• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSATUAN ISLAM (PERSIS) PADA MASA K.H.E ABDURRAHMAN ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSATUAN ISLAM (PERSIS) PADA MASA K.H.E ABDURRAHMAN ( )"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)PERSATUAN ISLAM (PERSIS) PADA MASA K.H.E ABDURRAHMAN (1962-1983). SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum). Disusun oleh Nanang Sutisna 01120655. JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2008. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(2) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(3) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(4) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(5) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(6) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(7) MOTTO. #· £ ô „ç Î £ ô èã 9ø #$ ì y Βt β ¨ *Î ùs #Z £ ô „ç Î £ ô èã 9ø #$ ì y Βt β ¨ )Î ó=Á | Ρ$$ ùs M | î ø

(8) t ùs #Œs *Î ùs =î x ‘ö $$ ùs 7 y /nÎ ‘u ’ 4 <n )Î ρu Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya setelah kesullitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS: al-Nashr : 5-8). © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. iv.

(9) HALAMAN PERSEMBAHAN. Ku Persembahkan Skripsi. ini kepada :. 1. ALMAMATERKU TERCINTA Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. AYAHANDA. DAN IBUNDA TERCINTA. BESERTA KELUARGAKU TERSAYANG. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. v.

(10) KATA PENGANTAR.    

(11) .    

(12)       

(13)     !  %& '    ! " #$ "   :) ,( )*$   Allah adalah Tuhan Yang Maha Agung lagi bijaksana. Kemurahan dan kasih sayangnyalah yang penulis rasakan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa pertolongan dan inayah-Nya niscaya skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan, oleh karena puja dan puji syukur penulis alirkan ke keharibaan Allah yang maha pengasih lagi Maha Penyayang Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Saw. Seorang suri tauladan yang tidak pernah kekurangan memontum untuk mengagumi dan mencintai semua prilaku dan pemikirannya Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana S-1 dalam bidang sejarah Islam pada Fakultas Adab Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Syihabuddin Qolyubi. Lc. M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Drs. H. Mundzirin Yusuf, M.Si selaku ketua jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. vi.

(14) 3. Dra.Soraya Adnani M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik penyusun. 4. Drs. Irfan Firdaus selaku dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan kesabarannya memberikan petunjuk dan pengarahan di dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil serta do’a-do’a. yang senantiasa dipanjatkan untuk. anakmu ini dengan penuh kesabaran . 6. Kakak-kakakku, A. Risan Sujana, Ai Rosida, Ade Yusup, serta keponakan-keponakan yang memberikan kegembiraan Shifa Nisrina Sujana dan Husna Afifah Sujana yang selalu menghadirkan tawa, canda serta kegembiraan. 7. Teman-teman: Heri. M. Thohari S.Fil, Ipit Pitriadin S.Hum, Yasa Akhiro, Zaenal Arif, Hendra Tohari M.Ag, Ma’mun S.Thi, Alfin S.Thi, Cecep S.Thi, Agi Patinggi SH, Firman Purnama, Azis S.Sosi, keluarga besar L_KMPI (Lesehan Keluarga Mahasiswa Persatuan Islam), segenap keluarga besar mahasiswa Garut (KEMAGA), teman SPI C. Semoga semua amal yang telah diberikan mendapat imbalan yang berlipat dari Allah SWT, Amin Akhirnya merupakan suatu kebanggaan telah menyelsaikan penyusunan skripsi ini walaupun dengan sadar penulis akui banyak hal yang perlu dikoreksi dan diperbaiki karena karya ini jauh dari nilai sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran atas kekurangan dalam penulisan. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. vii.

(15) maupun isi yang termuat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya . Yogyakarta, 17 Ramadhan 1426 H 30 September 2007 M Penyusun,. Nanang Sutisna. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. viii.

