• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III BIOGRAFI AR-RA>NIRI>>

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III BIOGRAFI AR-RA>NIRI>>"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

BIOGRAFI

AR-RA>NIRI>>

A.Biografi

Nama lengkapnya Nuruddin Muh}ammad ibn ‘Ali ibn H}asanji ibn Muh}ammad H}amid al-Quraishi al- Sh}afi‘i> al-Asy‘ary Al-’Aydarusi ar-Ra>niri>1.

Beliau lahir di tengah dua kebudayaan yang berbeda, dimana ayahnya merupakan keturunan imigran Hadrami, sementara ibunya lahir di tanah Melayu. Hal ini yang menjadikan ar-Ra>niri> mahir berbahasa Melayu di samping karena ketertarikannya yang tinggi untuk mempelajari bahasa Melayu.

Terdapat perbedaan pendapat mengenai darimana sebenarnya asal usul keturunan ar-Ra>niri>. Pendapat pertama mengatakan bahwa nenek moyangnya adalah keluarga al-H}ami>d dari Zuhra, dimana salah satu keluarga yang terkenal adalah sahabat Rasulullah Abdurrrah}ma>n ibn ‘Awf, termasuk dalam salah satu dari sepuluh nasab bani Quraisy. Pendapat lain mengatakan bahwa ar-Ra>niri> dinisbatkan pada al-H}umayd, seseorang yang sering dikaitkan dengan Abu Bakr ‘Abdullah ibn Zubair al-As‘adi al-H}umaydi, mufti Mekkah dan murid termasyhur al-Syafi‘i, yang juga merupakan salah satu dari sepuluh nasab bangsa Quraisy2.

(2)

Ar-Ra>niri> dilahirkan di sebuah daerah yang terletak di sekitar surat Gujarat, India yang bernama Ranir, atau pada masa sekarang lebih dikenal dengan Rander. Daerah ini merupakan pelabuhan terkenal di pantai India Selatan pada masanya3. Tidak ada kepastian mengenai tahun kelahirannya, namun diperkirakan beliau lahir menjelang akhir abad 16 M. Hal ini dikarenakan beberapa referensi menyatakan bahwa banyak dari pakar sejarah tidak mencatatnya.

B.Pendidikan

Ar-Ra>niri> menghabiskan masa kecilnya untuk mempelajari ilmu agama Islam di tempat kelahirannya, di Ranir, khususnya madzhab Syafi‘i. Dalam mendalami Ilmu Fikih, Ilmu Tasawuf, dan Ilmu Ushul, ar-Ra>niri> berguru kepada pamannya sendiri, Syekh Muh}ammad Jaila>ni> ibn H}asan, dimana beliau juga merupakan seorang ulama yang seringkali ke Aceh untuk berdakwah.

Sementara dalam mempelajari ilmu Tarekat, ar-Ra>niri> berguru kepada Sayyid ‘Umar ibn Abdullah Ba Saiban atau lebih terkenal dengan Sayyid Umar al-’Aidarus di wilayah Gujarat yang merupakan orang Hadhrami sebagaimana ar-Ra>niri>4. Melalui Ba Syaiban, ar-Ra>niri> mulai mengenali tarekat rifa‘iyyah yang

dipelopori oleh Syekh Muhammad Rifa‘i (w. 578 H)dan tarekat al-aydarusiyyah.

3 Muhidien A. Rahman, Riwayat Hidup Syeikh Ar-Ra>niri> dan Sumbangannya kepada

Pengajian Hadith (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), 3.

4 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara abad 17

(3)

Hal tersebut yang akhirnya menghantarkan ar-Ra>niri> menjadi pemimpin tarekat rifa‘iyyah dan kemudian menyebarkan ajarannya ke negeri Melayu5.

Setelah beranjak dewasa, ar-Ra>niri> melanjutkan perantauannya untuk menimba ilmu ke Tarim, Arab Selatan. Dimana tempat ini merupakan syarat wajib bagi para penimba ilmu untuk dikunjungi pada masa itu. Hal tersebut tidak hanya untuk mendalami ilmu agama, akan tetapi juga sebagai ajang untuk menunjukkan anak-anak mereka pada negeri asalnya. Setelah usai menimba ilmu, barulah mereka meneruskan perantauan ke tempat lain atau ada juga yang kembali ke tempat kelahiran mereka.

