• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Peningkatan Mutu Produk dan Jasa Berdasarkan Cara Pandang Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Peningkatan Mutu Produk dan Jasa Berdasarkan Cara Pandang Sistem"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM

“Peningkatan Mutu Produk dan Jasa Berdasarkan Cara Pandang Sistem”

Magister Teknik Industri

Universitas Katolik Parahyangan

Bandung, 30 November – 1 Desember 2011

Editor:

Romy Loice

Yani Herawati

Sekretariat :

Jl. Merdeka No. 30

Bandung – 40117

E-mail : sekre@pps-mti.web.id

Website : www.pps-mti.web.id

Cetakan Pertama

November 2011

Penerbit

Magister Teknik Industri

Universitas Katolik Parahyangan

Bandung

Hak cipta pada penulis, dilarang keras mengutip, menjiplak, mengopi baik sebagian atau keseluruhan dari isi buku ini tanpa mendapat ijin tertulis atau keseluruhan dari pengarang atau penerbit

(4)

DAFTAR ISI

Cover Dalam i

Daftar isi ii

Reviewer dan susunan panitia Kata pengantar

v vi

PEMBICARA KUNCI 

Model of Technology-based and product-based knowledge in new firms: How to thrive on competition

Assoc. Prof. Donna Kelley, PhD.

 

DK1

Improving Organizational Capability : Development of Knowledge Sharing System Prof. Dr. T. Yuri Zagloel

 

TYZ1

Pengembangan Sistem Knowledge Sharing Sistem Manufaktur Peningkatan Kapabilitas Dr. Ir. TMA Ari Samadhi

SISTEM INFORMASI

Dinamika Kerumunan Manusia Menggunakan Model Gaya Sosial (Sebuah Tinjauan Pustaka) Ali Sadiyoko, Bambang Riyanto, Kusprasapta Mutijarsa

1

Efektivitas Key User terhadap Penyediaan Data Implementasi Teknologi ERP yang Sukses Zeplin Jiwa Husada Tarigan

7

Tinjauan Manfaat dan Studi Kelayakan Penerapan Teknologi RFID di Industri Ritel Modern di Indonesia

Elkana Timotius

25

Analisis Kebutuhan dan Pemodelan Awal pada Sistem Rekomendasi Pemilihan Provider Kartu Sim Frans Pratama Konstantius, Veronica Sri Moertini

33

Studi Eksploratif Aktivitas Key User dalam Mengimplementasikan Teknologi Enterprise Resources Planning (Studi Kasus 5 Perusahaan Manufaktur Jawa Timur)

Sautma Ronni Basana, Zeplin Jiwa Husada Tarigan

43

Pembangunan Aplikasi e-Government Berbasis Open Source “Sistem Informasi Peneliti” 57 Didi Rosiyadi, Nana Suryana, Nurhayati Masthurah, Ridwan Suhud

 

 

 

(5)

SISTEM PERBAIKAN DAN PENGENDALIAN MUTU

Strategi Dimensi Teknologi dalam Mencapai Keunggulan Kompetisi

Diana S.Mandar, Leli Deswindi

69

Perbaikan Manajemen Bencana Alam/Darurat di PT X Berdasarkan NFPA 1600:2010 Tika Resmitasari, Carles Sitompul

77

Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas Industri Tahu

Khamdi Mubarok, Dian Setiya Widodo, Nurkholis Abdi Pranata

85

Pengurangan Jumlah Produk Cacat yang Memperhitungkan Biaya Produksi di Perusahaan Garment PT X

Gita Permata Liansari, Y. M Kinley Aritonang

97

Pengembangan Model Kualitas Jasa Penjualan Online Tiket Penerbangan Berdasarkan Integrasi HSQM dan Bauran Pemasaran

Hanky Fransiscus, Paulus Sukapto, Carles Sitompul

107

Six Sigma, Lean Management, dan Lean Six Sigma: Tinjauan Literatur Terhadap Konsep dan Aplikasi

Simon Herlambang, Y. M. Kinley Aritonang

117

Pengembangan Model Pengukuran Kualitas Layanan e-Banking dengan Melibatkan Faktor-Faktor Bauran Pemasaran

Alfian, Paulus Sukapto, Carles Sitompul

127

Upaya Meminimalisir Produk Cacat pada Proses Pengecatan Shell Helmet dengan Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di Departemen Painting PT Yasunli Abadi Utama Plastik