(16) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i. HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................ ii. HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii. HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v. KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi. DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1. B. Batasan Dan Rumusan Masalah ................................................................ 6. C. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan .............................................................. 7. D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7. E. Landasan Teori .......................................................................................... 8. F. Metode Penelitian ...................................................................................... 11. G. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 14. BAB II BIOGRAFI K.H. E. ABDURRAHMAN A. Latar Belakang Keluarga ........................................................................... 15. B. Latar Belakang Pendidikan ........................................................................ 17. ix. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(17) BAB III AKTIVITAS DAN KARYA K.H. E. ABDURRAHMAN A. Keulamaan K.H. E. Abdurrahman ............................................................. 21. B. Karya-Karya K.H. E. Abdurrahman .......................................................... 29. BAB IV KEPEMIMPINAN KH. E. ABDURRAHMAN DALAM PERSIS ........ 37. A. Orientasi Politik ........................................................................................ 43. B. Orientasi Organisasi ................................................................................. 54. C. Fokus Gerakan PERSIS ........................................................................... 62. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 73. B. Saran-saran ................................................................................................ 75. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURICULUM VITAE. x. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(18) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Permulaan abad ke-20 merupakan masa kebangkitan umat Islam. Gerakan-gerakan modern Islam itu muncul bersamaan dengan lahirnya kesadaran Nasional dalam wujud pergerakan Nasional. Kedua gerakan tersebut berjalan seiring dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan. Bagi umat Islam, usaha-usaha untuk menuju cita-cita ini di tempuh dalam bentuk organisasi-organisasi Islam dengan corak dan gayanya yang berbeda. Masing-masing ditentukan oleh lingkungan kedaerahan, pengaruh kepribadian tokoh-tokoh, dan tantangan yang dihadapi dari dalam maupun dari luar lingkungan masyarakat Islam.1 Kecenderungan ini dapat dilihat dalam gerakan pembaharuan yang dilancarkan. oleh Persatuan Islam (selanjutnya. disingkat Persis) sebagai organisasi pembaharu yang lahir di Bandung, Jawa Barat. Di pentas sejarah, organisasi pembaharuan Islam di Indonesia. yang. memiliki ciri sebagai gerakan tajdid, di antaranya Muhamadiyah yang berdiri di Yogyakarta, Al-Irsyad di Jakarta, dan Persatuan Islam (Persis) yang berdiri di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1923. Semua gerakan ini berdasarkan ajaranajaran salaf atau reformis.2. 1. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 ( Jakarta: LP3S, 1985), hlm.. 95 2. L. Stoddar, Dunia Baru Islam (Jakarta: Panitia Penerbit, 1996), hlm. 306.. 1. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(19) 2. Persis berawal dari suatu kelompok tadarusan (penelaahan agama Islam) di Kota Bandung di bawah pimpinan H. Muhammad Zamzam dan H Muhammad Yunus. Bersama jamaahnya dengan penuh kecintaan menelaah, mengkaji serta menguji ajaran-ajaran Islam. Kelompok tadarusan yang bejumlah sekitar 20 orang itu menjadi semakin tahu akan hakikat Islam yang sebenarnya. Mereka pun menjadi sadar. bahaya keterbelakangan, kejumudan, penutupan pintu ijtihad,. taklid buta, dan serangkaian bid'ah. Mereka berusaha melakukan gerakan Tajdid dan pemurnian ajaran agama Islam dari faham-faham yang sesat. dan. menyesatkan. Kesadaran akan kehidupan berjamaah, berimamah dan berimarah dalam menyebarkan syariat Islam menimbulkan semangat kelompok tadarusan ini untuk mendirikan sebuah organisasi baru dengan ciri dan karakteristik yang khas.3 Maka berdirilah Persis pada tanggal 12 September 1923 di Bandung.4 Dengan kata lain, pendirian Persis merupakan usaha sejumlah umat Islam untuk memperluas topik-topik diskusi keagamaan yang telah dilakukan secara informal. Umat Islam yang terlibat dalam diskusi-diskusi ini semuanya adalah kelas pedagang yang berasal dari Palembang yang telah lama bermukim di Bandung dan pada akhirnya menyatakan diri sebagai orang Sunda.5 Sejak awal berdirinya, Persis lebih menitikberatkan perjuangannya pada penyebaran penyiaran faham Al-Qur'an dan As-Sunah kepada masyarakat 3. Pusat Pimpinan Persatuan Islam, Sejarah Singkat Persatuan Islam (PERSIS) (Bandung: PP PERSIS, TT), hlm. 5. 4. Dadan Wildan, Yang Da’i Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan Lima Tokoh PERSIS (Bandung: Rosda Karya, 1997), hlm 7.. 