Setelah itu, ar-Ra>niri> menuju ke Mekkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji (1030 H / 1621 M). Setelah perantauannya di Mekkah, ada yang mengatakan beliau kembali ke tanah kelahirannya untuk mengamalkan ilmu agama yang didapat. Pendapat yang lain mengatakan bahwa selepas dari Mekkah, beliau menuju ke Aceh6. Setelah menimba ilmu dari berbagai tempat, tibalah ia di salah satu wilayah nusantara, tepatnya di Nangroe Aceh Darussalam. Beliau tiba di Aceh pada tahun 1636 M7 bertepatan dengan tahun wafatnya Sultan Iskandar Muda dan digantikan oleh menantunya Sultan Iskandar Thani.

Pendapat lain mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya beliau singgah di Aceh. Sebelumnya beliau sudah pernah datang ke Aceh, namun kurang mendapatkan sambutan yang cukup baik karena masyarakat masih menganut

(4)

paham wuju>diyyah yang dipelopori oleh Hamzah Fansury dan muridnya Syamsudin Sumatrani yang mendapat dukungan dari Sultan Iskandar Muda. Karena merasa perannya masih sangat minim, akhirnya ar-Ra>niri> memutuskan untuk menambah masa perantauannya untuk membekali diri dengan ilmu agama khususnya ilmu mistis yang belum sepenuhnya ia kuasai.

Kedatangan ar-Ra>niri> untuk kali kedua disambut dengan tangan terbuka oleh Sultan Iskandar Thani. Tidak hanya itu, Sultan Iskandar Thani juga melantiknya sebagai mufti kerajaan karena kemahirannya dalam berbagai ilmu pengetahuan. Kesediaan Sultan Iskandar Thani tersebut tidak mungkin tanpa alasan, melainkan karena sebagian masyarakat Aceh pada umumnya juga menganut paham Ahl as-Sunnah wa al-Jama>‘ah yang sejalan dengan arah pemikiran ar-Ra>niri>.8

C. Karya-Karya

Selain melakukan perantauan ke berbagai seantero negeri untuk menggali ilmu agama, ar-Ra>niri> juga menekuni kegiatan pembacaan kitab-kitab dari tokoh terkemuka seperti ibn H}azm, al-Shahrasta>ni>, al-Ghazali, al-Jilli, ibn Arabi, dll. Kiprahnya yang bersinar dalam dunia ilmu pengetahuan memungkinkan beliau untuk menghasilkan banyak karya. Buku yang beliau tulis tidak kurang dari 30 buku:9

8Ar-Ra>niri>, Tibya>n fi> Ma‘rifat al-Adya>n (Banda Aceh: PeNa, 2010), 261.

9 Muhidien A. Rahman, Riwayat Hidup Syeikh Ar-Ra>niri> dan Sumbangannya kepada

(5)

1. Al-Sira>th al-Mustaqi>m, merupakan kitab fikih pertama yang beliau tulis di Nusantara. Kitab ini membahas hukum-hukum fikih yang berkiblat pada imam Syafi‘i yang terdiri dari delapan bab mengenai thaharah, sholat, puasa, zakat, haji, halal haram, dan sebagainya. Beliau mulai menulis kitab ini sebelum beliau menetap di Aceh, yakni pada tahun 1044 H/1634 M dan selesai pada tahun 1054 H/1644 M, tahun dimana beliau berangkat meninggalkan Aceh menuju negara asalnya, Ranir, India. Kitab ini juga pernah dicetak di Mekkah bersama kitab Sabi>l al-Muhtadi>n karangan Syeikh Muh}ammad Arshad al- Banjari pada tahun 1829 M, dan dianggap sebagai kitab fikih yang terawal dan tertua di Indonesia.

2. Durrat al-Fara>id bi Syarh al-‘Aqa>id, kitab berbahasa Melayu ini memuat tentang akidah dan tauhid. Kitab ini juga ditulis pada tahun 1045 H/1635 M, dan pernah diterbitkan pada tahun 1311 H/1892 M tanpa menyebut penerbitnya. Semester manuskrip kitab ini terdapat di Perpustakaan Tanoh Abe. Ar-Ra>niri> pernah menyebut nama kitab ini dalam kitabnya al-Tibya>n fi> Ma‘rifat al-Adya>n10.