Muhammad Kholil, Resa Taruna Suhada

135

Analisis Peningkatan Kualitas pada Outsole dengan Menggunakan Metode Six Sigma Siti Rohana Nasution, Sri Rusdiyanti

141

Pemetaan Aktivitas Layanan Jurusan Teknik Industri Unpar dengan Menggunakan Value Stream Map

Cindy Marika Amalia, Catharina B. Nawangpalupi, Yogi Yusuf Wibisono

151

 

SISTEM PRODUK DAN JASA

Pengujian Kriteria Efektivitas Toko Online Appleberryland Andy Prasetio, Catharina Badra Nawangpalupi

161

Rancangan Kursi Operator SPBU yang Ergonomis dengan Menggunakan Pendekatan Antropometri Eko Prasetyo, Agri Suwandi

169

Penggunaan Metode TRIZ Dalam Pemecahan Masalah: Sebuah Tinjauan Literatur terhadap Konsep dan Aplikasinya

179

(6)

Natalia Tadyka Siswadi, Catharina Badra Nawangpalupi

Evaluasi Desain Ramah Lingkungan untuk Kursi Kerja dengan Metode Material Input Per Service Unit (MIPS)

Andy Chandra H., Catharina B. Nawangpalupi

189

Perancangan Jemuran Otomatis Pendeteksi Hujan Romy Loice, Hanky Fransiscus, Meity Martaleo

197

 

SISTEM PRODUKSI

Sistem dan Manajemen Rantai Pasok pada Bisnis Pengembang Permukiman untuk Mencapai Keunggulan Mutu

Hary Agus Rahardjo

205

Perancangan Algoritma Penjadwalan untuk Meminimalkan Frekuensi Set-Up pada PT Bhineka Karya Manunggal II Bogor

Jerry Agus Arlianto, Amelia Santoso, Rendra Tanutama

211

Perancangan Mekanisme Kontrol Kinerja dengan Menggunakan Supply Chain Management (SCM) Rachmad Hidayat

219

Perancangan Keseimbangan Lintasan Perakitan Timbangan Mekanik dengan Teknik Simulasi untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi di PT. X

Humala L. Napitupulu, Rosnani Ginting, Eddy Setiawan

227

Analisa Waktu Setting Mesin CNC Milling Tipe Sodick HS430l Rini Prasetyani, Wina Libyawati, Muhammad Nur Ihwan Nudin

233

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja Fleksibel pada Sistem Job Shop Mempergunakan Teknik Shojinka

Arif Rahman

241

Perancangan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) untuk Penyelesaian Vehicle Routing Problem (VRP)

Paulus Bangun Martua, Komarudin, Armand Omar Moeis, Akhmad Hidayatno

251

Perancangan Sistem Pendistribusian Air Bersih di PDAM X Budhi Santri Kusuma

(7)

REVIEWER CALL FOR PAPER

Prof. Dr. Marcellia Susan Karnadi, MSIE. Dr. Ir. Bagus Arthaya, M.Eng.

Dr. Budhi Setyawan, MT. Dr. Carles Sitompul, MT, MIM. Catharina B. Nawangpalupi, Ph.D. Dr. Cecilia Esti Nugraheni

Dr. Ferry Jaya Permana, ASAI. Julius Dharma Lesmono, Ph.D. Dr. Ir. Paulus Sukapto, MBA. Sani Susanto, Ph.D.

Dr. Ir. Veronica Sri Moertini, MT. Y.M. Kinley Aritonang, Ph.D.

PANITIA

Penanggung Jawab : Kepala Program Studi Magister Teknik Industri Ketua : Catharina Badra Nawangpalupi, Ph.D. Wakil Ketua : Kristiana Asih Damayanti, ST., MT.

Sekretaris : Yani Herawati, ST. Bendahara : Loren Pratiwi, ST. Sekretariat dan Publikasi : Romy Loice, ST., MT.

Yosefa Pelangi Puti Ardra, ST.

Meity Martaleo, ST., MBA. Seksi Materi dan Sesi Presentasi : Dr. Carles Sitompul

Seksi Workshop : Hanky Fransiscus, ST. Clara Putri Tunggono Seksi Akomodasi dan Transportasi : Alfian, ST.

Simon Herlambang, ST.

