• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Subdirektorat Instalasi Laboratorium

Direktorat Preservasi - Arsip Nasional Republik Indonesia

2010

Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo

(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

ABSTRAKSI ... iv

I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Ruang Lingkup ... 2

a. Waktu dan tempat Pelaksanaan ... 2

b. Pelaksana ... 3

c. Lingkup Kegiatan ... 3

II PELAKSANAAN ... 3

A. Jenis jenis Pengujian ... 3

a. Pengukuran Kondisi Ruang Penyimpanan ... 3

b. Identifikasi Kondisi Arsip Film ... 3

B. Peralatan dan Contoh ... 5

a. Peralatan ... 5

b. Contoh Film ... 5

C. Cara Kerja ... 6

a. Pengujian Kondisi Ruang ... 6

b. Pengujian Identifikasi Kondisi Arsip Film ... 6

D. Hasil Pengujian ... 7

a. Kondisi Ruang Penyimpanan ... 7

b. Pengujian Identifikasi Kondisi Arsip Film ... 9

III PENUTUP ... 15

A. Kesimpulan ... 15

(3)

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Estimasi Waktu Kerusakan (tahun) Film Asetat Baru pada Suhu dan Kelembaban Tertentu ... 4 Tabel 2. Estimasi Waktu Kerusakan (tahun) Film Asetat Yang Mulai

Terdegradasi pada Suhu dan Kelembaban Tertentu ... 5 Tabel 3. Hasil Pengukuran Kondisi Penyimpanan Arsip Film ... 8 Tabel 4. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film ... 10 Tabel 5. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan

Jenis Format Film ... 12 Tabel 6. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan

(4)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perubahan Warna Indikator ABC ... 7

Gambar 2. Penempatan Label Indikator Pada Can Arsip Film ... 9

Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film ... 10

Gambar 4. Kondisi Arsip Film Yang Rusak (vinegar syndrome dan silvering out) ... 11

Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Format Film ... 12

Gambar 6. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Ruang Penyimpanan ... 13

(5)

iv

Abstraksi

Koleksi arsip film yang tersimpan di Arsip Nasional RI pada tahun 2010 terdapat ± 58.000 reel film dalam berbagai jenis copy dan format ukuran. Kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap perubahan fisik film. Akibat suhu dan kelembaban ruang penyimpanan yang tidak konstan, menyebabkan beberapa koleksi film yang tersimpan di ANRI mengalami kerusakan. Ciri-ciri kerusakan ini ditandai dengan keluarnya lapisan perak nitrat pada film (silvering out), keluarnya bau asam yang khas seperti cuka dari film (vinegar syndrome), pengerasan pada gulungan film (blocking), sehingga mengakibatkan hilangnya informasi yang terdapat dalam arsip. Pada tahun 2010 Subdirektorat Instalasi Laboratorium menyelenggarakan kegiatan pengujian untuk mengetahui apakah kondisi ruangan sesuai dengan kondisi ruang penyimpanan arsip film yang dipersyaratkan juga mengetahui seberapa besar kondisi arsip film yang terdegradasi.

Pengujian kondisi ruang penyimpanan film di lakukan selama kurun waktu 1 tahun pada gedung F lantai 2,3 dan 4 di tahun 2010, sedangkan pengujian identifikasi kondisi arsip film dilakukan terhadap 5.665 reel koleksi arsip film yang berada di lantai 2 (± 10% dari koleksi arsip film di ANRI) yang mewakili kondisi koleksi arsip film lainnya.

Hasil pengujian kondisi ruang penyimpanan film Arsip Nasional RI gedung F lantai 2,3 dan 4 tidak sesuai dengan standar ruang penyimpanan berdasarkan Keputusan Kepala ANRI Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip. Hasil pengujian identifikasi kondisi arsip film dengan indikator ABC menunjukan bahwa 78,2% reel film dalam kondisi baik (grade A) dan 21,8% dalam kondisi terdegradasi (Grade B dan C). Kondisi Arsip film berdasarkan jenis format film 16mm dan 35mm adalah 49,5% reel film 35mm dalam kondisi baik (grade A) dan 50,5% dalam kondisi terdegradasi (Grade B dan C); 94,3% reel film 16mm dalam kondisi baik (grade A) dan 5,7% dalam kondisi terdegradasi (Grade B dan C). Dengan suhu dan kelembaban rata –rata yang dimiliki oleh ruang penyimpanan arsip gedung F yaitu sebesar 18-210C dan RH 70-80%, maka

dikhawatirkan waktu simpan yang dimiliki oleh seluruh koleksi film ANRI (dengan grade A) hanya 15 s.d 37 tahun. Dan hanya dibutuhkan waktu 2–7 tahun bagi arsip film dengan grade B dan C untuk terdegradasi hingga meningkat keasamannya menjadi 2 kali lipat dari 0,5 menjadi 1,0 dan seterusnya sehingga kondisi film tidak dapat diselamatkan lagi.