3. Hida>yat al-H}abi>b fi> al-Targhi>b wal-Tarhi>b. Kitab ini merupakan kitab hadith yang pertama kali dihasilkan di Asia Tenggara. Kitab ini juga dalam bahasa Arab dan bahasa Melayu pada tahun 1045 H (1633 M). Kitab ini pernah dicetak bersama kitab Jom’ al-Fawa> Jawa>hir al-Qala>’id, karangan Syeikh Daud al- Fat}ani dengan judul yang lain yaitu Fawa>’id Bahiyyah fi> al-’Aha>dith al-Nabawiyyah. Kitab ini mengandung sejumlah 831 hadith yang

(6)

berkisar sekitar persolan targhib dan tarhib, yaitu perkara yang menggalakkan dan perkara yang menakutkan. Manuskrip kitab ini didapati di Pusat Manuskrip Melayu, Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS 1042/MSS 2654.

4. Busta>n al-Sala>t}i>n fi> Dzikr al-Awwa>li>n wa ’l-A>khiri>n. Kitab ini adalah kitab sejarah dan ketatanegaraan. Kitab ini merupakan karya terbesar dan tersohor yang pernah dihasilkan dalam bahasa Melayu. Kitab ini ditulis setelah beliau singgah tujuh bulan di Aceh, yaitu pada 7 Syawal 1047 H/1637 M atas permintaan Sultan Iskandar Thani. Kitab ini terdiri daripada tujuh bab dan setiap bab mempunyai beberapa fasal.11

5. Nabdhah fi> Da’wat al-Zill ma‘a Sa>h}ibih. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab. Dikatakan bahwa buku ini ditulis sekitar tahun 1637 M-1641 M. Isi kandungannya berputar pada persoalan ajaran dan paham wuju>diyyah. Buku ini masih tersedia dalam bentuk manuskrip yang tersimpan di perpustakaan pribadi Tengku M. Junus Djamil di Banda Aceh.

6. Lat}a>’if al-Asra>r li Ahl Alla>h al-At}ya>r. Kitab ini merupakan sebuah kitab tasawuf yang pernah beliau sebutkan dalam kitab Tibya>n fi> Ma‘rifat al-Adya>n. Kitab ini masih dalam bentuk manuskrip dan tersimpan di Pustaka Tanoh Abe. Namun menurut maklumat terkini yang diperoleh bahwa kitab ini telah dibuat kajian oleh Dr. Muh}ammad Zainiy Uthman untuk mencapai ijazah doktor falsafah di ISTAC.

(7)

7. Asra>r al-Insa>n fi> Ma’rifat al-Ru>h} wa al-Rah}ma>n. Kitab ini terjemahan dari sebuah kitab berbahasa Arab ke bahasa Melayu. Kitab ini diterjemahkan untuk memenuhi permintaan Sultan Iskandar Thani. Namun, karangan ini diselesaikan pada zaman pemerintahan Sultanah Safiyatuddin, yaitu pada 25 Safar 1050 H/1639 M. Karangan kitab ini terdiri dari dua bab. Bab pertama mempunyai enam pasal dan bab kedua mempunyai lima pasal. Kandungan kitab ini berkisar pada persoalan manusia, roh, sifat, dan hakikatnya serta hubungan manusia dengan Tuhan. Manuskrip kitab ini masih tersimpan di Pusat Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS 1194 dan MS 1598.

8. Tibya>n fi> Ma‘rifat al-Adya>n. Kitab yang ditulis dalam bahasa Melayu ini juga untuk memenuhi permintaan Sultanah Safiyatuddin Syah. Kandungan kitab ini lebih tertumpu pada perbandingan agama dan penjelasan tentang kesesatan faham wuju>diyyah dan terdiri dari dua bab. Bab pertama membahas tentang agama yang pernah muncul di dunia sejak Nabi Adam a.s, hingga Nabi ‘Isa> a.s. sementara bab kedua berbicara tentang kemunculan mazhab-mazhab atau aliran-aliran yang muncul di tubuh Islam.12

9. Akhba>r al-A>khirah fi> Ah}wa>l al-Qiya>mah. Kitab ini ditulis atas permintaan Sultanah Safiyatuddin Syah dan selesai ditulis pada tahun 1053 H (1641 M). Karangan ini memuat tujuh bab dan membahas masalah nu>r Muh}ammad, kejadian Nabi Adam a.s. peristiwa kiamat, surga, neraka, dan lain-lain. Kitab

(8)

ini pernah diterbitkan oleh Edwar Djamris dari Pusat Pemibnaan dan Pengembangan Bahasa Jakarta.