(8)

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera bagi kita semua,

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkatNya kita bisa menyelenggarakan Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 dengan tema “Perbaikan Mutu Produk dan Jasa berdasarkan Cara Pandang Sistem”.

Seminar ini diselenggarakan oleh Program Studi Magister Teknik Industri Program Pascasarjana UNPAR dan ditujukan untuk para peneliti, akademisi, praktisi, pemerintah dan mahasiswa sebagai forum diseminasi pengembangan dan transfer ilmu dan praktek yang berguna bagi kemajuan dunia industri maupun akademik.

Workshop diselenggarakan untuk memberikan teknik dan praktek pemodelan dan perancangan produk untuk peningkatan mutu dari produk tersebut dan merupakan hasil kerja sama Program Studi Magister Teknik Industri dan Jurusan Teknik Industri, bekerja sama dengan PT. Trimitra Wisesa Abadi dengan produk Objet, solusi Rapid Prototyping dan Creaform, solusi Reverse Engineering dan Ambidexter Consulting, penyedia jasa konsultan di bidang Enterprise Resource Planning (ERP).

Kami telah menerima lebih dari 40 abstrak, 35 paper lengkap dan setelah proses review yang dilakukan dengan double blind review, kami menerima 29 makalah lengkap untuk dipresentasikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada para reviewer yang telah bekerja keras untuk memberikan masukan terbaik bagi makalah-makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemakalah atas kontribusinya dalam mengirimkan makalah. Semoga makalah-makalah ini dapat digunakan untuk untuk pengembangan ranah keilmuan kita. Makalah-makalah yang diterima telah dikategorikan dalam 4 sub bidang, yaitu:

1. Sistem Informasi 2. Sistem Produksi 3. Sistem Produk dan Jasa

4. Sistem Perbaikan dan Pengendalian Mutu

Tiga workshop diselenggarakan di hari kedua acara, yaitu: user engineering, product lifecycle management dan enterprise resource planning (ERP). Workshop user engineering bertujuan untuk meningkatkan mutu produk dengan mempertimbangkan kemampupakaian dan peningkatan pengalaman dan emosi positif (pleasurability) dari penggunanya. Workshop product lifecycle management bertujuan untuk merancang produk dan mengevaluasi produk melalui simulasi untuk peningkatan mutu produk dalam proses desain. Workshop enterprise resource planning bertujuan untuk memperkenalkan penggunaan teknologi informasi, khususnya perangkat ERP, dalam peningkatan efisiensi kinerja perusahaan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, dan selamat berseminar.

Bandung, November 2011

Ketua Panitia

Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem

(9)

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

PERANCANGAN JEMURAN OTOMATIS PENDETEKSI HUJAN

Romy Loice 1) Hanky Fransiscus 2)

Meity Martaleo 3)

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Jl Ciumbuleuit No. 94, Bandung E mail : romy.loice@unpar.ac.id1)

Abstrak

Permasalahan hujan yang tidak menentu yang membuat rumah tangga tidak tahu kapan saat yang tepat untuk menjemur menciptakan konsep jemutan otomatis. Makalah ini memberikan tahap-tahap perancangan jemuran yang dapat mendeteksi hujan berdasarkan tahap-tahap proses perancangan didasarkan design thinking. Konsep jemuran otomatis ini dapat memberikan solusi untuk melindungi pakaian yang dijemur agar tetap kering.

Tahap perancangan diawali dengan identifikasi kebutuhan konsumen yang didapatkan melalui wawancara dan selanjutnya dilakukan perancangan konsep. Setelah perancangan konsep, dibuat prototipe produk. Prototipe produk alfa dilakukan untuk menguji kekuatan material dan prototipe beta dibuat untuk menguji apakah produk dapat berfungsi seperti rancangan konsepnya. Jemuran otomatis yang disebut Pamoe’an terdiri dari tiga bagian utama yaitu motor penggerak, sensor hujan, dan jemuran. Prototipe alfa untuk pengujian kekuatan material dan struktur jemuran membuktikan bahwa jemuran kuat untuk menahan pakaian sesuai dengan kapasitasnya. Prototipe beta menunjukkan bahwa sensor hujan yang memanfaatkan konduktivitas air mampu membuat jemuran secara otomatis menarik tangkainya jika terjadi hujan.