5. Howard M. Federspiel, Persatuan Islam Pembahruan Islam Abad XX, terj Yudian W. Asmin, H.Afandi Mochtar ( yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), hlm15.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(20) 3. muslim dan bukan untuk memperbesar dan memperluas jumlah anggota dalam organisasi. Persis pada umumnya kurang memberikan tekanan pada kegiatan organisasinya sendiri. Persis tidak terlalu berminat untuk membentuk banyak cabang atau menambah sebanyak mungkin anggota. Pembentukan cabang tergantung pada inisiatif peminat semata dan bukan didasarkan kepada suatu rencana yang dilakukan oleh pimpinan pusat.6 Keanggotaan awal Persis kurang dari 20 orang pada tahun-tahun pertama. Aktivitas pun berkisar pada shalat Jum'at ketika anggota datang bersama-sama dan mengikuti kursus-kursus pengajaran agama yang diberikan oleh sejumlah tokoh Persis.7 Sebagai gerakan tajdid, Persis mempunyai ciri radikal apabila dibandingkan dengan organisasi lainnya. A. Hassan sebagai penggerak dan tokohnya dikenal sebagai ulama yang beraliran. reformis,. radikal. dalam. memutuskan. hukum. Islam,. dan. melaksanakannya berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunah.8 Perjalanan panjang sebuah organisasi sejak awal berdirinya hingga sekarang ini tidak terlepas dari dinamika sosio-kultural masyarakat dan perilaku politik di mana organisasi itu tumbuh dan berkembang. Persis pada periode awal di bawah pimpinan Muhammad Zamzam, Muhammad Yunus, A. Hassan, dan M. Natsir. menghadapi tantangan yang berat dalam menyebarkan ide-ide dan. pemikirannya. Di samping masyarakat yang jumud, juga menghadapi kolonial Belanda dan kemudian Jepang. Menjelang kemerdekaan, Persis mulai tertarik 6. Haris Muslim, Persis Dari Masa Ke Masa: Sebuah Refleksi Sejarah, Dalam Siapkah Persis Menjadi Mujadid Lagi? Upaya mewujudkan Wacana Persis Baru, Yusup Burhanudin (ed.) ( Bandung: Alqaprint, 2000), hlm.18. 7. Howard M.Federspiel, Persatuan Islam Pembahruan Islam Abad XX, hlm. 16.. 8. L. Stoddard, Dunia Baru Islam, hlm, 316.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(21) 4. dengan masalah-masalah politik. Menurut Persis bahwa kembali kepada Qur'an dan Sunah itu bukan hanya terbatas dalam aqidah dan ibadah, tetapi lebih luas dari pada itu, termasuk berjuang dalam politik memenangkan ideologi Islam.9 Pasca kemerdekaan, Persis melakukan reorganisasi untuk menyusun kembali sistem organisasi yang telah dibekukan oleh Jepang. Reorganisasi tahun 1948 Persis berada di bawah kepemimpinan K.H. Isa Anshary dari tahun 19481960.10 Saat itu Persis dihadapkan pada pergolakan politik yang belum stabil. Persis mengeluarkan sejumlah manifesto politik yang isinya sebagian besar menolak konsepsi Bung Karno tentang Nasakom, bahkan K.H. Isa Anshary membentuk front anti komunis yang membahayakan umat Islam.11 Pada muktamar Persis ke-7 di Bangil, berkembang wacana agar Persis diubah formatnya dari organisasi massa menjadi organisasi politik dengan nama baru "Jama'ah Muslimin". Hal itu diungkapkan oleh ketua umumnya K.H. Isa Anshary. Di pihak lain menginginkan Persis tetap eksis sebagai ormas Islam yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan. Gagasan K. H. Isa Anshary tersebut ditolak oleh K.H. E. Abdurrahman yang mendapat dukungan penuh dari pimpinan pusat pemuda Persis. Melalui pertarungan yang sangat alot, akhirnya K.H. E. Abdurrahman terpilih menjadi ketua umum Persis melalui referendum.12. 9. Isa Anshary, Manisfest Perjuangan Persatuan Islam ( Bandung: PP PERSIS, 1958), hlm.. 24. 10. Pusat Pimpinan Persatuan Islam (Persis), Sejarah Singkat, hlm.12.. 11. Dadan Wildan, Yang Da'i Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan Lima Tokoh PERSIS,. 12. Haris Muslim, Persis Dari Masa Ke Masa: Sebuah Refleksi Sejarah, hlm. 28.. hlm. 13.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(22) 5. Bergantinya. pusat. pimpinan. dan. perubahan. situasi,. rupanya. mempengaruhi pula penampilan Persis. Bila pada masa kepemimpinan K.H. Isa Anshary, Persis kental dan akrab dengan politik praktis, maka Persis ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman sepertinya acuh tak acuh dengan politik.13 Selama masa kepemimpinan K.H. E Abdurrahman dari tahun 1962-1983, Persis menunjukkan kecenderungan pada kegiatan-kegiatan sekitar tablig dan pendidikan, dari tingkat pusat hingga ke tingkat cabang. Hal ini tidak terlepas dari langkah dan kebijakan K.H. E. Abdurrahman.14 K.H. E. Abdurrahman lebih mengorientasikan Persis sebagai "organisasi agama", sebab ia mengambil pola kepemimpinan ulama, bukan polical leader. Pada masa kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman inilah Persis kembali pada garis perjuangannya, sehingga tidak salah jikalau Dadan Wildan mengatakan bahwa K.H. E. Abdurrahman sebagai penegak khittah Persis.15 Penelitian Persis pada masa periode kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman penting dilakukan, karena pada periode kepemimpinannya Persis mengalami reorientasi kembali menjadi organisasi yang memusatkan perhatian pada bidang sosial keagamaan. Di samping itu, peran K.H. E. Abdurrahman di dalam tubuh Persis sangat menentukan bagaimana orientasi dan aktivitas Persis. Hal itulah yang menarik penulis untuk melakukan penelitian tentang Persis, terutama pada masa K.H. E. Abdurrahman. 