10.Hill al-Zhill. Kitab yang ditulis dalam bahasa Arab dan bahasa Melayu ini, diselesaikan sekitar tahun 1638 M-1644 M dan merupakan uraian lanjut dari kitab Nubdha>h fi> Da‘wama‘a Sha>hibi>n, yang merupakan kitab tauhid dan tasawuf. Ar-Ra>niri> pernah menyebut nama kitab ini dalam kitabnya Tibya>n fi> Ma‘rifat al-Adya>n. Kitab ini masih dalam bentuk manuskrip dan berada di Pusat Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS 1530, terdapat juga di perpustakaan pribadi Tengku A. Jakfar dan Tengku Junus.

11. Ma>’ul-H}aya>t li Ahl al-Mama>t. Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu, cenderung membahas persoalan tauhid dan tasawuf. Kitab ini ditulis pada zaman Sultanah Safiyatuddin Syah atas permintaan beliau. Kitab ini membahas tentang paham wuju>diyyah dan percanggahannya dengan syariat serta perbedaannya dengan syariah tasawuf. Kitab ini pernah diterjemahkan ke bahasa Latin dan diterbitkan oleh Ahmad Daudy pada tahun 1978 M dengan judul Syeikh Nuruddin ar-Ra>niri>. Manuskrip kitab ini juga terdapat di Pusat Manuskrip Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS 54713. 12. Jawa>hir al-‘ulu>m fi> Kasyfi al-Ma‘lu>m. Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu

pada tahun 1052 H (1642 M) dan merupakan kitab terakhir yang ditulis oleh ar-Ra>niri> di Aceh sebelum kembali ke India. Kitab ini merupakan kitab tasawuf paling lengkap yang pernah dihasilkan oleh ar-Ra>niri> dan terdiri dari

13Ahmad Daudi, Syeikh Ar-Ra>niri> (Sejarah,Karya, dan Sanggahan terhadap Wuju>diyyah

(9)

5 bab. Bagian pendahuluan membahas tentang kelebihan ilmu tasawuf. Bab pertama mengenai wujud, bab kedua membahas tentang sifat Allah SWT, bab ketiga mengenai nama-nama Allah SWT, bab keempat membahas tentang a’ya>n thabitah dan bab kelima membahas tentang a’yan kha>rijiyyah. Pada akhir kitab dicantumkan bahwa kitab ini selesai ditulis pada tahun 1076 H. Namun bagian penutup dari kitab ini ditulis oleh muridnya.

13. Ainal-‘Alam Qabl an-Yukhalaq. Kitab ini membicarakan tentang dunia sebelum diciptakan. Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu. Manuskrip kitab ini masih tersimpan di Pustaka Tengku M. Junus Djamil.

14. Syifa>’ul-Qulu>b. Kitab tasawuf ini ditulis dalam bahasa Melayu. Kitab ini membahas tentang pengertian kalimat syahadat dan cara-cara berdzikir kepada Allah. Kitab ini masih belum diterbitkan dan masih tersimpan di Pustaka Tengku M. Junus Djamil. Tetapi menurut Syekh Muhammad Naquib Al-Attas14.

15. Hujja>t al-Shiddiq li daf‘i al-Zindiq. Kitab tauhid dan tasawuf ini ditulis dalam bahasa Melayu atas permintaan sahabatnya. Kitab ini pernah ditebitkan oleh P. Voorhoeve (1955) dalam bukunya “Twee Maleische Geschriften van Ar-Ra>niri>”, Leiden. Kemudian Syed Muh}}ammad Naquib al-Attas (1996) telah menerjemahkan serta menerbitkannya dalam bahasa Inggris sebagai lampiran dalam bukunya “Ra>niri> and Wuju>diyyah of 17th Century Acheh”. MBRAS, III, Kuala Lumpur. Manuskrip kitab ini terdapat di Pusat Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS 1086.