Film archive collections stored at the National Archives of Indonesia in 2010, there were ±58.000 reel films in various types of copies and format size. Environmental conditions

especially temperature and humidity affect the physical changes in the film. Due to temperature and humidity storage space is not constant, causing some film collection stored in ANRI were damaged. The characteristics of this damage is marked by the release layer of silver nitrate on the film (silvering out), a typical discharge sour smell like vinegar from the film (vinegar syndrome), hardening of the roll of film (blocking), resulting in loss of information contained in the archive. In 2010 the Laboratories conducting testing to determine if the condition of the room in accordance with the conditions of storage space required film archive also know how big the film archives of degraded condition.

Testing conditions of storage space in the film did during the one year period in 2010 on the F building floor 2,3 and 4, while the identification test are made to the 5.665 film archive reel on the second floor (± 10% of the film archive collection in ANRI), which represents the condition of other film archive collections.

Test results of storage conditions of National Archives films F building floor 2,3 and 4 is not in accordance with standard storage space based on the ANRI Standard of Physical Storage of Records. The ABC identification test results of the film archive condition shows that 78.2%

(6)

v film reel in good condition (grade A) and 21.8% in degraded condition (Grade B and C). Condition Film Archive is based on the type of film format 35mm and 16mm is 49.5% the 35mm film in good condition (grade A) and 50.5% in degraded condition (Grade B and C); 94.3% the 16mm film in good condition (grade A) and 5.7% in degraded conditions (Grade B and C). With the temperature and average humidity of storage space owned by the archive building F in the amount of 18-210C and 70-80% RH, the saving time owned by all ANRI film collection (with grade A), only 15 to 37 years. And it only takes 2-7 years for the film archive with a grade B and C to be degraded until the acidity increased from 0.5 to 1.0 until the film could not be saved anymore.

(7)

1

PENGUJIAN IDENTIFIKASI KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Khasanah arsip film yang tersimpan di Arsip Nasional RI mempunyai peranan yang cukup signifikan. Hingga saat ini (tahun 2010) koleksi arsip film yang disimpan di ruang penyimpanan arsip film gedung F lantai 2, 3, 4 dan 8 Arsip Nasional RI terdapat ± 58.000 reel film dalam berbagai jenis copy dan format ukuran. Mengingat media penciptaan film itu sendiri yang sangat mudah terdeteriorasi maka sangatlah mungkin kondisi arsip film yang disimpan menjadi sangat bervariasi baik kualitas fisiknya maupun informasinya. Keberadaan arsip film sebagai bahan pertanggungjawaban nasional menuntut tindakan pelestarian yang maksimal untuk menjaga kondisi arsip film selalu dalam keadaannya yang terbaik, baik kondisi fisik maupun informasinya.

Koleksi Film yang disimpan oleh ANRI umumnya mempunyai bahan dasar /base asetat tidak terlepas dari proses dekomposisi dan deteriorasi baik yang diakibatkan oleh bahan penyusun film itu sendiri maupun oleh pengaruh lingkungan penyimpanannya. Proses dekomposisi dan deteriorasi pada dasarnya akan mengembalikan film kepada bahan dasarnya yaitu selulosa dan asetat. Deteriorasi yang menghasilkan asam asetat (asam cuka) inilah yang akan mempercepat proses kerusakan film lebih lanjut, proses ini umumnya dikenal dengan istilah vinegar syndrome. Mekanisme dekomposisi ini terjadi karena adanya group asetyl pada base film yang terlepas karena udara lembab, panas dan asam bergabung dengan uap air membentuk asam asetat (vinegar).

Faktor penting yang dapat mempengaruhi preservasi arsip film adalah suhu, kelembaban, polutan dari udara serta bahaya yang berasal dari air, cahaya, jamur, serangga, serangan mikrobiologi, kontak dengan bahan kimia dalam bentuk padat, cair dan gas dan kerusakan akibat kontak fisik.

Kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap perubahan fisik film. Akibat suhu dan kelembaban ruang penyimpanan yang tidak konstan, menyebabkan beberapa koleksi film yang tersimpan di ANRI mengalami kerusakan. Ciri-ciri kerusakan ini ditandai dengan keluarnya lapisan perak nitrat pada film (silvering out) dan keluarnya bau asam yang khas seperti cuka dari film (vinegar syndrome). Proses lebih lanjut dari kerusakan ini adalah terjadinya pengerasan pada gulungan film (blocking), sehingga film menjadi lengket satu sama lain dan menyebabkan hilangnya image yang ada pada film. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya informasi yang terdapat dalam arsip.

(8)

2 Untuk menanggulangi kerusakan lebih lanjut yang dapat mengakibatkan musnahnya informasi dalam arsip film maka diperlukan proses identifikasi yang cepat dan tepat mengenai kondisi arsip film dan kondisi penyimpanannya sehingga dapat ditentukan langkah langkah penanganannya untuk menyelamatkan arsip film tersebut. Oleh karena itu maka pada tahun 2010 Subdit Instalasi Laboratorium menyelenggarakan kegiatan pengujian kadar asam pada arsip film untuk dapat mengidentifikasi kondisi keasaman pada arsip film yang disimpan di Arsip Nasional RI.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud pengujian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi ruang penyimpanan dan kondisi arsip film di Arsip Nasional RI. Adapun tujuannya adalah untuk untuk mengetahui apakah kondisi ruangan sesuai dengan kondisi ruang penyimpanan arsip film yang dipersyaratkan juga mengetahui seberapa besar kondisi arsip film yang terdegradasi.

C. Ruang Lingkup

a. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 1 tahun, dari bulan Januari hingga Desember 2010.

Pengujian kondisi penyimpanan arsip film dan identifikasi terhadap contoh film dilakukan di tempat penyimpanan arsip film depo F Arsip Nasional RI lantai 2, 3 dan 4. Sedangkan pengujian kondisi arsip film hanya dibatasi pada koleksi arsip film yang terdapat diruangan penyimpanan Gedung F lantai 2.

b. Pelaksana

Pelaksana keanggotaan tim kerja pengujian adalah 1 orang koordinator dan 7 orang pelaksana yang terdiri dari 3 orang dari Subdit Instalasi laboratorium; 2 orang dari Subdit Penyimpanan Arsip Media Baru dan 2 orang dari Subdit Restorasi Arsip.

c. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan ini meliputi : rapat koordinasi,

sampling/pengumpulan contoh, pengujian laboratorium, pengolahan hasil pengujian dan pelaporan hasil pengujian.

(9)

3 Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ini berasal dari anggaran rutin Subdit Instalasi Laboratorium tahun anggaran 2010 sesuai Peraturan Kepala ANRI Nomor 04 A Tahun 2010 tentang Rencana Kinerja Tahunan Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun 2010.

II PELAKSANAAN

A. Jenis-jenis Pengujian

a. Pengukuran Kondisi Ruang Penyimpanan

Pengukuran kondisi ruang dilakukan secara periodik selama 1 tahun. Pengukuran dilakukan terhadap ruang penyimpanan lantai 2, 3, dan 4 baik ruang khusus (cold storage) maupun ruang penyimpanan biasa (normal storage). Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi ruangan sesuai dengan kondisi ruang penyimpanan arsip film yang dipersyaratkan. Pengukuran dilakukan pada titik tertentu yang dianggap mewakili keseluruhan ruang penyimpanan, hasilnya kemudian dirata-ratakan.

b. Identifikasi Kondisi Arsip Film

Identifikasi kondisi arsip film dilakukan hanya dibatasi pada koleksi arsip film yang terdapat diruang penyimpanan Gedung F lantai 2 yang dianggap mewakili keseluruhan koleksi film yang dimiliki ANRI . Jumlah sampel yang diuji sebanyak 2.037 reel film 35mm dan 3.553 reel film 16mm (± 10% dari koleksi arsip film) yang disimpan dalam ruang normal storage dan ruang coldstorage.

Sampel diuji dengan menggunakan indikator ABC. Penampakan warna indikator dibandingkan dengan tabel standar warna dan dicatat grade kondisi arsip film. Data kondisi arsip film diolah dengan menghitung prosentase kondisi arsip film antara reel film 35mm dan reel film 16mm.