Kata Kunci: Design thinking, Jemuran pakaian, Sensor hujan

PENDAHULUAN

Masalah yang sering dihadapi oleh ibu rumah tangga modern ataupun wanita karier yang mengurus rumah tangga adalah jemuran yang harus diangkat ketika hujan tiba. Salah satu alternatif yang sering dipakai adalah menjemur pakaian di dalam rumah. Akan tetapi penjemuran pakaian di dalam rumah memiliki kekurangan sebagai berikut: pakaian sulit kering dan kelembaban ruangan akan meningkat.

Penjemuran pakaian di luar ruangan memiliki kelebihan secara alami, yaitu penggunaan sinar matahari dan tenaga angin. Tentunya penjemuran di luar ruangan juga memiliki kekurangan, yaitu membutuhkan ruang yang cukup besar dan pakaian akan basah kembali apabila hujan turun.

Tren saat ini dimana ukuran rumah kecil yang dihuni oleh keluarga kecil tanpa jasa pembantu rumah tangga membuat penghuni sulit menentukan saat yang tepat untuk mencuci pakaian dan menjemur. Apalagi jika para penghuni rumah adalah orang aktif yang sering meninggalkan rumah tanpa ada yang dapat mengangkat pakaian yang sedang dijemur saat hujan turun. Pencucian pakaian memang dibantu dengan mesin cuci dan proses pengeringan melalui mesin cuci biasanya sudah cukup baik. Namun, pakaian tetap perlu dijemur dan diangin-angin supaya benar-benar kering.

(10)

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Dengan rumah yang tidak terlalu besar dan area servis yang kecil, penjemuran pakaian dilakukan dengan menggunakan jemuran berukuran kecil (biasanya untuk jemuran handuk) serta berbagai cara kreatif seperti digantung pada balkon, teralis atau pegangan tangga. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan beberapa cara penjemuran pakaian saat ini untuk rumah kecil.

Gambar 1 Sistem penjemuran di rumah kecil saat ini

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dalam perancangan jemuran pakaian yang dapat mengatasi keterbatasan penghuninya untuk dapat meninggalkan rumah dengan tetap menjemur pakaiannya tanpa harus cemas dengan turunnya hujan. Perancangan jemuran dilakukan dengan mempertimbangkan adanya area penggantungan di luar rumah (atau tembok) yang tidak sepenuhnya tertutup oleh atas atau pelindung lain agar jemuran tetap dapat mendapatkan sinar matahari secara optimal.

Jemuran pakaian yang dirancang menggunakan sistem otomasi dalam pengendalian atas hujan dan mekanisme perlindungan saat hujan turun. Nama Pamoe’an dipilih sebagai nama produk jemuran otomatis ini, yang diambil dari bahasa Sunda yang berarti jemuran. Pilihan nama juga menekankan konsep penjemuran konvensional yang tetap menekankan pentingnya menjemur sebagai kegiatan mencuci dengan menggunakan sumber energi alami dan terbarukan, bukan dengan menggunakan mesin pengering pakaian.

DASAR TEORI

Penelitian di bidang desain (design research) semakin berkembang dan memegang peranan penting agar para desainer memahami proses desain dengan baik. Cross (1992) menegaskan bahwa penerapan metode penelitian dalam desain perlu dilakukan baik secara empiris maupun teoritis. Roth (1999) menyatakan bahwa standar dalam pembuatan kerangka teoritis dalam desain perlu dilakukan, terutama untuk penentuan proses, hasil dan tahap-tahap maupun proses evaluasinya. Buchanan (1996) mendukung ide ini karena proses desain perlu dipahami oleh orang lain atau pengguna produk dari para desainer ini. Hal ini, menurut Buchanan, dapat dilakukan dengan membuat model hubungan antara teori, praktek dan proses produksi sebagai karakteristik dari perancangan itu sendiri.

Buchanan (1996) memberikan dua kriteria utama dalam penelitian di bidang desain, yaitu pemahaman mengenai penelitian dalam desain dan kerangka atau pendekatan proses desain yang jelas. Penelitian di bidang desain merupakan sebuah metode pencarian sistematis dengan tujuan utama adalah pengetahuan dan pembentukan (embodiment) konfigurasi, komposisi, struktur, tujuan, nilai dan arti dalam sistem artifisial atau produk hasil karya manusia (Archer, 1981). Berbagai peneliti di bidang desain memberikan kriteria minimum dalam penelitian di bidang desain, yaitu sistematis, bertujuan, bernilai, berarti dan dapat dikomunikasikan (Roth, 1999; Cross, 1996; Bayazit, 2004).