(10)

16. Al-Fath} al-Mubi>n ‘alal-Mulh}idi>n. Kitab tauhid ini ditulis dalam bahasa Melayu dan bahasa Arab pada tahun 1068 H (1657 M). Isinya lebih bertumpu pada kecaman terhadap paham wuju>diyyah dan peristiwa pembunuhan massal penganut paham tersebut serta pembakaran kitab-kitab yang ditulis oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin al-Sumaterani di hadapan masjid Baiturrah}ma>n. Naskah asli kitab ini disimpan oleh Ahmad Daudy, di Banda Aceh. Manuskripnya terdapat di Pusat Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS 1137.

17. Al-Lama‘anfi Takfir man Qalabi Khalq al-Qur’a>n. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Isinnya lebih kepada penyanggahan ajaran Hamzah Fansuri yang menyatakan bahwa al-Qur’an itu makhluk. Kitab ini disebut oleh ar-Ra>niri> dalam kitabnya al-Fath} al-Mubi>n ‘ala al-Mulh}idi>n. Naskah asli kitab ini masih tersimpan di Pustaka Tengku M.J. Djamil15.

18. Shawarin al-Shiddiq li Qath‘i al-Zindiq. Kitab tasawuf ini merupakan petikan dari kitab Hujjat al-Siddiq li-Daf al-Zindiq yang ditulis dalam bahasa Arab setelah kepulangannya ke negara asalnya sebagai bantahan atas paham wuju>diyyah seperti yang digambarkan oleh ar-Ra>niri> dalam kitabnya al-Fath} al-Mubi>n. Hingga kini, kitab ini masih belum ditemukan lagi.

19.Ra>hiq al-Muh}ammadiyyah fi Tariq al-Sufiyyah. Kitab mengenai tasawuf ini juga ditulis sewaktu beliau kembali ke Ranir, India dan merupakan kitab terakhir yang beliau tulis. Kitab ini ditulis pada tahun 1068 H, tetapi beliau

(11)

tidak sempat menyempurnakannya karena beliau meninggal dunia. Lalu kitab ini dilanjutkan oleh murid beliau, Shalah al-Di>n Ibra>hi>m ibn ‘Abdullah dan hingga kini dikatakan masih belum ditemukan. Tetapi menurut ‘Abd al-H}ayy al-H}asani, naskah kitab ini terdapat dalam simpanan al-Sayyid Nu>r al-H}asas ibn Siddiq H}asan al-Qanuji.

20. Bad‘ Khalq al-Samaway wal-’Ard. Kitab sejarah ini merupakan petikan dari bab pertama kitab Busta>n al-Salat}i>n. Kitab ini dengan nama dan pengantar tersendiri dan pernah dicetak beberapa kali di Mekkah, Mesir, dan juga di Asia Tenggara. Manuskrip kitab ini terdapat di Pusat Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS 781 dan MS 1517. 21. Kifa>yat al-Sh}ala>t. Kitab ini merupakan kitab fikih yang diambil dari kitab al-

Sira>t} al-Mustaqi>m. Melihat dari judul ini, maka ar-Ra>niri> menyaringnya secara khusus lalu dijadikan sebuah judul yang berbeda.

22. Hida>yat al-I>>>ma>n bi Fadhlil-Mana>n. Kitab ini merupakan sebuah kitab tauhid yang ditulis dalam bahasa Melayu dan bahasa Arab. Kitab yang membahas tentang persoalan iman, islam, makrifat, dan tauhid. ini masih dalam bentuk manuskrip dan masih tersimpan di Perpustakaan Tengku M. Junus Djamil16. 23. ‘Alaqat Allah bil-’Alam. Kitab ini membahas hubungan Allah dengan alam

menurut pandangan ahli tasawuf. Kitab ini sebenarnya tanpa judul, lalu diberi judul oleh Ahmad Daudy sesuai dengan kandungannya yang merupakan terjemahan dari kitab berbahasa Parsi, karangan Syeikh Muh}ammad Fadl

(12)

Allah al-Burhanpuri ke bahasa Arab. Kemudian, diterjemahkan oleh ar-Ra>niri> ke bahasa Melayu.

24. ‘Aqa>id al-Sh}uffiyat al-Muwah}h}idi>n. Kitab ini berisi tentang persoalan akidah dan pengalaman kerohanian orang-orang sufi dalam berdzikir Kitab tauhid dan tasawuf ini ditulis dalam bahasa Arab beserta terjemahannya dalam bahasa Melayu. Kitab ini ditulis tanpa judul. Naskah aslinya masih tersimpan di Pustaka Tengku M. Junus Djamil.