Hasil pengukuran kondisi ruangan penyimpanan dan kondisi arsip film kemudian dibandingkan dengan standar tabel estimasi waktu kerusakan (tahun) pada suhu dan kelembaban tertentu (Tabel 1 dan 2) sebagai berikut:

(10)

4

Tabel 1. Estimasi Waktu Kerusakan (Tahun) Film Asetat Baru Pada Suhu dan Kelembaban Tertentu

RH 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Suhu Waktu (tahun)

1 -1 0C 2000 1500 1000 700 500 400 300 2 2 0C 1250 900 700 500 350 250 200 3 4 0C 800 600 450 350 250 175 150 4 7 0C 600 400 300 250 175 125 100 5 10 0C 400 300 200 150 125 90 70 6 13 0C 250 200 150 100 80 60 50 7 16 0C 175 125 100 80 60 45 35 8 18 0C 125 90 70 50 40 30 25 9 21 0C 90 70 50 40 30 25 17 10 24 0C 60 45 35 25 20 16 13 11 27 0C 45 35 25 20 15 12 9 12 29 0C 30 25 18 14 11 9 7 13 32 0C 20 17 13 10 8 6 5 14 35 0C 16 12 10 7 6 5 4 15 38 0C 11 9 7 5 4 3 3 16 41 0C 8 7 5 4 3 3 2 17 43 0C 6 5 4 3 2 2 2 18 46 0C 4 4 3 2 2 1 1 19 49 0C 3 3 2 2 1 1 1

Tabel 2. Estimasi Waktu Kerusakan (Tahun) Film Asetat Yang Mulai Terdegradasi Pada Suhu dan Kelembaban Tertentu

NO RH 20% 50% 80%

SUHU Waktu (tahun)

1 -1 0C 540 110 30 2 2 0C 350 75 25 3 4 0C 230 50 15 4 7 0C 150 35 10 5 10 0C 100 25 9 6 13 0C 65 15 6 7 16 0C 45 10 5 8 18 0C 30 7 4 9 21 0C 20 5 3 10 24 0C 15 4 2 11 27 0C 10 2 2 12 29 0C 7 2 1 13 32 0C 5 1 1 14 35 0C 3 1 1 15 38 0C 2 1 1 16 41 0C 2 <1 <1 17 43 0C 1 <1 <1 18 46 0C 1 <1 <1 19 49 0C 1 <1 <1

Sumber :, James M. Reilly, IPI Storage Guide For Acetate Film, Image Permanence Institute, 1993

(11)

5 Hasil pengukuran suhu dan kelembaban kemudian dibandingkan dengan tabel diatas untuk menentukan estimasi waktu kerusakan pada arsip film yang disimpan.

B. Peralatan dan Contoh

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk memeriksa kondisi lingkungan ruang penyimpanan dan mengetahui kondisi arsip film:

1. Thermohygrometer SWEMA AIR; 2. Thermohygrograph

3. DicksonWare (temperature and humidity logger) 4. Kertas indikator ABC

b. Contoh

Pengambilan contoh film (sampling) dilakukan terhadap arsip film yang disimpan di ruang penyimpanan gedung F. pengambilan contoh dilakukan hanya pada lantai 2 gedung F dengan pertimbangan lantai 2 tersebut dianggap mewakili koleksi arsip yang disimpan di lantai 3, 4 dan 8.

C. Cara Kerja

a. Pengujian Kondisi Ruangan Penyimpanan

1. Peralatan pengujian di kondisikan pada titik pengujian minimal selama 5 menit sebelum mengukur suhu dan kelembaban.

2. Nyalakan alat Termohygrometer/Dickson ware, baca hasil pengukuran dan simpan dengan hasil pengukuran.

3. Ulangi pengukuran pada point 1 dan 2, pada sepuluh titik diruang penyimpanan arsip.

4. Setelah sepuluh titik pengukuran, di hitung rata-rata hasil pengukuran.

b. Pengujian Identifikasi Kondisi Arsip Film

1. Disiapkan indikator ABC baik dalam bentuk label maupun kertas indikator.

(12)

6 2. Pengujian dilakukan langsung diruang penyimpanan arsip film

tanpa merubah urutan dan susunan penyimpanan arsip film

3. Penempatan Indikator ABC dilakukan berdasarkan urutan

penyimpanan arsip film

4. Kertas indikator dimasukkan kedalam can film kemudian can ditutup kembali. Untuk label indikator ditempelkan pada bagian tutup can bagian dalam.