(11)

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Kriteria kedua mengenai kerangka proses desain, Simon (1996) menegaskan bahwa setiap aktivitas perancangan memiliki cara berpikir yang khusus. Simon menegaskan bahwa setiap aktivitas yang terkait dengan produk artifisial atau buatan manusia (bukan alami) adalah proses sintesis. Oleh karena itu, desainer yang merancang produk artifisial perlu memikirkan bagaimana produk yarus dibuat supaya produk tersebut dapat mencapai tujuannya: “how things ought to be how they ought to be in order to attain goals” (Simon, 1996, h. 4). Hal ini menekankan pentingnya cara berpikir desain yang dapat membentuk kerangka proses desain.

Cara berpikir desain (design thinking) juga ditegaskan oleh Brown (2008) sebagai displin ilmu yang menggunakan perasaan desainer sekaligus metode yang tepat untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna dengan sebuah rancangan konsep yang layak secara teknologi dan layak dalam strategi bisnis sehingga pada akhirnya rancangan tersebut dapat menjadi sebuah nilai tambah bagi konsumen dan kesempatan pasar. Lawson (2005) menekankan bahwa desainer perlu memiliki cara berpikir yang langsung mengarah pada bagaimana mengkomunikasikan rancangan produknya pada orang lain agar mereka dapat membantu desainer dalam merancang dan menghasilkan produk tersebut. Lawson (2004; 2005) menegaskan bahwa cara berpikir seperi ini merupakan cara berpikir ‘reasoning’ yang didasarkan pada proses refleksi dan sekaligus memacu pencarian solusi supaya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki dalam rancangan dan proses perancangan dapat diatasi (reflektif dan problem-solving).

Berdasarkan cara berpikir di atas, Brown (2009) menambahkan pentingnya inovasi dalam cara berpikir desain. Brown menekankan bahwa tidak ada satu cara terbaik untuk melalui proses perancangan, namun ada proses yang berkesinambungan dalam cara berpikir desain yang didasarkan pada proses inovasi, yaitu: inspirasi, ideasi, dan implementasi yang perlu dijalankan secara iteratif. Inspirasi adalah kesempatan untuk pencarian solusi, ideasi adalah proses pencarian ide, pengembangan dan pengujian ide, implemenasi adalah proses pengembangan produk untuk diproduksi dan dipasarkan. Ketiga tahap ini dikembangkan oleh Brown untuk diterapkan di IDEO, perusahaan desain yang dipimpinnya. Gambar 2 menunjukkan tahap-tahap ini dengan proses iterasi dalam ketiga tahap ini maupun di dalam masing-masing tahap.

Gambar 2 Proses inovasi dalam design thinking (Sumber: Brown, 2008, h. 5)

Proses inspirasi atau pencarian kesempatan didasarkan pada perencanaan bisnis dan observasi mengenai kebutuhan orang, kesempatan pengembangan produk berdasarkan kebutuhan tersebut yang didasakan pada

(12)

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

kemampuan dan teknologi. Proses ideasi atau pengembangan ide didasarkan pada pembuatan konsep yang didasarkan cara berpikir yang divergen (Brown, 2009) dengan menggunakan teknik brainstorming dan dilanjutkan dengan proses pemilihan alternatif dengan cara berpikir konvergen dan pembuatan prototipe. Proses berpikir integratif (antara divergen dan konvergen) sangat diperlukan dalam siklus proses perancangan ini. Proses implementasi merupakan tahap dimana produk mulai dipasarkan dengan proses komunikasi ide yang sejalan dengan proses imspirasi dan ideasi.

METODOLOGI PENELITIAN

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penelitian dilakukan untuk merancang suatu jemuran pakaian otomatis yang dapat mendeteksi hujan da membuat sebuah mekanisme penarikan jemuran sehingga pakaian tidak basah kembali terkena hujan.