25. Al-Fath} al-Wadu>d fi> Baya>n Wah}da>t al-Wuju>d. Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu dan pernah disebut oleh ar-Ra>niri> dalam kitabnya al-Fath al-Mubi>n, namun belum ditemukan.

26. ‘Ain al-Jawa>d fi> Baya>n Wah}da>t al-Wuju>d. Kitab ini juga masih belum ditemukan, tetapi dinyatakan oleh ar-Ra>niri> dalam kitabnya Fath} al-Mubi>n17.

27. Awdhah al-Sabi>l wal-Dali>l laisa> li Abat}il al-Mulh}iddin Ta’wi>l. Kitab ini juga masih belum ditemukan. Kitab ini disebutkan oleh ar-Ra>niri> dalam kitab al-Fath} al-Mubi>n. Judulnya menggambarkan penjelasan mengenai hujatan dan dalil-dalil faham wuju>diyyah18.

28. Awdhah al-Sabi>l Laisa> li Kala>m al-Mulh}idi>n Ta’wi>l. Kitab ini juga disebutkan dalam kitab al-Fath} al-Mubi>n, kandungannya hampir sama dengan nomor 27. Namun hingga kini kitab ini masih belum ditemukan.

17 Muhidien A. Rahman, Riwayat Hidup Syeikh ar-Ra>niri> dan Sumbangannya kepada

Pengajian Hadith (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), 33. 18 Ibid., 33.

(13)

29. Syadar al-Mazi>d. Kitab ini disebut di dalam kitab al-Fath al-Mubi>n, tetapi hingga kini masih belum ditemukan.

30. ‘Umdah al-I’tiqa>d atau Muhimmat al-I’tiqa>d. Menurut P. Voorhoeve kedua kitab yang terakhir ini ialah satu dan merupakan karya ar-Ra>niri>. Namun, ada yang berpendapat bahwa kitab ini merupakan hasil karya Syeikh Abdul Ra>u>f Singkel.19

D.Kitab Tibya>n fi> Ma‘rifat al-Adya>n

Kitab ini ditulis atas titah dari Sultanah Safiatuddin Syah, sebagai jawaban atas persoalan yang berkecamuk pada waktu itu. Perdebatan yang sengit antara ar-Ra>niri> di pihak Ahlussunnah wal Jama>’ah serta pengikut Fansury sebagai penganut paham wuju>diyyah yang tak kunjung menemukan titik temu, membuat ar-Ra>niri> merasa harus menunaikan titah Sultanah untuk menulis sebuah buku yang secara spesifik membahas tentang sekte-sekte dalam Islam. Kitab Tibya>n fi> Ma‘rifat al-Adya>n merupakan buku teologi yang pertama kali ditulis oleh ulama nusantara.20

Kitab Tibya>n terbagi menjadi dua bab. Bab pertama membahas tentang perkembangan aliran kepercayaan dan agama non-skriptural dan skriptural sebelum Islam hadir. Kisah pewarisan wahyu para nabi-nabi, di antaranya Adam, Idri>s, Nu>h}, selanjutnya langsung kepada nabi Ismāil, dan Mu>sa>, Hārūn, Yūsa, Uzayr dan diakhiri kisah nabi ‘Isa>>. Sedangkan penyebutan nabi Ibrāhīm di dalam

(14)

kisah Ahl al-Kita>b penyembah api, bukan dalam susunan urutan nabi (penerima Shuh}uf) yang dimaksud, tapi bagian dari kisah Yahudi.

Selanjutnya, dalam bab ini memuat tentang golongan-golongan agama pra-Islam. Pertama, Tabi‘iyah (Taba‘iyah) sebagai golongan penyembah berhala (paganisme) yang terdiri dari 4 golongan, yaitu: Harārah, Burūdah, Yabūsah, dan Rutūbah. Kemudian Majusi, terdiri dari 3 aliran: Zamzamīyah, Syamsanīyah, Samīyah. Yang ketiga adalah Dahriyah (Mulahdifūn) atau mulh}id, tidak bertuhan (atheist). Keempat Tana>sukhīyah; reinkarnasi dan politheisme, terdiri dari 4 golongan utama, yaitu: Bara>himah, Wuju>diyah, inkarnasi, dan yang terakhir tidak disebut sekte. Kelima, Ahl al-Kita>b yang hanya 3 golongan utama yang disebut dari 10 golongan keseluruhannya, yaitu: Bara>himah, Yahudi, Nasrani.