5. Setelah beberapa lama (±30 menit). Amati perubahan warna pada indikator, bandingkan kondisi grade arsip film dengan tabel warna dibawah ini.

 Jika warna indikator tetap biru maka film masih dalam kondisi baik, nilai keasaman (pH) > 5 (grade A),

 Jika berubah menjadi warna hijau maka arsip film mulai terdeteriorasi dan mengeluarkan asam sehingga mempunyai nilai pH 3 s.d 5 (grade B),

 Jika indikator berubah kuning maka arsip film mempunyai keasaman yang tinggi yaitu pH < 3 dan membutuhkan penanganan secepatnya (grade C).

6. Hasil perubahan warna/grade arsip film dicatat, dan pada bagian luar can arsip film diberi tanda warna yang sesuai untuk memudahkan petugas melakukan tindakan selanjutnya/restorasi pada catatan hasil pengujian juga dicatat nomor kode arsip film dan jenis arsip film (16mm atau 35mm)

Gambar 1. Perubahan Warna Indikator ABC

7. Perubahan warna pada label indikator pada arsip film sebaiknya diperiksa secara rutin 1 bulan sekali untuk menentukan kondisi keasaman arsip film. Label indikator yang sudah berubah warna menjadi hijau atau kuning sebaiknya di ganti setelah arsip film mendapat perlakuan restorasi.

3.8< pH< 5.4 pH > 5.4 pH < 3.8

Grade C Grade B Grade A

(13)

7

D. Hasil Pengujian

a. Kondisi Ruang Penyimpanan

Pengukuran kondisi suhu dan kelembaban ruangan penyimpanan dilakukan secara rutin setiap bulan kurun waktu 10 bulan (Maret s/d Desember 2010). Pengukuran pada 10 titik yang berbeda pada setiap ruang penyimpanan baik untuk normal storage maupun cold storage.

Nilai interval suhu dan kelembaban rata-rata pada ruangan penyimpanan arsip film depo F lantai 2, 3, dan 4 selama tahun 2010 ditunjukan pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kondisi Penyimpanan Arsip Film

No Parameter Ruang Penyimpanan Film Standar*

Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4

1 Suhu (ºC) Maks 18±2  Normal storage 22.2-22.8 19.2-21.1 20-20.9  Cold storage 21.5-22.6 15.17-25.6 14.8-15.28 2 Kelembaban (%RH) 35±5  Normal storage 79.1-86.7 69.8-80.1 48.6-55.7  Cold storage 57.6-62.8 60.1-80.6 83.4-92.3

Keterangan : * Berdasarkan Kepka ANRI Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip

Data pada tabel 3 menunjukan bahwa kondisi suhu dan kelembaban di ruang penyimpanan arsip film dilantai 2, 3 dan 4 baik ruang penyimpanan normal storage dan cold storage, belum sesuai dengan standar.

Suhu Lantai 2 baik ruang penyimpanan normal storage dan cold storage masih melebihi standar yang ditetapkan. Sedangkan kelembabannya masih sangat tinggi, jauh diatas standar yang ditetapkan yaitu 35±5% RH. Suhu Lantai 3 baik ruang penyimpanan normal storage dan cold storage masih melebihi standar yang ditetapkan, Bahkan fluktuasi nilai suhunya sangat tinggi yaitu hingga lebih dari 10oC. Kelembabannya pun masih sangat tinggi,

jauh diatas standar yang ditetapkan yaitu 35±5% RH. Suhu Lantai 4 ruang penyimpanan normal storage masih melebihi standar yang ditetapkan, Ruang penyimpanan cold storage mempunyai nilai suhu yang rendah (< 18 oC)

dengan fluktuasi kurang dari 2oC. Kelembabannya pun masih sangat tinggi,

jauh diatas standar yang ditetapkan yaitu 35±5% RH.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa suhu ruang penyimpanan arsip yang ideal hanya dimiliki ruang penyimpanan arsip film

(14)

8 cold storage lantai 4, akan tetapi tenyata suhu rendah juga mempunyai kendala lain dimana nilai kelembaban pada ruang cold storage sangat tinggi hingga 92%. Nilai kelembaban ini melebihi kelembaban diruang penyimpanan lainnya. Kelembaban yang tinggi terutama lebih dari 60% merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan jamur, serta akan mempercepat proses kerusakan pada arsip film. Kondisi kelembaban diatas 60% untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan emulsi gelatin pada film, serta menyebabkan pertumbuhan jamur yang akan mengakibatkan emulsi film menjadi lunak dan lengket. Kelembaban tinggi juga dapat menyebabkan perubahan pada emulsi perak dan warna pada film. Kelembaban diatas 90% dapat menyebabkan degradasi pada base film.