13. Persis Dalam Persfiktif Sejarahnya, “Majalah” Risalah No.13/XXVIII. Mei 1990, hlm. 18.. 14. Dadan Wildan Annas, K,H. E. Abdurrahman Dan Sejarah Pembaharuan Islam Di Indonesia, “Majalah” Risalah No.6 TH XXXV. Agustus 1997, hlm. 20. 15. Dadan Wildan, Yang Da'i Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan Lima Tokoh PERSIS, ,. hlm. 135.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(23) 6. B. Batasan Dan Rumusan Masalah Penelitian ini di fokuskan pada bagaimana corak Persis pada periode kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman. Dengan demikian penelitian ini diawali sejak Persis berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman pada tahun 1962. Dinamika yang terjadi dalam Persis ditelusuri sampai K.H. E. Abdurrahman wafat pada tahun 1983. Selama periode yang disebutkan di atas, permasalahan utama penelitian ini diarahkan kepada mencari jawaban kenapa Persis mengalami reorientasi pada masa kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman. Permasalahan itu membawa kepada penelusuran. tentang. Persis. sebagai. organisasi. pembaharu. dan. faktor. kepemimpinan di dalamnya. Selanjutnya permasalahan di atas dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana sosok K.H. E. Abdurrahman itu? 2. Bagaimana kepemimpinan Persis pada masa K.H. E. Abdurrahman? C Tujuan Dan Kegunaan Penulisan Adapun tujuan penelitian ini antara lain: 1. .Untuk mengenali sosok seperti apa K.H. E. Abdurrahman itu. 2. Untuk menganalisa kepemimpinan Persis pada masa K.H. E. Abdurrahman. Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain: 1. Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah pengetahuan dan kepustakaan tentang organisasi keislaman dan figur tokoh di Indonesia. 2. Bisa dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi dalam rangka penelitian tentang Persis dan tokoh-tokohnya.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(24) 7. 3. Bagi generasi muslim, dengan adanya penelitian tentang Persis dan tokohnya ini bisa dijadikan sebagai suri teladan bagi umat Islam. D. Tinjauan Pustaka Berkenaan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu mengenai organisasi Persis sudah banyak ditulis. Akan tetapi selama penelusuran penulis di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, penelitian yang secara khusus membahas Persis ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E Abdurrahman belum penulis temui. Ada pun karya-karya terdahulu yang ada hubungannya dengan topik yang penulis angkat antara lain: Persatuan Islam: pembaharuan Islam Abad XX yang ditulis oleh Howard M. Federspiel (Yogyakarta:Gajah Mada University Press.1996). Buku ini menguraikan perjalanan panjang Persis mulai dari sebelum perang dunia ke-II sampai. kiprahnya dalam. politik pada masa konstitusional. Federspiel. memaparkan ide-ide Persis, baik yang berkenaan dengan agama maupun politik dan pandangan mengenai Ahmadiyah, kaum Ba'alwi serta agama Kristen. Buku ini juga menjabarkan kondisi dan aktivitas yang terbatas pada masa pendudukan Jepang sampai. pembekuan oleh Jepang. Pergolakan politik dan ideologi. Nasional pada masa demokrasi terpimpin dijelaskan bagaimana Persis menentang ide Nasakom. Buku yang ditulis oleh Dadan Wildan yang berjudul Yang Da'i Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan Limaa Tokoh Persis (yang diterbitkan oleh Rosda karya: Bandung pada tahun 1997). Di dalamnya dijelaskan tentang sejarah berdirinya Persis, aktivitas, dan dinamika organisasi Persis. Dalam buku ini pula. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(25) 8. dipaparkan riwayat hidup dan peran lima tokoh Persis yang sangat berpengaruh dan pernah menjabat sebagai ketua umum. Skripsi karya Dudung Abdurhman mahasiswa fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga tahun 1988 yang berjudul “persatuan Islam gerakan dan pemikirannya di Indonesia tahun 1923-1958”. Di dalam skripsi ini dibahas gerakan Persis dan pemikiran yang berkembang tentang masalah agama dan politik, serta dampaknya terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Pemikiran yang ditinjau saat Persis berada di bawah kepemimpinan A .Hassan, M. Natsir dan Isa Anshary. Skripsi karya Abdurahman yang berjudul “Persatuan Islam Dalam Kepemimpinan K.H. Isa Anshary (1948-1960)”, Menjelaskan bagaimana Persis ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. Isa Anshary. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bagaimana sikap Persis menentang kebijakan Soekarno tentang NASAKOM, juga dijelaskan peran-peran K.H. Isa Anshary. Adapun skripsi ini lebih difokuskan pada penelitian tentang Persis ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman mulai dari tahun 1962 sampai tahun 1983. E. Landasan Teori Untuk menelusuri beberapa hal yang terkait erat dengan tokoh seperti riwayat. pendidikan,. pengaruh,. sebuah. pemikiran,. serta. situasi. yang. mempengaruhinya, maka dalam penelitian ini digunakan pendekatan biografis. Pendekatan biografis adalah suatu pendekatan yang diarahkan kepada perkembangan cara berpikir dan faktor-faktor yang mempengaruhi seorang tokoh. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(26) 9. ataupun pengaruh yang disebabkan oleh tokoh tersebut.16 Pendekatan biografis berfungsi untuk memahami dan mendalami kepribadian seseorang dituntut pengetahuan latar belakang lingkungan sosial kultural di mana tokoh tersebut dibesarkan, bagaimana proses pendidikan formal dan informal yang dialami, watak-watak orang yang ada di sekitarnya. 17 Adapun tujuan dari pendekatan biografis adalah untuk memberikan pengertian tentang subjek dan berusaha menetapkan dan menjelaskan dengan teliti kenyataan-kenyataan hidup dari subjek yang diteliti, pengaruh-pengaruh yang diterima subjek itu dalam masa formatif kehidupannya, sifat dan watak subjek, serta nilai subjek itu terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.18 Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kepribadian, riwayat hidup, dan perkembangan pemikiran K.H. E. Abdurrahman secara komprehensif dan semaksimal mungkin objektif. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman dalam organisasi Persis, dari mulai ia menjabat sebagai ketua umum, kebijakan yang dijalankan, serta sumbangan pemikiran-pemikirannya bagi Persis. Untuk menganalisis bagaimana kepemimpinan yang dijalankan K.H. E. Abdurrahman, penulis menggunakan teori yang di kemukakan oleh Max Weber. 16. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode (Bandung: Tarsito, 1985), hlm.133. 17. Sartono kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm.77. 18. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode , hlm. 137.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(27) 10. yang membagi tiga jenis kepemimpinan menurut otoritasnya, yaitu otoritas legal rasional, otoritas tradisional, dan otoritas kharismatik.19 Kepemimpinan legal rasional tersebut didasarkan kepercayaan atas “legalitas”, pola-pola aturan normatif dan hak bagi mereka yang diangkat menjadi pemimpin. Pemimpin tersebut mempunyai hak memerintah orang lain sesuai dengan aturan yang ditetapkan (otoritas tinggi). Dengan kata lain, kepemimpinan ini dimiliki oleh seoseorang berdasarkan kekuasaan (jabatan), serta kemampuan yang dimiliki. Kepemimpinan tradisonal adalah kepemimpinan yang berdasarkan keturunan atau secara turun temurun (pewarisan), sehingga seseorang itu bisa menjadi seorang pemimpin jika ia keturunan dari seorang pemimpin juga. Misalnya raja, seseorang bisa jadi raja apabila ia keturunan raja tanpa menghiraukan apakah ia mempunyai kemampuan atau tidak. Dengan demikian, kepemimpinan tradisional ini lebih mementingkan faktor keturunan daripada kemampuan seseorang yang akan dipilih menjadi pemimpin. Dari tiga teori yang di kemukakan oleh Max Weber tersebut, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemimpinan Kharismatik. Kepemimpinan kharismatik. adalah kepemimpinan berdasarkan ketaatan terhadap kesucian (kewibawaan) yang sifatnya khusus dan luar biasa, heroism atau sifat yang patut untuk diteladani dari seseorang, sehingga tipe ini lebih berfokus pada kharisma yang ada pada diri seseorang, dan hal tersebut merupakan anugerah dari yang Maha Kuasa.20 19. Max Weber, The History of Social And Ekonomic Organization, Transleted By A.M Henderson and Talcott Parson (London: The Free Pess, 1964), hlm.328. 20. Ibid, hlm, 328.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(28) 11. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang menggambarkan bahwa K.H. E. Abdurrahman merupakan pemimpin yang kharismatik. Ia tampil sebagai ulama yang rendah hati, berwibawa, berwawasan luas, dan dengan gaya kepemimpinan yang luwes telah membawa Persis pada garis perjuangan yang berbeda. Dengan menggunakan pendekatan persuasif edukatif, tanpa kesan keras namun tetap teguh dalam prinsip-prinsip berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah. Ia dikenal sebagai ulama besar, ahli hukum yang tawadlu yang tidak ingin disanjung sehingga tidak banyak dikenal umum.21 K.H. E. Abdurrahman menunjukkan orang yang sehat, bersih, dan selalu rapi dalam berpakaian, apalagi kalau hendak mengajar di pesantren. dia selalu tampil mengenakan celana. panjang, berjas dan berdasi. Hal tersebut dilakukan bukan untuk disanjung, tetapi untuk menghilangkan kesan bahwa pakaian para ustad di pesantren selalu kotor, kumal, dan jorok.22 F. Metode Penelitian Penelitian dan pembahasan skripsi ini menggunakan metode sejarah, yakni di dalam pengkajian terhadap masalah-masalah yang di tetapkan selalu berdasarkan perspektif masa lampau dari objek yang diteliti.. 23. Adapun langkah-. langkah yang ditempuh dalam metode ini adalah sebagai berikut: Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi.24. 21. Dadan Wildan, Yang Da’I Yang Politikus hayat dan perjuangan Lima Tokoh Persis, hlm.. 122. 22. Ibid. hlm 123. 23. Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj Nugroho Notosusanto ( Jakarta: UI Press 1985). 24. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah ( Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995), hlm. 94-105.. hlm, 19.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(29) 12. Keempat langkah dalam penelitian tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut: 1. Heuristik Pada langkah ini penulis mengumpulkan dan menggali sumbersumber sejarah yang berkaitan erat dengan Persis pada masa K.H. E Abdurrahman. Mengingat penelitian ini adalah penelitian literel, maka sumber-sumber yang digunakan adalah sumber-sumber tertulis, seperti bukubuku, artikel, majalah, ensiklopedi yang penulis dapatkan. Penulis juga mengambil beberapa sumber dari internet. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan keluarga K.H. E. Abdurrahman ataupun dengan orangorang yang mengetahui sosok K.H. E. Abdurrahman Mengingat rentang waktu yang cukup jauh (tahun 1962-1983, sekarang tahun 2007), penulis mengalami kesulitan untuk mendapatkan sumber primer. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber sekunder. 2. Verifikasi Setelah sumber sekunder terkumpul penulis melakukan kritik terhadap sumber-sumber tersebut. Untuk menguji keabsahan tentang keaslian sumber (otentisitas) dilakukan dengan melalui kritik ekstern, sedangkan untuk keabsahan mengenai kesahihan sumber (kredibilitas) dilakukan melalui kritik intern.25 Kritik ekstern dilakukan dengan menguji bagian-bagian fisik dari sumber tersebut dari segi penampilan luarnya, dan kritik intern dilakukan. 25. Ibid, hlm. 101.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(30) 13. dengan cara membandingkan sumber yang satu dengan sumber yang lain (isi sumber). Berkaitan dengan sumber-sumber yang diperoleh maka dalam hal ini penulis menggunakan kritik intern untuk memperoleh sumber yang kredibel. 3. Interpretasi (penafsiran) Interpretasi sejarah sering disebut dengan analisis sejarah, dalam interpretasi tersebut ada dua cara, yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan, sedangkan sintesis berarti menyatukan. Dengan demikian analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Tahap ini merupakan proses penafsiran terhadap data atau fakta yang dapat dikumpulkan, setelah lolos dari seleksi (kritik) sumber. Pada tahap ini juga terkait dengan proses penelitian serta pembahasan, yaitu menganalisa segala peristiwa yang sesuai dengan pokok permasalahan dan kemudian menyimpulkan (sintesa) terhadap fakta-fakta yang didapatkan, sehingga memperoleh penjelasan tentang masalah-masalah sejarah yang diteliti itu. 4. Historiografi Historiografi adalah fase terakhir dalam metode penelitian. yang. merupakan pemaparan atau penulisan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dalam penyusunan historiografi ini selalu memperhatikan aspek kronologis.26 Dalam langkah terakhir ini, penulis memaparkan hasil penelitian yang telah diadakan yaitu mengenai Persis pada masa K.H. E.. 26. Ibid, hlm. 67-93. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(31) 14. Abdurrahman dengan cara menghubungkan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain yang ada kaitannya dengan K.H. E Abdurrahman dan PERSIS, sehingga dari hal itu pemaparan hasil penelitian ini akan menjadi sebuah rangkaian yang berarti. G. Sistematika Pembahasan Penyajian penelitian ini mencakup lima bab. Bab pertama merupakan pendahuluan, di dalamnya diuraikan beberapa pasal pembahasan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua membahas tentang biografi K.H. E. Abdurrahman, yang meliputi latar belakang keluarga, pendidikan, keulamaan, dan kecendikiawanan K.H. E Abdurrahman dan karya-karyanya. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang sosok K.H. E. Abdurrahman. Bab ketiga merupakan inti dari penelitian ini, dalam pembahasan ini dijelaskan tentang Persis ketika berada di bawah kepemimpinan. K.H. E.. Abdurrahman, baik dalam bidang politik, organisasi, dan fokus gerakan Persis. Pembahasan ini dimaksudkan untuk menggambarkan Persis ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman. Bab keempat merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Bab ini berisi kesimpulan, dan juga saran-saran.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(32) BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. K.H. E. Abdurrahman lahir di Kampung Pasarean, Desa Bojong Herang Kabupaten Cianjur pada tanggal 12 Juni 1912. Di samping suka mengajar mengaji, ayahnya juga bekerja sebagai tukang jahit, sedangkan ibunya adalah gadis Desa keturunan petani. Disebabkan kehidupan yang sederhana inilah, semangat hidup memacu ia untuk berdiri sendiri. Pada usia 7-8 tahun, E. Abdurrahman meniti jenjang pendidikan dengan memasuki Madrasah Nahdlatul Ulama Al-Ianah Cianjur pada tahun 19191926. Kendati hanya berpendidikan tamatan Madrasah, ia senantiasa berupaya untuk meluaskan ilmu dan wawasannya, khususnya di bidang keagamaan Sosok K.H. E. Abdurrahman merupakan orang yang sehat, bersih, selalu rapi dalam berpakaian. Ia selalu memakai celana panjang, jas, dan berdasi. Hal tersebut dilakukan bukan untuk menyombongkan diri, melainkan ingin mengangkat. citra. pesantren. yang. selalu. dianggap. kotor.. Dengan. berpenampilan seperti itu dan disertai ketegasan sikap membuat ia memiliki wibawa yang tinggi. K.H. E. Abdurrahman adalah sosok ulama yang tekun dalam mendidik dan berdakwah. Ia memiliki keahlian dalam bidang agama seperti theologi, syari’ah, hadits, fiqih, dan ushul fiqih, dan bahasa. Ia termasuk ulama yang tidak mengenal kompromi terhadap ajaran-ajaran yang tidak ada sumbernya. 73. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(33) 74. dari Al-Qur’an dan As-Sunah. Ia merupakan sosok ulama yang rendah hati, berwibawa, berwawasan luas. 2. a. Orientasi politik PERSIS ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman ternyata lebih memilih untuk bersikap netral, tidak mendukung atau ikut berpartisipasi dalam partai politik manapun. Alasan PERSIS tidak terjun ke dalam dunia politik praktis karena keadaan politik waktu itu dan juga kondisi intern PERSIS. Politik PERSIS pada saat itu lebih tepat disebut dengan High politik, yakni gerakan politik tingkat tinggi yang mengusung politik universal yang tidak mengenal batas-batas partai, Negara, geografis, dan lain-lain. Latar belakang K.H. E Abdurrahman melakukan high politik dikarenakan pada waktu itu organisasi politik Islam seperti Masyumi, PSII, NU, dan PERTI masih ada. Karena itu untuk apa menambah keikutsertaan PERSIS dalam dunia politik praktis. Oleh karena itu khittah perjuangan PERSIS mengambil celah sebagai organisasi Islam yang bergerak dalam bidang pendidikan dan dakwah kemasyarakatan. b. Orientasi organisasi PERSIS ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman adalah menjadikan PERSIS sebagai organisasi kader dengan cara melakukan pembenahan dan pembinaan kader-kader baru PERSIS yang berkualitas tinggi, hal tersebut dikarenakan PERSIS pada waktu itu lebih mendahulukan kualitas dari pada kuantitas, tidak mementingkan jumlah anggota, akan tetapi lebih mengutamakan pengaruh pemikiran. c. Adapun yang menjadi fokus gerakan PERSIS pada masa K.H. E. Abdurrahman adalah lebih mengkhususkan diri pada bidang pendidikan dan. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(34) 75. dakwah, alasannya karena secara historis PERSIS lahir dari sebuah kelompok studi keagamaan. Oleh karenanya, PERSIS lebih tampak sebagai organisasi pendidikan dan dakwah dari pada organisasi politik. Hal tersebut sesuai dengan khittah perjuangan PERSIS yang mengamanatkan bahwa PERSIS adalah. organisasi. Islam. yang. bergerak. pendidikan,. dakwah,. dan. kemasyarakatan dengan tujuan menegakkan Al-Qur’an dan As-Sunah. Itulah yang menjadi sifat asli dari PERSIS. B. Saran-saran 1. Kepada para sejarawan dan tokoh politik sekarang hendaklah tidak melupakan sejarah tokoh-tokoh besar dan negarawan masa lalu, karena dari mereka kita mendapat pelajaran dan contoh-contoh ide cemerlang mereka dalam menciptakan dan mewujudkan sebuah negara yang berjaya dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral ajaran Islam. 2. Tokoh pimpinan seperti K.H. E. Abdurrahman dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya sangat tepat bila dijadikan teladan bagi para pemuda penerus perjuangan PERSIS. Keteladanan darinya dapat diambil melalui sikapnya yang tegas, ketangguhan hatinya dalam memegang prinsip dan tingkah laku kesehariannya dalam berhubungan dengan manusia. 3. Kepada pimpinan pusat PERSIS supaya lebih memperhatikan arsip-arsip dan dokumen-dokumen penting sebagai gambaran sejarah PERSIS bagi generasi muda untuk mengembangkan PERSIS juga guna memperlancar para peneliti lainnya yang hendak meneliti tentang PERSIS.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(35) DAFTAR PUSTAKA A. Kelompok Buku Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.. Ajip Rasidi. M. Nasir; Sebuah Biografi. Jakarta: Giri Mukti Pasaka, 1990. Akmal. Burhanuddin. Muhammad Abduh Dan Pengaruhnya Terhadap Jamm’iyyah Persatuan Islam. Bandung: Al-qaprint Bekerjasama dengan lembaga penerbit FOSPI, 2000.. Boland Bernard. Jhon, Pergumulan Islam Di Indonesia 1945-1947. Jakarta: Grafiti Pers, 1985. Dadan Wildan. Sejarah Perjuangan Persis 1923-1983. Bandung: Gema Syahida, 1995. ______Yang Da’I Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan lima Tokoh Persis. Bandung: Rosda Karya, 1997. ______Pasang Surut Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia Potret Perjalanan Sejarah Persatuan Islam. Bandung: Persis Press, 2000. Deliar Noer. Partai Islam Di Pentas Nasional 1945-1946. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1987. Departeman Agama. Al-Qura’an Dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra, 1989. Dimyati Mahmud. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: DEPDIKBUD, 1989.. ______Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1985. Dudung Abdul Rahman. Metodologi Dakwah Persis, dalam Endang Sirodjudin Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. Bandung: Granada, 2005. Dudung Abdurrahman, Persatuan Islam Gerakan Dan Pemikirannya Di Indonesia 1923-1958. Skripsi. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga., 1988. E. Koswara. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco, 1991.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(36) Endang Saifudin Anshary. Pak Nasir 80 Tahun, cet ke II. Jakarta: Media Dakwah, 1988. Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 13. Jakarta: PT. Cipta Adi Pusaka, 1989. Federspiel. M. Howard. Persatuan Islam Pembaharuan Islam Abad XX, ter. Yudian W. Asmin, H. Afandi Muchtar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1985. _______ Labirin Ideologi Muslim: Pencarian Dan Pergulatan PERSIS Di Era Kemunculan Negara Islam (1923-1957). Jakarta: Serambi, 2004. Gottschalk Louis. Mengerti Sejarah. Terj. Nugroho. Jakarta: UII Press. 1985. Hadari Nawawi. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: UGM Press. 