P., & J.M.Wahlen. (1999). A review of earnings management literature and its implications for standard setting. Accounting Horizons , 365-383.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009) . Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.58 (Revisi 2009). Jakarta: Salemba Empat

Healy, P., & M.Wahlen, J. (1999). A Review of the Earnings Management Literature and its

Implications for Standard Setting. Accounting Horizons , 365-383.

Lev, B. (2003). Corporate earnings: Facts and fiction. Journal of Economic Perspectives , 27-50. McVay, S. E. (2006). Earnings Management Using Classification Shifiting: An Examination of Core Earnings And Special Items. The Accounting Review , 501-531.

Mechant, K. (1994). The Ethicsof Managing Earnings: An Empirical Investigation. Journal of

(11)

Nelson, M., Elliot, J., & R.Tarpley. (2006). Evidence from auditors about managers and auditors earnings management decisions. Accounting Studies .

Payne, L., & Robb, S. (2000). Earnings Management; The effect of ex ante earnings expectattion.

Journal of Accounting, Auditing & Finance , 371-392.

Priyatno, D. (2009). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

Priyatno, D. (2009). SPSS untuk Analisis Kolerasi, Regresi, dan Multivariate. Yogyakarta: Gaya Media.

rahayu, A. (2009). Manipulasi Akuntansi: Deskripsi Ringkas. Yogyakarta.

Ronen, J., & S.Sadan. (2006). Earnings management thorugh real activities manipulation. Journal

of Accounting and Economics , 133-149.

Rosenzweig, K., & Fischer, M. (1994). Is Managing Earnings Ethically Acceptable? Management

Accounting , 31-34.

Roychowdhury, S. (2006). Earnings management through real activities manipulation. Journal of

Accounting and Economics , 133-149.

Schipper, K. (1989). "Commentary on Earnings Management". Accounting Horizon , 91-102. Wijaya, T. (2012). Cepat menguasai spss 20 untuk olah dan Interpretasi Daya. Yogyakarta: Cahaya Atma Pusaka.

Wulandari, S., & Kusuma, I. W. (2011). Mendeteksi Managemen Laba dengan Menggunakan Classification Shifitinng; Pengujian Core Earnings dan Extraordinary Items (Studi Empiris di Negara-Ngara Asean).

RIWAYAT PENULIS

Edwin, S.E lahir di Jakarta pada tanggal 5 April 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi pada tahun 2012. Saat ini penulis bekerja sebagai auditor di Price waterhouseCoopers Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

2.3.1 Manajemen Laba Akrual dan Corporate Environmental Disclosure Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa manipulasi laba terjadi ketika para manajer menggunakan judgment

Berarti semakin besar asimetri informasi mendorong manajer melakukan tindakan manajemen laba karena manajer memiliki informasi yang lebih mengenai informasi internal

Penelitian yang dilakukan oleh Healy dan Wahlen (1998) mengungkapkan bahwa manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan untuk

- Kualitas audit tidak terbukti dapat mengurangi terjadinya praktik manajemen laba melalui clas- sification shifting dikarenakan tidak ditemukan- nya pengaruh positif operasi

Hasil uji t variabel manajemen laba riil dengan pendekatan arus kas operasi terhadap kinerja perusahaan menggunakan indikator pengukuran Tobin’s Q menunjukkan bahwa terdapat 4

Pergantian CEO perusahaan membuka kesempatan manajemen dalam melakukan praktik manajemen laba oleh manajer yang telah dilaksanakan dalam bentuk manajemen laba dengan cara

Perusahaan atau pun manajer yang melakukan praktek manajemen laba dengan menggunakan metode akrual dapat melakukan perekayasaan laporan keuangan yang dapat meningkatkan laba,

Menurut Healy dan Wahlen dari sudut pandang informasional dalam buku Belkaoui (2007:75) menyatakan bahwa manajemen laba adalah ketika para manajer menggunakan pertimbangan