b. Identifikasi Kondisi Arsip Film

Pengujian identifikasi kondisi arsip film dilakukan terhadap 5.665 buah sampel atau sebanyak kira-kira 10% dari keseluruh koleksi arsip film (+ 58.000 reel film) yang dimiliki Arsip Nasional RI. Semua sampel berasal dari ruang penyimpanan arsip film Gedung F lantai 2. Sampel terdiri dari film negatif, master, copy dan released copy dengan ukuran film 35mm dan 16mm.

Pengujian dilakukan dengan menempatkan label indikator ABC didalam can film (gambar. 2), kemudian perubahan warna indikator atau grade pada arsip film dicatat. Arsip film yang termasuk kedalam grade C diberi tanda stiker untuk memudahkan petugas depo memindahkannya untuk perlakuan restorasi.

Gambar 2. Penempatan Label Indikator Pada Can Arsip Film

Hasil pengujian kondisi arsip film dengan menggunakan indikator ABC di ruang penyimpanan arsip film Gedung F lantai 2 ditunjukan pada tabel dan gambar berikut.

(15)

9

Tabel 4. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film No Grade Range

PH

Jumlah film % Keterangan

1 A >5,4 4.431 78,2 Kondisi baik B 3,8 -5,4 241 4,3 Mulai terdegradasi C <3,8 993 17,5 Terdegradasi, kondisi asam Jumlah 5.665

Gambar 3 . Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film

Berdasarkan hasil pengujian (tabel 4 dan gambar 3) dapat terlihat bahwa arsip film yang mempunyai kondisi baik (grade A) adalah sejumlah 4.431 buah atau 78,2% dari keseluruhan populasi sampel yang diuji, sedangkan arsip film yang dalam kondisi terdegradasi (grade C) dan mulai terdegradasi (Grade B) adalah sejumlah 1.234 buah atau 21,8% keseluruhan populasi sampel yang diuji.

78.2%

4.3%

17.5%

Rekapitulasi Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film

di Depo F Lantai 2 ANRI

Grade A Grade B Grade C

Keterangan : * jumlah contoh sebanyak 5665 buah diuji dengan menggunakan kertas indikator ABC

(16)

10 Kondisi arsip film yang terdegradasi atau berada pada grade C selain mempunyai kondisi keasaman yang tinggi (pH < 3,8), juga pada umumnya menunjukan tanda tanda kerusakan seperti keluarnya lapisan emulsi pada film (vinegar syndrome), emulsi film mengkerut dan mengeluarkan endapan putih perak (silvering out). Kondisi arsip film seperti ini pada umumnya sudah sulit untuk diperbaiki karena kerusakan yang terjadi jika sudah pada tahap ini bersifat irreversible atau tidak dapat dikembalikan pada kondisi semula. Sehingga tindakan restorasi apapun tidak akan dapat mengembalikan kondisi arsip film menjadi baik seperti sebelum terjadinya kerusakan.

Kondisi keasaman pada arsip film yang rusak selain dapat memicu reaksi deteriorasi lebih lanjut pada arsip film itu sendiri yang memicu reaksi degradasinya menjadi lebih cepat, juga lebih lanjut dapat menularkan keasamannya pada arsip film lain yang berada dalam kondisi baik. Sehingga apabila film yang rusak berada dalam satu ruangan dengan film yang baik maka dikhawatirkan kondisi arsip film yang baik tersebut akan ikut terdegradasi dan menjadi ikut rusak.

Gambar 4 . Kondisi Arsip Film yang rusak (vinegar syndrome dan silvering out)

Untuk melihat gambaran lebih lanjut mengenai kondisi arsip film yang terdapat di ruang penyimpanan film lantai 2 gedung F Arsip Nasional RI, maka berikut ini disajikan data kondisi arsip film berdasarkan jenis format arsip dan lokasi ruang penyimpanan.

a. Silvering out b. Vinegar Syndrome

(17)