Golongan kelima inilah yang akan penulis uraikan secara lebih mendalam dalam penelitian ini. Dimana tiga golongan utama tersebut masing-masing memiliki bagian-bagiannya. Golongan Bara>himah merupakan keturunan atau umat Nabi Ibra>hi>m. Golongan Yahudi atau di dalam pemaparannya, ar-Ra>niri> menyebut sebagai umat Nabi Mu>sa> terdri dari dua golongan yakni Uzayriyyah dan Samiriyyah. Sedangkan Nasrani21 atau dengan kata lain adala umat Nabi ‘Isa>

terdiri dari tiga bagian, yakni: Malkaniyyah, Nasturiyyah, dan Mar Ya‘qubiyyah. Sementara di dalam bab kedua menjelaskan ikhtilaf madzhab-madzhabdi kalangan umat nabi Muhammad SAW. Di dalam hadith Rasulullah disebutkan bahwa aliran dalam Islam terbagi atas 72 sekte,keseluruhannya sesat kecuali satu golongan. Hadith ini sendiri diriwayatkan dari beberapa sahabat Nabi dari jalur

(15)

sanad yang berbeda. Tujuh puluh duakelompok sempalan muslim yang dianggap sesat berada di luar ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah menurut ar-Ra>niri> berasal dari 6 (enam) golongan utama, yaitu: Rafidhiyah, Kha>rijiyah, Jabariyah, Qadariyah, Jahmiyah, dan Murji’ah22.

Setiap golongan terdiri dari 12 sekte bagian, namun ada beberapa sekte selain jumlah tersebut digolongkan ke dalamnya sehingga melebihi dari jumlah yang semestinya. Beberapa pemikiran sekte-sekte tersebut diidentikkan dengan paham wahdat al-wuju>d (wuju>diyah) yang dipelopori oleh Hamzah Fansuri dan muridnya Syamsudin al-Sumatrani ke dalam kelompok sesat tersebut. Berbeda dengan ulama Sunni yang lain, seperti halnya al-Shahrasta>ni>, yang mengklasifikasikan sekte Islam menjadi empatgolongan utama, yaitu: Qadariyah, Sifatiyah, Khawarij dan Syiah.

Tabel 3.1 Aliran atau agama-agama pra-Islam

No. Nama Aliran/Agama Cabang Aliran

1. Tabi‘iyyah Hara>rah Buru>dah Yabu>sah Rutu>bah 2. Majusi Zamzami>yyah Syamsani>yyah Sami>yyah 3. Dahriyyah - 4. Tana>sukhi>yyah Bara>himah Wuju>diyyah Inkarnasi

(16)

5. Ahl al-Kita>b Bara>himah Yahudi Nasrani

Tabel 3.2 Aliran-aliran dalam Islam23

No. Nama Aliran Cabang Aliran

1. Rafidi Rafidi ‘Ali al-Ulu>hiyyah dan Sababiyyah

‘Ala>wiyyah dan Ghura>biyyah Aba>diyyah

Syi’iyyah dan Ima>miyyah Isma>’iliyyah Zaydiyyah Tana>sukhiyyah La>ghiyyah ‘Abbasiyyah Na>wu>siyyah Ra>jiyyah Mutarabbisiyyah 2. Kha>rijiyyah atau

Haru>riyyah Azra>qiyyah Kha>rijiyyah Iba>ghiyyah Kha>rijiyyah Ta’labiyyah Kha>rijiyyah Gha>liyyah Kha>rijiyyah Khalafiyyah Kha>rijiyyah Kathriyyah Kha>rijiyyah Mu’tazilah Kha>rijiyyah Maymu>niyyah Kha>rijiyyah Muhakkamiyyah Kha>rijiyyah Akhnasiyyah Kha>rijiyyah Ajiyyah Kha>rijiyyah Sumrakhiyyah

3. Jabariyyah Jabariyyah Mudtariyyah

Jabariyyah Fa>’iliyyah Jabariyyah Ma’iyyah Jabariyyah Maqru>’iyyah Jabariyyah Najja>riyyah Jabariyyah Dara>riyyah Jabariyyah Kasadiyyah Jabariyyah Sa>biqiyyah Jabariyyah Hubbiyyah Jabariyyah Fawqiyyah 23Ibid., 78-145.