Proses perancangan dilakukan didasarkan pada siklus proses desain yang diperkenalkan oleh Brown (2008), yaitu:

1. Proses inspirasi (Inspiration)

Pada tahapan ini dilakukan penentuan target pasar dari produk Pamoe’an berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan dalam bagian Pendahuluan, yaitu ibu rumah tangga modern dan orang bekerja (wanita karir) yang mengurus rumah tangga tanpa jasa pembantu rumah tangga. Masalah yang dapat diselesaikan dengan adanya produk ini adalah menghilangkan rasa khawatir pada saat meninggalkan jemuran di rumah. Dalam tahap ini dilakukan juga wawancara terhadap target pasar mengenai kebutuhan mereka.

2. Proses ideasi (Ideation)

Selanjutnya, dilakukan penelitian terhadap produk yang tersedia di pasaran. Riset terhadap jemuran yang ada di pasaran saat ini menunjukkan bahwa jemuran pakaian masih mengalami masalah yang sama mengenai hujan, yaitu pakaian akan menjadi basah kembali apabila turun hujan. Beberapa contoh percobaan untuk menyelesaikan masalah yang sama, yaitu jemuran dengan pelindung plastik yang dipasang di jemuran itu sendiri. Kelemahannya adalah masih membutuhkan tenaga manusia untuk memasang pelindung plastik tersebut pada saat hujan. Apabila pelindung plastik dipasang pada saat menjemur maka pelindung tersebut akan menghalangi aliran angin yang digunakan untuk membantu proses penjemuran pakaian.

Berdasarkan kebutuhan dan motivasi dari pengguna akhir yang diperoleh dari hasil wawancara dilakukan proses pencarian ide melalui brainstorming. Sesi brainstroming untuk menghasilkan ide dilakukan dalam waktu 3 hari dengan jumlah responden 10 orang.

Selanjutnya dilakukan pembuatan sketsa dan prototipe. Prototipe awal (alfa) dibuat dengan perangkat lunak 3D CAD (SolidWorks) yang digunakan untuk proses realisasi rancangan dan pengukuran kekutan produk. Setelah itu, dilakukan pembuatan prototipe beta untuk merealisasikan rancangan fisik dan pengujian mekanisme otomatisasi yang dimiliki oleh jemuran.

3. Proses Implementasi (Implemention)

Proses implementasi tidak secara menyeluruh pada tahap ini namun dilakukan estimasi biaya dan analisis kelayakan secara sederhana.

PROSES INSPIRASI DALAM PERANCANGAN

Proses inspirasi didasarkan pada kesempatan pengembangan produk jemuran pakaian otomatis yang bisa melindungi pakaian dari hujan. Kebutuhan ini teridentifikasi juga dari hasil wawancara dengan target pasar, di mana di antaranya memberikan komentar sebagai berikut:

“wah.. kalo ngejemur pakaian mah repot sekarang mah, hujan mulu, kalo jemur di rumah susah kering” atau

(13)

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

“Susah kalo mo pergi-pergi teh, jemuran basah kalo hujan, khawatir kalo pergi-pergi dan lagi jemur baju di rumah”

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa kebutuhan ibu rumah tangga modern dan wanita karier yang mengurus rumah tangga adalah jemuran yang dapat menghindari hujan dan tidak memakan banyak ruang. Jemuran pakaian otomatis yang dikembangkan memiliki fungsi utama seperti layaknya jemuran pakaian konvensional, yaitu mengeringkan pakaian dengan memanfaatkan tenaga angin dan sinar matahari. Perbedaannya terletak pada adanya komponen yang digunakan untuk mendeteksi hujan dan akan menarik dirinya ke daerah yang aman dari tetesan air hujan. Dengan demikian pakaian yang dijemur akan terlindung dari hujan dan pakaian akan tetap kering.

PROSES IDEASI DALAM PERANCANGAN

Proses ideasi dilanjutkan dengan teknik brainstorming yang dilakukan selama 3 hari melalui beberapa sesi. Konsep-konsep yang dikembangkan melalui brainstorming selanjutnya dikembangkan dalam gambar tiga dimensi menggunakan perangkat lunak SolidWorks. Gambar 3 menunjukkan konsep yang dikembangkan dalam tahap ideasi ini. Terdapat tiga konsep di mana konsep yang pertama (paling kiri) adalah jemuran dengan memanfaatkan struktur silang (X) dan dua batang dalam rancangannya, konsep kedua hanya memanfaatkan satu batang dan konsep yang ketiga memanfaatkan dua batang namun menggunakan struktur U, bukan silang (X).