11

Tabel 5. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Format Film

No Jenis Film

Grade Jumlah % Keterangan

1 16mm A 3423 94,3% Kondisi baik

B 82 2,3% Mulai terdegradasi

C 123 3,4% Terdegradasi, kondisi asam

2 35mm A 1008 49,4% Kondisi baik

B 159 7,8% Mulai terdegradasi

C 870 42,7% Terdegradasi, kondisi asam

Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Format Film

49.5% 94.3% 7.8% 2.3% 42.7% 3.4% 35 mm 16 mm

Hasil Rekapitulasi Kondisi Keasaman Arsip Film di

Ruang Penyimpanan Arsip Film Depo F Lantai 2 -ANRI

Berdasarkan Jenis Format Film

Grade A (baik pH > 5.4)

Grade B (mulai terdeteriorasi, pH 3.8 > pH > 5.4 Grade C (rusak, pH < 3.8)

(18)

12

Tabel 6. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Ruangan Penyimpanan

No Jenis Ruangan Grade 16mm % 35mm % Jumlah % 1 Ruang biasa (Normal storage) A 2001 93,9% 916 48,9% 2917 72,6% B 36 1,7% 147 7,9% 183 4,6% C 94 4,4% 809 43,2% 903 22,6% Jumlah 2131 100% 1847 100% 4003 100% 2 Ruang khusus (cold storage) A 1422 95,0% 92 55,8% 1514 91,1% B 46 3,1% 12 7,3% 58 3,5% C 29 1,9% 61 37,0% 90 5,4% Jumlah 1497 100% 165 100% 1662 100%

Gambar 6. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Ruangan Penyimpanan

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sampel film 16mm umumnya berada dalam kondisi baik/grade A (94,3%). Lain halnya dengan kondisi sampel arsip film 35mm, hasil pengujian menunjukan bahwa hanya 49% arsip film yang berada dalam kondisi baik sedangkan sedangkan sisanya mulai terdegradasi dan mengeluarkan asam.

48.9% 55.8% 93.9% 95.0% 7.9% 7.3% 1.7% 3.1% 43.2% 37.0% 4.4% 1.9% R. Biasa, 35 mm R. Khusus, 35 mm R. Biasa, 16 mm R. Khusus, 16 mm

Hasil Rekapitulasi Kondisi Keasaman Arsip Film di

Ruang Penyimpanan Arsip Film Depo F Lantai 2 -ANRI

Berdasarkan Jenis Ruangan

Grade A (baik pH > 5.4)

Grade B (mulai terdeteriorasi, pH 3.8 > pH > 5.4 Grade C (rusak, pH < 3.8)

(19)

13 Hasil pengujian arsip film untuk kedua jenis ruangan normal storage dan cold storage pada arsip film 16mm dan 35mm menunjukan hasil yang hampir sama yaitu 93.9% dan 95% untuk film 16mm dan 48,9% dan 55,8% untuk film 35mm. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa arsip film yang disimpan baik diruang penyimpanan normal storage maupun cold storage mempunyai kondisi keasaman yang tidak berbeda nyata.

Kondisi arsip film 35mm yang disimpan di ruang penyimpanan Arsip Nasional RI dikhawatirkan sudah mencapai fase autokatalisis (proses percepatan reaksi kimia dengan sendirinya atau dengan zat katalis yang dihasilkan oleh senyawa itu sendiri) dimana sebagian besar film telah terdeteriorasi mengeluarkan asam yang dapat menjadi katalis yang mempercepat terjadinya reaksi kerusakan yang berlanjut pada film. Hal ini dapat ditunjukan oleh hasil pengujian dimana ±50% sampel arsip film mempunyai grade B dan C, dengan kondisi pH yang kurang dari 5. hal ini ditambah lagi dengan kondisi suhu dan kelembaban yang fluktuatif dan tidak sesuai dengan standar, maka dikhawatirkan tingkat kerusakan film dapat menjadi lebih besar.

Jika kita asumsikan bahwa arsip film yang disimpan di Ruang Penyimpanan film ANRI dalam kondisi baik (grade A), maka menurut standar IPI, dengan kondisi suhu dan kelembaban ruang penyimpanan gedung F lantai 2,3, dan 4 sebesar 18-210C dan RH 70-80%, maka film akan mulai

terdegradasi vinegar syndrome (keasaman film mencapai 0,5) pada umur penyimpanan antara kira-kira 13 s/d 30 tahun (tabel 1), dan 2-7 tahun kemudian seluruh koleksi arsip film akan rusak. Jadi dengan suhu dan kelembaban rata –rata yang dimiliki oleh ruang penyimpanan arsip gedung F yaitu sebesar 18-210C dan RH 70-80%, maka dikhawatirkan waktu simpan yang dimiliki oleh seluruh koleksi film ANRI (dengan grade A) hanya 16 s.d 37 tahun. Dan hanya dibutuhkan waktu 2–7 tahun bagi arsip film dengan grade B dan C untuk terdegradasi hingga meningkat keasamannya menjadi 2 kali lipat dari 0,5 menjadi 1,0 dan seterusnya sehingga kondisi film tidak dapat diselamatkan lagi.