(17)

Jabariyyah Fikriyyah Jabariyyah Jaysyiyyah

4. Qadariyyah Qadariyyah Ah}madiyyah

Qadariyyah Thanawiyyah Qadariyyah Kaykaniyyah Qadariyyah Syayta>niyyah Qadariyyah Syarikiyyah Qadariyyah Wahmiyyah Qadariyyah Ruwaydiyyah Qadariyyah Na>kisiyyah Qadariyyah Mutabariyyah Qadariyyah Qistiyyah Qadariyyah Nazza>miyyah Qadariyyah Mu‘tazilah

5. Jahamiyyah Jahamiyyah Mu’attaliyyah

Jahamiyyah Mara>bitiyyah Jahamiyyah Mutara>qiyyah Jahamiyyah Ira>diyyah Jahamiyyah Haraqiyyah Jahamiyyah Makhlu>qiyyah Jahamiyyah Ghayriyyah Jahamiyyah Fa>niyyah Jahamiyyah Zana>diqiyyah Jahamiyyah Lafziyyah Jahamiyyah Qabriyyah Jahamiyyah Wa>qfiyyah

6. Murji’ah Murji’ah Ta>rikiyyah

Murji’ah Sa>b’iyyah Murji’ah Ra>jiyyah Murji’ah Sya>kiyyah Murji’ah Bahsyamiyyah Murji’ah ‘Ilmiyyah Murji’ah Manqu>siyyah Murji’ah Muntasyiyyah Murji’ah Asyarsyiyyah Murji’ah Bid‘iyyah Murji’ah Mutasyabbihiyyah Murji’ah Hasywiyyah

(18)

Tabel 3.2 Klasifikasi Ahl al-Kita>b

No. Nama Golongan Cabang Golongan

1. Bara>himah -

2. Umat Nabi Mu>sa> (Yahudi)

‘Uzayriyyah Samiriyyah 3. Umat Nabi ‘Isa>

(Nasara/Nasrani)

Nasturiyyah Malkaniyyah Mar Ya‘qubiyyah

Gambar

Tabel 3.1 Aliran atau agama-agama pra-Islam  No.  Nama Aliran/Agama  Cabang Aliran
Tabel 3.2 Aliran-aliran dalam Islam 23 No.  Nama Aliran  Cabang Aliran
Tabel 3.2 Klasifikasi Ahl al-Kita>b  No.  Nama Golongan  Cabang Golongan

Referensi

Dokumen terkait

Daftar pustaka ditulis sesuai dengan nomor pemunculan dalam teks, minimal 15 rujukan untuk manuskrip hasil penelitian/ minimal 25 rujukan untuk manuskrip kajian/review, tidak

Pada pendekatan pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik dan Saintifik, siswa yang memiliki gaya belajar auditori memiliki hasil belajar lebih baik daripada

(ii) Pendaftar Pusat Operasi e-Lelong hendaklah dalam tempoh empat belas (14) hari daripada tarikh penerimaan perakuan bertulis penerimaan baki harga belian

Daftar pustaka ditulis sesuai dengan nomor pemunculan dalam teks, minimal 15 rujukan untuk manuskrip hasil penelitian/ minimal 25 rujukan untuk manuskrip kajian/review, tidak

Daftar pustaka ditulis sesuai dengan nomor pemunculan dalam teks, minimal 15 rujukan untuk manuskrip hasil penelitian/ minimal 25 rujukan untuk manuskrip kajian/review, tidak

Karena merasa ada kejangalan maka pihak Pengugat meminta Akad Perjanjian, dari perjanjian pertama sampai kelima ,karena tidak ada tanggapan maka pada bulan Desember

Takhrīj al - manāṭ adalah pencurahan pikiran seorang mujtahid untuk mengeluarkan „illat hukum yang telah ditetapkan oleh nas atau ijmak. Pada tahapan ini, fokus

【図 4 営業担当者のタイプ別による業績の予想】