Gambar 3 Pengembangan konsep jemuran dari proses ideasi

Komponen jemuran otomatis terdiri dari tiga bagian utama, yaitu motor penggerak, sensor hujan, dan jemuran. Bagian motor penggerak terdiri dari rangkaian elektronik, PCB (Printed Circuit Board), micro controller, casing, railing untuk jalannya jemuran, tali penggerak, dan sling untuk menahan railing. Tabel kebutuhan material atau bill of material (BOM) dari jemuran ini dapat dilihat pada Tabel 1. BOM ini merujuk pada konsep pertama yang menggunakan dua batang dan struktur silang (X). Angka di dalam kurung pada BOM menunjukkan jumlah komponen yang diperlukan.

Bagian sensor hujan terdiri dari PCB dengan bagian konduktor terbuat dari tembaga dan disusun seperti sisir seperti terlihat pada Gambar 4. Sensor hujan dibuat dengan memanfaatkan konduktivitas air sehingga apabila bagian tersebut terkena air hujan maka rangkaian akan tersambung (sensor aktif). Bagian terakhir yaitu jemuran terdiri dari batang-batang aluminium sebagai tempat menjemur pakaian dan batang-batang aluminium yang berfungsi sebagai penahan jemuran.

Pada tahap ideasi ini dilakukan juga pembuatan simulasi kekuatan material. Rancangan yang disimulasikan untuk pengujian kekuatan material adalah konsep pertama. Berdasarkan gambaran di mana maksimum beban pada jemuran ini adalah 20 kg (dengan mempertimbangkan adanya 10 batang jemuran pada rancangan ini yang berkapasitas 2 pakaian per batang dan mempertimbangkan berat pakaian basah), maka dilakukan simulasi pengujian kekuatan statis pada perangkat lunak SolidWorks. Setiap batang aluminium pada jemuran mampu menahan beban yang diberikan dan secara keseluruhan, struktur dapat menahan beban jemuran.

(14)

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Gambar 4 Sensor hujan yang memanfaatkan konduktivitas air Tabel 1: Indented Bill of Material Jemuran Pakaian Otomatis

Komponen Material Jemuran pakaian otomatis (1)

1. Jemuran 1.1 Railing (2)

1.2 Batang jemuran (10)

1.3 Batang penahan jemuran (20) 1.4 Batang silang (2) 1.5 Bearing (10) 1.6 Baut 1.7 Mur Aluminium Alumnium Alumnium Alumnium Besi - - 2. Sensor hujan 2.1 Sensor hujan (1) 2.2 Microcontroller (1 set) Tembaga PCB 3. Motor penggerak 3.1 Motor (1) 3.2 Saklar 3.3 Belt penarik (2) - Plastik Tali plastik

Proses ideasi selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan prototipe produk. Dengan menggunakan fasilitas Laboratorium Proses Produksi dan Otomasi Sistem Produksi Jurusan Teknik Industri UNPAR, prototipe dapat dikerjakan sesuai dengan konsep yang dikembangkan. Pengujian prototipe menunjukkan kekuatannya dan sistem otomasi yang digunakan menunjukkan fungsinya dengan baik.

Namun, berdasarkan proses pembuatan prototipe ini, terdapat beberapa evaluasi untuk perubahan mekanisme. Prototipe yang dibuat memiliki kelemahan sistem penarikan batang - batang agak sulit ditarik. Oleh karena itu, hasil pembuatan prototipe ini memberikan hasil evaluasi bahwa diperlukan bearing yang lebih presisi untuk kemudahan penarikan struktur batang penjemur. Selain itu, perlu dicari alternatif sistem railing yang lebih sederhana dengan mengadopsi sistem railing pada tirai atau sistem conveyour untuk proses penarikan yang lebih cepat dan lebih tidak berfriksi.