(20)

14

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data hasil pengujian yang diperoleh, dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Kondisi suhu dan kelembaban ruang penyimpanan arsip film di lantai 2, 3, dan 4, tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan menurut Keputusan Kepala ANRI Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip.

 Kondisi Arsip film di lantai 2 Gedung F adalah 78,2% dalam kondisi baik (grade A) dan 21,8% dalam kondisi mulai terdegradasi (Grade B) dan terdegradasi (grade C).

 Kondisi Arsip film 35mm di lantai 2 Gedung F adalah 49,5% dalam kondisi baik (grade A) dan 50,5% dalam kondisi mulai terdegradasi (Grade B)dan terdegradasi (grade C).

 Kondisi Arsip film 16mm di lantai 2 Gedung F adalah 94,3% dalam kondisi baik (grade A) dan 5,7% dalam kondisi mulai terdegradasi (Grade B) dan terdegradasi (grade C).

 Kondisi arsip film diruang penyimpanan normal storage dan cold storage lantai 2 Gedung F tidak jauh berbeda.

B. Saran

1. Sebaiknya kegiatan monitoring ruangan penyimpanan arsip film dilakukan secara rutin setiap hari terutama pemeriksaan setting AC dan dehumidifier agar kondisi ruangan penyimpanan yang ideal dapat dicapai. Karena dengan kondisi ruang penyimpanan yang ada sekarang dikhawatirkan arsip film akan naik kondisi pH-nya menjadi 2 kali lipat pada 2 – 7 tahun kedepan sehingga sulit untuk diselamatkan.

2. Perlunya dipasang air cleaner diruangan penyimpanan arsip film untuk menjamin sirkulasi udara yang baik dan menyerap bau asam dari arsip film terutama diruang cold storage, karena diruang tersebut tersimpan negatif dan stock shoot film sebagai master arsip.

3. Perlunya dipasang alat pengukur suhu dan kelembaban yang baru (thermohygrometer) karena hasil pengukuran alat yang terpasang sekarang sudah tidak valid.

(21)

15

4.

Perlunya dilakukan langkah sesegera mungkin untuk menyelamatkan fisik

arsip film yaitu diantaranya dengan memisahkan fisik arsip film yang sudah terdeteriorasi (grade B dan C) dari film yang kondisinya baik (grade A) untuk menghindarkan kontak asam dari udara ruangan penyimpanan, merestorasi kondisi arsip film yang berada dalam grade B dan C serta

sesegera mungkin

melakukan alih media ke bentuk arsip lainnya untuk menyelamatkan

informasi arsip.

5. Pengujian perlu dilanjutkan untuk tahun anggaran berikutnya dengan parameter pengujian yang berbeda untuk mendapatkan data yang lengkap terutama dalam usaha menurunkan keasaman arsip film.

6. Sebaiknya dilakukan kegiatan pendidikan, studi banding, praktek atau magang mengenai pengujian kontrol kualitas arsip film dan penyimpanan arsip film di Lembaga kearsipan lainnya.

Jakarta, Desember 2010

Penguji

1. Roby Syafurjaya 2. Aris Widodo

(22)

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip;

2. Elise Calvi, Preserving Access to Research Materials on Cellulose-Acetate Base Microfilm in the University of Delaware Library, Preservation Department, University of Delaware Library, July 2003

3. James Reilly, IPI Storage Guide for Acetate Film. Rochester, NY: Image Permanence Institute, 1993

4. Robley, Les-Paul. 1996. Vinegar Syndrome Articles, American

Gambar

Tabel 2.  Estimasi Waktu Kerusakan (Tahun) Film Asetat Yang Mulai  Terdegradasi Pada Suhu dan Kelembaban Tertentu
Tabel 3.  Hasil Pengukuran Kondisi Penyimpanan Arsip Film
Gambar 2.  Penempatan Label Indikator Pada Can Arsip Film
Gambar 3 . Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film
+4

Referensi

Dokumen terkait