1993. Haris Muslim. Persis Dari Masa Ke Masa: Sebuah Refleksi Sejarah, Dalam Siapkah Persis Menjadi Mujaddid Lagi?. Upaya Mewujudkan Wacana Baru, Yusup Burhanudin(ed). Bandung: Alqaprint, 2000. Ihsan Setiadi latief. Pencarian Identitas Generasi Muda Persis: Sebuah Otokritik Terhadap Jam’iyyah Persis. dalam Endang Sirodjudin Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. Bandung: Granada, 2005. Isa Anshary. Manisfet Perjuangan Persatuan Islam. Bandung: PP Persis, 1958.. Johan Boland Bernard. Pergumulan Islam Di Indonesia 1945-1947. Jakarta: Grafiti Pers, 1985. K.H. A. Latief Muchtar. Gerakan Kembali Ke Islam Warisan Terakhir A. Latief Muchtar. Bandung: Rosda Karya, 1998. K.H. E Abdurrahman. Perbandingan Madzhab-Madzhab. Bandung: Sinar Baru, 1986. _______ Istifta; Tanya Jawab Masalah Agama. Bandung. 1991. _______ Recik-Recik Dakwah. Bandung: Sinar Baru, 1993.. _______ Renungan Tarikh. Bandung: Sinar Baru, 1993.. _______ Risalah Wanita . Bandung: Sinar Baru, 1987.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(37) Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995. Muhammad Nasir. Capita Selecta, jilid II. Jakarta: Pustaka Pendis, 1958. Pepen Irfan Fauzan. Membedah Paradigma Politik PERSIS, dalam Endang Sirodjudin Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda PERSIS. Bandung: Granada, 2005. Pimpinan Pusat Persatuan Islam. Sejarah Singkat Persatuan Islam (PERSIS). Bandung: PP Persis, TT. _______ Tafsir Qonun Asasi Dan Qonun Dakhili. Bandung PP PERSIS. ________Qonun Asasi Persatuan Islam. Bandung: PP Persis, 1957. Sartono Kartodirjo. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Mtodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia, 1992. SD. Subhan. Ulama-Ulama oposan. Bandung:Pustaka Hidayah., 2000. Stoddar L. Dunia Baru Islam. Jakarta: Panitia Penerbit, 1996. Sudirman Tebba. Islam Orde Baru. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993. Syafiq A. Mughni. Hasan Bandung Pemikir Islam Radikal.cet II. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1994. Thohir luth, DR. M. Natsir; Dakwah Dan Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani Pres, 1999. Tholib Bontoro. Dakwah Parlemen: Sebuah Alternatif, dalam Endang Sirodjudin Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda PERSIS. Bandung: Granada, 2005. Tiar Anwar Bahtiar. Pendidikan Persis Mau Dibawa ke Mana. . dalam Endang Sirodjudin Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. Bandung: Granada, 2005. Winarno Surakhmad. Pengantar Penelitian Dasar Metode Tekhnik. Bandung: Tarsito, 1985. Weber Max, The History Of Social And Ekonomic Organization, Transleted By AM. Henderson And Talcot. London: The Free Press. 1964.. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(38) B. Kelompok Majalah Al-Muhtar, Pelanjut A. Hassan Bandung Pulang Ke Rahmatullah, Panji Masyarakat No. 397 Th XXIV Juni 1983. Dadan Wildan. K.H.E Abdurrahman Dan Sejarah Pembaharuan Islam Di Indonesia. Majalah Risalah No.6 Th XXXV. Agustus 1997. _______Dari Muktamar Ke Muktamar. Majalah Risalah No.7 Th. XXXIII September, 1995. Dari Daerah Ke Daerah, Majalah Risalah, Mei 1963 Dari Daerah Ke Daerah, Risalah, April,1964. Majalah Dunia Madrasah, tahun I No. 8 April 1955. Tjdid. Volume 7(tujuh) Tahun I. 1417 H/1996 M. C. Internet Admin, KH. Endang Abdurrahman Sang Reformis Persis. Dikutip Darii www.Persis.or.id. 25 September 2006. Yus, K.H. Endang Abdurrahman Meneguhkan Peran Persis, Dikutip WWW.republika.co.id. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari.

(39) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(40) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(41) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(42) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(43) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(44) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(45) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(46) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(47) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(48) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(49) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(50) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(51) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(52) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(53) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(54) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(55) © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(56) CURRICULUM VITAE Nama. : Nanang Sutisna. Tempat Tgl Lahir. : Garut, 4 Mei 1982. Alamat Rumah. : Jl. Baros 381 Kp. Panyawungan Rt 02 Rw 04 Desa Sirnasari Samarang Garut Jawa Barat 44161. Alamat Yogyakarta: Sapen GK/I 523 Demangan Orang Tua Ayah : Bpk. Asun Suherman Ibu. : Ibu. Aneng. Pekerjaan. : Pensiunan PNS. Agama. : Islam. Riwayat Pendidikan : Formal: 1. SDN Ciguna Samarang Garut Jawa Barat lulus tahun 1994 2. MTS Pesantren Persatuan Islam N0. 76 Tarogong Garut Jawa Barat lulus tahun 1998 3. Madrasah Aliah Pesantren Persatuan Islam N0. 76 Tarogong Garut Jawa Barat lulus tahun 2001 4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Adab Jurusan Sejarah Peradaban Islam masuk tahun 2001. © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(57)

Referensi

Dokumen terkait