KESIMPULAN

Pamoe’an merupakan sebuah produk jemuran pakaian yang dirancang untuk mengatasi permasalahan saat hujan dengan adanya sistem otomasi untuk pendeteksian hujan. Hasil perancangan melalui proses inspirasi, ideasi dan implementasi yang didasarkan cara berpikir desain menghasilkan konsep produk yang telah

(15)

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan dan Perancangan Sistem 2011 Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

divisualisasikan dalam prototipe beta. Produk jemuran pakaian ini menggunakan sensor hujan dan motor yang bekerja untuk menarik masuk batang jemuran saat terdeteksi ada hujan (ada tetes air di sensor hujan) dan memiliki struktur yang mampu menahan beban jemuran hingga 20 kg. Hasil dari proses ideasi menunjukkan konsep jemuran pakaian otomatis ini dapat menjawab kebutuhan target pasar. Beberapa mekanisme perlu diperbaiki, khususnya pada sistem railing dan bearing agar proses penarikan batang saat terjadi hujan lebih cepat dan tidak berfriksi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Sebagian dari penelitian ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi dalam kompetisi desain dengan tema Escapology, Indonesian Lifestyle Automation Competition (ICAD 2011) dimana kami menjadi salah satu finalis dalam kompetisi ini. Pembuatan prototipe jemuran pakaian otomatis didanai oleh panitia ICAD 2011. Karena itu kami berterima kasih atas bantuan finansial dan proses evaluasi dan penjurian yang ketat yang telah dilaksanakan. Keseluruhan penelitian dan perancangan ini dilakukan dengan proses bimbingan dan konsultasi yang reguler dari dua dosen Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan, yaitu Bapak Ali Sadiyoko, ST., MT dan Ibu Catharina Badra Nawangpalupi, PhD dan kepada mereka kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Archer, L. B. (1981). A View of the Nature of the Design Research. In R. P. Jacques, J.A. (Ed.), Design : Science Method (pp. 30-47). Guilford, Surrey: IPC Business Press Ltd.

Bayazit, N. (2004). Investigation Design : A Review of Forty Years of Design Research. Design Issues, 20(1).

Brown, T. (2008). Design Thinking. Harvard Business Review(June), 1-9.

Brown, T., & Katz, B. (2009). Change By Design: How Design Thinking Transforms Organizations and Inspires Innovation. New York: Harper Collins Publishers.

Buchanan, R. (1996). Elements of Design. Design Issues, 12(1), 74-75.

Cross, N. (1992). Research in Design Thinking. In N. Cross & N. Roozenburg (Eds.), Research in Design Thinking. Delft: Delft University Press.

Cross, N. (1996). Engineering Design Methods : Strategies for Product Design (Second Edition): John Wiley and Sons.

Lawson, B. (2004). What Designers Know. Oxford: Elsevier.

Lawson, B. (2005). How Designers Think: The Design Process Demystified (Fourth edition). Oxford: Elsevier.

Roth, S. (1999). The State of Design Research. Design Issues, 15(2), 18-26.

Simon, H. A. (1996). The Sciences of the Artificial (Third edition). Cambridge, MA: MIT Press

(16)

Gambar

Gambar 1 Sistem penjemuran di rumah kecil saat ini
Gambar 2 Proses inovasi dalam design thinking  (Sumber: Brown, 2008, h. 5)
Gambar 3 Pengembangan konsep jemuran dari proses ideasi
Gambar 4 Sensor hujan yang memanfaatkan konduktivitas air  Tabel 1: Indented Bill of Material Jemuran Pakaian Otomatis

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghitung penurunan konsolidasi suatu lapisan tanah lempung yang relatif tipis yang dibebani suatu beban yang luas, maka rumus Terzaghi akan memberikan

Berdasarkan penelitian yang sudah ada, nilai pemampatan pada waktu tertentu tersebut berpengaruh terhadap nilai konstanta pegas yang mengasumsikan tanah sebagai media elastic

Terlaksananya evaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan dengan perencanaan tata ruang pada lingkup nasional, wilayah, dan Kawasan 14.. Tersusunnya desain survei

Selama praktik mengajar di SD Negeri Kotagede I, praktikan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman bahwa seorang guru dituntut untuk lebih memahami setiap siswanya yang

Pasal 1754 KUH Perdata “menyatakan bahwa pinjam pakai habis adalah perjanjian, dengan mana pemberi pinjaman menyerahkan sejumlah barang pakai habis kepada peminjam dengan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menstimulasi perkembangan karakter anak melalui permainan yang mendidik, meningkatkan kemampuan anak dalam memahami materi

1) Penggundulan hutan yang mengakibatkan debit dasar sungai (base flow) di musim kemarau menjadi menurun. 2) Meningkatnya erosi dan sedimentasi di sungai, sebagai akibat

Sedangkan tujuan pembelajaran PAI sendiri yang dikemukakan oleh Kholidah dkk (2009:7) bahwa tujuan pembelajaran PAI adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan